Disclaimer : I do not own Naruto. All characters belong to Masashi Kishimoto.

Warning : SasuIno. Fantasy content.

Cerita ini (murni) ditulis untuk menyembuhkan keposesifan author terhadap karakter bernama Uchiha Sasuke (?)tanpa ada maksud untuk menyinggung perasaan siapa pun dan tanpa mengambil keuntungan materi apa pun.


BLEND X BOND

Perpaduan X Ikatan

- prolog -

Mereka saling mencari karena membutuhkan keberadaan satu sama lain untuk bisa bertahan hidup. Tetapi, keduanya saling membenci, akibat dendam yang pernah hadir diantara klan mereka pada masa lalu.


Uchiha Sasuke mengacungkan sebuah belati berwarna keperakan ke dagu seorang perempuan cantik di depannya. Matanya mengilat merah terang saat merefleksikan sinar remang lampu di malam itu.

"Kutusuk kau, nona penyihir. Maka nyawamu akan melayang," ujarnya.

Sementara Yamanaka Ino menodongkan pistol hitamnya ke pangkal kening lelaki tersebut. Kulit putih di wajahnya berpendar saat tersapu cahaya ruangan.

Tersenyum sinis, sang perempuan hanya menimpali dengan kalem. "Kudengar, jenismu bisa hidup abadi dan sulit untuk mati. Tapi jika kutembak kau... maka pikiran, raga serta jiwamu akan menjadi milikku, tuan vampir."

Menyeringai tipis, pria berambut hitam itu menjauhkan belatinya. "Menarik."

Perempuan di depannya pun mulai menurunkan dua buah pistol yang sedang digenggamnya dengan erat.

"Tak pernah kusangka akan menemukan makhluk langka sejenismu di tempat seperti ini," cemooh Ino.

Keduanya memasukkan senjata masing-masing ke dalam wadahnya.

Perempuan itu kembali mendongak untuk menilik sosok lelaki tersebut, paham dengan bahaya apa yang bisa diberikan olehnya. Sedikit pun Ino tidak melemahkan pertahanan dirinya. "Kujamin perlindungan sebagai ganti umur panjangmu."

"Dan kusediakan energi alam untuk menjamin kelangsungan hidupmu. Bukankah kita sudah sepakat sebelumnya, nona?" Lelaki itu menegaskan dengan nada dingin, berusaha untuk tidak lengah.

Baik Sasuke maupun Ino paham ancaman apa yang bisa diberikan oleh masing-masing. Keduanya sama-sama mempunyai alasan dan kesempatan untuk saling membunuh, kapan pun. Tapi mereka tidak memiliki pilihan lain.

"Ya. Tetapi kesepakatan itu hanya berlaku jika kau mematuhi persyaratan yang telah kuajukan. Bukankah sudah kubilang, disaat kau mulai menyentuhku, disaat itu pula kau akan kehilangan kesadaranmu?"

Sasuke tertawa sinis. "Dengar, aku pun tak akan sudi melakukan hal hina seperti itu dengan cuma-cuma. Tapi seharusnya kau lebih paham dengan posisi kita saat ini."

Ino berbicara sambil mengangkat dagu tirusnya. "Tentu saja aku paham sekali. Kau melemah, dan nasibku akan berakhir pada kematian."

"Jika begitu, kau tidak seharusnya protes hanya karena aku mulai merangkulmu untuk meyakinkan belasan pasang mata tadi!" Sasuke menaikan nada bicaranya, matanya masih menyala merah.

Ugh.

Ino mengerutkan kening sambil menelan ludah. Ia melangkah mundur.

"Salahmu mengiyakan saja saat mereka menuduh kita sebagai pasangan!" bentak perempuan itu, seolah tidak mau kalah.

Sasuke perlahan mengambil beberapa langkah maju sampai badannya hampir menyentuh tubuh perempuan berambut pirang itu. Ia menundukkan kepalanya, memandang tajam mata biru Ino yang sedang membelalak waspada.

"Tidak ada cara lain untuk memuaskan keingintahuan mereka disaat kita tinggal bersama." Sasuke menekan kalimatnya, kembali mempertegas.

Ino memandangnya sejenak dengan tatapan marah, lalu ia segera memalingkan muka. Perempuan itu mendengus kesal sebelum memutarkan tubuhnya untuk melangkah menjauh. Sementara warna mata Sasuke mulai kembali memekat hitam. Ia tengah berusaha meredam emosinya.

Benar. Keduanya telah memutuskan untuk mulai hidup bersama, agar dapat saling menunjang hidup masing-masing.

X X X

Rambut hitam pekat, bola mata merah dan masa hidup yang panjang.

Manik hitam seorang lelaki berparas tampan sedang memandang rembulan dari balik sebuah bingkai jendela. Penglihatannya sedikit tertutup oleh salur-salur pohon dedalu yang tumbuh menjulang tepat di samping apartemen yang sedang ia tinggali. Ranting-ranting dedaunannya merosot rendah sampai hampir menyentuh tanah.

Lelaki itu sedang duduk di kursi kayunya. Rutinitasnya yang biasa, seperti malam-malam sebelumnya yang ia habiskan dengan memandang gelapnya langit malam.

Ia sudah terbiasa terjaga. Ia biasa untuk tidak menghabiskan malam-malamnya untuk tidur. Sasuke memang tidak butuh tidur.

Anugerah tersebut, atau beberapa orang barangkali menyebutnya dengan musibah, memang hanya dimiliki oleh golongannya.

Benar.

Sasuke merupakan bagian dari klan Uchiha, sebuah kelompok makhluk yang pernah menguasai dunia di masa lalu. Jumlah mereka memang tidak banyak, namun masa hidup yang panjang membuat keberadaan mereka tak pernah hilang. Manusia awam biasa menyebut mereka sebagai vampir. Hampir tidak ada kelemahan. Kehidupan dan kekuatan telah mereka genggam selama masa demi masa.

Namun kemudian, satu-satunya kelemahan muncul. Para Uchiha sendiri yang memulainya. Mereka lenyap, beristirahat dalam tidur abadi. Konflik intra klan yang tidak akan pernah ingin dibahas ataupun diingat oleh lelaki itu, telah membuat klan terkuat tersebut menjadi hampir punah.

Ya. Uchiha Sasuke adalah satu-satunya yang tersisa. Ia adalah Uchiha terakhir.

Karenanya, ia bisa melemah tanpa adanya bantuan perlindungan dari para pemburu kekuatan. Cara termudah untuk mengenyahkan para pemburu itu adalah dengan membunuh mereka. Namun akan sangat merepotkan karena jumlah mereka terlalu banyak dan akan terus menganak pinak. Belakangan, Sasuke menemukan cara termudah, yaitu dengan penghapusan ingatan atau perusakan syaraf otak, yang berujung pada penghilangan jejak pengetahuan seputar vampir dari memori mereka. Pelan tapi pasti, metode tersebut akan membuat keberadaan vampir lenyap dari rekaman ingatan dunia. Menguntungkan keberadaannya, benar.

Beruntung, belakangan ini Sasuke telah menemukan seseorang yang memiliki kemampuan tersebut. Perempuan itu. Ia sudah tahu bahwa seorang Yamanaka memang seharusnya bisa membantu Sasuke untuk tetap bertahan hidup dan membangkitkan para uchiha yang tertidur. Tetapi Yamanaka selalu sulit dicari. Mereka dalam persembunyian, sama seperti dirinya. Namun tampaknya nasib berkata lain. Pada akhirnya, ia bertemu dengan salah satu dari makhluk yang dikatakan rupawan tersebut. Tanpa sengaja.

Sasuke tampak tersenyum tipis di tengah malam yang selalu terasa panjang itu.

. . .

Penampilan cantik yang dipenuhi oleh warna.

Ino adalah penjelmaan dari keindahan, seperti para kerabatnya. Kulit seputih salju, bola mata secerah langit biru dan rambut sewarna sinar mentari di siang hari. Eksistensinya berkilauan. Kontras dengan warna sang vampir yang identik dengan kegelapan.

Ino sedang berguling di kasur kamarnya. Ia tidak sedang resah. Ia tidak sedang gundah. Ia tidak sedang merasakan apa pun. Ia hanya tidak suka malam. Ia tidak suka kegelapan yang hadir menggantikan senja. Ia tidak suka saat kehilangan kewaspadaannya disaat tubuhnya rebah dalam tidur panjang.

Ia tidak suka warna hitam yang menyelimuti malam. Seperti ketidaksukaannya kepada lelaki yang diliputi oleh warna gelap itu.

Dianugerahi penampilan sempurna, memiliki kemampuan telepati, serta mampu untuk mengendalikan dan mengambil alih tubuh serta pikiran manusia.

Benar.

Perempuan itu adalah bagian dari Klan Yamanaka. Salah satu klan bangsawan terbesar yang hampir menghilang. Bangsawan? Tidak. Masa kejayaan mereka telah pudar sejak lama. Sekarang mereka sedang berpencar dalam pelarian.

Yamanaka merupakan satu kelompok makhluk dengan sejarah yang tak akan lekang dimakan waktu. Jumlah mereka banyak, namun pemburuan dan pemusnahan besar-besaran oleh manusia dari semenjak zaman dahulu, membuat jumlah mereka terus berkurang. Manusia awam biasa menyebut mereka sebagai penyihir.

Kemampuan khusus para bangsawan itu dulu sempat dipuja, namun setelah tak dibutuhkan kini dibuang. Sifat alami manusia.

Manusia selalu membenci sesuatu yang mereka anggap berkaitan dengan sihir, karena dapat membahayakan keselamatan mereka, katanya.

Kini posisi kasta bangsawan untuk mereka sudah diturunkan beberapa tingkat menjadi yang terendah. Penyihir.

Ino paham sekali bakat milik klannya bukanlah ilmu sihir. Namun ia tak perlu repot untuk menjelaskan, pada siapa pun. Tak akan ada gunanya.

Sayangnya, untuk bisa berkumpul dengan kerabatnya, sesama pengemban bakat tersebut, Ino harus banyak menggunakan kemampuannya. Termasuk telepati jarak jauh, jika suatu hari nanti dibutuhkan.

Masalahnya, kekuatan sebesar itu memerlukan banyak tenaga. Energi kehidupan yang dapat diperoleh dari alam, dan Ino tidak memilikinya. Inilah yang membuat para Yamanaka selalu kesulitan untuk berkumpul. Mereka seringkali kehabisan aura. Perlu waktu lima tahun untuk kembali mengumpulkannya dari awal.

Hanya ada satu makhluk di dunia yang bisa menerjemahkan energi alam tersebut ke dalam energi kehidupan yang dapat ia gunakan. Lelaki itu. Hanya seorang Uchiha yang bisa melakukannya.

Saat ini, keduanya saling membutuhkan. Baik Sasuke maupun Ino sama-sama paham. Masalahnya, untuk bisa bertahan hidup, keduanya tidak hanya membutuhkan satu sama lain. Mereka masih tergolong makhluk hidup yang butuh pangan, papan, sandang, dan lain-lain. Untuk hidup berdampingan dengan manusia sambil tetap menjaga rahasia mereka, keduanya harus bisa bekerja sama.

Maka, dimulailah kisah kehidupan bersama sang lelaki vampir dan perempuan penyihir.

.

.

.

Bersambung.


Apabila terjadi kesamaan ide, tolong beritahu ya.

Hahaha. Pada akhirnya, tergoda untuk menulis sesuatu tentang Sasuke. Ah, my poor heart~

Jika berkenan, silahkan memberikan komentar di kotak review.

Terimakasih :)