Zero
.
.
.
"Ne, maukah kamu tinggal bersamaku? Aku punya sesuatu yang disebut rumah, Aku juga punya sesuatu yang bisa disebut macan, singa dan apa-apa yang ada di buku itu. Meskipun kita tidak bisa bertemu naga."
.
.
.
.
Kulangkahkan kakiku menuju ke sebuah kantor yang terletak tak jauh dari keramaian. Namun meskipun begitu aku masih dapat melihat betapa ketatnya keamanan disini. Sudah lama aku tidak berada disini.
Kucengkeram erat-erat map yang mengindikasikan kalau aku adalah mantan 'penghuni' kantor ini. Aku bahkan menemukan muka-muka yang familiar disini. Mereka mengangguk lalu kembali pada pekerjaan mereka lagi.
Aku penasaran…
Sebenarnya tugas apa sih yang sampai-sampai mereka mengambil dan mengajakku, si Ino Yamanaka untuk kembali bergabung dalam perencanaan proyek mereka.
Bukankah si Uchiha Sasuke yang sekarang lebih memilih menjadi seorang polisi lebih baik daripada aku yang setelah berhenti dari pekerjaan ini lebih memilih menjadi seorang guru SD?
Namun pada akhirnya, setelah mendengarkan alasanku yang cukup menyakinkan ini, sang ketua malah menunjukku untuk menjadi orang yang berpartisipasi dalam proyek besar ini.
Sebenarnya apa yang terjadi?
"Ah itu dia. Kemari, Yamanaka-san."
Aku segera berjalan ke arah sumber suara. Dan yang ketemukan adalah seseorang dengan setelan jas yang berdiri di dekat mobil berkelas. Jadi bukan disini ya tempatnya?
Aku segera meraba pistol kecil yang terselip rapi di samping paha kananku. Hum, masih berfungsi.
Meskipun aku sudah lama keluar dari organisasi pelindung Konoha, insting yang telah terlatih bertahun-tahun pun masih tetap terjaga. Apalagi dengan kehadiran yang seperti ini. Yang kutahu dari pemandangan ini adalah ketika masuk ke dalam mobil itu, aku akan diberi file dan foto tentang orang-orang yang berpotensi untuk mencelakakan Negara Konoha.
Disini aku dilanda kebimbangan...
Bukankah penerusku lebih baik dari diriku yang notabene-nya sudah lama tidak diasah?
Aku pun segera duduk di jok penumpang. Dengan cepat mobil yang kutumpangi melesat pergi meninggalkan departemen menuju ke sebuah daerah pedesaan yang cukup asri. Aku mencoba untuk membuka jendela untuk merasakan aroma rerumputan ketika mobil ini melewati padang bunga Lavender yang cukup panjang.
"Yamanaka-san?"
Aku pun menoleh ke arah sang pengemudi. Sebuah map berwarna coklat muda dijulurkan padaku…
Ini?
"Dalam waktu dekat, anda akan mengurusnya. Ketua sudah mempertimbangkan mengenai hal ini secara matang sehingga beliau berani mengambil resiko untuk merekrut anda kembali."
Kubuka map itu dan kuperhatikan foto yang terselip disana.
Name : Zero
Age : 18 Years old
Force : 8/10
Agility : 9/10
Strategies : 7/10
Attack : 8/10
Intelligence : infinite
Aku menaikkan sebelah alis. Lalu kutatapi foto yang tersemat disana. Tubuh kurus (namun aku yakin kalau tubuhnya tidak selemah yang terlihat, apalagi dibalik baju yang kebesaran itu), kulit pucat dan…
Entah kenapa aku merasakan hal yang tidak normal darinya. Dia hanya terpaut beberapa tahun lebih muda dariku. Namun ada sedikit hal yang ganjil disini. Entah kenapa aku merasakan kalau dirinya bukan 'manusia' pada umumnya.
Dan kenapa harus aku?
Aku tidak terlalu yakin akan hal ini.
"Kau akan mengurusnya. Kami tidak dapat mengambil resiko untuk mengambil seorang guru demi proyek besar ini. Sehingga kami memintamu sebagai seorang mantan anggota kami sekaligus seorang guru juga."
"Apa maksud anda?"
"Anda akan mengajarinya. Mulai dari ilmu eksak maupun ilmu jenis lain yang membuatnya dapat bertahan hidup di dunia luar."
"Dunia luar?"
"Anda belum tahu? Oh ya, ini adalah informasi yang sangat rahasia. Kami telah berhasil menciptakan humanoid yang mampu bertindak sebagai 'tentara' pelindung Konoha. Namun ketika mereka tercipta, kami hanya mengajarinya mengenai bela diri serta kemampuan untuk berperang."
"Dan kalian.."
"Yah, meskipun terlihat seperti anak muda yang semestinya, dia masih bertingkah seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa kecuali membunuh. Sehingga dengan demikian kami dengan amat-sangat membutuhkanmu."
"Untuk mengajarinya?"
"Ya. Sekaligus memberikan kami informasi mengenai perkembangannya. Ini adalah percobaan pertama kami yang mampu menjadi kenyataan. Sehingga beberapa ralat dan pembetulan pun dibutuhkan."
"Dan membuat yang lebih baru, begitu?"
"Entahlah. Bisa membuat ataupun memodifikasi yang lama."
Kutatapi foto yang berada di tanganku. Sebegitu mudahkah mereka bermain-main dengan yang namanya kehidupan?
Bukankah dia juga manusia?
"Berhubung dengan banyaknya korban jiwa dalam setiap penanganan misi, sang ketua berniat untuk membuat yang seperti-nya sehingga tidak ada lagi korban jiwa yang terlibat."
Aku hanya bisa merenung…
Dan terjebak dalam dua konklusi.
Namun pada akhirnya aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi….
.
.
.
Prologue end…
.
.
Oke, here's my new fanfiction. Entah kenapa lagi pengen bikin-bikin kaya gini dan jadilah ini. Gimana para reader? Kalau udah ada review bakalan Kasumi update yang chapter selanjutnya…
See you…