A Werewolf Boy (Meanie Ver.)

Cast: Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo

Other Cast: Find By Your Self

Author: Gyupire

Genre: Romance, Hurt/Comfort

Rate: T

Warning: EYD tidak sesuai, Typo dimana-mana

Matahari masih betah menyembunyikan bias cahayanya. Penghuni rumah masih betah terlelap, hanya ada seorang lelaki tua yang sudah bersiap-siap. Lelaki itu membuka laci pakaiannya, lalu mengambil sebuah benda yang ternyata sebuah sweater. Sweater tersebut berwarna kuning keemasan, warnanya begitu cantik namun juga terlihat sudah tua karena warnanya sudah sedikit memudar.

Sang lelaki tua mengunakan pakaian yang rapi. Ia menatap dirinya di cermin, menyadari bahwa banyak kerutan yang sudah muncul di sekitar wajahnya. Namanya Jeon Wonwoo.

Beberapa saat kemudian penghuni rumah akhirnya bangun, kemudian mereka sarapan bersama. Jeon Wonwoo tinggal bersama putera angkatnya, menantunya dan juga seorang cucu perempuanya di Amerika. Ia masih memiliki seorang cucu lelak bernama Jungkook yang sekarang sedang kuliah di Korea.

Anaknya memanggilnya dengan sebutan ibu sedangkan cucunya memanggilnya dengan sebutan nenek. Terdengar aneh memang saat ia di panggil nenek padahal ia seorang lelaki. Namun ia selalu menjelaskan kepada keluarganya bahwa ada seseorang yang harus mereka panggil dengan sebutan ayah dan kakek. Orang itu akan menjemputnya suatu saat nanti.

Nenek Jeon sangat menyayangi cucu lelakinya. Ia selalu menanti telepon dari cucunya itu. Telepon tiba-tiba berdering, ibu Jungkook mengangkatnya dan ternyata telepon tersebut berasal dari Korea dan ditujukan untuk nenk Jeon. Telepon tersebut bukan dari cucunya. Nenek Jeon berbicara dengan seseorang di telepon, namun saat mendengar apa yang dikatakan si penelepon wajahnya berubah sedih dan ia terdiam. Anak dan menantunya menjadi khawatir. Nenek Jeon menatap mereka dan berkata bahwa ia harus ke Korea.

~000~

Nenek Jeon akhirnya tiba di Korea, ia dijemput oleh Jungkook. Jungkok langsung menghambur kepelukan neneknya. Ia sangat bahagia dapat berjumpa lagi dengan neneknya itu. Jungkook membawa tas nenek Jeon ke mobil, mereka pun pergi ke suatu tempat.

Jungkook menceritakan tentang kuliahnya. Ibu jungkook menelepon dan menanyakan keadaan nenek Jeon. Nenek Jeon pun bilang bahwa ia baik-baik saja dan juga sudah minum obat jadi menantunya itu tidak perlu khawatir.

Nenek Jeon dan Jungkook akhirnya tiba di tempat tujuan. Lokasinya sangat jauh dan juga terpencil. Dulu nenek Jeon pernah menempati rumah ini. Jungkook berpendapat bahwa tempat ini sangat menyeramkan membuat ia ketakutan. Ia merasa seperti ada monster di dalam sana.

Nenek Jeon tersenyum mendengar perkataan cucunya. Ia berkata bahwa dulu ia juga mengatakan hal yang sama seperti yang Jungkok katakan saat baru pindah ke sini.

"Berapa usia nenek waktu itu." Jungkook menatap sang nenek

"Kira-kira seusia dengan mu dan juga saat itu nenek masih sangat tampan." Nenek Jeon tertawa kepada cucunya itu. Ia kemudian memandang rumah besar yang sudah tua di hadapannya itu.

~000~

40 tahun yang lalu…

Seorang pria mengenakan jas hujan keluar dari rumah yang sama. Pria tersebut membawa sebuah ember di tangannya. Kondisi rumah yang ia tempati tampak menyeramkan karena tidak terawat. Saat itu hujan turun dengan derasnya, bahkan petir bersahutan seakan langit sedang marah. Pria itu berjalan menuju suatu tampat yang ternyata adalah gudang. Ia pun masuk ke dalam gudang yang berada di luar rumah.

Sebelum memasuki gudang ia terlebih dahulu mengambil sebatang besi yang tergeletak di luar gudang. Anjing-anjing langsung menyalak riuh begitu ia masuk. Pria itu berjalan dengan sedikit sempoyongan, terihat di wajahnya bahwa ia sedang kesakitan.

Pria tersebut berhenti tepat di depan pintu yang terletak di ujung gudang. Pria itu meletakkan sebuah ember yang tadi ia bawa ke lantai, ternyata isinya adalah daging. Pria itu langsung membuka gembok yang terpasang di pintu.

Saat mendengar geraman dari balik pintu, anjing-anjing yang tadi menyalak langsung terdiam. Pria itu memukul pintu menggunakan tongkat besi tadi menyuruh sesuatu di balik pintu untuk diam. Pria itu memegang knop pintu, membukanya perlahan. Saat pintu terbuka tiba-tiba ia kaget dan terkena serangan jantung. Pria tadi terjatuh ke lantai dan mati.

~000~

Seorang lelaki muda membuka pintu gudang yang sama. Pemuda tersebut terbatuk-batuk karena gudang tersebut banyak debu dan juga bau. Pemuda tadi adalah Jeon Wonwoo muda. Ia bersama keluarganya baru saja pindah ke tempat tersebut.

Banyak tetangga yang membantu kepindahan keluarga Wonwoo. Dilihat dari fisiknya, tampaknya kesehatan Wonwoo sedikit terganggu karena wajahnya terlihat pucat. Apalagi sang ibu melarangnya untuk membantu beres-beres rumah baru mereka. Sementara itu adik Wonwoo, Bo Hyuk dan anak tetangga yang masih kecil ikut membantu mengangkat barang-barang yang ringan.

"Ibu aku juga bisa ikut membantu." Wonwoo berkata kepada ibunya.

"Tidak perlu sayang, kau cukup stirahat saja." Ibu Wonwoo kembali melanjutkan pekerjaannya.

Lalu datanglah seorang pemuda dengan penampilan necis dan juga rambut model klimis. Pemuda tersebut berjalan dengan wajah angkuhnya. Para tetangga meminta pemuda tersebut untuk membantu mengangkat sebuah lemari, namun pemuda itu hanya memasang wajah soknya.

Ibu Wonwoo yang tidak ingin mencari masalah dengan pemuda tersebut, mengangkat sendiri lemarinya. Wonwoo yang melihat hal itu menjadi kesal. Namun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

~000~

Sebagai ungkapan rasa terima kasih karena telah membantu keluarga mereka membereskan rumah, ibu Wonwoo menjamu para tetangga untuk makan malam di rumahnya.

Ahjussi tetangga bertanya di mana ayah Wonwoo membuat Wonwoo terdiam. Ibu Wonwoo pun menjelaskan bahwa ayah Wonwoo sudah meninggal tahun lalu. Ia sekarang bekerja sebagai seorang editor rumahan sambil membesarkan kedua anaknya.

Wonwoo merasa nafsu makannya menghilang saat melihat para tetangga makan dengan sangat berantakan. Bahkan ada yang terbatuk hingga nasi di mulutnya tersembur kemana-mana. Ibu Wonwoo juga kaget melihat kelakuan para tetangganya itu.

Ibu Wonwoo bertanya kepada para tetangga apakah sebelumnya ada yang menempati rumah ini. Ahjussi menjelaskan dulu memang ada yang menempatinya namun pemiliknya mati karena terkena serangan jantung. Ahjussi bercerita bahwa pemilik rumah ini dulunya memelihara srigala di gudang luar rumah ini.

"Untuk apa dia memelihara srigala? Apakah untuk dimakan?" ibu Wonwoo merasa heran dengan orang tersebut.

"Orang tersebut mungkin mempelajari sesuatu tentang srigala, karena ia sering terlihat membawa buku besar." Nenek tetangga menjawab pertanyaan ibu Wonwoo.

Para tetangga kemudian bertanya kepada ibu Wonwoo tentang sekolah Bo Hyuk dan Wonwoo.

"Bo Hyuk sekarang duduk di kelas 5 SD." Ibu menjelaskan.

"Ah pasti Wonwoo sekarang merupakan siwa SMA?" Ahjussi tetangga menebak.

Ibu memandang Wonwoo yang sedang berada di dapur. Wonwoo hanya menunduk sambil mencuci piring.

"Sebenarnya Wonwoo tidak sekolah." Para tetangga diam menjadi tidak enak hati.

Wonwoo kembali ke meja makan, kemudian pamit ke luar untuk mencari udara segar.

"Wonwoo memiliki penyakit, paru-parunya bermasalah. Dokter menganjurkan untuk membawa Wonwoo ke tempat yang lebih bersih udaranya. Sekarang Wonwoo sedang menyiapkan diri untuk mengikuti tes persamaan." Ibu menjelaskan.

"Sudah lama aku tidak melihat senyum puteraku." Ibu Wonwoo menunduk sedih.

"kakakku tidak memiliki teman sama sekali." Kini Bo Hyuk yang angkat bicara.

Para tetangga mengerti dengan penjelasan ibu Wonwoo. Mereka pun memberikan semangat dan minta maaf karena sudah menanyakan hal seperti ini. Lalu ahjussi bertanya siapa pemuda yang datang tadi siang. Ibu menjelaskan bahwa pemuda tadi adalah orang yang memiliki rumah ini. Para tetangga hanya bengong mendengar perkataan ibu Wonwoo.

Setelah agak malam, para tetangga pun pulang. Ibu Wonwoo merasa sangat mengantuk. Setelah mengantar Wonwoo untuk tidur, ia pun kembali ke kamarnya.

Wonwoo bangkit dan berjalan kea rah meja belajarnya. Ia pun mulai menulis sebuah diari.

"Bayangan gelap dalam diriku. Keberadaanku tidak berarti. Membusuk dan pembusukan. Kematian, jiwaku!"

Wonwoo menelungkupkan kepalanya ke meja kemudian menangis tersedu-sedu. Namun kemudian ia mendengar suara dari luar jendela. Ia duduk tapi tidak mendengar apapun. Wonwoo kembali menelungkupkan kepalanya. Tiba-tiba terdengar suara yang lebih keras.

Wonwoo merasa ketakutan dan langsung membangunkan adiknya. Namun Bo Hyuk malah berteriak kesal. Wonwoo tidak tega kalau harus membangunkan sang ibu.

Wonwoo pun berjalan ke arah sumber suara yang ternyata berada di gudang luar rumah. Wonwoo mengambil sebuah sekop sebagai alat perlindungan diri. Ia berjalan perlahan mendekati pintu. Kakinya gemetar karena ketakutan.

Setelah berada di depan pintu, Wonwoo perlahan membuka pintu yang tidak terkunci itu. Ia terkejut mendapati sesosok makhluk yang merangkak mendekatinya. Ia reflex berjalan mundur, makhluk itu semakin mendekatinya. Wonwoo berteriak kencang membuat makhluk itu menggeram dan melompat ke arah Wonwoo lalu berlari. Wonwoo terjatuh ke tanah.

Ibu dan Bo Hyuk yang mendengar teriakan Wonwoo langsung mendatanginya. Mereka melihat Wonwoo yang terjatuh degan wajah Syoknya. Mereka pun membantu Wonwoo berdiri kemudian segera masuk ke dalam.

Ahjussi dan ahjumma datang ke rumah Wonwoo setelah mendengar cerita Wonwoo. Mereka berpikir mungkin saja makhluk itu adalah srigala. Mereka pun menanyakan ke adaan Wonwoo. Ibu menjelaskan bahwa Wonwoo baik-baik saja. Ahjussi dan Ahjumma memberikan sekeranjang kentang rebus kepada ibu Wonwoo.

Wonwoo sedang menjemur pakaian. Kemudian matanya melihat sesuatu di bawah tumpukan kayu di samping rumahnya. Ia pun memanggil ibunya untuk melihat kea rah yang sama. Menyadari apa yang dilihat, ibu berteriak memanggil ahjussi tetangga, namun ternyata ahjussi sudah pulang.

Ibu Wonwoo mengambil sapu untuk melindungi diri.

"Apakah itu yang kau lihat semalam?" ibu bertanya kepada Wonwoo.

"Aku tidak yakin." Kata Wonwoo sambil melihat dengan takut

Ibu Wonwoo mendekati makhluk tersebut. Namun makhluk itu hanya menundukkan kepalanya. Ibu Wonwoo mengubah taktik kemudian menyulurkan tangannya ke arah makhluk tersebut. Ibu Wonwoo meminta agar makhluk tersebut keluar.

Makhluk itu akhirnya bergerak dan mulai merangkak ke luar. Terlihat kuku tangannya sangat kotor dan juga berwarna hitam. Rambutnya sangat berantakan. Pakainnya banyak yang robek dan ada luka di sekujur tubuh makhluk itu. Makhluk itu adalah seorang pemuda.

Pemuda kotor tersebut terus menatap ke arah keranjang kentang rebus yang diberikan ahjumma dan ahjussi tadi. Ibu yang menyadari hal itu langsung melemparkan sebuah kentang rebus ke arah pemuda kotor itu. Pemuda tersebut menatap ke arah Wonwoo penuh waspada. Saat melihat Wonwoo diam ia langsung mengambil kentangnya dan memakannya seperti anjing yang kelaparan. Pemuda itu masih memandang keranjang kentang dengan penuh harap.

Wonwoo merasa jijik melihat pemuda itu karena badannya sangat bau. Ia memandang ke arah pemuda kotor ini dengan wajah menahan muntah. Wonwoo kemudian melihat ibunya hendak memberikan lagi kentang kepada pemuda kotor itu. Wonwoo pun mencegah ibunya karena ia ingin pemuda kotor itu segera pergi.

Ibu Wonwoo yang melihat pemuda itu kelaparan menjadi tidak tega. Ia pun menaruh keranjang kentang di depan pemuda itu. Pemuda tersebut langsung menerkam habis kentang yang ada.

Wonwoo dan ibu Wonwoo kembali melanjutkan pekerjaan mereka menjemur pakaian. Wonwoo menoleh ke arah pemuda itu yang sibuk memainkan keranjang kentang yang sudah kosong. Kemudian ia berbisik kepada ibunya.

"Ibu, kenapa dia tidak pergi juga?"

"Ibu juga tidak tahu."

~000~

Ibu Wonwoo akhirnya memanggil polisi setempat dan juga para tetangga. Tanpa diduga, si pemuda berambut klimis ternyata juga datang. Pemuda itu bernama Seokmin. Seokmin menatap ke arah pemuda kotor itu dengan tatapan jijik. Ia pun berpendapat bahwa pemuda kotor itu adalah seorang pengemis dan juga gelandangan.

Pemuda kotor itu menringkuk di atas meja. Ia hanya memperhatikan sekelilingnya. Ia kemudian melihat pensil pak polisi yang terjatuh. Pemuda tersebut sepertinya tertarik dengan pensil itu.

Polisi menjelaskan kepada ibu Wonwoo bahwa ia tidak bisa membantu ibu Wonwoo. Polisi itu berpikir mungkin saja pemuda itu salah satu dari anak-anak yang terlantar akibat perang. Pemuda itu di perkirakan berusia sekitar 18 tahun. Kemungkinan besar panti asuhan tidak akan mau menerimanya.

Pemuda itu bergerak gelisah saat pak polisi berjalan mendekatinya. Polisi memperhatikan tubuh pemuda itu yang penuh dengan goresan luka. Saat polisi tersebut hendak mendekat, pemuda tadi menggeram membuat orang terkejut kemudian ia melompat mundur.

Ibu Wonwoo tetap bersikeras untuk membawa pemuda itu ke kantor polisi. Namun pak polisi mengatakan itu tidak bisa. Ibu Wonwoo bingung harus bagaimana lagi.

"Tendang saja dia ke luar!" Seokmin berteriak kesal sambil menatap pemuda kotor itu. Pemuda tadi hanya menggeram membuat Seokmin sedikit ketakutan.

Polisi meminta ibu Wonwoo untuk menjaganya sementara waktu sementara ia akan menyelidiki kasus ini. Ibu Wonwoo merasa keberatan dengan ide polisi itu.

Diam-diam Wonwoo mengintip namun pemuda kotor itu menoleh ke arahnya dan memergokinya. Wonwoo kaget dan langsung kembali masuk ke kamar.

~000~

Ibu Wonwoo berusaha membawa pemuda itu ke kantor polisi namun di tolak. Ia terpaksa membawa kembali pemuda tersebut ke rumahnya. Pemuda itu sangat tertarik kepada pensil karena terus memeganginya, bahkan ia mencoret-coret meski tidak beraturan. Bo Hyuk pulang dari sekolah, ia langsung terkejut melihat ada pemuda aneh di dalam rumahnya.

Ibu Wonwoo menyiapkan air hangat untuk pemuda tersebut mandi. Namun Wonwoo dan ibunya kaget saat pemuda tersebut malah meminum airnya. Ibu Wonwoo melarang pemuda itu meminum airnya, pemuda itu langsung menggeram. Namun ibu Wonwoo tidak takut dan langsung mengomel seperti memarahi puteranya sendiri.

"Kenapa kau malah meminumnya."

"Cepat sini buka bajumu." Ibu Wonwoo memaksa pemuda tersebut membuka bajunya.

Ibu Wonwoo memandikan pemuda itu sambil mengomel. meskipun mengomel, ibu Wonwoo tetap memiliki hati yang lembut. Ibu Wonwoo menggosok punggung pemuda itu dengan keras. Ibu Wonwoo juga tersenyum saat pemuda tersebut ternyata masih tahu malu karena tidak mau membuka celananya. Saking keenakan dimandikan, pemuda itu tertidur.

Pemuda tadi sudah lebih bersih, ibu mengajaknya untuk makan. Namun ternyata pemuda itu langsung menerjang makanan bahkan meraup sup dengan tangannya. Wonwoo menjadi kesal melihat kelakuan pemuda itu yang bahkan tidak tahu tatakrama. Perilakunya tidak seperti manusia padahal ia adalah manusia.

Wonwoo bertambah kesal lagi saat ibunya berencana untuk merawat pemuda itu selama beberapa hari. Wonwoo tidak ingin pemuda aneh itu ada di rumahnya.

Ibu Wonwoo memberikan sebuah kamar kecil untuk pemuda tadi. Namun pemuda tersebut bergerak tidak nyaman saat ia terkunci di ruangan yang asing. Ia langsung bergerak naik ke atas lemari dan meraung seperti serigala. Ibu Wonwoo langsung masuk ke kamar, saat melihat pemuda itu naik di atas lemari ia pun langsung menarik si pemuda untuk turun sambil mengomelinya.

~000~

Wonwoo masih ngambek kepada ibunya dan enggan makan jika pemuda itu masih ada di rumahnya. Ibu hanya mendengus kepada Wonwoo. Ibu meminta Wonwoo untuk mengawasi pemuda itu karena ia akan pergi ke kantor pos hari ini. Wonwoo sudah bersiap ingin mengeluarkan protesnya, namun ibu langsung berdiri dan pergi. Wonwoo hanya menatap sebal ke arah pemuda itu.

Wonwoo hendak mengambil buku-bukunya yang ada di dalam kardus. Kardus tersebut berada di tumpukan yang paling bawah. Wonwoo menoleh kea rah pemuda yang sedang sibuk mencoreti lantai dengan dindingnya. Ia pun mendesah karena tidak mungkin meminta bantuan pemuda itu.

Wonwoo menurunkan kardus-kardus yang ada di atas kardusnya. Namun ternyata kardus-kardus itu sangat berat membuatnya kesusahan. Tiba-tiba ia melihat ada bayangan yang mendekatinya. Perlahan Wonwoo menoleh dan mendapati pemuda tersebut memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Wonwoo kaget namun ia tidak ingin memperlihatkannya. Wonwoo berjalan mundur melihat pemuda itu berjalan mendekatinya. Pemuda tersebut mengulurkan kedua tangannya dan terus mendekati Wonwoo. Wonwoo berteriak histeris apalagi saat pemuda itu berjongkok di hadapannya.

Wonwoo memukuli pemuda itu dan menjambak rambutnya. Namun tiba-tiba ia sadar kalau ternyata pemuda tadi sedang menurunkan kardus-kardus dan mengangkat kardus yang diinginkannya. Pemuda itu menatap Wonwoo polos. Wonwoo segera mengambil kardus yang ada di tangan pemuda itu. Wonwoo merasa tidak enak hati karena sudah salah paham. Ia juga merasa malu karena sudah berteriak heboh. Pemuda tadi kembali berlutut di lantai dan mulai mencoret-coret.

Tiba-tiba seseorang masuk dan ternyata itu adalah Seokmin. Wonwoo menjadi kesal dan langsung mengacuhkannya. Seokmin hendak membantu Wonwoo membereskan kardus-kardus yang berantakan. Namun tidak satu pun yang bisa ia angkat. Wonwoo hanya memandangnya remeh. Wonwoo meminta Seokmin untuk pergi karena ia harus belajar.

Tidak disangka, Seokmin malah meraih tangan Wonwoo. Wonwoo hendak melepaskan tangannya namun ditahan oleh Seokmin.

"Kau tidak perlu belajar, kau cukup menikah denganku dan memasak untukku kelak." Seokmin tersenyum ke arah Wonwoo.

"Lepaskan tanganku." Wonwoo memberontak

"Sebentar lagi aku akan ke Seoul, jadi aku ingin berduaan denganmu sebelum pergi."

Seokmin yang tadinya memasang senyum ke arah Wonwoo, kini raut wajahnya berubah seperti menahan sakit. Ternyata pemuda aneh itu mencengkeram tangan Seokmin kuat. Ia menatap marah ke arah Seokmin. Seokmin mengaduh karena tangannya sakit dan meminta pemuda aneh itu melepaskannya. Namun pemuda itu masih menatap Seokmin tajam. Ia seperti seekor anjing yang sedang melindungi tuannya.

Seokmin masih memasang wajah soknya saat pemuda aneh itu melepaskan tangannya. Meski sebenarnya Seokmin merasa ketakutan. Seokmin akhirnya pergi dari rumah Wonwoo.

Wonwoo berterima kasih kepada pemuda aneh itu. Namun pemuda yang diajaknya berbicara hanya cuek dan kembali menulis di lantai. Wonwoo menatap pemuda itu. Sepertinya Wonwoo mulai merubah pandangannya terhadap pemuda aneh itu.

TBC

Pasti pada tau kan film ini, ituloh yang dibintangi si joong ki. Nah karena saya suka sama filmnya jadilah saya remake. Untuk alurnya saya mengikuti sama persis dengan film. Mungkin pas part ending aja yg saya rubah dan untuk keseluruhan saya mencoba mengembangkan sendiri. Karena ini ff remake jadi wajar aja kan kalo ceritanya sama persis?

Awalnya saya menggebu-gebu penuh nafsu untuk remake ini film menjadi ff, tapi yah karena terkendala sama alur dan juga cast, nafsu saya menjadi berkurang. Apalagi pas ngetik tiba-tiba data hilang dan gak bisa di recovery. Terus pas saya baca ulang kok malah saya ngerasa kayak lagi bikin sinopsis yah..

Saya mengucapkan terimakasih untuk Meanie Shipper squad yang sudah memberikan masukan-masukan meski endingnya malah bikin saya tambah bingung /plak/digorok.

Mohon review, kritik dan sarannya untuk chap selanjutnya. Kalian boleh kok ngasih usulan.

Udah itu aja, SALAM MEANIE!