Naruto : Heiwa e no Michi

Disclaimer :

Naruto - Masashi Kishimoto

High School DxD - Ichiei Ishibumi

Pairing :

Naruto U. x Tsubaki S. x Akane H.

Gence : Adventure,Romance

Ranting : M

Warning : Gaje , Typo , Semi-Cannon , OC ,OOC ,Author newbie dll

.

.

.

.

Summary :

"Dialah perwujudan dari kebencian dan kasih sayang , Hidup dalam garis keras tanpa tau asal usulnya , dan yang paling penting dia adalah manusia dengan penyakit yang aneh yaitu Takut dan pemalu jika didepan wanita"

"Human Talk"

'Human Thinking'

"Monster/Dragon talk"

'Monster/Dragon Thinking'

[Jutsu/tehnik]

Happy Reading

Kini terlihat 3 orang manusia (ralat 1 iblis) tengah duduk dikursi panjang yang tersedia di ruang tamu rumah Naruto, dan untungnya hari ini adalah hari Minggu. Jika tidak, mungkin saja kesalahpahaman ini akan berlangsung sangat lama.

"Jadi siapa Ero-onna ini?" Ujar Akane yang kini memancarkan aura permusuhannya. "Siapa yang kau maksud Ero-onna?" Tsubaki membalas seakan tidak mau kalah dengan perempuan berambut coklat-kemerahan didepannya itu. Sedangkan Naruto yakin jika dia barusan melihat kilatan petir yang saling sambar dari mereka berdua. Dan tak ayal hal itu membuat Naruto tersenyum miris dan semakin bercucuran keringat dingin yang entah kenapa dia yakin hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Dan justru kini hanya adu saling lempar ejekan seperti perempuan biasanya antara mereka berdua, namun lama-kelamaan Tsubaki kini sudah mengeluarkan aura kebiruan dari tubuhnya sedangkan Akane juga sama mengeluarkan aura kemerahan dari tubuhnya. Bahkan kini Akane telah mempersiapkan dua buah parang yang entah darimana asalnya, sedangkan Tsubaki dengan naginata miliknya.

"H-hei sudah ja-"

"Diam!"

Naruto hanya bisa menelah ludahnya sendiri dengan keringat bercucuran dari kepalanya. Bagaimana tidak, ia kini tengah ditodong oleh masing-masing senjata milik Akane dan Tsubaki yang jaraknya hanya sekitar 1 cm dari lehernya.

"Jadi bisa jelaskan sebenarnya siapa perempuan ini, Naruto?" Tsubaki bertanya kepada Naruto sembari menunjuk Akane.

"Et-to .. Dia Hiyama Akane-" "Dan sekaligus calon Istri masa depan Naruto." Belum selesai Naruto berbicara Akane sudah memotong penjelasan Naruto. Dan sontak Naruto kaget lalu menatap Akane dengan wajah panik.

"Ohh"

Crash!

"Hiiii ~"

Tubuh Naruto bergetar hebat saat melihat sebuah naginata tentancap tepat di samping kepalanya. 'Aku akan matiii' Itu yang ada dibenak Naruto.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang jika kamu sudah mempunyai calon istri." Tsubaki berbicara dengan berkaca-kaca seperti seorang anak kecil yang kalah dalam perebutan permen.

"He-hei Tsubaki ini salah paham." Naruto mencoba untuk menenangkan Tsubaki lalu menatap Akane yang kini tengah meminum teh yang entah dari mana asalnya. Ok itu membuat otak Naruto semakin harus berkerja keras.

"Dia bahkan belum bertunangan denganku." Naruto semakin binggung ingin menjelaskan kepada Tsubaki. "Benarkah?" Tsubaki memastikan dan dijawab dengan anggukan Dari Naruto.

Akane menatap Tsubaki dengan wajah seakan-akan bahwa dia telah memenangkan pertempuran. "Lalu kau sendiri siapa?" Tsubaki sedikit tersentak mendengar pertanyaan yang dilontarkan Akane. "A-aku adalah kekasihnya." jawab Tsubaki gugup lengkap dengan sembutan merah dikedua pipinya. Dan membuat Naruto melongo tidak percaya melihatnya, pasalnya jarang sekali Tsubaki bertingkah seperti ini. Apa lagi didepan orang lain selain dirinya.

"Hohoho ...jadi ini yang selama ini kau sembunyikan Ruto..?" Akane berucap dengan tatapan kosong. Namun tiba-tiba digantikan oleh sebuah senyuman yang Naruto yakini bukan bertanda baik untuknya.

"Baiklah ... Kau harus menerima hukuman mati." Akane berucap sembari menujuk Naruto lengkap dengan senyuman yang tidak hilang dari raut wajahnya. Namun aura yang dia keluarkan berbanding terbalik dengan senyuman yang ditunjukanya. Sontak saja membuat bulu kuduk Naruto berdiri. "Namun sebelumnya aku akan membebaskanmu darinya, Naruto." Seketika saja Akane mengeluarkan sepasang parang dari balik punggungnya.

"Aku tidak akan menyerahkan Naruto-kun padamu." Tsubaki pun tidak ingin kalah dari rival barunya kini sudah menyiapkan sebuah Naginata ditangan kananya.

"Enyahlah kauuuu ..."

"Dalam khayalanmu ..."

Duagg! Duagg!

Mereka berdua terduduk dengan Mata berkaca-kaca karena menahan rasa sakit di kepala mereka yang disebabkan oleh sebuah sendal kayu yang entah dari mana datangnya tiba-tiba membentur masing-masing kepala mereka. Sedangkan sang pelaku pelemparan hanya tersenyum menang.

.

.

.

"Jadi para petinggi fraksi setuju untuk mengadakan pertemuan ya?" Rias mencoba memastikan informasi yang berasal dari Grayfia.

"Betul, Rias-ojou-sama. Saya mendengar langsung hal itu dari para petinggi tiga fraski tersebut." Grayfia menjawab dengan gaya khas maidnya. Dan itu membuat Rias mendesan pelan akan sikap Ratu dari kakaknya tersebut.

"Dan sebelumnya juga para petinggi ketiga fraksi ingin melihat manusia yang dapat mengalahkan Kokabiel dan jika tidak salah ia bernama Uzumaki Naruto" lanjut Grayfia, dan secara reflek Rias menangkat sebelah alisnya. "Kenapa Naruto-kun harus dilibatkan? Bukankah Naruto tidak termasuk kedalam salah satu dari ketiga fraksi tersebut."

"Sebelumnya saya juga tidak mengerti, namun kemungkinan terbesar karena ia memiliki kekuatan yang sebanding dengan mahluk supranatural lainya seperti halnya para pengguna Sacred gear." Grayfia menyatakan Opininya mengenai alasan kenapa seorang Uzumaki Naruto harus terlibat dalam rapat pertemuan ketiga fraksi nantinya. Dan seketika saja Rias terdiam namun bukan memikirkan soal keterlibatan Naruto dalam Pertemuan Fraksi melainkan prihal usahanya untuk menjadikan Naruto salah satu peeragenya yang kunjung tak berhasil.

"Saya pikir tugas saya untuk memberitahukan prilah pertemuan ketiga fraski sudah selesai, jadi saya mundur diri," Karena merasa tugasnya telah selesai Grayfia memutuskan untuk pergi.

"Baiklah, arigatou Grayfia-san." Balas Rias sebelum Grayfia menghilang dengan lingkaran sihir khas Clan Gremory. Dan setelah itu terjadi keheningan untuk sesaat. "Ok, karena pengumuman sudah selesai kalian semua boleh pulang sekarang. Kita akan bertemu besok saat kunjungan orang tua." Perintah Rias kepada semua peeragenya.

.

.

.

"Naruto-kun, kau tidak apa-apa?" Tsubaki merasa khawatir melihat keadaan Naruto yang bisa dibilang seperti mayat hidup. "Ya aku tidak apa-apa kok Tsubaki." jawab Naruto lesu lalu menjatuhkan kepalanya diatas meja belajar. 'Apa dia tidak merasa bersalah sama sekali ..." Naruto membatin sembari menangis anime. Bagaimana tidak karena Ulah Tsubaki dan Akane yang selalu bertangkar tentang hal tidak penting membuat Naruto setres dibuatnya. Berbicara soal Akane dia akan pindah sekolah mulai besok.

"Naruto-kun."

"A-ah iya"

"Saat istirahat lagi ikut lah aku ke ruang osis, Kaicho memanggilmu"

"Heh.." Naruto berucap dengan ekspresi binggung. Apa dia pernah melakukan kesalahan selama bersekolah di Kuoh sampai-sampai Kaicho memanggilnya. Itu membuat Naruto sempat takut. "Baiklah." Ucap Naruto pasrah.

.

.

.

Tuk..tuk..tuk..

"Masuk." ucap Sona dengan intonasi tegas didalamnya

"Permisi Kaicho , aku sudah membawa Naruto-kun kemari." mendapatkan jawaban dari kingnya, Tsubaki lantas memasuki ruang osis disusul oleh Naruto yang sepertinya merasa sedikit tidak nyaman karena mayoritas anggota Osis adalah Perempuan (kecuali Saji).

"Silahkan duduk, Uzumaki-kun." Mendengar itu lantas Naruto duduk dengan posisi berhadapan dengan Sona dan anggota Osis lainya.

"Baiklah. Langsung ke intinya saja, Uzumaki-kun. Aku memanggilmu kesini untuk menyampaikan undangan pertemuan yang akan di hadiri oleh ketiga fraksi akhirat, didalam pertemuan ini akan membahas tentang aliansi ketiga pihak dan membahas masalah penyerangan dari Kokabiel yang beberapa hari lalu ." Sona langsung berbicara To The Point prihal alasanya menyuruh Tsubaki untuk memanggilnya ke ruang Osis.

"Hah? Ka-kaicho pasti be-bercanda. Seorang manusia sepertiku di undang di pertemuan dari tiga fraksi." Naruto berbicara dengan nada terkejut. "Dan apa aku harus mendatangi pertemuan itu?"

"Itu tergantung keputusanmu Uzumaki-kun. Jika kau memutuskan untuk tidak ikut pertemuan tersebut mungkin kau akan diburu oleh ketiga fraksi karena keterlibatanmu saat insiden penyerangan Kokabiel"

'It-tu tidak ada bedanya dengan pemaksaan.' keringat sebesar jagung terlihat dikepala Naruto setelah melihat respon dari King dari Kekasihnya (paksa). Setelah itu Naruto menghelai nafas untuk sesaat. "H-hai, Baiklahh." Naruto membalasnya dengan wajah lesu sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Sebelumnya bukan hanya itu saja yang ingin kusampaikan." Ucapan Sona membuat Naruto berhenti dari kegiatan menggaruk kepalanya. "A-apa itu Kaicho." Ucap Naruto penasaran. "Sebenarnya aku- bukan lebih tepatnya kami ingin anda masuk ke dalam anggota Osis dan masuk kedalam peerageku." ucapan Sona tentu membuat Naruto kaget dibuatnya. Namun yang ia pikirkan adalah Akane. Jika dia tau bahwa dirinya menjadi iblis tanpa alasan yang jelas maka tentu dirinya akan dihadiahi oleh tusukan darinya tanpa berhenti. Dan itu membuat Naruto merinding ketakutan saat membayangkanya.

"Baiklah ...aku bersedia masuk kedalam anggota Osis." mendengar jawaban dari Naruto tentu membuat Sona dan anggota lainya tersenyum. Kecuali Tsubaki yang nampaknya justru khawatir bila Naruto menerima ajakan dari Kingnya. "Tapi, aku tidak bisa menjadi peeragemu." Sona dan seluruh anggota osis di sana menatap tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Naruto. Tetapi berbeda dengan Tsubaki yang kini tersenyum lega.

"Tapi mengapa? Mendengar pertanyaan Sona yang terdengar seperti salah satu lirik yang terdapat dilagu lama milik Raja dangdut itu membuat Naruto tersenyum.

" Aku tidak bisa melepaskan status manusiaku. Karena aku lahir sebagai manusia, dan tentunya aku harus mati sebagai manusia juga." mendengar Alasan yang masuk akal dari Naruto entah kenapa membuat Sona kecewa karena kesempatan emas miliknya kini sirna. Namun ia kesampingkan rasa kecewa itu karena setidaknya Naruto mau masuk kedalam anggota Osis meski dia bukan salah satu peerage dirinya.

"Baiklah jika itu keputusanmu. Kami akan menghormati keputusan yang kamu ambil, Uzumaki-kun." Sona berbicara dengan nada biasanya.

"Ok, karena tidak ada lagi yang di bicarakan aku akan keluar sekarang karena aku butuh istirahat." setelah itupun Naruto berdiri lalu berjalan menuju pintu. Namun sebelum itu Naruto menengok kebelakang tentunya objeknya adalah Tsubaki.

"Tsubaki ayo istirahat bersama, hari ini aku akan meneraktirmu." setelah itupun Naruto tersenyum tulus. Dan tentunya membuat seluruh wanita yang berada diRuangan merona.

"H-hai, aku izin keluar Kaicho." setelah mendapatkan persetujuan dari rajanya lantas Tsubaki menghampiri Naruto lalu mereka keluar bersama. Dan sesaat terjadi keheningan di dalam ruangan.

"Mereka cocok." Tomoe memecahkan keheningan yang terjadi sesaat."Tidak juga." balas Saji yang sebenarnya iri.

.

.

.

Naruto dan Tsubaji berjalan dengan tenang menuju apartemennya setelah selesai dari Sekolah. Untung saja Apartemen Naruto tidak jauh dari sekolah sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan. Setelah 15 menis berjalan akhirnya mereka berdua sudah sampai di apartemen milik Naruto.

"Tadaimaa .." Ucap Naruto sembari membuka pintu dan disusul oleh Tsubaki dibelakangnya. "Okaeri ..." Terdengar sambutan manis dari perempuan berambut coklat-kemerahan yang kini tengah menyapu ruang tamu. Lalu sang perempuan mengalihkan pandanganya menuju Naruto dan dia pun tersenyum tulus. Namun tidak berlangsung satu detik senyuman itu sirna digantikan tatapan membunuh. Dan tentu saja itu membuat Naruto merinding melihatnya.

"Ohh, selamat datang Naruto-kun." Ucap Akane yang tiba-tiba saja sudah sampai disamping Naruto. "A-akane .." Naruto berteriak kaget melihat kemunculan Akane secara Tiba-tiba.

"Kau begitu berani dan tidak setia yah, padalah aku disi sudah berusaha menjadi Istri yang baik bagimu, Jahatnya." ucap Akane sembari mencekik Naruto dengan menggunakan gagang sapu yang tadi dia gunakan untuk menyapu. Dan tentu itu membuat Narut kesulitan bernafas

"Uhukk ... Tu-tu-tu-tu Tunggu dulu uhukk ..." belum selesai Naruto menjelaskan tapi tidak ditanggapi sama sekali oleh Akane. "Uhukk bi-bisakah kau berhenti menyiksaku, aku sulit bernafas"

"Hei lepaskan Naruto-kun, gadis Yandere." Tsubaki berteriak lalu berusaha mengambil gagang sapu yang digunakan Akane untuk mencekik Naruto. Agar Naruto bisa bebas. Namun bukan kebebasan yang didapat justru siksaan yang Naruto dapatkan. Karena tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup . Akhirnya Naruto pingsan dengan keadaan mulut berbusa.

.

.

.

Dimalam yang menunjukan pukul setengah 12 malam ini. Terlihat Naruto dan Tsubaki tengah berjalan menuju Sekolah Kuoh Academy yang akan menjadi tempat Pertemuan antara ketiga fraksi akhirat. Dan saat sesampainya digerbang Kuoh Academy, Naruto berhenti untuk sesaat lalu mengalihkan pandangannya menuju langit malam. Bisa Naruto lihat berbagai mahluk bersayap mulai dari seperti Merpati ,Gagak , hingga Kelelawar kini berterbangan dari penjuru arah menuju Kuoh Academy sebagai pusatnya. Dan Terlihat samar-samar disekitar penjuru Kuoh Academy kini telah terpasang Kekkai agar manusia kecuali dirinya tidak bisa melihat aktivitas Supranatural disekitar Kuoh Academy.

"...Ruto .."

"..Ruto-kun"

"Naruto-kun"

"Ah, i-ya .." mendengar panggilan dari Rias membuat Naruto berhenti dari acara Kagumnya. Dan setelah itupun Naruto bersama Tsubaki berjalan menuju kelompok Sona dan Rias yang nampaknya sudah menunggunya dipintu gerbang Kuoh Academy. "Apa aku terlambat?" ucap Naruto memastikan.

"Kurasa tidak. Baik lah karena semua sudah datang sebaiknya kita langsung masuk." ucapRias dan dibalas anggukan oleh Naruto dan lainnya. Lantas mereka berjalan menuju ruang pertemuan staf gedung sekolah baru Kuoh Academy yang dijadikan ruang rapat pertemuan antara ketiga belah fraksi.

Tuk..tuk..tuk

"Permisi."

Rias membuka pintu, dan disana terdapat Meja yang luas dan terlihat mewah. Dan berada di sekelilingnya, dan banyak wajah-wajah asing bagi Naruto (kecuali Azazel) disana tengah duduk. Udara disini sangat tenang dan semua orang memasang wajah serius. "Yoo, gaki." panggil Azazel yang kebetulan kini tengah duduk disudut meja paling dekat dengan pintu masuk. Tentunya dikawal oleh sang Vanishing Dragon, Vali.

"Ah, Azazel-oji-san." Naruto menyapa balik Azazel. Dan itu membuat para petinggi farksi lain menatap Azazel yangrupanya kenal dengan Naruto. "Apa ..?" Tanya Azazel dengan entengnya.

"Apakah ini asli?" Ucap Serafall yang entah sejak kapan kini sudah berdiri didepan Naruto sembari memainkan kedua pipi Naruto. "Itya, inui aslui. Jaudi leupuaskan Aku." Naruto berucap dengan sudah payah karena ulah Serafall yang masih memainkan kedua pipinya yang terdapat guratan halus seperti kumis kucing. "Jadi ini asli. Kyaa kawaiii" Teriak girang Serafall sembari memeluk Naruto yang kini berusaha sekuat tenaga untuk melepakan pelukan maut Serafall. Dan tentu membuat semua orang yang ada disana terkekeh pelan melihat tingkah Serafall

"Sera, berhenti memeluk Uzumaki-kun. Rapat akan segera dimulai." ucapan Sirzechs membuat Serafall cemberut saat mendengarnya "Dasar Sir-tan, kau pembunuh kesenangan".

Dan setelah memastikan Semua undangan telah datang, Sirzechs berdiri

"Karena semuanya sudah hadir, akan kuucapkan beberapa patah kata. Orang-orang yang berada disini telah menyadari subjek paling penting dan perihal terlarang, yakni ketiadaan Tuhan." Kemudian, dengan kalimat Sirzechs, konferensi diantara ketiga kekuatan besar dimulai. Dari Percakapan mengenai proyek Aliansi ketiga fraksi hingga pembahasan tentang penyerangan Kokabiel beberapa hari yang lalu . dan semua orang (Kecuali Kelompok Rias & Sona, Plus Azazel) di sana menatap tidak percaya pada Naruto yang merupakan seorang manusia.

" Manusia memang mempunyai potensi luar biasa besar." Azazel berkomentar dengan melipatkan kedua tanganya didepan dada.

"Tidak aku sangka ada seorang manusia yang memiliki kekuatan besar seperti anda Naruto-kun," Kini Michael sang pemimpin Malaikat berkomentar.

"Luar biasa." Hanya itu yang dikomentari oleh Serafall.

Sedangkan orang yang dipuji hanya tertawa cengengesan sembari menggaruk Kepala belakangnya yang tak gatal.

"Baiklah, karena ketiga belah pihak sudah meyatakan keinginan perdamaian. Jadi, sekarang waktunya kita mendengarkan opini dari orang selain kita, mereka yang sepertinya bisa mempengaruhi dunia. Dari sang Naga-sama yang luar biasa dan tentunya Manusia. Pertama, Vali, apa yang ingin kamu lakukan pada dunia?" mendengar pertanyaan Azazel, sang Hakuryuukou, Vali tersenyum.

"Asal bisa bertarung dengan orang-orang kuat, itu tak apa-apa." mendengar pernyataan Vali membuat sebagian orang sweatdrop.

'Jawaban macam apa itu? Dia benar-benar hanya menyukai pertarungan? Itu rasanya seperti gangguan pada orang lain.' Ungkap Naruto dalam batin.

Setelah mendengar opini dari Vali, Azazel kini mengalihkan pandangannya menuju rival Vali, Iseei. "Kemudian, Sekiryutei, bagaimana denganmu?" mendengar itu Issei pun terdiam sesaat.

"Jujur saja, aku tak terlalu memahaminya. Entah kenapa karena semua hal rumit ini membuat otakku jadi kacau." Jawab Issei dengan jujurnya. Mendengar Itu Azazel menghela nafas.

"Namun, kamu adalah salah satu yang mempunyai kekuatan untuk mengubah dunia. Kalau kamu tak membuat pilihan maka akan sulit bagi mereka yang berdiri di puncak masing-masing kekuatan besar sepertiku untuk bergerak." Meskipun Azazel mengatakan itu, tetap saja Iseei merasa binggung

"Hyodou Issei, kalau begitu biar kujelaskan dengan cara yang lebih gampang. Kalau kita berperang, maka ada kemungkinan kamu harus berperang di garis terdepan. Kalau itu terjadi, kamu tak akan bisa tidur dengan Rias Gremory." Mendengar ucapan Azazel sontak membuat tubuh Issei bergetar.

"Kalau kita berdamai, maka tak akan perlu peperangan lagi. Kalau itu terjadi, maka hal penting yang tersisa adalah kesejahteraan dan kelanjutan spesies. Kamu mungkin bisa bersenang senang dan membuat anak dengan Rias Gremory setiap hari. Bagaimana? Mudah dipahami kan? Kalau ada peperangan, maka tak ada se*s. Kalau ada kedamaian, maka kamu bisa berhubungan se*s kapan saja. Mana yang akan kamu pilih?" Azazel melanjutkan pembicaraannya dengan enteng. Tentu membuat Isse melotot mendengarnya

"Aku ingin bagian yang damai saja, tolong! Ya! Kedamaian saja! Kedamaian yang terbaik! Aku ingin melakukan hal-hal ecchi dengan Buchou!" Issei berteriak dengan lantangnya tanpa memperdulikan keadaan disekitarnya. "Dasar, gumpalan Nafsu." Mendengar Ucapan atau Celaan dari Naruto tentu saja membuat Issei serasa tertusuk tombak.

Mendengar Ucapan Issei membuat Azazel tertunya tersenyum. Lalu sekali lagi mengalihkan Pandanganya menuju Naruto. "Bagaimana pedapatmu, Naruto.?"

"Aku -

Deg!

Saat Naruto akan mengungkapkan opininya tiba-tiba saja ruang staf pertemuan terasa berubah sedikit. Michael sedang melihat ke arah luar jendela, dan Sirzechs serta Azazel tengah berbicara serius dengan wajah tegang karena alasan tertentu. Dan sebagian orang yang berada di dalam ruang pertemuan berhenti bergerak. Dan hanya menyisakan para petinggi ketiga fraksi, dua Naga surgawi, Rias ,Kiba, Xenovia , dan tentunya Naruto. Otomatis semua orang yang masih bisa bergerakpun kaget karena seorang manusia tidak terpengaruh efek berhentinya waktu. Namun itu tidak terlalu diperlibatkan oleh ketiga petinggi fraksi.

"Forbiden Balor View, ternya bocah vampir itu dijadikan senjata oleh teroris. Di era manapun ketika sebuah kekuatan ingin membentuk pakta perdamaian dengan kekuatan lain, akan datang juga mereka yang tak setuju dan berusaha mengacaukannya."

Azazel menunjuk ke arah luar. Saat Naruto mengarahkan pandanganya menuju lokasi yang ia tuju, terdapat beberapa sosok manusia yang telah muncul di lapangan sekolah dan di udara. Melihat lebih dekat, orang-orang penyihir yang berdandan dalam jubah hitam itu sepertinya menembakkan sesuatu pada Gedung sekolah yang mirip dengan peluru sihir. Beruntungnya, semua serangan itu tak terlihat seperti akan merusak bangunan sekolah.

Azazel, yang berdiri di samping Naruto, sebelum ia menyadarinya, memberikan senyum tanpa takut.

"Orang-orang itu adalah yang disebut Penyihir. Itu adalah jenis sihir yang pada dasarnya dikembangkan dari dari sistem sihir Iblis oleh Penyihir Legendaris "Merlin Ambrosius" dan direkonstruksi sebagai sihir .Dari kekuatan sihir yang mereka pancarkan, kurasa masing-masing dari mereka memiliki kekuatan sihir selevel Iblis kelas-menengah."

Mendengarkan penjelasan Azazel membuat alis Naruto sedikit terangkat keatas tanda tidak mengerti sama sekali tentang itu.

"Buchou. Kita harus menyelamatkan Gasper sesegera mungkin." Issei merasa khawatir dengan adik kelasnya. "Onii-sama. Biar aku yang pergi. Gasper adalah budakku. Tanggung jawabkulah untuk membawanya kembali."

Rias menampakkan kehendak kuat di matanya dan ia mengajukan dirinya. Sirzechs tiba-tiba tertawa.

"Kupikir aku mengatakannya sebelumnya. Aku paham kepribadian , bagaimana kamu akan menuju gedung sekolah lama? Disana terisi oleh Penyihir diluar gedung sekolah ini. Transfer yang biasa juga terblokir oleh sihir kami."

"Bangunan sekolah lama. basis ruang klubku punya bidak [Benteng] tersisa yang tak terpakai masih tersimpan aman di dalamnya."

"Begitu, Castling ya? Karena mereka pasti sudah menduga kalau kita akan mengambil Gasper, ini bisa membuat lawan kelabakan. Mereka akan mengantisipasi sistem trik tertentu." Sirzechs bergumam sembari memijit dagunya. "Baiklah kalau begitu aku mengandalkan kalian." Sirzechs berucap lalu tersenyum.

Setelah itu Rias dan Issei yang pergi melalui sihir teleport milik Grayfia.

"Vali." Panggil Azazel

"Ada apa Azazel?"

"Kamu pergilah alihkan perhatian musuh diluar. Kalau si Hakuryuukou maju ke garis depan, itu akan sedikit merusak strategi mereka. Juga, sesuatu mungkin bergerak."

"Baiklah-baiklah."

"Kalau begitu pergilah."

Sayap cahaya mulai membentang di punggung Vali.

"—Balance Break."

[Vanishing Dragon Balance Breaker!]

Setelah suara itu, aura seperti salju menutupi sosok Vali! Ketika cahaya berhenti, tubuhnya terlapisi armor serba putih yang memancarkan cahaya putih menyilaukan. Setelah itu Vali membuka jendela ruang pertemuan dan menyerbu ke langit.

Dalam sekejap itu—

Dododododododon!

Gelombang kejut tercipta di luar! Saat Issei melihatnya, sekelompok penyihir dibantai habis-habisan oleh pria dalam armor putih. Ia menyerbu ke kerumunan kelompok musuh sambil membentuk jalur cahaya di langit malam, dan sosok prajurit yang tangguh tengah terlihat jelas.

Tiba-tiba saja Lingkaran sihir mendadak muncul di lantai ruang pertemuan. Namun pola sedikit berbeda dari sebelumnya. Namun bagi Sirzechs dan Serafall itu merupakan lingkaran sihir itu tidak asing bagi mereka berdua.

"Begitu. Jadi dia sudah datang! Otak dari semua kejadian ini." Gumam Sirzechs saat melihat Pola lingkaran sihir tersebut. " ... Lingkaran sihir Leviathan."

Naruto yang kini hanya berdiam diri sembari sesekali mengamati kejadian yang terjadi merasa binggung. Apa lagi sedari tadi dia selalu mendengarkan istilah baru seperti Forbiden Balor View, Catsling, hingga Leviathan. Kalau boleh jujur itu semua membuat otaknya stres.

Seorang wanita muncul dari dalam lingkaran sihir. Ia mengenakan pakaian hitam yang potongannya sangat pendek dan belahan yang panjang padanya.

"Bagaimana kabarmu, Maou Sirzechs-dono saat ini?" Wanita itu menyapa Sirzechs-sama dengan nada tanpa takut.

"Seorang yang mewarisi darah dari Leviathan sebelumnya. Cattleya Leviathan. Apa artinya semua ini?" Sirzechs bertanya dengan tatap menyelidik.

"Para anggota golongan Maou lama hampir semuanya sudah memutuskan bekerjasama dengan Chaos Brigade." mendengar Itu Sirzechs menghela nafas.

"Cattleya, tak apa-apakah untuk mengucapkan kata-kata itu dengan enteng?"

"Sirzechs, seperti yang kukatakan. Kami jugalah yang mendalangi serangan ini sekarang."

"...Cattleya, kenapa?" Ucap Serafall pada sosok yang dia tahu sebagai pewaris asli raja iblis Leviathan.

"Sirzechs, kami memiliki ide yang bertentangan dengan pertemuan kalian hari ini. Kami sudah menyepakatinya, karena Tuhan dan Maou yang asli telah lenyap, dunia ini harus ditata ulang." Cattleya berbicara dengan enteng sembari merentangkan tanganya.

"Cih, apa-apan Maou lama, asli, dunia ditata ulang? Kau terlalu banyak berbicara basa basi, Oba-san" Naruto yang sedari tadi hanya berdiam diri kini mulai angakt berbicara.

"Wow, ternyata di rapat pertemuan yang besar ini ternyata ada seekor manusia, dan Ternyata dia cukup berani untuk seukuran manusia." Cattleya berbicara dengan nada mengejek Naruto, namun tidak ditanggapi oleh Naruto.

"Sebenarnya apa maumu?" Naruto langsung berucap To The Point.

"Tentu saja untuk merebut posisi yang seharusnya jadi milik. Yaitu menjadi Maou Leviathan, pemimpin bangsa iblis." Cattleya menjawab dengan kini nada sinis.

"Kau tidak pantas." Mendengar ucapan Itu tentu membuat kuping Cattleya panas.

"Cih, jaga ucapanmu manusia rendahan." Teriak marah Cattleya.

"Menurutku, Pemimpin adalah orang yang mampu menahan rasa sakit dan beban serta mampu memimpin orang lain dengan adil." Naruto berucap sembari menatap tajam Cattleya. "Dan tidak ada jalan pintas untuk menjadi pemimpin, Namun..." Naruto sedikit memberi jeda pembicaraanya. "Pasti ada cara baik untuk meraih impian itu, menjadi seorang pemimpin. Dasar Sialan!" Naruto berteriak dengan lantangnya. Dan sontak membuat semua orang yang disana tersentak serta memandang kagum Naruto. Namun berbeda dengan Cattleya yang kini sudah sangat marah.

"Jangan pernah menceramahiku dasar Rendahan!" Teriak Cattleya.

"Ku...kukukukuku..." Azazel tertawa sembari memeluk perutnya.

"Melihat seorang keturunan Maou asli diceramahi oleh seorang murid SMA. Itu membuatku tidak bisa menahan tertawaku." Azazel berbicara demngan masih memegangi perutnya. "Biar kukatakan padamu. Idemu itu terlalu klise dan kasar. Dan juga, hanya sedikit orang-orangmu yang betul-betul kuat kan? Astaga, kalian hanya membuat masalah bagi orang lain. Keturunan Leviathan, kata-katamu itu seperti penjahat yang hampir mati, tahu?"

"Azazel! Beraninya kau menghina kami sejauh itu!"

Cattleya marah besar, dan gelombang aura sihir memancar dari tubuhnya. Itu adalah atmosfir situasi yang sangat panas.

"Naruto, biar aku yang mengurusnya. Jangan bantu aku, oke?" Azazel menatap Naruto yang menganguk pun tersenyum. Lantas dia berdiri, dan mulai mengeluarkan aura suram, mirip seperti pemanasan sebelum bertarung. Setelah itu, Azazel membentangkan dua belas sayap hitamnya. Warnanya lebih gelap dari kegelapan tanpa akhir.

"Keturunan dari mantan Maou [Leviathan]. Salah satu [Monster of the End]. Bukan lawan yang buruk. Cattleya Leviathan, apa kau berdandan demi menghadapi kehancuran melawanku?"

Cattleya menanggapi tantangan menegangkan Azazel dengan senyuman tanpa takut di wajahnya.

"Justru itulah yang kuharapkan. Gubernur dari Malaikat yang jatuh." Setelah itu mereka menghilang bagai bayangan.

Kah! Koh! Dooooooooh!

Dari langit, suara menggema terdengar jelas, diserta cahaya menyilaukan. Ketika melihat ke atas, Azazel dan Cattleya terus menyerang dan bertahan dengan kecepatan luar biasa!

Azazel membuat sejumlah tombak berat dan tebal yang hampir seukuran tubuhnya muncul, dan melemparnya ke arah Cattleya. Cattleya mengeluarkan beberapa lapis lingkaran sihir pertahanan dan memblokir serangan cahaya.

Lapangan sekolah mendapat kerusakan hebat disini dan disana sebagai dampak serangan dan bertahan itu. Jika saja Sirzechs dan yang lainnya tidak melindungi bangunan sekolah, pasti akan banyak gedung yang runtuh.

Dan juga cukup beruntung karena wilayah sekolah dinaungi perisai yang sangat kuat. Kalau tidak, area perumahan manusia disekitar sini juga akan terkena dampaknya. Sungguh Kekuatan mengerikan melihat serangan maksimum yang Azazel dan Cattleya hindari menghantam perisai perlindungan.

Cattleya mengambil botol kecil dari kantong sakunya. Dan dia menelan sesuatu yang sepertinya mirip ular hitam kecil dari dalam botol.

DUAR!

Dalam sekejap itu. Ruang bergetar dengan kuat, dan gelombang kekuatan menerjang seluruh wilayah bangunan sekolah. Kekuatan sihir yang ditelan oleh Cattleya membengkak, dan mengeluarkan aura mengerikan. Energi yang hampir setara dengan Sirzechs dan Serafall.

Setelah melihat itu Azazel berinisiatif menyerang dengan menembakkan tak terhitung tombak cahaya ke arahnya, namun semuanya lenyap dengan mudah hanya dengan Cattleya sedikit menggerakkan tangannya ke samping.

"Cih, jika seperti ini terus terpaksa aku harus menggunakan 'itu', lagi pula tidak ada salahnya menggunakan 'itu'." Azazel mulai merasa kerepotan akan sihir yang dikeluarkan oleh Cattleya. Kini ia mengambil sebuah pisau yang sebelumnya disimpan disaku celananya. Dan setelah itu ia melafalkan mantra.

"Balance Break...!"

Wilayah sekitar tertutupi oleh cahaya seketika. Usai cahaya padam, terdapat seseorang berdiri sambil mengenakan armor lempeng emas seperti Naga.

"Aku mempelajari [Vanishing Dragon] dan Sacred Gear tipe-Naga lain sebelum memproduksi ini, Sacred Gear terkuat buatanku. Ini adalah [Downfall Dragon Spear],dan dalam kondisi Balance Breaker bernama [Downfall Dragon Spear Armor]!" Azazel mulai mendeskripsikan salah satu penemuanya.

"Hahaha! Memang begitulah Azazel! Kau memang luar biasa!" Vali mulai tertawa gila saat melihat wujud Balance Break milik Azazel. "Sepertinya melawanmu lebih menyenangkan ketimbang dengan rivalku" Lanjutnya kemudian menatap Issei yang baru saja datang setelah menyelamatkan Gasper. Dan kini dia mulai emosi.

"Sudahlah bisakah kita selesaikan pertarungan ini, aku sudah bosan. Rasanya aku ingin kembali kedanau untuk menikmati udara bebas."

"Jangan meremehkan aku!" Teriak Cattleya kemudian mulai terbang menuju Azazel dengan kecepatan Ekstrim.

Melihat musuhnya kini mulai menipiskan jarak darinya, lantas Azazel meresponnya dengan tombak cahaya yang ia pegang.

Bush!

Darah segar mengucur dari tubuh si Cattleya. Dia jatuh tersungkur diatas tanah, kemudian meledak menjadi partikel debu.

"Dari perkataanmu tadi bisa kusimpulkan. Vali, sudahkah [Vanishing Dragon] memihak pada Ophis?."

"Tidak, aku hanya bersikeras untuk bekerjasama. Mereka memberikan tawaran menggiurkan "Maukah kau melawan Asgard?" saat mereka mengatakan itu, sebagai orang yang ingin menguji kekuatanku, aku tak bisa menolak. Azazel, kau tak suka ide bertarung melawan Valhalla—sang Asgard kan? Kau tak menyukai peperangan."

"Aku menyuruhmu untuk 'menjadi kuat', namun aku seharusnya juga mengatakan 'jangan hanya membuat faktor yang akan menghancurkan dunia."

"Itu tak ada hubungannya. Aku hanya ingin bertarung selama lamanya."

"...Begitu. Tidak, aku pernah mengantisipasi dalam hatiku kalau kau suatu saat akan meninggalkanku, sejak kita bertemu sampai sekarang, kau hanya ingin bertarung dengan orang kuat." Azazel kini menyudahi pembicaraanya dengan Vali dengan helaian nafas. Dia pusing memikirkan apa tidak ada yang diotak Vali selain, Bertarung.

"Sebenarnya, Nama sejatiku adalah Vali, Vali Lucifer."

"Lucifer. Kau pasti bercanda." Rias menatap Vali dengan pandangan tidak percaya. Dan seakan mewakili rasa tidak percaya dari semua orang yang berada disana. Kecuali Naruto yang menatap Vali dengan pandangan binggung.

"Aku adalah keturunan dari Maou Lucifer generasi sebelumnya yang tewas. Namun, aku anak berdarah campuran dari ayah yang merupakan cucu Maou dan ibu manusia. aku mendapatkan kekuatan Sacred Gear [Vanishing Dragon] karena aku separuh manusia. Itu hanya kebetulan. Namun aku, yang merupakan kerabat darah sejati dari Lucifer dan juga seorang [Vanishing Dragon], terlahir. Kalau ada yang dinamakan takdir dan keajaiban, itulah aku." Sambil ia mengatakan itu, beberapa lipat sayap Iblis tumbuh dari punggungnya bersama sayap cahayanya.

"Tunggu, jika aku boleh jujur. Aku tidak pernah mengerti arti pembicaraanmu, tapi ... Apa tujuanmu." Karena dibayangi oleh kebinggungan, Naruto memutuskan untuk bertanya.

"Tentu saja dari yang sudah kau dengar sebelumnya. Tujuanku adalah untuk bertarung melawan musuh yang kuat, sepertimu." Vali mengakhiri kalimatnya dengan nada senang. "Namun sepertinya untuk saat ini aku tidak bisa bertarung denganmu karena aku mendapatkan panggilan Dari Ophis. Jadi sampai jumpa. Dan Issei, jika kau tak kunjung semakin kuat. Maka aku akan membuatmu kuat dengan caraku sendiri." Lanjutnya berbicara, membuat Issei binggung mengenai maksud 'aku akan membuatmu kuat dengan caraku.' itu yang selalu terbayang dipikiran Issei.

"Vali, aku sudah datang untukmu." seorang pria muda dengan wajah yang nampak menyegarkan. Ia berbicara pada Vali dengan nada riang. Kini datang dari lingkaran sihir berwarna hitam pekat.

"Ternyata Bikou. Sudah waktunya." Sapa Vali kepada pria yang diketahui bernama Bikou.

"Siapa kau?" Iseei menunjuk pada orang yang baru saja muncul dan menanyakan itu.

"Dia adalah keturunan dari [Victorious Fighting Buddha]" mengengar penjelasan Azazel membuat Issei dan Naruto yang tertarik mendengarnya semakin binggung karena nama yang disebutkan Azazel terasa tidak familiar ditelinga mereka.

"Biar kukatakan dengan nama yang bisa kamu kenali. Dia adalah Son Goku. Monyet terkenal dalam Journey to the West."

"S-S-Son Goku?" Issei begitu terkejut. Karena, dia adalah orang dalam cerita terkenal.

"Lebih tepatnya, dia adalah Youkai Monyet yang telah mewarisi kekuatan Son Goku. Namun, akan jadi akhir dunia bahkan kalau kau sudah bergabung dalam [Chaos Brigade]. Tidak, kau adalah Son Goku-nya [Vanishing Dragon]. Kalian tampak sangat serasi." Bikou tertawa pada kata kata Azazel dengan senyuman.

"Aku berbeda dari generasi pertama yang menjadi Buddha. Aku hanya hidup sesukaku. Namaku adalah Bikou, senang bertemu denganmu, Sekiryutei dan Neko."

Mendengar celetukan Bikou. Tercipta perempatan di Kepala Naruto saat mendengarkan kata 'Neko'. "Hei, aku manusia bukan Kucing" Teriak kesal Naruto sembari menunjuk Bikou yang tersenyum.

"Jika kau manusia kenapa ada kumis kucing dipipi mu? Apa itu Bekas Cakaran."

"Ini Tanda lahir sialannn."

"Ups, maaf jika aku berkata benar."

"Bodo amat."

Naruto kini tidak bisa untuk tidak marah kepada Bikou. menurutnya ini adalah pelecehan Ras(?)

Dan setelahnya Bikou mulai memutar Tongkatnya dan menusuk tanah.

Sekejap, kegelapan hitam menyebar di tanah. Ia menutupi Vali dan Bikou, dan membuat mereka benar-benar tenggelam kedalamnya.

"Hah mereka kabur.." Issei menghela nafas melihat rivalnya kabur. Padahal masih banyak yang ingin ia tanyakan ke Vali.

"Baiklah Gasper, karena keadaan mulai kondusif makan non aktivkan kekuatan dari Sacred Gearmu". Mendengar perintah Gasperpun menghilangkan kekuatannya dan dengan seketika waktu kembali menjadi normal dan orang-orang yang tadinya membeku kini dapat bergerak kembali.

"Naruto-kun, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ruangan ini nampak seperti arena pertarugan?" Tsubaki yang sudah bisa bergerak normal mulai bertanya Kepada Naruto. "Tidak, hanya saja tadi ada segerombolan Tikus yang kebetulan lewat kok, saking banyaknya sampai-sampai ruangan menjadi seperti ini." mendengar penjelasan Naruto itu membuat hampri semua orang yang berada disana sweatdrop akan ketidak pintaran Naruto dalam berbohong.

Beralih tempat

Kini terlihat wanita berambut Coklat-kemerahan tengah mondar mandir didepan pintu. Jika dilihat dengan detai nampak si wanita tengah dilanda emosi. "Cih, Dimana sebenarnya kau Naruto!" Teriak si wanita itu sambil menginjak-injak lantai yang jelas-jelas tidak bersalah. "Awas saja kalau dia pulang, akan aku jadikan dia daging cincang Fufufufu ..."

T.B.C

.

.

.

.

Fuahhh, akhirnya chapter 7 bisa ane up. Yo minna ketemu lagi sama ane author dari FF yang gaje ini. Gimana pendapat para readers soal chapter ini ? Bagus apa jelek. Semoga saja bagus (ngarep.) dan sebelumnya ane minta maafnya (emangnya lebaran #plak) karena semakin berjalan semakin lama upnya. Ya begitu lah, mulai dari urusan perkerjaan hingga bermain game semacam PB dan Closers. Dan ane ga berhenti-hentinya mengucapkan Terima kasih buat para readers yang semper menyisihkan beberapa katanya buat review. Sekian dan sampai jumpa di chapter 8..

Sesi jawab reviews chapter 6 :

nikowahyu4869 : ini udah update

Orang asing biasa : ini udah update , Dan disini Naruto hanya memiliki harem 2 orang saja.

Laffayete : jadi drama ? Ya sekali-sekali tidak apa-apa . hidup tanpa drama bagai garam kurang sup #plak terbalik.

Tamerlane12 : ini udah lanjut.

.980 : ini udah lanjut lagi.

Sederhana : Ini udah up jadi ga usah nunggu lagi :v

Namikaze Ichza : Yo salam juga, ane seneng kalo ente suka nih FF . ya sebenarnya ide awalnya karena ga sengaja nemu FF orang. Dan disitu tokoh Naruto juga fobia tapi sayangnya discontinues. #Curhat. Dan setelah melihat review ente membuat ane semankin semangat buat bikin nih FF terus berjalan. Jadi Arigato.

dandidandi185 : Arigato untuk suportnya.

Havoks : Ini udah lanjut-tebayo

Dan untuk Review lainya maaf ane ga bisa jawab semua sekaligus :v tapi Arigato.

Selamat menunaikan ibadah puasa 1437 H bagi yang menjalankan.