Chapter sebelumnya :

Diperjalanan hanya ditemani suara malam yang sunyi, Naruto menoleh kesamping dan melihat Hinata tertidur. Senyum tipis terukir diwajah tampannya. Ia menepi lalu memberhentikan mobilnya sebentar.

Tangan Naruto menggeser rambut Hinata yang menutupi wajah, Naruto mengakui kalau Hinata itu seperti malaikat. Hinata bergerak sedikit, sepertinya kedinginan. Naruto membuka jasnya dan menutup tubuh Hinata yang kedinginan.

" Kau tau Hinata, aku sangat mencintaimu. Aku tidak akan melepaskanmu apapun yang akan terjadi. " Ujar Naruto pelan dan mencium kening Hinata.

Semua sangat mudah diucapkan tapi yakinkah kau dengan kata-kata yang telah kau ucapkan itu? Apakah kau akan berpegang teguh dengan kata-katamu? Entahlah karena semua tergantung pada apa yang akan terjadi dimasa mendatang.

:: ::

Stay Here With Me

:: ::

Hubungan Naruto dan Hinata berjalan dengan lancar, dan karena ucapan Naruto di Music Award mereka harus menghadapi wartawan yang tak henti-hentinya mencari mereka berdua. Bahkan topik tentang hubungan keduanya menjadi perbincangan yang hangat selama 2 bulan.

Mereka mencoba bersembunyi, tetapi sayang tekad para wartawan lebih besar. Mereka rela menunggu berjam-jam, berhari-hari untuk dapat bertemu dengan salah satu diantara Hinata atau Naruto.

Tak sedikit para fans diantara mereka mengirim pesan baik melalui Social Media atau kado yang biasa mereka berikan. Yang lebih heboh lagi para fans membuat sebuah kelompok yang bernama NaruHina untuk panggilan penggemar mereka berdua.

Hinata dan Naruto sama sekali tidak keberatan dengan adanya nama itu, mereka bahkan senang saat fans membuat nama itu. Tak ada rasa janggal disana semua berjalan dengan baik.

" Sudah lama sekali ya " Ucap Seorang gadis dengan surai Indigo. Gadis itu tersenyum tipis lalu mengambil cangkir dihadapannya, meniup sebentar dan menyesapnya perlahan.

Pria dihadapannya mengangguk, " Ternyata hubungan kita sudah 5 bulan. " Ucap Pria itu. Berbeda dengan gadis dihadapannya, pria ini sedang memotong daging yang tersaji dipiringnya dan setelah terpotong daging itu segera masuk kedalam mulutnya.

" Aku bahkan tidak pernah terfikir hubungan kita akan selama ini. " Balas gadis itu sambil menatap pria yang sedang mengunyah daging yang ada dimulutnya.

" Jadi, kau tidak senang bersamaku Hinata? "

" Bukan begitu, Naruto-kun. Aku hanya tidak menyangka tentang hal ini, kau tahukan kalau kau itu pacar pertamaku. " Ucap Hinata sambil tersenyum agar pria dihadapannya tidak marah padanya.

Naruto yang awalnya cemberut seketika berubah tersenyum, ia mencubit kedua pipi Hinata dan membuat wajah Hinata terlihat lucu.

" Iya, aku tau itu. Walaupun kau bukan pacar pertamaku tapi kau adalah kekasihku yang sangat aku cintai ! " Ucap Naruto dengan gemas karena melihat wajah Hinata yang sangat lucu.

" Pipiku jangan ditarik! " Ujar Hinata kesal, ia membalas Naruto dengan mencubit lengan pria itu hingga membuatnya mengaduh kesakitan.

Hinata tidak memperdulikan rengekan manja sang Kekasih, ia hanya bercermin dan menepuk-nepuk pipinya yang sedikit memerah karena cubitan Naruto.

" Hinata~ lenganku sakiit! " Ucap Naruto manja.

Untung saja mereka sedang berada di Restoran milik Naruto dan mengambil ruangan Khusus, jadi pria itu bebas berteriak sesuka hatinya.

Hinata melirik jam tangannya, " Astaga Naruto-kun! Kita hampir terlambat kerumahmu, pasti Kaa-san sudah menunggu kita. " Ujar Hinata panik, ia segera memasukan ponsel miliknya kedalam tas dan bersiap pergi.

" Kau benar Hinata, Kaa-san pasti sedang menunggu kita. " Ucap Naruto membenarkan perkataan Hinata. Ia mengelap bibirnya dan mengambil kunci mobil miliknya yang ada di meja lalu berjalan mendahului Hinata.

Mereka berjalan melewati pintu yang sudah dikhususkan untuk Naruto agar mereka tidak terlihat para pengunjung. Mungkin kalian bingung dengan ucapan Hinata yang berkata Kaa-san. Nah, Kaa-san yang dimaksud Hinata adalah Kushina, ibunya Naruto.

Setelah meresmikan hubungan mereka, Naruto sering mengajak Hinata untuk kerumahnya dan ahirnya bertemu dengan Kushina dan juga Minato. Kushina sangat senang karena Naruto memilih wanita yang tepat dan Kushina yang meminta Hinata untuk memanggilnya dengan panggilan Kaa-san.

Hinata keberatan? Tentu saja tidak, bahkan dia sangat senang. Sudah lama sekali dia tidak menggunakan panggilan itu semenjak kecelakaan yang dia alami.

Mobil mahal itu memasuki perkarangan rumah Uzumaki. Setela memarkirkan mobil miliknya, Naruto dan Hinata segera masuk menemui Kushina. Benar saja Kushina sudah menunggu mereka diruang tengah.

" Maaf Kaa-san, Hinata terlambat. " Ujar Hinata pelan, ia sungguh menyesal.

Kushina berdiri dan menghampiri Hinata, " Tidak apa-apa. Kaa-san juga baru selesai membeli bahan-bahan untuk membuat kuenya. " Ucap Kushina pelan.

" Baiklah Kaa-san, ayo kita buat Kuenya. " Ucap Hinata dengan semangat. Hinata dan Kushina akan membuat kue ulang tahun untuk ibunya Ino yang notaben adalah teman Kushina yang juga berstatus model sama seperti dirinya.

Mereka berencana membuat pesta kejutan untuk Ibunya Ino, dan Hinata diminta Kushina untuk ikut dan membantu menyiapkan Kue. Awalnya Hinata menolak karena tidak terlalu akrab dengan Ino, tapi karena Naruto juga akan menemaninya jadi ia menyetujui permintaan Kushina.

Hinata dan Kushina sibuk dengan bahan-bahan di dapur sementara Naruto sedang bermain game ditemani Minato yang baru pulang dari Shooting yang dijalaninya.

Setelah 1 jam berkutat didapur, akhirnya Kue yang dibuat Hinata dan Kushina telah selesai. Ku itu terlihat cantik dan enak, bahkan Naruto dan Minato hampir saja memakannya kalau saja telinga mereka berdua tidak ditarik oleh Kushina.

" Nah, kalian berdua jangan mengacau Kue ini! Kaa-san dan Hinata-chan mau keatas, Hinata-chan akan memilih baju untuk Kaa-san di pesta nanti, Ayo Hinata-chan. " Kushina berjalan mendahului Hinata, namun langkah Hinata terhenti karena ponsel miliknya berbunyi.

Ia meminta izin mengambil ponsel miliknya, layar ponsel itu menunjukan sebuah nama dan itu adalah Kakashi. Sekali lagi Hinata harus meminta maaf pada Kushina, mau tidak mau ia harus mengangkat panggilan dari Kakashi.

" Ma-maaf Kaa-san, ini dari Kakashi. Aku akan mengangkatnya terlebih dahulu, dan akan segera kembali."

" Tidak apa-apa, Kaa-san akan menunggu sambil mengawasi Naruto dan Minato yang kapan saja akan melahap kue buatan kita. " Hinata tertawa kecil dan berlalu meninggalkan keluarga Uzumaki.

Lima menit kemudian Hinata kembali setelah mematikan sambungan dari Kakashi, Ia mendekat kearah Kushina.

" Maaf Kaa-san sepertinya Hinata tidak bisa membantu Kaa-san, dan kemungkinan besar Hinata tidak bisa ikut di acara ulang tahun itu."

Kushina menatap Hinata, " Kenapa? Apa terjadi sesuatu? "

" Tidak, hanya saja Kakashi bilang kami akan mendiskusikan untuk pekerjaanku bersama seseorang. Dan orang itu ingin berbicara langsung denganku, kemungkinan akan lama jadi aku tidak bisa ikut. "

Kushina tersenyum, ia menepuk puncak kepala Hinata, " Tak masalah Hinata-chan. Terimakasih sudah membantu Kaa-san membuat kue ini. Lebih baik kau segera pulang, Kaa-san tau Kakashi tidak menyukai orang terlambat. " Ucap Kushina pelan

" Terimakasih Kaa-san, baiklah aku akan pulang. "

" Aku antar, ya? " Tawar Naruto, Hinata mengangguk menyetujui ucapan Naruto.

Setelah mengantar Hinata, Naruto segera pamit pulang. Hinata masuk dan disambut oleh Kakashi yang sudah berpakaian rapi.

" Sekarang? " Tanya Hinata

Kakashi mengangguk, " Ya, cepat ganti bajumu atau kita akan terlambat nanti. "

" Iya, beri aku waktu sebentar oke. " Ujar Hinata cepat, ia segera berlari menuju kamarnya.

" Hinata ingat! Hanya sebentar! " Teriak Kakashi yang entah didengar Hinata atau tidak. Kakashi memilih menunggu didepan TV sambil melihat berita terbaru.

Beberapa menit kemudian Hinata turun menemui Kakashi, ia telah siap untuk berangkat. Kakashi dan Hinata menuju Cafe yang dipilih sebagai tempat pertemuan mereka.

Saat mereka sampai, Kakashi segera bertanya pada pelayan Cafe tersebut dan pelayan itu menunjukan arah dimana meja mereka berada. Nasib Hinata karena ia lupa membawa masker dan topi miliknya dia harus melayani permintaan para fans untuk berfoto dan menandatangani kertas yang entah mereka dapat dari mana.

Kira-kira butuh waktu setengah jam untuk memenuhi permintaan dari fans yang ada di Café tersebut. Kakashi setia menunggu Hinata yang masih dikepung oleh fansnya baik laki-laki maupun perempuan. Setelah selesai Hinata dan Kakashi segera menuju ruangan pribadi yang sudah dipesan Khusus. Ternyata orang yang dimaksud Kakashi sudah ada di ruangan tersebut.

" Ah, maafkan kami Jiraya-san. Tadi ada kendala sedikit. " Ujar Kakashi sambil membungkuk diikuti Hinata.

Jiraya tertawa kecil, " Tidak apa-apa, para artis memang begitu dan aku tidak masalah dengan para fans diluar sana. " Ujar Jiraya.

" Silahkan duduk. Jadi ini Hyuuga Hinata yang di kau maksud? " Tambah Jiraya

Kakashi mengangguk dan Hinata hanya tersenyum ramah menanggapi ucapan Jiraya. Seketika Jiraya memperhatikan Hinata dari atas hingga bawah.

" Ternyata memang cantik ya, bahkan lebih cantik jika dilihat dari dekat. "

" Ah, anda berlebihan. " Ucap Hinata pelan.

Obrolan pun dimulai, mereka membahas tentang Hinata yang akan membintangi sebuah iklan parfum ternama keluaran terbaru.

" Jadi maksud Jiraya-san untuk iklan ini Hinata akan dipasangkan dengan sesorang? " Tanya Kakashi

Jiraya mengangguk singkat lalu menyeruput expresso yang ada dihadapannya perlahan, setelah dirasa cukup Jiraya meletakan kembali cangkir yang ia pegang.

" Tapi orang itu masih belum ditentukan, entah dia laki-laki ataupun perempuan. Yang jelas Hinata tidak akan sendirian membintangi parfum ini. " Balas Jiraya.

Kakashi mengangguk, " Baiklah, kami menerima tawaran untuk iklan ini. " Ucap Kakashi

Jiraya tersenyum, " Ah! Syukurlah. Tadinya Aku berfikir bahwa kalian akan menolaknya karena mengingat Hinata juga mempunyai jadwal yang cukup padat. "

" Kakashi-san tau apa yang terbaik untukku, Jiraya-san. " Ujar Hinata ramah

" Iya, dan untuk pasanganmu akan kami beritahu secepatnya setelah kami mendapatkannya. " Ucap Jiraya.

Obrolan pun berlanjut mereka membahas tentang sesuatu yang tentunya tidak Hinata mengerti, daripada Hinata semakin pusing ia meminta Izin untuk menghirup udara segar dan Kakashi menizinkannya.

" Permisi, apakah ada pintu yang menuju keluar selain pintu yang ada didepan? " Tanya Hinata ramah.

Pelayan itu mengangguk, " Iya ada Hinata-san, anda hanya tinggal lurus saja dan pintunya ada disebelah kiri. " Ujar pelayan laki-laki itu.

" Terimakasih. " Ujar Hinata pelan dengan senyum ramahnya.

" Em, Hinata-san. " Panggilan sang pelayan berhasil membuat Hinata berhenti.

" Bo-bolehkah aku berfoto denganmu? " Tambah sang pelayan dengan gugup

Hinata tertawa pelan, ia mendekat kearah sang pelayan, " Tentu saja. "

Setelah memenuhi permintaan pelayan yang merupakan salah satu fansnya, Hinata melewati pintu khusus yang disediakan di Café ini.

" Waah~ " Hinata terkagum dengan pemandangan dihadapannya. Ia sedang berada di taman belakang restoran yang hanya buka saat malam saja. Banyak bunga-bunga cantik yang ditanam disini, udaranya juga begitu sejuk karena banyak pohon hijau yang mengelilinginya. Ada banyak lampu gantung disini, pasti saat malam tiba tempat ini terlihat sangat indah.

Hinata berjalan-jalan mengelilingi taman ini, tak lupa ia mengabadikan momen dengan kamera Handphone miliknya. Setelah dirasa cukup ia mencari tempat duduk untuk beristirahat. Jari lentiknya menggeser layar handphone mahal miliknya, saat ini Hinata benar-benar sedang dalam puncak popularitas.

Namun tak sedikit pula orang-orang yang membenci Hinata terus saja berusaha menjatuhkan Hinata baik dengan perkataan maupun sebuah pernyataan yang sama sekali tidak benar. Tapi Hinata bukanlah orang yang dengan senang hati meneladeni para Hatersnya. Masa bodoh dengan mereka, selama Hinata tidak diusik dikehidupan nyata untuk apa ia memikirkan mereka?

" Aku merindukan Naruto-kun." Hinata bergumam saat melihat foto kekasihnya yang ada di layar Handphonenya, betapa beruntungnya ia mendapatkan pria seperti Naruto itu. Dia sangat baik, perhatian, dan yah begitulah~

Hinata menggerakan jarinya membuka kontak dan mencari nama Naruto disana, sesaat dia akan menekan tombol hijau di layar handphonenya, tiba-tiba handphone miliknya bergetar menandakan seseorang sedang mencoba menghubunginya. Mata Hinata membulat.

" Na-naruto-kun? " Ya, pria yang baru saja ingin ia hubungi tiba-tiba meneleponnya duluan.

" Na- "

' HINATAAAAA~ TEBAK AKU PUNYA KABAR YANG GEMBIRAAA~ ' suara nyaring sang kekasih terdengar dari seberang telfon memotong ucapan Hinata dan membuat Hinata sedikit menjauhkan Handphone canggihnya dari gendang telinga.

" A-ah, aku baru saja ingin menelepon mu Naruto-kun." Hinata berujar pelan menanggapi ocehan sang kekasih

' Oh? Benarkah? Ada yang ingin kau sampaikan Hinata? ' Suara Naruto tidak senyaring awal.

" Iya, tapi aku ingin mendengar kabar gembira yang ingin Naruto-kun sampaikan terlebih dahulu. " Hinata menatap taman disekelilingnya.

' HINATAAAA~ AKU DITAWARI UNTUK MEMBINTANGI SEBUAH FILM OLEH YAMATO-SAN! ' Hinata harus kembali menjauhkan Handphone dari telinganya. Sungguh, suara nyaring Naruto bahkan membuat burung-burung yang tadi disekitar Hinata terbang menjauh.

" Wah, benarkah itu Naruto-kun? Yamato-san sang produser ternama yang sangat kau idolakan itu? " Hinata berucap dengan nada tak percaya. Siapa yang tak kenal dengan Yamato-san? Pria yang selalu sukses dengan film-film yang ia produseri yang selalu dibintangi dengan aktor dan aktris ternama.

' Iyaaa! Kau benar Hinata! '

" Kalau begitu selamat~ " Hinata mengucapkan dengan senyum diwajahnya. Ia turut bangga dengan sang Kekasih yang dapat merebut hati sang produser.

' Aku benar-benar tidak percaya Hinata, aku sangat terharu ' Naruto berucap dengan nada sedih, sungguh ini adalah sesuatu yang sangat diimpikannya saat awal masuk dunia Entertaiment.

" Kau sudah bekerja keras Naruto-kun, kau pantas mendapatkannya! " Gadis bermata lavender ini melangkah kembali menuju café tempat Kakashi berada.

' Untuk merayakannya aku akan menjemputmu malam ini Hinata, kau harus menemaniku menghadiri pesta ulang tahun sahabatku! '

" Ta-tapi- "

' Jaa-nee Hinata! Berdandan lah yang cantik. Ah, iya kau kan sudah cantik hehehe '

BLUSSHH!

Wajah putih milik Hinata memerah bersamaan dengan sang kekasih yang mematikan panggilannya, ia tidak bisa menolak ajakan Naruto kali ini.

" Hm? Kenapa berdiri disini? Kau sedang demam? " Kakashi yang melihat Hinata berdiri mematung di depan pintu sedikit terheran, ditambah dengan wajahnya yang memerah membuat Kakashi harus meletakkan tangannya di dahi Hinata.

" A-ah ti-tidak Kakashi-san, ayo kita pulang. " Hinata menggelengkan kepalanya, ia segera menarik tangan Kakashi agar mereka segera pulang.


...

Waktu menunjukan pukul 6 malam. Hinata baru saja selesai mandi, ia sedang berkutat dengan lemarinya. Memilih baju untuk seorang perempuan bukanlah hal yang mudah. Setelah 30 menit mencari-cari baju di lemarinya akhirnya Hinata menemukan pakaian yang pas untuknya.

TOK! TOK! TOK!

Suara ketukan pintu membuat perhatian Hinata teralihkan.

" Siapa? "

" Ini aku, bolehkah aku masuk. " Suara berat terdengar dari balik pintu, suara ini bukan milik Kakashi ataupun Kou atau para pelayan dirumah ini. Ini suara Naruto

" Baiklah aku akan-"

" TIDAAKKK! " Hinata segera berlari menuju pintu dan berdiri dibelakang pintu menahan Naruto agar membukanya. Oh,ayolah. Hinata saat ini hanya memakai kimono mandi, ia tidak mungkin bertemu Naruto dengan pakaian yang seperti ini.

" Kau kenapa Hinata? Apa kau mencoba menyembunyikan sesuatu dariku? " Naruto berujar dengan nada yang sedikit menuntut.

" BAKA! AKU BARU SAJA SELESAI MANDI! " Hinta berujar keras masih dengan tangannya yang menahan pintu.

Hening . . .

Naruto terdiam dibalik bintu, " Hentikan pikiran kotormu Naruto-kun! "

" Hehehe, maaf Hinata sayang~ " Naruto tertawa mendengar tebakan Hinata. Namun dengan cepat ia menjelaskan maksud dan tujuannya.

" Aku membawakanmu sebuah pakaian, aku mau kau mengenakannya malam ini. " Naruto mengucapkan dengan nada yang santai.

Hinata mencoba menebak pakaian apa yang Naruto berikan untuknya.

" Tak ada penolakan " Setelah Naruto mengatakannya terdengar langkah kaki yang menjauh. Dengan cekatan Hinata membuka pintu dan segera mengambil paper bag yang tergelatak di depan pintu kamarnya.

Tanpa basa-basi lagi Hinata mengenakan pakaian yang diberikan Naruto karena waktu mereka hanya tinggal 30 menit lagi.

Naruto dan Kakashi sedang mengobrol sambil menunggu Hinata turun, sudah 30 menit dan mereka masih belum mendengar langkah kaki Hinata.

" Aissh, ini sudah hampir jam 7 dan Hinata belum juga turun."

" Sabar Naruto, mungkin sebentar lagi."

" Ah, tidak bisa. Aku akan menyusul- "

Naruto terdiam saat hendak menyusul Hinata. Di hadapannya kini terlihat Hinata yang menggunakan pakaian yang ia berikan yaitu sebuah mini dress berwarna merah dengan bagian bahu yang terbuka. Hinata mengikat rambutnya menampilkan leher jenjang putih dan bahu mulus miliknya. Ia tidak memakai banyak make-up hanya bedak tipis dan sedikit lip tint di bibirnya.

" Malaikat " Naruto bergumam pelan saat melihat Hinata. Bahkan Kakashi yakin Naruto tidak berkedip sekalipun.

" Siapa yang memberikan baju itu padamu Hinata? Kurasa kau harus menggantinya. " Kakashi berucap membuat Naruto tersadar dari lamunannya.

" Apa?! Tidak boleh! Aku yang membelikannya dan aku yang ingin dia menggunakannya! " Naruto kini berada di depan Hinata merentangkan tangannya agar Kakashi tidak mendekati Hinata.

" Kau tidak lihat? Bukankah mini dressnya sangat pendek? Kurasa 15 cm dari lutut? " Kakashi menatap Naruto dengan pandangan menuntut.

" Ah, ayolah Kakashi. Biarkan Hinata memakainnya sekali ini saja! "

" Bukannya aku tidak mau Naruto, aku takut Hinata akan digoda oleh pria-pria hidung belang disana. "

" Aku akan selalu bersama Hinata dan melindunginya, Aku berjanji. "

Kakashi menghela nafas dalam, " Baiklah. Kau harus memegang ucapanmu. " Walau sebenarnya ia tak rela namun ia percaya sepenuhnya pada Naruto dan Naruto pasti tidak akan mengecewakannya.

Hinata dan Naruto segera masuk kedalam mobil dan pergi menuju pesta ulang tahun sahabatnya yaitu Sabaku no Gaara, yang lebih akrab dipanggil Gaara itu. Pria berambut merah ini merayakan ulang tahunnya disebuah Hotel mewah di Konoha.

Setelah sampai ditujuan, Naruto menggandeng Hinata menuju tempat pesta sahabatnya yang terletak dilantai 5. Selama di lift Naruto tak henti-hentinya menggoda Hinata dan tak jarang Naruto mendapat cubita di lengannya. Sesampainya di lantai 5 mereka melihat sebuah ruangan besar dihiasi ornament mewah dengan berbagai makanan dimana-mana. Banyak aktor terkenal yang datang kemari, ada yang berpasangan dan bahkan ada yang hanya sendirian. Beruntung Naruto membawa Hinata untuk menemaninya.

" Ah, aku kesana sebentar ya Hinata. Kau ambilah makanan terlebih dahulu dan cari tempat untuk kita duduk nanti. Aku mau menemui teman lamaku dulu, aku janji tidak akan lama. "

CUP!

Naruto menghadiahkan Ciuman di pipi Hinata. Sayang sekali kali ini Naruto bisa terbebas dari cubitan yang akan Hinata layangkan untuknya.

Sesuai ucapan Naruto, Hinata kini sedang mengambil beberapa makanan yang ia suka. Setelah dirasa cukup Hinata segera mencari tempat duduk untuk dirinya dan Naruto. Hinata mendapatkannya. Tidak terlalu jauh dari keramaian.

Hinata bingung, apakah ia akan langsung memakan makanannya atau menunggu Naruto?

" Hallo "

Hinata mengalihkan pandangannya melihat seorang pria berwajah anak kecil duduk disampingnya. Hinata hanya tersenyum menanggapi ucapan pria itu.

" Kau Hyuuga Hinata bukan? " Pria itu berucap lagi

" Perkenalkan aku Akasuna Sasori. " Pria itu mengulurkan tangannya mengajak gadis dihadapannya berjabat tangan.

" Ah, aku Hyuuga Hinata. " Hinata dengan senang hati menyambut uluran tangan itu. Namun sayang sekali pria bernama Sasori itu tidak ingin melepaskan genggaman tangan Hinata.

" Bi-bisakah kau melepaskannya. " Hinata menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Sasori namun pria bernama Sasori itu menggenggamnya terlau kuat.

Sasori menatap Hinata dengan intens, ia perlahan mendekatkan tubuhnya kearah Hinata, " Kau gadis yang sangat cantik dan menarik. Apakah kau kesini sendirian nona? Apa kau mau aku temani? Hm? " Sasori mengucapkannya tepat ditelinga Hinata. Mendengarnya saja membuat Hinata begitu ketakutan.

" Ku bilang Le- "

" MAAF TEMAN, KU KIRA KAU SALAH ORANG! " Suara nyaring seorang pemuda membuat Hinata menoleh. Sasori saat ini berada jauh darinya bahkan ia sudah tak merasakan genggaman kuat dari Sasori namun kali ini genggaman itu terasa lembut.

" Na-naruto ? " Sasori menatap pemuda dihadapannya yang sedang menggenggam gadis yang baru saja digodanya.

" Ku kira kau masih di Sunagakure, Sasori. "

" Wah, lama tak bertemu Naruto. "

" Ya kau benar, oh iya mungkin kau tidak tau tapi perkenalkan dia Hyuuga Hinata. Pa-car-ku. " Naruto menekan kata-kata ' pacarku ' pada pemuda berambut merah dihadapannya.

" Oh, benarkah itu? Ah, maafkan aku yang hampir saja menggoda pacarmu Naruto. "

" Hah, ternyata kebiasaanmu itu masih saja belum berubah ya Sasori. Ku pkir selama di Sunagakure kau akan banyak berubah " Naruto mendengus melihat sahabat lamanya.

Sasori tertawa pelan, " Begitulah, hanya wajahku saja yang berubah. Bukankah aku semakin tampan? " Ucap Sasori dengan percaya diri.

" Sudahlah, pergi kau sana. Cari saja wanita lain dan jangan pernah ganggu Hinataku! " Naruto mengusir Sasori dari tempat duduknya.

" Haah, sayang sekali kau mendapatkan rubah bodoh ini nona. Jika kau bosan dengannya kau bisa menghubungiku. " Sasori mengedipkan matanya sambil menjauh dari Hinata dan Naruto.

Naruto hendak mengejar Sasori namun lengannya ditahan Hinata, " Sudahlah Naruto-kun. "

" Kau tidak apa-apa kan? Tidak ada yang terluka kan? Apakah dia berlaku keterlaluan padamu. " Naruto mengecek penampilan Hinata dengan seksama siapa tau pria playboy itu melakukan sesuatu pada Hinatanya.

Hinata tertawa pelan, " Selama ada Naruto-kun disini mereka tidak akan menyakitiku. " Senyum yang diberikan Hinata dapat membua hati Naruto tenang, dan jangan lupakan wajahnya yang memerah.

" Baiklah semuanya, waktu makan telah berakhir saatnya kita- "

PATTSSS!

" BERPESTAAA! "

Lampu yang tadi menerangi ruangan kini telah berubah menjadi lampu kelap-kelip. Hinata mengerjapkan matanya, ruangan yang sebelumnya sangat terang dan indah disertai ornament yang cantik telah berubah menjadi-

" Klub malam? " Gumam Hinata

" PESTAAAA~~ " Hinata melirik Naruto yang berteriak dengan semangat disampingnya.

" Na-naruto-kun apakah ini- "

" Ayo Hinata! " Naruto menarik Hinata menuju lantai dansa ditengah ruangan.

Hinata sangat gugup, bagaimana bisa pesta ulang tahun berubah menjadi klub malam? Ia melirik sekitarnya, semua orang begitu menikmati pestanya. Ia rasa tidak ada yang merasa terkejut terkecuali dirinya sendiri.

" Ah, iya. Kau baru pertama datang ke pesta ulang tahunya? " Naruto berbicara ditelinga Hinata, musik Dj yang sangat keraslah yang mengharuskan Naruto berbicara sangat dekat.

Hinata mengangguk, ia terus saja memegang baju Naruto. Orang-orang disekitarnya menari mengikuti irama musik, ada yang menari dengan pasangannya, ada yang berduaan di tempat gelap dan ada juga wanita yang menari sangat … erotis?

" Jangan takut, semua selebriti di sini merayakan dengan cara yang sama. Kau tidak akan jauh-jauh dariku. " Naruto berbicara sedikit nyaring, ia menari melompat-lompat mengikuti irama yang Dj berikan. Entah sejak kapan Dj itu ada disini.

" Minuman? " Seorang pelayan datang dihadapan Naruto.

" Ah, iya terimakasih. " Naruto mengambil dua minuman sekaligus. Satu untuknya dan satu lagi untuk Hinata.

" Minumlah, ini sangat enak. " Naruto menegaknya dengan sekali pinum. Hinata yang melihat Naruto merasa heran, baunya begitu tidak enak.

" Ada apa Hinata ? " Naruto sedang menegak minuman keduanya masih dengan tubuhnya yang mengikuti irama musik.

Hinata menggeleng, " Tidak apa-apa " Dengan cepat Hinata menegak minumannya. Hal yang pertama Hinata rasakan adalah pahit. Ia tidak suka minuman ini, tapi ia tidak mau mempermalukan Naruto saat melihat orang-orang disekitarnya dengan santai meminumnya.

" Wahh~ Ayo tambah lagi Hinata! " Naruto kembali menuangkan minuman di gelasnya Hinata menggunakan sebuah botol yang ia terima dari pelayan.

Dengan terpaksa Hinata harus kembali meminum minuman yang ia tidak tahu apa. Lima kali! Hinata sudah meminumnya lima kali dan ia mulai sedikit terbiasa, entah mengapa ia juga menikmati alunan musik dari Dj.

Ia juga melompat-lompat sama seperti Naruto. Bisa kalian tebak? Saat ini Hinata sedang mabuk. Poor Hinata, dia sudah meminum lima gelas bir dan ia dengan mudahnya mabuk. Anak yang polos, salahkan Naruto jika sudah begini.

" Ayo lebih keras lagii~~ " Hinata berucap dengan nada orang mabuk, namun sayangnya suara musik yang begitu keras menenggelamkannya. Namun tak lama Hinata berhenti.

" Narutoo~~ " Hinata memanggil pemuda yang masih asik berjoget didepannya.

" Narutoo-kuun~~ " Nada panggilan Hinata begitu manja sekarang. Ia menangkup wajah kekasihnya, namun sayang Naruto tidak bisa melihat dengan jelas wajah kekasihnya karena lampu yang berkelap-kelip.

" Ada apa Hinata? " Naruto berucap pelan, ia tidak mabuk sepenuhnya. Ia sudah menegak 20 gelas, dan ia masih belum mabuk. Bagi Naruto 20 gelas bukanlah apa-apa.

Hinata terdiam, ia menarik dasi Naruto. Hinata membawanya menjauh dari keramaian. Saat ini mereka sedang berada di sudut ruangan yang tak jauh dari meja makan mereka tadi, disini begitu gelap namun lampu kelap-kelip itu sedikit menerangi daerah ini.

" Kenapa kita disini Hinata? " Tanya Naruto, ia tidak mengerti kenapa kekasihnya membawanya ke tempat gelap seperti ini. Tak ada jawaban, Hinata masih memegang dasinya. Tubuh kecil Hinata bersandar pada dinding dengan tubuh Naruto yang mengurungnya.

" Hina- "

" Naruto-kun cium aku. "

Pernyataan Hinata sukses membuat Naruto terkejut, apakah ia bermimpi? Ada apa dengan Hinata? Berterima kasihlah pada lampu yang menerangi tempat mereka walau sesaat karena Naruto baru tersadar akan sesuatu.

" Hinata- " Naruto menatap lekat wajah Hinata yang memerah.

" – Kau mabuk? "

...


SEBELUMNYA TERIMAKASIH BUAT YANG SUDAH MENGINGATKAN TENTANG KIBA T_T, MAAFKAN AUTHOR YANG LALAI~ CHAP INI SUDAH DIPERBAHARUI :) SELAMAT MEMBACAAA~~


Hallo semuanya T_T, Maafkan author yang sudah tidak aktif lagi disini. Maafkan author yang telah menelantarkan cerita ini sekali lagi gomen~ Curhat sedikit laptop Author baru saja kembali dari masa-masa kelamnya(?) #Horeee~ . Laptop Author sudah sakit selama 1 tahun belakangan dan hal itu membuat Author malas ingin melanjutkan cerita dan akhirnya keterusan hehehe~ Selain itu Author sekarang lagi fokus sama dunia nyata jadi ga bisa sering nulis dan author sebentar lagi mau Ujian mungkin cuma bisa Up beberapa chapter dari cerita yang dibuat . Untuk cerita Give Me Light In The Darkness Author bakal Up malam minggu :") Ini gak bohong kok Author janji T_T Happines juga lagi dalam tahap pengerjaan sama seperti Stay Here With Me chap 9

Kalau memungkinkan Author bakal Up ketiganya di malam minggu. Terimakasi buat dukungan kalian semua :') trimakasih buat para readers yang setia menunggu sekali lagi gomawo T_T Author akan berjuang lebih keras kedepannya, semoga dimaklumi jika author jarang update karena lagi sibuk les dan lainnya Author mau fokus ke dunia nyata dulu :'). Author mau nanya kira-kira kalian setuju gak kalau Author update cerita juga di wattpad? kira-kira cerita apa yang harus Author buat di wattpad? ada saran?

TERIMAKASIH SEMUANYA AUTHOR MENCINTAI KALIAAANNNNN~~~

HAPPY NEW YEAR 2018 *kecupkecupreaders