The Night Without The Moon 1

Fanfic ini berseting saat Naruto dan Sasuke udah dewasa, selamat baca

Naruto memandang langit malam. Tidak ada cahaya bulan yang menyinari Bumi saat ini. Salju pada bulan Desember ini turun dengan lebatnya. Membuat Naruto mengetatkan mantel coklat muda yang dikenakannya. Naruto berjalan menelusuri emperan toko yang dihias menyambut natal. Naruto ingat dua minggu lagi adalah hari natal.

Naruto mempercepat langkahnya. Udara dingin mengigit menyebabkan tangannya kebas. Naruto bergegas berbelok kekanan pada persimpangan di depannya. Berjalan melewati orang-orang yang sedang berbelanja untuk hadiah Natal.

Akhirnya Naruto melihat tujuannya. Gedung hotel itu menjulang tinggi. Hotel ini adalah hotel paling mewah di Konoha. Naruto tahu pemiliknya, dia adalah sahabat Naruto dari saat dia duduk di taman kanak-kanak. Sahabat yang mengisi seluruh kenangannya hingga kini.

Naruto melangkah memasuki lobi hotel. melesat masuk pada lif khusus yang tersedia. Naruto memencet tombol teratas lantai hotel ini, memasukkan serangkaian kode yang diminta untuk mengakses lantai tersebut. Lantai yang hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil orang.

Ini adalah kebiasaan yang selalu Naruto lakukan pada saat bulan mati sejak dua belas tahun yang lalu. Bahkan tanpa janji mereka akan bertemu di tempat itu. Naruto ingat pertama kali dia menginjakkan kaki kekamar itu juga turun salju. Dirasakannya getaran di saku mantelnya, dilihatnya nama orang yang mengirimnya teks.

'Kau dimana Naruto?' Naruto membaca pesan itu.

'Aku tidak bisa pulang malam ini. jangan menungguku, ada pekerjaan yang harus ku selesaikan' Naruto membalas kemudian mematikan HPnya. Tidak ada hal apapun yang bisa merenggut malam ini darinya.

Lift berhenti dengan lembut. Menandakan perawatan yang diberikan pada alat ini adalah yang terbaik, cocok sekali dengan reputasi hotelnya.

Naruto keluar Lift dan mendapati lorong yang berujung pada pintu tunggal di lantai teratas ini. Naruto berjalan melewati karpet lembut yang membawanya kepintu berukir indah itu.

Naruto mengeluarkan kunci berukir rumit disakunya. Kunci yang hanya ada dua didunia. Dimasukkannya kuncinya ke lubang kunci dan diputarnya dengan mulus.

Naruto langsung disambut dengan ruangan yang terang benderang. 'Dia pasti sudah datang' Naruto mengunci kembali pintu dibelakangnya. Bergegas menuju pintu kamar diseberang ruangan. Ada senyum menghiasi bibir Naruto saat dia membuka pintu kamar.

Dilihatnya orang itu sedang memandang langit malam bertabur salju di luar jendela besar yang menghadap tempat tidur. Saat didengar naruto telah datang orang itu mengalihkan pandangannya pada Naruto.

Naruto selalu seperti lupa bernafas saat dia meliahatnya. Seperti saat ini, saat dia memandang orang itu yang menggunakan kemeja putih yang telah dikeluarkan dari celana hitamnya dan tersenyum padanya.

"Kau terlambat, kau ingin minum" Orang itu menaikkan gelas wine yang dipegangnya dan sepertinya telah tinggal setengah.

"Maaf Sasuke, aku harus naik kereta dan berjalan kemari, dan tidak, aku tidak ingin minum" Naruto membuka mantel coklatnya dan menaruhnya pada sofa putih didepannya.

"Kemana mobilmu? kenapa kau harus berjalan?" Orang yang bernama Sasuke Uchiha pemimpin Sharingan Grup ini menghampiri Naruto dan memegang tangannya yang terasa mati rasa karena dingin.

Sasuke meletakkan gelas Winenya dimeja dan meraih tangan Naruto yang satu lagi. Dapat dirasakannya dingin dari suhu diluar telah melekat pada tangan Naruto.

"Mobilku tidak mau menyala, mungkin aku harus ganti yang baru" Naruto menikmati kehangatan yang diantarkan kedua tangan Sasuke.

"Kau sudah makan?" Sasuke merengkuh tubuh Naruto dalam pelukannya. Mencoba mengusir dingin dari tubuh Naruto.

"Ya aku tadi telah makan malam dulu dengan klien" Naruto mengetatkan pelukannya pada Sasuke. Menempatkan wajahnya dalam ceruk leher Sasuke. Menghirup aroma yang begitu dia rindukan.

Sasuke menangkup kedua pipi Naruto yang dingin, dan diciumnya bibir merah itu dengan lembut. Sasuke sangat merindukan sensasi yang memabukkan ini. Sasuke menghentikan pungutannya. Disentuhnya bibir Naruto yang telah basah karena ulahnya dengan ibu jari. Sunguh, walau dirinya dan Naruto telah berusia 35 tahun setiap dia mencium Naruto dia merasa seperti remaja yang berciuman untuk pertama kali.

Sasuke menatap mata biru yang selalu menghipnotisnya. Disana terpantul gairah yang terbangun seperti gairahnya sendiri yang telah bangkit. Mereka kembali berciuman, kali ini tidak lembut. gairah telah menyalakan api dalam diri mereka masing. Pungutan-pungutan itu terasa menuntut, balasan dari hari-hari yang mereka laluli tanpa bertemu.

Dengan ketergesaan mereka mencoba membuka pakaian dari pasangan mereka masing-masing tanpa melepaskan ciuman mereka. Lidah mereka saling bertaut, saling bermain dan menggoda satu sama lain.

Sasuke menggendong Naruto yang telah melilitkan kakinya ke pinggang Sasuke. Kini kulit mereka telah bersentuhan setelah mereka menanggalkan kemeja masing-masing. Mereka tidak menghentikan ciumannya saat Sasuke mengendong Naruto dan mendorong tubuh mereka ke atas ranjang.

Sasuke menghentikan ciumannya hanya untuk beralih mencium leher berkulit tan di depannya. menciumnya tanpa meninggalkan tempat yang tersisa, tidak lupa sasuke mencium leher di belakang telinga Naruto. Hafal bahwa tempat itu akan membuat Naruto semakin terbakar.

"Engg" Suara desahan tertahan Naruto mulai terdengar dalam kamar.

Ditatapnya puting Naruto yang telah menegang. Dikulumnya puting itu sehingga membuat Naruto bergetar. Sasuke meraba puting Naruto yang tidak dilkumnya membuat Naruto semakin bergerak gelisah karena gairah yang semakin memuncak.

"Ah.. Enghh.. cukup Sasuke" Naruto menjambak rambut hitam Sasuke dan menariknya lembut untuk membuat Sasuke menghentikan aksinya dengan putingnya. Naruto sudah tidak tahan lagi.

Sasuke menatap mata biru naruto yang mulai menggelap karena nafsu. Ada senyum yang tersemat dibibirnya melihat ekspresi Naruto sekarang. Diangkatnya tubuhnya sekarang hanya untuk membuka sabuk dan menurunkan celana Naruto sekaligus. Berdiri disana dengan bangga kejantanan Naruto.

"Aku tersanjung Naruto" Sasuke terkekeh saat tahu Naruto telah menegang hanya karena cumbuannya.

"Hentikan kekehanmu dan urus masalah itu" Naruto menatap kesal Sasuke dan memberikan perintah agar Sasuke mengurus masalah yang ditimbulkannya di selangkangan Naruto.

"Baik tuan" dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya Sasuke memasukkan kejantanan Naruto kemulut hangatnya.

"Ah.." Naruto mendesah dan melengkungan punggungnya saat Sasuke memanjakan kejantanan Naruto dengan mulutnya.

Sasuke mengulum dan menjilat naruto tanpa meninggalkan tempat yang tidak tersentuh lidahnya. Membuat Naruto merasakan dorongan untuk memuntahkan isinya saat ini juga.

"Sas.. hen,.. hentikan berhenti dulu" Naruto mencoba menghentikan Sasuke, dia tidak ingin keluar di mulut Sasuke. tidak saat ini.

Melihat Sasuke yang tidak mendengarkan permintaannya membuat Naruto kembali menjambak rambut Sasuke agar berhenti mengulum Naruto. Menyebabkan gigi Sasuke tidak sengaja menggores kejantanan Naruto membawa rasa ngilu dan nikmat di saat bersamaan.

"Aww.." Naruto merintih sebagai hasilnya.

"Kenapa kau menghentikanku lagi?" Sasuke menatap kesal Naruto yang telah mengentikan kegiatan menyenangkannya.

"Aku tidak mau keluar dengan mulutmu" Naruto menatap Sasuke yang masih setia berada diselangkangannya.

Sasuke tersenyum berbahaya saat dia mendekatkan wajahnya pada wajah naruto. Dan dengan bisikan setingkat bisikan iblis penggoda Sasuke berkata "Lalu kau ingin keluar dengan apa tuan Naruto?"

"Ehmmm" Sialan! Naruto sepertinya bisa keluar hanya dengan mendengar bisikan dan gigitan kecil yang dilakukan Sasuke di telinganya.

"Sialan jangan pura-pura tidak tahu Sasuke" Naruto langsung mencengkram kejantanan Sasuke yang masih berbalut celana membuat Sasuke menggeram sebagai efeknya.

"Roger" Sasuke langsung melumat bibir Naruto.

Tangannya bergerak kebawah dan menaikkan satu kali Naruto kepundaknya. Jari Sasuke menelusup masuk kedalam diri Naruto. membujuknya untuk membuka dan melemas. Dia tidak ingin menyakiti orang yang sedang dicumbunya ini.

Jari kedua Sasuke menyusul masuk saat dirasa Naruto telah mulai rileks. Sasuke tidak berhenti menciumi wajah dan dada Naruto saat jari-jarinya bekerja membuat tempat faforitnya siap. Tidak lupa Jari-jari sasuke mencari tempat yang selalu membuat Naruto mendesah keras.

"AHH... sialan" Sasuke telah menemukan G-spot Naruto. membuat pandangan Naruto kabur seketika karena sensasi yang sangat intens.

"Sasuke cepat" Naruto menatap Sasuke dengan wajah tersiksa nikmat. Dia tahu pasangannya saat ini telah hampir berada di puncak. Ekspresi Naruto yang menatapnya nanar membuat kebutuhan Sasuke sendiri mendesak dipenuhi.

Dengan nafas yang menderu mengiringi gairah yang dirasakan Sasuke dia tergesa-gesa membuka celana dan membuangnya ke sembarang arah.

Naruto menatap takjub kejantanan Sasuke yang telah mengeras tanpa di langsung memungut bibir Naruto kembali. dan kembali membuka kaki Naruto dengan mengangkat sebelah kakinya.

Diantara ciuman Sasuke, Naruto dapat merasakannya kejantanan panas Sasuke sedang berusaha memasukinya. Naruto mencoba merilekskan dirinya, dia tahu ini pasti agak sakit dia belum di persiapkan dengan benar.

Dengan sekali dorongan keras Sasuke berhasil memasuki Naruto dengan penuh.

"Hhngg!" Naruto terasa begitu menakjubkan. Hanya naruto yang dapat membuatnya pening karena nikmat seperti ini hingga dia tidak sadar telah mendesah.

Naruto merasakan sakit saat Sasuke memasukinya. Tapi dia tahu, sakit itu akan segera hilang dan digantikan sensasi nikmat yang selalu membuatnya lupa diri.

"Kau tidak apa-apa?" Sasuke menatap Naruto dengan cemas. Sadar dia belum menyiapkan Naruto dengan baik.

"Aku baik-baik saja, bisakah kau mulai bergerak? diam seperti ini membuatku tidak nyaman"

Sasuke bergerak perlahan tidak ingin membuat Naruto menderita. Semakin lama dia bergerak ekspesi sakit di wajah Naruto telah berganti dengan nikmat. dalam hati Sasuke lega kerenanya.

"Ah.. engg.. lebih cepat Suke" Naruto mencengkram pundak Sasuke menyalurkan rasa frustasi karena kenikmatan yang dirasakannya.

Sasuke menuruti keinginan Naruto. Dia bergerak semakin cepat mengiringi kenikmatan yang hampir membuatnya kepuncak.

Mereka bergerak bersama dalam gairah yang membakar mereka menuju puncak. Desahan dan bunyi tubuh yang menyatu memenuhi kamar.

"Ah.. ah...ehngg" Sasuke menatap Naruto dia tahu bahwa Naruto hampir keluar.

Sasuke mempercepat gerakannya menuntut penyelesaian dari gairah yang dibangunnya bersama Naruto. Desahan Naruto semakin keras mengiringi gerakan Sasuke yang menghantamnya cepat.

Naruto hampir tidak dapat menahannya lagi saat di lihatnya ekspresi Sasuke yang menatapnya tajam. tercermin kenikamatan yang dirasakan Naruto pada pandangan Sasuke. Dan saat itu juga dia terhantam kenikmatan tertinggi hingga pandangannya putih.

"HNGGGGG SASUKE" Naruto menjeritkan nama Sasuke saat ia memuntahkan maninya ke tubuhnya dan Sasuke.

Melihat wajah Naruto yang masih menikmati orgasmenya membuat Sasuke memuntahkan spermanya kedalam diri Naruto. Membuat Sasuke hilang sesaat dalam kenikmatan yang hanya dapat diberikan Naruto.

"Engg..." Naruto kembali mendesah saat dirasakan hangat yang menyembur dalam dirinya.

Nafas mereka masih terengah-engah setelah percintaan intens mereka. Mereka saling menatap ada perasaan cinta yang tercermin dalam pandangan mereka.

Naruto menyentuh wajah sasuke yang berada diatasnya. Melihat tatapan sendu yang mungkin juga tergambar dimatanya.

Dalam sekejap Naruto tiba-tiba memutar posisi mereka tanpa melepas penyatuan dirinya dan Sasuke.

"Awww" terdengar rintihan dari Sasuke dan Naruto. Sialan ternyata lumayan sakit.

Naruto sekarang dalam posisi menunggangi Sasuke yang menatapnya geli.

"Apa yang kau lakukan Naruto" Sasuke tertawa geli dengan tingkah Naruto.

"Kau tidak berfikir malam ini berakhir kan Sasuke" Naruto menatap Sasuke Nakal denga pancaran gairah yang mulai terbangun lagi.

Sasuke hanya dapat terkekeh sampai Naruto menggerakakan tubuhnya.

Dan malam itu suara desahan dan penyatuan mereka terdengar sepanjang malam. Saat itu sekali lagi doa dipanjatkan oleh dua insan itu. seperti malam-malam sebelumnya, mereka berdoa semoga fajar tidak pernah terbit dan meninggalkan mereka di malam tanpa bulan ini.

Sekuat apapun mereka berdoa matahari tetap menampakkan wujudnya. Membawa kembali semua hal yang harus mereka hadapi hari ini.

Naruto mulai bergerak untuk duduk di pinggir tempat tidurnya. Dia tahu Sasuke tidak tertidur. Mereka tidak pernah tertidur di malam seperti ini. Naruto mamandang fajar yang menyingsing. fajar yang dibencinya karena membawa semua kerumitan yang harus dihadapinya. Naruto berdiri untuk mandi saat dirasakannya tangan yang menghentikan gerakannya.

Sasuke menatapnya dengan kesedihan yang terpantul juga di matanya. Naruto memberinya senyum sendu yang mengiris hati Sasuke dalam. Dilepaskannya tangan itu seperti sebelum-sebelumnya.

Sasuke tidak beranjak dari tempat tidurnya dia hanya duduk menyandar di kepala tempat tidur hingga Naruto keluar dari kamar mandi. Naruto berpakaian tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Tunggu Naruto" Sasuke menghentikan Naruto yang hendak keluar kamar.

"Apa tidak ada jalan lagi?" Sasuke bertanya dengan getir.

Tangan Naruto bergetar saat iya memegang knop pintu.

"Selamat tinggal.. Teme" setelah Naruto mengucapkan panggilannya pada Sasuke dulu, ia melangkah pergi tanpa menoleh.

"Selamat tinggal Dobe" Sasuke mengucapkan itu dengan lirih saat Naruto telah lama pergi. Panggilan mereka pada waktu mereka muda itu meninggalkan getir di lidah Sasuke. Dan tanpa diduga cairan bening mengalir di pipinya. Sasuke menyentuh pipinya dan merasakan air mata yang tidak disadarinya telah muncul. Sasuke tertawa dengan air mata yang terus mengalir. Mungkin dia telah gila, atau mungkin dia telah hampir sampai pada batasnya.

Naruto memasuki lift dengan wajah tak terlukiskan. Ada luka menodai mata biru cermelang miliknya. Naruto merogoh HP di sakunya dan menghidupkannya. Ada satu pesan suara yang diterimanya. Ditempelkannya HP itu di telinganya.

"Hallo Anata! jangan bekerja terlalu keras, istirahatlah dulu. O iya jika kau pulang besok pagi mampirlah ke toko roti Ino belikan aku roti tawar dan coklat. Kita kehabisan. Dan satu lagi tadi aku bertemu Sakura dan Sarada kami berjanji akan mengadakan makan malam Natal bersama, dia juga akan mengajak Sasuke kau telah lama tidak bertemu dengannya kan? ya sudah cepat lah pulang aku dan anak-anak telah mulai merindukanmu. Dari Namikaze Hinata yang selalu mencintaimu"

Naruto menjatuhkan Hpnya dan tertunduk. di dalam lift itu Naruto menangis meraung karena luka yang tertoreh dalam didadanya. Pada saat matahari terbit luka di hati kedua orang itu kembali tertoreh, lebih dalam dan jauh lebih menyayat dari sebelumnya.

Bersambung…

Nisaa tunggu komennya ya!