PREVIOUS~

.

Sehun agak cemas dengan perubahan Luhan. Bukannya dia peduli, cuma dia heran saja Luhan selalu telat pulang sampai 2 jam dari sekolah. Luhan yang biasanya berdiam diri dirumah dan menyirami bunga ditaman pada hari minggu, tapi kini dia malah seperti punya jadwal sendiri dihari itu, dia sudah tak ada lagi dirumah dari jam 11 pagi sampai jam 4 sore atau dari jam 2 siang sampai jam 9 malam. Bagi Sehun, Luhan sudah terlihat bandel sekarang. Apa mungkin karena Sehun benar-benar mengabaikannya?

Contohnya hari ini, Sehun sudah dibuat Luhan mondar mandir selama 1 jam lebih menunggu kepulangannya. Sekali lagi bukan dia peduli, hanya saja dia takut dimarah ibunya jika menjadikan anak angkatnya itu anak yang bandel. Oh, sebenarnya tidak juga sih, ada sedikit rasa khawatir dihatinya jika Luhan terus pulang telat dari sekolah seperti ini, apalagi waktu tadi dia sempat menelpon ahjussi, dia mengatakan kalau Luhan sedang berbicara dikafe dengan pria. Sebenarnya Sehun menyimpan nomor ponsel Luhan tapi dia gengsi sekali untuk sekedar mengirim pesan atau menelpon Luhan, sungguh itu menjatuhkan image nya yang menentang keras keberadaan Luhan dirumah mereka.

Bicara tentang pria yang dikatakan oleh ahjussi supir Luhan, sungguh, Sehun agak penasaran dengan pria itu. Pria macam apa yang membuat Luhan menjadi senang jarang berbuat keributan dirumah, membuat Luhan jadi senang berlama-lama berada diluar rumah.

Drtttt…ddrrrttt…drrtt…

Ponsel Sehun bergetar. Dia merogoh saku celana sebelah kanan dan mengecek ponselnya. Pesan masuk dari Kim Kai.

Kau dimana? dan, aku melihat Luhan bersama seorang Pria di Dragon Cafe dekat taman Sungai Han.

Begitu isi pesannya. Sehun berdecak kesal dan mengetik cepat pesan balas untuk Kai itu,

Kau pikir apa peduliku?!

Sedetik kemudian dia menekan tombol kirim dengan kasar.

"Apa-apan Kai itu?! Memangnya apa urusan ku jika dia bersamaseseorang?" Sehun marah-marah sendiri sambil menatap ponselnya.

Drttt….drttt…drrrttt…

Tak sampai 2 menit, ponselnya kembali bergetar. Lagi-lagi dari Kai.

Pria itu sangat tampan jika kau ingin tau

Begitulah kalimat yang dibaca Sehun dari pesan Kai.

"Terserah mau bagaimana kerennya namja itu. Sumpah demi apapun aku tak peduli. Terserah padamu sajalah Luhan, mau pulang jam berapa saja ! Aku tak peduli ! Dia gay! Dia menjijikkan!" Sehun menghentakkan kakinya melangkah menuju kekamarnya. Gebrakan keras terdengar ketika dia menghantam daun pintu kamarnya. Jelas sekali masih tergurat rasa khawatir diwajah Sehun tapi dia mencoba untuk melawan rasa itu. Sungguh, dia ingin sekali tak peduli dengan anak angkat Ibunya itu.

.

.

.

.

.

.

dyachan02 Present new story

.

HOW CAN I LOVE U ?

Cast : Oh Sehun & Xi Luhan

Rate : T-M

Genre : Romance, Brothership

NOTE: REMAKE dari ff TO YOU WITH MY WHOLE HEARTED By CCATURY

.

Warning!

YAOI!

Don't Like? Don't Read!

HUNHAN AREA

.

*SUMARRY*

Kau membenciku, aku menghargaimu. Kau mencintaiku, maafkan aku tak bisa membalasmu. Kau meninggalkanku, terimakasih pernah menjadikanku orang istimewa dihatimu. Tunggu aku sampai aku memiliki perasaan padamu. Aku pergi. [HUNHAN/Incest/Yaoi/DLDR!]

.

.

.

.

.

.

12.30 PM. Ini pertama kalinya Luhan pulang terlalu larut. Bahkan dia tidak bersama supirnya. Luhan menyuruh supirnya untuk tidak menunggunya dan pulang kerumah tadi setelah mengantarnya ke kafe milik Kris. Kris mengajaknya menonton di bioksop tadi makanya di pulang kemalaman. Kris juga yang mengantarkannya pulang.

"Ini rumahmu?" Tanya Kris ok begitu sampai didepan gerbang rumah Luhan.

"Ya, Apa hyung mau masuk dulu? Sepertinya Sehun hyung tak ada. Dia pasti sudah keluar rumah dari jam 10 tadi." Ujar Luhan.

"Sudah terlalu larut untuk bertamu. hyung langsung kembali saja, kapan-kapan pasti hyung masuk. Cepatlah masuk. Bukannya besok kau harus bangun pagi…." Kris menolak dengan halus.

Luhan tersenyum dengan manisnya, "Terimakasih untuk malam ini hyung…." Ucap Luhan.

"Berterimakasih untuk apa? Kau ini…" Kris tertawa kecil dan mengacak rambut Luhan yang juga ikut tertawa.

"Baik, kalau begitu aku masuk dulu ya hyung, annyeong.." Luhan melambaikan tangannya dan berjalan memasuki rumahnya.

.

.

.

HOW CAN I LOVE U

.

.

.

Luhan menaiki tangga lantai 2 menuju kamarnya, ia menemukan Sehun sedang duduk dengan kaki kanan dilipat diatas kaki kiri, dia sudah memakai piyama berwarna abu- abu dan sepertinya dia sedang asyik mengotak-atik ponselnya.

Luhan mengerut dahinya, tumben sekali Sehun tidak keluar rumah malam ini.

"hyung tidak keluar malam ini?" Tanyanya. Sehun menatap Luhan tajam berhenti memainkan ponselnya.

"Syukurlah, malam ini tak perlu melihat hyung yang pulang dalam keadaan mabuk" Luhan tersenyum.

Sehun masih tetap menatap tajam Luhan yang tersenyum itu. Apa Luhan tak tau bagaimana keadaan hati Sehun saat ini. Pastinya dia sangat marah besar. Ini kedua kalinya Luhan membuatnya cemas sampai ia tak keluar rumah dan menunggu seperti orang bodoh, sedang orang yang dicemaskan tampak baik-baik saja.

"YA ! KAU PIKIR KAU SIAPA?! HAH?! KAU MEMBUATKU SEPERTI ORANG BODOH ! MENCEMASKAN SESUATU YANG BAHKAN TAK PERLU KUCEMASKAN !"

"A…aku…aku~"

Belum sempat Luhan berkata-kata, Sehun sudah meninggalkannya. Sehun menghantam keras daun pintu kamarnya. Sungguh, dia kesal sekali. Seharusnya dia keluar rumah dari jam 10 tadi dan bersenang-senang bersama teman- temannya, bukan malah menunggui—sampai menahan rasa kantuk—anak angkat ibunya yang baru saja diantar oleh seorang pria yang tidak ia kenal.

.

Luhan melangkah lemas memasuki kamarnya. Dia benar-benar merasa bersalah membuat kakak angkatnya sebegitu marahnya. Dia benar-benar merasa bersalah membuat kakak angkatnya mencemaskannya. Dia benar-benar merasa bersalah membuat kakak angkatnya menunggunya sampai larut malam.

Setelah ini, mungkin kakak angkatnya itu semakin membencinya.

.

.

.

HOW CAN I LOVE U

.

.

.

Cicitan burung yang mampir dipohon kesemek diperkarangan rumah Luhan sukses membuat Luhan terbangun dari tidurnya. Luhan mengerdipkan kedua matanya, dia menguap kecil menetralisir kesadarannya dan sedetik kemudian dia bangkit dari ranjang dan menggapai jendela kamarnya lalu membukanya. Embun pagi tak hanya membasahi daun bunga teluki yang tumbuh di pot besar yang bersandang dipinggir balkon kamar Luhan, bahkan embun membasahi pinggiran lantai balkonnya. Luhan menghidup udara segar pagi hari, menikmati cahaya matahari yang menyinari sebagian tubuhnya. Sedetik kemudian Luhan mengintip balkon kamar sebelah.

Apa orangnya belum bangun?

Luhan menggigit bibir bawahnya mengingat kembali kejadian tadi malam. Sebenarnya ada beberapa yang membuatnya senang. Pertama, karena kakaknya tak keluar rumah tadi malam. Kemudian lagi dia agak senang melihat kakaknya tampak mengkhawatirkannya yang pulang terlambat. Tapi itu dikhawatirkan oleh kakaknya itu ternyata adalah masalah besar hingga ia harus mendapat tatapan tajam dan bentakan hebat dari mulut Sehun.

Luhan menghela nafasnya, tak berani lagi mengingat kejadian semalam. Otaknya kita tengah berpikir bagaimana cara meminta maaf pada kakak angkatnya itu.

.

.

.

HOW CAN I LOVE U

.

.

.

Ini minggu pagi, setelah menyelesaikan sarapan paginya, cepat-cepat Luhan menyambar handbagnya dan ngajak ahjussi supirnya mengantarnya ke kafe didekat Sungai Han. Dia ingin cepat-cepat bercerita kejadian semalam dan minta solusi pada pemilik kafe itu.

Hanya kira-kira 20 menit perjalanan, mereka sudah sampai diparkiran kafe yang dimaksud. DRAGON CAFE.

Luhan melangkahkan kakinya memasuki kafe yang sedang sibuk dibersihkan oleh pada pelayan disana. Ini masih jam 9 PM. Kafe baru saja buka sekitar 10 menit yang lalu. Luhan menjadi pelanggan pertama yang masuk kedalamnya pagi ini.

"Noona, Apa Kris hyung ada?" Tanya pada kasir kafe.

"Sajangnimbaru saja datang beberapa menit yang lalu. Temui saja diruangannya Lu," kasir itu tersenyum dan menunjukkan lorong arah menuju ruangan Kris—Luhan sudah paham lorong itu.

"emm, Nonna tolong buatkan crazy choco ya. Bawakan keruangan hyung nanti"

Penjaga kasir itu tersenyum menanggapi permintaan Luhan. Untung beberapa orang yang bekerja dikafe ini sudah kenal dengan Luhan dan tau kalau dia dekat dengan bos mereka hingga mereka tak kewalahan atau mengeluh meladeni Luhan.

Luhan kemudian melangkah melewati lorong pendek menuju ruangan Kris. Potret-potret pelanggan yang sedang menikmati sajian kafe nya terpajang disepanjang lorong itu. Selalu setiap melewati lorong itu Luhan terhenti sebentar mengamati hasil jepretan Kris itu. Iya, Kris mempunyai hobi lain seperti memotret pelanggan-pelanggan yang datang di kafenya.

.

.

"hyung?!" Seru Luhan begitu membuka pintu ruangan Kris.

Kris tak langsung menjawab sapaan itu ketika sadar siapa yang datang. Dia malah melirik jam dindingnya kemudian melirik lagi Luhan yang berjalan kearahnya, tumben dia datang sepagi ini, biasanya dihari minggu jam 11 dia baru mengirim pesan bilang akan datang atau sedang dalam perjalanan menuju ketempatnya.

"Kenapaa? Tak suka aku datang?" Luhan menggembungkan pipinya. Itu imut sekali. Kris tersenyum.

"Kenapa tak memberi tahu jika mau datang sepagi ini?" Tanya Kris.

Luhan langsung duduk disofa ruangan Kris. Dia meletakkan nya disofa itu.

Tok…tok…tok..

Pintu ruangan Kris diketuk, sedetik kemudian pelayan dengan seragam abu-abu masuk membawa secangkir espresso dan crazy choco. Dia meletakkannya diatas meja dan kemudian dia keluar dari ruangan Kris setelah tersenyum sesaat pada Luhan yang duduk disofa didepan meja itu.

"Ada masalah dengan Sehun lagi?" Kris mengambil posisi duduk didepan Luhan.

"hyung marah besar semalam" Luhan meneguk crazy choconya. Kris menatapnya.

"Kenapa dia marah?" Tanya Kris, dia mengambil espresso dimeja didepannya lalu menyeruputnya.

"Aku pulang terlalu larut semalam" jawab Luhan.

Sedikit terkejut Kris mendengar itu, tapi sedetik kemudian ia tersenyum. Ia yakin Sehun khawatir dengan adik angkatnya ini semalam. Sejak awal prediksi Kris benar, Sehun tak mungkin tak peduli dengan adik angkatnya, hanya saja dia malu mengekpresikan kekhawatirannya pada Luhan, apalagi Luhan pernah bilang dia menolak keberadaan Luhan dirumah itu.

"Kurasa hyungakan semakin membenciku" Luhan menghela nafasnya lemah. Kris tersenyum menatap Luhan. Sebenarnya ia benci melihat Luhan sedih seperti ini, tapi ada kelucuan tersendiri yang muncul dari Luhan ketika raut mukanya seperti ini.

"hyung, kenapa menertawaiku? Aku sedang galau !" Seru Luhan melihat Kris yang menertawainya.

Kris mengontrol tawanya, "bagian mana yang kau galau kan? Seharusnya kau senang hyungmu khawatir" jawab Kris.

"Sehun hyung berteriak padaku semalam. Dia bilang dia tampak bodoh mencemaskan orang yang tak perlu ia cemaskan. Bagaimana ini? Bagaimana caraku untuk meminta maaf?"

Kris menyeruput espressonya. Dia tampak berpikir bagaimana solusi untuk masalah kali ini. Sebenarnya lucu juga, Sehun yang meneriaki Luhan dengan kasar, namun Luhan yang kebingungan untuk minta maaf. Mungkin karena Luhan merasa bersalah membuat Sehun khawatir padanya.

"Sebaiknya biarkan dulu saja dia tenang. Nanti jika dia sudah mulai mau mengajakmu bicara lagi, barulah kau minta maaf padanya. Lagi menurut hyung, ini bukan masalah besar. Wajar jika seorang kakak mengkhawatirkan adiknya. hyung rasa dia tidak membencimu, bahkan mungkin rasa sayang sudah tertanam dihatinya untukmu" nasehat Kris.

"Begitukah? Sehun hyung menyayangiku" bibir Luhan melengkung sempurna kearah Kris, agaknya dia senang dengan ujaran Kris barusan.

Kris mengangguk mantap memberi keyakinan dihati Luhan. Sebenarnya memang seharusnya tak ada alasan untuk Sehun membenci Luhan, bagi Kris, Luhan adalah sosok moodmaker yang membuat otaknya mendadak cerah ketika melihat tingkah Luhan. Entahlah, sebenarnya perasaan apa yang ada dihati Kris untuk Luhan, dia juga tidak bisa mengatakan kalau dia jatuh cinta dengan lelaki berumur 17 tahun ini, dia menyukai Luhan, tidak ada sesuatu yang berhak ia benci dari sifat-sifat Luhan. Luhan adalah lelakiyang baik, ramah, sopan, dan ceria. Walau hidupnya dipusingkan oleh kakak angkatnya yang tak menerimanya, tapi dia masih bisa menyesuaikan diri saat dimana dia harus tersenyum atau harus bersedih. Menurut Kris, Sehun harusnya bahagia mempunyai adik sesempurna Luhan karena selain memiliki sifat baik yang disebutkan tadi, Luhan juga memilik wajah yang sangat manis dan sangat tak cocok untuk menangis menahan sakit akan kebencian Sehun terhadapnya.

"hyung ! Kenapa melamun? Apa yang sedang hyung pikirkan?" Luhan memainkan tangannya didepan mata Kris. Itu membuat Kris sadar dari lamunannya.

"mungkinkah, hyung mulai menyukaimu?" Goda Luhan dan memamerkan senyuman paling indahnya.

Kris tersenyum renyah dengan godaan Luhan itu, "walaupun pria, kau itu manis. tak mungkin ada yang tak suka denganmu?" Ucap Kris.

Senyuman Luhan mendadak melemah, berganti dengan jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang. Ini pertama kalinya Kris mengatakan ia manis sejak pertama dia mengenal Kris. Tiba-tiba saja Luhan melihat pohon sakura dengan bunganya yang mekar muncul dibelakang punggung Kris. Kupu-kupu pun keluar dari perutnya dan berkeliling diatas bunga-bunga sakura yang bermekaran dipunggung Kris itu.

Apaa? Perasaan apa ini?

.

.

.

HOW CAN I LOVE U

.

.

.

"Dia tak dirumah?" Kai melirik kiri kanan dan atas, matanya berputar keras kesekeliling rumah besar Sehun mencari sosok Luhan, namun ia tak menemukannya. Biasanya dia bisa dengan mudah menemui Luhan dirumah Sehun. Luhan biasanya sedang bermain bersama Vivi, atau tidak menonton drama di ruang tengah lantai atas, dan juga bermain piano. Dia juga biasa menyapa Sehun dengan mulut penuh makanan yang dia comot dari dapur dan membawa sisanya menuju kamarnya.

"Sudah kubilang kan dia tak akan ada dirumah lagi sampai jam 4 sore nanti jika hari minggu" jawab Sehun dengan malas. Dia sibuk mengelus-elus punggung dan kepala Vivi.

"Dia adikmu Oh. Apa tak sebaiknya kau cari tau siapa kekasihnya itu?" Kai meminum jus lemon yang disiapkan oleh ahjumma pembantu Sehun.

"Apa urusanku? Hah?!"

"Kau tak khawatir? Bagaimana kalau adikmu pacaran dengan lelaki yang tak baik" oceh Kai.

"Dia bukan adikku, dan ingat dia juga laki-laki. Dia juga gay!" Jawab Sehun ketus lalu menggidikkan bahunya jijik.

"Kau yakin? Bahkan kau melewati pesta ulang tahun Eunbi dan menunggunya pulang semalam. Yakin kau tak peduli? Dan satu lagi, aku juga gay kau ingat? Jika kau menghina Luhan sama saja kau menghina ku idiot"

Mendengar itu Sehun melirik Kai tajam. Sungguh dia kesal dengan kata-kata itu. Dia juga tak mengerti kenapa dia jadi orang bodoh semalam. Entah kenapa dia mendadak cemas dengan anak angkat ibunya yang pergi dan pulang larut malam dengan lelaki yang menurut Kai adalah kekasihnya. Anak angkat ibunya itu juga apa tak berpikir, bagaimana jika kekasihnya itu malah berhenti ditempat gelap dan mencium bibirnya dan...

"Aishh !" Sehun mengacak rambutnya. Sungguh dia benci dibuat cemas dengan orang yang sangat tidak ingin dia pedulikan.

"Lihaat! Kau khawatir dengannya Sehunna" Kai mengejek Sehun, dari tingkah Sehun, dengan mudah Kai bisa menebaknya.

"Tidak! bukan! Aku hanya.. aissh!" Sehun melempar Kai dengan bantal sofa.

.

.

.

HOW CAN I LOVE U

.

.

.

Benar dugaan Luhan, dia bukannya sok tenar ataupun sok populer seperti yang dikatakan Kai, tapi pasti keadaannya akan menjadi begini. Gosip tentang Oh Sehun pergi dan pulang sekolah bersama siswa lelaki yang berwajah manis, berada ditingkat satu menjadi nomor satu teratas yang wajib diperbincangkan dikoridor sekolah ataupun dikantin umum saat makan siang.

Tak hanya ditempat itu, bahkan siswa sering dihardik keras oleh penjaga perpustakaan karena terlalu berisik membicarakan lelaki—yang memakai earphone ditelinganya dan fokus membaca novel import—duduk sendirian di meja perpustakaan yang ada didekat rak -rak novel-novel import.

Luhan sebenarnya tahu sekali kalau dia menjadi topik pembicaraan hangat perempuan- perempuan labil dikoridor sekolah ataupun dikantin dan bahkan diperpustakaan. Luhan juga tahu kalau ada beberapa fans hyungnya yang berusaha mencari tau tentang dirinya.

Sebenarnya telinganya sudah cukup panas dengan bisik-bisik perempuan-perempuan labil itu tapi sungguh dia tak dapat berkata apa-apa, bahkan dia terlalu takut membahasnya dengan Sehun solusi mengatasi gosip hangat sekolah itu. Cara yang tepat untuk menghindar dari masalah itu hanya dengan menutup telinganya dengan earphone, lalu memutar musik-musik kesukaannya dari ipod setiap saat kecuali pada jam pelajaran berlangsung.

Jika dipikir-pikir lagi bukannya ini sedikit aneh, fans labil hyungnya itu biasanya tak pernah menggosip seheboh ini jika dengan perempuan-perempuan yang pernah dekat dengan hyungnya, contohnya seperti, Taeyeon noona, Hyuna sunbae, Krystal, Seulgi, Seolhyun, dan satu lagi ohya~ juga dengan yang baru-baru ini dekat dengan hyungnya, Eunbi sunbae.

Sehun memang straight sejak awal. Jika Sehun tau Luhan adalah benar0 benar seorang gay, mungkin Sehun akan semakin membencinya dan melihat Luhan dengan tatapan jijik. Menyedihkan.

.

.

.

TBC

.

.

.

Jumpa lagi bersama saya~~~~ /apaini/

Hehehe, maapkeun kalo chap ini pendek:v maaf juga kalo chap kemaren banyak typo. Padahal udah diusahain no typo tapi tetep aja ada. Makasi yang sudah meluangkan waktunya untuk meriviu dsb. Sekian dari saya.

Happy reading and review~

Bdw, PIBESDE BEKYUNI. Semoga cepet confirm aja sama chan. Tq:'v

.

.

.

REGARDS

dyachan02 - 160506