Between You and Me

An Akakuro Fanfiction

By arudachan

Summary :

Kuroko Tetsuya hanyalah seorang siswa biasa yang memiliki hawa keberadaan yang tipis. Tetapi pertemuannya Akashi Seijuurou, sang emperor, dan kecerobohannya waktu itu malah berakibat fatal baginya. / AkaKuro

Rate : T

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Sebuah fanfiction AkaKuro yang dibuat oleh pemikiran seadanya author. Terinspirasi dari novel Kimi to Boku (ada yang pernah membacanya?) karya Thurfatun Nadhifah. Bagian awalnya mungkin mirip dengan novel itu, tapi sisanya terserah author :v

WARNING : Beberapa kalimat yang tidak sesuai EYD, dan mungkin ada bagian yang kurang dimengerti. Maklumkanlah Aru yang masih pemula

Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Between You and Me © arudachan

Chap ini dipersembahkan untuk AKAKURO WEEK 2016~

Happy reading, minna!

.

.

.

1st Day : Hari Yang Penuh Kesengsaraan


Kuroko Tetsuya mempercepat langkahnya melalui jalan setapak di belakang gedung sekolah SMA Teiko. Cuaca yang panas terik karena musim panas kelihatannya tidak berpengaruh baginya, walau kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya. Baru berjalan selama 10 menit saja keringatnya sudah mengalir deras.

"Ara~, Kuroko-kun~! Ternyata kau ada disini~~"

"Kenapa kau terburu-buru seperti itu?"

"Kau tidak bermaksud untuk melarikan diri dari kami kan?"

Jantung Kuroko langsung berdegup kencang dan tubuhnya berhenti mendadak ketika mendengar tiga suara gadis dari belakangnya. Ia mencengkeram tas sekolahnya erat. Seharusnya ia tidak melewati jalan di belakang gedung sekolah kalau ia tau situasinya akan jadi begini.

Dengan terpaksa, Kuroko menoleh ke sumber suara itu. Matanya menatap datar kepada tiga gadis didepannya yang sedang tersenyum padanya. Sebenarnya ia ingin menatap tiga gadis didepannya dengan tatapan dingin, tapi apa daya wajahnya hanya bisa menunjukkan ekspresi datar seperti teflon. Kuroko pun merasa jijik dan muak hanya dengan melihat senyuman palsu mereka.

"Maaf, aku sedang tidak ingin berurusan dengan kalian. Jadi… permisi." , setelah itu, Kuroko berbalik dan berjalan cepat untuk menghindar. Namun, ia kalah cepat dengan salah satu gadis itu yang langsung menarik paksa lengan Kuroko.

Kuroko lalu terjungkal kebelakang. Ia bahkan baru mendaratkan tubuhnya di tanah ketika salah satu gadis yang berambut sebahu itu menyiramnya dengan seember air dan melemparkan ember itu ke samping Kuroko. Mereka lalu tertawa dan menyeringai kepada Kuroko.

"Sayang sekali…. Kali ini kau tidak bisa pulang dengan pakaian kering, Kuroko-kun. Tapi untunglah, karena cuacanya terik, kau tidak perlu merasakan hawa panas. Hahahaha..!" , ujar salah satu gadis yang dikuncir twintail dan ia pun melemparkan senyum meremehkan pada Kuroko.

"Sepertinya kali ini sampai disini saja, I-J-I-M-E!" setelah berkata seperti itu, mereka pun pergi meninggalkan Kuroko sambil tertawa.

"…." Kuroko ingin mengatakan beberapa umpatan pada mereka, tetapi pada akhirnya, ia hanya bisa memendamnya dalam hati. Ia pun mencari tasnya dan menemukannya tergeletak kira kira satu meter dari tempat ia terjatuh dan tersiram air. Untung saja tasnya tak terkena cipratan air sama sekali, jika iya, maka ia harus bersabar mengeringkan tiap lembar bukunya.

Setelah merapikan beberapa buku yang keluar dari tasnya, Kuroko pun berjalan pulang ke arah rumahnya. Tetapi benar juga apa yang dikatakan salah satu gadis itu kalau ia tidak akan merasa terlalu basah dengan cuaca panas terik seperti ini. " Paling tidak pakaianku akan kering ketika sampai di rumah nanti, jadi okaa-san tidak akan terlalu curiga."


30 menit kemudian, Kuroko sampai di rumahnya. Seperti yang ia duga, pakaian dan rambutnya sudah kering, walau rambutnya terlihat agak kusut dan acak-acakan. Yah, hampir mirip dengan suasanya hatinya sekarang ini.

" Eh? Tet-chan? Kau sudah pulang? Uwaaaah! Ada apa dengan rambut mu?! Kenapa acak-acakan begitu?! Kau habis tidur dimana? Ceritakan pada okaa-san, Nak! Ceritakan!" ujar sang okaa-san pada anaknya,sedikit ngelantur.

"Tidak ada apa apa, kaa-san. Aku hanya terkena hembusan angin yang kencang tadi, jadi rambutku berantakan begini…." Bohong Kuroko pada okaa-sannya. "Ooh… jadi begitu…. Kalau begitu, kau mau apa untuk makan malam?" ujar Kuroko Miyuki alias Nyonya Kuroko pada anaknya, melupakan kepanikannya sebelum itu.

Kuroko terdiam sebentar. "Bagaimana kalau karaage saja? Aku sudah lama tidak makan itu. Dan bolehkah aku minum susu kocok malam ini?" pintanya pada sang okaa-san. "Tidak, Tet-chan, kau kan sudah minum susu kocok kemarin. Lagipula, minuman itu tidak bagus untuk kesehatanmu jika kau meminumnya setiap hari."

"Tapi okaa-san, aku hari ini sangat kepanasan… dan hanya itu yang bisa menghilangkan rasa panas dan lelahku. Apakah okaa-san tau hari ini panas sekali? Okaa-san tega membiarkan aku kehausan akan susu kocok vanilla?" ucap Kuroko yang tiba-tiba jadi OOC dengan mata yang berbinar-binar walaupun raut wajahnya tetap datar. Ibu Kuroko pun akhirnya menyerah.

Setelah itu, Kuroko pergi ke kamarnya untuk menaruh tasnya dan pergi ke kamar mandi. Setelah menyiapkan air panas dan menggosok lalu membasuh tubuhnya, ia berendam.

Kuroko terdiam sejenak. Ia teringat kejadian ketika pulang sekolah tadi. Jika saja ia tidak ceroboh waktu itu, kehidupan sekolahnya tidak akan jadi seperti ini. Satu kesalahan kecil… atau besar? Andai saja Kuroko tidak melakukannya, andai saja ia bisa menahan dirinya sendiri waktu itu.

Andai saja…. ia tidak bertemu dengan Akashi Seijuurou. Kehidupannya pun akan tetap normal seperti biasanya, tidak seperti sekarang ini.

Kuroko mengerang kesal. Tidak ada gunanya ia memikirkan hal itu sekarang. Itu semua telah terjadi. Ia hanya bisa menerimanya dengar sabar dan berjanji pada dirinya sendiri agar tidak mengulanginya lagi.

Setelah lewat 25 menit, Kuroko pun selesai mandi. Saat makan malam, ketika melihat minuman kesayangannya di atas meja makan, Kuroko langsung melupakan masalah yang menimpanya walau hanya sejenak. Yah…. Cepat atau lambat ia akan menghadapi hari esok yang dapat ditebaknya seperti di neraka. Kuroko berharap kalau hari esok tidak akan penah datang dalam hidupnya.


Kuroko berjalan melewati pagar depan sekolahnya. Ia menghela napas keras. Ia merasa malas untuk pergi ke sekolah. Bukan karena ia malas belajar, tetapi karena ia tahu apa yang akan ia hadapi nanti, dan ia sudah muak dengan itu semua.

Sesampainya di loker dan mengganti sepatunya dengan uwabaki, ia pun berjalan menuju kelasnya. Ia terus berjalan sambil menggumamkan lagu yang sedang didengarkannya, "ZERO" yang dinyanyikan oleh seiyuu kesukaannya, Ono Kensho, dengan segelas susu kocok vanilla yang baru saja dibelinya dari Maji Burger.

"mirai no boku ni hokoreru you, shinjita ima wo ayumou….. ," gumamnya pelan mengikuti lirik lagu yang hanya berjarak sekitar 10 meter lagi. Ia lalu meminum susu kocok vanilla-nya tanpa menyadari entitas bersurai crimson mendekatinya perlahan.

"Itsu no hi ka mata omoidashite , ZERO wo egaita ko-," Lagu yang sedang di dengarkan Kuroko berhenti mendadak karena headphone-nya terlepas secara paksa. Kuroko menoleh secara refleks untuk mencari tahu pelakunya.

Kuroko membeku sesaat ketika iris aquamarine-nya menangkap warna crimson yang sudah pasti milik seseorang yang sangat ia kenal… dan paling ia benci. Siapa lagi kalau bukan Akashi Seijuurou?

Kuroko menatap datar orang didepannya. Akashi Seijuurou, pemuda yang sekelas dengannya, yang menjadi Ketua OSIS saat ia kelas satu sampai sekarang di kelas dua. Memiliki rambut bersurai crimson dan iris mata aneh berbeda warna yang diketahui sebagai heterokomia, mata kanannya berwarna merah sedangkan mata kirinya berwarna emas. Dia mengenakan seragam berlengan pendek dan sweater berwarna cokelat muda.

Jika saja Kuroko tidak tau sifat sebenarnya Akashi, mungkin ia akan berpikiran kalau orang didepannya ini tampan. Tetapi dibalik penampilannya yang tampan itu, Akashi adalah seseorang yang menyebalkan menurut Kuroko dan mungkin beberapa orang di sekolahnya. Akashi paling benci jika ada orang yang menentangnya, dia selalu berkata, "Aku ini mutlak" atau, "Perintahku mutlak", dan juga "Kau berani memerintahku?" dan sebagainya.

Ia juga sepertinya mempunyai fetish terhadap benda benda tajam, terutama gunting. Akashi mempunyai satu set lengkap gunting yang selalu ia simpan di balik bajunya. Bagaimana cara Kuroko mengetahui hal itu? Salahkan Akashi yang sedang berganti di ruang ganti anak laki laki beberapa hari yang lalu saat Kuroko juga sedang berganti baju setelah latihan basket dan saat itu cuma ada mereka berdua, untung saja Kuroko mempunyai hawa keberadaan yang tipis (dan sedikit keberuntungan, karena Emperor Eye-nya tidak menyadari Kuroko).

"Ada apa, Akashi-kun?" Ujar Kuroko datar. Ini masih pagi dan Kuroko sudah bertemu dengan orang yang paling ia hindari.

"Aku sudah memanggilmu 4 kali, dan kau sama sekali tak menoleh. Sepertinya headphone mu itu yang menghalangi pendengaranmu." Pemuda bersurai crimson lalu menyeringai.

"Lalu apa peduli mu? Kau bahkan tidak peduli aku menjadi objek ijime. Aku malas berurusan dengan mu Akashi-kun, maaf, tapi jika itu bukan hal yang penting aku akan masuk ke kelas." Setelah mengatakan itu Kuroko pun berbalik, tetapi lengannya ditahan oleh Akashi.

"Hey, tunggu dulu!"

Mereka sepertinya mulai menarik perhatian murid murid yang lewat di depan kelas. Kuroko mulai risih karena ia tak terbiasa diperhatikan oleh banyak orang.

"Apa lagi?" Kuroko menoleh ke arah Akashi lagi. "Asal kau tahu saja, kalau yang menyebabkan kau jadi objek ijime itu dirimu sendiri, Tetsuya." Raut wajah Akashi mengeras.

Kuroko terdiam. Ia tahu kalau memang itu salahnya, tapi hal yang dilakukan Akashi itu keterlaluan. Fisik dan jiwanya sudah lelah. Ia masih mengingat hari itu. Hari terakhir dari kehidupan SMA-nya yang tenang.

TBC


Buat yang ingin tau artinya :

Ijime : Penindasan, jika di fic ini Kuroko dipanggil Ijime, bisa juga diartikan sebagai korban penindasan.

Okaa-san : Ibu / Mama

Uwabaki : sepatu indoor sekolah di Jepang.

Wah, lumayan panjang juga ya? Baru nyadar…. Chapter 1 bagian 1 aja udah sepanjang ini, apa lagi chapter selanjutnya (gapapa, biar kalian semua yang baca ini jadi rajin baca). Btw, FYI ini fic pertama Aru loh. huhuhu, semoga enggak jelek. /hiraukan curhat auhtor ini/

Akashi yang Aru pakai disini itu Bokushi ya. Mungkin nanti akan muncul Oreshi. Aru juga bingung mau bikin Oreshi jadi kembarannya Bokushi, atau si Oreshi jadi salah satu kepribadiannya Akashi (kalian ngerti gak? :v). Ini spoiler gak sih? ya sudahlah, Aru cuma mau bilang terimakasih buat yang mau baca fic ini. :v tunggu chapter selanjutnya, ya!