SATU HATI TIGA SUDUT

A Remake Novel

dengan judul yang sama "Satu Hati Tiga Sudut"

by KY

NO Plagiat Just Remake!

Genre: Romance, complicated story, Drama, Hurt

Rating : M [NC21]

Disclaimer : the real story belong to KY and I remake it with cast Exo member

Pairing : Kaisoo, Hunsoo story

Slight : Kaibaek, Chanbaek, Hunhan

Kim Jongin (34th)

Do Kyungsoo (27th)

Ooh Sehun (27th)

Baekhyun (24th)

Others?

Find by yourself.

It's Complicated Story!

Don't Like Don't Read!

No Bash!

OOC/GS/typo(s)/ EYD tidak sesuai

.

.

.

.

BAB I

KIM JONGIN

Berawal dari sekedar curhat, setiap hari, keintiman itu datang tanpa diundang…..

Setiap kali aku merasa resah, gelisah, bingung, takut, benci, marah, sensi, kesel, dan semua ketidak nyamanan yang aku rasakan, ruang kerjanya menjadi ruang konsultasi gratis. Tidak perlu mengetuk pintu, apalagi bilang spadaaaaaaa!

Aku punya akses seluas-luasnya untuk masuk ke ruangan itu. Bagaimana pun dan apapun yang dikerjakan si pemilik ruangan itu, aku tidak pernah peduli dan dia pun nggak pernah menyatakan keberatan.

Seperti suatu ketika misalnya, aku buka pintu ruangan itu tiba-tiba, dia sedang hanya ber-boxer ria, keringat membasahi sekujur tubuhnya, rambut hingga ujung lututnya mengkilat basah keringat, push-up dengan telapak tangan mengepal.

Dia melirik sedetik tanpa menghentikan kegiatannya.

"Kenapa Kyung?"

Aku duduk di sofa single dekat meja kerja dia. Menghembuskan nafas panjang, aku mengumpulkan segenap emosi yang tadinya membuncah siap meledak dari otakku. Aku malah bingung sendiri mau cerita darimana. Sofa Jongin begitu empuk, dengan leather hitam, tapi tetap nyaman. Nuansa maskulin hadir di tiap aksessoris ruangan itu.

Aku pandangi , sekarang dia sit-up, terlihat ringan sekali gerakannya. Wajahnya benar – benar tampan seperti dewa yunani dengan kulit kecoklatan, dan otot six pack-nya yang terlihat samar-samar, hanya pada pembuluh darah di sepanjang lengan dan kakinya terlihat jelas, hmmmm sexy…...

Dia tetap diam, tidak bertanya apapun. Itulah Kim Jongin, bujangan 34 tahun, tidak pernah mengumbar kata. Cenderung pendiam. Tapi dia sangat sabar kalau aku sedang curhat. Pendapat–pendapat dan pandangannya bisa meredakan emosiku secara pasti.

Sembari mengelap keringat dengan handuk kecil, dia duduk di kursi kerjanya.

Ruangan ini cukup besar, dia menjadikannya ruang kerja komplit dengan threadmill dan beberapa barbel kecil.

"Kenapa diem. Lagi dapet?" tanya dia lagi.

Aku hanya mengangguk. Yup. Jongin sangat paham kondisiku. Hari ini aku uring-uringan nggak jelas, emang udah saatnya "tamu" itu datang.

Jongin terlihat tersenyum kecil, dia merogoh laci mejanya, menyodorkan sebuah buku.

"Nih baca."

"Ih, Chicken Soup lagi? Yang lain kek, ini kan udah…." Aku jadi merenggut sambil menerima bukunya.

"Lihat dulu Kyung, beda materi. Daripada beef soup, kolestrol kamu malah bisa naik." candanya. Aku meringis, nyengir begitu melihat omongan dia benar bahwa buku Chicken Soup for Soul yang aku pegang memang belum pernah aku baca. Aku mulai tenggelam dalam bacaan, mengurangi sedikit pms hari itu. Jongin juga lalu menghilang, mungkin mandi dan langsung ke kamar tidurnya.

Yahhhh, hanya seperti itu aku dan Jongin. tidak pernah ada kontak fisik diantara kita. Hanya dengan melihat dia mendengarkan curhatanku, merasakan perhatian empatinya, sudah menjadi vitamin B-complex manjur untuk seharian.

Tetapi situasi berubah sejak 2 minggu yang lalu. Waktu itu aku begitu sakit hati tentang sesuatu hal, hingga dada ini terasa sesak…..Air mata nggak habishabisnya menetes, mata terasa sembab dan panas.

Jongin menyimak ceritaku dengan serius. Aku terisak makin dalam, tersenggalsenggal tanpa bisa ditahan….

Tiba-tiba dia berdiri, menghampiri aku yang sedari tadi berdiri dekat meja dia. Dia merengkuh bahuku dengan kedua lengannya. Aku peluk dia erat dan terisak didalam pelukannya.

Jongin memakai kemeja dengan dua kancing teratas terbuka lebar. Wajahku menempel di dadanya. Sudah sering aku mencium aroma Jongin yang seperti aroma hutan pinus dalam guyuran air hujan. Saat itu aromanya begitu memabukkan…..dan hangat…..

Dia menempelkan dagunya di kepalaku, isakanku terhenti. Aroma tubuhnya mengalahkan rasa sakit yang ada, mengacaukan setiap sel-sel tubuhku yang tibatiba terbangun, menggeliat resah melalui setiap pembuluh darah tubuhku.

Aku mulai terlena, nggak pernah menyangka sebelumnya bahwa dekapannya sangat hangat, memberi rasa aman, rasa nyaman, menggelitik….

Bibirku menyentuh kulit dada nya, terdengar jelas degup jantungnya di telingaku. Aku mulai gelisah, adrenalin mengalir semakin cepat. Gelenyargelenyar listrik mengejutkan panca indra dalam setiap hela nafasku.

Bibirku mulai terbuka, membelai kulit dadanya dan perlahan dengan ujung lidah, aku rasakan hawa panasnya.

Degup jantungnya terdengar semakin cepat, pelukannya makin erat. Tidak ada satu katapun keluar dari mulutku dan Jongin.

Tanganku mulai menjelajah punggungnya yang bidang. Bahu dan leher dia terasa mengejang. Jongin makin menarik tubuhku, kejantannya terasa keras menyentuh di perut, memberi perasaan yang sama sekali asing dan tidak terbayangkan sebelumnya.

"Kyung….." Jongin memanggil serak tanpa melonggarkan pelukannya. Bibirnya menempel di rambutku, nafasnya mulai memburu.

"Cium aku Jong….please….." aku menghibah, tanpa menghentikan gerilya tangan dan mulut ku di sekujur badannya.

Jongin mengerang perlahan, melepaskan pelukannya, memandang intens dengan matanya yang terlihat lebih gelap dan tajam dari biasanya. Berkali-kali dia membasahi bibirnya, jakunnya terlihat naik turun.

Aku pandang dia dengan tatapan memohon, bibirku bergetar, lututku terasa lemas, daerah intimku tiba-tiba berdenyut sakit lalu terasa tebal dan lembab.

Jongin mendekatkan bibirnya perlahan, aku menahan nafas. Gemuruh dadaku terdengar seperti gendang bertabuh...Ketika dia melumat bibirku, dari pinggir hingga tengah, lidahnya mulai memasuki mulutku dengan liar, memaksa mulut ku terbuka menyambut lidahnya yang lincah menyodok-nyodok dengan mahir.

Berkali kali aku melenguh menyiratkan rasa nikmat yang menjalar pasti ke arah pangkal yang berdenyut panas!

Aku mulai terengah, tanganku sudah ada di punggungnya yang telanjang, entah kapan jariku mulai membuka kancing kemejanya. Kaos yang aku pakai pun sudah meringkuk dekat kakiku.

Jongin masih mencium bibirku ketika tangangnya membelai tali bra lalu turun ke kaki gunungku. Aku mulai mengejang, mengharapkan sesuatu yang lebih.

Dan ketika jarinya mencapai puncak gunung yang mengeras, aku sudah lupa diri…. Dia membuka kaitan bra-ku perlahan dengan tangan kanannya, tangan kirinya membelai lembut seluruh tubuhku yang terbuka, meremas rambutku, mulutnya masih sibuk menjelajah dan membelit lidahku. Ketika aku telanjang dari pinggang ke atas, bibirnya melepaskan diri dari mulutku, turun menjelajahi leher, bahuku, lalu dengan lembut mulai memainkan puncak gunungku dengan bibir dan lidahnya.

"Jong…..please….." aku bergetar dan melengkungkan tubuh ke arahnya dan tanganku mulai aktif nggak sabar berusaha membuka kancing celana jeansnya.

Jongin menjauhkan pinggulnya, hanya menarik tanganku untuk membelai kejantanannya dari luar. Tiba-tiba, dengan gerakan cepat, tangannya menyusup ke dalam celana pendekku. Dan ketika Jongin menemukan clit-ku, aku menyerah total. Aku mengerang keras, menggerak-gerakkan pinggul mencari jari-jarinya yang berirama teratur. Terasa sangat pas….panas….aku naik secara pasti. Dia sangat mahir memainkan jemarinya, dari tepi labia mayora, menyentuh asal liangku, menetap di clit-ku berputar intens membentuk lingkaran-lingkaran besar perlahan, lalu berubah melingkar kecil dengan kecepatan yang ditambah… hingga akhirnya aku merasakan dorongan liar luar biasa membuncah dan meledak dari diriku.

"Jong!" aku menjerit lepas, aku gigit bahu dia kencang.

Jongin memeluk tubuhku yang mulai terkulai lemas akibat klimaks yang luar biasa, membopong tubuh ku ke sofa, lalu menutup tubuh bagian atasku dengan baju dia.

Jongin menatapku dengan wajah beribu makna, menyaksikan aku yang terengah-engah, berkeringat dan menggigit bibir menikmati rasa yang tersisa.

Mata gelapnya mulai redup, ada sedikit kesedihan atau penyesalan yang aku tangkap dari matanya.

Tanpa mengatakan apa-apa, dia keluar ruangan, meninggalkanku terkulai nyaman dalam ruangannya.

Aku tertegun. Kenapa?

.

.

.

Sejak saat itu, sikapnya berubah drastis. Dia terlihat seperti orang asing. Topeng dingin yang tidak pernah dia pakai kalau sedang bersamaku, kini selalu terpasang, bak benteng tinggi yang menutupi dirinya. Ruangannya pun selalu dalam keadaan terkunci.

Dia benar-benar menghindari aku. Benar-benar menghindar….pagi-pagi sudah keluar rumah. Malam kadang tidak pulang atau pulang diatas jam tidurku.

Kalau pun kebetulan bertemu dalam satu ruangan , aku sangat sangat sangat bisa merasakan ketegangan seksual diantara kami berdua. Tetapi tatapan matanya sangat dingin. Bibirnya selalu menarik garis lurus tanpa senyum. Tanpa kata.

Aku pernah berusaha memegang tangan dia, tapi dia mengelak, dan tanpa berusaha menutupi usahanya bahwa dia memang menghindari aku!

2 minggu yang menyebalkan!

.

.

.

Hari Minggu yang biasa saja. Aku bangun pagi ini dengan mood yang luar biasa berantakan! Sayup aku dengar alunan musik dari kamar Jongin.

When you are ready I will surrender

Take me and do as you will

Have what you want to

Your way is always the best way

I have succumbed to this passive sensation

Peacefully falling away

I am the the zombie your wish will command me

Laugh as I fall to my knees

Yeahhhhh….that is exactly apa yang aku rasakan…Aku menggerakkan kepala mengusir penat di leher karena kurang tidur. Setelah kejadian itu, malam hari terasa sangat menyiksa.

Aku menarik nafas panjang, aku harus mendatangi Jongin, menuntut penjelasan dari dia. Dengan tekad baja, aku bergegas ke kamar Jongin.

Dikunci!

Shit!

Bahkan kamar tidurnya pun yang selama ini tidak pernah dikunci, sekarang dikunci. Arrrgghhh! Apa maksudnya?

Rasa amarah dalam dada membuat aku menggedor pintu kamarnya sekuat tenaga.

Jongin membuka pintu dan terlihat sedetik ekspresi terkejut lalu topeng dinginnya terpasang dengan sempurna begitu melihatku. Sialan!

"Minggir, aku mau masuk!" kudorong tubuhnya keras dan langsung masuk tanpa menunggu ijinnya.

"Sebaiknya kita ngobrol diluar Kyung…." Jongin berkata dingin sambil membuka T-shirt putih yang biasa dia pakai untuk tidur dengan T shirt V line dia yang lain.

"Ga mau! Aku minta penjelasan dari kamu Jong! Kenapa kamu menghindari aku? Aku merasa aku just like a shit dimata kamu!" aku berteriak kencang, dada ku naik turun menahan emosi yang tersimpan.

Jongin membalikkan badan, menghampiri aku, mencengkram lengan atasku dengan keras. Matanya berubah gelap, wajahnya merah penuh kemarahan.

"Kamu masih tanya kenapa Kyung? Kenapa?!" Jongin menggeram, mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Aku kelabakan, nafasnya terasa hangat di wajahku, aroma pohon pinusnya menyegarkan bagaikan oase di padang sahara.

"Apa mau kamu Kyungsoo? Apa?!" Jongin berteriak lagi, kedua tangannya sekarang mencengkram lebih keras lagi.

Aku nggak bisa jawab. Aku mau apa? Mau apa? Aku mengkerut. Aku sudah nggak emosi lagi….Aku terangsang sekarang…..

Jongin memperlihatkan sosok dominan possessive yang sangat menguasai nafsu dan gejolakku. Dia berhasil membangkitkan sesuatu dalam diri aku dalam sekejap.

"Jawab Kyung! Apa yang kamu mau?!" Jongin terlihat semakin gelap, tubuhnya sudah benar-benar rapat di tubuhku.

Tiba-tiba dia memanggut bibirku keras, menggigit, mengumbar lidahnya ke seluruh rongga mulutku. Seakan tak mau kalah, aku membelit dia dengan lidahku yang haus.

Ketika dia melepaskan ciumannya, aku tersenggal - senggal kehabisan nafas. Jongin menyeka sekitar bibirnya yang basah. Matanya menyorot tajam, hitam, dan gelapnya sudah membuat aku tersesat…..

"Ini yang kamu mau Kyung? Ini yang kamu tuntut dari aku?" Dalam sedetik Jongin menarik tanganku, membaringkan tubuhku di ranjangnya.

Aroma pinus makin menyeruak.

Dia melepaskan kaos T-shirt-nya, menarik keras kaos dan braku, menanamkan lagi bibirnya ke dalam mulutku. Kedua tangannya menahan kedua tanganku seperti tawanan tak berdaya. Aku merasa sangat berada dalam suasana erotis!

Perlahan dia turunkan lidahnya menyusuri belakang telinga, leher, pundak dan puncakku yang sedari dari mengeras. Aku menggelinjang.

"Iya Jong…..ini yang aku mau…aku selalu mau ini dari kamu….jangan berhenti….." Aku nyerocos disela sela kenikmatan yang Jongin cecarkan.

Perlahan Jongin membuka celana pendekku. Dia mulai membelai permukaan vagina ku yang mulai basah, dari pinggir lalu ke tengah, lalu ke pinggir lagi. Sangat menggoda.

Damn! Buka aja Jong… Aku memohon dalam hati, mengharapkan lebih lagi.

Jongin menyisipkan tangannya ke dalam vaginaku. Jari-jarinya bermain, berputar, menekan di clitku, merasakan basahnya daerahku, sebelum tiba-tiba dia menusukkan dua jarinya yang kekar ke dalam diriku yang sudah sangat lembab dan hangat.

Aku menggelinjang lebih keras lagi ketika aku merasakan Jongin sudah menemukan titik G aku di dalam sana. Badan ku melengkung ke atas, mengejar hal itu lagi. Jongin benar-benar mahir memainkan jemarinya….

Jongin menatap mataku tajam ketika akhirnya aku terkulai kalah lagi dengan jari dia masih di dalamku.

"Jong!" aku menjeritkan namanya keras!

Dia tarik perlahan jarinya keluar, membelai belai lagi paha dan pangkalku…..mengarahkan tanganku ke kejantanannya yang terasa keras sekali dibalik celana pendek yang berbahan kain tipis. Terasa tegang. Terasa besar. Oh my…

Ketika Jongin mulai akan membuka celana pendeknya, terdengar suara yang tidak asing dari luar kamar.

Aku bergegas mengenakan kembali bajuku setelah aku yakin mengenali suara itu. Jongin membeku. Mata kelamnya menghilang. Bajunya yang tergeletak disambarnya secepat kilat.

"Eomma! eomma! Eodiyo?"

Aku cepat keluar kamar, mendapati seorang anak kecil berambut ikal dengan mulut belepotan coklat.

"Ada apa sayang? Kok Sekyung belepotan coklat, sih?" Aku peluk sekyung, anakku, buah cinta kasihku dengan Sehun 4 tahun yang lalu.

"Baekhyun Oppa kasi sekyung coklat, eomma" jawabnya sambil terus melahap coklat batangan di tanggannya.

"Baekhyun oppa? Ada dimana oppanya ?" Tanyaku lagi sambil mengelus rambutnya dengan gugup, deg-degan kalau sampai Baekhyun tahu apa yang terjadi dalam tiga puluh menit ini…..

"Lagi betulin mobil di depan, eomma." jawab sekyung.

"Annyeong kyungsoo nuna! Tidak pergi jalan-jalan nih hari Minggu?" tiba tiba sebuah suara di belakangku.

"Hai Baek! Nggak lah, nggak enak kalau cuma berdua." jawabku, sembari berusaha menutupi jejak yang mungkin akan terlihat di rambut dan bajuku.

" Sehun Hyung belum pulang ya?" tanya Baekhyun lagi sambil menggendong Sekyung yang terlihat masih asyik dengan coklatnya.

"Masih harus disana sepuluh hari lagi Baek, katanya perusahaan yang berada di China keuangannya sedang payah. Jadi banyak yang mesti diurusin disana." aku menjelaskan kondisi Sehun, suamiku.

"Ya udah, sabar aja noona. Aku ke Jongin dulu ya Nun, udah kangen nih….." Baekhyun mengedipkan sebelah matanya.

Tidak lama kemudian, Baekhyun keluar kamar, bersama JONGIN, bergandengan tangan….

Sekilas tatapan Jongin berhenti di mataku.

Aku menunduk.

.

.

.

.

TBC

Karena FF 'Will you marry me' bentar lagi end aku bawain lagi nih ff baru buat Readers kesayangan aku.. :D

Ini udah ada yang pernah Remake versi Kaisoo belum yah?

Kalo udah aku gajadi diterusin soalnya.

Sarannya ya dikolom Review…

Oke, Thank you :*

Hanna

KAISOODYO