ONE MORE NIGHT

.

.

cast : KaiHun

.

killa8894

.

RATED M

.

.

.

.

" Ladies and Gentleman sekarang... Saat yang kalian semua tunggu, para pria kalian kemari untuk menyaksikan yang paling buruk dari yang terburuk, aku mempersembahkan kepada kalian, satu dan satu-satunya. Kim ' KAI ' Jongin... "

Sehun berdiri dengan tubuh gemetar saat para penonton menggila karena nama itu, terutama para wanita dan teriakan mereka bersahutan satu sama lain. Ia tak terbiasa berada di tempat keramaian seperti ini, apalagi di tempat arena pertarungan. Ini pertama kalinya bagi mahasiswa pendiam yang lebih suka menghabiskan lebih banyak waktu di perpustakaan kota, berada di tempat seperti ini dan Sehun tak bisa lagi lebih gugup dari ini.

Semua orang menoleh ke arah tubuh di dalam kerudung trots dengan jubah merah yang masuk ke dalam ring, ia tidak memakai sarung tinju dan Sehun dapat melihat tangannya yang kecoklatan.

Sehun merasakan perutnya melilit, ini semua karena Kyungsoo, sepupunya yang mendadak sakit perut hingga tidak bisa datang kesini untuk memenuhi panggilan dari manager pria yang baru saja di sebutkan namanya tadi dan sekarang sudah berdiri di atas panggung. Entah apa pekerjaan sepupunya itu hingga harus berurusan dengan pria liar seperti ini, Sehun tidak tahu dan tidak mau tahu. Ia hanya ingin pertarungan ini cepat di mulai dan berakhir agar ia bisa menemui sang manager, berbicara dengannya dan menyelesaikan urusan yang tidak bisa diselesaikan sepupunya, lalu pulang.

Sehun menatap ke panggung ketika lelaki itu melepas jubah merah satin dengan tulisan KAI di belakangnya, penonton berdiri dan berteriak, para wanita menjerit ketika perlahan ia menghadap ke arah mereka semua. Wajahnya tiba-tiba menghadap ke arah Sehun, diterangi oleh lampu, Sehun terpaku di tempatnya berdiri.

Oh Tuhan...

Wajahnya...

Rahangnya yang sempurna...

Tubuhnya yang sempurna...

Kulit kecoklatan yang luar biasa...

Dia memiliki rambut hitam yang tebal dan terlihat begitu pas membingkai wajahnya. Tulang pipi yang sekuat rahang dan dahinya, bibir merah yang terlihat agak membengkak seperti habis di cium, dia mempesona dengan sempurna dan luar biasa keras. Semuanya mulai dari pinggul rampingnya dan pinggang yang sempit, serta bahu yang lebar dan padat. Dan bagian sixpacknya.

Oh tidak.

Pandangan Sehun menurun sedikit ke celana biru lautnya yang lembut dan terlihat pas di kakinya yang kuat dan berotot. Oh, sungguh Sehun begitu iri padanya. Sehun bahkan tidak mempunyai satupun otot yang bisa menyamai petinju itu. Tubuhnya tidaklah kekar bahkan cenderung kurus dengan lemak yang sepertinya betah berkumpul hanya di bagian dada dan bokongnya.

Saat pandangan Sehun kembali naik ke atas ia bertemu pandang langsung dengan sang petinju. Sehun berani bersumpah kalau ia melihat pria itu menyeringai dan mengedipkan sebelah mata padanya. Sehun menunduk dengan pipi memerah malu. Sial, ia seorang pria dan kenapa ia harus merona seperti ini ?

Di atas ring Jongin menyeringai melihat tingkah malu malu pria cantik yang terlihat seperti anak tersesat di tengah kerumunan dan ia baru berbalik saat nama lawannya di umumkan. " Kris Wu, The Dragon, di sini, untuk kalian semua malam ini. "

Jongin membuat gerakan melemaskan lengannya di samping tubuhnya, membentangkan jari jarinya dan kemudian memantul-mantulkan kakinya.

Sehun menanti dengan tegang saat pertarungan di mulai dan lawannya melemparkan pukulan pertama yang bisa di hindari Jongin dengan mudah dan dia datang kembali dengan ayunan penuh dan menghantam sisi wajah lawannya.

Para kerumunan menyaksikan dengan tegang saat pertarungan berlanjut. Sebelum mereka mulai berteriak seperti paduan suara memanggil nama Kai.

" Kai... Kai... Kai... "

" Hajar dia Kai... "

" Ayo habisi dia... "

Sehun memejamkan matanya sejenak saat mendengar suara dentuman keras di lantai.

Pemimpin permainan mengangkat lengan Jongin yang menandakan dia sebagai pemenang sesaat setelah dia melancarkan pukulan knockoutnya. Dan dia mengarahkan pandangannya pada Sehun. Dadanya yang berkeringat bergerak naik turun seiring helaan nafasnya yang dalam. Setetes darah menempel di ujung bibirnya dan di luar itu semua matanya tetap mengarah pada Sehun.

Sehun balas menatapnya sesaat sebelum berbalik dan bergegas keluar dari kerumunan orang orang. Menghilang dari pandangan Jongin.

.

.

.

.

.

" Di mana orang itu, apa dia belum datang? " Seorang pria bertubuh agak pendek mengacak rambutnya dengan frustasi. " Kau tahu Jongin membutuhkannya sekarang. Apa dia belum datang juga? "

" Entahlah, dia bilang dia akan menonton pertandingan Jongin dulu sebelum menemuinya. " pria yang lain mengangkat bahu.

" Pria itu, Do Kyungsoo, telpon dia lagi. Kalau dia tidak menjawab, kita terpaksa harus mencarikan Jongin yang lain. "

" Baik... "

Ketukan pada pintu membuat kedua pria yang tampak masih tegang itu serempak menoleh ke arah pintu.

" Masuklah...! "

Pintu itu terbuka dengan pelan menampilkan sesosok tubuh langsing berwajah cantik dan berkacamata.

Pria yang lebih pendek mengerutkan kening. "Bukankah kau bilang kembali menyewa Kyungsoo, tapi dia siapa? "

" Aku tidak tahu. "

Pria cantik itu, Sehun melangkah dengan ragu ke arah kedua pria dengan perbedaan tinggi yang lumayan.

" Maaf, apa salah satu dari kalian adalah manager Kim Jongin? "

Pria yang lebih pendek mengibaskan tangan. " Itu aku, ada apa kau mencariku? "

" Mr. ... "

" Panggil aku Suho dan ini asistenku Chanyeol. Jadi siapa namamu? "

" Aku... Oh Sehun. Kalian bisa memanggilku Sehun saja. "

" Baiklah Sehun, ada perlu apa kau denganku? " tanya Suho. Ia mengamati penampilan kasual Sehun, tidak mirip dengan pria penghibur yang selama ini mereka sewa untuk menghibur Jongin.

Pria itu cantik, sangat cantik, kulitnya putih bersih dan lekuk tubuhnya wow... Sempurna.

Sehun berdiri dengan gugup, ia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian. " Kyungsoo hyung memintaku untuk menggantikannya, dia... Sakit perut dan tidak bisa datang ke tempat ini. "

" Wow.. Jongin pasti akan menyukainya, hyung. " Chanyeol menepuk pundak Suho yang diam-diam tersenyum lega.

Jongin dan pria atau wanita penghibur adalah dua hal yang tak bisa di pisahkan setelah ia selesai bertarung. Karena itulah caranya dia untuk mengisi kembali tenaganya yang sempat terkuras. Kyungsoo sudah dua kali menemani Jongin dan selama ini Jongin masih cukup sering mengeluh dirinya masih belum menemukan orang yang bisa membuatnya benar benar puas.

Suho membuat kesimpulan kalau Kyungsoo kewalahan menghadapi Jongin hingga ia menolak dan menawarkannya pada sepupunya. Tapi itu tak masalah, karena Sehun memenuhi semua standar Jongin dalam memilih pasangan satu malamnya. Cantik dan seksi.

" Baiklah, boleh aku tahu apa yang harus aku kerjakan sekarang? "

Suho tersenyum ramah. " Chanyeol akan membawamu ke kamarnya. " ia mengisyaratkan pada Chanyeol untuk membawa pergi Sehun segera.

Sehun mengerutkan keningnya. Kamar ? Mungkinkah Kyungsoo bekerja sebagai cleaning service ? Tapi itu tidak masalah untuk Sehun, ia bisa membereskan seisi kamar dalam waktu kurang dari satu jam dan setelah itu ia akan pergi.

" Lewat sini. " Chanyeol membuka sebuah pintu lain yang langsung menghadap sebuah lorong panjang dengan deretan kamar di tiap sisinya.

" Dia agak cerewet, ku harap kau tetap diam dan tidak protes. Kau bisa meninggalkan nomor rekeningmu di meja nanti. Besok pagi kami akan mentransfernya. "

Sehun hanya diam, apa dia akan bertemu langsung dengan pemilik kamar ?

" Ini dia kamarnya. Masuklah, dia sudah menunggumu. Selamat bersenang-senang. " Chanyeol tertawa sebelum meninggalkan Sehun sendirian di sana.

Bersenang senang ? Apa maksudnya ?

Sehun menatap pintu bernomor 88 itu dan dengan ragu memegang kenop pintu dan membukanya.

Hal pertama yang ia lihat sesaat setelah masuk ke dalam kamar dan menutup pintu adalah kamar ini tertata begitu rapi dan mewah. Ada kasur berukuran king size di tengah ruangan. Deretan botol wine dan juga gelas di atas mini bar. Makanan mewah yang tersaji di atas meja. Jadi apa yang harus ia lakukan di sini ?

Cklek

Suara pintu yang terbuka dari arah kamar mandi menyedot perhatian Sehun dan ia terpaku saat melihat sesosok tubuh yang hampir telanjang keluar dari balik pintu itu. Rambut dan tubuhnya masih basah dan ia hanya memakai handuk yang tergantung rendah di pinggulnya.

Tapi bukan itu saja yang membuat Sehun kaget, pria itu, Kim Jongin si petinju yang tadi ia lihat di atas ring. Jongin balas menatapnya dengan seringaian lebar menghiasi bibirnya.

" Hai... "

Sehun menelan ludah dengan gugup. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Dan ia hanya berdiri diam saat Jongin melewatinya dan mengunci pintu di belakangnya.

" Aku tidak menyangka kita akan bertemu secepat ini. Kau tahu aku memperhatikanmu dari atas ring, berharap bisa berkenalan denganmu, dan aku sangat kecewa saat kau berbalik untuk pergi. Tapi sekarang aku senang kau ada di sini. "

Jongin menuntun Sehun untuk duduk berdampingan dengannya di sofa. " jadi siapa namamu cantik? "

" Sehun, Oh Sehun. Mr. Kai. "

" Jongin saja. Kai hanya akan menjadi namaku saat di atas ring. "

Sehun mengamati penampilan Jongin dari balik kaca matanya. Sudut bibir pria itu nampak sedikit memar bekas terkena pukulan. " Jadi, Jongin... Karena aku sudah ada di sini sekarang. Apa tugas yang harus aku lakukan? "

Jongin menyeringai. " Kau rupanya type orang yang tidak sabaran ya. Tapi aku menyukainya... "

" Umm... Bukan begitu... Aku... Aku hanya ingin cepat pulang. "

" Pulang...? " Jongin mengerutkan keningnya. Apa Suho tidak memberitahu pria ini kalau ia akan menginap bersamanya di sini malam ini ?

" Iya. Aku harus kuliah besok dan Kyungsoo hyung memintaku untuk menggantikan pekerjaannya di sini. Dan aku harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya itu. "

Jongin terdiam, ia merasa ada kesalah pahaman di sini. Ia memang merasa agak janggal karena Sehun bahkan tidak bertingkah agresif seperti pria dan wanita yang biasa di sewa Suho. Sehun cenderung pasif. " Kau tahu apa pekerjaan hyungmu itu? "

Sehun menggeleng. Selama ini ia tidak pernah menanyakan hal itu pada sepupunya.

" Dan apa Suho juga tidak mengatakan sesuatu tentang apa yang harus kau lakukan? "

Sehun kembali menggeleng. " asistennya mengatakan padaku untuk bersenang senang. Tapi aku tidak tahu apa maksudnya. " jawab Sehun jujur.

Jongin mendesah pelan. Sehun tidak mengerti apa yang sudah menantikannya. Ia sudah masuk kedalam perangkap dan meski akhirnya ia menyadari apa yang akan terjadi sudah terlambat untuk pergi.

Jongin dilema, di satu sisi ia mengutuk Kyungsoo yang mengirimkan adiknya yang polos untuk menjadi korban pelampiasannya. Tapi di sisi lain ia merasakan gairah yang amat besar saat melihat Sehun. Namja itu dengan tubuh berlekuknya sukses membuat fantasi liar Jongin bangun. Dan ia memang amat butuh pelampiasan sekarang.

" Kau ingin tahu apa pekerjaan hyungmu itu di sini Sehun- ssi? "

Sehun mengangguk.

" Penghibur... "

" Eh... "

" Kyungsoo adalah pria penghibur. " Jelas Kai.

" Apa... I... Itu tidak mungkin... " bantah Sehun.

" Apa aku terlihat seperti orang yang berbohong? Kau tahu apa pekerjaanku dan kau juga pasti tidak bodoh untuk tahu apa kebutuhanku setelah bertarung... "

Sehun terdiam. Ia memang pernah mendengar kalau seorang petarung akan tidur dengan seorang wanita atau pria penghibur setelah melewati pertarungan. Tapi ia tidak menyangka kalau sepupunya akan bekerja seperti ini. Dan Sehun menyesali tindakannya yang langsung mengiyakan tanpa menanyakan apa pekerjaan Kyungsoo. Dan sekarang apa yang harus ia lakukan ?

" A... Aku tidak bisa melakukannya. Aku... " Tolak Sehun.

" Kyungsoo sudah menanda tangani perjanjian di mana kalau ia membatalkannya. Ia akan membayar denda dua kali lipat dari harga yang kami bayarkan. "

Sehun menelan ludahnya dengan susah payah. " Berapa jumlah uangnya? "

Jongin menyebutkan angkanya dan Sehun hanya bisa menunduk. Jumlah itu tidak sedikit dan Sehun bahkan tidak punya uang sebanyak itu. Ia memang bekerja paruh waktu di perpustakaan kota setelah pulang dari kuliah, tapi bahkan uang gajinya setahun tak cukup untuk mengembalikan uang itu.

" Aku tahu kau mungkin tidak menyukaiku. Dan aku tidak akan melarang kalau kau tidak ingin melakukannya... "

Bohong kalau Sehun tidak tertarik pada pria setampan Jongin. Tapi untuk melakukannya ? Haruskah ? Kalau ia menolak, dari mana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu ?

" Aku akan menelpon Suho untuk membatalkannya. "

Jongin beranjak untuk berdiri, namun tangan Sehun menahannya untuk tetap duduk. Jongin menatap ke arah Sehun dengan tatapan bingung.

" A... Aku... Akan melakukannya... " ucap Sehun pelan.

Jongin mengeluarkan smirknya. " Kau yakin? "

Sehun mengangguk, ia melepaskan pegangan tangannya di lengan Jongin dan meremas ujung kaosnya dengan gugup. " Tapi ini pertama kalinya bagiku. Aku... Aku takut tidak bisa memuaskanmu. "

Tangan Jongin terulur untuk melepas kacamata Sehun. " Aku mengerti. Akulah yang akan memuaskanmu Sehuna... "

.

.

.

.

.

" Aku akan mandi dulu... " gumam Sehun. Setelah menemani Jongin makan malam dan bersantai sejenak di balkon kamar hotel, Sehun beranjak menuju kamar mandi.

Sehun menggosok giginya dan membasuh wajahnya dengan air dingin. Ia sangat gugup dan berkeringat, mungkin dengan mandi akan sedikit membuat pikiran dan tubuhnya lebih segar.

Sehun baru memegang ujung kaosnya saat ada tangan kecoklatan yang melingkar di pinggang rampingnya. Tubuh Sehun menegang saat ia merasakan benda yang kenyal dan lembut menempel di leher jenjangnya. Bibir Jongin.

" Biar aku yang melakukannya. " bisik Jongin, suaranya serak seperti orang yang menahan hasrat. Dan Sehun bisa merasakan sesuatu yang keras menekan bokongnya dan ia merasa merinding.

" Jongin... "

" Ya sayang... " tangan Jongin bergerak, menarik kaos Sehun ke atas kepala dan melepasnya. Ia melempar kaos itu ke lantai.

" Aku tidak membawa pakaian ganti. "

" Aku akan membelikanmu yang baru. " Jongin menatap ke arah cermin besar yang ada di hadapan mereka. Ia menyeringai melihat tubuh bagian atas Sehun yang terekspos jelas.

" Jongin... " Sehun bergerak gelisah saat Jongin menjilati lehernya dan tangan pria tampan itu mengelus lembut perut datarnya sebelum merambat dengan pelan namun pasti menuju dadanya.

Sehun menggeliat pelan merasakan sesuatu yang asing. Ia menoleh ke samping dan Jongin langsung menyambutnya dengan sebuah ciuman. Pria itu melumat dengan penuh hasrat bibir dan lidah lembut milik Sehun. Ia ingin merasakan keseluruhan tubuh Sehun yang membuatnya merasa begitu bergairah.

" Hmmmmm... " Desah Sehun.

Tangan kiri Jongin meremas gundukan bokong sintal Sehun, sedangkan tangan kanannya meremas sebelah dada Sehun. Jongin memeluk dengan erat membuat Sehun dapat merasakan benda yang terasa makin keras itu menekan bokongnya.

" Awhhh... " Sehun mendesah kaget saat Jongin membalikkan badannya dan pria itu langsung menghisap kedua puncak dadanya yang terlihat begitu menggoda bergantian. " Jongin... Bisakah kau melakukannya lebih pelan. Aku... Aku takut... "

" Aku tak bisa menjanjikanmu apa-apa selain kenikmatan, sayang. " Jongin melepaskan celana jins dan celana dalam Sehun, hingga tubuh Sehun benar benar polos. "Aku akan memuaskanmu." Jongin menarik lepas handuknya sendiri.

Sehun menelan ludahnya dengan kasar, untuk pertama kalinya ia melihat kejantanan orang lain selain miliknya sendiri, dan itu begitu besar. Apa rasanya akan begitu sakit ?

Jongin mengarahkan tangan Sehun untuk memegangi kejantanannya dan menggerakkannya naik turun, sementara ia kembali melumat mulut Sehun dengan kasar.

Merasa sudah tidak sanggup lagi bertahan lebih lama, Jongin menggendong tubuh Sehun kembali ke kamar dan ia membaringkannya di atas kasur, dan ia kembali menghisap puncak dada Sehun yang montok. Menjilat, menarik dan menggigit pumcaknya bergantian hingga semakin terbakar hasrat mendengar desahan Sehun memanggil namanya.

" Ahh... Please... Jongiinn... "

Tangan Jongin turun ke bawah dan menggoda kejantanan Sehun yang sudah basah oleh cairan precum.

" Hnnn... Ahhh... Ahh... "

Jongin kembali melumat bibir Sehun yang di balas seadanya oleh Sehun, mengingat ia yang masih amatiran. Jongin membuka kedua paha Sehun dengan lebar dan menggesekkan kedua kejantanan mereka.

" Aku tak akan melakukan pemanasan sayang karena aku ingin milikku yang pertama kali masuk dan bukan jariku. Jadi tahan sebentar rasa sakitnya dan berteriaklah kalau kau ingin. "

Sehun hanya bisa pasrah, tangannya mencengkeram erat pinggiran bantal saat merasakan kejantanan Jongin masuk secara perlahan ke dalam holenya. Rasanya begitu perih ketika hole sempitnya di masuki oleh benda sebesar itu.

Namun ketika Jongin mulai menggerakkan badannya naik turun, Sehun mulai merasakan sesuatu yang luar biasa nikmat. Tubuhnya gemetar saat merasakan suatu sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Sehun klimaks dengan cepat.

" Kau luar biasa sayang. " Jongin menunduk untuk menghisap puncak dada Sehun. " Aku akan membuatmu merasakan yang lebih dari ini, nikmatilah. "

" Ahnn... Ahh... Ahh... " Desah Sehun saat Jongin mempercepat gerakan naik turun tubuhnya.

" Ohh... Damn, you're so tight... I wanna cum... Ahh... " Jongin mendesah di iringi teriakan puas Sehun ketika mereka klimaks bersamaan dengan Jongin yang mengeluarkan cairan di dalam hole Sehun dan cairan Sehun tumpah membasahi perut keduanya.

Sehun meringis perih saat Jongin mengeluarkan kejantanannya dari dalam hole miliknya.

" Kau tak menganggap ini sudah berakhirkan sayang? "

Sehun melirik ke arah kejantanan Jongin yang bahkan tidak melemah sedikitpun. Diam-diam ia mengeluh, ini sepertinya akan benar-benar menguras habis tenaganya. Ingatkan ia kalau Jongin adalah seorang petarung dengan stamina yang begitu kuat.

Jongin menggendong tubuh Sehun yang basah oleh keringat dan membawanya ke arah balkon. Sehun hanya diam saat Jongin menurunkan tubuhnya di belakang pagar yang menghalangi tubuhnya untuk jatuh ke bawah.

" Berbalik sayang... " perintah Jongin. Dan Sehun menurutinya tanpa protes. " Lebarkan kakimu dan menungginglah... "

Jongin berjongkok untuk menciumi pantat montok Sehun, sesekali ia menggigit dan menghisapnya dengan keras menghasilkan warna warna ungu yang begitu kontras dengan kulit putihnya. Setelah puas menandai pantat Sehun, mulut Jongin beralih ke paha bagian dalamnya dan melakukan hal yang sama.

" Kau memiliki tubuh yang luar biasa sayang. Aku tak akan pernah bisa menolakmu. "

Jongin bangkit berdiri, membalikkan tubuh Sehun dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Sementara tangannya aktif mengocok kejantanan mungil milik Sehun.

" Ahhh... Jongiinn... " Desah Sehun. Ia menggeliat pelan saat ciuman Jongin turun ke lehernya dan pria itu menandainya dengan banyak kissmark di sana.

Jongin menarik sebuah kursi di belakangnya dan duduk di sana. Lengannya yang kekar menarik pinggang Sehun dan membimbing pria cantik itu untuk duduk di pangkuannya.

Perlahan Jongin mengarahkan kejantannya lagi ke dalam hole Sehun yang memerah basah.

" Aarghhhtt... " Sehun menjerit pelan. Rasa perih itu lagi... Sehun berani bertaruh holenya pasti lecet dan robek mengingat ukuran milik Jongin yang terlalu besar.

" Bergeraklah sayang... " bisik Jongin. Ia menggigit puncak dada Sehun sebelum mengulum dan menghisapnya dengan kasar.

Sembari bergerak naik turun di atas tubuh Jongin, Sehun memperhatikan bagaimana tangan berotot Jongin meremas dadanya yang memerah dan bagaimana mulut Jongin menghisap puncaknya seperti bayi kelaparan. So damn, Jongin benar benar seksi.

Tangan kiri Sehun mengelus dengan lembut punggung Jongin sementara tangan kanannya bermain main dengan abs milik Jongin yang begitu keras dan maskulin.

" Jongin... Aku... "

Jongin melingkarkan tangannya di pinggang ramping Sehun dan membantunya menaik turunkan tubuh lebih cepat.

" Kau sangat sempit sayang, aku menyukainya... "

Jongin melumat bibir Sehun yang membengkak, menghisap lidahnya dengan keras meredam desahan Sehun yang terasa makin menggila. Tangan Sehun mencengkeram pundak Jongin dengan erat saat ia merasakan klimaksnya.

Napas Sehun tersengal dan ia membiarkan Jongin mengendalikan tubuhnya, menggerakannya lebih cepat hingga ia mendengar erangan suara Jongin. Dan sesuatu yang terasa hangat kembali menyembur di dalam holenya. Begitu penuh hingga menetes ke lantai.

Sehun jatuh terkulai di pelukan Jongin. Kelelahan.

Jongin kembali mengangkat tubuh Sehun tanpa melepas tautan mereka dan membawanya kembali ke kasur.

" Aku lelah Jongin. " gumam Sehun saat lagi-lagi Jongin membuka lebar pahanya dan menciumi perutnya.

" Hanya diam dan biarkan aku yang bergerak. " bisik Jongin saat ia kembali menyetubuhi Sehun.

.

.

.

.

.

Sehun terbangun keesokan harinya pada pukul sepuluh pagi. Hanya karena ia merasakan perutnya kelaparan. Jongin masih tertidur pulas di sampingnya. Tangan pria itu menangkup dadanya dan kakinya melilit pinggulnya. Sehun bisa merasakan kejantanan Jongin yang menempel di pantatnya.

Wajah Sehun memerah mengingat malam panjangnya yang baru berakhir pukul lima pagi tadi. Jongin benar benar kuat dan Sehun nyaris pingsan melayaninya. Mungkin karena itulah Jongin tak pernah kalah di pertandingan, staminanya benar benar luar biasa.

Sehun meringis saat ia menggerakkan tubuh dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tulangnya terasa patah. Secara perlahan ia membebaskan tubuhnya dari belitan tubuh Jongin.

Pria cantik itu mencoba turun dari ranjang dengan pelan, takut gerakannya membangunkan Jongin. Kaki Sehun gemetar menahan sakit saat akhirnya ia bisa menapakkan kakinya di lantai.

Dengan langkah tertatih tatih akhirnya ia sampai ke kamar mandi dan langsung menuju bathub. Berendam dengan air hangat mungkin akan membantu merileks kan seluruh otot tubuhnya yang kaku.

Sehun berendam cukup lama di sana hingga ia memutuskan untuk membilas tubuhnya di shower.

Saat ingin meraih bathrobe untuk menutupi tubuh polosnya secara tak sengaja Sehun memandang ke arah cermin. Dan Sehun terkesiap kaget melihat penampilannya. Bibir yang terlihat merah dan bengkak, dan bagaimana bisa seluruh tubuhnya dari leher hingga paha penuh dengan bercak bercak ungu. Kim Jongin memang mengerikan.

Sehun keluar dari kamar mandi dan menemukan fakta bahwa Kim Jongin sudah bangun dan terlihat segar. Rambut hitam tebalnya tampak basah, pria itu sepertinya baru selesai mandi.

" Selamat pagi sayang. " Jongin tersenyum lebar. " Aku sudah menyiapkan pakaian baru untukmu dan Suho bilang ia sudah mentransfer uangnya ke rekeningmu. "

Sehun terdiam, ia melirik bungkusan pakaian yang di letakkan Jongin di atas kasur yang telah rapi. Kenyataan bahwa apa yang terjadi tadi malam dan fakta bahwa pagi ini ia mendapatkan bayaran menusuk perasaan Sehun.

Sehun tersenyum miris, tentu saja bukan, Jongin pasti menganggapnya sama dengan pria penghibur di luaran sana. Sehun tidak bisa berharap Jongin akan memperlakukannya berbeda dengan yang lain. Ia hanya teman one night stand pria petarung itu yang bisa ia buang setelah di pergunakan semaunya.

Dengan kepala tertunduk Sehun mengambil bungkusan pakaian itu dan dengan langkah pincang kembali masuk ke dalam kamar mandi.

" Kenapa malu sayang, kau bisa mengganti pakaianmu di sini. "

Sehun hanya mengedikkan bahunya dan menutup pintu. Ia bertekad tak akan memberikan bonus apapun pada pria itu.

Sehun menghapus air mata yang jatuh tanpa di sadarinya. Harga dirinya sudah hancur dan ia tidak bisa lebih mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Jongin. Ia harus pergi secepatnya dari tempat ini.

Setelah mengganti pakaiannya, Sehun bergegas keluar dari kamar mandi. Memakai kembali kacamatanya yang ia temukan di atas meja. Lalu mengambil dompetnya tanpa sekalipun menoleh pada Jongin yang duduk di mini bar.

" Kyungsoo hyung pasti akan senang menerima uang itu. " ucap Sehun. " Selamat tinggal. "

Sehun tak berani menoleh pada Jongin saat ia melangkah dengan tertatih tatih menuju pintu. Jongin tetap diam tak bersuara membuat Sehun tersenyum miris. Jongin pastinya tak ingin membuang waktu dengan berbasa basi dengan teman one night standnya.

Sehun baru beberapa langkah berjalan lengan kekar Jongin melingkari pinggang rampingnya.

" Kau marah padaku? "

" Tidak. Aku hanya pria penghibur untukmu dan aku tak punya hak untuk marah pada apa yang kau lakukan padaku. "

Jongin menghela napas kasar. " Kekuranganmu itu Sehun, kau kurang percaya diri pada dirimu sendiri. Dan pria penghibur ? Menggelikan. Sejak kapan kau menjadi pria penghibur untukku? "

" Sejak tadi malam mungkin... "

" Tidak Sehun. Aku tidak menganggapmu seperti itu. Kau pria yang special untukku. Sejak aku melihatmu di barisan penonton, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda darimu. Kau begitu luar biasa. " Jelas Jongin.

" Kau pasti sudah sering mengatakan hal itu pada orang lain. "

"Mau ku beritahukan satu kebenaran? " Jongin mengecup leher Sehun yang penuh kissmark. " Aku belum pernah menandai seseorang seperti ini. Biasanya aku hanya selalu melakukan sex kilat dengan mereka. "

Sehun membalikkan tubuhnya. " Termasuk Kyungsoo hyung? "

Jongin mengangguk. " Kau bisa tanyakan padanya kebenarannya dan soal rekening itu... Aku sengaja melakukannya. Agar Kyungsoo tidak curiga padamu kalau kau akan mengambil uangnya untuk dirimu sendiri. Dan terus terang saja aku sebenarnya tidak ingin memberimu uang atas apa yang telah kita lakukan tadi malam. "

Sehun menatap ke arah Jongin dengan tatapan tak percaya.

" Kau jelas lebih berharga dari pada uang itu Sehun. Kau mengerti maksudku bukan. "

Sehun menundukkan kepalanya. Tentu saja ia mengerti apa yang di maksud Jongin.

" Kau itu special, Sehuna... "

Jongin melumat bibir Sehun dengan lembut. " Jadi...? "

"Apa? "

Jongin mengedikkan bahu ke arah ranjang. " One more night? "

.

.

.

.

.

END

Eaaa... Debut exo yang ke empat menjadi debut pertama Killa juga bikin yang rated M. # plakk maaf kalo hasilnya mengecewakan. Dan itu benar benar end ya.

# HappyExoDays

Oh ya, mana nich yang katanya tetep bakaln baca FF Kaihun? Kok review Oh My Baby sedikit? Ditunggu yaa review buat FF ini sama FF Yang lain.. Ssttt.. Bakalan ada Oh My Baby episode special buat Kaihundays