=Chapter 4=

Warning!

- TYPO, OOC , EYD, Ide pasaran.

- Bagi yang tidak suka pair SasuHina harap tekan tombol BACK.

- Bagi yang masih di bawa umur harap tekan Back juga. :)

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

1 minggu berlalu, Sasuke sering meminta berhubungan intim dengan Hinata, tanpa mengunakan alat pengaman atau kontasepsi apapun, dirinya memang sengaja tidak menggunakan pengaman apapun, saat berhubungan badan dengan wanita yang di cintainya.

Dan malam ini pun Sama Hinata di buat klimaks berkali-kali oleh Sasuke, dan berujung Hinata yang akan tertidur karena kelelahan dengan permainan yang Sasuke lakukan, tanpa memberi jedah untuk Hinata istirahat, Sasuke sering melakukan hubungan intim dengan Hinata paling cepat 1 jam dan paling lama 3 jam.

Kadang Hinata sering menolak dan memberontak saat Sasuke memintah jatahnya setiap malam, dan berkhir dengan Sasuke yang selalu memaksa Hinata untuk memuaskan hasratnya, tanpa perdulih dengan penderitaan dan jeritan kesakitan dari wanita itu.

Malam ini pun Sama, Sasuke kembali memintah jatahnya lagi, dan berujung dengan Hinata yang akan berteriak kesakitan dengan sikap Sasuke yang kasar dan selalu memaksanya, tanpa lelah.

"L-lepas S-sasuke-kun, aku tidak mau!." Teriak Hinata mendorong tubuh Sasuke yang menindih tubuhnya, agar menjauh.

"Tidak kau harus melayaniku Hinata, dan kau adalah miliku selamanya." ucap Sasuke terus menarik baju yang di kenakan sang wanita yang di tindihnya dengan kasar dan cepat, tanpa perdulih perlawanan yang di lakukan wanita itu.

Tubuh Hinata polos seketika, tanpa sehelai benang menghiasi tubuh sexy wanita itu, Sasuke kembali menindihnya, menghimpitnya dengan tubuh besarnya.

"S-sasuke-kun, l-lepas, aku bukan milikmu. Tapi aku milik Ita-kun!."Teriak Hinata menahan takut, segera mendorong tubuh Sasuke untuk menjauh dari tubuhnnya.

Sasuke yang mendengar penuturan dari Hinata mendelik tidak suka, dengan tangan terkepal erat dan tubuh bergetar menahan amarah, tubuhnya memang berhasil menjauh dari tubuh Hinata, tapi kali ini Sasuke benar-benar marah, mendengar penuturan wanita yang paling dicintainya.

Sasuke menyeringai sadis "Ita-kun heh..." Ujarnya meremehkan, "kau itu milikku, apa kau masih belum sadar juga, wanita sialan!" Umpatnya dengan suara mendesis, menarik rambut panjang Hinata dengan kasar, lalu menjambaknya dengan kasar, sehinga membuat wajah Hinata mendongak berhadapan dengan wajahnya.

"Akan ku buat kau sadar, kalau kau adalah miliku!." Bisik Sasuke menyeringai sadis, melepaskan cengkaramannya pada rambut panjang Hinata dan menghempaskan tubuh Hinata dengan kasar, sehingga menbuat Hinata kembali berbaring diatas ranjangnya, Lalu tubuh Sasuke kembali menindihnya, dan melumat bibir munggil Hinata dengan cepat dan menuntut, Sasuke semakin memperdalam ciumannya, sehingga membuat Hinata menggap-menggap kehabisan nafas.

Saat dirasa wanitanya membutuhkan oksigen Sasuke melepaskan ciumanya, dan membuat Hinata menarik nafas sebanyak-banyaknya bahkan sampai terbatuk-batuk.

Tangan Sasuke kembali menelusuri tubuh polos Hinata, dan pergerakannya terhenti di daerah pribadi Hinata yang sudah basah, lalu dengan cepat tangannya menekuk kaki jenjang Hinata dan kemudian mengangkatnya, sehingga kaki Hinata sedikit mengangkang oleh perbuatannnya, tanpa merasa jijik mulutnya melumat benda peribadi Hinata dengan rakus, dan memasukan lidahnya dalam vagina Hinata dengan gerakan keluar masuk, dengan tempo teratur.

"S-sasukhe... J-jjangan... Ah... Ah...ahha..." Desahan Hinata kembali terdengar, tangannya mencoba melepas cengkaraman Sasuke pada lututnya, tapi nihil, tanpa merasa putus asa, tangan Hinata mendorong kelapa Sasuke untuk menjauh dari vaginanya yang mulai berdesir antara ngiluh dan nikmat.

"Cup...cup...cup..." Bunyi decapan lidah Sasuke saat mengoral vagina Hinata mulai terdengar.

Hinata mulai merasakan akan klimaks, saat lidah Sasuke semakin menambah gerakan in-outnya semakin cepat dan menjadi.

"Aaaah...ahhh...ah.." Tubuh Hinata melenting keatas merasakan klimaksnya, dan tangannya dengan reflek menjambak (?) rambut Sasuke dengan erat.

Tapi seolah tidak terganggu atau pun merasa Sakit, Sasuke tidak menghiraukan cengkraman tangan Hinata pada rambutnya yang sangat erat. Sasuke menelan cairan bening yang di keluarkan vagina Hinata dengan rakus tanpa menyisakan sedikitpun.

"Lihat Hinata, tubuhmu merespon sentuhanku." Ujarnya meremehkan ketika menjauhkan kepalanya dari selangkangan sang wanita.

Hinata hanya terbaring lemas menikmati klimaksnya, dengan dada yang naik turun dan nafas tersenggal.

Sasuke melepas semua pakaian yang di kenakannya, sehingga tubuhnya polos seketika, tanpa sehelai benangpun menghiasi tubuhnya, dengan cepat dirinya kembali menindih tubuh Hinata, dan memasukan kejantanannya pada liang sang wanita, dan langsung menggerakannya keluar masuk dengan tempo cepat, membuat sang gadis klimaks berulang kali di buatnya, dirinya yang merasa belum memcapai klimaksnya segera membalik posisi Hinata untuk menungging, dan kembali memasukan kejantanannya pada lubang vagina wanita yang di cintainya.

Tangan Sasuke yang bebas meremas payudara Hinata yang menggantung karena posisinya, sejujurnya posisi ini sangat nyaman untuknya, karena dirinya bisa menguasai tubuh Hinata dari belakang. Sasuke semakin mengerakan pinggulnya keluar masuk dengan cepat dan berutal.

"Plak...plak...plak...plak..." Suara kulit beradu, di ruangan kamar Hinata, dan terdengar begitu nyaring.

"Hinata...huh..., huh...huh..., katakan kau adalah milikku seorang." Bisiknya, dan melumat daun telinga sang wanita, lalu bibirnya turun untuk mencium leher jenjang Hinata dan melumat serta menggigit kecil, meninggalkan kissmark di sekujur leher sang wanita.

"Aah...ahhh...ah...aahhh..." Hinata tidak menanggapi ucapan Sasuke, dirinya kembali merasakan klimaksnya.

Sasuke semakin brutal menghujam kejantanannya, saat dirinya sebentar lagi akan klimaks, dirinya segera merubah posisi lumrah dalam bercinta, dan kembali memasukan kejantanannya pada vagina sang wanita, dan kembali menghujamnya secara cepat.

"H-hiiinataahhh..." Teriaknya ketika merasakan klimaknya, dan menyemburkan cairan cintanya dirahim wanita yang di cintainya, kemudian tubuhnya langsung amburuk menimpa tubuh Hinata yang berada di bawah tubuhnya.

"Huh...huh...huh...huh..." Suara nafas Sasuke tersenggal.

Setelah nafasnya kembali teratur, Sasuke membaringkan tubuhnya di samping Hinata yang tertidur pulas karena kelelahan, dan mengambil baju kemejanya yang tergeletak di lantai, lalu memakaikannya pada tubuh polos Hinata dan mengancingnya dengan rapi, kemudian dirinya kembali membaringkan tubuh polosnya di samping tubuh Hinata, dan memeluk tubuh wanita itu dengan erat, bibir Sasuke mengecup kening Hinata sekilas, sebelum alam mimpi menariknya.

.

.

.

SJ

.

.

.

Di pagi hari saat jam menunjukan masih pukul 7 pagi, Hinata mengeliat di tegah tidurnya, tubuhnya kaku dan nyeri di sekujur tubuhnya, bahkan daerah pribadinya pun ngilu saat dirinya mencoba mengerakannya, dirinya melepaskan pelukan Sasuke pada tubuhnya yang mengenakan kemeja kebesaran milik Sasuke, lalu bergegas menuruni ranjang untuk kekamar madi membasuh tubuhnya yang lengket dengan peluh dan cairan bening yang mulai mengering.

Dikamar mandi Hinata menagis sejadi-jadinya, membasuh tubuhnya yang sudah ternodai dengan kasar,

Hinata berjalan ke arah dapur dengan tubuh yang masih sakit dan ngiluh di daerah intimnya, tubuhnya benar-benar sakit, tapi ia harus membuat sarapan untuk dirinya dan Sasuke, yang masih tertidur nyenyak di ranjang pribadinya.

Saat dirinya hendak memasak telur gulung dan bembuat nasi, terdengar suara seorang yang membuka pintu depan rumahnya.

CEKLEK

Suara pintu terbuka, menyadarkan Hinata bila ada yang hendak masuk ke dalam rumahnya, pikiran Hinata langsung tertuju pada tunangannya.

'Apakah ita-kun sudah pulang?, asataga! Bagaimana ini, Sasuke-kun masih berada dikamarku.' Pikir Hinata panik.

Kakinya bergegas berjalan menuju kearah kamarnya, menahan rasa ngilu yang di rasakannya, tapi langkahnya terhenti oleh suara yang memanggilnya.

"Hinata-chan?" Suara lembut menghentikan langkah kaki Hinata.

Hinata menolehkan kepalanya ke asal suara. "M-mamah." Balasnya menyembunyikan kepanikan diwajah ayunya.

Wanita itu tersenyum manis membalas panggilan Hinata kepadanya.

"Mamah, a-ada a-apa mamah d-datang kemari?" Tanya Hinata bingung melihat sosok calon mertuanya berada di dalam rumahnya.

"Ohw, Ita-chan menghubungi mamah, untuk melihat keadaanmu sayang, katanya 1 minggu ini kau tidak bisa di hubungi, Sasu-chan juga tidak bisa di hubungi, jadi mamah kesini, takut terjadi apa-apa padamu sayang." ujar Mikoto menjelaskan, menarik tangan calon menantunya untuk duduk di sofa ruang tamu.

"A-ano, mah, H-hinata b-baik-baik s-saja."Jawab Hinata berbohong, menundukan kepalanya dalam.

"Syukurlah, mamah khawatir sayang." Ujar Mikoto membelai pucuk kepala Hinata dengan sayang.

Hinata mencoba tersenyum, menenangkan kehawatiran calon mertuanya.

"Dimana Sasu-chan?" Tanya Mikoto bingung, matanya menyelusuri ruangan mencari sosok anak bungsunya.

"A-ano mah, S-sasu_" ucapan Hinata terpotong dengan suara laki-laki yang berteriak memanggil namanya.

"Hinata, dimana kau?" Ujar Sasuke dengan nada suara tinggi, kakinya melangkah ke arah ruang tamu, mencari sosok wanita yang semalam di peluknya erat.

Saat terbagun Sasuke tidak menemukan Hinata di sampingnya dirinya langsung panik, lalu bangun dari ranjang, memakai baju dengan asal lalu bergegas mencari wanita itu, tanpa pikir panjang, dirinya menuju ke arah dapur, dan terus memangil nama Hinata dengan panik.

Hinata menatap Sasuke dengan wajah horor, Saat Sasuke dengan wajah bercampur khawatir memanggil namanya dengan nafas tersenggal.

Mikoto yang binggung, mulai melihat ke arah pandang calon menantunya, dan menemukan Sosok putra bungsungnya dengan penampilan acak-acakan dan muka yang panik.

"Sasu-chan, kau kenapa?" Tanya Mikoto bingung, dengan ekpresi anaknya yang kaget melihat kehadirannya.

"Mamah. kenapa mamah ada disini?" Tanya Sasuke balik, tanpa berniat menjawab pertanyaan ibunya.

"Mamah datang kesini disuruh Ita-chan untuk melihat keadaan Hinata-chan." Jawab sang ibu menjelaskan, kembali tersenyum kearah calon menantunya.

Wajah Sasuke, kembali datar, 'BRENGSEK, kau aniki.' Umpat Sasuke dalam hati geram, mengepalkan tangannya kuat, menahan amarah.

Sedangkan Hinata hanya bisa takut melihat pandangan dingin Sasuke, yang mendelik garang kearahnya.

"Ah, karana mamah sudah milihat Hinata-chan baik-baik saja, mamah pulang dulu ya sayang, kalau ada apa-apa Hinata-chan bisa kabari mamah atau Ita-chan." Ujar Mikoto pamit membelai pucuk kepala sang menantu lalu berdiri.

Hinata hanya bisa mengangguk ragu, "m-mamah d-disini saja, k-kita sarapan b-bersama d-dulu." Ujar Hinata tergagap mencoba menahan sang mertua.

"Aduh sayang, maaf mamah tidak bisa, kan ada Sasu-chan, dia bisa menggantikan mamah menemanimu sarapan, iyakan Sasu-chan?" Mikoto melirik anak bungsunya.

"Hn." Gunam Sasuke, tidak melepaskan tatapan tidak sukanya pada perkataan Hinata tadi, yang mencoba melindungi dirinya sendiri, dengan cara menahan ibunya.

Hinata tidak berkutik, saat nama Sasuke disebut-sebut calon mertuanya, tubuhnya langsung bergerar hebat menahan takut melihat tatapan tidak suka Sasuke padanya.

"Ya sudah sayang, mamah pergi dulu." Ujar Mikoto pamit dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

.

.

SJ

.

.

Suasana kembali mencengkam, dengan aura yang di pancarkan Sasuke.

"Apa-apaan sikapmu tadi, kau menentangku heh." Desis Sasuke mendelik tidak suka.

Hinata hanya bungkam tidak mampu menjawab pertanyaan Sasuke padanya, tubuhnya semakin bergetar hebat menahan takut, dengan ucapan Sasuke yang menuduhnya.

"Dan jangan coba-coba menghidariku atau mengacuhkan ku Hinata, kalau kau tidak mau aku hukum." Acam Sasuke dengan nada menusuk, kakinya melangkah kearah Hinata, mencengkam kuat tangan Hinata, dan menyeretnya menuju kamar sang gadis.

"S-sasuke-kun l-lepas," ujarnya mencoba melepaskan cengkraman tangan Sasuke.

Sasuke tidak memperdulikan penolakan Hinata, dirinya masih menarik tubuh wanita itu untuk menikuti langkahnya, memasuki kamar sang wanita.

.

.

.

BRAK.

Suara pintu tertutup dengan kasar, Sasuke terus menyeret Hinata untuk mengikuti langkahnya, tanpa menghiraukan rontahan dari wanita itu.

"DIAM!." Desis Sasuke dengan nada suara tinggi, membentak sang wanita yang di cengkramnya.

Hinata hanya bisa kaget dengan bentakan Sasuke padanya, matanya langsung berkaca-kaca dan isak tangis yang mulai terdengar.

Sasuke kembali menyeret Hinata, menghempaskan tubuh Hinata di atas ranjang dengan kasar, mendindihnya. Lalu melepaskan pakaian yang dikenakan Hinata dengan kasar membukanya bahkan merobeknya, saat Hinata mencoba mencegah aksinya, Sasuke terus menelanjagi wanita itu dengan gerakan tangan cepat. Saat tubuh Hinata polos tanpa sehelai benangpun melingkari tubuhnya, Hinata mulai menangis piluh.

"S-sasuke, j-jangan... Hiks...hiks...hiks... A-aku mohon... Hiks...hiks...hiks..." Tangis Hinata mengema di ruangan, terus memohon di lepaskan.

Sasuke yang sudah terbutakan nafsu, tidak menghiraukan permohonan wanita itu, dirinya segera mencium bibir mungil Hinata yang bergetar, melepaskan kancing kemeja putihnya dengan cepat, lalu melepaskan celana jeans dan celana dalamnya, di tegah-tegah aksi ciuman panjangnya dengan Hinata, dan langsung memasukan kejantanannya pada lubang vagina sang wanita, tanpa cairan pelumas atau apapun, Hinata yang merasakan kejantanan Sasuke yang mulai menerobos masuk meringis kesakitan di dalam ciumannya, mulutnya langsung mengigit lidah Sasuke, agar melepaskannya dan berhasil.

"AGrtttt...fuck!." Umpat Sasuke melepaskan ciumannya, dan tubuhnya beringsek menjauh dari tubuh Hinata. Darah keluar dari dalam mulutnya akibat perbuatan sang wanita, tangannya menampar pipi mulus sang wanita dengan keras.

Plak.

Suara tamparan terdengar, "Wanita Sialan!." Umpatnya meringis merasakan lidahnya yang sakit, Hinata yang merasakan sakit di pipinya, langsung bangun dari posisinya tadi, dan tubuhnya langsung bergerak mundur menghindari kemarahan Sasuke padanya, tanganya mencoba memeluk lututnya sendiri, lalu tubuhnya mulai bersandar di kepala ranjang.

"Hiks...hiks...hiks..." Tangis Hinata pecah, memegagi pipinya yang terasa sakit, dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Sasuke yang merasa semakin geram langsung menarik kaki Hinata kasar untuk kembali terlentang di hadapannya, lalu menindih tubuh Hinata dengan tubuhnya, tanpa perdulih isak tangis dan luka yang terdapat di sudut bibir wanita itu, tanpa pikir panjang Sasuke kembali memasukan kejantananya pada lubang vagina Hinata dengan cepat dan kasar, mengabaikan pemanasan yang harus dilakukakannya supaya si wanita tidak merasakan sakit.

"Agrrrr... Itaii..s-sasuke..hiks...hiks... I-itaiii..hiks..hiks...hiks...lepas...hiks...hiks...hiks.." Jerit Hinata saat merasakan kejantanan Sasuke menerobos masuk pada vaginanya yang masih kering dan belum siap untuk menerimanya.

Sasuke yang sudah terbutakan nafsu, dirinya langsung mengerakan kejantananya keluar masuk di dalam vagina Hinata dengan cepat dan brutal, tanpa menghiraukan rasa sakit yang di rasakan wanita itu, dan jeritan serta tangisan yang Hinata rasakan.

"I-itaii...hiks...hiks...hiks..." Jerit Hinata lalu menangis, mendorong dada bidang Sasuke yang polos, agar menjauh darinya, bahkan tangan mungil Hinata memukul-mukul keras dada bidang Sasuke. Sasuke yang merasa tergaggu dengan aksi Hinata, segera mencengkram kedua pergelangan tangan Hinata, lalu menghimpitnya di atas kepala sang wanita yang ditindihnya, mencengkramnya dengan satu tangan, sedangkan tangan kirinya, meremas payudara sang wanita dengan kasar.

"Huh...huh...huh...huh..." Suara nafas Sasuke berburu menahan nikmat pada kejantanannya yang di cengkram liang vagina Hinata dengan sangat erat.

Sasuke semakin mempercepat gerakan pinggulnya, dan membuat sang gadis klimaks berkali-kali akibat perbuatannya, Hinata yang tadi merasakan sakit, sekarang tergantikan rasa nikmat yang di rasakannya, akibat perbuatan Sasuke.

"Ah...ahah...ah..." Suara desahan Hinata mulai terdengar, menyalurkan nikmat yang dirasakannya, tanpa bisa membendungnya atau mencoba menahan desahannya.

"Panggil namaku Hinata." Perintah Sasuke pada wanita yang di cintainya.

"Ah..ah..ah...ah..ahah...ahahhhhhh..." Hinata kembali merasakan klimaks yang ke tiga kalinya, sedangkan Sasuke masih senan tiasa menggerakan kejantanannya dengan tempo yang semakin cepat, tanpa memberi Hinata kesempatan untuk menikmati klimaksnya yang sudah berkali-kali dirasakannya, tubuh Hinata sudah lemas, tidak bisa lagi melawan, pikirannya berusaha melawan, tapi tubuhnya berkata lain bahkan malah menikmati permainan yang Sasuke lakukan padanya.

"Panggil namaku sayang." Ujar Sasuke terus mendesak Hinata untuk memanggil namanya.

"Ah...ah...s-sasukheh...ah..." Hinata memanggil nama Sasuke di tegah-tegah desahannya, menuruti perkataan laki-laki yang mengobok-ngonok vaginanya semakin gencar dan brutal.

"Bagus, terus sayang, panggil namaku, teriakan namaku saat aku memasuki tubuhmu." Racau Sasuke mendengar Hinata memanggil namanya, panggilan Hinata seolah meningkatkan gairahnya, yang semakin ingin menghujam kejantananya di liang kenikmatan sang wanita, yang mulai akan mencapai klimaks ke empat kalinya, liang vagina Hinata menjepit batang penis Sasuke semakin erat, sehingga menyebabkan Sasuke semakin menambah tempo gerakannya.

"Ahh...ah...ahah..." Suara desahan Hinata terdengar ketika dirinya merasakan klimaks, tubuhnya langsung lemas, dan matanya terpejam merasakan klimaksnya, dengan nafas tersenggal.

"Aghttt... Hinatahhh..." Selang beberapa menit setelah klimaks yang dirasakan Hinata, Sasuke pun kali ini menyusul, dengan menyemburkan cairan sperma nya dalam rahim sang wanita, tanpa mencoba mengeluarkan kejantanannya, tubuhnya langsung ambruk menimpah tubuh mungil sang wanita. Sasuke segera menggeser tubuhnya di samping tubuh polos Hinata, yang tergeletak tidak sadarkan diri karena kelelahan.

Sasuke segera mengambil selimut yang tergeletak di bawah ranjang, dan menutupi tubuh polos mereka. Tubuh Sasuke kembali memeluk tubuh wanita yang di cintainya, tangannya mulai menggerakan batang penisnya utuk kembali memasuki liang sang wanita, dan menenggelamkannya dalam vagina Hinata, tanpa mencoba mengerakannya. Dirinya langsung kembali memeluk tubuh Hinata untuk menempel erat pada tubuh telanjangnya. Tangan Sasuke terjulur mengelus perut rata sang wanita.

"Semoga kali ini berhasil." Gunamnya tersenyum, terus mengelus perut rata sang wanita.

Mata Sasuke terpejam mengikuti Hinata, untuk pergi ke alam mimpi.

.

.

.

SJ

.

.

.

Hinata mengeliat di tegah tidurnya, saat merasakan sesuatu yang aneh, matanya yang terpejam langsung terbuka, mengelilingi sekitar ruangan yang aneh menurutnya.

"Dimna aku?" Tanyanya bingung pada dirinya sendiri, matanya masih menelusuri ruangan di sekitarnya.

Ruangan ini bukan kamarnya, dan dia yakin itu, Hinata melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di depannya, tubuhnya tidak lagi polos, dirinya mengenakan kemeja putih yang kebesaran, dan tanpa menggunakan pakaian dalam yang melekat di dalamnya. Saat tubuhnya ingin segera turun dari ranjang, Hinata langsung meringis kesakitan, merasakan ngiluh di daerah intimnya yang terasa perih dan sakit, dirinya mengurungkan niatnya untuk segera turun.

Clek.

Suara pintu terbuka, menampakan sosok lelaki berambut emo yang memasuki ruangan, kakinya melangkah mendekati ranjang yang Hinata tempati.

"kau sudah bangun?" Tanya seseorang membuayarkan lamunan Hinata, Hinata langsung menolehkan kepalanya ke asal suara.

"S-sasuke-kun." Ujarnya kaget, melihat sosok Sasuke yang menghampirinya.

Sasuke tersenyum manis melihat wajah wanita yang di cintainya, lalu mendudukan tubuhnya tepat di tepi ranjang, "Ya, Hime." Ujar Sasuke, tangannya terjulur untuk membelai pipi chabby Hinata dengan lembut dan hati-hati, dengan ibu jari yang terus mengusap-usap lembut memar yang terdapat di pipi chabby wanitanya.

"J-jangan sentuh a-aku." Bentak Hinata menepis tangan Sasuke dengan kasar.

Sasuke kembali tersenyum melihat tingkah Hinata yang mencoba melawannya, meski tubuhnya bergetar hebat. "Kau berani padaku." Ucap Sasuke meremehkan.

Hinata kembali menatap Sasuke takut, tubuhnya beringsek mundur menjauh menahan rasa sakit dan ngilu di daerah intimnya, tubuh Hinata semakin mundur menjauh dari tubuh Sasuke yang duduk di sampingnya dan menatapnya secara inters.

"Kenapa? Kau takut padaku?" Tanya Sasuke kembali meremehkan, lututnya menaiki ranjang, merangkak mendekati tubuh Hinata, yang bergetar hebat.

"D-dimna i-ini?" Tanya Hinata gugup.

"Apartement ku." Jawab Sasuke acuh, membelai pucuk kepala Hinata, memeluk tubuh Hinata erat. "Jangan takut Hime, aku tidak akan melukaimu lagi." Ujar Sasuke lembut.

"Maaf kemarin aku kasar padamu, aku benar-benar menyesal." Ujar Sasuke menyesal dengan nada suara lirih, memegangi pipi sang wanita, yang memar dan bengkak karna perbuatannya.

Hinata hanya menatap Sasuke binggung, tanpa bicara apapun.

"Jangan marah lagi Hime, kau boleh menukulku, menamparku seperti yang aku lakukan kemarin padamu, tapi tolong jangan tinggalkan aku ya." Sasuke meracau tidak jelas, memohon dengan suara lirih, tangannya terjulur mengambil tangan Hinata, menuntun tangan Hinata, untuk menampar pipi tirusnya dengan keras, tapi Hinata langsung menarik tangannya yang ada di genggaman tangan besar Sasuke.

'Apa-apaan ini, kenapa Sasuke-kun aneh, dan kenapa sorot matanya seolah menunjukan bawah dia menyesal dan terluka.' Ujar Hinata semakin binggung dengan perubahan sikap Sasuke padanya.

Sasuke menatap Hinata dengan mata berkaca-kaca. "Jangan tinggalkan aku Hime, aku mohon." Ujar Sasuke dengan suara bergetar menahan tangis, memeluk tubuh Hinata semakin erat.

Hinata yang melihat Sasuke menagis, hanya terdiam, dan membalas pelukan Sasuke padanya, lalu tangannya mengelus punggung lelaki itu lembut, untuk menenangkannya.

Setelah beberapa lama mereka berpelukan Hinata melepas pelukannya pada tubuh Sasuke, dan mau tidak mau Sasuke menjauh dari tubuh wanita itu.

"Ada apa?" Protes Sasuke bertanya melihat wajah ayu Hinata, yang bercucuran keringat.

"K-kepalaku pusing Sasuke-kun." Cicit Hinata memegangi keningnya yang berdenyut sakit.

Sasuke langsung panik. "Mana yang Sakit? Aku akan segera panggil dokter kemari." Ujar Sasuke bergegas menuruni ranjang, tapi pergerakannya terhenti oleh Hinata.

"Kenapa?" Tanya Sasuke binggung menaikan alisnya tidak mengerti.

"J-jangan panggil dokter, a-aku t-tidak papa." ucap Hinata dengan nada suara lemah.

Mau tidak mau Sasuke menuruti perkataan Hinata, tanpa berniat menentangnya atau membantah. "Baiklah, kau harus berbaring." Perintah Sasuke, membaringkan tubuh Hinata, lalu menyelimutinya.

Hinata hanya menuruti perkataan Sasuke, tubuhnya benar-benar lemas, dan kepalanya pusing.

Sasuke menjulurkan tangannya, untuk menyentuh kening Hinata, "Kau deman Hime." Ujar Sasuke khawatir.

"A-aku tidak apa-apa." Cicit Hinata lemah.

"Baiklah kau tidur saja, aku akan membeli obat dan makanan, kau tetap disini." Perintah Sasuke mengingatkan, lalu berdiri, melangkahkan kakinya menjauh dari Hinata, menuju pintu, lalu membukanya, dan kaki Sasuke melangkah berjalan keluar dari kamarnya, tangannya langsung menutup pintu dan kemudian langsung menguncinya.

TBC.

Halo minna-san, maaf bangt akuma baru nonggol sekarang, setelah 3 bulan tanpa kabar.

Jadi gini minna-san, akuma sekarang lagi sibuk download film anime yaoi nih. #plak *di gampar reader

Tapi sekarang download Yaoi nya harus berakhir dulu, cz laptop akuma mati total, minta di lem biru kali ya, ckckckckkckc *curhat

Tapi terima kasih buat reader yang selalu menunggu akuma, akuma bener-bener ucapin beribu terima kasih, dan tidak lupa minta kritik dan Sarannya, dan akuma minta maaf enggak bisa jawab pertanyaan kalian satu-satu, karena akuma lagi minjem laptop orang, hahahhahaha

Special Thanks :

sasuhina69, oortaka, aindri961, aindri961, shinigami no widy, CheftyClouds, ade854 II, oortaka, Zuzu-chan, sasuhina69, Ozel-Hime, srilestari, Guest, Guest dan silent reader.

Mohon Review nya Minna-san.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Jaa-ne~

SJ : 08 – 08 – 2016.