Who is she? she is, Luhan.

Baby Aery HHS

-Big Event HunHan INDONESIA-

Main cast : Luhan, Sehun.

Genre : Hurt, Comfrot, Romance.

Rate : M 17+.

Warning : Genderswitch, Mature content, Dirty talk, Typo.

Length : Chapter.

PS : Ga suka ga usah baca. Tapi kalo suka wajib review^^ FF ini untuk lomba, jadi mohon dukungannya dengan review kalian. Happy reading..

.

.

.

Chapter 1.

.

.

.

"Siapa dia?"

"Dia, Luhan."

Pernahkah kalian mendengar nama itu? Nama seorang wanita dewasa berusia 26 tahun yang hidup bagai ratu agung penuh pemujaan. Dari ujung kepala hingga kakinya bagaikan diamond yang bahkan tidak boleh tersentuh dengan sembarangan. Jemari lentiknya hanya tercipta untuk sesuatu yang menguntungkan. Tidak ada yang tidak dimiliki dirinya. Wajah cantik menawan yang sanggup membuat para gadis menangis semalaman ia dapatkan sejak lahir sebagai kesempurnaan tubuhnya yang bisa memancing pria merangkak hanya demi bisa mencumbu sejengkal keindahannya. Kekuasaan pun akan bertekuk lutut penuh penyembahan jika kaki itu melangkah menginjak tanah. Hanya sedikit suara yang keluar dari bibir merah mudanya bagaikan alarm yang mampu mengumpulkan perhatian dari semua orang.

Benar-benar menyerupai perwujudan dari dewi kayangan yang hidup di bumi. Namun adakah yang menyangka bagaimana kehidupannya? Pada kenyataannya dia memiliki julukkan sebagai 'Iblis wanita'.

.

.

Keadaan riuh ricuh penuh gemuruh terjadi disebuah perusahaan yang memiliki nama 'Guman Group'- sebuah perusahaan induk yang menyetiri berbagai bisnis yang dimiliki oleh Luhan-. Para pegawai, tidak peduli usia ataupun kelamin dengan terburu-buru membuat barisan rapi panjang. Bahkan tidak sedikit yang rela manahan sakit karena kencing tertahan, atau menunda kebutuhan toilet mereka hanya untuk menampangkan muka dihadapan sang ratu yang sialnya datang berkunjung tanpa mereka ketahui.

Kaki berbalut high heels itu turun dari kendaraan berharga mahal yang mempu membuat orang jatuh pingsan. Tiap tapak kakinya yang melangkah disambut bungkukkan hormat oleh semua pegawai yang berada disisi kiri, kanannya.

Luhan, si dewi kayangan jelmaan iblis itu hanya berjalan melewati tanpa peduli dengan ratusan orang yang membungkukkan diri kepada dirinya. Sudah sepatutnya si miskin tunduk pada si kaya. Jadi untuk apa bersusah-susah membalas salam dari orang-orang yang sudah jelas berada dibawah tapak kakimu? Luhan sangat menyukai bagian semua orang berada didalam kekuasaannya.

"Chanyeol.. kau sudah menyiapkan semua, bukan?"

"Ya, nona.." Sesosok pria jangkung tinggi yang memiliki wajah tampan- bahkan terlalu tampan hanya untuk menjadi seorang asisten-, menjawab penuh kesopanan atas pertanyaan yang Luhan ajukan.

Jika ditilik, Chanyeol lebih pantas untuk menjadi seorang idol yang banyak disegani dibanding menjadi pengawal iblis cantik seperti Luhan. Tapi seorang ratu cantik harus selalu bersanding dengan pria tampan, kan? Sulit bagi Chanyeol untuk ada diposisi ini. Chanyeol bahkan harus bersaing dengan jutaan pria lainnya yang memiliki wajah sama tampannya dengan dirinya dan kepintaraan yang tidak main-main, demi bisa menjadi asisten Luhan. Namun satu yang mengejutkan saat itu adalah, ia dipilih bukan karena dirinya yang pintar atau tampan sesuai dengan syarat yang Luhan cantumkan. Tapi itu terjadi hanya karena penisnya yang panjang!

Chanyeol tidak tau bagaimana Luhan bisa mengatakan hal semacam itu saat ia melewati tahap seleksi, pada kenyataannya ia tidak membuka celana sama sekali dihadapan Luhan. Sempat Chanyeol dibuat meremang ngeri dan ingin berlari pergi seperti anak perawaan yang hampir diperkosa, tapi keparatlah deretan angka nol yang tertulis jelas dibuku kontrak kerjanya berjejer sangat panjang, hingga membuat Chanyeol tidak berkutik dan membubuhkan tanda tangannya dengan ikhlas. Saat itu Chanyeol memuja Luhan berlebihan tapi setelah tau sulitnya menjadi asisten Luhan, tidak jarang Chanyeol ingin mencekik leher atasannya. Gaji memang selalu melambangkan seberapa susahnya pekerjaan yang dipikul dan Chanyeol selalu berdoa kalau gajinya bisa Luhan naikkan dengan segera.

Bungkukkan serentak itu berakhir saat Luhan bersama Chanyeol dan lima bodyguardnya menghilang didalam lif. Seketika suasana sunyi senyap hancur digantikan obrolan, helaan nafas ataupun langkah kaki yang terburu-buru untuk menuju toilet.

Keberadaan dua wanita bertubuh mungil dengan rambut yang sama dicepolnya itu, salah satu yang mengisi kesunyian dengan obrolan. Mereka melangkah santai untuk menuju ruangannya masing-masing dengan pembahasaan yang dibuka dari si mata burung hantu.

"Siapa dia?"

"Dia, Luhan.. kau tidak tau?" Wanita yang menjadi lawan bicara si mata bulat, menghentikan langkahnya dan menyandarkan pinggang pada pembatas tangga lantai dasar dan lantai dua.

"Tidak.." Dengan polosnya wanita itu menggeleng hingga membuat si cantik bermata sipit berniat membuka google demi menunjukkan profil Luhan yang bisa ditemui di situs manapun.

"Kau bekerja disini tapi tidak tau siapa Luhan?"

"Aku baru dua hari disini, Baek.."

"Benar.." Si sipit Baekhyun mengangguki ucapan Kyungsoo- wanita yang baru ia ingat kedatangannya dari Jepang dua hari lalu-. Ponselnya Baekhyun keluarkan dan menunjukkan profil atasannya kepada Kyungsoo. "Namanya Luhan.. keturunan China, Korea dan pemilik satu-satunya Guman group."

"Benarkah?" Mata Kyungsoo semakin membulat. Apa yang tertera di ponsel Baekhyun, Guman group hampir memiliki semua benderanya diberbagai bidang yang ada di Asia bahkan dunia. Mall, pabrik roti, sekolah, restoran, electronic dan produksi kendaraan beroda empat yang seingat Kyungsoo menjadi salah satu mobil termahal di dunia. Belakang kepala Kyungsoo berdenyut untuk bagian ini.

"Hemm.. Luhan adalah wanita terkaya di dunia nomor dua asal kau tau.. dalam satu tahun dia bisa membuang uang sebanyak 10 milyar won hanya untuk kegiatan amal."

"Sebanyak itu?"

Baekhyun menoyor kening Kyungsoo yang maju tepat kedepan wajahnya. Reaksi berlebihan untuk hal yang bukan lagi sebuah rahasia. "Kau kira aku berbohong?" Baekhyun kembali melanjutkan langkahnya dan tentu diikuti pula oleh Kyungsoo.

"Waahhh.. apa jika aku memohon, wanita itu akan membuatkanku rumah?"

Baekhyun tergelitik karena mata Kyungsoo yang berbinar penuh harapan. Polos sekali wanita burung hantu ini. "Kau pikir seorang pembisnis membuang uangnya tanpa tujuan?"

"Maksudmu?"

"10 milyar won yang Luhan keluarkan untuk seluruh kegiatan amalnya di dunia sama seperti halnya pembelian image."

Kening Kyungsoo berkerut, membentuk beberapa garisan tipis. "Pembelian image?" Dengan bingung ia mengulang perkataan Baekhyun.

"Iya, pembelian image agar ia semakin dipandang tinggi oleh pesaingnya, bodoh. Luhan bahkan pernah mengeluarkan 5 milyar won hanya untuk sepasang sepatu heels disalah satu kegiatan lelang amal hanya agar tidak dikalahkan oleh pesaingnya yang menawar 4 milyar won."

"Itu gila, Baek.."

"Memang.."

"Lalu bagaimana ia mengatur semuanya? Bukan hanya satu yang ia miliki tapi bercabang dengan berbagai produk. Itu mengagumkan.." Kyungsoo menepuk tangannya satu kali. Bayang-bayang keterkagumannya kepada Luhan mulai terangkai di otak kecilnya.

"Semua orang akan kagum kepadanya jika baru melihatnya.. setelah kau tau bagaimana dia, aku bisa pastikan kalau kau ingin melempar sapatu dibelakang kepalanya. Julukkannya adalah iblis wanita."

"Iblis wanita?"

"Ya, iblis wanita berparas malaikat.. sisi iblisnya akan keluar jika ada salah satu orang kepercayaannya menghianati dirinya. Jangan pernah mencari masalah jika kau tidak ingin dipermalukan secara menyedihkan didepan umun." Baekhyun mempercepat langkahnya, meninggalkan Kyungsoo yang sedang berkutat dengan otaknya.

Dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan Baekhyun, karena ia memang tidak tau apapun. Tapi sepertinya dia memang harus berhati-hati jika mengingat betapa seriusnya raut wajah Baekhyun. Sepertinya bekerja disini akan sedikit menguji kesabaran.

.

.

Duduk tegap dengan kaki bersilang anggun- memamerkan paha mulusnya yang terpampang apik karena rok span yang membalutnya hanya sepanjang setengah paha-. Adalah gaya dari seorang Luhan. Jarinya menggapit lengan cangkir keramik yang berisikan teh hijau import dari jepang, menyesapnya dengan pelan seolah membiarkan siapapun yang melihat dirinya meneguk liur susah payah karena tergoda.

Dan korban dari semua ini adalah Chanyeol. Demi Tuhan! Chanyeol adalah pria normal dan disuguhkan paha, payudara terbuka setiap hari kadang membuat Chanyeol berpikir untuk memperkosa Luhan.

TOLONG! HAPUS ITU DARI OTAKKU, TUHAN!

"Mendekatlah penis panjang.."

Ya, penisku panjang dan aku sangat ingin menghangatkan penisku didalam vaginamu.

"Berikan aku datanya."

Mengenyahkan fantasi liarnya, Chanyeol memberikan document kepada Luhan. Mata rusa Luhan yang dipolesi garis lulur eyeliner hitam dikelopak mata atasnya, mengamati serius setiap tulisan yang tertera rapi, sebelum senyuman tipis muncul menjadi penghias manis di bibir setengah basahnya.

"Dia cukup berani.. berapa uangku yang masuk di rekeningnya?" Luhan menaruh document itu diatas meja kerjanya- tepat ada di tengah Luhan dan Chanyeol-.

"70 milyar won, nona.."

"Wow.. dia cukup pintar untuk mencuri uang tapi terlalu bodoh untuk menyembunyikannya.." Seringaian tipis bertengger penuh kelicikan di bibir Luhan. "Berikan dia hukuman istimewa, Yeol.."

Oh, itu buruk! Luhan hanya pernah melakukan hukuman istimewa itu satu kali. "Tapi apa tidak terlalu keterlaluan? Dia tidak melakukan hal separah yang-"

"Kau tau aku tidak suka dihianati, sayang.." Luhan berdiri dari singgasananya. Menghampiri Chanyeol dengan senyuman yang membuat Chanyeol bergidig takut. "dia sudah aku beri kepercayaan untuk mengurus Mall terbaikku tapi dia mencuri uang milikku." Jari telunjuknya bermain di pipi Chanyeol dengan gerakan yang bisa Chanyeol gambarkan seperti belaian pisau. "Dan pria busuk seperti itu harus diberi pelajaran agar jera." Sebelum akhirnya jari Luhan menekan pipi Chanyeol dan membuat mata Chanyeol terpejam erat.

Mati kau Park Jungsoo! Jangan pernah bermain-main dengan wanita gila ini.. –Chanyeol.

.

.

Suasana pagi yang menyejukkan. Tetesan embun saling melompat, membasahi ranting sebelum jatuh menyedihkan ditanah- Bunuh diri-. Burung-burung berkicau memilukan yang Luhan sebut sebagai lagu kematian. Tidak ada yang indah di dunia ini, bagi Luhan keindahan adalah dirinya, bukan apa yang ada di dalam perut bumi. Jika ada yang melebihi dirinya, jangan manangis menjijikkan bila kau akan mati di tangan Luhan!

Gaun tidur berbahan suteranya Luhan biarkan terjatuh membelai dinginnya marmer kamar. Tubuh polos yang bisa membuat seeokor harimau mengaung itu memasuki bathtub yang berisikan air susu bertaburan bunga lavender yang bisa melembutkan kulit dan juga membuat tubuhnya wangi semerbak bunga. Ini adalah hari penting dan Luhan akan menyambutnya dengan istimewa.

"Bodoh!" Tawa Luhan menggelegar, memenuhi seisi kamar mandinya yang mewah. Jika semua benda disana hidup dan bisa berlari mungkin mereka akan saling berlomba untuk cepat menjauh dari Luhan yang sudah menguarkan aura iblisnya.

.

.

"Coat.." Hanya satu kata itu dan tujuh pelayaan wanita yang berdiri dengan setelan berenda, akan dengan sigap mengambil coat dan menunjukkannya kepada Luhan. Membiarkan sang ratu memilih mana yang kiranya akan cocok untuk ia kenakan hari ini.

Satu-satu Luhan amati dengan cermat, dan pandangan Luhan tertuju pada coat berwarna merah yang memiliki aksen bulu-bulu tipis dibagian kerahnya. Kakinya yang sudah dibalut wedges berwarna hitam maju mendekat kepada palayan yang semakin menunduk takut. Tangannya Luhan gunakan untuk menyentuh bagian bahu coat yang dipegang gemetar oleh gadis bernama Jimin.

Enam pelayan lainnya yang berdiri dengan urat menjerit tengang, menghela nafas lega saat Luhan mengambil coat merah itu- berpikir, kalau Luhan sudah menjatuhkan pilihannya-. Namun siapa yang menyangka, kalau yang terjadi adalah Luhan melempar coat mahal itu dan membenturkan satu kali kepala Jimin pada tembok, hingga membuat nafas keenam pelayan lainnya tercekat dengan genggaman yang semakin mengerat pada coat milik Luhan yang masih mereka tenteng.

Jimin meringis perih, pelipisnya mengucurkan darah yang membuat kepalanya pening. Ini adalah hal biasa yang setiap orang dapat bila melakukan hal yang dianggap Luhan salah.

"Sudah aku katakan.. jangan mengambil coat yang sudah pernah aku pakai, keparat!" Bentakan Luhan tidak hanya membuat Jimin menciut, tapi enam orang lainnya pun mengerucut kecil bagai lalat yang sudah siap diinjak.

Seperti tidak ada hal mengerikan yang ia perbuat. Luhan melangkah keluar dari kamarnya dan sontak Jimin menjadi kerubutan palayan Luhan yang merasa hawatir kepada dirinya.

.

.

Di balik salah satu kamar hotel berbintang lima yang memiliki fasilitas mewah, dan keindahan alam asri yang dapat dilihat melalui jendela balkonnya. Terdapat pemandangan mengenaskan seorang pria dewasa yang terikat dilantai. Dia 'Park jungsoo', si tikus kecil yang sudah berani menyulud api kemarahan sang iblis wanita.

Enam pria tampan, dengan tubuh kekar tegapnya dibalut rapi oleh setelan jas hitam berdiri mengelilingi Jungsoo yang tidak bisa berkutik barang hanya untuk menggerakkan tangannya. Mulutnya disumpal hingga ucapan yang terlontar dari bibirnya menjadi geraman belaka.

Luhan adalah pelaku dari semua ini. Kaki jengjangnya menyilang, berayun dengan rasa puas yang menjalar diseluruh saraf tubuhnya. Ia sangat suka saat harus menyiksa tikus kecil seperti ini, tapi ini bahkan belum seberapa.

"Bagaimana harimu paman tua? Apa menyenangkan?" Luhan bisa melihat, mata Jungsoo yang mendelik dengan urat merah mengakar. Dengan gaya anggun namun penuh keangkuhan mamatikan, Luhan berjalan menghampiri Jungsoo. "Sebenarnya 70 milyar won bukan lah nominal berarti untukku.. tapi aku lebih suka jika uang sebanyak itu hanyut di dasar sungai han, dibanding berenang didalam buku rekeningmu.." Sebuah apitan dari dua jari lentik Luhan, Jungsoo dapatkan menusuk pipinya kuat hingga menimbulkan rasa perih. "Kau pikir semudah apa aku membangun perusahaan ini sampai kau berani menyedot uangku bagai lintah, hah!" Bisa dilihat sebuah kemarah yang besar di mata Luhan dan Jungsoo hanya bisa menyesali perbuatannya sekarang.

Harusnya dia memang tidak boleh meremehkan kekuasaan Luhan yang besar, namun pundi-pundi keuntungan dari Mall yang Luhan serahkan sepenuhnya kepada dirinya bagai menggoda Jungsoo untuk meraup semuanya menjadi miliknya, dan sekarang hukuman istimewa adalah ganti dari perbuatannya. Terkutuklah kau Luhan!

"Bahkan darahmu pun tidak akan sanggup untuk mengganti semua kerja keras ku, Park Jungsoo!" Dengan kasar Luhan melepaskan apitan jemarinya menyebabkan kepala Jungsoo membentur marmer dingin kamar hotel sewaan Luhan.

Si iblis wanita berdiri dan berjalan dua langkah mundur dengan ketukan heels yang membuat Jungsoo semakin ketakutan. Kepalanya Jungsoo gelengkan dengan tatapan penuh permohonan saat satu kaki kanan Luhan terangkat dan siap menginjak bagian manapun dari tubuhnya. Luhan tertawa dengan keras, raut wajah derita Jungsoo bagai hiburan untuk dirinya dan saat tawa itu redup, moncong heels Luhan sudah mendarat dibagian kejantanan Jungsoo.

Geraman kesakitan Jungsoo hanya menjadi sayup-sayup bisikkan. Semakin parah Jungsoo menggeliat seperti ulat maka semakin kuat Luhan menekan ujung heelsnya pada kejantanan Jungsoo. "Nikmati hukumanmu dengan nikmat, Park Jungsoo." Senyuman tipis tersemat apik di bibir Luhan. "Siapkan jalang untuk pria bedebah ini!" Sebelum akhirnya Luhan mundur dan menyisakan rasa sakit teramat dipusat kelelakian Jungsoo.

Sesosok wanita berparas cantik dengan rambut tergerai dan tubuh polos terpampang, yang membuat semua pria menelan liur, keluar dari balik pintu kamar mandi. Chanyeol merapatkan pahanya saat bagain ini tiba. Semua bodyguard Luhan berjejer rapi dibelakang kursi yang Luhan duduki, tepat menghadap Hyuna –si pelacur sewaan Luhan-, yang sedang membuka ikatan tangan Jungsoo.

Seringaian di bibir Luhan muncul saat melihat Jungsoo bergegas ingin pergi begitu ikatannya terlepas. Namun semuanya percuma, tidak ada akses terbuka bahkan seekor cicak pun harus bersusah payah untuk masuk melalui sela jendela. "Mati atau ikuti aturannya, Park Jungsoo.."

"Tidak! Aku lebih baik mati.. bunuh aku sekarang." Jungsoo menolak tegas perintah Luhan.

Dia tidak tau, semakin keras menolak maka akan semakin gila Luhan bertindak. "Woo bin, kau tau apa yang harus kau lakukan.."

Salah satu bodyguard kesayangan Luhan yang Luhan nilai memiliki penis besar, mengangguk mengerti. Woo bin dengan lima bodyguard lainnya mendekati Jungsoo, menjagal Jungsoo dan meminumkan satu botol obat perangsang berdosis tinggi dengan paksa. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu reaksinya, Jungsoo segera terjatuh dilantai dengan wajah merah padam.

Sekarang waktunya untuk permainan dimulai. "Lakukan tugasmu, jalang!"

Hyuna mengangguki perintah Luhan. Dia beranjak menaiki ranjang dimana Jungsoo sudah siap bertanding dengan gila disana. Terbukti dari belaian kecil yang Hyuna lakukan, Jungsoo memberikan respon sigap dengan menerjang Hyuna demi mengurangi rasa sakit pada penisnya yang menggila.

"Rekam dengan baik, buat seperti memang sengaja direkam oleh pria keparat itu."

"Baik, nona." Woo bin meletakan handycam diatas meja, tepat menyorot pada ranjang king size dimana Jungsoo sudah mulai bergulat panas dengan Hyuna.

Didalam hotel itu hanya Luhan yang tersenyum dengan bahagia. Sementara Chanyeol dan enam bodyguardnya harus meredam erangan tersiksa demi menahan penis mereka yang terpancing untuk berdiri. Tentu mereka harus menahan suara, tidak ada yang boleh berucap demi melancarkan hukuman istimewa Jungsoo dari Luhan, dan sungguh ini sakit untuk penis mereka!

Sial! Sial! Sial! Hanya itu yang terus berulang-ulang terucap dari tujuh pria malang pengikut Luhan.

.

.

Berita menghebohkan yang cukup menggemparkan Korea, menjadi topic utama pagi ini. Video persetubuhan Park Jungsoo dengan seorang wanita beredar luas disitus-situs ternama Korea. Park Jungsoo, salah satu orang yang mengemban amanah dari Luhan untuk menangani Mall miliknya, tentu banyak dikenal dikalangan pebisnis, media bahkan pejabat dan hal ini cukup mencoreng telak nama baik Jungsoo.

Semua media cetak, artikel dan tayangan berita, membahas tentang video ini. Keberadaan Park Jungsoo yang hilang bagai ditelan bumi pun tidak luput dari pengawasan paparazzi yang sudah berdiri mengerubuti kediaman besar Park Jungsoo demi bisa mendapatkan perkembangan dari berita menggemparkan ini.

Tidak berbanding jauh dari keadaan diluar, kerisuhan penuh kasak-kusuk pun beredar diantara pegawai Guman Group. Mereka bahkan melupakan pekerjaannya sesaat demi bisa untuk mengupas lebih lanjut tentang berita tak terduga ini.

"Hai.. lihat ini." Seorang pria berseru, membuat perhatian semua mata mengarah kepada dirinya dengan tanda tanya. "Ada yang lebih wow di papan jadwal kantor kita." Pria itu melanjutkan dan berjalan menuju papan besar yang memang disediakan untuk mencoretkan semua jadwal Guman Group. Mulai dari meeting, kunjungan pada pabrik, hari libur perorang, pengecekan produk dan bahkan kedatangan Luhan yang biasanya Chanyeol infokan lebih dulu, tertera rapi disana.

Namun di papan itu sekarang penuh dengan lembaran kertas yang berisikan data-data sekaligus nominal angka yang memasuki rekening miliki Park Jungsoo. Tidak bodoh bagi mereka untuk memahami isi kertas itu. Kalau Park Jungsoo adalah lintah di perusahaan Luhan, dan tentu ini seperti bom ditengah kobaran api yang membeludak bagi para pekerja Guman Group.

"Sudah aku duga.." Baekhyun meneliti isi kertas yang tengah ia pegang.

"Sudah aku duga, apa?"

Baekhyun menghela nafas jengah saat Kyungsoo dengan wajah bodoh mengulang ucapannya. Demi yang maha esa! Harusnya Kyungsoo bisa memahami ucapannya. "Sudah aku duga kalau paman berlesung pipi itu adalah penjilat, bodoh! Luhan tidak menyukai jika kepercayaannya dihianati.. aku tidak tau kapan tapi aku mendengar kalau hukuman seperti ini pernah Luhan lakukan dulu untuk seseorang yang menurutnya keterlaluan."

Kyungsoo mengangguk-angguk dua kali dan mata bulatnya ikut menyusuri isi kertas itu. "Kenapa tidak dilaporkan saja pada polisi?"

"Luhan lebih suka menghukum dengan caranya sendiri dari pada melimpahkannya pada hukum Negara yang bertele-tele.. normalnya Luhan hanya akan menyebarkan foto atau video telanjang sebagai balasan untuk orang-orang yang mencoreng kepercayaannya, tapi ini video panas. Jika dihitung mungkin uang yang Jungsoo hisap bernominal tinggi sampai hukuman istimewa yang ia dapatkan."

"70 milyar won?"

"Ya?" Baekhyun menoleh kepada Kyungsoo.

"Totalnya 70 milyar won." Jarinya Kyungsoo daratkan pada kertas yang masih Baekhyun pegang. "Jungsoo meraup keuntungan dari 4 Mall masing-masing satu Mall 1 milyar won, berarti perbulannya rata-rata 4 milyar won.. dan itu terjadi selama satu tahun si-"

"Astaga! Kau benar.." Baekhyun menyela penjelasan Kyungsoo. Disana memang tidak tertera nominal keseluruhan uang yang Jungsoo curi. Hanya ada data dari Mall cabang mana yang dananya mengalir memasuki rekening Jungsoo. "Aku tidak meyangka kalau kau pintar.. aku bahkan terlalu pusing untuk menghitung angka nol yang ada disini."

Kyungsoo tersenyum lebar. Ini adalah pertama kalinya Baekhyun memujinya pintar. Biasanya Baekhyun akan memanggilnya bodoh. "Itu lah kenapa aku diterima di perusahaan ini sebagai penghitung seluruh pemasukkan perusahaan.." Dengan bangga Kyungsoo menepuk tangannya satu kali dan Baekhyun hanya menanggapi malas tingkah 'bodoh' Kyungsoo.

.

.

Berada ditengah-tengah perjalanan untuk pulang. Luhan duduk nyaman di dalam mobil dengan pandangan datar mengarah kesamping. Tatapan kosongnya bagai merekam percuma setiap kerlap-kerlip suasana Seoul dimalam hari. Tidak ada yang mampu menerka apa yang tengah si cantik pikirkan, namun jika menelisik jauh didalam mata hitamnya ada sesuatu yang bahkan tidak mampu sang dewa percayai.

Keterdiaman Luhan sirna saat tubuhnya mencondong kedepan dengan tiba-tiba. Mobil yang disetiri Chanyeol terhenti secara mendadak dan itu memancing kebingungan Luhan. "Ada apa, Yeol?"

"Ada yang menginginkan sesuatu, nona." Chanyeol menunjuk kearah depan dan Luhan bisa melihat lima pria bertubuh kekar dengan wajah sangar berdiri menantang disana.

Senyuman Luhan merekah. Mereka muncul diwaktu yang tepat. "Dimana Woo bin?"

"Mungkin sedang mengurus dibelakang."

Luhan menoleh, dan benar. Enam bodyguard yang selalu mendampinginya sedang bertarung sengit dengan segerombolan manusia-manusia penentang maut. "Biar aku urus didepan."

"Tapi, nona." Chanyeol mendelik dengan pandangan 'Jangan' yang ia tunjukkan kepada Luhan.

Sekejam apapun Luhan tapi dia tidak memiliki bakat untuk bertarung, dan gila jika Luhan ingin menangani lima orang didepan sana. "Tidak perlu hawatir, sayang." Luhan mengerlingkan matanya, membuka pintu mobil dan berjelan keluar tanpa rasa takut.

Enam pria yang menghadang laju mobil Luhan mengambil satu langkah maju kedepan, sementara Chanyeol mulai menelpon Woo bin yang dia tidak peduli bisa atau tidak, tapi Woo bin harus cepat datang kemari.

"Apa yang kalian inginkan?"

"Jangan banyak bicara! Kami menginginkan nyawamu."

"Apa Jungsoo yang mengutus kalian?" Luhan menyandarkan tubuhnya pada permukaan mobil. "Berapa yang dia berikan kepada kalian? Apa semahal mobil yang aku miliki sekarang?"

Lima pria itu terdiam, dan itu membuat senyuman Luhan semakin terukir jelas. "Jika kalian ingin, kalian bisa mengambil mobil ini dan enyah dari depan mataku.. kau tau? Mereka.." Luhan menuding bodyguardnya dibelakang. "Adalah pegulat terbaik yang aku gaji 40 juta won perbulan.." Menyebutkan bangga nominal angka yang ia katakan. "Dan kalian yang hanya anjing jalanan tidak akan bisa menggigit anjing terlatih peliharaanku." Luhan tersenyum mengejek dan senyuman itu berhasil membuat kelimanya berang.

Dua diantara mereka menarik tangan Luhan kasar yang hanya tertawa dengan kencang. Chanyeol yang masih bertahan didalam mobil menggigit bibir bawahnya gelisah saat Luhan mulai ditampari didepan sana. Mengutuk Woo bin yang tidak kunjung datang dan juga keadaan kawasan yang sepi sehingga sulit untuk mencari pertolongan. Memang seberapa banyak pereman jalanan yang Woo bin dan anak buahnya tangani? Sial! Chanyeol bukan lelaki pengecut sampai dengan teganya menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi.. tapi.. akh! Keparat!

Dengan kemampuan minim tentang cara berkelahi, Chanyeol keluar memberanikan diri. "Hai.. lepaskan dia.." Namun langkah Chanyeol justru mundur saat satu diantara mereka menoleh kepada dirinya. Memalukan!

Keadaan Luhan sudah penuh luka lebam. Sobekan disudut bibirnya mengeluarkan darah suci kepunyaannya. Bekas tamparan tertoreh menutupi wajah cantik Luhan dan Luhan pun merasakan kalau dirinya sudah tidak berdaya saat ini.

Tubuh kecil yang menerima pukulan dari lima pria kekar tentu bukan sesuatu yang imbang. Tidak perlu lima bahkan hanya satu pun itu sudah tidak adil. Jungsoo akan tersenyum puas jika melihat Luhan yang dalam keadaan sekarat seperti sekarang.

"Bajingan!"

Chanyeol menganga lebar saat ada seorang pria muncul dan menghajar telak lima pria suruhan Jungsoo. Tidak membuang kesempatan, Chanyeol menghampiri Luhan yang sudah tergeletak mengenaskan dijalanan. "Nona.. kau tidak apa-apa?" Chanyeol memangku kepala Luhan dan menepuk pelan pipi Luhan.

Luhan bisa melihat raut hawatir di wajah Chanyeol melalui tatapannya yang mengabur dan Luhan tersenyum untuk raut wajah seperti itu. Terasa sudah lama..

"Chanyeol!"

"Keparat Woo bin! Apa yang kau lakukan! Cepat bantu pria itu menangani mereka."

Woo bin yang baru datang dengan beberapa lebam di wajahnya langsung mendapatkan bentakan dari Chanyeol. Sempat Woo bin merasa bingung antara Luhan atau anak buah Jungsoo. Astaga! Luhan tidak dalam keadaan baik. Tapi benar, bereskan mereka lebih dulu.

Pegulatan dua melawan lima terjadi didepan Chanyeol yang masih mencoba membuat Luhan sadar. "Jangan pingsan, nona. Ya, Tuhan apa yang harus aku lakukan." Berucap cemas dengan otaknya yang berputar demi mencari sebuah ide. "Rumah sakit! Aku akan membawanya ke rumah sakit.." Chanyeol bergegas membopong Luhan namun sebuah cengkraman di lengannya menghentikan langkah kaki Chanyeol.

"Dia tidak akan memaafkanmu jika membawanya ke rumah sakit.. dia tidak menyukai wewangian rumah sakit."

Kening Chanyeol berkerut. Seingatnya pria ini adalah pria yang muncul secara tiba-tiba beberapa menit lalu. Tapi kenapa pria ini mengatakan sesuatu yang seperti menggambarkan kalau dia sudah sangat jauh mengenal Luhan? "Siapa kau?"

"Aku, Sehun.."

.

.

.

.

.

To be continue..

Loha.. loha pemirsah! Aku datang bawa FF terbaru yang aku tulis kebut dalam satu hari dalam keadaan empat jari melepuh karena kecelakaan panci bolong yang aku sebabin di dapur, jadi ga tau ini hasilnya gimana, yang penting post dulu kalo ada salah-salah biar nanti aku edit lmao.. niatnya aku ga mau post FF baru sebelum ada FF ku yang lain end tapi apalah daya saat Ka rere adain event ini TT Hadiahnya menggiurkan, iya.. tapi niatku buat ikut ngeramein ini, kalo menang kalah terserah penilaian dari Ka rere dan dedek tersayang si Hunjustforhan^^

Sehunnya baru aku munculin diakhir hohoho niat emang mau nunjukin Luhan dulu kaya gimana.. jadi Next atau stop? /Di tendang Ka rere/ berhubung ga boleh Stop jadi next! Siapa Sehun? tunggu di next Chap.. tapi review yooo buat yang udah baca! Asli review! Klik kolom review dipaling bawah kalo ga ngerti. Jangan siders.. ini buat lomba weeehhh jadi butuh support.. maksa serius lol

Oklah.. see you di chap dua^^ salam sayang dari ayah, bunda..

Jump! Jump! Jump! We are HHS..