FROZEN HEART

Chapter 8

Cast :

- Lee Jihoon

- Kwon Soonyoung

- Seventeen

- Others

Genre : Romance, Hurt,Baper+

WARNING : BoyxBoy , Typo(s).

Don't be SIDERS

.

.

.

Soonyoung, Suster, apalagi Jihoon kaget melihat Yuta. Sedangkan Yuta, ia meraba benda yang ada di tangannya dengan ekspresi wajah kaget juga.

"Jihoon hyung.. mengapa rambut mu rontok?" katanya dengan suara bergetar. Yuta mendengar suara Jihoon menangis, itu membuatnya ikut menangis.

"hiks.. maafin Yuta hyung." Sebenarnya Jihoon menangis karena syok. Tapi ia lebih syok saat melihat saat melihat Yuta menangis.

"Yuta ngga salah kok. Pasti Yuta sedih kan di tinggal ibu. Hyung aja yang cengeng" kata Jihoon sambil nyengir. "kapan Yuta ulang tahun?" Tanya Jihoon lembut.

" tanggal 25 bulan maret" jawab Yuta sambil mengucek matanya

"eo, berarti 3 hari lagi ya. Hyung doakan Yuta bisa melihat dunia lagi." Kata Jihoon sambil mengusap puncuk kepala Yuta. " hyung pergi dulu ya. Ayo Soonyoung-ah". Jihoon dan Soonyoung langsung meninggalkan ruangan tersebut

.

.

Soonyoung menggendong dan membaringkan Jihoon, jihoon terus menarik-narik rambutnya yang rontok terus. Soonyoung menghela nafas.

"Jihoon kau harus istirahata. Kau pasti lelah". Jihoon tidak menjawab. Pandangannya kosong dan terus memainkan rambutnya. Soonyoung menahan tangan Jihhon agar tidak memainkan rambutnya terus.

"hentikan Jihoon" ucap Soonyoung dingin. Mendengar itu malah membuat Jihhon menangis. Soonyoung tidak tau harus berbuat apa. Ia memencet bel untuk memanggil dokter. Tidak lama kemudian seorang dokter datang. Soonyoung menjelaskan apa yang terjadi pada Jihoon.

" ini efek samping dari operasi kemarin. Ini mungkin baru efek samping biasa tapi jika terus terjadi efek sampingnya akan semakin parah. Kami hanya bisa memberinya painkiller" mendengar itu badan Soonyoung merinding. Setelah itu dokter pun meninggalkan ruangan .Soonyoung berjalan mendekati ranjang Jihoon. Jihoon terlelap, mungkin ia lelah.

CKLEK

"eh ada nak Soonyoung" sapa ayah Jihoon yang masuk bersama sang istri.

"annyeonghaseo" kata Soonyoung sambil membungkuk. Mereka membawa beberapa plastik dan tas untuk keperluan disini.

"Soonyoung, apakah kau dekat dengan Jihoon? mengapa kau selau datang mengunjunginya tiap hari?" pertanyaan itu membuat hati Soonyoung agak sakit karena mengingat hubungan mereka dahulu.

"sebenarnya aku dan Jihoon dulu berpacaran. Apakah dia tidak pernah bercerita?"

"ah, saat bibi meneleponnya dan bertanya apakah dia sudah punya pacar, Jihoon bilang ia punya seseorang yang dia kagumi. Jago nge-dance, selalu membuatnya nyaman di sekitarnya. Sayangnya dia hanya bisa melihat dari jauh." Kata kata itu membuat hati Soonyoung semakin sakit.

"jadi kalian putus?" ujar Paman Lee. Soonyoung menunduk dan mengangguk kecil.

"terima kasih karena sudah mau menyayangi anak kami dengan tulus, Soonyoung. setidaknya kau membalas perasaannya." Kata ibu Jihoon sambil tersenyum. Tiba tiba terdengar suara dering handphone Soonyoung. tertulis disana 'Seungcheol Hyung'

"yeobeoseyo?"

"Soonyoung-ah. Ada masalah di seoul. Kau, aku, dan Joshua harus ke seoul dan rapat dengan pihak Entertaiment nanti malam"

"mendadak sekali, hyung."

"begitulah. Kau harus tiba di hotel 30 menit dari sekarang. Keretanya berangkat 1 jam lagi. Aku tutup"

"Ta-tapi –" telephone diputuskan secara sepihak oleh seungcheol. Raut wajah Soonyoung berubah. Ia hamper membanting handphone nya.

"ada apa nak Soonyoung?" –paman

"ah, aku ada urusan di Seoul paman. Aku harus pergi sekarang" Soonyoung membungkan badannya dan pamit kepada orangtua Jihoon. setelah itu dia melesat ke hotel tempat mereka menginap.

.

.

.

"hyung, apakah kita akan ke Busan lagi?" Tanya Soonyoung kepada Seungcheol.

"tentu saja. Siapa yang akan membawa pulang 9 anak ini?" jawab Seungcheol. Seungcheol sudah seperti ayah dari 12 anak sekarang (Jihoon ngga di hitung) . Soonyoung lega, ia harap urusan di Seoul hanya sebentar.

"ayo berangkat" ujar Joshua. Soonyoung mulai membawa tasnya dan memakai topi. Tiba tiba ia teringat sesuatu.

"Wonwoo-ya!" panggil Soonyoung. wonwoo datang dengan santai kearah Soonyoung

"apa?"

"tolong jaga Jihoon. beritahu aku jika ada sesuatu. Jangan berpikir kalau aku sedang sibuk dan sebagainya, hubungi saja aku."

"yaya. Aku akan memantau JihoonMu itu" kata Wonwoo

"thanks bro" Soonyoung langsung pergi setelah itu.

.

.

.

Soonyoung POV

"ne, kamsahamnida" ucap ku, Seungcheol hyung,dan Joshua hyung bersamaan. Jam menunjukan pukul 9 malam, kami baru selesai rapat dengan pihak agensi tentang comeback kami. Ada sedikit masalah tentang lagu yang dibuat oleh Joshua hyung. Semenjak Jihoon tidak ada, Joshua hyung lah yang menggantikannya dalam membuat lagu. Sepertinya liburan kami di percepat. Lebih tepatnya aku tidak ikut liburan dengan mereka. Kami berjalan ke luar agensi menuju dorm. Cuaca masih dingin di Seoul.

"lelahnyaa" kata Seungcheol hyung sambil merentangkan tangannya.

"bagaimana kalau kita beli kopi dulu?" Tanya Joshua hyung sambil menunjuk sebuah café . aku tersenyum kecut. Itu adalah café biasa tempatku dan Jihoon beristirahat selesai latihan.

"boleh juga". Kami berjalan menuju kedai kopi disana. cafe bernuansa klasik dengan alunan music itu buka sampai jam 12 malam. Saat kami memasuki café tersebut tercium bau kopi yang kuat, alunan lagu yang berputar membuat pikiran tenang. Café ini selalu ramai tetapi sama sekali tidak berisik. Itu yang aku dan Jihoon suka disini.

"oi Soonyoung kau mau pesan apa?" Tanya Seungcheol hyung menyadarkanku dari lamunan.

"eh?um, Latte." Itu yang selalu dipesan Jihoon

"Americano dua, latte satu" ujar Joshua hyung.

Aku menginjakkan kaki ku di lantai dorm yang dingin. Rasanya sangat sepi. Biasanya selalu ramai. Aku segera memasuki kamar ku. Aku bahka belum meneguk kopi yang dibeli tadi. Rasanya ada yang aneh saat aku ingin meminumnya. Aku letakkan kopi itu diatas meja dan mulai mengganti baju. Setelah mengganti baju, aku memeriksa handphone ku. Ada sms dari Wonwoo dan segera aku baca

"Jihoon baik baik saja , tenanglah" setidaknya itu membuatku sedikit lega. Aku melihat kearaha cup kopi yang di beli tadi. Aku mengambilnya dan mulai meminumnya. Rasa manis dan pahit bercampur tapi ada rasa lain disana. Rasa takut, kesepian, dan rindu. Setelah meminumnya sampai habis, aku memengang cupya dengan kedua tangan ku dan meletakannya kembali ke meja. Aku merebahkan diriku ke tempat tidur. Rasanya ingin sekali melihat Jihoon. senyum dan tawa Jihoon yang ku rindukan. Tanpa sadar airmataku mengalir. Airmata ini tidak mau berhenti,membuat mataku yang sipit semakin sipit. Lama lama aku terlelap dan bermimpi Jihoon pergi dariku.

Soonyoung POV end

.

"SOONYOUNG! bangun" teriak Joshua. "aish, tidak Seungcheol, tidak kau susah sekali di bangunin" ujar Joshua kesal. Soonyoung membuka matanya perlahan dan mengucek nya. Samar samar ia melihat jarum jam menunjuk angka 8 pagi. Tiba tiba ia teringat Jihoon dan segara mengecek handphonenya. Tertulis disana ' 15 panggilan tak terjawab' dan ' 5 pesan belum terbaca' jam 6 pagi yang itu semua dari Wonwoo. Jantung Soonyoung berdegup kencang. Ia membuka pesan tersebut.

'Soonyoung jawab panggilanku!"

'yaak, kenapa kau tidak membalas'

'kau belum bangun?"

'YAAAAAK'

'keadaan Jihoon memburuk'

DEG

Matanya terbelalak. Dipikirannya hanya Jihoon. ia segera mengganti bajunya dan membawa tasnya. Ia berlari kearah pintu dan langsung pergi. Menghiraukan panggilan Seungcheol dan Joshua yang berteriak memanggil namanya.

"ada apa dengannya?" –Joshua

"coba kau periksa di kamarnya" –Seungcheol

Joshua berjalan ke kamar Soonyoung dan melihat handphonenya. Ia membaca pesan dari Wonwoo dan terkejut. Joshua berlari kearah Seungcheol dan memberitaukannya. Mereka berdua sama panicnya dengan Soonyoung.

.

.

.

.

Busan, 12.30 PM

Derap langkah Soonyoung menggema di lorong rumah sakit. Baju hangatnya sudah tidak di pundak. Ia mengambil kebaerangkatan paling awal ke Busan tadi, untung saja ia tepat waktu.

"Wonwoo!" panggilnya. Semua member berkumpul di depan ruang operasi dengan wajah khawatir. Tidak hanya member, Paman,Bibi,Yoongi,Jimin juga ada disana. Wajah Yoongi lebih kelihatan ketakutan daripada cemas. Soonyoung berhenti di depan Wonwoo dan menatapnya tajam.

"apa yang terjadi?" kata Soonyoung tergesa gesa,

"aku juga tidak tau. Aku pergi ke kamar mandi sebentar, saat aku kembali Jihoon pingsan dan dibawa ke ruangan itu." Kata Wonwoo dengan muka nya yang pucat. Ia pasti merasa tertekan. Soonyoung memegang rambutnya dan menghempaskannya kasar. Ia menyesal pergi ke Seoul.

"Soonyoung hyung. Tenanglah" kata Minghao menghampiri Soonyoung. Seungcheol dan Joshua baru datang.

Lampu bertuliskan 'Ruang Operasi' mati pertanda operasi sudah selesai. Ayah Jihoon menghampiri dokter tersebut. Jantung Soonyoung serasa akan pecah saat melihat ekspersi dokter itu.

"maaf, Jihoon tidak tertolong. Sumsum tulang yang di donorkan Yoongi tidak cocok dengannya. Itu menyebabkan pendarahan di otaknya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Jihoon tidak bisa bertahan"

Tangis Yoongi pecah mendengar itu. Waktu terasa lambat untuk Soonyoung mencerna apa yang di katakan dokter tersebut. Jihoon pergi? Kemana? Bohong! Ia harus melihat Jihoon tersenyum lagi, Jihoon tidak boleh pergi!. Tangis Soonyoung pecah ia berlari ke arah pintu ruang operasi untuk melihat Jihoon tapi di tahan oleh Minghao,Seungcheol dan Vernon.

"Soonyoung! tenang!' teriak Seungcheol. Soonyoung melawan ia mau bertemu Jihoon.

"Soonyoung hyung. Tenanglah" kata Minghao di depan Soonyoung.

"Minggir!" bentak Soonyoung di depan Minghao membuat Minghao kaget dan menangis. Akhirnya Seungcheol dan Vernon melepaskan Soonyoung membiarkan ia berlari ke dalam ruangan itu. Soonyoung menghiraukan panggilan suster saat ia memsuki ruangan tersebut. Sampai ia melihat seorang yang sangat dicintainya,disayanginya berbaring dengan wajah pucat tak bernyawa. Soonyoung memegang tangan Jihoon yang mulai dingin. Ia menangis, air matanya jatuh di pipi Jihoon. Jihoon telah tiada, Jihoon udah ngga ada!. Seorang susuter menyuruh Soonyoung keluar. Ia berjalan dengan terhuyung, airmatanya terus mengalir. Saat ia keluar, semua member menangis. Yoongi berada di dekapan Jimin, ia menangis dengan kencang. Wonwoon,Jeonghan, Chan menangis sampai terduduk di lantai. Tiba tiba ia teringat kata kata Jihoon.

' aku tidak janji' kata kata itu membuat hatinya semakin hancur.

.

.

.

Pemakaman di Busan, 16.00

Salju turun saat proses pemakaman Jihoon. Terpangpang foto Jihoon di atas peti ynag dihiasi bunga. Semua member, pihak agensi, dan beberapa orang kenalan Jihoon datang untuk berduka. Soonyoung keluar dari rumah duka. Ia mencari udara karena ia merasa terlalu sesak di dalam sana. Lebih tepatnya ia sesak karena menahan tangis.

"Soonyoung" panggil seseorang yang ia kenal. Itu wonwoo. Soonyoung menoleh kearah Wonwoo.

"ini" katanya sambil meyerahkan camcorder. Soonyoung menaikan alisnya meminta penjelasan

"Jihoon memberi ini saat kau sedang di Seoul kepadaku. Ia bilang aku tak boleh menonton video didalamnya, jadi aku tak buka." Jelas Wonwoo.

"thanks" hanya itu yang bisa di ucapkan oleh Soonyoung.

"salju sedang turun lebih baik kau masuk kedalam. Disini sangat dingin" kata Wonwoo dan berjalan masuk ke dalam rumah duka. Soonyoung melihat camcorder yang diberikan Wonwoo. Terasa perih karena ini dari Jihoon. Soonyoung tersenyum kecut.

.

.

.

Dorm

Soonyoung meletakan camcorder di atas meja. Setelah mengamati benda itu sejenak dengan ragu, akhirnya ia mengambil benda itu dan menyalakannya.

"hai, Soonyoung-ie" mendadak mata Soonyoung terasa perih. Mendengar suaranya membuat nafas Soonyoung tercekat. Jihoon masih memakai seragam rumah sakit berarti dia membuat video ini saat di rumah sakit.

"kalau kau sedang melihat video ini pasti telah terjadi sesuatu dan aku tak bisa mengatakannya secara langsung" katanya dengan suara kecil.

"maafkan aku karena meminta putus dan menghindarimu. Kurasa aku hanya bersikap bodoh dan lari dari masalah itu hanya membuatku lebih baik. Ternyata salah" Jihoon menggigit bibirnya sebelum melanjutkan.

"aku tak bermaksud memutusan mu hari itu. Aku hanya tidak mau kau terluka jika kau tau penyakit ini. Aku pikir kau akan menjauh dariku tapi kenyataannya tidak. Aku masih ingin berada di dekat mu" Jihoon terlihat berkaca kaca ketika ia menatap ke kamera. Soonyoung memejamkan matanya semantara satu tetes air mata lolos dari matanya. Dada nya sesak. Jihoon terlihat menarik nafas.

"aku berjanji jika nanti aku sudah sehat kembali, aku akan kembali padamu, tertawa dengan mu dan dengan member lainnya, kita akan bahagia seperti dulu lagi" Jihoon terlihat mengambil nafas dalam dalam berusaha untuk tidak meneteskan air mata.

"tapi aku mulai berpikir bagaimana jika aku tidak sehat dan malah terjadi sesuatu yang menakutkan? Bagaimana kalau aku tak bisa berdiri di hadapan mu lagi?" Jihoon bersusah payah menelan ludah nya. "karena itulah aku memutuskan untuk merekam ini."

Air mata Soonyoung mengancam akan terjun lagi. Kenyataan bahwa Jihoon sudah tidak ada lagi bersamanya ,kembali membuat dadanya semakin sesak

"aku ingin kau tau bahwa aku mensyukuri telah mengenalmu . terima kasih karena sudah mencintaiku,menyatakan perasaan mu padaku." Ia kembali menatap Soonyoung dengan mata basah.

" salah satu penyesalanku dalam hidup adalah aku tak bisa bersamamu dan tidak bisa mengatakan ini sacara langsung. Tapi tolong percayalah padaku ketika ku katakan bahwa aku ingin selalu bersamamu. Percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku" video itu selesai dengan wajah Jihoon tersenyum sangat manis dengan mata yang basah. Soonyoung tidak bisa menahan airmata yang ia tahan lagi . ia mulai menangis. Akhirnya ia lega bisa melihat senyum Jihoon,

.

.

.

END

Akhirnya selesai di chapter 8. Daerin cuman bisa nulis sampe sini.

Mian, mungkin chap ini banyak typo/? Soalnya Daerin mau nyeleseain ff ini sebelum ukk. Biar ngga ngegantung.

Jangan lupa review yaa

Thaks to :

Calum'sNoona,shmnlv,Kurumizawa Ciyu, Adore96, kiranakim, Uhee, BakaNone, Scoupstatu,shyshyshy,RGaniaa,IlHyeKwonJihoonSoonyoung, Re-panda68.

Thanks to review, favorite, follow this fanfic. Sorry yang ngga kesebut^^

See you!