"AGHH!"

Teriakan keras di tengah malam yang berasal dari kediaman keluarga Namikaze membuat kedua orang berbeda gender bergegas pergi ke arah suara.

"Naru - chan!" seru kedua orang itu di sertai dengan suara hempasan pintu.

Wanita bersurai merah panjang bergegas menghampiri seorang pemuda pirang yang saat ini sedang menggeleng – gelengkan kepalanya dalam tidurnya.

"Naru – chan! Naru – chan!" panggil wanita itu sambil mengguncang – guncangkan tubuh pemuda pirang itu.

Tak lama kemudian, pemuda itu tersentak bangun.

"Kaa... – chan?..." ucap pemuda pirang itu dengan lirih.

"Kau mimpi lagi Naru sayang.." jelas wanita yang di panggil 'Kaa – chan' tadi sambil memeluk dan mengelus kepala pemuda pirang itu. Wajah pemuda pirang yang penuh dengan keringat dingin itu dia usap pelan dengan telapak tangannya, berusaha menenangkan sang anak.

"Naru.. sejak kau jatuh sakit seminggu yang lalu, kau jadi sering mimpi buruk. Apa yang terjadi? Kau baik – baik saja?" tanya pria bersurai pirang yang wajahnya tidak jauh beda dengan wajah si pemuda pirang.

Yang di tanya hanya diam, tidak memberikan respon. Hal itu membuat kedua orang itu merasa khawatir.

Anak kedua mereka, Namikaze Naruto. Pemuda berumur 17 tahun dengan surai pirang serta sepasang manik safir itu sering bermimpi buruk sejak ia jatuh sakit di sekolahnya. Namun, ketika di tanya apa kira – kira yang menyebabkan mimpi buruk itu, anak mereka selalu membisu.

"Tidak ada apa – apa. Aku baik – baik saja. Gomen Kaa – chan, Tou – chan"

"Naru..."

"Naru mau tidur lagi. Oyasumi..."

Dan berakhirlah percakapan mereka. Kedua orang tua Naruto segera meninggalkan kamar putra bungsu mereka setelah mencium kening pemuda pirang itu dan menyelimutinya.

Meskipun si bungsu mengatakan bahwa ia akan tidur lagi, namun sebenarnya yang ia lakukan hanyalah berbaring tanpa bisa memejamkan matanya lagi. Mimpi buruk yang terus datang dalam tidurnya belakangan ini termasuk malam ini membuat ia tak berani lagi untuk kembali tidur.

.

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru. Sasuke : 30 tahun. Naruto : 17 tahun

Rating : M

Warning : Mengandung unsur BxB dan TeacherxStundent. Para karakter keluar dari kebiasaannya. Tidak di peruntukkan untuk orang di bawah umur. Inspirasi dari manga 'My Egoist Teacher' karya Shiiba Nana.

DisLike? Don't Read!

Happy Reading :D

Ore no Ero – sensei

Chapter 2

By : Haru A-Fuadillah

...

"Ohayou~"

"Ohayou.."

Sapaan demi sapaan terdengar di Konoha High School. Tepat di depan gerbang KHS, terlihat pemuda pirang dengan tampang sedikit acak – acakan berjalan dengan lunglai menuju gedung sekolahnya.

"Ka-kaicho!" seru seorang pemuda bersyal biru tua. Pemuda pirang itu pun menoleh pada orang yang memanggilnya. "Ada apa denganmu Kaicho?"

"Aku tidak apa – apa Konohamaru. Aku hanya kurang tidur"

"Mou~ Naruto nii – chan itu ketua osis di sekolah ini! Setidaknya pakaianmu harus lebih rapi!"

Kemudian, pemuda bersyal biru tua yang bernama Sarutobi Konohamaru itu segera merapikan pakaian yang di pakai oleh Naruto. Mulai dari memperbaiki dasi yang di pakai asal – asalan, pita osis yang melorot di lengan sang ketua, sampai memperbaiki blazer yang tidak terkancing.

"Nah, Sudah! Yosh! Aku pergi ke ruangan osis dulu Kaicho! Jaa ne!" dan dengan begitu, Konohamaru melesat meninggalkan Naruto yang menatap kepergian anggota osis divisI Hubungan Masyarakat (Humas) itu sekaligus kohai yang ia anggap seperti adik sendiri. Sedangkan untuk Naruto sendiri, ia adalah ketua osis sekolah Konoha High School. Dan seperti yang dikatakan oleh aggota humas tadi, seorang ketua osis haruslah menjadi panutan dan berpakaian rapi.

Setelah Konohamaru tidak terlihat lagi, barulah Naruto kembali melangkah menuju kelas tempatnya belajar, kelas 3 – 2.

"Ohayou.." sapa Naruto dengan suara parau saat ia masuk ke dalam kelasnya.

"Ada apa denganmu Naruto? Kau seperti sudah di hajar oleh preman saja. Lihat kantung matamu itu! mengerikan tahu!" tanggap Kiba begitu melihat wajah soulmate-nya (baca : Sahabat).

"Aku hanya kurang tidur... " balas Naruto. Kemudian, pemuda pirang itu melipat kedua tangannya di atas meja dan meletakkan kepalanya di tangannya tersebut. "Bangunkan aku saat guru datang" pesannya pada Kiba. Kiba pun hanya mengangguk.

*SkipTime

Bell tanda istirahat telah berbunyi dan jam di dinding juga telah menunjukkan waktu makan siang. Sebagian besar murid Konoha High School melesat menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan, termasuk sang ketua osis SMA Konoha dan sahabatnya pecinta anjingnya. Namikaze Naruto dan Inuzuka Kiba.

Setelah mendapatkan makanan masing – masing dan duduk di meja kantin yang kosong, mereka berdua mulai makan di selingi beberapa percakapan. Entah itu tentang pelajaran yang mereka pelajari tadi, atau guru – guru aneh yang mengajar di KHS.

"Ne Naruto? Kau tahu guru matematika kita yang baru, kan? Uchiha Sasuke..." ucap Kiba seraya memasukkan potongan roti melon ke dalam mulutnnya.

Naruto yang awalnya menyedot sekotak susu vanila dengan tenang, langsung menyemburkannya dan tersedak. Kiba sebagai sahabat yang tanggap, menepuk punggung Naruto beberapa kali. Lalu, ia menyerahkan botol air mineralnya pada sahabat masa kecilnya itu yang langsung di sambar oleh Naruto dan meminumnya hingga tandas. Kiba juga memberikan Naruto beberapa tissu untuk membersihkan wajahnya yang terkena air susu itu.

"Kau kenapa Naruto?" tanya Kiba khawatir dengan tingkah Naruto.

"Ti-tidak. Aku baik – baik saja. Hanya... aku kaget melihat kecoak yang ada di sana" jawab Naruto sambil menunjuk seekor kecoak yang dengan santainya bergerak di dinding kantin yang sekarang ini sedang di tangani oleh seorang pemuda berkacamata hitam dan menggunakan jaket yang kerahnya hampir menutupi sebagian wajahnya, Aburame Shino. Kiba yang melihat itu hanya bersweatdrop ria.

"Sudahlah. Kita kembali ke pembicaraan" kata Kiba. "Jadi? Kau tahu Uchiha - sensei, kan?" tanya Kiba kembali. Naruto hanya mengangguk. " Jadi.. Sudah kuduga kalau guru itu mirip dengan seseorang yang ku kenal. Tapi siapa, ya? Aku juga yakin kalau kau juga mengenalnya. Soalnya aku merasa selalu melihatnya bersamamu.." oceh Kiba.

Naruto hanya mendengar ocehan Kiba tanpa niat ingin menanggapi. Pikirannya kembali pada kejadian seminggu yang lalu, dimana ia di lecehkan oleh guru matematikanya itu di ruang guru.

"NARUTO!" seru Kiba dengan suara cemprengnya, membuat Naruto tersentak kaget hingga hampir jatuh terjungkal dari kursinya. "Kau sudah tidak mendengarkan ceritaku, kau juga tidak mendengar panggilan dari anggota osis itu. Ada apa denganmu, Naruto?"

"Gomen.. aku hanya.. sedang memikirkan sesuatu..."

"Hah.. kau ini... Sana! Kau daritadi di panggil Shikamaru tuh!" kata Kiba sambil menunjuk pemuda bersurai hitam model seperti nanas yang sedang bersandar di ambang pintu kantin.

"Maaf Kiba. Aku duluan"

Naruto lalu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Nara Shikamaru, teman sekelasnya yang merangkap sebagai wakil ketua osis KHS.

"Banyak surat perizinan yang harus kau periksa kaicho. Tidak akan selesai jika kau mengurusnya ketika pulang sekolah. Apa lagi kau akan latihan di club volley, kan? Karena itu, kau harus memeriksanya sekarang"

"Hah.. harus sekarang, ya? Kenapa tidak kau saja sih Shika? Aku masih mau makan.." keluh Naruto pada wakilnya.

"Kalau di surat perizinan itu meminta persetujuan dari wakil ketua, aku mau saja"

"Baiklah. Akan ku kerjakan..."

Dan dengan langkah malas, Naruto bersama Shikamaru berjalan menuju ruang osis.

"Kau itu ketua osis Naru. Kau tidak boleh malas!"

"Katakan itu pada dirimu sendiri, rusa pemalas!". Dan keheningan di antara mereka menemani perjalanan mereka. "Lagipula..." sambung Naruto, kembali membuka percakapan. Shikamaru yang berjalan di sebelah kaicho-nya menatap Naruto, menanti kelanjutan dari ucapannya.

"Lagipula... Aku jadi ketua osis di sini bukan karena kemauan sendiri kok. Aku hanya di calonkan oleh kalian semua. Lalu saat dilakukan pemvotingan suara, aku unggul 32 suara darimu. Merepotkan.."

"Ya... kita berdua sama. Aku juga hanya di calonkan. Dan beginilah hasilnya. Benar – benar merepotkan.."

Dan keheningan kembali menemani mereka. Hanya suara langkah kaki mereka yang mengiringi perjalanan mereka.

Begitu sampai di ruang osis, Naruto dan Shikamaru di sambut oleh anggota osis yang lain. Terlihat Konohamaru yang sempat mengucapkan salam begitu melihat sang ketua dan wakilnya datang, padahal terlihat sedang sibuk mengetik sesuatu di laptop. Kemudian terlihat seorang gadis bercepol 2 yang sibuk menekan – nekat tombol di kalkulator, menghitung kembali pengeluaran tahun lalu dan tahun sekarang, Ten Ten sang bendara. Di samping Ten Ten, terdapat gadis bersurai pirang yang sedari tadi ikut membantu pekerjaan bendahara, Yamanaka Ino si Sekretaris. Dan masih ada beberapa orang lagi yang sibuk dengan tugasnya masing – masing.

Setelah membalas beberapa sapaan, Naruto segera duduk di meja kerjanya dan mulai memeriksa surat – surat perizinan dari berbagai club ekskul yang menumpuk di mejanya.

*SkipTime

Hari sudah sore. Terlihat di ruang club volley cowok, para murid dari klub volley sedang mengganti baju mereka setelah latihan mereka berakhir.

"Minna.. Aku duluan dulu. Aku ada sedikit urusan. Jaa.." ucap Naruto.

"Jaa kapten!" balas anggota lainnya, termasuk Kiba yang juga ikut dalam klub volley. Naruto pun meninggalkan ruang klub dan bergegas menuju ruang osis untuk melanjutkan kerjaannya yang masih belum selesai.

Keheningan menyambut pemuda bersurai pirang itu begitu ia masuk dalam ruangan osis. Itu wajar saja karena anggotanya pasti telah menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat sehingga orang tersisa adalah para murid yang masih mengganti pakaiannya setelah kegiatan klub dan juga cleaning servis yang akan membersihkan sekolah serta mengunci gerbang sekolah.

Sang ketua osis Konoha High School tersebut langsung membaca dengan teliti berkas – berkas yang menumpuk di meja kerjanya, kemudian menandatangani berkas yang menurutnya perlu ia setujui.

"Hah.. Liburan musim panas hampir tiba dan sebentar lagi kami akan mengadakan festival. Tentu saja banyak yang harus di urus. Selain itu, banyak juga surat – surat dari klub yang meminta persetujuan untuk membuat atau mengikuti training camp. Aku capek..." curhat Naruto pada udara kosong di sekelilingnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7, namun berkas yang sudah di periksanya baru mencapai tiga perempatnya. Ketua kelas 3 – 2 itupun menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya di atas meja, berusaha untuk mengurangi rasa lelahnya.

Udara dingin yang berasal dari pendingin ruangan serta keheningan di ruang osis itu membuat Naruto tanpa sadar mulai kehilangan kesadarannya. Matanya semakin lama semakin terasa berat dan ingin tertutup.

...

Dalam tidurnya, Naruto terus menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan karena merasa tidak nyaman dengan keadaannya saat ini. Tangannya juga bergerak – gerak berusaha mengusir sesuatu yang mengusiknya.

"Agh!" teriaknya begitu ia merasakan rasa sakit di dadanya.

Begitu ia menampakkan kedua manik safirnya, Naruto melihat Uchiha Sasuke, guru matematikanya yang saat ini menatapnya dengan tatapan nafsu.

"Maaf karena sudah membangunkanmu sayang. Sepertinya gigitanku terhadap nipple-mu terlalu keras, ya? Maaf..." ucap Sasuke. Kemudian, guru dengan surai raven itu menjilat – jilat nipple kiri Naruto yang sudah memerah karena ia gigit sebelumnya. Setelah itu, Sasuke mulai mencium nafsu bibir tipis Naruto yang masih belum sadar akan keadaannya.

Tak lama kemudian, dengan dirinya yang telah berbaring di atas sofa di ruang osis dengan tubuhnya yang topless serta adanya Uchiha Sasuke di atas tubuhnya yang sedang menciumnya dengan nafsu membuat Naruto sadar bahwa ia berada di situasi yang gawat. Sangat gawat.

"Ummph! Ugh.. ummhh!"

Tanpa mengindahkan perlawanan dari muridnya itu, Sasuke tetap mencium bibir Naruto yang telah memerah. Lidahnya yang sudah ada di dalam mulut naruto melilit lidah Naruto, mengodanya untuk bermain. Tangan Naruto yang awalnya berusaha mendorong Sasuke dari atas tubuhnya ditahan tepat di samping kepalanya.

Mereka berdua saling bertukar saliva. Di rahang Naruto bahkan mengalir saliva entah milik siapa. Tubuh Naruto yang sedikit lebih kecil dari remaja seusianya di tekan oleh tubuh kekar Sasuke hingga membuat kejantanan Sasuke yang tegang mengenai bagian selangkangan Naruto. Hal itu membuat Naruto memberontak lebih kuat.

Pemberontakan Naruto berakhir sia – sia dan membuatnya cepat kehabisan oksigen. Hal itu di rasakan oleh Sasuke sehingga ia melepaskan ciumannya dan membiarkan orang yang di 'cintai'nya itu menghirup oksigen. Di saat yang bersamaan, Sasuke mulai melepaskan ikat pinggang dan celana seragam Naruto, menampakkan gundukan kecil di ujung selatan Naruto yang ditutupi oleh boxer berwarna hitam.

"Se-sensei... ku mohon... hentikan..." mohon Naruto dengan nada lirihnya.

"Aku sudah menahan diriku lebih dari 10 tahun Naruto. Aku sudah tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi. Aku..."

Sasuke mulai membuka boxer milik Naruto. Hal itu membuat kejantanan yang tegang milik Naruto terekspos tepat di mata Sasuke yang dipenuhi dengan nafsu.

"Aku sangat mencintaimu, Naruto" lanjut Sasuke sambil memasukkan kejantanannya yang 3 kali lebih besar dari milik Naruto dengan sekali hentakan ke dalam lubang surgawi milik Naruto.

" Agh!" teriakan kesakitan Naruto memenuhi ruangan osis. "Sensei... ittai..."

Air mata Naruto mulai mengalir sedikit demi sedikit. Tangannya yang telah di bebaskan oleh guru matematikanya itu menggenggam dengan keras sehingga kukunya yang agak panjang membuat telapak tangannya terluka.

Sasuke yang melihat itu malah mengelus surai pirang milik Naruto. Kemudian, ia menuntun tangan kiri dan tangan kanan Naruto menuju belakang lehernya, mengisyaratkan pada orang yang di cintainya untuk melampiaskan rasa sakitnya pada dirinya sesaat setelah ia menjilat tangan Naruto yang terluka dan mengeluarkan darah tadi.

"Aku tahu, itu pasti terasa sangat sakit. Maafkan aku, sayang. Aku juga salah karena tidak 'melebarkan'mu dulu" bisik Sasuke

Tidak ada balasan dari Naruto. Pemuda pirang itu masih sibuk meredakan rasa sakit yang ada pada 'bawahnya'.

Merasa Naruto telah terasa lebih baik, Sasuke mulai menggerakkan dirinya dengan sangat perlahan.

"Shit! Ka-khau.. benar – benar sempit... Naru..."

"Tu-tunggu.. Sasuke – sen...sei...! Ku mohon. Agh... jang-an... bergherak..!"

"Maaf Naru.. Aku.. benar – benar.. sudah tidak tahan lagi.. aku sangat.. mencintaimu Naru!"

Dan pada malam itu, Sasuke dan Naruto menghabiskan awal malam dengan melakukan kegiatan intim.

.

.

Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam lewat. Sasuke telah membersihkan tubuh Naruto dari bekas kegiatan mereka setengah jam yang lalu. Sasuke juga membersihkan perabotan ruang osis yang terkena jejak kegiatan panas mereka. Sedangkan Naruto hanya duduk terpaku menatap jendela tanpa ingin memandang sehabat kakaknya dulu.

"Naru.. aku akan-"

"Pergilah!"

Keheningan terjadi di antara keduanya. Sasuke yang awalnya ingin menawarkan mengantarkan murid sekaligus cinta pertama dan terakhirnya itu pulang langsung menutup mulutnya.

"Aku akan pulang sendiri saja" lanjut Naruto

Mengikuti perintah muridnya, Sasuke pun beranjak keluar dari ruang osis tersebut.

Setelah Sasuke keluar, dengan tangan yang bergetar Naruto meraih ponselnya yang ada di atas meja kerjanya dan mencari kontak dengan tulisan 'Inuzuka Kiba'.

"Moshi moshi... Naru? Ada apa menelponku malam – malam begini?"

"Nafas anjing? Bisa kau jemput aku di sekolah? Di ruang osis?"

"Eh? Apa maksudmu? Naru? Kau belum pulang?"

"Sudahlah... jemput saja aku..."

"Eh? Setidaknya jelaskan dulu kenapa ka-"

BRUUK

Suara benda yang terjatuh yang di dengar oleh Kiba dari seberang telepon membuat ia terkejut sekaligus khawatir.

"Naru? Halo? Halo? Naru? Kau kenapa?! Naruto?! Naru! Jawab Naruto!"

Tanpa di ketahui Kiba, Naruto menangis dengan tangannya menutupi wajah manisnya. Ponselnya tergeletak begitu saja di lantai di dekat kakinya. Tanpa mengindahkan panggilan sahabatnya itu, Naruto terus menangis tanpa tahu bawa ada orang yang tersakiti mendengar tangis pilu miliknya dari balik pintu.

"Maafkan aku yang egois ini..."

.

.

.

.

.

TBC

.

Maaf bangen kalau aku updatenya lama. Soalnya aku lagi sibuk dengan berbagai pr dan kegiatan. Semoga kalian masih ingin membaca ff buatanku ini. Bagi kalian yang teah membaca, mereview, memfav dan sebagainya, aku ucapkan terima kasih banyak! *kecup basah semua*

Dan bagi kalian yang telah memberikan kritik, saran dan memberitahu aku tentang typo yang bergentayangan, spesial thanks untuk kalian! :v

HARU A-FUADILLAH OUT