FF Request by HanSeongJi (FFN)
Sebelumnya Yuta mau ucapin Selamat Ulang Tahun untuk Han Seong Ji. Wish You All The Best dan semoga kamu suka sama FF buatan Yuta ini :D
~oOo~ { READ MY BIO FIRST BEFORE YOU READ MY OWN FANFICT } ~oOo~
"Aku sama sekali tidak menyangka jika kau menceraikanku hanya karena lelaki itu. Dia bahkan tidak lebih kaya dan tidak lebih tampan dariku. Sebenarnya apa yang kau lihat dari Sehun, Luhan-ah?"
Lelaki berwajah tampan itu berbicara sendiri sambil memandangi foto pernikahannya dengan istrinya yang ia dapatkan dari dompetnya sambil terduduk di kursi kerjanya. Wajah tampannya tampak frustasi dan tidak bersemangat. Ia bahkan menghela nafasnya berkali-kali dan memijit pelipisnya sendiri karena merasa sakit di bagian kepalanya.
Chanyeol -si lelaki berwajah tampan itu- kemudian bangkit dari posisi duduknya dan memandangi keadaan kota di malam hari dari jendela kaca kantornya yang berada di lantai paling atas gedung tersebut. Ia menyandarkan tubuhnya di dinding, masih dengan foto yang berada di tangannya. Ia berdecih dan sesekali tertawa miris.
"Istriku yang sangat aku cintai ternyata mencintai rekan bisnisku sendiri. Ck! Seharusnya aku tau jika kalian menjalin hubungan di belakangku. Betapa bodohnya aku"
Tes
Tak terasa ia meneteskan airmatanya sambil mengusap wajah cantik yang ada pada foto tersebut. Jujur saja ia sangat mencintai lelaki cantik yang berada di foto itu, dan lelaki cantik itu adalah istrinya. Setidaknya Luhan masih menjadi istrinya saat ini, karena ia belum menyetujui surat cerai yang dilayangkan oleh istrinya tersebut.
Bisa dikatakan saat ini Chanyeol, yang memiliki nama lengkap Park Chanyeol itu tengah mengalami guncangan akibat kabar yang mengejutkan yang ia terima tadi pagi. Bagaimana tidak?
Istrinya tiba-tiba mengirim seorang pengacara dan menyuruhnya untuk menyerahkan surat ajuan cerai ini pada Chanyeol saat ia masih bekerja di kantor. Padahal sebelumnya ia dan Luhan tidak ada masalah sama sekali selama mereka membangun rumah tangga. Tetapi apa yang terjadi? Ini sangat mengejutkan. Dan sejak saat itu, Chanyeol mulai berpikir apa yang menyebabkan Luhan menggugat cerai terhadapnya. Ya, karena adanya orang ketiga didalam hubungan rumah tangga mereka. Dan lebih parahnya, ia sama sekali tidak tau jika akan berakhir seperti ini.
Luhan berselingkuh dengan Sehun yang merupakan teman bisnisnya sendiri.
Ia teringat ketika ia menghadiri undangan sebuah acara makan malam di sebuah Restoran mewah bersama Sehun untuk membicarakan masalah bisnis mereka. Dan ia menyesal karena mengajak istrinya ke acara makan malam itu, karena nampaknya Sehun tertarik dengan istrinya. Awalnya Chanyeol tidak curiga dan menganggap pujian yang Sehun lemparkan pada Luhan adalah hal yang biasa. Tetapi makin hari ia mendapati sikap Luhan yang berbeda. Contohnya, Luhan selalu saja menolak ketika ia mengajak istrinya tersebut untuk bercinta. Dan yang semakin membuatnya curiga, yaitu ketika Luhan sering pergi keluar rumah tanpa sepengetahuannya.
Sudah sekitar 3 bulan ia merasakan perubahan diri Luhan. Dan tepat hari ini, Luhan menggunggatnya cerai tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Tentu saja ia tidak terima dengan gugatan cerai ini, dan ia akan meminta penjelasan Luhan yang sebentar lagi akan tiba di kantornya.
Cklek
Dengan cepat Chanyeol menolehkan kepalanya ke arah pintu yang baru saja di buka oleh seseorang. Dan ia hanya memandang datar ketika ia mengetahui jika orang itu adalah Luhan. Istrinya.
Chanyeol berusaha menyembunyikan ribuan perasaan yang saat ini rasakan di balik ekspresi datarnya. Dengan sekuat tenaga ia mengatur emosinya dan perlahan berjalan mendekat ke Luhan yang juga berjalan kearahnya.
Foto pernikahannya dengan Luhan masih ia genggam kuat di tangan kanannya.
"Chanyeol.."
"Apa alasanmu?" potong Chanyeol dengan suara yang dingin. Jujur saja emosinya sudah berada di ubun-ubun saat ini.
Namun Luhan hanya menunduk merasa bersalah dan ketika ia mengangkat kepalanya, Chanyeol bisa melihat dengan jelas jika Luhan sudah meneteskan airmatanya. Ingin rasanya ia mendekap tubuh istrinya dan menghapus airmata tersebut, tetapi seperti ada sebuah tembok besar yang berdiri kokoh di antara mereka yang menyebabkan Chanyeol tidak bisa meraih tubuh istri cantiknya tersebut.
"Maafkan aku. Aku mencintai lelaki lain.. hiks!" lirih Luhan sambil terisak.
Untuk kali ini Chanyeol tidak akan menyalahkan Luhan karena ia yakin Luhan adalah sosok Luhan yang sama. Sosok Luhan yang lugu dan selalu berkata jujur padanya. Luhan yang cantik dan manis dengan sikap lembutnya. Mungkin Luhan hanya mengatakan apa yang ingin ia katakan, karena Chanyeol jelas bisa melihat kejujuran yang coba Luhan tunjukkan padanya. Dan benar, Luhan memang berkata jujur karena Chanyeol begitu memahami Luhan begitu dalam selama pernikahan mereka yang sudah berjalan selama 3 tahun.
"Sehun? Apakah lelaki yang kau cintai itu adalah Sehun?" tanya Chanyeol masih dengan senyuman mirisnya.
Luhan hanya menganggukkan kepalanya karena ia tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan suaminya tersebut menggunakan suara. Dada Luhan pun terasa sesak ketika mengatakan hal itu, tetapi ia harus mengatakan kebenarannya agar mereka sama-sama tidak tersakiti lagi nantinya.
"Baiklah aku mengerti, tetapi setidaknya kau harus menjelaskan apa saja yang sudah terjadi di antara kau dengan Sehun selama ini. Dan jika kau sudah menjelaskannya, aku akan menandatangani surat perceraian kita" ucap Chanyeol dengan tegas. Diam-diam ia meremas foto pernikahan yang masih berada di genggamannya hingga benar-benar remuk tak berbentuk lagi. Ya, seperti itulah perasaan Chanyeol saat ini. Hancur tak berbentuk. Sudah terlanjur rusak dan tidak akan bisa di perbaiki lagi karena sudah terdapat banyak luka disana.
"Ketika acara makan malam itu, aku dan Sehun bertukar nomor ponsel tanpa sepengetahuanmu. Sehun yang memintanya, dan aku tidak bisa menghindarinya karena kupikir ini bagian dari kerjasama bisnis yang kita jalankan" Luhan berucap dengan suara yang sangat lirih karena menyembunyikan isakannya.
Chanyeol sedikit mencair dan memutuskan untuk membawa Luhan untuk terduduk di sofa yang berada disana, kemudian ia mendudukkan dirinya di samping Luhan. Memperhatikan wajah cantik sang istri yang sudah banjir dengan airmata. Dan untuk saat ini, Chanyeol tidak berani menyentuh sang istri karena ia tau jika hati sang istri sudah tidak untuknya lagi.
"Kami sering berhubungan dan semakin lama aku merasa nyaman dengannya, terlebih ketika ia mengajakku ke berbagai tempat dan menunjukkan banyak hal yang menyenangkan padaku. Hingga.. hiks! Hingga.."
Chanyeol memejamkan kedua matanya erat sejenak dan kemudian ia kembali menatap Luhan yang urung membalas tatapannya.
"Hingga semakin lama aku merasa dia yang selalu berada di sampingku ketika aku butuh, bukannya dirimu. Aku hanya tidak ingin mengganggu pekerjaanmu karena kupikir nanti kau akan marah padaku karena aku membutuhkanmu di beberapa waktu"
Ok, sepertinya Chanyeol mulai mengetahui dimana letak kesalahannya saat ini. Ia terlalu sibuk bekerja dan tidak memperhatikan istrinya sendiri, sehingga kini ia menyadari jika ini adalah kesalahannya juga.
"Dan selama satu bulan kami berhubungan, Sehun menyatakan perasaannya padaku. Tentu saja aku menolaknya, tetapi aku mejadi kalut setelah aku melihatmu tengah berjalan berdua dengan asistenmu dan aku langsung menerima cinta Sehun keesokkan harinya" lanjut Luhan.
"Asistenku? Yixing maksudmu? Oh astaga Luhan, dia hanya-"
"Ya, aku tau siapa dia. Tetapi aku yakin kau mengerti bagaimana bingungnya perasaanku pada saat itu. Disatu sisi aku merasa amat kesepian dan juga iri terhadap Yixing yang setiap hari bisa berada di dekatmu, sedangkan aku? Hanya menemuimu di malam hari sebelum kau tertidur, dan di pagi hari sebelum kau berangkat ke kantor. Aku merasa tidak memilikimu, Chanyeol. Dan di sisi lain, Sehun hadir membuat hariku kembali cerah. Mengingatkanku pada saat kita masih menjadi sepasang kekasih. Maafkan aku Chanyeol.. Aku merasa nyaman saat berada di dekatnya"
"Aku merasa amat kecewa, Lu"
"Chanyeol, kumohon kau bisa mengerti dengan situasi ini. Akupun merasa jika aku tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu, terbukti aku yang telah mengkhianatimu. Kau bisa mendapatkan yang lebih baik daripada aku, Chan. Kau lelaki yang hebat, kau tampan dan kau sempurna. Kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih sempurna di bandingkan aku"
"Kukira kau tidak akan mempermainkan pernikahan kita. Tetapi aku salah, kau telah merusak janji kita di depan Tuhan dan kau telah mempermainkan hatiku. Aku mencintaimu, dan tidak pernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk menyelingkuhimu. Hanya kau satu-satu lelaki yang berada di hatiku, tetapi aku kembali teringat.. Aku harus bahagia jika seseorang yang aku cintai itu bahagia. Dan aku memang harus menerima keputusanmu. Kau mencintai Sehun dan sudah.. aku tidak memiliki harapan lagi.." ucap Chanyeol dengan pandangan nanarnya.
"Chanyeol.. maafkan aku.."
"Tidak ada yang salah dengan cinta, Lu. Kau hanya melakukan apa yang berasal dari hatimu, dan aku bisa mengerti itu"
"Lalu apa yang harus aku lakukan? Hiks"
"Semua sudah terjadi dan aku tidak bisa memaksamu untuk mencintaiku lagi. Jika kau bahagia bersama Sehun, tentu aku akan mendukungmu. Dan kau boleh memiliki pendapat lain"
"Terima kasih Chanyeol. Kau memang sangat sempurna, aku harap hidupmu bahagia bersama seseorang yang mencintaimu"
Chanyeol hanya mengusap lengan istrinya tersebut dengan lembut ketika Luhan sudah memeluk tubuhnya dengan erat. Dan Chanyeol hanya tersenyum lemah ketika menyadari ini adalah saat-saat terakhir bersama istrinya tersebut
"Kita akan hidup bahagia bersama pasangan kita masing-masing, Lu. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Dan aku cukup bahagia, karena sepertinya Sehun dapat memberikanmu kehidupan yang layak"
"Um.."
Luhan mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada tubuh tinggi sang suami yang sebentar lagi akan menjadi orang asing baginya. Namun pelukannya terlepas begitu saja ketika Chanyeol sedikit mendorong tubuhnya dan betapa terkejutnya Luhan ketika Chanyeol membawa tubuhnya untuk berbaring di atas sofa tersebut. Kemudian Luhan menatap Chanyeol dengan pandangan bertanya, sedangkan Chanyeol hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
"Biarkan aku menyentuhmu untuk yang terakhir kalinya.."
Luhan tidak menjawab karena Chanyeol sudah membawanya pada sebuah ciuman yang hangat dan manis yang membawanya melayang ke langit ketujuh. Mungkin ini adalah cara yang bisa di lakukan oleh Luhan sebagai ucapan terima kasihnya pada Chanyeol selama ini yang sudah memperlakukannnya sebagai istri dengan baik. Luhan tidak menolak sentuhan Chanyeol dan membiarkan Chanyeol melakukan apapun padanya untuk yang terakhir kalinya.
"Aku tidak akan mengeluarkannya didalam. Aku sudah bisa melepaskanmu"
"Um.."
Luhan lagi-lagi mengangguk dan sepertinya perpisahan mereka terselesaikan dengan baik tanpa ada satu pihakpun yang merasa dirugikan.
Chanyeol dan Luhan sudah resmi berpisah.
.
.
.
~oOo~ RAINBOW CONNECTION ~oOo~
.
.
.
Author:
Yuta CBKSHH
Tittle:
RAINBOW CONNECTION (CHANBAEK)
Main Cast:
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Support cast:
Xi Luhan a.k.a Luhan
Kim Jong In a.k.a Kai
Do Kyungsoo a.k.a Kyungsoo
And others cast (EXO's members)
Rating:
M ++
Genre:
Fluff, Romance, Drama, Hurt/Comfort
Length:
Chaptered
Disclaimer:
Fanfict yang terinspirasi dari beberapa pengalaman. FF ini di tulis oleh Yuta sendiri dan tanpa di bantu oleh siapapun. Plot cerita dari Han Seong Ji yang request FF ini dan Yuta bantu mengembangkan jadi sebuah FF. Cerita ini tidak memplagiat cerita dari orang lain atau cerita manapun. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik ^^
Warning:
BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!
Summary:
[YAOI!NC21] Chanyeol (28 thn) bertemu dengan Baekhyun (18 thn) yang bekerja di sebuah bar malam. Tak sengaja melihat Baekhyun hampir di perkosa dan memutuskan untuk membeli Baekhyun. "Aku baru saja bercerai dengan istriku. Kau tidak perlu takut, aku tidak akan menyentuhmu sebelum kau yang meminta" - Chanyeol. (CHANBAEK) Slight KaiSoo HunHan! RnR!
Backsong:
Winner - Color Ring
~~ HAPPY READING ~~
.
.
.
"Kyungsoo! Maafkan aku, aku harus segera kembali!"
Tap
Tap
Tap
"Tapi Baek, diluar hujan! Dan kau tidak membawa payung!"
"Lebih baik aku kehujanan daripada aku terlambat bekerja Kyung hihi. Annyeong~"
"Haishh~ Baekhyun selalu saja bersemangat jika pulang sekolah seperti ini. Bahkan ia tidak memperhatikan kesehatannya yang akan terancam jika ia kehujanan, huh~ Dasar ByunBaek"
Kyungsoo -sahabat Baekhyun- hanya mampu menghela nafasnya ketika melihat Baekhyun sudah berlari meninggalkannya. Jujur saja ia merasa amat lelah jika harus mengejar sahabatnya yang lincahnya melebihi seekor rusa tersebut. Tubuh mereka sama-sama pendek, tetapi Baekhyun sangat cekatan dalam urusan lari. Dan Kyungsoo tidak mau menerima resiko dirinya akan terjatuh jika ia nekad mengejar sahabatnya tersebut.
Baekhyun siswa sekolah yang duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah atas itu, masih melanjutkan aksi 'berlari menghindari hujan' nya tersebut sambil melihat ke arah jam tangan yang melingkar manis di lengan kirinya yang kurus. Huft~ sudah hampir jam 6 sore dan itu berarti ia hanya memiliki waktu satu jam lagi untuk bisa tiba di tempatnya bekerja.
Bekerja?
Ya, Baekhyun bekerja menjadi pelayan di sebuah tempat hiburan malam. Bukan tanpa alasan ia menjalani profesinya ini, karena ia memiliki alasan kuat kenapa ia harus bekerja. Yaitu, Baekhyun bukanlah berasal dari keluarga yang cukup, bahkan bisa di bilang Baekhyun memiliki keluarga yang kurang berada. Ujian sekolahnya semakin dekat, dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena ia harus membeli beberapa buku untuk mempermudah ujiannya nanti. Jadi, ia harus mengumpulkan banyak uang untuk membiayai sekolahnya sendiri tanpa harus merepotkan kedua orangtuanya lagi. Lagi pula, bekerja sebagai pelayan bukanlah hal yang sulit, yaa walaupun ia harus menanggung beberapa resiko atas pekerjaannya tersebut. Tetapi selama ia melakukan pekerjaannya dengan baik, ia yakin ia akan mendapatkan hasil yang baik juga.
Baekhyun masih terus berlari mengabaikan rintik hujan yang sedari tadi berlomba-lomba menembus seragam sekolah yang dikenakannya. Nafasnya terengah-engah tetapi ia masih mampu menampilkan senyuman manisnya sepanjang perjalanan karena mata sipitnya yang indah itu menangkap sebuah kebesaran Tuhan yang berada di ujung sana..
Pelangi.
"Inilah alasan kenapa aku begitu menyukai hujan. Karena setelah hujan berhenti, maka pelangi yang indah itu akan muncul. Aku sangat menyukai pelangi"
Baekhyun terus mengejar pelangi itu walaupun ia tau jika ia tidak akan pernah bisa menyentuh pelangi indah itu. Ia ingin sekali dirinya menjadi sebuah pelangi yang indah, besinar dengan 7 warna yang dimilikinya, dan juga mampu membuat orang -seperti dirinya- mengembangkan senyuman tulusnya. Pelangi yang hanya akan muncul ketika tumpahan air menyirami bumi. Menurutnya, pelangi itu adalah sebuah keajaiban karena pelangi itu luar biasa indah dan ia ingin menjadi seseorang yang bisa membuat orang tersenyum karena keindahannya.
"Aku ingin menjadi pelangi"
Ting~
Sebuah lonceng kecil berbunyi ketika Baekhyun memasuki sebuah ruangan kecil dimana ruangan tersebut menjadi tempatnya untuk mengganti pakaian seragamnya menjadi seragam pelayan. Hanya terdapat beberapa loker tinggi yang berdiri tegap disisi kanan dan kiri ruangan tersebut. Dengan cepat, ia meletakkan tas sekolahnya ke dalam loker dan juga melepaskan seragam sekolahnya yang sedikit basah lalu menggantungnya di samping loker tersebut agar cepat kering.
Jika kalian bertanya apakah Baekhyun merasa lelah atau tidak, maka jawabannya adalah iya. Ia amat sangat lelah karena baru saja ia pulang sekolah yang cukup menguras tenaga dan pikirannya, ia masih harus bekerja hingga pukul 12 malam. Tetapi jika kalian bertanya apakah Baekhyun menyerah, maka jawabannya adalah tidak. Ia ingin menjadi sosok yang lebih baik lagi dan ia yakin ia akan meraih masa depannya yang cerah suatu saat nanti. Ini adalah perjuangannya, dan ia sangat percaya jika hasil tidak akan pernah mengkhianati prosesnya.
"Baekhyun, cepat antarkan minuman ini pada pelanggan kita yang bernama Tuan Kim"
"Ah, baiklah"
Dengan senyuman yang terus terpancar di wajah cantiknya, Baekhyun mulai melangkahkan kakinya mendekati salah satu sofa mewah yang berada di sudut untuk mengantarkan sebotol minuman beralkohol tersebut. Dan ia disambut dengan baik oleh semua pelanggan yang kebanyakan adalah pelanggan tetap bar malam ini.
"Silahkan Tuan" ucap Baekhyun dengan ramah sambil meletakkan pesananan lelaki yang diketahui bernama Tuan Kim tersebut.
"Baekhyun.. seperti biasa, kau harus menemaniku disini. Bagaimana? Aku akan memberikanmu banyak uang" ucap Tuan Kim lengkap dengan seringaiannya yang ehem! cukup tampan untuk ukuran pria berumur 28 tahun seperti dirinya.
Tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaan pelanggan tetapnya ini, karena ini memang sudah menjadi bagian dari tugasnya. Yaitu, melayani setiap pelanggan yang mendatangi bar malam tersebut.
"Baiklah Tuan, aku akan menemani Tuan disini" lalu Baekhyun mendudukkan dirinya di samping Tuan Kim dan menunduk dalam. Lebih tepatnya, ia menunduk karena ia tidak tau apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Aku dengar kau masih bersekolah ya? Tetapi kenapa kau bisa bekerja di tempat seperti ini?" ucap Tuan Kim membuka percakapan mereka. Membuat Baekhyun hanya tersenyum manis dan menjawab pertanyaan Tuan Kim yang ramah tersebut.
"Aku membutuhkan uang untuk biaya sekolahku sendiri, Tuan. Dan aku sangat bersyukur karena Suho Ahjussi membiarkan aku bekerja di bar malam miliknya" jelas Baekhyun dengan suara lembutnya.
"Apa kau tidak takut? Dan ah iya, jangan panggil aku Tuan, panggil aku Kai saja karena aku belum setua itu untuk kau panggil Tuan haha" Baekhyun ikut tertawa ketika Tuan Kim yang ternyata lebih suka di panggil Kai tersebut, tertawa renyah padanya. Jujur saja, Kai adalah pelanggan tetap yang paling ramah yang pernah Baekhyun temui selama ia bekerja di bar malam ini. Baekhyun akan di berikan beberapa uang yang lumayan banyak hanya dengan menemani Kai mengobrol seperti ini saja. Dan sepertinya Baekhyun mulai menyadari jika lelaki tampan ini merasa kesepian.
"Tetapi akan terasa tidak sopan jika aku langsung memanggil nama saja. Dan masalah aku takut atau tidak.. aku sama sekali tidak takut karena aku tidak melakukan kesalahan, dan aku begitu bersyukur karena bisa bertemu dengan pelanggan yang baik seperti Tuan"
Kai tertawa setelah mendengar jawaban polos Baekhyun dan kemudian ia meneguk bir pesanannya.
"Baiklah aku membiarkanmu memanggilku Tuan, dan.."
Kai menatap wajah cantik Baekhyun dan menunjukkan senyum menawannya.
"Dapatkah aku memelukmu hingga jam 12 malam nanti?"
Baekhyun terdiam, lebih tepatnya ia terdiam karena ia merasa terkejut dengan perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Kai. Tidak biasanya Kai melakukan skinship seperti itu, karena biasanya Kai akan memintanya untuk mengobrol saja. Tidak lebih.
"Tidak mau?"
"Ah aku mau. Baiklah Tuan.."
Kai tertawa kecil lagi karena melihat reaksi kikuk Baekhyun ketika ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Baekhyun. Baekhyun sangat kaku dan ia gelagapan tidak tau harus bereaksi seperti apa ketika Kai sudah mendekatkan wajahnya ke arah perpotongan lehernya. Namun tidak beberapa lama, Baekhyun bisa bernafas lega karena Kai hanya menopangkan dagunya diatas bahunya dan memeluk tubuhnya saja.
Ia percaya jika Kai adalah orang yang baik dan tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak terhadapnya.
"Kau mengingatkanku pada seseorang" gumam Kai yang menyamankan posisinya di dalam pelukan Baekhyun.
Baekhyun masih terdiam dan membiarkan Kai mengatakan apa yang ingin ia katakan, karena sepertinya Kai sudah sedikit mabuk saat ini.
"Usiamu 18 bukan? Sama seperti dia. Dan usia kami yang membuat aku tidak bisa memilikinya. Usia kami berjarak 10 tahun, dan itu adalah suatu yang mustahil untuk menjalin sebuah hubungan" lanjut Kai.
"Tuan mencintainya?" Tanya Baekhyun dengan hati-hati karena sepertinya ia mulai tau alasan kenapa Kai melakukan hal ini terhadapnya.
"Sangat. Aku sangat mencintainya, tetapi aku cukup tau diri jika aku terlalu dewasa untuk menjadi kekasihnya" jawab Kai. Kemudian ia mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Baekhyun dan sesekali menghirup aroma yang menguar dari tubuh Baekhyun.
"Jika dia juga mencintai Tuan, aku rasa usia bukanlah menjadi masalah"
"Ya, kau benar. Tetapi entah kenapa hubunganku dengannya begitu sulit"
"Kalian akan bersatu suatu saat nanti. Ini hanya masalah waktu" ucap Baekhyun. Dan ia tertawa kecil ketika ia menyadari perkataannya yang bijak padahal ia hanyalah seorang siswa sekolah yang sama sekali tidak mengerti arti cinta.
"Baiklah, tetap seperti ini. Aku ingin tertidur di pelukanmu, dan bangunkan aku jika sudah jam 12 nanti" Kai sedikit mendorong tubuh Baekhyun untuk bersandar pada sofa mewah yang berada disana agar Baekhyun tidak lelah menahan berat tubuhnya. Dan kemudian Kai mulai menutup matanya, tertidur di pelukan seorang bocah sekolah yang berprofesi sebagai pelayan yang hanya ia jadikan pelampiasan kegelisahannya saja.
"Baik Tuan.."
"Terima kasih Baekhyun"
.
.
.
~oOo~ RAINBOW CONNECTION ~oOo~
.
.
.
Glek
Glek
Glek
Chanyeol meneguk segelas wine yang berada di genggamannya sambil tertawa miris menatap gelas wine tersebut. Pandangannya fokus tetapi pikirannya melayang entah kemana. Ini masalah rumah tangganya dengan Luhan yang hancur. Sebelumnya ia tidak pernah meminum wine seperti ini sama sekali, dan untuk kali ini, ia nekad untuk meminumnya dan benar saja..
bebannya sedikit terangkat dan ia sedikit tenang sekarang.
Chanyeol adalah tipe pria yang tidak terlalu suka dengan kehidupan malam seperti ini, karena menurutnya ini tidaklah sehat dan hanya membuang-buang waktunya saja. Maka dari itu, ia meminta bantuan sahabatnya untuk memberitahukan tempat yang bagus untuk bersenang-senang, dan sahabatnya tersebut merekomendasikan bar malam ini.
Tanpa berpikir panjang, Chanyeol langsung mendatangi bar malam ini dan memesan sebotol wine dengan kadar alkohol yang rendah. Karena ia tidak ingin mengambil resiko buruk jika ia mengemudi dalam keadaan mabuk nanti. Dan ia rasa tempat ini tidaklah buruk, musiknya pun hanya musik jazz yang menenangkan dan tidak membuat kepalanya menjadi pusing karena mendengar dentuman musik yang terlalu keras.
"Betapa menyedihkannya aku" ucap Chanyeol menertawai dirinya sendiri.
Kemudian Chanyeol meneteskan airmatanya ketika mengingat masa lalu dirinya dengan Luhan yang begitu indah. Namun telah kandas begitu saja karena kelalaiannya sendiri. Ingin menyesalinya, tetapi percuma. Ia tidak akan mampu memiliki Luhan kembali. Tetapi ia cukup puas dengan pergumulan terakhir mereka dikantor tadi, begitu manis dan juga penuh emosi. Ucapan perpisahan yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
Ia harus menerima kenyataan jika ia saat ini sendiri, dan Luhan sudah bukan istrinya lagi. Maka dari itu, ia harus bangkit dan ia pikir untuk mencari pengganti Luhan tidak akan menjadi masalah. Tidak bohong, Chanyeol adalah lelaki yang membutuhkan perlakuan lembut seorang istri yang mencintainya. Dan ia tidak bisa bayangkan akan menjadi seperti apa dirinya jika ia hidup seorang diri tanpa pendamping. Ia adalah lelaki sempurna, dan ia yakin ia mampu mendapatkan seorang pendamping dengan mudah. Ya, ia harus yakin dan berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.
Setelah menghabiskan setengah botol wine, Chanyeol memutuskan untuk bangkit menghampiri sahabatnya yang mengajaknya ke tempat ini. Kaki panjangnya melangkah dengan angkuh menuju ke sudut ruangan mewah tersebut. Namun ia menghentikan langkahnya ketika melihat sang sahabat justru tengah tertidur sambil memeluk erat seorang pelayan lelaki yang juga tertidur. Chanyeol mengernyitkan dahinya dan menunggu beberapa saat hingga tak lama kemudian, sang pelayan terbangun dan langsung melepaskan pelukannya terhadap pelanggannya tersebut.
"Apa Kai melakukan hal ini setiap hari terhadapmu?" tanya Chanyeol pada pelayan lelaki yang memiliki tubuh mungil tersebut.
Sang pelayan hanya terdiam dan ia menundukkan kepalanya takut. Membuat Chanyeol menghela nafasnya dan menyadari jika sikapnya barusan ternyata menakuti pelayan mungil tersebut.
"Tidak perlu takut. Siapa namamu?" tanya Chanyeol lagi.
"Tuan.." bukannya menjawab, pelayan tersebut justru membangunkan pelanggannya dengan menggoyangkan sedikit tubuhnya.
"Iya Baekhyun? Apakah sudah jam 12?" tanya Kai dengan wajah mengantuknya. Namun Kai langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi terkejut karena melihat sang sahabat sudah berdiri tegap di hadapannya.
"Chanyeol?"
Chanyeol hanya memutar kedua bola matanya malas dan mendudukkan dirinya di sofa yang berada di hadapan Kai.
"Aku tau kau menyukai anak kecil, tetapi aku baru tau jika ternyata kau menyukai 'banyak' anak kecil" ucap Chanyeol dengan santai.
Kai mengecup pipi gembil Baekhyun sambil bergumam 'terima kasih' setelah ia menyelipkan beberapa lembar uang won di saku kemeja seragam Baekhyun. Baekhyun hanya tersenyum tipis sambil mengangguk dan segera beranjak darisana, karena jujur saja ia merasa tidak nyaman jika berada di antara pelanggannya tersebut.
"Aku hanya melampiaskan perasaanku saja. Kebetulan usianya sama seperti usia kekasih ku" jelas Kai sambil meneguk kembali wine nya yang masih tersisa.
"Kenapa kau menyukai anak kecil? Mereka begitu bodoh dan tidak mengerti apa-apa" ucap Chanyeol sambil memandang Kai dengan pandangan yang meremehkan.
"Mungkin kau akan menyukai jawabanku.."
"Apa?"
"Anak kecil tidak akan menyakiti perasaan kita asal kau tau. Mereka begitu lugu dan aku rasa, cinta mereka akan lebih besar dari apa yang kita berikan pada mereka"
"Terserah kau saja" acuh Chanyeol. Ia sudah tidak heran jika Kai adalah pecinta lelaki manis yang masih usia remaja, dan itu menurutnya sangat konyol.
"Dan juga.. desahan mereka begitu manis"
"Jangan menghasutku untuk menjadi pedofil sepertimu, Kai. Aku masih menyukai lelaki cantik yang sudah dewasa"
Kai hanya tertawa menanggapi perkataan sahabatnya tersebut.
"Lebih baik menjalin hubungan dengan anak kecil daripada harus terluka karena di gugat cerai seperti dirimu hahaha"
"Kau sahabatku yang paling brengsek, Kai"
"Hahaha aku hanya bercanda ok? Jja, kita kembali. Bukankah besok kita masih harus bekerja?" Kai sudah bangkit dari posisinya tetapi Chanyeol masih terduduk disana sambil melamun.
"Hya, kenapa kau melamun?"
"Jadi nama pelayan tadi adalah Baekhyun?"
"Iya, dia pelayan tetapku. Kenapa? Kau tertarik padanya?"
Chanyeol menggeleng.
"Tidak, hanya saja aku masih tidak habis pikir kenapa anak kecil sepertinya bisa bekerja di tempat seperti ini?"
"Akupun memikirkan hal yang sama sepertimu, tetapi aku sudah mengetahui alasannya"
Chanyeol masih menunjukkan ekspresi bertanyanya pada Kai, membuat Kai kembali membuka suaranya karena mengerti dengan arti ekspresi wajah Chanyeol.
"Ia membutuhkan uang untuk bersekolah" singkat Kai.
"Hanya karena uang? Tetapi apakah kau dan pelayan tadi sudah.."
"Aku tidak sebrengsek itu, Chan. Aku mengunjunginya setiap malam karena aku merasa bersimpati padanya. Aku bahkan tidak pernah melakukan skinship dengannya"
"Lalu yang tadi itu apa?" tanya Chanyeol dengan ekspresi malasnya.
"Hahaha itu adalah yang pertama kali"
Kemudian Chanyeol bangkit dari posisi duduknya sambil sesekali berpikir tentang pelayan imut tadi. Jadi, apakah ia amat sangat terdesak hingga melakukan pekerjaan seperti ini?
Chanyeol masih tidak habis pikir.
.
.
.
~oOo~ RAINBOW CONNECTION ~oOo~
.
.
.
"Baekhyun, kau tampak lelah. Minumlah ini, aku sengaja membelikan vitamin untukmu. Kau harus meminumnya agar kau kuat untuk bekerja nanti" ucap Kyungsoo yang mendapati Baekhyun tengah menopangkan kepalanya diatas lipatan lengannya sendiri terduduk lemah di sampingnya.
Jujur saja Kyungsoo merasa prihatin dengan Baekhyun karena hidup Baekhyun nampaknya begitu sulit. Kyungsoo ingin sekali membantu, tetapi sahabatnya itu selalu saja menolak bantuannya. Dan ia pikir, dengan memberikan beberapa vitamin untuk Baekhyun, Baekhyun akan menerimanya.
"Aku tidak ingin merepotkan-"
"Jangan keras kepala untuk satu kali ini saja Baek"
Baekhyun akhirnya mengalah dan menerima sebotol vitamin dari sahabatnya tersebut.
"Terima kasih, Kyungsoo" ucap Baekhyun dengan senyuman manisnya.
"Minumlah, dan kau harus berjanji padaku untuk meminum vitamin ini 3 kali sehari. Setiap hari" paksa Kyungsoo. Membuat Baekhyun tertawa kecil karena sikap perhatian yang Kyungsoo tunjukkan padanya.
"Arraseo Dokter Kyungsoo" ucap Baekhyun dengan antusias. Kemudian akhirnya mereka tertawa berdua dan memutuskan untuk merapihkan alat tulis mereka karena bel pulang sekolah baru saja berbunyi.
"Um Kyung.."
"Ya?"
Baekhyun terdiam sejenak ketika matanya menangkap sebuah foto yang menjadi wallpaper di ponsel Kyungsoo. Disana terdapat foto dimana Kyungsoo tengah tersenyum manis ke arah kamera dengan seorang lelaki yang menopangkan dagunya pada bahu Kyungsoo dari belakang. Baekhyun tidak terlalu bodoh untuk mengetahui siapa lelaki yang tengah memeluk Kyungsoo di foto itu, dan ia meyakini jika lelaki itu adalah..
"Apakah lelaki yang berada di ponselmu itu adalah lelaki yang selama ini kau ceritakan padaku?" tanya Baekhyun dengan hati-hati.
Awalnya Kyungsoo cukup terkejut dengan pertanyaan Baekhyun, karena sebelumnya ia memang belum pernah memberitahu seperti apa wujud lelaki yang selama ini ia ceritakan pada Baekhyun. Kyungsoo memiliki alasan untuk menyembunyikan masalah ini, yatu karena lelaki yang masih berstatus menjadi kekasihnya itu berusia jauh lebih tua darinya. Namun dengan sekuat tenaga Kyungsoo menampilkan senyumannya pada Baekhyun, karena ia pikir mungkin lebih baik ia mengatakan hal yang sebenarnya pada sahabatnya sendiri.
"Ya, dia adalah lelaki yang selama ini aku ceritakan padamu, Baek" ucap Kyungsoo masih dengan senyumannya.
Glup
Baekhyun menelan ludahnya kasar setelah mendengar jawaban dari Kyungsoo. Ini sangat mengejutkan. Baekhyun serasa menjadi seorang sahabat yang berkhianat karena pada kenyataannya lelaki itu adalah pelanggan tetapnya selama ini, dan bahkan semalam mereka berpelukan dengan hangat. Apakah Baekhyun benar-benar sudah menjadi seorang pengkhianat saat ini?
"Ada apa Baek? Kau mengenalnya?" tanya Kyungsoo karena mendapati reaksi aneh dari sahabatnya tersebut.
Baekhyun langsung mengubah ekspresi wajahnya dan tersenyum manis pada Kyungsoo.
"Tidak, aku tidak mengenalnya. Tetapi dilihat dari foto kalian berdua, kalian terlihat sangat serasi. Aku harap hubungan kalian akan terus berjalan dengan baik"
"Terima kasih Baekhyun.."
"Ne. Ah iya, aku harus segera ke tempat kerja. Maafkan aku tidak bisa pulang bersamamu lagi. Annyeong"
"Ck! Memangnya kapan kita pernah pulang bersama? Huh, aku harap kau terus bersemangat seperti itu, Baek" desah Kyungsoo ketika mendapati sahabatnya sudah lari meninggalkan dirinya. Lagi.
'Jadi.. Apakah yang selama ini Tuan Kim ceritakan adalah Kyungsoo? Sahabatku sendiri?' batin Baekhyun saat dirinya berada di perjalan menuju ke tempat kerja.
'Dan juga.. Yang selama ini Kyungsoo ceritakan padaku adalah Tuan Kim? Aishh~ kenapa dunia ini begitu sempit?'
Baekhyun meringis dan kemudian ia mempercepat langkahnya hingga ia berlari. Memang seperti ini kebiasaannya setiap hari. Seolah tidak pernah lelah, ia selalu bersemangat dalam menjalani hari-harinya seorang diri. Dan jika ia pulang ke rumahnya, mungkin hanya sekedar untuk tidur. Karena selama ini Baekhyun jarang sekali pulang kerumahnya karena ibunya telah mengizinkannya untuk hidup mandiri, dan betapa beruntungnya Baekhyun karena ia dizinkan oleh Suho -selaku pemilik Bar malam tempatnya bekerja- untuk tidur di loker karyawan.
Baekhyun tidak mempermasalahkan tentang itu, dan ia lebih nyaman untuk hidup mandiri daripada harus merepotkan kedua orangtuanya. Mungkin beginilah jalan hidup Baekhyun yang sudah Tuhan tuliskan untuknya. Jadi, yang harus ia lakukan adalah menerimanya, menjalaninya dan melakukan hal yang terbaik.
Seperti biasa, setibanya ia di loker kerjanya, ia langsung mengganti seragam sekolahnya menjadi seragam karyawan. Seragam pelayan tersebut berupa kemeja hitam dan ketika Baekhyun memakainya, maka akan terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang seputih susu. Tentunya Baekhyun sudah membersihkan tubunya terlebih dahulu sebelum ia bekerja, karena ini adalah peraturan menjadi karyawan di tempat ini.
Baekhyun menghela nafasnya ketika ia meraih nampan besar yang berada di sampingnya dan mendatangi counter bar yang sudah tersedia beberapa racikan minuman beralkohol disana. Tugasnya hanya menerima perintah dari Jongdae -bartender yang bekerja disana juga- dan mengantarkan minuman ini pada pelanggan.
"Baek, kali ini Tuan Kim tidak datang. Kau bisa antarkan minuman ini pada Tuan Song yang memakai anting itu di meja nomor 7" ucap Jongdae. Baekhyun hanya mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju meja yang dimaksud. Baekhyun bersiap dengan senyum manisnya dan menyapa pelanggannya dengan ramah.
"Silahkan Tuan" ucap Baekhyun seperti biasa.
"Hey, aku baru melihatmu" ucap Tuan Song tiba-tiba menarik lengan kurus Baekhyun. Tentu saja membuat Baekhyun tersentak dan ia kehilangan keseimbangannya ketika Tuan Song dengan cepat menarik tubuhnya hingga ia terduduk di sofa mewah tersebut dengan kasar.
"Ma-maaf Tuan-"
"Siapa namamu, manis? Apakah aku boleh menikmatimu malam ini?"
Sontak Baekhyun membulatkan kedua matanya. Ia tidak mungkin melakukan hal seperti itu dengan pelanggannya, dan Suho pun tidak mengizinkan pelanggannya untuk bersikap tidak sopan seperti ini. Tetapi kemana Suho saat ini? Biasanya ia akan langsung menghampiri pelanggan yang bersikap macam-macam seperti ini pada karyawannya saat itu juga. Meskipun ini adalah bar malam, tetapi ini bukanlah tempat untuk melampiaskan nafsu. Siapapun, tolong selamatkan Baekhyun saat ini.
"Maaf Tuan, Tuan tidak bisa melakukan hal itu" lirih Baekhyun yang masih berusaha mati-matian untuk melepaskan cengkraman tangan Tuan Song yang sepertinya sudah mabuk tersebut.
"Lalu jika aku ingin melakukan hal itu bagaimana? Tidak mungkin jika aku melakukannya sendiri bukan? Dan kau pelayan yang harus mematuhi pelanggannya" ucap Tuan Song yang sudah mendekatkan wajahnya pada perpotongan leher Baekhyun.
"Hentikan Tuan. Kumohon" Baekhyun berusaha mendorong Tuan Song, tetapi usahanya nihil, tenaga Tuan Song tidak sebanding dengan tenaganya.
"Anak kecil sepertimu masih polos bukan? Pasti tubuhmu akan terasa nikmat"
Baekhyun menahan airmatanya agar tidak terjatuh, karena ia berjanji ia tidak akan menangis dalam kondisi apapun. Ia harus kuat dan ia tidak boleh menyerah hanya karena lelaki yang ingin memperkosanya ini. Ia masih memiliki masa depan indah yang harus diraihnya. Tetapi entah kenapa tenaganya menguap begitu saja ketika Tuan Song mengecup kuat ceruk lehernya tanpa melepaskan genggaman pada tangannya.
"T-tuan.. hentikan-"
Grep
BUGHH!
"Aku rasa melakukan pemerkosaan adalah hal yang paling tidak jantan"
BUGH BUGH BUGH!
Baekhyun membulatkan matanya ketika beban diatas tubuhnya terangkat tiba-tiba dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Tuan Song sudah tersungkur di bawah dengan noda darah di sudut bibirnya. Ya, Tuan Song baru saja di tinju oleh pria tinggi yang masih berdiri membelakangi Baekhyun. Baekhyun kira itu adalah Suho, tetapi ia salah. Lelaki yang menolongnya ini bukanlah Suho, melainkan..
"Kau tidak apa-apa.. um.. Baekhyun?"
Lelaki tampan bertubuhh tinggi yang ia temui kemarin saat dirinya tengah bersama Kai.
Baekhyun hanya terdiam dan sedetik kemudian ia meneteskan airmatanya lalu berlari menjauhi lelaki yang baru saja menolongnya tersebut. Ya, lelaki itu adalah Chanyeol. Dan tidak lama kemudian tibalah Suho yang langsung membungkuk hormat padanya meminta maaf.
"Maafkan kami Chanyeol-ssi. Aku akan mengganti rugi atas ketidaknyamanan yang-"
"Aku ingin bertemu dengan pelayanmu tadi" potong Chanyeol yang masih memperhatikan Baekhyun yang sudah berlari menuju belakang ruangan. Tentu saja membuat Suho menghentikan kata-katanya dan ia hanya mengangguk mematuhi perintah Chanyeol yang merupakan sahabat dari Kai si pendonatur terbesar bar malam ini.
"Baiklah, Chanyeol-ssi. Aku akan memanggil Baekhyun untuk menemuimu. Mari kuantar ke ruanganku" ucap Suho selanjutnya. Chanyeol hanya mengangguk dan mengikuti arah langkah Suho. Namun ia sedikit melihat kearah ruangan yang baru saja Baekhyun masuki, dan mendapati Baekhyun tengah menundukkan kepalanya sambil menangis dengan kedua telapak tangannya yang menutupi wajahnya. Baekhyun terduduk sendiri di ruangan tersebut sambil menangis sesunggukkan. Membuat Chanyeol semakin tidak tega dengan anak kecil tersebut, dan sepertinya ia harus mengambil keputusan saat ini juga untuk membantu Baekhyun.
Ya, ia harus melakukannya karena ia tidak ingin melihat bocah kecil seperti Baekhyun harus menjalani kehidupan yang sulit seperti ini.
.
.
.
~oOo~ RAINBOW CONNECTION ~oOo~
.
.
.
"Aku ingin membelinya"
"Ya?"
"Aku ingin membeli Baekhyun" ucap Chanyeol dengan tegas ketika ia duduk di hadapan si pemilik bar malam tersebut. Tentu saja ucapan Chanyeol akan membuat Suho terkejut, pasalnya ia tidak pernah menemui pelanggan yang nekad ingin membeli pelayannya seperti yang Chanyeol lakukan saat ini. Ini terlalu gila.
"Maaf Chanyeol-ssi. Tetapi aku tidak pernah menjual pelayanku sendiri. Aku bukanlah mucikari"
"Baiklah jika begitu. Bagaimana jika biarkan Baekhyun bekerja untukku? Aku akan membayar padamu tenaga yang bisa Baekhyun hasilkan selama ini. Aku akan membayar tenaga Baekhyun padamu"
Sepertinya Chanyeol tidak memiliki pilihan lain selain membawa Baekhyun ikut bersamanya. Paling tidak, pekerjaan yang akan ia berikan pada Baekhyun nantinya tidak akan membuat Baekhyun dilecehkan seperti tadi. Dan ia berjanji ia tidak akan menyuruh Baekhyun melakukan pekerjaan yang berat. Jujur saja, niat Chanyeol hanyalah ingin memperingan beban Baekhyun, tidak lebih.
Suho terlihat menimbang-nimbang ajuan Chanyeol. Apakah Baekhyun akan mematuhi perintahnya jika ia menyuruh Baekhyun bekerja untuk Chanyeol?
"Aku harus menanyakannya terlebih dulu pada Baekhyun" ucap Suho.
"Tidak perlu. Jangan meminta persetujuannya, tetapi perintah dia. Bukannya dia sangat patuh dengan apa yang kau perintahkan? Aku berjanji aku tidak akan menyakitinya" perkataan Chanyeol lebih terlihat seperti sebuah permohonan dengan keputusasaan saat ini. Membuat Suho kembali berpikir dua kali untuk menolak permintaan Direktur muda ini.
"Sebenarnya akupun merasa tidak tega melihatnya selalu dilecehkan oleh pelangganku. Tetapi aku tidak memiliki pilihan lain karena ia terus memohon padaku untuk memberinya pekerjaan. Dan jika kau sudah berjanji tidak akan menyakiti Baekhyun, aku tidak memiliki alasan untuk tidak menyetujui permintaanmu" ucap Suho.
"Aku berjanji. Aku hanya ingin mempermudah kehidupannya. Aku hanya ingin membantunya" entah dorongan darimana Chanyeol hingga memohon seperti ini pada Suho hanya karena seseorang yang sama sekali belum pernah ia kenal sebelumnya. Tetapi dengan melihat kondisi Baekhyun yang sangat kurus dan juga pucat, membuatnya tidak tega. Dan juga.. Baekhyun sedikit mengingatkannya pada sosok Luhan yang sama-sama ekhem! Cantik?
"Baiklah. Jongdae, sampaikan pada Baekhyun untuk datang ke ruanganku sekarang"
Jongdae yang sedari tadi berada disana, hanya memangguk patuh dan ia keluar ruangan tersebut untuk memanggil Baekhyun yang berada di loker kerjanya. Jongdae menghela nafasnya merasa iba dengan kondisi Baekhyun yang semakin hari semakin terlihat kurus dan kelelahan. Mungkin ini memang keputusan yang terbaik, karena ia pun tidak tega jika Baekhyun harus bekerja sepanjang malam seperti itu. Walaupun ia harus kehilangan sosok Baekhyun, tetapi tidak masalah jika ia akan kembali melihat senyuman ceria Baekhyun nantinya.
"Baekhyun, Suho menyuruhmu untuk menemuinya di ruangannya"
Baekhyun langsung menolehkan kepalanya ke arah Jongdae dan melemparkan tatapan memohonnya.
"Apakah aku akan di pecat?" tanya Baekhyun putus asa.
Jongdae tersenyum dan merangkul tubuh kurus Baekhyun untuk berjalan ke ruangan Suho.
"Tidak. Ia akan memberikanmu pekerjaan yang jauh lebih layak"
Baekhyun hanya mengangguk dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang ketika ia sudah berdiri di depan pintu ruangan Suho. Entah kenapa perasaannya menjadi gelisah, namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain menghadapi ini semua.
Cklek
Jongdae membukakan pintu untuk Baekhyun mempersilahkan Baekhyun masuk lebih dulu. Dan tubuh Baekhyun tiba-tiba terasa kaku ketika melihat pria tinggi yang menolongnya tadi tengah duduk di hadapan Suho.
"Baekhyun, ada yang ingin aku bicarakan padamu. Dan Jongdae, kau bisa kembali bekerja. Terima kasih"
"Baik hyung" ucap Jongdae meninggalkan ruangan tersebut.
Chanyeol berusaha untuk menyembunyikan senyumannya ketika melihat bocah kecil yang saat ini sudah berdiri di sampingnya dengan tubuh yang sedikit bergetar. Ia sudah tidak sabar untuk menolong Baekhyun keluar dari tempat berbahaya seperti ini.
"Baekhyun. Sebelumnya perkenalkan, dia adalah Park Chanyeol. Dia yang akan memberikanmu pekerjaan baru yang lebih layak" mulai Suho. Baekhyun hanya menatap kosong tanpa mau mengalihkan pandangannya pada Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum maklum dan memberi kode pada Suho untuk melanjutkan perkataannya.
"Maafkan aku Baekhyun. Kau dipecat dari bar ini. Tetapi kau tidak perlu khawatir. Seperti yang aku katakan tadi, Tuan Park Chanyeol ini akan memberikanmu pekerjaan yang baru. Bagaimana? Apa kau bersedia?" lanjut Suho.
Baekhyun sedikit membuka bibirnya karena merasa amat bingung. Ia sangat kecewa karena Suho memecatnya begitu saja. Lalu darimana ia mendapatkan uang untuk biaya sekolahnya jika ia tidak memiliki pekerjaan? Dan di sisi lain, ia bisa menerima pekerjaan baru yang lebih layak jika ia menuruti perintah Suho. Tetapi..
Ia sama sekali tidak mengenal lelaki yang selalu memakai pakaian bersetelan jas mahal ini. Jadi, apakah ia boleh mengetahui spesifikasi pekerjaan barunya nanti?
"Seperti apa pekerjaan baruku, Ahjussi?" tanya Baekhyun dengan suara lirih ketakutan.
Kini giliran Chanyeol yang angkat bicara, bahkan ia sudah bangkit dari posisi duduknya menjadi berdiri di hadapan tubuh mungil Baekhyun dan ia menampilkan senyuman menawannya pada Baekhyun agar Baekhyun tidak merasa ketakutan.
"Kau hanya perlu merapihkan rumahku dan memasakkan makanan untukku setiap hari. Dan jika kau melakukan pekerjaanmu dengan baik, aku yang akan menanggung semua beban hidupmu. Bagaimana?" tawar Chanyeol sambil terus menatapi wajah cantik Baekhyun yang pucat.
Baekhyun mengulum bibirnya dan menunduk merasa bingung dengan keputusannya sendiri. Pekerjaannya sangat mudah dan sepertinya lelaki ini sangat baik. Mungkin lelaki ini akan sibuk seharian dikantornya dan tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada dirinya bukan? Mungkin ini adalah pilihan yang terbaik.
"Ne. Aku bersedia untuk melakukan itu semua" ucap Baekhyun dengan membalas tatapan Chanyeol.
Disana Suho tersenyum lega karena setidaknya Baekhyun mendapatkan kehidupan dan tempat tinggal yang lebih layak daripada di bar miliknya. Jika ini hal yang terbaik, kenapa tidak?
Chanyeolpun mengembangkan senyumannya dan kemudian ia menjabat tangan Suho tanda kesepakatan mereka.
"Aku akan membayar tenaga Baekhyun padamu juga. Jangan mengkhawatirkan Baekhyun, aku akan memperlakukannya dengan baik dan semestinya"
Setelah sepakat, akhirnya Chanyeol keluar ruangan tersebut diikuti oleh Baekhyun yang berjalan di belakangnya.
Hahh~ ternyata begitu mudah untuk mendapatkan Baekhyun. Eh? Tunggu..
Mendapatkan Baekhyun?
Dan memberikan tugas Baekhyun untuk merapihkan rumahnya dan memasakkan makanan untuknya setiap hari?
Bukankah itu terlihat seperti pekerjaan seorang..
..istri?
.
.
.
.
.
.
TBC!
.
.
.
.
.
.
Penasaran ga, sama apa yang akan terjadi pada Chanyeol dan Baekhyun kalo mereka tinggal serumah? Mainstream ya? Tapi siap-siap sama adegan manisnya di next chap kkk~
NEXT?
MAU LANJUT?
YAKIN?
REVIEW JUSEYO~
YUTA TUNGGU~
SARANGHAE BBUING~!
PS : Jangan lupa sambil dengerin lagu Winner - Color Ring yaa :) Biar berasa feelnya :D