Jesshy fanfiction Present

.

.

.

KRISTAO

-oOo-

"...jangan seperti itu , Yifan. Kau harus bisa membiasakan dirimu disini , nak"

–Yifan memandang ibunya dengan wajah datarnya. "Jadi Mom akan meninggalkanku dan Dad di China , begitu?" Bocah kecil yang baru saja memasuki kelas tiga sekolah dasar itu bertanya dengan nada dingin pada ibunya. Sang ibu tersenyum dengan pertanyaan yang menuntut tersebut. Ia dan suami nya sangat tahu bahwa Kris –panggilannya ketika di Amerika- atau Yifan –tentu panggilannya saat berada di China- masih terlalu kecil dan terlalu keras kepala untuk mengerti tentang apa artinya 'tinggal sementara' untuk perjalanan bisnis.

Rumah mereka di Amerika tepatnya –Toronto, Canada.

Ayah Yifan memang keturunan China asli yang kebetulan saat itu sedang menetap untuk sementara di Amerika. Dan yang tak diduga , ia justru jatuh cinta pada salah satu gadis disana. Yup. Ibu Yifan. Gadis cantik pemilik darah asli keturunan Canada yang membuat gen rambut Yifan menurun tepat sepertinya –pirang keemasan. Hanya mata yang berwarna coklat serta sifatnya sajalah yang menurun dari Ayah nya , selebihnya kukira Yifan lebih menyukai mengikuti bagaimana Ibunya.

Ibu Yifan mendekati putra kecilnya itu dengan senyum , "Mom , never leave you and dad... honey, never"Ia mengusap surai pirang Yifan dengan sayang. Yifan menatap Ibunya itu dengan ragu, ia takut jika Ibunya pergi meninggalkan mereka berdua saja di China , maka kemungkinan Ayahnya akan berselingkuh atau kemungkinan buruk lainnya bisa saja terjadi –Oke, salahkan grandma Yifan di Canada yang suka sekali menonton drama picisan disaat Yifan sedang berlibur sekolah disana.

"–b-but , Mom! Don't you afraid about us? I mean ..about another girls with dad.. i mean-"

Yifan menumpahkan apa yang sejak tadi mengganjal di pikirannya. Namun , terpotong dengan kekehan kecil dari Ibunya . Yifan merengut –Hei , apa yang lucu?.

"Oh Yifan , my dear , ternyata hal itu yang membuatmu sangat risau Mom tinggalkan , sayang? Oh Tuhan. Kau benar-benar manis!"Ibunya memeluk Yifan sangat erat hingga nyaris membuat Yifan sesak sendiri. Ia berontak tentu saja. "Apa yang lucu? Dan apa yang manis , Mom? Tidakkah Mom lihat kalau aku sedang serius saat ini?"

"Ah-" Ibu Yifan melepaskan pelukan eratnya pada sang anak dan kini merunduk guna menyamankan dirinya ketika berbicara dengan menatap langsung mata coklat Yifan –mata suaminya. "Dengarkan , Mom , Yifan."Ia memegang kedua pundak putra nya itu dan mulai berbicara serius. "Dad , dia tidak akan pernah mengkhianati Mom. Mom percaya padanya , begitupun sebaliknya. Dan Kris pun harus begitu," Yifan diam mendengar kata-kata dari Ibu nya.

"Yifan memang masih terlalu kecil untuk mengerti apa itu arti dari sebuah pernikahan seperti yang Mom dan Dad mu lakukan, dan juga apa itu kesetiaan dan juga cinta. Tapi kelak pada waktunya kau pun akan memahaminya sayang."

"Dan mulai saat ini , Mom melarangmu untuk menonton televisi selain Channel anak-anak. Kau mengerti , Tuan Wu?" Ayah Yifan yang baru saja tiba di rumah mereka sedikit terlonjak karena kata-kata penuh penekanan dengan aura intimidasi memenuhi ruangan itu sesaat setelah ia datang.

Ia menoleh kearah Istri dan juga Putra nya dengan senyum kikuk, "Baiklah, aku paham apa maksudmu , sayang."

"Bagus kalau begitu. –Ah , aku tidak bisa lebih lama lagi disini, pesawat menuju Canada akan berangkat sebentar lagi. Tolong kau jaga , Yifan kita selama kau bekerja disini , Wu , akan kupatahkan semua yang ada ditubuhmu –sekalipun itu yang tak bertulang , jika sampai aku mendengar Yifan kita sakit. Kau mengerti?"

"Kau selalu menggunakan ancaman , sayang. Baiklah, tanpa kau suruh pun akan kujaga dia. Dan kau juga berhati-hatilah saat perjalanan dan jaga dirimu dan juga Ibu."

" –hu-uh ..mungkin jika ibu tidak sakit saat ini aku bisa tinggal bersama kalian disini" Ibu Yifan mengusap surai pirang putra tunggalnya itu. Suaminya –Tuan Wu , mengusap pundak Istrinya perhatian. "Aku mengerti keinginanmu , tapi Ibu mu lebih memerlukanmu saat ini. Kami akan selalu mendukungmu , benarkan Kris?!"Ucapnya semangat. "yeah , that's right Dad! Love you Mom!?"

Ibu Yifan terkekeh kecil –nyaris menitikkan air mata karena perasaan gembiranya. "Jangan memanggilnya , Kris , disini , kau mengerti Wu? Baiklah, hati-hati dirumah oke? Berbenahlah. Mom pergi dulu Yifan , jangan jadi anak yang nakal selama Mom tak ada di dekatmu."

"Oke , Mom"

.

.

.

.

Tok tok tok

Klek

"Ah , siapa ya?"

Seorang wanita cantik bersurai hitam menenangkan menyambut ketukan pintu Tuan Wu beserta putranya. Ia tersenyum ramah pada wanita itu. "Kau tak mengenalku , Xiye? Akan kuadukan kau pada Jessy kalau begitu sepulangku dari sini."Kekehnya. Dan –mendapat tatapan membunuh dari Kris, ia masih memikirkan kemungkinan yang dibicarakannya pada Mom nya beberapa jam yang lewat. "Haha ..aku hanya bercanda Demi Tuhan , Wu Yishou!? Bagaimana aku bisa melupakan teman sepermainan suamiku yang tiba-tiba saja lari ke Canada seperti orang yang terbelit hutang, padahal ia punya banyak sekali uang? Aahaha.. dan –Oh , apa ia putra mu Yishou? Yifan? Kau kah?"

Yifan memandang bingung kedua manusia dewasa didepannya ini , 'apa tante-tante dengan wajah anak SMA ini mengenal keluarganya? Dirinya? Bahkan saat nama ibunya disebut tadi ia tampak akrab sekali? .

"Ya dia Yifan, Xiye."

"OH!? TUHAAANNNN~ kau benar benar Yifan? Kau tumbuh dengan tampan sekali nak. Kau pasti mengambil semua gen dari ibumu , karena aku percaya kau akan kena sial jika mengikuti gen Ayahmu yang satu ini."Xiye –wanita itu tertawa lagi. Yifan benar-benar tak menyangka ternyata ada wanita dengan mulut secerewet ini selain guru konselingnya di Canada. Astaga.

"Ada apa ini , kenapa kelihatan asyik sekali?"

Seorang pria –yang kira-kira seumuran dengan Ayah Yifan keluar dan berdiri memeluk wanita yang dipanggil Xiye oleh Ayah Yifan tersebut. "Aih!? Yishou Lama lama tak jumpa kau kakek tua?!"Ia terkekeh sabil terus memeluk istrinya. Kini dahi Kris seratus persen berkerut. Siapa orang-orang ini?

"Ahaha kau juga sama tua nya denganku Chuifen, jangan memutar balikkan fakta. Dan ini putraku, terakhir kali kalian melihatnya ketika ia berusia satu minggu , kan? –Wu Yifan."

"Wajahnya mirip dengan Ibunya. Tapi aku yakin , dia sama keras kepalanya denganmu."

"Kurasa begitu."

.

.

.

.

"Jadi kau disini untuk bisnis , Yishou? Sampai kapan?"Tanya Chuifen setelah mempersilahkan Ayah dan anak itu masuk kedalam kediamannya dan meminta istrinya menuangkan dua cangkir teh hangat untuk keduanya.

"Entahlah."Yishou –ayah Yifan , meminum sedikit teh dalam cangkir miliknya. "Kurasa sampai perusahaan tempatku bekerja berkata 'kau sudah boleh pulang ke Canada' , hingga saat itu tiba aku akan menetap disini –sebagai tetanggamu. Dan ngomong-ngomong kenapa kau bertanya begitu , huh? Kau tidak betah bertetangga denganku lagi , Chuifen?"Canda Yishou.

Chuifen mengikuti Yishou menegak teh hangatnya juga. "Bukan begitu. Tidak baik seorang Ayah muda seusia kita yang sudah berkeluarga hidup terpisah dengan Istri. Cobaanmu akan banyak , Wu. Yang aku khawatirkan Jessy tak akan kuat jika terus hidup dengan jarak sekian kilometer denganmu. Sekalipun sudah ada si kecil Yifan , dia hanya tanda saja , dude. Gadis-gadis beringas diluar sana malah bisa menggunakan dia sebagai senjata dan kunci mereka baik padamu dan juga Jessy."

Yishou diam mendengarkan kata-kata dari sahabat kecilnya itu, usia Chuifen memang lebih tua dibandingkan dengannya. Itu sebabnya pikiran pria itu lebih luas dibandingkan dengan Yishou.

Bruk

"Yaampun..hati-hati kalau berjalan sayang."

Suara seseorang jatuh dari arah dapur membuat keheningan antara dua orang dewasa dengan Yifan seketika itu pula lenyap. Chuifen langsung bangkit dari kursinya dan berlari kearah dapur, meninggalkan Yishou dengan putranya yang memandang heran. Baru beberapa detik pria itu kesana, ia sudah kembali lagi dan duduk dengan tenang dihadapan Yishou dan juga Yifan. "Dia putriku –ternyata ia baru saja bangun dari tidur siang dan tanpa sadar langsung berjalan kedapur dan menabrak tembok pembatasnya"Ia terkekeh lega.

Xiye yang sebelumnya meninggalkan suaminya beserta Yishou dan putranya sendiri itupun kembali dan kini dengan seorang anak kecil yang memiliki rambut panjang sepinggul yang sama hitamnya dengan sang Ibu. Wajahnya benar-benar kelewat manis untuk ukuran seorang perempuan sekalipun. Bulu matanya lentik dengan bibir mungil yang terlihat manis. Ada lingkaran hitam samar dibawah matanya –yang menambah kesan menggemaskan dirinya yang seperti anak panda. Matanya yang terlihat masih menahan kantuk itu menggerejap-gerejap lucu. Yifan terdiam menatap anak itu, matanya sama sekali tak berkedip sesaat setelah anak itu tiba dihadapannya. Yifan kecil merasa ada yang aneh dengan dirinya , kenapa ia gemetar?

Anak itu menatap Ayahnya , Yishou dan juga Yifan bergantian dengan wajah bingung.

"Mama-.."Ia mendongak kali ini menatap Xiye. "Mereka siapa?"Tanyanya polos. Yang Yifan berani bersumpah bahkan suaranya pun lebih lembut dari pada anak perempuan manapun.

Xiye tersenyum , ia mengusap rambut putri nya perlahan. "Itu paman Yishou, kau tidak lupa kan dia siapa?" Mata putrinya berbinar kala membenarkan ucapan sang ibu. "Sahabat Papa , kan!?"Ucapnya bangga dan disambut dengan gelak tawa oleh semuanya. Bahkan Yifan –anak itu bahkan sedikit terkekeh kecil tadi. "Tapi , Ma. Anak yang disebelah paman Yishou itu siapa?"Tanyanya lagi.

"Ah –dia , Yifan , putraku. Nak , perkenalkanlah dirimu dengan anak paman Chuifen. Dia benar-benar anak yang manis , kan?"

Yifan bangkit dari kursinya dan berdiri berhadapan dengan anak panda –anak sahabat Ayahnya itu. Ibu nya sedikit menjauh dan duduk disamping sang suami –memberikan kelonggaran pada Yifan dan juga putri nya untuk berkenalan. Mereka bahkan melanjutkan obrolan mereka dengan mengacuhkan Yifan dan juga gadis panda manis itu . Membiarkan mereka agar lebih dekat –karena bagaimanapun juga mereka bertetangga.

Sebuah uluran tangan memecah lamunan Yifan beberapa saat yang lalu, anak perempuan itu tersenyum menatap Yifan. "Ni hao , namaku Huang Zi Tao. Aku putri dari keluarga Huang Chuifen dan Huang Xiye , aku kelas dua sekolah dasar , salam kenal Yifan-gege. Kau tampan sekali."

Blush

Tidakkah –Zitao melihat wajah Yifan yang merah saat ini karena ia memujinya dengan blak-blakan begitu.

"Yifan-gege, kau tak apa?"Tanya Zitao khawatir. "Wajahmu merah sekali , apa kau demam?"Lanjutnya dan dengan sangat tiba-tiba sekali gadis yang mengenakan gaun tidur bermotif panda itu langsung meletakkan punggung tangannya pada dahi Yifan. Dan tentu saja berefek pada wajah Yifan yang kini semakin memerah akibatnya.

"Astaga~~!~ kau panas sekali , ge , aku harus bil-"

Lengan kecil Zitao ditahan oleh Yifan saat gadis itu hendak berlari kearah Ibunya. Yifan menggeleng. "Aku tidak apa-apa , Zitao. Lihat?"Yifan menunjukan wajahnya yang kini kembali normal. Zitao memandangi wajah Yifan. "Wah , Yifan-gege bisa sembuh hanya dalam beberapa detik saja? Itu keren sekali. Aku saja butuh waktu minimal satu minggu jika ingin sembuh." Ia terkekeh , dan mau tidak mau membuat Yifan tersenyum tipis karenanya.

"–Oh , bisa kita ulang acara memperkenalkan dirinya , Zitao? Namaku Wu Yifan. Salam kenal, dan kau cantik sekali.

Bocah kelas dua sekolah dasar itu terkekeh dengan pujian Yifan. "Cara perkenalan gege sama seperti yang dilakukan oleh kakak ku dan juga sahabatku disekolah. Hihi"

Dahi Yifan mengerut , "Kakak? Bukankah kau satu-satunya putri yang dimiliki oleh Keluarga Huang , Zitao?"Herannya. Zitao menggeleng.

"Aku bilang , 'aku satu-satunya putri' tapi aku tidak bilang aku satu-satunya anak dari Ayah dan Ibuku. Mereka memiliki satu putra lagi yang usianya sama denganku ge , walaupun kakak angkat ku sih –tapi aku benar-benar menyayanginya. Dia-.."

"Oh Sehun."

Zitao berucap dengan wajah tersenyum damai. Tak menyadari raut diwajah tampan Yifan berubah pelan-pelan. "Dan nama sahabatku disekolah itu Park Chanyeol. Kau tahu , ge , kau harus segera bertemu dengan mereka berdua, sayangnya Sehun sedang bermain kurasa. Anak itu selalu begitu jika aku tidur"

Dan entah bagaimana Kris merasa ada yang aneh lagi dengan dirinya. Hatinya terasa panas, matanya terasa perih dan juga ia ingin sekali memukul apa saja saat ini –tapi ditahannya.

Ternyata anak laki-laki di dalam hidup Zitao bukan hanya dirinya , eh?

.

.

.

.

Event i'm not a good talker, please understand me

I will tell you all of the truth that i've been keeping

Do you remember the day we first met?

.

.

.

.

Disclaimer :

All the Cast in this story actually GOD's.

And,

The story is absolutely mine

So , with attention READ and REVIEW please

And

Enjoy ma stories ^^

.

.

.

Long-last

.

PROLOG#(1/3)

CONTINUED/DELETED?

`jesshy2016