Title : I'm Sorry

Cast : HunHan, pair official EXO. GS for Uke

Genre : Humor, Drama

Chapter : 1-END

Disclaimer : Cast asli itu punya Tuhan, dan atas izin Tuhan juga pheo bisa mengupdate ff ini, typo bertebaran.

.

.

.

Oh Pheonix present

.

.

.

"Sehun, berikan itu padaku!"

"Aniya!"

"Sehuuunnnn.."

Sehun tetap keukeuh menggelengkan kepalanya dan mengangkat paper tugasnya tinggi-tinggi, dan terkutuklah tubuh mungil Luhan yang tidak bisa menggapainya. Bibir gadis itu mengerucut sebal, mendelik tajam kearah Sehun yang malah memasang wajah datarnya.

Salahkan kejadian beberapa bulan lalu dimana Luhan menghancurkan tugas kelompok mereka berdua dengan alasan ingin mempercantik. Heol, Sehun tidak akan percaya lagi.

"Aku tidak akan merusaknya, Sehun! Berikan."

"Tidak!" ujar Sehun tegas, mendorong pelan kening Luhan dengan jari telunjuknya. "Lebih baik kau siapkan bahan presentasinya untuk dihafal, seni ini tidak akan kuberikan padamu."

Luhan merengut, dengan kaki yang sengaja dihentakkan ia berbalik dan melangkah menuju meja belajar Sehun dan membuka laptop. Siap melaksanakan apa yang Sehun perintahkan meski dengan gerutuan-gerutuan aneh.

Sehun tersenyum lebar saat sadar ia menang dari kekasihnya, dengan segera ia meletakkan tugas mereka dengan rapi –dan takkan bisa Luhan jangkau- dan berjalan menuju meja belajar.

Cup!

"Luhannie, fighting!" laki-laki itu mengecup kilat pipi kekasihnya dan mengepalkan tangannya diudara, membuat perempuan didepannya berdesis samar.

"Jauh-jauh sana!"

"Yakin kau ingin jauh dariku?" tanya Sehun menggoda, Luhan kembali mendelik dan menatap tajam lelaki keluarga Oh itu.

"Baiklah, baiklah. Turunlah kebawah jika kau sudah selesai nanti, eomma sudah menyiapkan makan malam." Sehun menyerah, mengangkat kedua tangannya keudara dan menggedikkan bahunya dengan acuh. Namun laki-laki tetap mengecup lembut bibir sang kekasih sebelum akhirnya keluar dari kamar, menyisakan Luhan yang masih mendesis kendati rona merah dikedua pipinya tidak bisa dihindari.

"Ish, dasar Sehun menyebalkan."

.

.

.

"Mana Luhan?" itu adalah pertanyaan pertama dari seorang wanita paruh baya yang melihat anak semata wayangnya menuruni tangga seorang diri.

Sehun menatap sang ibu dengan senyum tipis, "Masih mengerjakan tugas paper kami," jawabnya kalem, "Sebentar lagi juga turun."

Wanita itu, Jaejoong, mengangguk dua kali dan kembali menata makan siang dimeja.

"Eomma," panggil Sehun pelan, lelaki itu telah duduk manis dikursi makan yang biasa ia duduki dan menatap sang ibu.

"Hm?"

"Kemarin appa bilang, aku akan segera dimandat menjadi salah satu pegawai dikantor?"

Jaejoong berhenti menata makan siang mereka dan memfokuskan pandangannya pada Sehun, wanita itu duduk dikursi yang berhadapan dan melipat kedua tangannya diatas meja dengan senyuman lembut.

"Ya, appa juga sudah memberitahu itu pada eomma, lalu kenapa?" tanya Jaejoong halus, Sehun menggeleng pelan.

"Kurasa aku belum siap, eomma.."

"Kenapa?"

Sehun menghela nafas pelan, sekilas melirik pintu kamarnya yang masih tertutup, "Aku masih ingin menikmati waktuku, bersama Luhan dan teman-temanku. Dan aku juga ingin melanjutkan S2-ku, eomma.."

Jaejoong tersenyum lembut dan menggenggam jemari anak lelakinya dengan sayang, "Hanya itu?"

"Bukan itu sebenarnya," ujar Sehun, "Sejujurnya, aku ingin mendapatkan pekerjaan dengan usaha ku sendiri, bukan karena bantuan appa. Meski aku bekerja diperusahaan appa, aku tetap ingin masuk kesana dengan mengikuti tes dan lamaran seperti calon pegawai lain." Jelasnya, sang ibu yang mendengarnya tersenyum lebar.

"Aigoo, Sehunnie sudah besar rupanya, eomma bangga!" pekiknya riang.

Sehun mendelik mendengar jeritan sang ibu bagai fangirl, memutar bola matanya dengan malas dan melihat Luhan keluar dari kamarnya dengan bibir tertekuk.

Sehun tersenyum jahil, "Sudah selesai, sayang?"

Luhan memberikan satu jari tengahnya dan dibalas gelak tawa oleh sepasang ibu-anak disana, mereka tahu Luhan tidak sungguh-sungguh memberikan jari tengahnya itu. Ia hanya sedang kesal.

"Makan dulu, sayang.. Eomma sudah memasak banyak makan siang untuk kita."

"Neee~" jawab Luhan manja, langsung saja ia mengambil tempat disamping Jaejoong.

"Kenapa duduk disana?" tanya Sehun heran, Luhan mendengus.

"Aku tidak mau dekat-dekat denganmu!" semburnya marah, Sehun tertawa. "Jangan tertawa!"

"Iya, iya.. ya ampun, kau marah?"

Luhan memilih mengacuhkan segala ocehan Sehun dan memulai ritual makan siangnya, sementara Jaejoong hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah.

.

.

.

.

Ruang aula didepan pintu utama terasa sesak, beberapa mahasiswa terlihat berlalu-lalang sembari sesekali mengobrol dengan teman-temannya. Bahkan ada yang sengaja membuat sebuah lingkaran hanya untuk bergosip yang terakhir kali.

Begitu juga dengan sebuah lingkaran yang dibentuk oleh Luhan dan teman-temannya, seluruh mahasiswa Daenggu University kompak memakai jubah hitam dengan strip biru dilehernya, topi berbentuk segi lima juga tersemat dikepala mereka.

Hari ini adalah hari dimana mereka semua mendapat gelar sarjana setelah hampir 4 tahun lamanya menimba ilmu, dan penerimaan ijazah serta piagam baru saja selesai dilakukan. Sekarang saatnya sesi pemotretan dengan keluarga masing-masing.

"Luhan!" Baekhyun melambai semangat begitu Luhan menyelesaikan sesinya bersama Heechul dan Hangeng. Sepasang suami istri itu begitu senang mendengar Luhan lulus dengan nilai baik, meski tetap tidak bisa mengalahkan Sehun yang mendapat gelar lulusan terbaik diangkatan mereka.

Luhan menoleh dan melambai penuh antusias, dilihatnya Chanyeol dan Jongin juga sudah menyelesaikan sesi potret keluarga mereka.

"Baba, Mama.. Lulu kesana, ya?"

Hangeng dan Heechul mengangguk dan tersenyum, menatap putri tunggal mereka yang mulai berlari menghampiri teman-temannya.

"Hangeng-ge?"

Hangeng lantas menoleh, dan menemukan Yunho serta Jaejoong menghampiri mereka.

"Oh, selamat atas prestasi Sehun, kalian pasti bangga sekali." Seru Heechul antusias, Jaejoong mengangguk dan memeluk calon besannya dengan hangat.

"Luhan juga lulus dengan nilai bagus, kami ikut bangga."

"Ngomong-ngomong, Sehun kemana?"

Yunho menggedikkan kepalanya kearah dimana Luhan berlari, dan terlihatlah Sehun yang sudah bergabung dengan kawanannya sambil tertawa lepas.

"Oh, iya.. ada yang ingin kami sampaikan.. ini mengenai permintaan Sehun."

"Permintaan Sehun?" Hangeng dan Heechul membeo bersamaan.

"Sehun meminta.."

.

.

Luhan menganga hebat saat melihat lelaki yang selama ini menjadi kekasihnya tersenyum lebar dengan kedua tangan yang merentang, masih dibalut baju toga dan juga berdiri diatas panggung yang tadi digunakan untuk menerima piagam.

Kejadiannya beberapa menit lalu dimana Sehun diminta untuk memberikan sambutan sebagai perwakilan mahasiswa dengan lulusan terbaik, semuanya masih normal saat Sehun mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua staf dosen dan juga teman-teman mereka yang membuat Luhan tersenyum bangga. Namun senyuman itu seketika luntur saat satu kalimat menguar dari bibir tipis Sehun dengan suara lantang.

"Dan saat ini, aku ingin bertanya satu hal pada orang yang selama ini aku cintai," pandangan Sehun memutar kesekeliling ruangan dimana semua pasang mata memperhatikannya dengan seksama. Begitu juga sang kekasih yang masih tersenyum.

"XI LU HAN! MAUKAH KAU MENIKAH DENGANKU?"

Dan runtuhlah dunia Luhan saat itu juga saat mendengar pekikan heboh para penggemar yang berteriak tak rela.

.

.

.

"Tidak kusangka nyalimu sebesar itu, anak muda." Hangeng tersenyum dan menepuk punggung lebar Sehun, terselip rasa bangga bagaimana melihat usaha Sehun melamar Luhan pada acara kelulusan tadi siang dengan iringan jeritan fangirl yang memekakkan telinga.

Sehun tersenyum lebar, "Terima kasih, aboenim."

"Dia itu gila, baba." Suara protesan keluar begitu saja dari bibir mungil Luhan, mendelik kearah Sehun, masih kesal dengan kejadian tadi.

Sehun tertawa, "Tapi kau menerimanya juga, kan?" tanyanya jahil. Luhan menepuk sebelah lengannya yang langsung dihadiahi dekapan erat oleh pria itu.

"Aku menerima mu karena aku malu, dan takut fans mu itu akan mengejarku!" sungutnya sebal. Sehun tertawa dan lebih memilih mengabaikan ocehan Luhan yang teredam dipelukannya, juga mengabaikan bagaimana kedua orang tua mereka melihat pemandangan itu dengan senyum mengembang.

"Dan aku juga tidak menyangka permintaan Sehun itu ingin melamar Luhan, didepan umum pula." Decak Heechul dramatis, "Aigoo, kalian mengalahkan pria-pria tua ini."

"Siapa yang kau sebut pria tua, noona?" tanya Yunho tak terima, Heechul dan Jaejoong hanya tertawa, "Aku masih perkasa, asal kau tahu."

"Sudah, sudah." Jaejoong melerai setelah tawanya mereda, dan beralih menatap pasangan muda yang masih saling bergurau tanpa memperdulikan ocehan orang tua mereka. "Sehunnie, jadi kapan kalian berencana menikah? Tidak ada yang kalian tunggu lagi bukan?"

Sehun menoleh dan menatap ibunya, mengangguk membenarkan, "Mungkin diakhir tahun ini, eomma. Aku ingin mendaftar di universitas untuk melanjutkan S2-ku dulu, baru mempersiapkan pernikahan ka-"

"Oh! Nonono, sayang." Heechul kembali berdecak heboh dan menggoyangkan jari telunjuknya kekanan dan kekiri, "Kami yang akan mempersiapkan pernikahan kalian, kau harus fokus dengan kuliah dan juga pekerjaanmu dikantor Yunho, bukan?"

"Tap-"

"Kalian berdua adalah anak tunggal, eomma dan appa juga ingin ikut terlibat dalam proses pernikahan kalian. Jadi kalian duduk manis saja, oke?"

Luhan dan Sehun menghela nafas hampir berbarengan, dan mengangguk. Membuat cengiran senang terbit hadir diwajah kedua ibu mereka.

"Bagus!"

"Semua dekor dan konsep akan sesuai keinginan Luhan, selama aku bekerja dan ujian masuk universitas, Luhan akan membantu menjadi pengajar di sekolah Taman Kanak-kanak, umma, appa.."

"Oh? Benarkah?" Luhan mengangguk, membenarkan pertanyaan orang tuanya yang memasang tampang tak percaya.

"Sehun tidak mengizinkanku bekerja menggunakan ijazah universitas ku," bebernya dengan bibir mengerucut maju.

Melihat itu, Sehun kembali menggoda sang calon istrinya yang menggemaskan. Tanpa menyadari raut wajah Heechul dan Hangeng yang begitu bahagia melihat Sehun yang sangat dewasa dan mau bekerja keras demi putri mereka. Begitu juga Yunho dan Jaejoong, yang menatap anak lelaki mereka dengan bangga.

Kedua pasangan paruh baya itu saling memandang dan mengucapkan kata terima kasih tanpa suara, begitu bahagia bisa dijadikan sebagai satu keluarga sebentar lagi.

"Menjadi seorang guru TK tidak seburuk itu, sayang.. kau bisa belajar menjadi calon ibu, kan?" masih terdengar perdebatan seru antara Luhan dan Sehun. Membuat senyuman maklum muncul dari tiga pasang disana. Namun tidak bagi Heechul, wanita itu langsung memekik heboh begitu topik soal anak dibahas kepermukaan.

"Ah! Benar! Kalian harus secepatnya menikah dan tidak ada acara penundaan anak. Mama ingin segera menimang cucu! Pasti lucu." Pekiknya semangat, "Dan jangan hanya membuat satu, buat 11 anak, oke?"

"APA?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END

.

Akhirnya satu persatu pheo bisa menyelesaikan ff2 pheo, pheo minta maaf untuk keterlambatan update ya readers..

Kita kkeut sampe disini aja yaa, kalo mau liat HunHan punya anak mungkin bisa dillihat di ff pheo "Your Heart Feel It" , disana mereka udh punya sipangeran Haowen=))

Terima kasih banyak yaa utk semua pembaca yg setia sama pheo maupun karya pheo, dukung terus karya2 pheo supaya bisa terus berkembang dan lebih baik lagi, jangan bosen yaaaaa...

Sampe ketemu di karya HunHan pheo selanjutnyaaaaaa..

Anyyeooonggggg

.

Big Thank's

Amna783 ; robiatus18 ; 94HunHan90 ; chenma ; Fe261 ; Dell996 ; Juna Oh ; auliaMRQ ; keziaf ; fani ; Annisawinds ; kyulkulator ; ; Arifahohse ; Angel Deer ; SeKai Candyland ; wollfdeer520 ; Princess Xiao ; hanlulu11 ; Bambi ; misslah ; pcyB.I ; vouzmevoyez94

.

.

Oh Pheonix 2016