This is just the sweet story of ChanBaek

..

~10100~

..

.

.

"Hujan," gumaman berat terdengar dari mulut lelaki tampan yang sedang berdiri dengan Sebuah tas gitar di pundaknya. Lelaki tampan itu melihat jam di tanganya yang menunjukan pukul lima sore. Lelaki itupun mengeluarkan ponsel dari kantung celananya dan segera mendial nomor satu di ponselnya, tetapi saat itu juga seorang wanita berdiri di depannya dengan senyum cantik, membuat ia balas tersenyum. Tak lama setelahnya wanita itu memberi sebuah payungnya lalu kemudian berlari masuk ke dalam kampus kembali. Ia hanya menatap aneh kepergian wanita itu lalu mengabaikan begitu saja, dan ia kembali melanjutkan tujuan sebelumnya yang ingin menghubungi seseorang.

BRUK

Seseorang mendorong bahunya kencang sampai hampir membuat ia menjatuhkan ponselnya, untuk saja ia menggenggam ponselnya erat, jika tidak pasti ponselnya sudah jatuh dengan malang.

"Ada apa deng-," Ia akan protes kepada orang yang mendorongnya tapi terhenti ketika melihat siapa yang mendorongnya. Seketika senyum merekah tergambar diwajah tampannya.

"Aku baru saja akan menghubungimu," Chanyeol, nama lelaki tampan itu tersenyum lebar saat melihat seseorang yang di tunggu sudah datang.

"Hey Baek! Apa yang kau lakukan?" panggil Chanyeol saat melihat orang yang di panggil 'Baek' itu berjalan dengan langkah kasar menerjang hujan. Lelaki mungil bernama Baekhyun, pria mungil yang sedari tadi ia tunggul, terus melangkah menerjang hujan tidak memperdulikan panggilannya. Dengan cepat ia melangkah menyusul Baekhyun dan menarik pergelangan tangan pria mungil itu.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Chanyeol saat berhasil menghentikan langkah Baekhyun. Chanyeol segera membuka jaket dan memberikannya pada Baekhyun, jaketnya cukup tebal untuk menghangatkan badan Baekhyun yang sangat sensitif dengan cuaca dingin seperti ini. Lalu mengarahkan payung yang tadi dia terima dari seorang gadis di loby kampus kepada Baekhyun. Agar lelaki mungil ini tidak semakin basah. Beruntung ada yang memberikannya payung, karena itu sangat dibutuhkan dikala cuaca sedang hujan saat ini.

Baekhyun menghempaskan payung itu kasar sampai terlepas dari genggaman Chanyeol, payung itupun terjatuh tepat di samping mereka. Setelah menghemapaskan payung begitu saja ia segera berjalan melewati Chanyeol, tapi belum ada satu langkah Chanyeol sudah menggenggam tangannya kembali, dengan sangat erat, bahkan sampai Baekhyun meringis kecil merasakan Chanyeol mencengkram tangannya kasar.

Chanyeol mengambil payung yang terjatuh di samping tubuhnya, lalu menarik Baekhyun kedalam dekapannya dan memayungkan tubuh mereka berdua.

Baekhyun terus memberontak dan mendorong tubuh Chanyeol menjauh dari tubuhnya, tetapi seberapa keras Baekhyun berusaha melepaskan, maka Chanyeol juga tidak kalah kuat untuk menahan tetap berada pada rangkulannya.

"Lepas! Yak!" Baekhyun terus berusaha, sampai akhirnya mereka sampai di samping mobil berwarna hitam. Chanyeol membuka pintu dan mendorong Baekhyun untuk masuk kedalam mobil, ekspresi wajahnya mengeras, tatapannya terlihat datar dan menakutkan, membuat Baekhyun menurut masuk kedalam mobil. Tak lama setelahnya Chanyeol juga masuk kedalam mobil, dan mengendarai mobilnya dengan pelan, tapi ekspresinya wajahnya tetap sama, sangat datar dan menakutkan.

..

10100

..

.

.

Hening. Selama perjalan, mereka hanya saling terdiam. Chanyeol terfokus dengan mengemudikan mobilnya, karena bagaimanapun cuaca sedang hujan, dan cukup lebat. Chanyeol tidak ingin mencelakai dirinya sendiri apalagi mencelakai orang yang duduk di sebelahnya. Tidak akan. Chanyeol terlihat menghembuskan nafas kasar berulang kali. Baekhyun yang melihatpun hanya berdecih.

"Ambil handuk di kursi belakang lalu keringkan rambutmu." Perintah Chanyeol yang masih fokus mengemudi. Baekhyun bergeming, tidak perintah Chanyeol. ia malah membuang muka meghadap kejendela. Baekhyun menggigit bibirnya, menahan gemetar karena terkena air hujan dimusim dingin, benar benar membuatnya menggigil. Dan ketika ia tidak dapat menahan rasa dingin ditubuhnya, tiba tiba saja ia bersin cukup keras. Lalu mobil Chanyeol terasa seperti terhempas, membuat tubuhnya semakin gemetar karena kedinganan dan ketakutan.

"Yak!" Teriak Baekhyun saat tiba tiba Chanyeol menghentikan mobilnya. Saat Baekhyun ingin menatap kearah Chanyeol, ia reflek menjauhkan wajahnya dan tergagap melihat wajah Chanyeol yang sangat menyeramkan. Membuat ia menjadi gugup sendiri. "A-ada apa de-denganmu ha-hah?!" Baekhyun memasang wajah angkuh, tetapi nyatanya dia tergagap seperti itu karena terlalu gugup dengan tatapan intens pria besar disampingnya.

Chanyeol mendekatkan badan kearahnya, membuat ia memundurkan wajahnya, ia sangat gugup melihat wajah datar dan dingin pria dihadapannya. Chanyeol mengangkat tangannya dan Baekhyun semakin merasa seperti menciut, 'Apa yang ingin ia lakukan?' batin Baekhyun gugup.

Baekhyun memejamkan mata saat tangan Chanyeol semakin mendekat pada wajahnya, namun tiba tiba dia merasa ada yang memegang dahinya, Baekhyun membuka mata dan setelah itu Chanyeol menjauhkan tangan dan tubuhnya untuk mengambil handuk yang berada di bangku belakang. Dengan sayang, Chanyeol menangkup kepala Baekhyun dan mengeringkan rambut Baekhyun dengan lembut. Baekhyun yang terkejut dengan sikap Chanyeol hanya menunduk dan diam menerima perilakunya. Dia tidak ingin memberontak, karena wajah Chanyeol masih sangat menyeramkan. Walaupun ia merasakan kelembutan dan kekhawatiran dalam perilaku Chanyeol, tatapan pria itu masih dengan terlihat datar.

..

10100

..

.

.

"Kau sudah bangun?" Baekhyun yang mendengar pertanyaan Ibunya hanya bergumam parau dengan sesekali menguap.

"Eomma membuat susu hangat, minumlah."

"Eomma yang terbaik." Baekhyun tersenyum lebar kepada Ibunya dan segera meneguk susunya. 'lezat sekali' batinnya. Ketika ia sedang menikmati kelezatan susunya, ia merasakan satu tangan memegang dahinya.

"Untung hanya demam biasa, kenapa kau bisa kehujanan seperti itu Baek?" Tanya Ibu Baekhyun sambil menyiapkan makan malam.

"Entahlah," Jawabnya acuh setelah itu segera berjalan menuju ruang tengah. Baekhyun duduk dan bersandar di sofa dan menyalakan televisi di depannya.

"Kau tau Chanyeol sangat mengkhawatirkanmu, bahkan eomma baru tau jika kekasihmu itu sangat sangat cerewet," mendengar suara Ibunya dari arah dapur tentang Chanyeol, membuat ia berdecak jika mengingat hal menyebalkan tadi.

"Memangnya kenapa lagi tiang menyebalkan itu?"

"Kau tau, tiang menyebalkanmu itu menggendongmu sampai ke kamar, lalu ia meminta eomma untuk menyiapkan air hangat untuk mengompres dahimu, meminta eomma menyiapkan baju ganti yang hangat dan membuatkan susu ketika kau bangun. Padahal tanpa memintanya eomma juga tahu apa yang harus eomma lakukan, untuk mengurusi bayi besar sepertimu. Tapi walaupun begitu, ia tetap terlihat tampan, menantu dambaan." Mendengar penuturan sang Ibu, Baekhyun jadi termenung sebentar, lalu setelah mengingat perkataan terakhir Ibunya ia mendengus walaupun tanpa ia sadari, ia memerah mendengarnya.

"Eiy, siapa yang eomma sebut menantu?"

"Tentu saja kekasih tampanmu itu, eomma hanya ingin kau menikah dengannya."

"Tapi aku tidak ingin. Tidak. Ingin." Baekhyun berdiri dan meninggalkan ruang tengah sebelum mematikan televisi.

.

.

Baekhyun memasuki kamarnya dan menidurkan tubuhnya pada ranjang, ia mengambil ponsel yang berada di nakas samping ranjanga dan menyalakannya. Ia berdecak kesal saat melihat tampilan layar ponselnya, memukul wajah pria tinggi yang sedang tersenyum merangkul bahunya.

'Ish bahkan ia memberi payung yang di beri wanita lain kepada ku. Beraninya tiang itu.' Baekhyun bergumam sambil terus memukul mukul layar ponselnya. Lebih tepatnya memukul wajah Chanyeol.

Baekhyun terkejut saat ponselnya berdering, ia melemparnya karena terlalu terkejut. Untung saja masih jatuh di tempat yang empuk. Dasar Byun Baekhyun.

Baekhyun mendengus dan menatap jengkel ponselnya, saat ia tau siapa yang menghubunginya dan membuat ia terkejut. Tapi setelah itu ia segera menerima panggilan itu.

'Baek,' Suara berat milik Chanyeol terdengar jelas, dan sangat seksi. Baekhyun yang memuji suara Chanyeol segera tersadar, dan merutuk karena ia masih bisa memuji kekasihnya di saat ia sedang merajuk.

'Bagaimana keadaanmu?' tidak mendapatkan jawaban, Chanyeol kembali bertanya.

'Kau sudah meminum obatmu? Apa ibumu sudah membuatkan susu hangat?' Chanyeol kembali bertanya walaupun sedari tadi tidak mendapatkan jawaban, ia tidak menyerah.

'Maafkan aku jika aku kasar tadi, kau tau aku hanya sangat khawatir saat tiba tiba kau menerjang hujan begitu saja,' Okay Byun! sampai kapan kau akan diam seperti itu. Yatuhan. Dasar Pria mungil tidak tau diri. Kapan lagi menemuka kekasih tampan dan sangat perhatian seperti Chanyeol. Dasar Byun Bodoh Baekhyun.

'Aish kau sangat berisik' –Batin Baekhyun. Dia bergelut dengan dirinya sendiri.

"Sudah selesai bicaranya?" bukannya memberi jawaban, ia malah memberi pertanyaan dengan nada malas seperti itu. Untung saja ia mempunyai pria tampan yang sangat tabah dan sabar.

'Maafkan aku, istirahatlah. Besok aku akan kerumahmu. Selamat malam sayang dan aku mencintaimu.' Baekhyun yang hampir membuka mulutnya untuk membalas pernyataan Chanyeol langsung segera mematikan ponselnya. 'Apa yang baru saja ingin kulakukan dasar bodoh' Baekhyun memukul bibirnya dengan tangannya sendiri lalu turun untuk makan malam.

..

10100

..

.

.

Baekhyun menggiliat dalam tidurnya, merasa terganggung karena ada yang mengusik tidur tampannnya. Eiy tampan apanya. Dasar Byun Narsis Baekhyun.

"Sudah bangun?" Chanyeol membelai rambut Baekhyun sayang. Lalu setelah itu bangkit dan mengambil air untuk Baekhyun yang berada di atas nakas. Kebiasaan Baekhyun setelah bangun adalah meminum air putih, jadi setiap malam sebelum tidur Baekhyun akan menyiapkan air putih untuk dirinya sendiri di atas nakas. Dengan malas, ia bangkit dari tidurnya dan segera meminum air yang di berikan Chanyeol. Baekhyun yang terlihat belum sadar sampai kepermukaan mengusak matanya lalu bergumam tidak jelas.

"Hey, kau sudah sadar sekarang sayang?" Chanyeol menarik pipi Baekhyun gemas. Baekhyun yang sepertinya masih belum sadar hanya menghepas tangan besar itu dan mengusap pipinya dengan wajah merajuk.

"Morning Uri Baekhyuniee.. ayoo bangun dan kita sarapan hmm?" Chanyeol mengecup bibir Baekhyun dan setelah itu menarik lengan Baekhyun agar kekasihnya itu terbangun dari ranjang.

"Gendong~" Baekhyun merentangkan tangannya dengan wajah merajuk. Chanyeolpun menggendong Baekhyun layaknya koala, membawa tubuh kekasihnya menuju kamar mandi untuk merapikan diri sebelum sarapan.

.

.

Baekhyun yang selesai membersihkan wajahnya, sekarang ia sudah tersadar 10100% dari tidur yang katanya tampan itu. Segera ia turun menuju ke ruang makan karena perutnya sudah berisik minta jatah.

Langkahnya terhenti sebentar saat melihat ada seseorang yang duduk di meja makan membelakanginya sedang berbincang bersama Ibunya, membuat Baekhyun menatap kearah orang itu dengan bingung lalu melanjutkan langkahnya dengan cepat dan segera melihat siapa orang itu.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Baekhyun nyaring saat mengetahui siapa yang duduk di meja makan, membuat wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan terlonjak kaget.

"Yak anak nakal! Kau ingin membunuh eomma?" Tanya Ibu Baekhyun sambil mengelus dadanya.

"Kenapa orang ini bisa ada disini eomma?!" Baekhyun berteriak dan menatap Chanyeol jengkel. Sedangkan yang di tatap hanya tersenyum tampan, lalu membawa Baekhyun duduk di samping kursi yang ia duduki sebelumnya.

"Duduklah," Baekhyun membulatkan matanya, dan menatap Chanyeol aneh. "Heol, apa- apaan ini? Ia menyuruhku duduk di rumahku sendiri?" Baekhyun mendengus saat ia sudah duduk di tempatnya.

"Dasar aneh, sepertinya ada yang lupa jika ia merajuk dan meminta digendong sampai kamar mandi." Ibu Baekhyun melanjutkan perkataannya sambil memandang jengkel kearah putranya itu.

"Ap..apa yang-, aku tidak melakukan itu! Eomma tidak usah mengarang cerita." Baekhyun menatap kesal Ibunya. "Sudahlah. Sarapan sudah siap. Chanyeol kau semakin kurus saja, kau harus makan lebih banyak Nak," Ibu Baekhyun mengambil piring dan menyiapkan nasi goreng untuk Chanyeol.

..

10100

..

.

.

"Apa kau tidak memiliki rumah Tuan Park?" Baekhyun berkata sinis, menatap Chanyeol yang sedang duduk di sampingnya sambil menonton televisi.

"Apa kau ingin berkunjung ke rumahku Nyonya Park?" Balas Chanyeol tanpa mengalihkan pandangan dari telivisi di depannya. Baekhyun merasa ada yang janggal dengan perkataan Chanyeol segera berpikir dan 'Heol apa yang ia katakan tadi'? Batin Baekhyun menggeram kesal. Baekhyun menghentakan kaki dan bangkit dari duduknya untuk masuk kekamarnya. Ia benar benar kesal dengan lelaki tiang menyebalkan itu. Tapi sebelum itu, Baekhyun merasa jika badanya tertarik ke samping.

'Sial.' Rutuk Baekhyun, ketika sadar jika Chanyeol yang menarik tangannya, dan sekarang ia jatuh berada tepat di atas pangkuan pria tingginya.

"Jadi, ingin memberitahuku apa yang terjadi?" Chanyeol menatap lekat mata Baekhyun, sedangkan yang di tatap seperti itu membalas menatapnya tajam lalu mencoba untuk bangkit dari tubuh Chanyeol, tapi ia kembali tertahan karena tangan besar Chanyeol kini mendekap pinggangnya. Mereka duduk dengan tubuh saling memeluk. Chanyeol menyandarkan kepala pada bahu sempit kekasihnya, "Tetap disini Sayang."

"Kau tau aku sangat kesal sekarang," Baekhyun mengalihkan wajahnya kearah lain, kemanapun asal tidak menatap wajah tampan kekasihnya itu.

"Pertama, kau membuatku khawatir setelah menerjang hujan dan demam. Lalu yang Kedua-" Chanyeol menghentikan perkataannya, lalu sedikit mendorong tubuh Baekhyun menjauh, menatap kemudian melepaskan pegangannya pada Baekhyun. Baekhyun yang merasa sudah terlepas ingin segera bangkit tapi-

-Chanyeol menangkup wajah Baekhyun dan menyesap bibir Baekhyun dengan lembut. Chanyeol terus melumatnya dengan lembut, sedangkan Baekhyun masih mematung dengan mata membulat ditempatnya. Tapi tak lama setelah itu, ia memejamkan matanya, melingkarkan tangannya pada leher Chanyeol dan membalas lumatan Chanyeol pada bibirnya.

Lenguhan lembut terdengar, dan itu membuat Chanyeol tersenyum senang. Chanyeol terus memperdalam lumatannya. Ciuman mereka semakin panas, dan Bekhyun mulai merasakan sesak karena kekurangan pasokan oksigen, lalu ia mencengkram dan menarik rambut Chanyeol dengan keras.

Ketahuilah, ia meminta Chnayeol untuk berhenti tapi nyatanya bibirnya masih terus melumat bibir kekasihnya, bahkan lidahnya dengan pelan bergelut dengan lidah Chanyeol.

"Chanhh,"

Chanyeol memutuskan pagutan mereka, lalu menangkup wajah Baekhyun dan menempelkan dahi mereka.

"Dan yang kedua, Mengapa kau bersikap seperti itu kemarin dan hari ini?" Chanyeol mengusap sisa saliva yang berada di dagu Baekhyun dengan lembut,

"Kau. Menyebalkan." Chanyeol menatapnya dengan alis bertaut, dan Baekhyun bisa merasakan itu karena dahi Chnayeol berada di dahinya.

"Apa salahku? Sepertinya aku tidak melakukan hal eneh." Chanyeol mengecup hidung Baekhyun cepat. Mengingat jarak mereka yang begitu dekat membuat Baekhyun semakin tidak bisa mengontrol detak jantungnya. Bahkan dia meresa wajahnya memanas. Dan pasti Chanyeol ak-

"Ahh kekasihku sangat menggemaskan saat sedang bersemu seperti ini," –an meledeknya. Huft. Chanyeol mengecup bibirnya. Dan semakin membuat Baekhyun merutuki tubuhnya yang tidak bisa menolak, 'Yatuhan Jantungku rasanya ingin keluar.' Batin Baekhyun.

"Cha..chan menjauhlah," Baekhyun berusaha mendorong jauh wajahnya dari hadapan Chanyeol, tapi tangan Chanyeol yang melingkar pada lehernya membuat ia susah untuk bergerak.

"Tidak. Sebelum kau memberitahuku apa yang salah denganku?"

"Ka-kau eunghh" Chanyeol mengecup hidung Baekhyun dan sedikit menjilatnya. Membuat Baekhyun melenguh karna sentuhan lidah Chanyeol yang basah.

"Ka-kau tersenyum dan juga menerima pemberian gadis itu," Chanyeol yang sedang menatap Baekhyun pun langsung membuat ekspresi bingungnya. Ia benar benar tidak mengerti apa yang di maksud kekasih manisnya ini.

"Sayang aku tid-,"

"Dan setelah itu kau memberikan pemberian gadis itu padaku. Itu benar benar sebuah penghinaan Chanyeol." Baekhyun memotong perkataan Chanyeol, lalu mempoutkan bibirnya kesal jika meningat kejadian kemarin yang ia lihat di depan loby kampus.

"Hey sebentar, kita perlu memperjelasnya. Aku benar benar tidak mengerti Sayang." Chanyeol menjauhkan wajah mereka dan menangkup wajah Baekhyun dengan tatapan bingung yang serius. Ia benar benar tidak dapat mengerti satu katapun dari bibir manis kekasihnya.

"Kau memang bodoh Chan. Sudahlah." Baekhyun melepaskan tangan Chanyeol dari wajahnya dan segera bangkit menuju kamarnya. Chanyeol tidak lagi menahan pergerakan Baekhyun, ia sedang memikirkan perkataan kekasihnya. Gadis? Gadis siapa? Pemberian apa? Batin Chanyeol bertanya bingung.

Dan tiba tiba Chanyeol tertawa keras. Sangat keras. Bahkan Baekhyun yang baru saja akan memasuki kamarnya kembali keluar dan melempar sandal rumah yang ia gunakan pada kekasihnya yang tertawa keras dan bodoh.

"Berisik bodoh." Bentak Baekhyun setelah ia melamparkan sandalnya, Chanyeol masih terus tertawa bodoh hingga ia tersedak ludahnya sendiri. Chanyeol terbatuk tapi itu tidak membuatnya berhenti tertawa, ia terus saja tertawa hingga wajahnya memerah bahkan sampai ke kupingnya.

Baekhyun yang khawatir melihat Chanyeol terbatuk seperti orang sekarat itu, berjalan kea rah dapur dan mengambil segelas air putih untuk kekasih bodohnya.

"Chanyeol sudahlah. Apa yang lucu sih? Cepat minum ini." Baekhyun mengelus bahu Chanyeol dan memberikan gelas pada Chanyeol.

"Sayangku~ Baekhyunee~," Baekhyun menatap Chanyeol aneh, setelah meminum minumnya dan meletakan di atas meja, tiba tiba saja Chanyeol kembali menariknya kedalam pelukan erat. Baekhyun yang merasa aneh, segera mendorong tubuh Chanyeol menjauh.

Chanyeol menahan tawanya. Yatuhan bahkan tersenyum saja dia layak orang idot apalagi di tambah dengan tertawa keras seperti tadi. Benar benar semakin terlihat bodoh dan idiot. Huh.

Chanyeol menarik tangan Baekhyun, membuat pria mungil itu jatuh duduk di sampingnya. Senyumnya terkembang dengan sangat lebar, ia benar benar terlihat sangat bahagia.

Baekhyun yang masih tidak mengerti dengan kelakuan Chanyeol hanya menatap kekasihnya bingung. Bahkan Baekhyun terus mengerjap lucu memikirkan apa yang ada di pikiran Chanyeol hingga di- 'Oh tidak! Apa jangan jangan?' Batin Baekhyun berteriak. pantas saja ia seperti ini jika memang penyebabnya adalah hal itu, kekasih tampannya ini kan sangat bodoh.

"Sayang kau tau aku sangat sangat mencintaimu?" Chanyeol mengecup bibir lalu menggigit hidung Baekhyun, mencubit pipinya dengan gemas hingga ia berteriak keras dan memukul kepala kekasih bodohnya itu.

"Itu sakit bodoh!" Baekhyun memukul kepala Chanyeol dan sedikit menarik rambut kekasihnya. 'Hahaha Rasakan itu bodoh'.

"Baek! Sayang hentikan! Akh! Itu sakit baek!" Chanyeol mencoba menjauhkan tangan Baekhyun dari rambutnya tapi pergerakannya malah semakin membuat rambutnya terasa sangat menyakitkan.

..

10100

..

.

.

Baekhyun menyelesaikan acara mari-siksa-chanyeol. Saat ini ia sudah duduk di sofa dengan tangan berlipat dada dan wajah yang di tekuk imut. Chanyeol masih mengelus kepala yang terasa perih, kemudian bangun dari duduknya dam Baekhyun ke sofa dan menidurkan kepalanya di pangkuan Baekhyun.

Baekhyun yang melihat kekasihnya kesakitan merasa tidak enak. Apakah sakit sekali? Pikir Baekhyun. Maka dengan sayang Baekhyun membiarkan kepala Chanyeol berada di pangkuannya dan sedikit mengelusnya lembut.

"Baek, kepalaku sakit sekali. Apakah ada rambut yang hilang? Bagaimana jika kekasih tampanmu ini menjadi pitak?" Rajuk Chanyeol, suaranya yang berat membuatnya terdengar menjadi aneh sekaligus menggemaskan.

"Mian, apakah sakit sekali Chan?" Baekhyun melembut, Bahkan sekarang wajahnya sudah tidak kaku seperti tadi lagi. Baekhyun terus mengelus rambut Chanyeol sayang dan sesekali meniupnya. Karena jujur saja, tadi Baekhyun melihat rambut Chanyeol di tangannya yang berarti Baekhyun memang menarik dengan keras.

Tidak menjawab. Chanyeol hanya menganggukan kepala lalu membuat raut wajah aneh menurut Baekhyun. Bahkan Baekhyun yang sedang mengelus rambut Chanyeol segera menarik hidung mancung Chanyeol karena merasa geli melihat ekspresi aneh kekasihnya itu.

"Baekhyuniee,"

"Hmm?"

"Soal gadis itu, bahkan aku tidak mengenalnya. Dia tiba tiba saja berdiri di depanku dan memberiku payung saat aku menunggumu di loby kampus."

"Lalu?"

"Kau marah karena itu kan? Lalu kau meninggalkanku dan memilih hujan hujanan." Chanyeol menatap Baekhyun yang sedang mengelus dan meniup kepalanya.

"hmm,"

"Baekhyuniee,"

"hmm,"

"Baekhyunie.. Kekasihkuu.. Kesayanganku.."

"Menjijikan." Baekhyun memukul kepala Chanyeol mendengar aegyo gagal kekasihnya.

"Aw sakit baek, kenapa kau malah memukul kepalaku begitu?" Chanyeol mengelus kepalanya lagi, lalu setelah itu menggenggam tangan Baekhyun dan mengusapnya lembut.

"Kau tahu sayang?" Baekhyun hanya menatap Chanyeol.

"Bahkan aku tidak sempat memikirkan diriku sendiri, karena aku terlalu banyak berpikir tentangmu." Chanyeol menatap jari jari Baekhyun yang ia genggam saat ini.

"Apakah kau nyaman denganku? Apakah kau bahagia denganku? Apakah kau merasa jenuh? Apakah aku menyakitimu? Berbagai macam pertanyaan selalu terfikirkan olehku. Aku selalu memikirkan itu setiap hari." Baekhyun masih menatap Chanyeol, Chanyeol masih setia menatap jemari Baekhyun yang ada di genggamannya dan mengelusnya lembut.

"Tapi hari ini, mengetahui hal ini membuatku sedikit bahagia. Kekasihku. Byun Baekhyun. Cemburu dengan gadis yang bahkan aku tidak mengenal Gadis itu". Chanyeol lalu mengecup satu persatu jari Baekhyun lalu setelah itu iya mengecup telapak tangan Baekhyun.

"Karena aku merasa jika hanya aku yang selalu bersikap kekanakan, yang selalu cemburu padamu," Baekhyun hanya terkekeh mendengarnya,

"Baek,"

"hmm?"

"Byun Baekhyun adalah milikku." Tangan Baekhyun yang bebas, menepuk dahi Chanyeol, "Apa apaan itu?"

"Memang kau bukan milikku?"

"Bukan. Aku masih milik orangtuaku Park Bodoh."

"Yasudah, kalau begitu kau mau jadi milikku. Milik Park Chanyeol. Kesayangannya Park Chanyeol." Chanyeol Bangun dan menggenggam kedua tangan Baekhyun erat.

"Heol?! Apa apaan itu?"

"Ya. Aku juga mencintaimu sayang."

Chanyeol mengelus bibir Baekhyun lembut, lalu mengecupnya.

"Jadi gimana? Menikah denganku ya?"

Dan yang terjadi adalah, Baekhyun menarik telinga lebar kekasihnya lalu beranjak pergi meninggalkan kekasihnya yang menahan sakit di kupingnya.

Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangan, lalu mengumpat dan menyumpahi kekasihnya itu dengan senyuman manis.

Menyumpahi kekasihnya agar ia hanya boleh menikah denganya. Park Chanyeol selamanya untuk Byun Baekhyun. Kkkk

~10100~