If
SasuHina x SaIno x SasuIno
Romance, Hurt/Comfort
©Masashi Kishimoto
Prolog
Author POV
Gadis manis berambut indigo itu terduduk lagi di bangku taman tersebut. Lagi-lagi ia harus menunggu pria yang berstatus sebagai kekasihnya-nya itu.
Ia tersenyum kecut mengingat bahwa ia di acuhkan lagi oleh kekasih-nya. Hinata -gadis itu- tetap pada posisinya, duduk diam dengan memegang kotak bekal yang sudah dengan susah payah ia siapkan pagi-pagi sekali.
Di bukanya kotak bekal tersebut, memakan onigiri itu. Perlahan air matanya turun tanpa bisa di cegah.
'Apa mencintai sesakit ini?' batinnya pilu.
Pria itu mengepalkan tangannya kuat. Hatinya sangat panas melihat sepasang sejoli itu bercanda gurau, memamerkan kemesraan mereka di depan publik.
Pria itu-Sasuke- hanya bisa melihat gadis yang bermesraan bersama pria yang berstatus sebagai kekasih gadis itu.
Ia hanya bisa melihatnya dengan ekspresi kecemburuan yang sangat terlihat jelas di matanya.
"Sasuke-kun kau kemana saja tadi saat jam istirahat?" tanya Hinata lirih, saat mereka berada di mobil pria itu untuk pulang.
"Kemanapun aku pergi bukan urusanmu." ucap pria itu singkat.
"I...iya, itu bukan urusanku. Tapi, aku kekasihmu Sasuke-kun." lirihnya.
"Kekasih? Kau tahu, kata itu terdengar sangat menggelikan di telingaku. Status itu hanya untuk membuat Ino berpaling dari pria itu." ucap Sasuke dingin.
"A...aku tahu. Tapi, setidaknya kau perhatikan aku. Aku kekasihmu." lanjutnya dengan tegas.
"Cih?!" Sasuke langsung menginjak pedal gas dalam-dalam.
Perjalanan pulang mereka hanya di selubungi dengan keheningan.
Ckiitt
Suara decitan ban mobil menandakan bahwa mereka telah sampai pada tujuannya.
Hinata lantas keluar dari mobil Porsche keluaran terbaru itu, dan membungkukkan badan sebagai ucapan terima kasih.
"Arigatou Sasuke-kun. Besok tidak usah menjemputku, aku akan naik bis saja. Hontou ni Arigatou." ucapnya sambil memasang senyum manis, senyum yang bisa mengikat hati siapapun. Kecuali pria di hadapannya-entahlah.
"Hm." hanya kata itu yang di gumamkan pria itu.
Porsche terbaru itu melaju meninggalkan kediaman keluarga sang kekasih.
Hinata tersenyum kecut, lalu sedetik kemudian mengubah kembali ekspresinya menjadi ceria dan memasuki rumahnya.
"Tadaima!" teriaknya penuh keceriaan.
"Kau ini berisik sekali sih? Tidak usah berteriak!" ucap seorang wanita tua.
"G-Gomene Sari Okaa-san. Aku sudah terbiasa seperti itu." ucapnya.
Wanita yang di sebutnya 'Sari Okaa-san' itu, pergi memasuki dapur.
Hinata hanya menghela nafas lelah. Sari itu, Kaa-san tirinya. Ia menikah dengan Tou-sama-nya Hinata saat ia berusia tiga tahun.
Kaa-san kandung Hinata sendiri sudah menikah lagi dengan duda beranak satu yang lebih tua setahun darinya.
Gadis cantik itu memasuki kamarnya. Di dalamnya terdapat meja belajar, komputer, lemari dan jangan lupakan tempat tidur miliknya.
Ia membanting tubuhnya ke kasur dan merebahkan tubuhnya di kasur miliknya itu.
Dia menoleh ke arah nakas, di mana terdapat potret dirinya saat masih berusia dua tahun dan kedua orang tuanya dan juga dua anak laki-laki berusia tujuh tahun dan juga empat tahun.
Di sana, kedua orang tuanya sangat mesra. Kaa-san-nya menggendongnya dan tersenyum ke arah kamera, begitupun Tou-san-nya.
Tapi, apalah artinya potret tersebut, jika semua itu hanya masa lalu.
Ia tersenyum kecut. Takdir mempermainkan hati manusia, itu yang di yakini gadis berusia enam belas tahun tersebut.
Apa cinta itu mengenal waktu? Apa hati manusia bisa berubah dengan cepat? Apa sebegitu mudahnya mereka melupakan perasaan yang menggebu-gebu saat masih muda?
Semua itu terus terngiang di kepala gadis manis ini.
TBC
Halo semua, ini ada Author newbie abal-abal memberikan persembahan fanfiction khas untuk para SHL. Hore *teriakgeje* semoga aja diterima oleh para SHL dan di kasih respon yang positive. Jadi RnR ya reader sekalian.
Salam hangat, yuni :)