"Ayo cepat pak. Hiks hiks." ucap Hinata.
Dan taxi itupun langsung melesat menuju kerumah sakit.
Ciit
Taxinya berhenti didepan rumah sakit.
Cklek.
"Pak tolong, bantu angkat." ucap Hinata.
Lalu datang beberapa petugas rumah sakit yang langsung dengan sigap mengangkat tubuh Naruto. Dan juga ada salah seorang perawat yang menuntun Hinata untuk diobati juga.
"tolong selamatkan dia dokter." ucap Hinata.
"Kami akan berusaha." ucap salah seorang dokter yang ada disana.
Lalu Naruto dibawa keruang operasi. sementara Hinata dibawa keruang perawatan untuk menjahit lukanya.
"Tahan ya mbak, agak sakit." ucap seorang dokter lalu menyuntik daerah luka Hinata.
"Ugh." rintih Hinata.
Setelah beberapa saat dokter itupun mulai menjahit luka ditangan Hinata.
Skip time.
Setelah selesai mendapat perawatan Hinata langsung menuju keruang dimana Naruto masih ditangani. dan tidak lama Seorang dokter keluar lalu disusul Naruto yang dibawa keruang perawatan, lalu Hinata mengikuti dari belakang.
Setelah dibawa keruang perawatan lalu Hinata bertanya kepada seorang dokter.
"Bagaimana keadaanya dok.?"
"apa anda anggota keluarga dari saudara Uzumaki Naruto." tanya dokter.
"Iya, benar dok. bagaimana keadaannya.?"
"Begini, luka tusuk dibagian dada kirinya cukup dalam, sangat beruntung tidak mengenai jantungnya sehingga kondisinya masih baik baik saja. . .
"Syukurlah. . . " ucap Hinata lega.
"Tapi, , dia kehilangan banyak sekali darah, dan harus segera dilakukan ditransfusi darah." ucap dokter.
"apa.?." ucap Hinata.
"Segera akan kami lakukan tes golongan darah untuk melakukan transfusi segera. permisi." ucap dokter.
Lalu Hinatapun masuk keruang dimana Naruto dirawat.
"Dasar bodoh, apa yang sebenarnya kau fikirkan. Kau hampir saja mati bodoh." ucap Hinata lalu air mata mulai menetes dan mulai terisak.
Hinata lalu duduk disamping tempat Naruto terbaring.
Cklek.
Hinata menoleh.
"maaf, bisa bicara sebentar." ucap seorang dokter.
Lalu Hinata bangkit dan menyusul dokter itu diluar.
"ada apa dok.?"
"Begini, golongan darah saudara Uzumaki adalah O dan saat ini stok darah Golongan O sedang kosong jadi kita memerlukan seorang donor segera untuk menyelamatkan saudara Uzumaki."
"a. . . apa, golongan darahku AB apa bisa dok.?"
"maaf, darah O hanya bisa diberi darah O, tidak seperti yang lain."
"Golongan darah saya O dok dan saya bersedia menjadi pendonor." ucap salah seorang wanita dibelakang dokter itu.
"Kaguya.?" gumam Hinata.
"Baiklah kalau begitu silahkan ikut saya."
Setelah melakukan pengambilan darah Kaguya lalu menuju keruangan Naruto dan disana ada Hinata.
"Terima kasih.." ucap Hinata.
Sementara kaguya hanya tersenyum.
Cklek
Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang dokter sedang membawa kantong darah.
"Permisi, saya akan memasang transfusi darah pada pasien." ucap dokter.
"Oh... Silahkan dokter." ucap kaguya.
Setelah memasangnya pada Naruto dokter itupun memberitahu sesuatu kepada Hinata dan Kaguya.
"Maaf, sepertinya saudara Uzumaki mengonsumsi obat terlarang berjenis amfetamin. Dari dalam darahnya terdapat zat zat tersebut. Zat ini dapat menimbulkan efek halusinasi pada penggunanya." ucap sang dokter.
Dan sontak saja semua yang ada disana sangat kaget, terutama Kaguya.
"Jadi Naruto mengonsumsi barang haram seperti itu. Pantas saja dia menjadi aneh dan liar tadi." ucap Hinata sedih.
"Aku tidak percaya ini." ucap kaguya.
"Kalau begitu saya permisi dulu." ucap dokter lalu keluar.
"Kenapa kau melakukan hal semacam ini Naruto." ucap Hinata sambil menangis.
"Hinata...
Sementara orang yang dipanggil masih saja menangis.
...apa sebenarnya hubunganmu dengan Naruto.?" tanya kaguya.
"Hiks hiks aku bukanlah siapa siapa Naruto. Aku bahkan bukan temanya. Aku bahkan yang menyebabkan semua ini terjadi padanya. Huhuhu." ucap Hinata dengan tangis semakin menjadi.
Sementara kaguya yang melihat itupun tampak iba dan memeluk Hinata.
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri Hinata." ucap Kaguya menenangkan.
~~~~Fate~~~~
Perlahan jemari Naruto mulai bergerak dan disusul kelopak matanya juga ikut terbuka secara perlahan. Naruto menoleh kesamping dan melihat Hinata yang sedang tertidur menunggunya dengan menggenggam tangannya.
"Apa yang terjadi padaku." ucap Naruto lemah.
"Kenapa aku ada disini."
Sementara Hinata yang mendengar suara dan gerakan Naruto pun akhirnya terbangun.
"Ah, kau sudah bangun. Aku akan panggilkan dokter." ucap Hinata.
"Apa yang terjadi padaku.?" tanya Naruto lemah.
Sementara Hinata hanya tersenyum.
"Kau istirahat saja." ucap hinata lalu keluar memanggil dokter.
Setelah Naruto diperiksa Naruto lalu bertanya kepada Hinata.
"Apa yang terjadi Hinata.? Kenapa aku ada disini.?"
"Apa kau tidak ingat apa yang telah kau lakukan Naruto.?" tanya Hinata.
"Aku... Hanya ingat kalau kau dan kaguya sedang ada dirumah dan setelah itu aku tidak ingat apapun..." ucap Naruto lemah.
"Naruto, apa kau minum obat obatan terlarang.?"
Naruto terbelalak,
"Ja..jadi...
"Kata dokter kau terdeteksi mengonsumsi obat terlarang." ucap Hinata sedih.
"Cih sialan, mereka menjebakku." umpat Naruto kesal dan mencoba bangun.
Arrgh
Naruto tampak kesakitan.
"Jangan banyak bergerak dulu." ucap Hinata.
"Kenap kau peduli denganku.?" tanya Naruto disela kesakitannya.
"Tidak ada...tidak ada alasan." ucap Hinata.
"Sebaiknya kau segera pergi dari sini kalau kau tidak mau berurusan dengan badan Narkotika."
Naruto berucap pelan dan memejamkan matanya. Sementara Hinata hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya tak bersuara.
"Naruto...
Ucapan hinata memebuat Naruto membuka matanya dan menatap Hinata.
"Maaf... Maafkan aku...
"Dasar bodoh... Apa yang sedang kau bicarakan. Aku menyuruhmu untuk pergi. Sebentar lagi pasti kepolisian akan datang untuk menangkapku. Dan aku tidak ingin kau terlibat."
"Tapi aku...
Belum sempat Hinata menyelesaikan ucapanya dia dibuat terdiam karena Naruto tengah tersenyum kearahnya, bukan senyum menyedihkan seperti biasanya melainkan senyum tulus yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Terima kasih telah menyelamatkanku. Dan juga aku sangat menyesal telah melakukan ini. Terlebih aku telah melukaimu. Aku sangat minta maaf, Hinata."
Dan ucapan Naruto tersebut mampu membuat jantung Hinata seakan berhenti berdetak untuk sesaat.
"Na..ruto...
"Pergilah, jangan pernah menemuiku lagi... Aku bukan orang yang pantas untuk ditolong maupun dikasihani... Aku hanyalah orang kotor yang hanya akan menyeretmu kelubang masalah."
"Tapi aku ingin...
"Percayalah padaku Hinata."
Perlahan air mata terjatuh dari pipi putih Hinata dan perlahan dia mulai berbalik kearah pintu dan keluar. Setelah keluar Hinatapun berlari dengan tangisan yang kembali pecah dia melewati orang orang dirumah sakit menuju keluar.
Setelah sampai diluar hinata terjatuh dan menangis lebih keras.
"Hiks hiks kenapa dengan diriku, kenapa hatiku terasa diremas mendengar ucapannya." gumam Hinata.
Cukup lama Hinata menangis setelah cukup reda Hinata mulai berdiri dan menelpon Neji untuk menjemputnya.
#Change Scene#
"Ini sangat ironis, saat aku bisa lebih dekat dengan perempuan yang aku sukai sejak SMP walaupun dengan cara yang kejam tapi akhirnya aku bisa setidaknya mengobrol dengannya. Tapi semua berakhir begitu saja. Takdir memang tengah memainkan hidupku. Pertama ibu kedua Hinata mungkin ketiga adalah nyawaku." Gumam Naruto dengan Senyum miris meratapi Nasibnya.
Tap
Tap
Tap
Cklek
"Uzumaki Naruto." interupsi seorang bertubuh kekar berjaket kulit warna hitam dan diikuti tiga orang berjas yang terlihat sedang menatap Naruto serius.
Orang kekar berjaket hitam tadi lalu mendekatiku dan menanyaiku.
"Bagaimana keadaanmu.? Apa kau bisa kami mintai keterangan. Namaku ibiki dan Kami dari kepolisian."
Sambil menunjukkan tanda kepolisiannya.
"Apa kalian akan menangkapku.?"
"Kalau kau memberikan keterangan secara mudah kau mungkin akan mendapat sedikit ampunan, tapi kalau kau tidak kooperatif mungkin sengatan listrik tegangan tinggi akan menunggumu." ucapnya Santai.
~~~~~~~~1 bulan kemudian~~~~~~~~
Naruto berada di ruang introgasi dikepolisian jepang. ada Ibiki yang sedang duduk didepan Naruto dengan ekspresi sangar sedangkan Naruto hanya duduk biasa dengan tatapan kosong.
"jadi kau mendapatkannya dari internet. Tapi, sayangnya kami telah memblock semua situs toko gelap dengan tingkat keamanan tinggi jadi pasti ada penjelasan dari ini semua."
Ibiki mengatakannya dengan tegas. Naruto terdiam cukup lama sampai akhirnya mulai bicara.
"VPN"
Naruto menjawabnya dengan singkat.
"jangan berfikir Anggota cyber tidak mengantisipasi hal itu."
"Mikrotik. . . . . dengan sedikit sentuhan. Situs apapun yang terblok oleh cyber akan tetap bisa terbuka."
Jawab Naruto datar.
"Lalu, apa hubunganmu dengan mereka."
"Tidak ada. Aku hanya pembeli."
"Jangan Bohong."
"Untuk apa mengikuti hal yang tidak berguna, aku hanya perlu ritalin dan mereka memberikanya itu saja."
"Begitu kah.?, katamu kau hanya perlu ritalin. Untuk apa.?"
"Aku butuh banyak uang untuk hidup. Tenagaku terbatas jadi aku mencoba memotong batasan itu dengan ritalin."
"Kalau benar begitu katamu, apa yang ada didalam tubuhmu bukan hanya ritalin tapi juga zat amfetamin. Bisa jelaskan itu."
Ucap Ibiki sambil menyodorkan hasil pemeriksaan rumah sakit.
Naruto terdiam cukup lama.
"Aku... Dijebak."
#Rutan remaja Tokyo
Sebuah mobil hitam memasuki wilayah tahanan remaja di pinggiran kota tokyo. Wilayah ini cukup terisolasi dari penduduk sekitar 5 km dari area penduduk. Mobil hitam itu terus masuk kedalam dan berhenti tepat di lapangan.
Cklek
Seorang berjas hitam keluar diisusul seorang pemuda berambut pirang yang di borgol dan di pegang oleh seorang dari mereka.
Tap
Tap
Mereka masuk kedalam dan menuju keruang kantor diikuti salah seorang penjaga.
Cklek
"Ah... Ibiki-san silahkan duduk." ucap kepala rutan dengan perawakan kulit hitam rambut putih pendek.
"Aku membawa seorang tahanan. Kasus konsumsi Narkotika. Kuharap bisa direhabilitasi disini dan juga diajarkan kedisiplinan."
Kepala rutan itu tersenyum (ah lebih tepatnya menyeringai.)
"Itu sudah menjadi tanggung jawab kami, tunjukkan tempatnya." perintah kepala rutan pada penjaga yang mengantar tadi.
"Ha'i."
Lalu ibiki membuka borgol Naruto dan digiring menuju tempat mess Naruto tinggal.
Setelah itu Naruto dan penjaga tadi keluar.
"Baiklah. aku kembali ke markas pusat. Kuserahkan dia padamu darui" ucap
"Dimengerti."
Setelah itu ibiki melangkah keluar.
Tap
Cklek
"Disini kau akan tinggal di kamar no 20, tempat tidur urutan ke 5 bawah." ucap penjag tadi
Model dari ruangannya adalah sebuah ruanga dengan 5 tempat tidur bertingkat.
Sementara Naruto hanya menatapnya datar.
Pluk
Penjaga tadi melemparkan baju tahanan kearah Naruto.
"Pakai itu dan ikut bekerja di luar, cepat." perintah penjaga tadi dengan bentakan keras.
Naruto tidak menjawab dan hanya mengambil pakaian tadi dan memakainya.
##diluar.
Naruto berjalan keluar menuju tempat penggalian tanah, banyak para tahanan berada disana sedang menggali tanah dengan scop.
Sementara 3 orang penjaga berada diatas dozer.
"Hey, ayo bekerja yang lebih keras dasar pemalas. Bisanya cuma makan." bentak seorang penjaga yang berada diatas dozer.
Sementara Naruto yang baru saja sampai disana hanya diam melihat.
Dan sebuah rotan mengenai punnggung Naruto dengan keras hingga membuat Naruto tersungkur dan kelimpungan merasakan panas plus sakit di punggungnya.
"Hey babi, kau pikir siapa dirimu...? Jendral, presiden... Enak banget cuma lihat gitu aja." bentak seorang berambut hitam pendek berkulit putih bernama D.
Diperlakukan seperti itu membuat Naruto menatapnya nyalang.
"Apa.? Mau ngelawan, ayo sini." bentaknya lalu menendang tubuh Naruto.
Buagh
"Apa.? Mau jadi preman disini. Ahhh yaya."
D mendekati Naruto dan menjambak rambut Naruto yang sudah lumayan panjang.
"Hoy sakon, ambilkan gunting. Aku akan merapikan rambut anak ini."
Naruto mencengkram tangan D.
"Apa yang kau lakukan sialan. Kau mau melawan.? Ha."
Bugh
D menendangi tubuh Naruto. Dan para tahanan lain yang melihat keributan mulai menonton.
"Hoy ini guntingnya."
Ucap sakon lalu melemparkannya kepada D.
D menatap sekeliling.
"Apa yang kalian lihat, cepat kembali bekerja." bentak D.
D menyiapkan gunting ditangannya dan mulai memotongi rambut Naruto dengan asal asalan.
"Tidak ada kata rambut panjang disini. Yang ada hanya botak."
Ucap D sambil terus mencukur habis rambut Naruto.
Sementara Naruto mengepalkan tangannya erat. Menahan amarah yang sangat memuncak.
"Hahahaha... Kau terlihat lebih gagah kalau pelontos begini. Sekarang cepat ambil scop dan ikut bekerja." bentaknya pada Naruto.
Sementara Naruto berjalan menuju lubang galian sambil menatap D dengan tatapan tajam untuk sesaat.
"Ayo jangan malas, kerja yang keras."
#jam makan siang
Para tahanan lain sedang berjejer mengantri jatah makanan. Naruto menyodorkan tempat makannya dan diberikan secentong Nasi dan secentong sup dan juga segelas air.
Naruto duduk dibangku yang ada disana. Dan memakan makanannya dengan tenang.
"Hey, kau anak baru.?" tanya seorang pemuda berambut hitam pendek hampir plontos.
Naruto hanya diam dan meneruskan makanya.
"Haah, sepertinya kau orang yang pendiam ya."
Ucapnya lalu duduk disamping Naruto.
"Namaku Yagura, bagaimana denganmu.?"
Naruto memasukkan sesendok Nasi kemulutnya dan mengunyahnya pelan, dan menelanya.
"Naruto..."
"Ah Naruto ya, kau terkena kasus apa.?"
"Narkotika."
"Wah wah, kau seorang bandar.?"
"Bukan."
"Tidak apa apa, banyak disini yang menyelundupkan Narkoba. Lihat." ucap Yagura menunjuk seorang tahanan yang sedang menatap sekitar waspada dan ada seorang penjaga yang memberikan sebuah bungkusan berupa kain kepadanya.
Naruto menatap itu dengan pandangan datar.
"Lalu, bagaimana denganmu.?"
Tanya Naruto membuat Yagura kebingungan.
"Apa maksudmu.?" tanyanya sambil memasukkan sesendok Nasi kemulutnya.
"Kasusmu."
"Oh itu, aku merampok orang dijalan hahah."
Jawabnya enteng lalu menghaniskan makanannya.
"Aku ingin nambah." ucapnya lalu berdiri dan menuju kearah petugas yang memberi makan tadi.
"Hey aku ingin nambah."
"Sudah tidak ada lagi."
"Oh ayolah, sekali lagi."
"Kubilang sudah habis ya habis. Sana pergi." bentak petugas tadi.
"Dasar...
...
...
.
To be continued..
yo apa kabar gaes nih udah up date... gimana kabar kalian baik ato buruk... ah bodo amat... :v
pertama nih kalo ada kekeliruan mohon dimaafkan Author juga manusia banyak salahnya daripada benernya. terus yang udah mau ngefav fol ataupun review ane ucapin banyak banyak terimaksih.
dan oh ya lagi... buat bang the spirit of lighting...
pair Naruto memang hinata... udah mainstream memang tapiiiiiiiii, jangan salah kita lihat kedepannya bakal kek apa... mueheheh karena gui author yang anti mainstream pffffft :v. oke oke masih ada banyak hal yang tak terduga kedepannya santai aja... :v
buat yang reviuw lanjut ini udah lanjut... yang mau flame gua tabok lu njeerrr :v . ini bukan fic gui yang satunya... :v jadi eta terangkanlah... :v
oke gui author tamvans tiada tara pamit undur diri dulu sekian san sampai jumpa... :) (emot smile coyyy :v)
wasalamu'alaikum