Di suatu tempat tepatnya didasar neraka terdalam tampak sesuatu dengan kulit berwarna merah padam. Ia memiliki sepasang tanduk di kepalanya dan 3 pasang sayap selebar minibus yang bertengger di punggungnya. Leher, tangan juga kakinya di belenggu dengan rantai yang amat besar dan tersambung dengan dinding dasar neraka itu. Di tengah-tengah gejolak api berwarna hitam itu, ia tersenyum. Kemudian ia membuka matanya perlahan-lahan.
"Khukhukhu... Sebentar lagi... Ya... Sebentar lagi... Akan kubalaskan dendammu wahai ayah dan adikku," ujarnya senang sembari melepaskan energy yang cukup pekat, membuat rantai yang mengikatnya merespon dan semakin mengencangkan ikatannya tersebut serta api hitam pada rantai tersebut semakin bergejolak liar.
"Aaaarrggghhhh...!"
Raung makhluk tersebut.
Perlahan ia kembali menutup matanya. Menunggu takdir yang telah dijanjikan.
.
Sedangkan di suatu tempat yang antah berantah hiduplah seorang laki-laki kekar bersama dengan asistennya yang juga seorang laki-laki bersurai putih. Laki-laki kekar itu sedang terbaring lemah tergeletak tidak berdaya di sebuah kasur king size dengan tubuh yang dipenuhi luka cukup parah, menandakan bahwa ia telah melewati suatu pertarungan yang dahsyat. Perlahan ia mencoba bangkit dan duduk bersandar di tembok. Ia pun kemudian tertawa.
"Hahaha... Tunggu aku paman... Takdirmu sudah dekat... Khukhukhu... Hahahahahaha..."
Glek
"Uhuk.. Uhuk... Uhuk... Air... Mana air... Akh.. Cepaaat..." teriaknya sambil memegangi lehernya yang mulai terasa mencekik.
Seseorang berambut putih datang menghampirinya dengan tergesa-gesa sambil menyodorkan segelas air putih.
"Makanya tuan... Kalau sedang sakit, sakit saja. Tidak perlu mendramatisir seperti itu. Hhh.. Tersedak kan jadinya..." ujarnya menasehati dan tak lupa dengan sweatdrop bertengger di kepalanya.
"Ukh... Dasar bocah kurang ajar..." geram laki-laki yang sedang terbaring itu.
.
.
Another place shinobi world...
133 tahun tepat setelah Perang Dunia Shinobi ke-4 berakhir...
.
.
Di suatu tempat di pegunungan Kumogakure tinggallah seorang laki-laki dengan rambut putih dan tubuh yang lumayan kekar sedang duduk bersila seperti sedang melakukan sebuah meditasi. Laki-laki itu masih terlihat sangat muda. Ia menggunakan semacam jubah pertapa berwarna putih dengan aksen api dibagian bawahnya. Jubah itu juga mempunyai motif sembilan tomoe di bagian kerah serta kanji yang bertuliskan "SANNIN" dibagian punggungnya. Perlahan-lahan ia membuka matanya
DEG
'Energi dan perasaan apa ini? Semoga bukan sesuatu yang buruk. Aku harus segera pulang. Hmm.. Semoga siTeme mengetahui apa yang terjadi..' Ujarnya dalam hati.
Dengan insou singkat ia lalu menghilang dalam kilatan putih.
.
Di gerbang Konoha, kilatan putih tiba-tiba muncul entah dari mana. Terlihat dua penjaga gerbang berpangkat Chuunin yang terkejut saat melihat seseorang muncul dari kilatan putih tersebut.
"Naruto-sama!? Kapan Anda tiba?" Tanya salah satu dari mereka.
"Ooohh... Ternyata kalian berdua. Shin-kun... Ryu-kun... Hmm... Aku baru saja tiba... Oh iya, bagaimana keadaan desa? Apakah baik-baik saja?" Tanya pertapa berambut putih yang tak lain adalah Naruto itu sendiri.
"Desa sekarang dalam keadaan baik, Naruto-sama. Hanya beberapa waktu lalu terdapat fenomena aneh yang membuat listrik padam secara mendadak. Tapi tenanglah, sekarang keadaan sudah kembali normal," jawab Shin.
'Oh.. Souka? Hhhmmm.. Sepertinya itu adalah dampak dari keanehan yang aku rasakan beberapa waktu lalu,' batin Naruto.
"Keadaan desa sekarang terlihat lebih maju dari pada saat kutinggal 7 tahun yang lalu..." Lanjut Naruto bermonolog.
Sedangkan retina saphire dari seseorang yang dipanggil Naruto terlihat sedang melihat-lihat bangunan-bangunan pencakar langit bernuansa modern, rumah-rumah modern bernuansa tradisional. Terlihat beberapa kendaraan bermotor berlalu lalang dijalan raya utama Konoha, Ibukota dari negara "HI" dan juga beberapa Anbu yang sedang berpatroli di tembok perbatasan Konoha.
"Naruto-sama..." Panggil Shin.
"Ya Shin-kun, ada apa?" Tanya Naruto sambil menoleh ke arah Shin.
"Sekiranya, ada apa Naruto-Sama kembali ke Konoha? Apakah ada masalah?" Tanya balik Shin.
"Ah... Tidak Shin-kun, aku hanya rindu kampung halaman dan cicit-cicitku. Aku ingin mengunjungi makam Hinata-chan juga hehehe... Hmm... Kalau begitu aku permisi dulu ya Shin-kun, Ryu-kun... Ingat jangan tidur waktu bertugas.." Pesan Naruto
"Ha'i, Naruto-sama!" jawab mereka kompak sambil ojigi.
Naruto lalu mulai berjalan sambil melihat lihat perubahan yang terjadi pada desa tercintanya, Konoha.
Sepanjang perjalanan menuju rumahnya di kompleks markas klan Uzumaki yang bersebelahan dengan kompleks markas klan Uchiha di pinggir desa, banyak dari penduduk sekitar yang memberikan salam dengan hormat dan rasa segan. Berbeda dengan 150 tahun yang lalu, dimana ia dihina dan dicaci maki karena siluman rubah ekor 9 yang mendiami tubuhnya saat itu. Tapi sekarang, sejak ia menjadi pahlawan pada Perang Dunia Shinobi ke-4 dan menjadi Yondaime Juubi no Jinchuriki, namanya pun kemudian dipuji-puji juga di agung-agungkan. Ia juga bertekad untuk mengembara keliling dunia dengan tujuan mengajarkan kembali ninshu yang telah hilang sejak berabad-abad yang lalu.
Naruto terlihat sedang memandang gerbang kompleks markas Klan Uzumaki.
'Hhh... Aku pulang,' kata Naruto dalam hati.
Pandangan matanya itu menyiratkan akan sebuah kerinduan terhadap tempat kelahiranya. Tempat yang sama sekali tidak mengalami perubahan yang signifikan. Yah, meski ada beberapa perubahan tapi perubahan itu sama sekali tidak terlihat mencolok. Ia kemudian berjalan memasuki kompleks markas klan Uzumaki, melewati taman bermain yang terdapat didalam kompleks. Di taman itu, terlihat beberapa Uzumaki muda yang sedang bermain dengan gembira.
"JII-SAMAAA...!" teriak salah seorang Uzumaki muda di taman tersebut.
Uzumaki-Uzumaki kecil yang lain secara refleks menoleh ke arah Naruto.
"Ya, itu Jii-sama," ucap salah satu Uzumaki kecil berambut indigo dan bermata onix.
"JII-SAMA!" teriak mereka berempat kompak.
Mereka kemudian segera menghambur kedalam pelukan seseorang yang dipanggil Jii-sama yang tidak lain adalah Naruto. Akibatnya Naruto sedikit oleng karena reaksi mereka yang secara tiba-tiba itu.
"Ooohhh cicit-cicitku... Aku merindukan kalian... Sato-kun, Hiashi-kun, Rin-chan, dan Shun-kun," ucap Naruto sambil memeluk erat-erat mereka.
"Kami juga merindukan Anda, Jii-sama. Sudah 7 tahun kita tidak bertemu," ujar Rin, salah satu cicit perempuannya dari garis putrinya, Himawari.
Rin adalah hybrid dari Uzumaki, Hyuga dan Uchiha. Entah kenapa dewasa ini banyak dari anggota klan Uzumaki yang selalu mempunyai jodoh dengan klan Hyuga, jikalau tidak begitu pasti dengan klan Uchiha. Oleh karenanya, sebagian besar anggota klan Uzumaki adalah shinobi-shinobi yang berkualitas. Bukan hanya dari segi chakranya yang besar, akan tetapi banyak dari anggota klan Uzumaki yang juga memiliki doujutsu byakugan dan sharingan.
"Hmm... Bukankah kita juga sering berhubungan lewat video call?" tanya Naruto.
"Tapi itu tidak bisa mengurangi rasa rindu kami pada Anda, Jii-sama," jawab salah seorang cicitnya bernama Sato yang juga berasal dari garis putrinya.
Rata-rata cicit Naruto yang berasal dari garis sang putri, Himawari, yang terkenal akan ketenangannya dan kesopanannya. Berbeda jika cicitnya berasal dari garis sang putra, Bolt, seperti yang satu ini.
"Yo.. Kuso Jiji, lama tak bertemu. Kukira kau sudah mati. Hmm... Kau terlihat tak menua sama sekali. Dasar orang purba..."
Tiba-tiba entah dari mana asalnya, seorang bocah yang tidak ada sopan santunnya menyapa salah satu Dewa Shinobi itu dengan panggilan "Kuso Jiji". Ya, Naruto dan Sasuke dinobatkan sebagai dewa shinobi setelah ikut serta dalam mengalahkan sang Dewi Iblis, Kaguya di Perang Dunia Shinobi ke-4.
Naruto tampak sweatdrop dengan tingkah cicitnya yang termasuk unik ini.
'Njirrr... ini cicit satu belum pernah tersedak bijuudama kali ya?' batin Naruto nista.
Yup, dialah salah satu cicitnya yang berasal dari jalur Bolt, ia bernama Ryujin. Uzumaki Ryujin. Ia berambut merah spykie, bermata onyx, berkulit putih seperti Uchiha pada umumnya. Wajahnya mewarisi sang kakek buyut, Minato. Ia lahir dari ibu seorang Uchiha dan ayah seorang Uzumaki. Ryujin sendiri lebih mirip kearah sang buyut dan Bolt ketika masih di akademi.
"Si pembuat onar" itulah julukannya. Tidak seperti kedua orang tuanya yang terkenal tenang, Ryujin lumayan hiperaktif daripada saudara-saudaranya yang lain. Itu dikarenakan tugas sang ayah sebagai Ketua Klan dan direktur Uzuchiha corp. sehingga ia jadi sangat sibuk dan kurang perhatian terhadap keluarganya. Sedangkan wakil dari Uzuchiha corp. adalah pamannya sendiri diri dari klan Uchiha.
"Hahaha..." Naruto tertawa garing.
'Kau memang benar-benar cicitku... Haha..' Tawa garing Naruto dalam hatinya.
"Ayo semuanya, kita pulang! Kabarkan pada orang tua kalian bahwa aku telah pulang!" Seru Naruto terhadap ke-5 cicitnya.
Mereka kemudian mulai berjalan bersama menuju mansion utama di kompleks markas klan Uzumaki.
THE WAY OF NINSHUU