Apa kau pernah berfikiran kotor?

Kau tahu..

Aku selalu berfikiran kotor...

Berfikiran kotor dan mendesah nikmat..

Memikirkan lelaki itu sambil menggigit bibir bawahku

Memikirkannya bertelanjang dada

Dan menyisir rambutnya kebelakang dengan tangan besarnya

Lalu..

Kakinya yang jenjang Berjalan kearahku

Bibir apelnya Tersenyum padaku

Tangan kekar itu Menyentuh wajahku

Bibir seksinya menyatu dengan bibirku

Dia Menciumku dalam

Dia Melumat bibirku penuh nafsu

Kemudian kita akan mendesah bersama

Atau mungkin membayangkannya mendesah sambil menyebut namaku dikamar mandi

Atau ada di bawah shower yang sama?

Atau mungkin berendam di bathtub sambil berciuman dan memeras bagian sensitif satu sama lain?

Atau bahkan berada di ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh naked kita berdua

Ahh.. Aku benar benar gila dibuatnya..

Aku ingin merasakan sensasi dari sentuhannya pada setiap inci tubuhku..

Merasakan tangan kekarnya mendekap dan menciumi payudaraku..

Aku ingin

Memberikan sedikit servis pada kejantanannya..

Menggoda dan memanjakannya..

Ahhh.. aku menginginkannya..

Menginginkan dirinya didalam diriku

Apakah..

hanya aku..

...yang berfikiran kotor seperti ini?

Apa aku salah?

.

.

.

OwyeahEonnie first Fanfiction

.

"BETWEEN TWO HEARTS AND TWO LIPS"

.

.

Main Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Do Kyungsoo

Oh Sehun

Luhan

Kris Wu

Other Cast :

All EXO's member

SM Ent artist

.

Gender Switch for all 'uke' Character

.

WARNING!:

Maybe full of Dirty Talk and Sorry for Typo(s), OOC, abal abal story and other

.

Please Enjoy, my lovely dovey Readers~

.

.

CHAPTER 1

Monday, 3rd February / 09:00 AM / Seoul, South Korea

Sebuah tendangan kasar dilayangkan Kris pada adik kecilnya. Ya, Kris adalah seorang kakak dari gadis cantik bernama Byun Baekhyun. Kris dengan santainya menendang tubuh adiknya yang masih asyik bergelut dengan selimut tebalnya.

"Mau sampai kapan terus tidur seperti itu? Tidur tidak akan mengurangi jumlah dosa dosamu. Bangunlah, kau menyita waktu pagiku." Kris menyimpul dasi abu abu yang terlihat sangat gagah dilehernya.

"mhhhh.."

"ck.. hentikan lenguhan menjijikan itu. Bangunlah Baekki!" dengan satu tarikan cepat Kris menarik selimut yang masih melilit tubuh Baekhyun

"oppa kasar" Gadis itu cemberut

"iya aku memang kasar" Kris menatap adiknya malas

"aku harus ke kantor sekarang.. seperti biasa, kalau oppa melihatmu pulang saat aku sudah ada dirumah. Kau akan tahu akibatnya" Kris mengecup dahi adiknya

"Arraseo oppa. Aku hanya ke kampus sembentar kemudian ke cafe. Hati hati oppa" Baekhyun melabai lambaikan tangannya kemudian tersenyum saat bayangan kakaknya tak lagi terlihat.

Baekhyun sangat menyanyangi kakak satu satunya itu, meskipun mereka memiliki ayah yang berbeda. Ayah Kris dan Ibu Baekhyun menikah kemudian lahirlah Kris, tak lama setelah itu mereka bercerai. Kris dibawa ayahnya. Ibu Baekhyun menikah lagi dan lahirlah Baekhyun. Setelah empat tahun ayah Kris meninggal dunia dan Kris kembali pada ibu kandungnya. Maka dari itu karena mereka berbeda ayah, Kris dan Baekhyun memiliki marga yang berbeda.

...

Baekhyun selesai dari kegiatan memanjakan tubuh dan rambutnya. Dia mengenakan rok span pendek setengah paha dan kaus lengan panjang berwarna pink senada. Rambutnya diikat separuhnya saja, dan sisanya dibiarkan menjuntai hingga punggung. Baekhyun memakai wedges cantiknya. Dia berjalan keluar dari rumahnya. Ia dan kakaknya memilih untuk tinggal terpisah dari ibunya. Ibu dan ayahnya memutuskan untuk tinggal di Bucheon. Karena itu kampung halaman mereka. Baekhyun dan Kris hidup sederhana. Baekhyun sebenarnya hanya gadis sederhana yang polos. Tapi dengan pekerjaan sampingannya saat ini dia terkadang 'khilaf' dan malah berfoya foya.

Baekhyun pergi ke kampus dengan kendaraan umum , dia tidak bisa mengendarai sepeda motor, apalagi mobil. Dia tipikal gadis yang melakukan sesuatu yang memang untuk gadis. Dia feminim, sangat. Dia girly dan cute. Tapi tidak berlebihan. Dia dididik agar menjdi wanita dengan tuturkata yang baik dan sifat yang lembut. Tetapi didikan ibunya itu hilang separuhnya saat ia memutuskan untuk tinggal dengan kakaknya. Dia menjadi sedikit kasar. Untungnya hanya sedikit. Dia sampai dikampus dan dengan gerakan santai dia memasuki ruang kelasnya. Hari ini hanya satu mata kuliah dan selesai. Dia duduk dibarisan depan, tak sampai lima menit seseorang duduk disebelahnya dan membuat Baekhyun mendengus sebal.

"menyingkirlah. Aku tahu kau kemari hanya untuk mengganggu pagiku"

"wow, tebakanmu meleset sayang. Aku kemari untuk menyampaikan bahwa sebentar lagi aku akan bergelar Magister". Pria itu, Kim Jong In mahasiswa pascasarjana yang sedang mengumumkan status kenaikan gelarnya pada Baekhyun, kekasihnya.

"benarkah? Wow aku senang sekali karena aku tidak perlu lagi melihat wajahmu" Baekhyun tersenyum jahat

"yeah kau selalu begitu" Jongin masih menatap Baekhyun

"bagaimana dengan Luhan eonnie?"

"seperti biasa nilainya jjang!" Jongin mengacungkan kedua jempolnya. Luhan adalah murid kesayangan Ibunya. Ya , Ibu Jongin adalah seorang dosen. Sedikit memalukan baginya saat melihat putra satu satunya (jongin) hanya bergelar sarjana. Gengsinya sebagai seorang dosen dan gengsinya sebagai istri dari seorang pengusaha besar di Jepang sanapun memaksa putranya itu untuk melanjutkan pendidikannya, dan dengan sedikit keterpaksaan Jongin pun melanjutkan Pascasarjana dan menyelesaikannya pada usia dua puluh lima tahun. Bagi ibunya itu sesuatu yang sedikit memalukan, meskipun diluar sana bahkan banyak yang belum selesai Sarjana di usia dua puluh lima tahun.

"kyaa! Eonnie!" Baekhyun bertepuk tangan kemudian mengotak atik ponselnya. Bermaksud mengirimkan pesan pada Luhan eonnie, Senior kesayangannya.

"kau sangat bersemangat kalau menyangkut dia" Jongin berubah lemas

"keluarlah, kelasku akan dimulai. Kalau butuh sesuatu hubungi aku dan sekarang pergilah!"

"oke oke" Jongin berjalan pergi meninggalkan kekasih sepihanknya, ya hanya jongin yang suka dengan status itu.

"ah.. Jongin oppa. Annyeonghaseyo" suara seorang gadis menyapa kekasih Baekhyun, membuat Baekhyun sontak menengok kearah pintu. Itu Kyungsoo. Teman sekelasnya yang entah sejak kapan mungkin akan berganti status sebagai sahabatnya.

"annyeong Kyungie" Jongin tersenyum dam pergi dari balik pintu.

Baekhyun memperhatikan Kyungsoo. Dia terus memperhatikan kyungsoo, termasuk memperhatikan rona merah pada pipinya.

"ah.. dia memanggilku Kyungie? Ahh omo~ ottokae?"Kyungsoo menahan kegirangannya. Dengan segera dia berbalik dan duduk disamping Baekhyun.

"mm kau suka dia?" Baekhyun menggoda Kyungsoo

"hah? A..aku.." Kyungsoo menunduk. Memuat kacamatanya nyaris saja terjatuh.

"tidak apa apa kok. Kau bisa mengambilnya. Aku tidak punya secuil rasapun padanya"

"kau tidak boleh berkata seperti itu Byunnie"

"ya! Sejak kapan kau memanggilku dengan panggilan itu huh?"

"maaf. kau seperti kelinci kecil bagiku. Bunny" Kyungsoo tersenyum cerah

"mm.. gomawo." Baekhyn tersenyum lalu mereka berduapun tertawa.

Baekhyun tahu bahwa Kyungsoo mendekatinya hanya karena Kyungsoo ingin dekat dengan Jongin. Tetapi tanggapan itu sirna setelah 4 tahun pertemanan mereka. Baekhyun menerima pernyatan cinta Jongin saat ia masih SMA dan hingga kini tak ada secuilpun rasa suka yang bertambah. Hanya rasa tidak sukanya semakin menumpuk. Baekhyun sengaja mempertahankan hubunganya dengan Jongin hingga Jongin nantinya melirik Kyungsoo. Baekhyun tau jika dia melepaskan Jongin saat itu (dulu), belum tentu Jongin akan menaruh hati pada Kyungsoo. Maka dari itu diantara hubungan Baekhyun-Jongin selalu ada Kyungsoo. Bahkan terkadang Baekhyun sengaja membiarkan Kyungsoo datang pada kencan mereka berdua. Baekhyun mengatakan jika mereka satu paket, ambil satu dapat satu.

Jam menunjukkan pukul satu siang. Baekhyun segera mengambil barang barangnya yang berserakan dimeja kemudian memasukannya dengan asal ke ransel imutnya.

"B-Byunnie!"

"ya?" Baekhyun menghentikan aktivitasnya kemudian menyahut pada Kyungsoo

"akhir pekan ini jadi menginap di rumahku kan?" Kyungsoo bertanya setengah gugup

"hu'um. Hubungi aku jika ada sesuatu ya" Baekhyun menjawab dengan ceria

"jinjja?"

"yup. Kau senang bukan?" Baekhyun

"iya. Terima kasih mau menemani akhir pekanku" Kyungsoo melirik jam "ah aku harus pergi. Oppaku menjemput untuk makan siang bersama. Sampai nanti Byunnie!" Kyungsoo dengan kacamata besarnya berlari keluar kelas

"ya! Sejak kapan dia punya kakak laki-laki?" Baekhyun terkejut bukan main. Dia kembali membereskan barang barangnya lalu bergegas menuju Cafe. Awalnya ia ingin mengunjungi Cafe hanya untuk bersantai dan makan siang. Tetapi kini berubah, dia ke Cafe untuk bertemu Luhan dan merayakan kelulusannya yang akan datang sebentar lagi.

...

"Chiubaby cafe?" Baekhyun mendongak membaca plang besar pada cafe itu. Dia memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri.

"Kenapa eonni tidak merayakannya di Chattime? Atau Starbucks? Atau Baskin Robbin? Kenapa harus dicafe dengan nama aneh begini?"

"EKHEM" Seuara deheman seseorang dibelakangnya

"kau mengagetkanku" Baekhyun menoleh pada orang tersebut

"Aku pemilik Cafe dengan nama aneh ini. Dan kau nona manis, mau tetap diam disana atau masuk lalu kusiapkan makanan terbaik kami. Hmm?"

"ehehe.. maaf atas kelancanganku. Aku akan masuk" dia membungkuk kemudian masuk kedalam.

Baekhyun tercengang dengan konsep dan desain Cafe itu, dia tak sanggup menutup mulutnya yang masih ber'O ria.

"WHOAA—DAEBAAAKK!" Baekhyun spontan bertepuk tangan. Sadar orang orang menatapnya dengan aneh Baekhyun pun duduk dikursi yang sudah owner cafe itu siapkan.

"kau ingin sesuatu nona manis?" owner cafe itu tersenyum mengerikan

"a..aku mau sesuatu yang berbau stroberi, chesee cake, atau yoghurt"

"akan aku siapkan yang terbaik nona manis" Dia berlalu menuju dapur

"mengerikan.." komentar Baekhyun.

Baekhyun mengetuk ngetuk meja, dia melirik kearah pintu setiap kali ada orang yang masuk. Ini sudah ke 8 kali nya dan dia spontan berdiri, si pelaku yang baru saja masuk pun melihat kearah Baekhyun dan tersenyum. Baekhyun melambaikan tangan, Pria itu menunjuk kearah dapur yang bersebelahan dengan kantor Cafe itu, Baekhyun dengan jarinya mengisyaratkan'OK' dan dia duduk kembali.

Owner cafe itu datang tepat dua detik setelah Baekhyun duduk

"ini Alfajores. Tetapi ini special untukmu! Diisi dengan Cream Strawberry dan dicelup kedalam Yoghurt. Ini Cheese Cake dan Strawberry Creamy Latte. Jika ada tambahan kau bisa memanggilku nona manis!"

"ehehe.. Gamsahamnida" Baekhyun tersenyum ragu

"Kau mengenal lelaki tampan yang baru saja masuk?" Owner cantik bermata sipit itu bertanya

"um" Baekhyun mengangguk "dia bertemu denganku saat di Club empat bulan lalu. Dia sahabat karib 'pacarku'. Namanya Oh Sehun, CEO dari perusahaan percetakan terbesar. Umurnya dua puluh lima tahun april ini, tingginya seratus delapan puluh lima senti, golongan darahnya O, sikapnya dingin, dan tubuhnya menggairahkan"

"dia menyalurkan dana untuk Cafe ini. Dan bagaimana bisa kau mengenalnya begitu dalam?!"

"Noona. Sebaiknya kau tidak mendengarkan gadis ini, dia selalu ceplas ceplos" si yang dibicarakan memecah ketegagan.

"omo kau mengagetkanku Sehunnie. Duduklah dan akan aku buatkan kesukaaanmu" si Ownerpun melangkah pergi. Sehun duduk dihadapan Baekhyun dan memulai pembicaraan "Kabarmu?" Tanya pria itu.

"baik. Oppa? Masih datang ke Club?"

"cukup baik dan aku tak datang lagi kesana."

"baguslah. Aku menghawatirkan psikologismu oppa. Saat itu kau sangat tertekan"

"itu bahkan sudah berlalu. Bagaimana Jongin?"

"tetap menyebalkan"

"kau selalu begitu padanya. Putuskan saja" Sehun tersenyum

"tidak, aku punya rencana lain"

"terserah. Apa dia selesai dengan Pascasarjananya?"

"yup. Dia akan wisuda sebentar lagi"

"wow. Aku akan menyiapkan pesta untuknya" Sehun semangat

"dan aku tidak peduli"

"kau sendirian?" Sehun mengalihkan dari pembicaraan paling menyebalkan bagi Baekhyun.

"ah, aku menunggu Luhan Eonnie"

"eonnie? Yang kutahu kau hanya punya Kris Hyung"

"dia seniorku. Usianya masih dua puluh tiga tahun april nanti tapi dia akan menyandang gelar sarjana dalam waktu dekat ini. Hebat kan?"

"april nanti? Berarti usianya baru dua puluh dua tahun?"

"yup. Hebat kan?"

"tidak juga. Aku bahkan menyelesaikan studi Pacsasarjanaku diusia dua puluh dua tahun kurang sebulan. Mana yang seharusnya kau puji hebat?"

Baekhyun menatap Sehun dengan sinis "Luhan eonnie menyelesaikan sarjananya dengan tangannya sendiri. Dia yatim piatu dan tinggal sendirian. Mana yang lebih menakjubkan?"

"ya kuakui dia cukup hebat."

"Tch.. menyebalkan. Kau akan takjub melihatnya"

"kita lihat saja nanti manis. Kau tahu? Seleraku terlalu tinggi"

"aku tahu omong kososngmu itu tuan Oh" Baekhyun membuka ponselnya dan membalas pesan dari Luhan.

Tak lama setelah itu Owner dengan mata sipit dan senyuman yang mengerikan bagi Baekhyun itupun datang, membawa semangkuk makaroni panggang, beberapa cookies dan segelas Americano di cup tinggi yang mengebul.

Lonceng yang menempel dipintu berbunyi, menandakan seseorang masuk, orang itu Berjalan kearah Baekhyun "Eonnie!" Baekhyun berdiri dengan sejuta senyuman, Sehun masih duduk tetapi matanya mengikuti mata Baekhyun.

"ah annyeonghaseyo" gadis itu membungkuk mendapati Baekhyu dengan orang lain.

"Sehun oppa. Ini Luhan eonnie. Luhan Eonnie, ini Sehun oppa"

"Luhan imnida." Dia mengulurkan tangan.

Spontan sehun berdiri dan mengulurkan tangannya, "Oh Sehun. Salam kenal Luhan-sshi"

"ah salam kenal tuan" Luhan tersenyum.

Sehun memperhatikan Luhan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kakinya kecil dan jenjang, lebih tinggi dan ramping dibanding Baekhyun, kulitnya putih. Tubuhnya membentuk S line cukup sempurna, dadanya cukup besar, Sehun sedikit mengira ngira, mungkin dia D Cup? Yang jelas lebih kecil sedikit dari Baekhyun. Wajahnya oriental, khas orang Asia. Bibirnya tipis, dipoles dengan lipstick merah jambu. Matanya berbinar binar, seperti rusa kecil. Rambutnya panjang sepinggang, sedikit bergelombang, berwarna sweet orange, cokleat bersemu orange. Dia menyelipkan rambutnya dibelakang telinga kiri. Dan yang kanan dibiarkan menutupi telinga. Dia mengenakan mini dress berwarna putih tanpa lengan, dan dipadu dengan tas tangan berwarna senada. Tak lupa sepatu dengan heels rendah berwarna merah muda yang bertengger sempurna dikakinya.

Dia cantik, dia manis, dia lembut, dia malaikat dan dia sempurna. Sehun berkata dalam lubuk hatinya.

"ah maaf aku mencuri tempat dudukmu"

"ah tidak apa apa tuan. Biar aku mengambil kursi untuk duduk disini" Luhan mengambil kursi di meja sebelah dan duduk menghadap jendela, Baekhyun menyesal karena memilih meja dengan dua kursi. Dia dengan terpaksa harus merelakan Luhan duduk sejajar dengan meja bundar didepannya.

"Eonnie sudah pesan sesuatu?"

"nanti saja." Luhan tersenyum. Dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya "ini jadwal wisudaku. Harusnya ada undangan untuk orang tua" Luhan menyerahkan kertas berbungkus plastik pada Baekhyun.

"ah tentu saja ada, Eonni adalah Mahasiswi terbaik bukan? Pasti Universitas meniapkan kursi untuk Wali dari Mahasiswa/i terbaik dari setiap jurusannya. Iya bukan?" Baekhyun menjawab cepat

"kurasa begitu.. Baekhyun..apa boleh aku meminta Kris oppa datang sebagai waliku?"

Baekhyun diam sejenak "Sebenarnya bisa saja Eonnie. Tapi Oppa selalu ada tugas mendadak, Eonnie tahu kan? Sebentar lagi dia akan kedatangan Bos baru dan dia akan naik jabatan. Mungkin untuk dua minggu ini dia sangat sibuk. Maafkan aku Eonnie" Baekhyun sedih, tapi luhan lebih sedih dan dia sedikit kecewa.

Sehun masih asyik dengan santapannya sambil mendengarkan kedua gadis itu bercengkrama. Dia melihat Luhan dengan wajah kecewanya 'malaikatku berwajah sedih seperti ini? Keparat kalian berdua!' ya Kris dan Baekhyun yang Sehun maksud.

"kemana orang tua mu?" Sehun bertanya pada Luhan yang masih menunduk sedih

"ah.. mereka meninggal dalam kecelakaan." Luhan masih menunduk.

"ah.. maafkan aku"

"ah tidak apa apa Sehun-sshi"

Sehun mengambil surat undangan itu. Ya, surat undangan wisuda yang seharusnya diberikan untuk orang tua. Sehun membolak balik undangan itu. Dia menaruhnya kembali diatas meja, lalu mengambil secarik kertas dari dalam sakunya tak lupa dengan pena yang selalu bertengger di saku jasnya.

"kapan acara Wisudamu?" Sehun buka mulut dengan santainya

"Sabtu depan Sehun-sshi"

Sehun berdiri dan meletakkan Jasnya dipundak Luhan sontak membuat gadis seputih salju itu menengok kearahnya, ia terkejut.

"disini AC nya cukup kencang. Pakailah itu. Dan bolehkah aku yang mewakili orang tuamu?"

"eh?"

"ini nomer telfonku. Hubungi aku tiga hari sebelum Wisudamu. Ku ambil ini" dia mengambil undangan wisuda itu dan memasukkannnya kedalam saku celananya. Dia meraih cup Americanonya kan menggigit sekeping Cookies, dan dia memasukkan sisa Cookies yang dia gigit kedalam mulut Luhan yang masih terbuka kaget.

"aku pergi sweet heart" Sehun tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya berlalu meninggalkan Luhan dengan cookies dibibirnya, dan ia merona parah.

"YA! SEHUN KEPARATT!" Baekhyun berteriak saat Sehun selesai dari kasir dan melambaikan tangan saat ia mencapai pintu, ia tersenyum penuh kemenangan pada Baekhyun yang menatapnya kesal.

"eonnie maafkan si-"

"siapa dia?" Luhan dengan pipi merahnya menatap Baekhyun

"dia Oh Sehun Eonnie. CEO dari Oh Corp, perusahaan percetakan terbesar itu. Eonnie tahu? Perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan penerbitan Kris oppa."

"apa dia orang baik? Kau mengenalnya dimana?"

"aku mengenalnya di Club saat dia sedang terpuruk Eonnie."

"oh.." Luhan menggigit bibirnya. Mencengkram Jas yang mengeluarkan aroma tubuh lelaki yang memabukkan dan membuatnya semakin merona

"eonnie kelihatan menikmati aroma dari jas itu. Kalau boleh aku komentar, Eonnie cocok dengannya. Hehe" Baekhyun tertawa menggoda Eonnienya itu.

"ha-hah?" Wajah Luhan merah padam

"mmmm pura pura tidak mengerti" Baekhyun menggoda Luhan lagi.

"ya Byun Baekhyunn!" dan Baekhyun tertawa sekali lagi

...

Malam itu Baekhyun membuka kaleng Cola keduanya sambil menganti-ganti Channel TV dengan bosan, dia sudah melakukannya kurang lebih setengah jam. Menunggu kakaknya yang seperti tiang listrik itu kembali. Baekhyun nyaris saja menutup matanya dan terlelap, sampai suara pintu tertutup memecah keheningan dan membuat niatnya tertidur hilang.

"Oppaa! Lama sekali!" Baekhyun mengeluh mendapati Kris menghampirinya dengan wajah lesu, lemah dan lunglai

"maaf Baekkie. Hari ini banyak sekali problem. Belum lagi amarah bos naik turun seiring dengan pergantian jabatannya. Aku lelah sekali"

"sudah makan?" Baekhyun berdiri seraya melepaskan dasi yang menyimpul pada leher kakaknya

"sudah"

"mau Cola? Atau Chips?" Baekhyun mengiming-imingi Kris

"tentu. Kau tahu sekali aku sedang lelah"

"tapi poles dulu Kuteks di kukuku? Ne oppa?"

"huft-baik baik" Kris mengalah dan duduk disebelah Baekhyun, soal mengurus adiknya ini dia sangat handal. Mulai dari mencat kuku, mencatoki rambut Baekhyun sampai mewarnai rambutnya. Semua bisa Kris lakukan.

"jangan coba coba mewarnai rambutmu lagi. Arraseo?" Kris fokus pada jari jari lentik adiknya

"apa ada masalah ? kenapa oppa harus melarangku?"

"aku suka dengan rambut hazelmu. Kalau kau berani coba-coba. Akan kucepak rambutmu. Arraseo?" Ancam Kris

"arraseo oppa" Baekhyun tersenyum

Setelah selesai dengan sepuluh jari tangan adiknya Kris meraih sekaleng Cola dihadapannya, dia membuka dan meminumnya cepat. "akhir pekan nanti adalah pesta perpisahan Bos. Dan pesta penyambutan untuk Bos baru kami"

"Boss? Kau senang menyebutnya dengan itu?"

" ya Boss. Keren bukan?" Kris tertawa keras

"ck.. seperti bukan perusahaan saja"

"Boss baru itu adalah Juniorku di SMA dulu"

"jinjja? Who daebak! Dia bahkan melangkahimu!"

"ya Baekhyun sialan! Dia hanya terlalu overpintar dan overkaya!"

"mian oppa" Baekhyun masih tersenyum jahil

"jadi akhir pekan ini-

PIIIPPP

Suara nyaring dari Handphone Baekhyun membuat Kris harus menghentian aktivitasnya dan menatap Baekhyun sebal

"Yeoboseyo?"

.

"ah Kyungie. Ada apa?"

.

"mwo?!"

.

"padahal kau sangat antusias tadi siang?"

.

"aahh.. kau membiarkanku menganggur diakhir pekan? Kau jahaat"

.

"Gwaenchanayo Kyungie"

.

"nde.."

.

Kemudian panggilan berakhir "Kyungie membatalkan acara menginap kami. Ah aku benar benar menganggur akhir pekan ini.."

"aku bahkan tidak bertanya" Kris menjawab dengan santai

"ya! Oppa jahat sekali" Baekhyun melempar bantal pada Kris

"aku hanya membicarakan realita adikku sayang"

"tch.." Baekhyun mengumpat

"ah. Biarkan aku melanjutkan perkataanku. Jadi akhir pekan ini aku tidak akan berada dirumah seharian penuh. Aku akan berpesta"

"hmm begitu. Apa dipestamu menggunakan Jas, Tuxedo, Gaun dan sebagainya?"

"yup tentu saja ini acara semi-formal"

"kalau begitu aku ikut"

"hei hei hei siapa kau di perusahaanku? Sampai ingin ikut segala" Kris merespon dengan ketus

"aah oppa kumohon."

"tidak"

"oppaa kumohon."

"ti..dak!"

"kalau begitu aku akan menghabiskan hari tanpamu di Club"

"silahkan"

"dan bermalam bersama seorang pengusaha kaya raya. Kemudian melakukan sex panas diranjang hotel"

"kau? Melakukan sex? Jangan membuatku tertawa! Kau bahkan belum pernah berciuman" ucap Kris dengan nada merendahkan

"oppa boleh saja meremehkanku. Tapi aku mengenal benyak sekali pengusaha dan CEO dari perusahaan besar, dan aku yakin mereka akan sangat puas denganku"

"kau mulai jadi perayu?"

"iya jika oppa tetap melarangku ikut"

"kau boleh jadi perayu kalau begitu"

"oke. Kuhubungi lelaki-lelaki itu sekarang" Baekhyun meraih kembali ponselnya yang baru saja ia lempar saat mengakhiri telfon dengan Kyungsoo

"Kau serius?" Kris membulatkan matanya

"tentu. Siapa yang harus kuhubungi duluan? Junmyeon ahjussi?"

"yak" Kris mulai terkejut "Junmyeon si kepala rumah sakit Seoul?"

"atau Choi Minho Ahjussi?"

"yakk! Dia bahkan sudah beristri!"

"aku tahu itu, bahkan aku yang membuatnya menikah dengan istrinya sekarang"

"ya aku tahu pekerjaanmu cukup mulia."Kris mengakui pekerjaan adiknya

"bagaimana dengan Kim Jongdae si Ketua di bidang Translator?"

"yak! Kau ini! Dia bahkan bawahanku!" Kris berbicara semakin keras

"atau.." dan sekarang Kris menatap Baekhyun tajam

Baekhyun menggigit bibir bawahnya, menatap Kris dengan nakal, "Oh Se-hun? Kurasa dia yang paling menggoda" Kalau saja Baekhyun bukan adik kandungnya mungkin Kris sudah melahap bibir manis dan tubuh semok adiknya itu. Baekhyun membuka kontak Sehun dan dengan segera menghubunginya. Dia menaruh ponselnya tepat ditelinga kiri.

"Baik baik BYUN BAEKHYUN! Kau boleh ikut kepestaku! Jadi tutup telponmu dan urungkan niatmu menjadi gadis perayu! Se-ka-rang!"

Baekhyun mengakhiri panggilan dan melempar ponselnya asal. "Yeaaaaay—gomawoyo oppaa!" Dia memeluk Kris erat

"saranghae~"

"tch ada ada saja" Kris menggeleng gelengkan kepalanya

"akan kupesankan Dress untukmu" katanya kemudian

"aku ingin warna pink!" Baekhyun berteriak penuh keceriaan

"apa? Ini pesta formal! Astaga!"

"ada yang aneh dengan warna pink?"

"tentu saja! Itu warna anak kecil Baekhyun!" Kris tak habis pikir dengan adiknya

"kalau begitu merah darah? Kurasa itu lebih menggoda iman. Atau merah menyala? Atau Hitam?"

"baik Pink" Kris menyerah

Baekhyun tersenyum penuh kemenangan "aku ingin mini dress dengan bagian dada rendah"

"Apa?!"

"ayolah oppa, biarkan aku terliat seksi sebagai adikmu"

"kau akan dianggap pelacur idiot!" Kris emosi

"Kalau begitu Party dress."

"itu lebih parah Byun Baekhyun! Oh tuhan!" Kris mengusap wajahnya kasar

"Babydoll dress?"

"itu sama saja dengan permintaan awalmu! Halter dress saja bagaimana?"

"tidak mau"

"kau tetap terlihat 'wow' dengan Halter Dress"

Baekhyun cemberut

"Halter Dress plus salon? Bagaimana?"

"riasan oppa jauh lebih baik dari salon. Aku tidak suka kesalon"

"kalau begitu Halter dress plus Pink Peep toe? Bagaimana?"

"aku sudah punya peep toe oppa. Kau membelikannya saat natal"

Kris menepuk jidatnya "baik.. Halter dress dan sepasang Stilleto Pink? Bagaimana?"

"Stilleto lima belas sentimeter" Baekhyun tersenyum, kakaknya menyenangkan kalau diajak kompromi begini.

"akan kusesuaikan agar kau sepadan dengan tinggi badanku. Bagaimana?"

"Call!" Baekhyun dan Kris berjabat tangan

...

Kyungsoo masih menatap buku bukunya dengan lemas, apartemennya terasa sunyi, semua barang telah dikemas dan siap diangkut besok pagi. Dia menutup bukunya, membuka kacamata yang selalu membingkai mata indahnya. Dia menghembuskan nafas panjang. Seseorang lelaki dewasa menghampirinya dan mengecup puncak kepalanya.

"Mengeluh dengan keputusanku?"

Kyungsoo sontak mengengok kebelakang, mendapati seorang lelaki yang ia yakini baru saja selesai mandi. Kyungsoo menggelengkan kepalanya "tidak.. aku senang akhirnya kita punya rumah sendiri." Kyungsoo tersenyum dan lelaki itupun tersenyum.

"bagus kalau begitu. Siapa yang kau hubungi tadi?"

"sahabatku. Byun Baekhyun"

"kau punya sahabat? Wow aku terkejut. Hahaha"

"apa sebegitu penyendirinya aku sampai rasanya kau aneh mendengarnya" Kyungsoo protes

"cukup. Dulu kau selalu menyendiri bukan? Dan sekarang mendengar kau punya sahabat rasanya aku seperti mendapat kado dari Santa. Aku harus melihatnya"

"melihat siapa sahabatku?"

"yup. Aku harus berterima kasih padanya, karena membuat 'adik'ku yang sangat sanagt kusayangi ini menjauh dari kesendiriran"

"oppa berlebihan" Kyungsoo bersandar pada lelaki itu dan tersenyum lagi.

...

Wednesday 5thFebruary / 12:00 AM / Seoul, South Korea

"cepatlah! Kau membuat kakiku rontok!" Kris melayangkan protes keenam belas kalinya pada Baekhyun

"oppa harus tahu kalau mencari sepatu itu lebih sulit ketimbang mencari pasangan hidup!"

"tch.. anak kecil tau apa soal pasangan hidup"

"aku bukan anak kecil oppa!" Mereka adu mulut di jalanan kota Seoul, sibuk menjelajahi pusat perbelanjaan.

"kau bahkan baru duapuluh satu tahun. Dan aku dua puluh tujuh tahun"

"dan oppa belum memiliki pasangan hidup!" Baekhyun melanjutkan perkataan Kris dengan ceria kemudian berlari kecil

"ya!" Kris mengejar adiknya, dan dia bisa menangkapnya dengan mudah tak lama kemudian.

"jangan membuatku marah Byun Baekhyun!"

"oppa menjengkelkan kalau marah marah begitu" Baekhyun mendengus kesal

"kau yang membuatku begini. Jadi adakah kata yang lebih kasar dari menjengkelkan? Dan itu untukmu!"

"santailah oppa~ kau masih punya banyak waktu bukan~? Lagipula ini masih siang!"

"tidak jika itu untuk bermain-main, pilihlah Stilletomu dengan cepat lalu kita kembali kerumah. Arraseo?"

"nde.." Baekhyun menyerah

Tak lama setelah adu mulut kecil itu usai , Baekhyun menemukan pasangan hidupnya. Sepasang Stilleto berwarna rose pink, dia takjub dengan keindahan stiletto barunya, meskipun harganya tidak seberapa tapi Baekhyun sudah lebih dari bahagia. Tanpa sadar Kris menyimpulkan sebuah garis penuh arti dibibirnya.

"jangan menyesal ikut pestaku."

"kenapa harus menyesal?"

"karena kau datang atas namaku, dan kau tak boleh jauh dari tanganku"

"begitukah? Pesta macam apa yang seformal itu?"

"ini semi-formal. Dan ini pesta peringatan, tidak ada dentuman keras musik, tida ada lampu disko, tidak ada 'minum gila gilaan'. Kita kebanyakan hanya duduk, mendengarkan beberapa cuap cuap dari pak tua, lalu cuap cuap dari Boss baruku, makan dengan nuansa formal, music klasik, dan kembali duduk dan meneguk Wine bersama sama"

"tidak masalah"

"kau takkan bosan? Kau yakin?"

"aku yakin. Mungkin.. entahlah"

Kris tersenyum "aku harap kau tak membuatku malu"

"ohoho.. tenang saja oppaku tersayang Kris Wu. Aku takkan membuatmu malu"

"jangan banyak bertingkah nanti. Kau mengerti!" itu perintah, bukan sebuah pertanyaan, percayalah.

"okay"

"Bereskan semua belanjaanmu dan aku akan kembali sebentar lagi" Kris meraih kunci mobilnya kemudaian melangkah keluar rumah dengan cepat

"oppa! Mau kemana? Yaa! Tunggu!" Baekhyun mengejar Kris meskipun hasilnya sia sia saja

"Makan sianglah dengan temanmu atau siapapun aku tak peduli! Aku pergi dan jangan keayapan!" begitulah suara teriakan Kris dari luar rumah menggema. Baekhyun menghela nafas panjang dan masuk kembali kedalam rumah. Dia tidak ada kelas setiap hari Rabu. Dia memutar otak dan memutuskan untuk menghubungi seseorang.

Orang pertama tentu saja Luhan, tapi nihil. Luhan tidak menjawab. Baekhyun beralih pada teman dekatnya Kyungsoo, dan untung saja berhasil

"Yeoboseyo?"

"ini aku Baekki! Kau tidak menyimpan nomor telfonku?" Baekhyun dengan nada sedikit marah, pasalnya kemarin Kyungsoo menghubunginya. Dan saat ia hubungi Kyungsoo malah bertanya ini siapa? Ckck sedikit mengesalkan memang.

"Mian Baekki aku sedang tidak pakai Kacamata"

"ah.. begitu.."

"jadi ada apa ?"

"ah.. aku sedang sendirian dirumah. Mau makan siang bersama?"

"boleh. Chiubaby cafe. Bagaimana? Menu makan siangnya sangat menggugah selera~"

"ah boleh saja"

"oke, lima belas menit lagi aku akan berangkat. Pai pai~"

"nde" dan telfon terputus. Baekhyun melanjutkan perintah kakaknya, membereskan semua hasil belanjaan mereka. kemudian pergi menemui Kyungsoo untuk makan siang. Cukup menaiki Bus selama sepuluh menit dan dia sampai~.

"Ah annyeong Owner-nim" Baekhyu membungkuk pada si Owner yang kemarin sempat ia umpati.

"ah kau lagi. Siapa sih namamu?" Si Owner itu berkacak pinggang

"Byun.. Baekhyun Owner-nim"

"ah aku Xiumin, panggil saja Xiu Eonnie"

"ah arraseo. Xiumin Eonnie~?" Baekhyun beragyo dan Xiumin tercengang

"Aaa Keyeopta~!" dan keduanya tertawa

"ah itu temanku. Aku disana ya Eonnie~" Baekhyun menunjuk salah satu meja

"okay" Xiumin mengacungkan jempol

Baekhyun duduk berhadapan dengan Kyungsoo. "Menunggu lama Kyung?" Baekhyun mengalihkan dandangan Kyungsoo dari handphonenya

"ah baru saja sampai. Mari pesan sesuatu, makan dan kita akan mengobrol" Kyungsoo memang penuh aturan, dia seperti Putri raja.

...

"jadi ada yang ingin kau bicarakan?" Baekhyun menyendok puddingnya

"eum.. aku ingin kau membantuku. Maukah?" Kyungsoo gugup, bagaimanapun Baekhyun adalah sahabat pertamanya

"mwo? Kenapa tidak langsung katakan saja? Aku takkan menolak Kyung~"

"ah.. maaf. Gugup rasanya meminta bantuan teman. Baru kali ini aku melakukannya"

"MWO?!" Baekhyun tersedak, spontan Kyungsoo memberikan air mineralnya pada Baekhyun

"aku tidak biasanya melakukan ini. Lagipula baru kau lah teman yang benar benar mau dekat denganku. Boleh kuanggap kau Sahabatku?" Kyungsoo menatap Baekhyun yang masih meneguk air mineralnya

"ah terima kasih Kyung" Baekhyun meletakkan gelas yang diberikan oleh Kyungsoo, dia membalas tatapan Kyungsoo "Tentu. Jadi.. apa permintaanmu Kyung?"

"kemarin pagi aku baru saja sampai dikediaman baruku.."

"..kau mau membantuku membereskan rumah? Semuanya masih dikemas didalam box. Dan aku belum memiliki satupun pekerja rumah, dan kau tahu bukan bahwa orangtuaku tidak tinggal di Korea. Jadi.. Maukah?"

"sekarang?"

Kyungsoo mengangguk. Baekhyun berfikir sejenak

"Call! Ayo pergi!" Baekhyun semangat. Dia menghabiskan puddingnya dan berjalan menuju kasir. Membayar semua makanan mereka

"Jinjja? Ah gomawoyo Byunnie"

"Gwaenchanayo Kyungie"

Kyungsoo bukan main senangnya, dia ber lari menyusul Baekhyun dan menggandeng tangannya. Mereka keluar dari Cafe setelah melambaikan tangan pada Xiumin, si Owner.

"ngomong ngomong aku tidak menraktirmu lho~"

"arraseo. Akan kuganti" Kyungsoo membenarkan letak kacamatanya dan mereka berduapun tertawa.

"ah iya, kita bisa bermalam dirumahku~. Akan kupinjamkan pakaian ganti untukmu. Kau mau kan?" Kyungsoo penuh harap

"hmm. Oke! Lagipula kau sendirian kan? Aku tidak tega meninggalkanmu. Kau tak bisa melawan perampok bukan?"

"iya. Kau benar"

"aku akan menghubungi oppa saat sampai dirumahmu"

"Gomawo Byunnie. Saranghae" Kyungsoo menatap Baekhyundengan senyuman

"ewh.. aku masih menyukai lawan jenis Kyung. Tenanglah, akan kuberikan Jongin padamu. Jadi jangan menyukaiku. Mengerti?" Bakhyun sedikit jijik meski ia tahu bukan seperti itu maksud Kyungsoo.

...

"siapa temanmu?! Pasti laki laki dari Club ya! Jujur!" itu suara Kris dari sebrang sana

"oppa! Bisakah tidak menuduhku sebejat itu! Aku bahkan keclub bukan untuk mabuk mabukan! Bisakah kau mengerti perasaanku! Aku lelah dipandang gadis genit oleh mata oppa! Bisakah hilangkan pikiran negatifmu! Aku bahkan masih perawan! Belum pernah berciuman! Belum pernah mabuk mabukan! Temanku perempuan! Kyungsoo! Apa perlu aku mengirimkan foto dan biodata lengkapnya?!" Baekhyun dengan perkataan kakaknya yang tak henti hentinya menganggap Baekhyun sudah menjadi gadis negatif. Saking geramnya Baekhyun bahkan hampir menitikkan air mata. Kyungso yang ada disebelahnya dengan berani meraih ponsel digenggaman Baekhyun.

"A..annyeong oppa. Ini Kyungsoo, bolehkah Baekhyun menginap dirumahku? Aku teman sekelasnya. Dan maaf kalau aku lancang"

"ah.. begitu rupanya baiklah boleh saja. Saling menjaga ya! Bisa kau berikan kembali pada Baekhyun aku perlu bicara sedikit" Kris melunak

"Ini oppamu ingin bicara" Kyungsoo memberikan Handphone Baekhyun pada pemiliknya, Baekhyun meraihnya dengan cemberut

"..." Baekhyun diam, sangat lama

"Yak pabo! Kenapa diam saja?"

"Pikir sendiri!" Baekhyun menutup telfonnya, dia dengan cekatan mematikan ponselnya. Menghapus air matanya, siapa yang tidak sedih dipandang seperti itu?

"sudah Byunnie. Tenangkan dulu hatimu" Kyungsoo menepuk nepuk pelan pundak Baekhyun.

"maaf ya malah menangis. Ayo kita mulai" Baekhyun bangkit dari duduknya. Mengikat kuda rambutnya dengan asal.

Mereka membereskan seisi rumah itu dari ruangan paling belakang, Dapur. Untungnya seluruh furniture telah terpasang rapi. Baekhyun benar benar takjub, sepertinya Kyungsoo benar benar putri Raja. Rumah ini terlalu besar jika dia hanya tinggal seorang diri.

"Byunnie, kita hanya perlu membereskan lantai bawah saja. Lalu beralih kekamarku. Arra?" Kyungsoo masih sibuk mengelapi jendela jendela rumahnya.

"nde" suara Baekhyun yang tertutupi masker, dari arah Dapur.

Baekhyun dengan penglihatannya percaya kalau Kyungsoo ini Putri Raja, rumahnya terlalu luar biasa. Tetapi disisi lain dia merasa Kyungsoo ini lebih dari cinderella. Lihat bagaimana gesitnya dia merapihkan segala sesuatunya? Dia begitu teliti meskipun dengan kacamata besarnya. Rammbut hitamnya menjuntai tanpa diikat sehelaipun. Membiarkan seluruh tubuhnya basah oleh keringat.

Seluruh peralatan dapur, isi kulkas, kamar mandi, Ruang keluarga, meja dan kursi makan, figura, menyapu, mengelap debu, mengepel, menyimpan dan menggantung foto foto diseluruh area Ruang Keluarga. Semuanya selesai. Baekhyun terduduk disofa ruang keluarga dia benar benar berbanding terbalik dengan saat datang tadi, sekarang ia kotor dan bersimbah keringat. Dia menatap foto Kyungsoo yang terpampang disana, Kyungsoo dengan ibu dan Ayahnya. Foto kelulusan Sekolah Dasar Kyungsoo masih dengan Ibu dan Ayahnya, Foto kelulusan Sekolah menengah Pertama masih Kyungsoo beserta Ayah dan Ibunya, Namun di Foto kelulusan bertambah jumlah personilnya, Kyungsoo, ayahnya, Ibunya, dan seseorang yang Baekhyun yakini sebagai kakak angkatnya atau bahkan Kakaknya yang terpisahkan. Mengingat kemarin Kyungsoo berkata 'Oppanya' akan menjemput untuk makan siang. Baekhyun yakin mereka bukan Saudara Kandung, Baekhyun tau betul adat seorang saudara laki laki, mereka jarang bersikap romantis dan kekeluargaan dengan saudara perempuannya. Bahkan untuk makan siang bersamapun rasanya tidak penting. Foto Kyungsoo dan 'Kakak'nya itu cukup banyak, dimulai dari foto formal, selca, sampai Party time. Baekhyun juga menemukan foto Kyungsoo kecil, dengan seorang lelaki yang usianya terlihat cukup jauh dengan Kyungsoo. Dan Baekhyun langsung tahu bahwa itu adalah kakak laki laki Kyungsoo yang terpisah selama Kyungsoo kecil dan dipertemukan kembali saat Kyungsoo beranjak dewasa. Baekhyun mengangguk ngangguk. Baekhyun menyadari satu hal, Kakak kyungsoo sangat tampan. Dia terlihat menawan disetiap potretnya. Rasanya ia mungkin saja Jatuh Cinta pada kakak Kyungsoo. Dari salah satu figura dimana foto Kyungsoo kecil sedang duduk dan disebelahnya berdiri seorang anak laki laki yang memakai seragam sekolah dasar yang menunduk mendekap Kyungsoo. Dari figura itu dia tahu, nama kakak Kyungsoo adalah Chanyeol.

"Byunnie! Naiklahh.. kau harus mandi, aku sudah selesai jadi pakailah kamar mandinya"

"ndeee!" Baekhyun membalas teriakan Kyungsoo dari lantai bawah. Dia bergegas menaiki tangga, namun astaga lihatlah! Bahkan tangganya terbagi dua! Mana yang harus Baekhyun pilih?

"Kyungiee! Tangga kiri atau Kanan?" Baekhyun berteriak

"Kanan Byunnie" Kyungsoo balas berteriak.

Baekhyun menaiki anak tangga yang bukan main banyaknya, dia berfikir kalau dia yang tinggal disini dia akan membuat elevaor atau bahsan sebuah lift! Baekhyun dengan terengah masuk kekamar yang ia percayai adalah kamar sahabat barunya.

"astaga rumah ini keterlaluan. Aku lelah" Baekhyun duduk disebelah Kyungsoo

"maafkan aku karena memaksamu Byunnie, berendamlah dengan air hangat. Aku akan keluar sebentar. Aku harus membeli bahan masakan. Aku lupa belanja"

"mwo? Kau mau meninggalkanku dirumah sebesar ini sendirian?!"

"aku tidak lama Baekhyun. Tunggulah, Kyungsoo menyimpan Handuknya dan berlari menuruni tangga, namun ia berhenti. Ia ingat sesuatu "Byunnie! Bajumu ganti untukmu kuletakkan diatas kasur! Aku pergi!" dia melanjutkan langkahnya.

Dengan lemas Baekhyun menutup pintu kamar Kyungsoo, dia sudah terlalu gerah, dengan cepat ia melepas ikata rambutnya. Melepas seluruh pakaian yang menempel ditubuhnya dan melilitkan handuk ke badannya. Membawa baju ganti yang Kyungsoo berikan agar ia bisa langsung berganti dikamar mandi. Dan lihatlah ini dia bahkan punya wastafel dan cermin didalam kamar mandinya belum lagi Bathtub dan kotak shower? Oh yatuhan dia bener benar putri raja, dan jangan lupakan berbagai perawatan tubuh untuk mandinya. Demi tuhan Baekhyun ingin sekali seperti ini. Dia menyalakan Shower dengan air hangat, membersihkan seluruh tubuhnya kemdian ia berendam dengan air hangat setelahnya. Saking nyamanya dengan aroma susu dan mawar yang menguar dari dalam Bathtub dia sampai terlelap beberapa menit, sampai ia merasa kedinginan dan keluar dari sana. Ia mendengar Kyungsoo telah masuk kedalam kamarnya lagi. Ia dengan cepat mengelap tubuhnya, dan mengusap ngusap rambutnya dengan handuk secara perlahan, setelah sedikit kering dia memakai baju ganti yang diberikan Kyungsoo. Celana pendek kain sepaha dan kaus hitamputih berlengan pendek. Sepasang pakaian dalam dan secarik kertas bertuliskan bahwa 'underwear itu belum pernah kupakai. Jadi pakailah. Aman kok -kyungsoo-'. Baekhyun tersenyum dengan pesan lucu sahabatnya. Ia memakai Bra dan celana dalam berwarna pink itu. Dan ya tuhan! Mereka bahkan terlalu sempit, payudara Baekhyun bahkan terlihat akan tumpah keluar, ah dia malu sekali menatap bayangannya dicermin. Tapi dia tidak memperdulikan itu dia dengan cepat mengenakan celana pendek yang sialnya membuat tubuh sintalnya semakin terbentuk, dia merutuki tubuh semok yang tak pernah ia banggakan. Dengan gerakan yang relalu risih dan gelisah , handuk yang menggantung dipundaknya jatuh, mempertontonkan tubuh bagian atas Baekhyun. Dia mengambil handuk itu dan boom! Tepat saat itu pula pintu kamar mandi terbuka dan seseorang menghampirinya dengan langkah tergesa gesa.

"menggodaku eoh?" Dari tangan yang menempel dipundak dan suaranya tentu saja Baekhyun tau ini bukan Kyungsoo, dia seorang lelaki dengan gairah menggebu gebu. Dia memejamkan mata takut, lelaki itu dengan terburu buru membalikan tubuh Baekhyun dan dengan sekali tarik ia mendorong tubuh Baekhyun ketembok seraya mencium bibirnya, Baekhyun mengerjap, matanya terbuka.. ini kakak Kyungsoo, Chanyeol...

Chanyeol masuk kedalam rumahnya, setelah memarkirkan mobil mewahnya yang hitam berkilau. Dia melihat sepasang sepatu wedgess pink bertengger didekat pintu, Kyungsoo sudah pulang begitulah pikirnya. Ia melepas jas dan dasinya, melemparkannya asal kesalah satu Sofa diruang tamu. Dia membuka dua kancing kemeja hitamnya, dia sangat lelah. Sambil menggulung lengan bajunya dia menelusuri seluruh isi ruangan. Mancari Kyungsoo. Tetapi tak kunjung ia temukan. Ia menaiki tangga kiri, membuka salah satu kamar yang didalam nya masih terisi dengan box box besar, itu kamarnya. Ia beralih menatap pintu kamar disebrang sana. Lampunya menyala. Tanpa pikir panjang Chanyeol berjalan dan membuka pintu itu, kosong. Tidak ada siapapun. Hanya terdengar suara kecipak gemercik air dari bathtub menandakan seseorang sedang berendam didalam sana. Ia menautkan kedua alisnya, tidak biasanya Kyungsoo menaruh pakaian kotornya begitu saja dilantai. Chanyeol berjalan mendekati pakaian yang tergeletak itu kemudian byuur- suara air. Seseorang didalam sana telah keluar dari bathtubnya. Dia memandangi pakaian itu dengan bingung, Chanyeol meraih bra berwarna merah terang yang tergeletak disana, ia tahu, ini bukan milik Kyungsoo. Warnanya terlalu berani dan ukurannya terlalu besar. Ia tahu betul lekuk tubuh Kyungsoo. Chanyeol menghirup aroma dari pakaian dalam itu

"argh.. wanginya terlalu menggoda" Chanyeol seperti orang mabuk sekarang, hanya karena menghirup aroma dari pakaian dalam wanita. Oh ayolah.

"sejak kapan dia belajar merayu? Ck harus diberi pelajaran." Chanyeol menyeringai dan mencium pakaian dalam itu seakan akan bra itu adalah kekasihnya.

Dengan santai dia membuka pintu kamar mandi dan mendapati santapannya tengah menungging mengambil seutas kain yang bernama handuk yang kini telah berdiri tegak dan masih memunggunginya. Dengan Gairah tertahan dan suara beratnya Chanyeol meraih pundak gadis yang ia yakini adalah Kyungsoo,

"Menggodaku eoh?" Dalam sekejab bibirnya bertautan dengan gadis itu, ia mencumbu gadis itu dengan liar tanpa ampun, tanpa membuka mata Chanyeol tahu gadis itu sudah luluh.

"ahh.." Lihat desahan yang gadis itu lontarkan, itu desah kenikmatan, pikir Chanyeol. Ciuman kasar itu sekarang berubah menjadi perang lidah, dan berevolusi menjadi French Kiss yang menggairahkan, kedua tangan gadis itu terperangkap diatas kepalanya dengan genggaman tsebelah tangan Chanyeol, dengan gesit tangannya tang terbebas menyentuh payudara gadis dihadapannya. Tanpa membuka mata Chanyeol meremas payudara gadis itu dengan lembut, sampai ia rasa payudara gadis ini terlalu menakjubkan dan benarbenar bukan milik Kyungsoo. Terlalu besar dan berisi. Dengan terpaksa dia membuka mata dan mengakhiri ciuman panasnya. Dia mendapati gadis itu ternyata benar bukan Kyungsoo. Dia menatap Chanyeol takut dan butiran kristal air mata jatuh dari mata sipitnya ke wajahnya yang cantik, dia sedikit terisak, saliva masih menggantung disisi bibirnya. Chanyeol terpana sesaat dan melepaskan kekungannya pada gadis itu.

"ciuman itu. Ciuman pertamaku" Gadis itu menangis dengan lembut "dan kau mencurinya.." dia semakin terisak.

"maaf.. aku terlalu lelah dan kau terlihat begitu.. akh!" Chanyeol mengacak rambutya pelan

"maafkan aku.. siapa namamu,?" Chanyeol mengambil kaus yang ada disebelah wastafel kemudian memakaikannya pada gadis itu. Gadis itu jatuh terduduk dan Chanyeol berlutut dihadapannya. Kaus yang ia pakaikan terlalu ketat.

"Byun Baekhyun" gadis itu menunduk. Chanyeol mengusap lembut surai hazel Baekhyun.

"apa kau.." Chanyeol mendekatkan wajahnya sedikit ".. Chanyeol?" Baekhyun mendongak sedikit masih dengan air mata dan pipi yang memerah karena tangisan.

"iya. Aku Chanyeol, Park Chanyeol yang menghiasi figura figura di lantai bawah. Dan, maafkan aku.. aku terlalu-" ucapannya terhenti, Bekhyun merangkak sedikit dan menempelkan bibirnya dengan bibir apel Chanyeol, merasakan nikmatnya lelaki ini. Chanyeol memeluk tubuh Baekhyun, dia tidak peduli siapa Baekhyun. Dia hanya terlalu menginginkan gadis ini. Baekhyun menggantukan kedua lengannya di leher Chanyeol. Dan French Kiss yang nikmat itu terjadi lagi. Mereka berbagi saliva lama sekali, Sampai Baekhyun melepas tautan mereka, dia butuh oksigen.

"aah.. ma..maaf" Baekhyun melepaskan pelukannya dileher Chanyeol dengan tidak rela.

"tidak. Aku yang harusnya minta maaf. Kau teman Kyungsoo?" Chanyeol berdiri dan mengulurkan tangannya pada Baekhyun

Baekhyun meraih tangan itu "iya. Kau kakaknya kan?" Baekhyun menatap Chanyeol dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kemejanya agak lusuh dan kancingnya terbuka dua. Dia melihat dada bidang dan perut berotot Chanyeol yang terutupi oleh kemeja Hitam itu. Ahh.. bagaimana bisa tubuhnya yang tertutup kain itu menggodaku? Ucapnya dalam hati.

Chanyeol menengok kekiri dan kekanan "iya, begitulah" Chanyeol mengusap wajahnya kasar.

Ahh.. kau lihat tangan besar itu? Baekhyun kembali berucap didalam hatinya. Dia menggigit bibir bawahnya.

Ya.. tangan itu sudah menyentuh dan menggoda payudaraku. Dan.. ah kau bisa melihat lengan kekarnya? Ungh.. aku tidak tahan lagi.

Baekhyun memandangi sesuatu yang benar benar menarik perhatiannya. Gundukan diantara kaki Chanyeol, tepat diselangkangannya.

Ah aku gila! Kau lihat itu? Kau lihat penisnya yang membengkak didalam sana? Ya tuhan kamana pikiran polosku..

Mata Baekhyu tertutup oleh nafsu, dia melangkah dan nyaris saja nafsu gilanya menguasai diri. Dia nyaris memberikan keperawanannya untuk lelaki dihadapannya. Untung saja, Akal sehatnya kembali saat ia mendengar suara teriakan Kyungsoo dari lantai bawah.

"Rahasiakan ini dari Kyungsoo dan ayo turun." Chanyeol berjalan mendahului Baekhyun

"i..iya"

"itu pasti pakaian Kyungsoo? Maaf ya kalau agak sempit" Chanyeol berubah sedikit lebih santai

"ah.. Gwaenchana."

"kau akan pulang dengan pakaian itu?"

"sepertinya aku akan menginap. Tapi sekarang aku sedikit tidak yakin" ya, tentu saja ia ragu. Siapa yang betah satu atap dengan lelaki asing yang sudah mencumbu mu dan merebut ciuman pertamamu dengan nafsu yang hebat? Siapa?!

Seketika Chanyeol menghentikan langkahnya dan berbaik kearah Baekhyun. Sontak Baekhyun berhenti melangkah juga.

Chanyeol meraih pakaian Baekhyun yang tergeletak dilantai tadi, "ini milikmu kan?" Baekhyun merah padam. "Aaaa maafkan aku" dengan gerak cepat ia mengambil pakaian itu namun Chanyeol menahannya

"kau tahu? Kau membuatku gila seketika jika ada di atap yang sama. Aku tidak yakin bisa mengontrol diriku. Bagaimana bisa kau terlihat begitu lembut dan menawan?" Chanyeol menautkan kedua alisnya

"karena aku masih perawan dan polos" Baekhyun menjawab dengan cepat

Chanyeol menutup matanya dengan gusar. "Kau harus pulang, biarkan aku mengantarmu. Makanlah dulu dengan kami lalu katakan pada Kyungsoo bahwa kau ingin pulang. Mengerti?" Chanyeol berkata dengan nada memaksa.

" " Baekhyun yang entah kenapa langsung setuju

"aku akan berikan jaketku untuk menutupi sebagian tubuhmu. Dan sebagai gantinya bolehkah aku mengambil ini darimu." Chanyeol menyerahkan seluruh pakaian Baekhyun kecuali bra merahnya.

"t..tapi untuk apa? Kau akan mengguna gunaku?"

"tidak. Hanya untuk membuatku mengingatmu. Byun Baekhyunku.." Chanyeo berkata dengan seduktif ditelinga Baekhyun. Tak lama Chanyeol berjalan santai kekamarnya , Baekhyun sempat mematung dan kemudian mengikutinya.

"ini.. untuk membungkus pakaian kotormu. Dan ini untukmu" Chanyeol memberikan sebuah tas tangan miliknya serta Sweater hitam dan Coat abu abu untuk Baekhyun.

"janji ya jangan mengguna gunaku?"

"untuk apa? Kau bahkan sudah menginginkanku bukan?" Chanyeol menjawab santai dan Baekhyun merona parah.

...

Rasa kecewa menyelimuti wajah Kyungsoo saat Baekhyun mengatakan ia harus pulang. Sandiwara itu berhasil. Kyungsoo merelakan kepergian Baekhyun. Dan kini mereka sudah sampai didepan kediaman Baekhyun. Masih didalam mobil Chanyeol yang sunyi akibat dimatikannya mesin mobil itu.

"turunlah. Dan ingat, jangan menceritakan apapun yang kita lakukan dikamar mandi tadi."

"aku bahkan terlalu malu mengingatnya."

"Bagus"

"boleh aku memanggilmu oppa?" Baekhyun menunduk

"ya. Kau seusia Baekhyun bukan? Kau seharusnya memanggilku demikian"

"oppa.. apa kita akan bertemu lagi?" Baekhyun kini menatap Chanyeol dengan kecewa dan takut. Ia kecewa jika tidak bisa bertemu dengan pria yang seertinya akan menjadi tambatan hatinya. Sekaligus takut, jika pertemuan mereka hanya 'sebatas ini'.

"Kau menginginkannya? Kita bertemu lagi?" Chanyeol balik bertanya

Tanpa ragu Baekhyun mengangguk. Masih dengan wajah sebelumnya.

"as your wish. My Bunny" Chanyeol mencium bibir Baekhyun. Dan ciuman itu terjadi lagi..

"akupun menginginkanmu.." Chanyeol berkata disela sela ciumannya. Ciuman itu lagi lagi berevolusi menjadi French Kiss penuh kenikmatan seperti sebelumnya. Ciuman Chanyeol turun keleher Baekhyun. "mulai hari ini kupastikan kau hanya akan mendesahkan namaku.

Ciuman Chanyeol turun keleher Baekhyun. "mulai hari ini kupastikan kau hanya akan mendesahkan namaku, sayang" dia memberikan beberapa Kiss mark di leher putih Baekhyun kemudian tangannya dengan cepat menarik Kaus yang dipakai Baekhyun, dengan sekali tarikan penuh tenaga. Kaus itu robe begitu saja. Otomatis mengekspos payudara indahnya, tak lupa perut nya yang rata. Ciuman itu semakin liar, menjalar ke payudaranya. Chanyeol menarik Baekhyun ke kursinya, duduk dipangkuannya dengan sedikit mengangkang. Baekhyun meremas surai hitam Chanyeol seraya memeluknya. Dengan handal Chanyeol menciumi dan menghisap bagian payudara Baekhyun, berganti kiri-dan kanan. Meninggalkan bercak merah keunguan disana. "ahh.. Chanyeol oppa.." Baekhyun hanya mendesah nikmat..

"yeah terus seperti itu, my babe" dia melanjutkan aktifitasnya. Melumat payudara Baekhyun seperti bayi mencari susu ibunya. Dia menghisap payudara Baekhyun.

Didalam mobil itu hanya terdengar suara desahan sexy Baekhyun "ahh.. oppa" atau "ahhh Chanyeol oppa" ya seperti permintaan Chanyeol,Baekhyun mendesahkan namanya dengan sexy dan penuh kenikmatan. Tangan Chanyeol turun ke selangkangan Baekhyun, dan gadis itu membulatkan matanya seraya menarik tangan Chanyeol.

"kumohon jangan lakukan itu." Baekhyun berubah sedih "lakukanlah ketika kau mencintaiku.." "aku tidak ingin sex tanpa Cinta"

"aku mengerti.." Chanyeol menghentikan aktifitasnya, menarik kembali Baekhyun untuk French Kiss dengan jangka waktu cukup panjang.

Setelah baekhyun mengenakan Sweater pemberian Chanyeol yang benar benar kelewat besar ditubuhnya, ia pun turun. Memberikan ciuman singkat untuk Chanyeol kemudian keduanya berpisah. Mobil Chanyeol memutar dan pergi. Baekhyun masih didepan gerbang rumagnya sampai tak lama kemudian Mobil Kris datang dan spontan Baekhyun yang mematung bergerak membuka gerbang.

"Kau tidak meninap?"

"tidak oppa. Aku tidak enak meninggalkan oppa seorang diri, Baekhyun menjawab asal

"aigoo.. adikku romantis sekali" Kris memeluk adiknya dan tersenyum.

Kris melihat adiknya masih setia memeluk sesuatu. "apa itu?"

"Coat dan baju kotorku"

"Coat? Terlihat terlalu besar sepertinya. Milikmu?" Kris heran

"ya. Punyaku" Baekhyun tersenyum.

...

Chanyeol pulang dengan segar, tidak lelah seperti sebelumnya. Dia terduduk dengan wajah cukup sumringah, dia senang kecelakaan yang dialaminya dengan Gadis bernama Byun Baekhyun dapat membuat hatinya diketuk begitu saja oleh gadis itu. Chanyeol ingin sekali lebih dekat dengan Baekhyun, dia ingin jatuh cinta pada gadis itu. Dia ingin melindungi gadis itu, dia ingin merengkuh tubuh pendek gadis itu didalam pelukannya, dia ingin mengelus surai itu setiap hari, dia ingin memiliki Byun Baekhyun untuk dirinya sendiri. Sampai Kyungsoo datang dan melingkarkan lengannya dileher Chanyeol memeluknya dari belakang. Chanyeol membalikan badannya dan kini menghadap Kyungsoo.

"aku pulang" Chanyeol tersenyum dan mereka berciuman. Ya , bibir mereka menyatu dengan sempurna. Kepala keduanya menyamping secara menyilang, Kyungsoo kekiri dan Chanyeol kekanan dan begitulah setrusnya. Suara kecipak menandakan mereka sedang bertukar saliva, dan kini mereka bermain lidah. Dan berakhir dengan French Kiss, gaya berciuman favorit Chanyeol. Dan jangan lupa tubuh keduanya saling bertindihan diatas Sofa, dengan lutut yang saling menggoda selangkangan satu sama lain.

.

.

.

.

To be Continue/ END

.

.

Please give your Review, and always support me for the next story.