An : Terinspirasi oleh video lucu di TL line :'v Semoga suka

.

.

Pluk!

Sehun mengerang tidak suka begitu merasakan benda empuk cukup kasar mendarat diwajahnya. Ia sedang tidur, baru pulang kerja sepuluh menit lalu dan butuh waktu untuk beristirahat. Sekujur badannya pegal bukan main. Sampai dirumah ia tak menemukan Luhan dimanapun sesuai harapan. Hingga berakhir tertidur dikarpet juga entah benda apa melingkupi wajahnya sekarang.

Oh.. ia punya firasat. Sudah pasti ini ulah suami cantiknya itu. Tambahan wajah galak sok merintah. Kalau sedang bugar, dengan senang hati Sehun akan menggulingkan suaminya itu kemudian membuatnya mendesah diselingi jeritan. Kali ini dia selamat, inner Sehun.

"Lu~ aku masih ngantuk." Ia dekap erat-erat jas kantor yang ia jadikan pengganti selimut. Membiarkan benda diwajahnya jatuh begitu saja. Telinganya mendengar jelas decihan kesal Luhan namun masa bodoh. Ia lelah -_-

Sreet!

Erangan –rengekan– menggema cukup keras dalam ruang berukuran cukup luas itu. Kedua mata Sehun seketika terbuka lebar akibat elusan sayang Luhan ditelinganya teramat lembut. Dengan mata terpejam sebelah menahan ringisan, Sehun tersenyum canggung pada sang suami yang menatapnya lembut sembari tersenyum manis.

"Jaga si kembar. Sebentar lagi makan siang." Tegas Luhan. Laki-laki cantik itu mendengus begitu saja tanpa menghiraukan Sehun mangap tidak jelas seperti bebek. Luhan tahu si kepala keluarga sedang letih, tapi ia juga tak mau ambil resiko anak kesayangannya tanpa pengawasan.

"T-tapi Lu―" Sehun menggigit lidahnya saat Luhan menghunuskan tatapan tajamnya yang lucu. Err.. iya lucu. Sangat lucu sampai-sampai Sehun berniat melakukan yang iya-iya —stop! Segera Sehun tersadar dari pikiran tak karuannya dan bergegas mendatangi si kembar. Sedangkan Luhan menghilang ke dapur.

Sehun menemukan kedua buah hatinya didepan lemari padahal suara celotehan mereka terdengar sampai tempat dimana ia tidur tadi. Mereka tampak seperti berbincang dengan bahasa yang err- bahasa mereka pokoknya. Sehun tahu itu bahasa bayi duabelas bulan tapi tak pernah tahu kalau mereka memiliki satu sukukata dengan arti beragam. Kerut didahinya bertambah ketika salah satu yang paling hyper terus mengajak saudaranya berbicara.

"Tatatatatatata?" ujarnya sambil menunjuk sebelah kaus kaki yang dipakai si saudara. Sehun beralih menatap buah hatinya yang satu lagi melirik kaki kirinya kemudian terkekeh lucu sambil menggeleng kepala. Anak itu mungkin bingung mau menjawab apa karena saudara hypernya menyahut cepat. "Tatatatata.." sambil tertawa ceria.

Yatuhan.. sepertinya habis ini aku harus les bahasa bayi pada suamiku, inner Sehun agak frustasi. Oke baiklah. Lagi pula akhir-akhir ini Sehun sibuk sekali hingga melupakan quality time bersama anak kembarnya. Sehun sudah bersiap dengan wajah seceria mungkin meskipun kemeja yang ia kenakan terasa kurang nyaman. Lupa mengganti karena terburu kemari.

"Hai aegy ayah." Sehun mengecup kedua anaknya bergantian dipipi. Senyum manisnya yang susah payah ia buat luntur saat kedua anaknya malah balas menatap tajam. Ke arahnya. Ganti Sehun kembali bingung diberi tatapan seperti itu. "Mwoya? Ayah salah bicara?"

"TATATATATATA!" bentak si kembar pada sang ayah dengan lengkingan tak main-main. Sehun terjungkal kebelakang saking terkejutnya. Si hyper, Ziyu mengoceh bersama bahasa bayinya pada sang ayah. Seolah-olah memarahi Sehun karena telah menginterupsi obrolan mereka.

"Tatatatatata! Tatatatata.." ..dan blablablabla. Belum lagi Min Guk, anaknya yang paling kalem ikut menambahi apa yang dikatakan Ziyu. Namun nada suaranya terdengar cukup pedas sampai-sampai Sehun merasa pusing akibat sengatannya -_-

"Tatatatatata!"

"Tatata."

"TATATA!"

Astaga. Demi Tuhan, seingat Sehun saat Luhan hamil dulu ia sama sekali tak pernah menemukan sang istri mengidam kepiting atau daging kijang. Tapi kenapa kedua anaknya bersikap demikian? Sehun benar merasakan kepalanya berputar karena tak diberi kesempatan menyela ucapan anaknya. Ia kalah oleh perkataan anaknya sendiri.

"Aegy, ayah minta maaf ne?" ujar Sehun memelas setengah merengek. Sebenarnya Sehun memiliki sisi imut menggemaskan. Hanya saja belum tentu 'kan kedua anaknya mengerti? Mulut merengeknya terus berbunyi berbanding jauh dalam benaknya yang terus merutuki sang suami karena melahirkan anaknya dengan bakat ajaib -_-

.

.

Sedangkan didapur sana, Luhan tengah asyik menyuap es krim cup sedang khidmat. Luhan mendengar semua celotehan sang anak beserta ayah-nya sekalian. Kapan lagi Sehun memiliki waktu seperti sekarang? Luhan tahu ini sebenarnya bukan soal adil atau tidaknya. Tapi biarlah sekali saja ia egois.

"Hh.. nikmatnya bersantai."

Sepasang iris bening Luhan menatap senyum penuh arti hidangan lezat diatas meja yang sudah ia selesaikan lima menit yang lalu. Korupsi waktu sedikit tidak apa-apa 'kan? Lagipula Luhan tau apa yang harus ia lakukan setelah ini.

.

.

"…nie? Bangun sayang."

Sehun membuka matanya perlahan begitu merasa tepukan dipipi. Oh apa barusan ia tertidur?

"Astaga! Dimana si kem- eh?"

Luhan tersenyum simpul melihat reaksi Sehun. Suaminya itu terpana sekaligus kaget begitu menemukan si kembar tertidur lelap pada tiap sisi tubuhnya. Sshh.. Sehun sulit menahan senyumnya juga lega disaat bersamaan. Tentu ia khawatir karena membiarkan anaknya tanpa pengawasan sementara ia tertidur dan Luhan memasak untuk makan siang.

Dengan hati-hati Sehun mengecupi pucuk kepala anaknya bergantian lalu menatap Luhan.

"Makan siang sudah siap. Bangunkan mereka." Titah Luhan sambil hendak beranjak. Namun niatnya tak terlaksana karena Sehun sigap menarik lengan sang suami hingga wajah mereka berdekatan.

"Lu.."

Sehun menyambar lembut bibir Luhan yang merekah. Melumatnya hati-hati penuh perasaan. Ia tersenyum karena Luhan membalasnya tak kalah lembut. Bibir Luhan kenyal dan memiliki rasa manis memabukkan. Sehun hampir saja kelepasan melenguh kencang kalau saja Luhan tak menepuk pipinya pelan.

Nafas Luhan terengah apalagi wajah mulusnya berkilat basah oleh keringat. Luhan menangkap kabut dimata Sehun.

"Ingin makanan penutup nanti malam, sayang?" ujar Luhan mengerling pada Sehun. Pria cantik itu berlalu tanpa menunggu balasan dari Sehun ataupun melihat reaksi sang suami.

Lagi.. didapur Luhan tak bisa menahan tawa renyahnya kala mendengar suara selebrasi Sehun dari ruang tengah. Oh pasti sebentar lagi Sehun akan kerepotan karena Ziyu dan Min Guk sangat benci dengan teriakan. Anaknya itu tak segan mengocehi orang yang dianggap mengganggu tidur mereka. Tanpa pandang bulu.

"TATATATATATATA!"

"M-maafkan ayah, Ziyu-yaa~"

Ckck.. tuh 'kan. Baru juga dibilang.

.

.oOo. 520 .oOo.

.