Tiga bulan telah berlalu sejak upacara penerimaan siswa baru berakhir. Bunga sakura telah sepenuhnya berguguran, bahkan tak terlihat lagi keberadaannya. Hawa musim panas pun mulai terasa, memberikan kebahagiaan pada semua siswa yang tak sabar menanti datangnya liburan. Namun, saat ini masih ada satu siswa yang baru saja melangkah masuk melewati gerbang sekolahnya untuk pertama kali. Seharusnya dia mengikuti upaca bersama teman-teman seangkatannya dua bulan yang lalu. Tapi, karena suatu urusan, dia terpaksa harus masuk lebih lambat dari yang lain.

Seorang anak lelaki bertopi berjalan santai meski bel tanda masuk telah berbunyi. Bahkan dia menyempatkan diri untuk berhenti sejenak di depan gerbang sekolah. "Teishun Daifuzoku," ucapnya sembari melihat ke arah papan. Setelahnya, dia lanjut melangkah masuk sembari mengamati sebuah bangunan mewah nan megah yang tidak tampak seperti sebuah sekolah. Bahkan dua buah kolam dengan air mancur menyambut kehadirannya di depan sana. Mobil-mobil mewah yang entah keluar dari mana mulai berhamburan ke arah gerbang. 'Apa aku datang ke tempat yang salah?' pikir anak itu.

Setelah bersusah payah menemukan ruang kepala sekolah, akhirnya seorang guru ditugaskan untuk mengantar anak baru tersebut ke kelasnya. Bahkan wanita tersebut tidak terlihat seperti seorang guru karena dandanan serta perhiasan yang menggantung pada leher juga tangannya. Hal tersebut tentu akan membuat orang yang melihat terasa aneh. Ya, pasti seperti itu apabila orang tersebut belum tahu mengenai Teishun Daifuzoku.

Teishun Daifuzoku atau Teidai merupakan sebuah SMP swasta elit. Sejak pertama didirikan, Teidai selalu meraih gelar sekolah termahal, termewah, namun tetap terbaik dengan segala prestasi yang murid-muridnya raih. Oleh karena itu, setiap tahun banyak sekali orang yang ingin masuk ke sana, meski pada akhirnya mereka harus mundur karena masalah biaya. Jadi, tidak aneh apabila kebanyakan atau bahkan semua murid Teidai selalu diidentikan dengan 'anak orang kaya'.

"Selamat siang, anak-anak. Hari ini kita kedatangan seorang teman baru. Namanya Echizen Ryoma."

Anak bertopi yang namanya disebut segera menundukan kepala dan mengucapkan salam, meskipun tidak ada senyuman yang terlihat pada wajahnya sedikitpun. Semua anak menyambut dengan gembira, apalagi saat mereka tahu bahwa Ryoma baru saja pulang dari Amerika.

Semua orang pasti mengira bahwa Ryoma sudah pasti merupakan anak orang kaya karena bisa masuk ke Teidai dan baru saja bersekolah di Amerika. Namun kenyataannya, dia hanya anak dari keluarga sederhana. Ryoma bisa bersekolah di luar negeri karena mendapatkan beasiswa, begitu pula dengan saat ini. Berkat prestasi akademik yang baik, Teidai memberikan keringanan biaya bagi Ryoma sehingga dia bisa bersekolah di sana.

"Yo, Echizen!" sapa seorang anak lelaki yang duduk di sebelah Ryoma. "Aku Horio. Salam kenal!"

"Oh, ya," jawabnya singkat.

"Istirahat nanti palingan kamu akan makan sendirian kan? Gimana kalau gabung saja denganku dan yang lain?"

"Hmm, boleh saja."

"Oke, Horio yang sudah berada di sini selama 2 bulan ini akan menjadi pemandumu!"

/

Waktu istirahat pun tiba. Seperti yang telah dijanjikan, hari ini Ryoma pergi ke kantin bersama dengan teman barunya. Tidak hanya Horio, melainkan dua anak lain duduk dalam satu bangku dengannya, mereka adalah Katsuo dan Kachiro. Ketiga teman barunya itu terlihat sangat ceria, namun tidak begitu dengan Ryoma yang memang berwajah dengan 'aura penuh ketidaktertarikan kepada segala hal'. Mereka terlihat sangat kontras.

"Jadi sepertu itu, Echizen. Kamu jangan sampai tersesat karena sekolah ini sangat luas ya! Nanti akan kuberikan peta sekolah agar lebih mudah."

"Sepertinya kamu tahu banyak ya?"

"Hehe tentu saja, tidak ada yang tuan Horio ini tidak ketahui! Bagaimanapun aku sudah ada di sini lebih cepat dua bulan daripadamu!" jawab anak beralis aneh sambil menepuk dada seraya bangga dengan dirinya sendiri.

"Tapi kami yang masuk bersamamu saja tidak sampai tahu sedetail itu," sahut Kachiro, Katsuo hanya mengiyakan.

"Ah, itu sih kalian saja yang masih terlalu awam!"

"Lalu, apa lagi yang menarik dari sekolah ini?" tanya Echizen.

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Horio jadi tambah bersemangat untuk menunjukkan kebolehannya. Dia membenarkan posisi duduknya dan mulai menjelaskan. "Tentu saja, tidak ada sekolah tanpa kegiatan club bukan? Kenapa sekarang aku ajak kamu ke kantin pun ada alasannya. Karena orang-orang beken sekolah ini selalu datang ke sini untuk membeli makan!"

"Bukannya itu sudah pasti? Karena ini kan kantin."

"Bukan begitu. Maksudnya, aku ingin memberitahu kamu mengenai club-club yang ada di sekolah serta para superstarnya!"

"Hmm."

Di saat yang bersamaan, terdengar desas desis orang-orang yang berbisik. Entah kenapa Ryoma menyadari sepertinya orang-orang yang ada di kantin tengah membicarakan sesuatu yang entah apa. Bahkan saat diperhatikan, pandangan mereka ternyata tertuju pada satu titik, yaitu pintu masuk kantin.

"Ah, ada yang sudah datang rupanya," ucap Horio sembari tersenyum.

"Siapa?"

"Para superstar club sains. Mereka adalah Genius 4 atau lebih sering disebut sebagai G4," jelas anak itu lagi sembari menunjuk ke empat orang yang baru saja datang sembari dibanjiri tatapan penuh kekaguman dari orang-orang yang ada. "Orang-orang jenius penggila pengetahuan yang sejak awal masuk sekolah tidak pernah bolos mengikuti olimpiade."

Sembari mendengar penjelasan, mata Ryoma mengamati empat lelaki yang terlihat biasa saja baginya. Dia memang masih belum tahu seperti apa kejeniusan orang-orang itu sebenarnya.

"Hmm, sepertinya hari ini aku ingin makan…"

"Tunggu Yagyuu kun!"

"Ada apa Chitose?"

Anak berambut ikal bernama Chitose itu berbisik ke arah Yagyu. "Sepuluh detik lagi, pasti Yanagi akan berkata tentang makanan pilihanmu. Lalu Sadaharu akan berkata bahwa sebaiknya kamu tidak makan itu dan akhrnya kamu akan memilih makanan lain."

"Kamu sepertinya senang sekali berkata seperti ini kepadaku ya?"

"Habis, seru kan. Haha."

"Sepertinya hari ini Chitose berkata kepada Yagyu lagi bahwa aku akan memberitahunya bahwa hari ini kemungkinan Yagyu mengambil spagethy untuk makan siang adalah sembilan puluh delapan persen."

"Sepertinya begitu. Pasti Chitose pun berkata bahwa aku akan bilang bahwa sebaiknya kamu tidak terlalu sering makan makanan seperti itu karena tidak baik bagi kesehatan," tambah Sadaharu.

"Dan kemungkinan Yagyu mengambil salad adalah seratus persen!" ucap Chitose, Yanagi dan Sadaharu secara bersamaan.

"Sepertinya aku harus terus mengalami hal seperti ini setiap akan makan di kantin…"

Dahi Ryoma mengerut melihat pemandangan yang tidak biasa di hadapannya. Daripada menakjubkan, dia justru berpikir sepertinya sekolahnya itu sedikit aneh. Dan mungkin masih ada keanehan lainnya yang masih belum dia ketahui.

"Kamu pasti penasaran dengan superstar club lainnya kan?"

"Tidak ju-"

"Tenang saja, akan aku beritahukan semuanya kepadamu!"

"Aku kan tidak minta."

"Lihat, lihat! Siapa yang baru saja datang!"

'Dia benar-benar mengabaikan perkataanku...'

Dengan malas, Ryoma melirikkan mata ke arah pintu masuk kantin di mana empat orang senior baru saja masuk.

"Mereka adalah D4!"