With you

.

Disclaimer: masashi kishimoto

.

Author: izzaNaruHina

.

Pair: NaruHina & SasuSaku

.

Rated: T

.

Warning: typo, gaje, abal, ooc, jauh dari kata sempurna, alur cepet, bahasa amburadul, dll

Haaaiiii minna balik lagi dengan cerita gaje izza maaf baru bisa lanjut. Sibuk bnget minna. Blom lgi ribut fb kena banned capek deh gue

Stop authornya curhat oke. Lanjut ke cerita.

Happy read...

Sebelumya

"Sa.. Sasuke-kun tidak cemburu membiarkan kekasih Sasuke-kun berdua saja dengan adikku?" Tanya Sakura sedikit gugup.

"Dia bukan kekasihku. Aku hanya menganggapnya adik saja." Ucap Sasuke dengan memperhatikan aktivitasnya memotong sayuran. Karena saat ini ia sedang membantu Sakura.

"O..oh aku pikir dia kekasihmu." Ucap Sakura kikuk.

Sasuke menghentikan aktivitasnya dan berbalik menatap Sakura. Sakura yang di tatap seintens itu gugup bukan main.

"bagaimana kalau kau yang jadi kekasihku?"

Chapter 3

Sakura terpaku dengan ucapan Sasuke. Mereka saling tatap menyelami manik mereka masing-masing. Hingga jarak mengeliminasi mereka.

"Emm mienya sudah matang aku harus menyiapkannya." ucap Sakura gugup. mengalihkan pandangannya pada masakan yang menunggu untuk dihidangkan. Keringat dingin mulai menghiasi keningnya. Ah siapa yang tidak gugup bila ditatap pria tampan dan cool seperti itu. Sasuke tersenyum lalu memperhatikan Sakura yang dengan lihai meracik bumbu ramen.

Matanya yang tajam begitu intens menatap Sakura. Sakura yang merasa masih ditatap semakin gugup saja dan salah tingkah dibuatnya.

Di tempat Naruto dan Hinata. Keheningan kembali menemani mereka. Hinata melipat bibirnya ke dalam, rasa gugup dan canggung menghiggapi dirinya. Ia memainkan jari-jari tangannya terkadang ia menatap Naruto sekilas.

"Kenapa kau menolaknya? Bukankah dia pria yang tampan dan baik?" ucap Naruto meletakkan kedua tangannya di atas meja. Mata birunya menatap Hinata lembut. Banyak kerinduan yang tersimpan disana.

"Ka...karna kami tidak saling mencintai. Aku...mencintai pria lain." gugup Hinata.

"Pasti dia pria kaya yang tampan." ucap Naruto tersenyum tipis. Walu disudut hatinya ia begitu sakit untuk mengatakannya. Dia memang pandai menutupi perasaannya.

Hinata menatap Naruto dengan sesidikit berkaca-kaca. Ia menggigit bibirnya, menahan tangis yang kemungkinan akan keluar dengan deras pada mata bulatnya yang menyimpan banyak kesedihan itu.

"A...aku mencintaimu Naruto." ucap Hinata tiba-tiba. Air mata yang menggenang di pelipuk matanya. Kini tumpah mengalir pada pipi putihnya yang mulus.

Naruto ternganga mendengar ucapan yang keluar dari bibir mungil gadis didepannya ini. Benarkah yang ia dengar? Mimpikah ia?. Ini sulit dipercaya bagi akal sehatnya. Ia tidak pernah berfikir bila cintanya terbalas. Ia juga tidak menyangka bahwa Hinata akan mengatakan itu padanya. Gadis cantik seperti Hinata menyatakan cinta pada seorang pria miskin dan bodoh seperti dia?.

"K..kau, apa yang kau katakan. Jangan bercanda Hinata."

"Apakah wajahku terlihat seperti bercanda Naruto?" ucap Hinata sedikit serak.

Bagi Naruto ini benar-benar seperti mimpi. Bahkan ia mencoba mencari kebohongan di mata yang telah basah oleh air mata itu. Namun bukanlah kebohongan yang ia dapat, tapi kejujuran dan ketulusan yang ia dapatkan.

Naruto menarik tangan Hinata, mengenggamnya dalam tangan kekarnya yang hangat. Ia tersenyum, bahagia sekali saat mengetahui bahwa orang yang kau cintai juga mencintaimu.

"Hinata, apa yang kau suka dari orang sepertiku?" tanya Naruto. Masih menggenggam tangan Hinata.

Hinata yang di genggam tangannya merasa hangat dan ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya. Hinata lagi-lagi menggigit bibir bawahnya. lalu memandang Naruto dan sedikit menyunggingkan senyum.

"Apakah cinta butuh alasan? Lagi pula kupikir kau laki-laki yang baik, ceria,konyol dan selalu membuat orang disekitarmu selalu bahagia. Mencintai tak butuh tampan, kaya, glamor,dan sebagainya. Tapi mencintai butuh rasa nyaman dan aman saat brada di dekatnya, merasa dibutuhkan dan setia." ucap Hinata panjang lebar. Bahkan ini kalimat paling panjang yang pernah Hinata ucapkan selama Hidupnya.

Hati Naruto semakin menghangat mendengarnya. Ia semakin melebarkan senyumnya. Dan sukses membuat Hinata semakin merona melihat senyuman Naruto yang begitu manis dilihatnya.

"Sebenarnya... aku juga mencintaimu. Tapi..." ucap Naruto seperti ragu-ragu. Hinata memandangnya penasaran.

"Tapi ibumu tidak akan mungkin merestui hubungan kita. Kau masih ingat kan dulu ketika aku ingin menemuimu?" ucap Naruto menundukkan wajahnya yanh sendu.

"Aku tak butuh restunya. Aku sudah cukup menderita karna dirinya. Jadi aku ingin hidup bersamamu. Tak apa walaupun tanpa harta asal aku bisa bahagia bersamamu. Jadi bawa aku pergi dari kehidupan ibu tiriku yang kejam ini Naruto-kun." ucap Hinata terisak kembali.

Naruto mendongak dan memeluk Hinata tiba-tiba. Tak peduli ada banyak pasang mata yang melihat tingkahnya, asal ia bisa membuat wanita yang di cintainya ini merasa bahagia.

Di temapt lain Sasuke memperhatikan mereka dengan tersenyum senang. Setidaknya alasan ia meninggalkan mereka membuahkan hasil.

"Kau lihat mereka? aku yakin mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih." ucap Sasuke pada Sakura.

Sakura yang ikut melihat juga tersenyum sekaligus terharu. Sasuke kembali memandang Sakura di sampingnya.

"Bagaimana?" tanya Sasuke.

"E..eh apanya?" Sakura bingung bercampur kikuk.

"Pertanyaanku yang tadi. Bagaimana kalau kau menjadi kekasihku?" ucap Sasuke menatap Sakura intens.

"I...itu... ah aku tau kau bercanda kan hehe becanda mu lucu yah. Lagi pula kita baru bertemu mana mungkin kau akan menyukaiku hehe." Sakura tertawa dibuat-buat untuk menghilangkan kecanggungannya. Ia menggaruk belakang telinganya sesekali meringis. Sedang Sasuke masih menatapnya dalam. Sasuke mengulirkan tangannya pada pipi Sakura. Membelai dengan jari jempolnya.

"Kau yang lucu, aku tidak bercanda aku serius, dan masalah aku mencintaimu untuk pertama kali itu benar. Aku mencintaimu pada pandangan pertama." ujar Sasuke masih membelai pipi Sakura.

Wajah Sakura memerah. Namun ia masih tau diri, dia hanya wanita miskin yang untuk makan saja ia harus ekstra kerja keras. Ia juga masih belum mengenal Sasuke sepenuhnya. namun di lain sisi ia merasa nyaman saat di dekat Sasuke dan berpikir Sasuke adalah laki-laki yang baik. Bukan laki-laki kaya yang hanya akan mempermainkannya seperti laki-laki yang sering mendekatinya dulu.

"Tak apa kau tak perlu menjawab terlalu cepat. Aku tau kita baru pertama kali bertemu jadi pasti berat untukmu menjawab pertanyaanku yang tadi." ucap Sasuke tersenyum lembut. Dan itu membuat Sakura sedikit lega.

Tanpa mereka Sadari pula. Tsunade membuntuti mereka dan memata-matai mereka. Tsunade memicingkan mata. perasaan marah terukir di wajah cantiknya. Rencananya untuk menjadi bagian keluarga Uchiha akan gagal bla ia membiarkan mereka menjalin kasih dengan orang lain. Apalagi yang merekai sukai adalah orang miskin yang baginya hanya virus penyakit berbahaya dan harus di basmi.

"Aku harus melakukan sesuatu untuk mereka." ucapnya mengepalkan kedua tangannya menjadi satu. Lalu pergi untuk merencanakan sesuatu.

TBC

Haiii minna gomen lama update. hah sepertinya tambah pendek aja yah g tau lah ide mentok sampe situ doang hehehe. Alurnya juga cepet hehehe Oker lah ga banyak omong mohon kritik dan saran yang membangun hehe ^_^

Dan makasih buat yang udah review oke terimakasih minna jangan lupa

R

E

V

I

E

W