Preview...
Taehyung terus menggumam hingga liquid bening yang berhari-hari ini ditahannya setiap mengingat Jungkook keluar dari mata elangnya dengan tidak sopannya. Ia Taehyung tersenyum lirih dan meremas dadanya menahan sakit. "Jeon Jungkook mungkin Heoseok Hyung benar. Kurasa Aku memang mencintaimu"
.
.
© BTS FANFICTION ©
Just it
Cast :
Kim Taehyung
Jeon Jungkook
Park Jimin
Jung Heoseok
Min Yoongi
Kim Seokjin (Jeon Seokjin)
Kim Namjoon
And Other
Rate : T
VKook, NamJin
Warning : Yaoi, BL Story (BxB), Typo, OOC.
.
.
Just it
.
_chapter 9 _
.
.
~06 Februari 2016 ~
"Seokjin Hyung?"
Taehyung tak bisa menyembunyikan kelegaannya ketika akhirnya Ia bisa bertemu dengan Seokjin. sore tadi, Taehyung berinisiatif mengunjungi restaurant Seokjin dengan harapan dapat bertemu dengan kakak dari Jungkook itu dan akhirnya harapannya terwujud. Sebab tadi saat Taehyung menanyakan keberadaan Chef utama di restaurant itu, para staf mengatakan bahwa Seokjin sedang berada di ruangan khususnya.
"Oh hai Taehyung!" sapa Seokjin dengan senyum ramahnya ketika Taehyung mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi disana.
"ini ruang khusus yang ku gunakan jika sedang mencoba membuat menu baru" Seokjin menjelaskan, melihat Taehyung yang menelusuri ruangan itu dengan pandangan bingung.
Taehyung tersenyum kikuk. Ia pikir, ruangan khusus Seokjin akan seperti ruangan kerja yang didalamnya terdapat meja, kursi dan computer. Tapi ternyata ruangan itu tak ubahnya seperti sebuah dapur mini, ada alat dan bahan makanan, sebuah meja yang terletak di sudut ruangan dan duah buah kursi yang tengah diduduki mereka berdua.
"ku dengar kau beberapa kali kesini untuk mencariku?" Taehyung tersentak dari acara meneliti ruangan itu, Ia memandang Seokjin yang barusan melemparkan pertanyaan padanya.
Taehyung berdehem "Iya. Hyung.. aku hanya ingin menanyakan keberadaan Jungkook. Maafkan aku tapi… sudah dua minggu ini aku tidak bertemu dengannya rumah kalian juga selalu tertutup.. ada apa sebenarnya?"
"kau merindukan adikku?"
Taehyung tersentak kemudian menunuduk. Seokjin tersenyum geli.
"kami pulang ke Busan" Jeda sejenak "…Nenekku sakit. Ku pikir Jungkook sudah memberitahumu"
Taehyung mendongak dengan alis berkerut. "Benarkah? Jika kalian semua ke Busan, mengapa tetangga mengatakan bahwa sesekali melihat keluarga kalian sekitar satu atau dua jam disana?" Oh! Taehyung terdengar seperti seorang detektif sekarang.
"Hmmmm… mungkin itu Namjoon yang mampir mengambil berkasnya. Mungkin juga itu bibi yang membantu membersihkan rumah"
Mungkin?
Kenapa Jawaban Seokjin kurang meyakinkan?. Taehyung hendak bertanya lagi namun didahului oleh Seokjin.
"sepertinya kau sangat merindukan adikku Tae? Tidak ingin menemuinya?" Dan atensi Taehyung teralihkan sepenuhnya.
"apa dia sudah di Seoul sekarang?" Taehyung tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
Seokjin mengangguk "dia di rumah sekarang. ingin kesana bersama?. Kebetulan aku juga sudah ingin pulang"
Taehyung mengangguk semangat. Dan merekapun pulang bersama menggunakan mobil Seokjin.
Mereka berkendara dalam diam selama beberapa menit, sampai akhirnya Taehyung memecah keheningan itu.
"Hyung!" Taehyung memanggil ragu.
"Hmmm?" Seokjin menjawab seadanya. Ia begitu focus terhadap kemudinya.
"apa Hyung tau alasan Jungkook selalu mengikutiku?" Seokjin melirik sedikit kearah Taehyung yang tengah memandang lurus kea rah jalan.
"maafkan aku, tapi Jungkook hanya bercerita bahwa dia sedang mengikutimu. Untuk alasannya, dia tidak menceritakannya"
Hening lagi.
"dua minggu yang lalu… dia menangis dan memintaku untuk tidak meninggalkannya. Kenapa dia melakukannya?" suara Taehyung kembali terdengar.
"dia melakukannya?" Seokjin bertanya. Terdengar nada kehatia-hatian disana.
"Hmmm dan jujur. Hatiku sakit melihatnya menangis. Jadi Kumohon Hyung. Jika memang ada sesuatu tentang Jungkook. Biarkan aku mengetahuinya, agar setidaknya aku bisa menghiburnya ketika dia menangis seperti waktu itu"
"terima kasih atas ketulusanmu Tae. Tapi maaf Hyung benar-benar tidak tahu. Sebaiknya kau bertanya langsung pada Jungkook. Mungkin dia akan memberitahumu"
Setelah itu tidak ada percakapan antara keduanya hingga mobil Seokjin memasuki pekarangan luas keluarga Jeon. Jantung Taehyung berdebar tak karuan tak sabar untuk bertemu dengan Jungkooknya.
Seokjin membuka pintu rumah itu, sembari berteriak "Kook aku pulang! Lihat siapa yang datang bersamaku?"
"siapa Hyung?" Taehyung mendongak kearah suara lembut yang baru didengarnya dan menemukan Jungkook yang berdiri disamping tangga tengah menatap penasaran kearah mereka berdua.
"TAEHYUNG!" seru Jungkook ketika menyadari siapa yang berdiri dibelakang Seokjin. bocah itu segera berlari menuruni tangga -mengabaikan peringatan Seokjin untuk tidak berlari- dan melompat memeluk Taehyung begitu erat.
Taehyung yang sudah terbiasa dengan pelukan Jungkook yang seperti itu segera menahan bobot mereka. Tersenyum begitu lebar dan balas memeluk Jungkook tak kalah erat, bernafas lega ketika akhirnya Ia bisa melihat lagi seseorang yang membuatnya nyaris gila beberapa pekan ini.
Seokjin yang melihat mereka hanya tersenyum dan beranjak dari sana.
"aku merindukanmu" Taehyung berkata lirih. Semakin mengeratkan pelukannya, sembari memberikan kecupan-kecupan kecil dipucuk kepala Jungkook.
"aku juga merindukanmu Hyung"
"aku lebih merindukanmu. Kenapa kau tidak bilang akan ke Busan? Kau tau? Aku hampir gila mencarimu" Taehyung berucap tanpa melepas pelukannya. Meluapkan semua keriunduannya selama dua minggu ini.
"Hmmm maafkan aku. Aku tidak berfikir bahwa Hyung akan begitu merindukanku" Jungkook berucap usil.
"kalau begitu jangan lakukan lagi!"
"lakukan apa Hyung?"
"pergi tanpa memberitahuku" ucap Taehyung tegas.
Bukannya menjawab Jungkook malah melonggarkaan pelukannya. "Hyung. Aku lelah berdiri. Ayo kita duduk" Ia hendak melepaskan pelukan itu namun tangan Taehyung malah semakin menariknya erat.
"tidak sebelum kau berjanji untuk selalu memberitahuku kemanapun kau pergi"
"kanapa aku harus melakukannya Hyung?"
Taehyung memberikan sedikit jarak antara mereka berdua untuk menatap mata Jungkook yang terlihat semakin sayu.
'Karena aku mencintaimu' bolehkah Taehyung berteriak seperti itu?
"karena kau temanku. Dan aku mengkhawatirkanmu" bukan saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya sekarang. Mereka baru bertemu, dan Taehyung akan menunggu waktu yang tepat.
"Kookie? Kenapa tidak mengajak nak Taehyung untuk duduk?" suara Ny. Jeon membuat Taehyung tersentak dan segera melepaskan pelukan posesifnya.
"ah annyeong ahjumma. Apa kabar?" Taehyung menunduk sopan kearah wanita yang memiliki mata bulat seperti Jungkook itu.
"tidak perlu sungkan begitu Taehyung-ah. Duduklah dan mengobrol sebentar. Sambil menunggu makan malam siap, dan kita makan bersama" seperti biasa, keluarga Jeon selalu menyambutnya ramah.
"baiklah" Taehyung menyahut singkat dan beranjak duduk pada salah satu sofa disana.
.
.
"Hyung! Ayo kita menonton film. Aku baru membeli film baru saat berada di Busan" Jungkook berseru semangat. Taehyung hanya tersenyum sembari mengusak surai Jungkook.
Setelah makan malam tadi, Taehyung memutuskan untuk mengobrol sebentar dengan Jungkook. Ia masih ingin berlama-lama dengan bocah kelincinya itu.
"Boleh. Kita menonton dimana?"
"dikamarku saja. Appa sedang mengerjakan pekerjaan kantor yang ditinggal beberapa hari, aku tidak ingin suara TV mengganggunya jika menonton di ruang keluarga"
"baiklah. Kajja" Taehyung menarik tangan Jungkook menuju kamar bocah itu yang sudah sangat Ia hafal tempatnya.
Sesampainya dikamar, Taehyung segera duduk di atas ranjang sementara Jungkook menyalakan film yang hendak mereka tonton.
"Kook. Kemarilah" Taehyung menggerakkan tangannya, memberi gesture kepada Jungkook untuk menghampirinya. Bocah itu hanya mengangguk dan berjalan menghampiri Taehyung.
"duduk disini" Taehyung menepuk kasur kosong didepannya.
"nde?" Jungkook memiringkan kepalanya bingung membuat Taehyung gemas dan menariknya untuk duduk dihadapannya.
"filmya akan segera dimulai" Taehyung menunjuk layar TV yang berada dihadapan mereka menggunakan dagunya membuat Jungkook yang tengah menatapnya dengan dahi mengernyit mengalihkan pandangannya.
Taehyung menarik badan Jungkook untuk setengah berbaring padanya ketika film bergenre horror itu dimulai. Tangannya perlahan mengambil sebuah bantal dan menempatkan di depan dada Jungkook, bocah itu mendongak sedikit kearah Taehyung kemudian tersenyum dan memeluk bantal itu. lalu setelahnya Taehyung membawa tangannya untuk memeluk pinggang Jungkook.
"kau suka film horror?" Taehyung bertanya.
Jungkook mengangguk semangat "cerita-cerita film horror membuat penasaran"
Taehyung tersenyum sembari mengusap lembut rambut Jungkook. Memperhatikan raut serius bocah itu yang tengah memperhatikan adengan ntah apa yang ditayangkan didepan sana.
"kau tidak takut?" Taehyung bertanya lagi dan Jungkook menggeleng keras.
"tidak. Ini justru menyenangkan" jawab Jungkook masih terfokus dengan tayangan didepannya. Sementara Taehyung terus memperhatikan wajah serius Jungkook. Menikmati bagaimana getaran anomali dalam dadanya memberikan irama menyenangkan tiap kali berdekatan dengan pemuda yang tengah didekapnya sekarang.
Oh. Astaga Kim Taehyung sudah sangat mencintai Jeon Jungkook.
"Kookie. Dua minggu yang lalu, sebenarnya Yoongi Hyung ingin mengajakmu ke taman hiburan"
"benarkah Hyung?" kini Jungkook mendongak menatap Taehyung dengan wajah berbinar.
Taehyung terkikik gemas, menggesekkan hidungnya dengan hidung mancung Jungkook.
"iya. Tadi aku meneleponnya dan mengatakan bahwa kau sudah berada di Seoul. Dia bilang ingin mengajakmu kesana besok. Kau mau?"
Jungkook terlihat berpikir sejenak sebelum kemudian mengangguk semangat. "baiklah. Apa Heoseok Hyung dan Jimin Hyung juga akan ikut?" semenjak dekat dengan Taehyung, Jungkook juga menjadi dekat dengan teman-teman Taehyung. Begitupun sebaliknya.
"tentu saja. Mereka semua sangat mengkhawatirkanmu karena tiba-tiba menghilang. Dan katanya besok mereka akan ikut jalan-jalan untuk melepas rindu padamu"
Jungkook tertawa kecil "hihi aku juga merindukan mereka Hyung. Besok kita semua akan jalan-jalan"
"Hmm.. dan aku ingin mengatakan sesuatu padamu besok" gumam Taehyung kini memainkan telinga Jungkook.
"kau ingin mengatakan apa Hyung?"
'Aku mencintaimu'
"ku bilang akan mengatakan besok. Bukan hari ini"
Jungkook mengerucutkan bibirnya "apa bedanya besok dan hari ini?"
Taehyung terkekeh dan mencubit bibir mengerucut itu singkat "aku belum siap untuk mengatakannya hari ini"
"terserahlah" acuh Jungkook kemudian kembali terfokus pada layar dihadapannya.
.
.
"whoaaaa"
"apa ini layak disebut rumah?"
Heoseok dan Jimin berseru heboh ketika mereka tiba didepan rumah keluarga Jeon. Taehyung hanya menggeleng sementara Yoongi menatap malas kearah mereka berdua.
Yoongi sebenarnya juga sama tercengangnya Taehyung juga saat diawal mengunjungi rumah itu. Untuk kelas menengah seperti mereka, rumah keluarga Jeon memang terlalu mencengangkan Tapi reaksi yang dibuat Heoseok dan Jimin terlalu berlebihan menurut mereka. Dasar pembuat heboh.
"eoh. Taehyung-ah kalian sudah tiba?"
Kegiatan mengagumi Heoseok dan Jimin terhenti oleh sebuah suara tegas yang berasal dari pintu rumah itu yang baru saja terbuka, menampakkan pria paruh baya dengan bahu yang lebar tengah tersenyum ramah pada mereka.
"selamat pagi ahjussi" sapa Taehyung sembari membungkuk sopan, diikuti tiga orang lainnya.
"tidak perlu sungkan. Masuklah. Jungkook sudah menunggu kalian. Ahh anak itu semangat sekali" Tn. Jeon berucap sembari berjalan masuk diikuti empat pemuda lainnya.
"Hyuuung. Hyung. Hyung Hyung" Jungkook berseru senang memeluk satu persatu keempat pemuda itu.
"Jungkookie. Biarkan Hyungdeulmu duduk dulu" Ny. Jeon berkata lembut. Mengalihkan pandangannya dari majalah fashion yang tengah dibaca kearah keempat pemuda itu.
"selamat pagi Taehyung dan teman-temannya..."
"Yoongi inmida" Yoongi menunduk sopan
"Heoseok inmida" Heoseok melakukan hal yang sama sembari tersenyum lebar.
"Jimin inmida" Jimin juga melakukan hal yang sama sembari tersenyum membuat kedua matanya menghilang.
"kalian semua tampan dan imut" Ny. Jeon tetawa lembut. "duduklah" pintanya yang langsung diikuti oleh keempatnya.
"terima kasih Nyonya" seru Yoongi, Heoseok dan Jimin bersamaan.
"astaga jangan terlalu sungkan begitu. Kalian teman Taehyung berarti teman Jungkook juga. Panggil ahjumma saja"
"Nde ahjumma"
"kalian sudah sarapan?" kali ini Tn. Jeon yang bertanya.
"Sudah/Belum" Taehyung dan Yoongi mendelik bersamaan kearah Heoseok dan Jimin sementara kedua pemuda itu hanya memberikan senyuman terbaiknya kearah .
"kalau begitu mari kita sarapan dulu" Ny. Jeon kembali bersuara, mengajak mereka keruang makan yang sudah dihuni oleh Seokjin dan Namjoon. Heoseok dan Jimin tersenyum senang dari sementara Yoongi dan Taehyung mencoba menahan malu. Kemudian mereka semua sarapan bersama.
.
.
"Hyuuuuuuung Lotte word" Jungkook memekik senang sembari berlari-lari kecil memasuki area taman hiburan itu diikuti oleh yang lainnya yang tersenyum melihat tingkah menggemaskan Jungkook.
Mereka terlebih dahulu memasuki bagian Indoor dan Jungkook langsung merengek meminta menaiki komedi putar sementara yang lainnya hanya menurut saja.
"Kookie kau tidak boleh naik sendiri ne? Nanti kau pusing" Taehyung menaikkan alisnya bingung ketika mendengar suara lembut Seokjin yang terdengar seperti membujuk adiknya.
"tapi Hyung, ini hanya komedi putar. Aku bukan bayi yang harus ditemani Hyung. Aku akan baik-baik saja" Jung kook berujar. Suara terdeng ar sedikit tak terima.
"aku tau, tapi tetap saja. Kau bisa tiba-tiba pusing diatas sana Kookie"
"kita semua memang akan ikut bermain Hyung. memangnya kau tidak?" Taehyung akhirnya bertanya.
"aku ikut. Tapi maksudku Jungkook tidak boleh naik keatas Kuda itu sendirian"
"jadi Hyung akan naik diatas kuda itu bersama Jungkook?" Taehyung bertanya lagi yang dibalas anggukan oleh Seokjin. Ia melirik kearah Jungkook yang sudah menunduk dengan bibir yang dikerucutkan. Sepertinya Jungkook tidak begitu senang.
"Uhmmm Hyung mungkin Jungkook tidak akan nyaman jika seperti itu" Taehyung berbisik hati-hati.
"Seokjin memang protektif seperti ini Tae. Ia harus menjaga Jungkook" Taehyung merasakan tepukan Namjoon pada bahunya. Pemuda itu kembali melirik kearah Jungkook yang kini sedang memainkan ujung sweaternya. Rautnya terlihat begitu sedih, dan Taehyung tidak suka itu,
"kalau begitu, aku saja yang menemaninya Hyung. Aku akan menjaganya" mungkin jika bersamanya Jungkook tidak akan merasa seperti bayi yang dijaga ibunya.
"benarkah?"
"tentu. Kookie apa kau keberatan jika Hyung yang menemanimu?" Jungkook terlihat berpikir sejenak kemudian menggeleng.
"baiklah kalau begitu ayo kita naik. Aku sudah tidak sabar" Jimin yang dari tadi hanya menyaksikan percakapan itu berujar antusias. Matanya menyipit lucu ketika pemuda itu tersenyum riang kemudian melompat-lompat kecil menuju penjaga karcis diwahana itu disusul yang lainnya.
Mereka bertujuh menaiki wahana komedi putar itu masing-masing sementara Taehyung dan Jungkook duduk dikuda yang sama. Jungkook tak henti-hentinya tersenyum senang, menggoyang-goyangkan kakinya seperti anak kecil membuat Taehyung sedikit kewalahan menjaga agar Jungkook tidak terjatuh dari sana.
Setelah mencoba wahana komedi putar, mereka mencoba lagi beberapa wahana lain yang berada diarea Indoor taman hiburan itu seperti ice skating, memasuki underland, fantasy forest dan folk museum dan selama itu, Taehyung tidak pernah berada pada jarak kurang dari lima meter dari Jungkook.
"Hyuuuung ayo kita coba wahana yang ada di outdoor" Jungkook kembali merengek ketika mereka baru saja keluar dari folk museum.
"apa kau tidak lelah?" Taehyung bertanya lembuat, menghapus keringat yang berada dipelipis Jungkook. sementara bocah itu hanya menggeleng sembari menunjukkan gigi kelincinya yang menggemaskan.
"baiklah. Kita kearea outdoor" gumam Taehyung membuat Jungkook melompat senang dan refleks mengapit tangan Taehyung.
"Hummm Hyungdeul kalian belum lelah kan? Kite ke area outdoor. Kookie ingin kesana" Taehyung menatap satu persatu pemuda yang ada disana, meminta pendapat.
"kita kesini memang untuk dia kan?" – Yoongi
"aku tidak lelah sama sekali. Tapi apa kau yakin belum lelah Kookie? – Seokjin
"aku ikut saja" – Namjoon
"aku juga. Kita kesini untuk menemani Jungkook bermainkan?" – Heseok
"kalau begitu tidak ada seorangpun yang merasa lelah disini" – Jimin.
"baiklah kalau begitu, sebaiknya kita kesana sekarang. Kau yakin belum lelah kan Kookie?" Ujar Taehyung.
"aku belum lelah Hyung. Kau tidak lihat? Aku yang paling bersemangat disini" jawab Jungkook.
.
.
"Hyuuuuung"
"hahahah ternyata kalian berdua sangat penakut"
Keempat pemuda itu, plus seorang bocah kelinci kini tengah terbahak melihat raut kedua teman mereka yang memucat. Sesaat setelah mereka memasuki area outdoor, meskipun musim dingin masih berlangusng tapi masih banyak wahana yang dibuka ditengah guyuran salju dan Jungkook terus mencoba wahana ekstrim mulai dari swing tree, spin ride, roller coaster, comet express hingga bunge drop, membuat Jimin dan Heoseok mati-matian menahan mual dan muntah sebab apapun yang dinaiki oleh Jungkook akan mereka naiki juga.
"Hyung ayo kita kesana" dan sekarang Jungkook menunjuk ghost house membuat Heoseok yang anti-horor membulatkan matanya ngeri.
"Kookie Hyung takut hantu" Heoseok memekik.
"ahhh Kookie aku sudah tidak sanggup Jinjah" Jimin berujar lemah, menyandarkan dirinya disebuah kursi taman.
Raut wajah Jungkook yang tadi berbinar seketika meredup, Ia menurunkan tangannya yang menunjuk wahana itu secara perlahan. "jadi kita tidak akan kesana?"
"Hyungdeulmu sudah lelah Kookie, kita pulang saja ne?" bujuk Seokjin namun Jungkook malah menundukkan wajahnya.
Taehyung menghembuskan nafasnya. "Kookie kau sangat ingin kesana?" Jungkook mengangguk
"Hyungdeul sudah lelah. Apa kau tidak lelah?"
"ani. Jimin Hyung terlalu takut ketinggian dan Heosoek Hyung terlalu takut hantu. Aku tidak takut apapun"
Taehyung mengusap puncuk kepala Jungkook
"Hyung baigaimana? Jungkook masih ingin kesana" Taehyung berujar kearah Seokjin. Pemuda itu terlihat menghembuskan nafasnya sembari melirik kearah Heoseok dan Jimin yang nampak kelelahan.
"Heseok dan Jimin nampak lelah Tae. Aku tidak enak pada mereka"
"bagaimana kalau aku saja yang menemani Kookie?"
"tapi..."
"aku berjanji akan menjaganya Hyung"
"baiklaha kalau begitu. Aku mohon setelah Jungkook memasuki wahana itu, kalian harus segera kembali kesini. Aku akan menemani Heoseok dan Jimin dulu disini.
"baiklah"
"Namjoon Hyung, Yoongi Hyung. Kalian mau ikut kami?" Taehyung berujar kerah Namjoon dan Yoongi.
"tidak, aku akan mencari makanan dulu, untuk Jimin dan Heoseok muntah banyak tadi, mereka butuh makan. Kalian semua pasti lapar juga kan?" Namjon berujar dibalas anggukan yang lainnya.
"bagaimana denganmu Yoongi Hyung?" Taehyung bertanya kearah Yoongi yang berdiri tepat disampingnya.
"aku juga tidak. Aku akan menemani Seokjin menjaga dua perucuh ini. Kau temanilah Jungkook. lagipula kau butuh privasy untuk berbicara dengannya Tae" Yoongi berbisik diakhir kalimatnya membuat Taehyung terkaget. Bagiamana Ia bisa melupakannya.
"baiklah kalau begitu. Aku yang akan menemani Jungkook ke ghost house" gumam Taehyung. "nah Kookie aku akan menemanimu tapi setelah ini kita istrirahat yah?" Taehyung berujar kearah Jungkook yang dibalas anggukan semangat oleh bocah itu, kemudian Ia menarik tangan Jungkook menuju arena ghost house.
"Kookie kenapa tanganmu dingin sekali? Apa kau takut? Taehyung berujar diantara remang cahaya wahana itu, merasakan telapak Jungkook yang sedari tadi digenggamnya itu nampak dingin.
"tidak hyung. Kau pikir aku sama dengan Heseok Hyung?" Taehyung memutar bola mata malas. Namun tetap mempererat genggamannya mencoba memberikan kehangatan pada Jungkook melalui genggaman itu.
Mereka berdua semakin jauh memasuki wahana-wahana itu. Tidak banyak percakapan yang terjadi diantara keduanya, entahlah Taehyung tiba-tiba merasa canggung padahal ini adalah kesempatannya untuk mengungkapkan perasaanya.
Yah perasaanya
Rasa nyamannya rasa sukanya, rasa sayangannya dan rasa cintanya untuk Jeon Jungkook.
Kim Taehyung mencintai Jeon Jungkook.
Sangat!
"Jung-"
"akhh"
"Jungkook kau kenapa?"
"tidak Hyung. aku hanya kaget hantu itu tiba-tiba muncul"
"Jungkook kau ingat kemarin Hyung bilang ingin mengatakan sesuatu padamu?"
"ah iya. Aku hampir lupa. Apa Hyung akan mengatakannya sekarang?" Taehyung merasakan Jungkook mengeratkan genggamannya sementara tangannya terasa berkeringat.
"Jungkook kau baik-baik saja kan?"
"aku baik-baik saja hyung. Hyung hanya ingin mengatakan itu?"
"tidak, ada hal lain. Tapi nanti saja setelah kita keluar dari sini. Disini terlalu bising"
"hmmm baiklah"
Setelah itu, mereka kembali melanjutkan meneusuri wahana itu. Tidak banyak percakapan yang terjadi. Jungkook tidak banyak mengeluh hanya sekali-kali tersentak kaget ketika hantu dalam wahana itu muncul dengan tiba-tiba, pun dengan Taehyung yang memang tidak takut hantu juga akan sekali-kali terkaget. Hingga mereka keluar dari wahana itu, barulah Taehyung membulatkan matanya kaget dan jantungnya terasa melompat keluar kala melihat wajah Jungkook yang memucat dan badannya penuh keringat.
"astaga Kookie, apa kau setakut itu berada didalam sana?" Taehyung berujar panik menangkup kedua pipi Jungkook.
"tidak Hyung. Sudah kubilang. Aku tidak takut hantu"
"lalu kenapa kau pucat sekeli Kookie?" Taehyung semakin panik kala merasa pipi yang berada dalam telapak tangannya terasa dingin.
"sudah kubilangkan? Aku baik-baik saja"
"kalau begitu aku ambilkan kau minum dulu eoh?" Taehyung hendak melepaskan tangannya dari pipi Jungkook namun pergerakannya ditahan oleh Jungkook.
"aku tidak haus Hyung"
"tapi kau sangat pucat Kookie. Kalau begitu. Sebaiknya kita cepat ketempat Hyungdeul mereka masih menunggu disana" Taehyung melihat kearah teman-temannya yang berada sedikit jauh dari sana namun masih bisa ditangkap penglihatannya.
Jungkook menggeleng. Masih memegang tangan Taehyung yang berada dipipnya. "kau bilang ingin mengatakan sesuatu padaku Hyung. Katakan dulu. Baru kita menemui Hyungdeul"
Taehyung terhenyak menyelami bola mata yang kini menatapnya dalam. Ia menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Ia mengikis jarak sempit diantara mereka berdua, mendekatkan wajahnya kemudian menempelkan bibirnya dengan bibir Jungkook. memandang bola mata indah yang masih menatapnya itu sembari menggerakkan bibirnya perlahan, menyesap bibir yang selalu terasa manis baginya. Hingga beberapa lama Taehyung melepaskan pagutannya.
"J-Jungkook a-aku...
Belum sempat Taehyung menyelesaikan ucapannya, badannya tiba-tiba seperti terkena pukulan keras yang membuatnya terdiam dengan badan gemetar, Respirasinya sesak dan bola matanya membulat kaget. Ia seakan lupa bernafas sebelum akhirnya Ia kembali menguasai dirinya dan menyeruakkan suaranya yang bergetar lirih.
"JUNGKOOK!"
.
To Be Continued
.
.
Akhirnyaaaa ak bsa lanjutin FF ini juga… masih ada yang nungguin kah? Maaf yah Cahpter 9 baru Update masih banyak yang harus di urusin di dunia nyata,, semoga pada suka..
Dan mohon maklum dengan isi yang makin amburadul dan segala kesalahan dalam penulisan yang gak sesuai dengan EBI.. maklum ak bukan jurusan bahasa, jadi yaaah penulisannya ala kadarnya...
Pokoknya selalu berterima kasih bagi yang sudah mau membaca, mem-follow, mem-favorite, Dan terutama yang me-Review FF ini.. yang selalu nungguin ff ini gomawoo
Semua FF saya mungkin akan super slow(?) update.. Maaf gak bisa balas review… Review kalian di chap sebelumnya bener2 bikin ak senyum2 sendiri.. banyak banget spekulasi2 yg mncul.. tapi ada yg sempat nanya ak kelas berapa? Fyi… ak udah gk sekolah.. maksudnya ak udah lulus…
Oh iya, ak butuh saran.. di 1 atau 2 chap selanjutnya bakal di ungkapin tentang Jungkook yang selama ini bikin reader-nim penasaran,, sebaiknya adegannya di bikin flashback atau di tulis dalam bentuk buku harian?
Last...
SIDERS-NIIIIIIIM REVIEW PLEASE?
FF ini banyak viewersnya tapi reviewnya nyesekin... :( :(