Bab 2

Yang terakhir kali Kyuhyun ingat adalah rem mobilnya yang seperti di opsi untuk tidak lagi bisa berfungsi, membuat mobilnya menabrak pohon dan saat itulah tubuhnya terasa diikat dengan kencang.

Napasnya menjadi berat dan ia mulai tak sadarkan diri.

Lalu ia mulai terbangun meringis dengan rasa ngilu yang luar biasa, ia merasa seseorang memukuli wajahnya bertubi-tubi, menginjak-nginjak badannya dengan suara tawa yang begitu memekakkan telinga.

Tubuhnya diikat kencang, terduduk diatas kursi yang sudah jatuh terbaring dilantai, dengan darah yang mengucur keluar dari sela-sela bibirnya.

Wajah mereka yang memukulinya tertutup oleh kain hitam yang dibolongi dibagian mata dan hidung, sama sekali menutup aksesnya untuk mengenali bajingan keparat mana yang hampir membuatnya mati.

"Cho Kyuhyun"

Lalu salah seorang dari mereka memanggil namanya dengan lirih, mengeluarkan sebilah pisau besi yang berkarat di bagian pinggirnya, mendekatkan pisau itu kearah wajahnya yang sudah babak belur, bahkan Kyuhyun tidak lagi merasakan sakit di wajahnya karena terlalu kebal.

Pria itu malah takut untuk melihat dirinya di cermin.

Orang itu lalu tertawa, masih memainkan pisau berkarat itu disekitar wajahnya, menepuk bahu lebarnya yang terikat sempurna oleh tali tambang coklat yang berbau apek, membisikkan kata-kata mengancam ditelinganya.

Mereka ingin memeras dirinya, semua yang ada dalam tabungan bank nya.

"Aku hanya menginginkan sesuatu yang sederhana, lalu dengan kau yang berkompromi denganku, tuan CEO"

Orang itu mengeluarkan nada-nada yang riang, masih dengan pisau berkarat yang mengeluarkan bau khas besi, menyeruak di rongga hidung Kyuhyun. "Aku ingin kau duduk manis disini sebagai seorang sandra, sampai aku menelepon nenekmu, memintanya memberikan seluruh uangnya demi menyelamatkan nyawa cucunya yang hampir terancam"

Kyuhyun sama sekali tidak mengeluarkan suara.

"Aku tidak akan membunuhmu" Orang itu menaikkan kedua bahunya. "Jika kau menjadi bocah yang penurut saat ini, tidak melawan dan tetap tenang, maka nyawamu akan selamat sampai nenek tersayangmu menjemput"

Orang itu lalu tertawa dengan keras, memekakan telinga.

Tiba-tiba ikatan tali yang melilit tubuhnya mengendur, membuat Kyuhyun dengan cepat meliukkan tubuhnya, meloloskan diri dari ikatan itu, menegakkan tubuhnya lalu menendang orang itu hingga tersungkur, menginjak-nginjak tubuh orang itu dengan membabi buta.

Namun anak buah orang itu tidak tinggal diam, mereka menerkam tubuhnya, memelintir tangannya kebelakang, bersiap kembali untuk memukul-mukul wajahnya, berharap bahwa CEO itu kembali tidak sadarkan diri dan apabila itu terjadi, mereka bersumpah akan mengikat Kyuhyun dengan tiga tali tambang.

Beberapa detik kemudian, mereka malah dapat ditumbangkan oleh Kyuhyun dengan mudah.

Bocah itu seperti ajaib, ketua penyandra itu berbisik dalam hatinya.

Dia tidak menginginkan jika tawanannya meloloskan diri dengan mudah, bisa hilang seluruh uangnya! Bagaimanapun, bocah CEO ini adalah tambang emasnya! Ia tidak mempedulikan apa yang akan terjadi setelah ini, dan pria itu kalap, mencengkeram pisau besi berkaratnya yang sedari tadi tergenggam erat ditangannya, berlari kearah Kyuhyun yang hampir saja menerjangnya hingga membuat pisau itu menikam sempurna dibagian perutnya.

Kyuhyun hampir saja muntah darah.

Kyuhyun menarik tancapan pisau itu dari perutnya dengan sedikit limbung, berbalik menerkam kearah bos penyandra itu dengan sekali tikaman tepat kearah dada pria itu dan membuat bos itu terkapar. Kyuhyun berharap jika bajingan itu mati saat itu juga.

Ia tidak peduli untuk repot-repot mengurus mayat orang-orang itu, ia harus secepat mungkin keluar dari tempat itu dan menyelamatkan dirinya sendiri sebelum dialah yang akan menjadi mayat berikutnya. Ia masih belum mau mati, sama sekali tidak mau! Ia masih ingin bersenang-senang pada obsesinya, menikmati diri untuk menjadi seorang CEO yang ditakuti oleh banyak orang.

Ia betul-betul mencintai pekerjaannya.

Kyuhyun tidak bisa berjalan normal, apalagi berlari. Ia hanya bisa berjalan terseok-seok memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah. Beruntungnya, tikaman pisau itu tidak terlalu dalam dan ia masih mempunyai harapan untuk hidup. Jalanan sepi tanpa orang yang lewat, mustahil baginya untuk meminta seseorang membawanya kerumah sakit.

Lalu tiba-tiba dia menggeleng. Tidak, ia tidak boleh kerumah sakit. Seluruh media akan gempar.

Dia begitu membenci media yang meliput dirinya, apalagi menjumpai profil dan data-data dirinya di Koran, majalah, dan internet.

Media adalah pembohong besar, bisa-bisa mereka mengada-ngada kejadian yang terjadi.

Sangat tidak lucu jika mereka menulis bahwa aku adalah seorang bos mafia yang diserang, pikir Kyuhyun masih dengan gaya berjalan yang terseok-seok.

Kemanapun Kyuhyun pergi, jalanan dibelakangnya menampilkan jejak tetesan darah.

Ia tersenyum singkat ketika hujan mulai turun, menyapu jalanan bekas tetesan darahnya dan menerjang tubuhnya, membuat lukanya yang kemasukan air hujan menjadi luar biasa perih.

Pria itu tidak menyadari seberapa lama dan seberapa jauh ia mencoba untuk berjalan hingga dirinya berhenti disebuah toko yang mungil, dengan seorang gadis berantakan yang menatapnya dengan gurat wajah ketakutan luar biasa.

Lalu gadis itu langsung berlari, menerjang pintu masuk tokonya lalu meghampiri dirinya yang mulai tersungkur di jalanan aspal.

.

.

.

"Oh sial"

Pria itu meraskan sercecah sinar menerobos kedalam matanya , dan ia mulai membuka kedua matanya perlahan. Kepalanya terasa berat, begitu pening hingga dia akhirnya kembali jatuh tertidur sambil memegangi kepalanya.

Bau wangi adonan kue samar-samar tercium olehnya.

Ia memberanikan diri untuk memperjelas pandangannya, ruangan sederhana yang didekorasi mirip seperti toko kue menyambutnya, dengan sinar matahari pagi yang menyeruak di sela-sela tirainya.

Dan seorang gadis yang ikut terbaring disampingnya, meringkuk sambil memeluk seluruh tubuhnya.

Lalu sobekan kemeja putihnya yang memerah akibat lumuran darah.

"Ah" geramnya kecil, lalu meraba kearah perutnya. Ia tidak lagi merasakan darah merembes disana. Dia hanya merasakan kasarnya permukaan kain kasa dan pinggiran perutnya yang sudah bersih, tanpa bercak-bercak darah sama sekali.

Dia tidur bersama gadis itu semalaman, dengan bertelanjang dada.

Lalu ia berusaha berdiri, melihat keseliling toko kue mungil itu, mencari-cari telepon yang kira-kira dapat ia gunakan, dan Kyuhyun mendapatkannya, sebuah telepon kabel yang terpajang rapi disudut meja bersebelahan dengan mesin kasir.

Kyuhyun mulai menekan tombol yang di hafalnya, mendatangkan bunyi nada sambung hingga sebuah suara mengalun dalam telinganya, malaikat penolong yang akan membuatnya kembali utuh menjadi Kyuhyun yang biasanya.

"Paman Lee" ucapnya dengan nada yang parau. Pandangannya mulai beralih kepada gadis yang masih meringkuk itu. "Jemput aku di sebuah toko kue kecil di daerah Yongsan, sedikit terpojok, tepat didepan kantor pos yang sudah tutup."

Sambungan telepon itu terputus. Kyuhyun lalu meraih pena yang tergeletak disebelah telepon, menuliskan deretan nomor angka di secarik kertas lalu menempelkannya di gagang telepon.

Jika gadis itu menginginkan uang balas budi, maka Kyuhyun siap untuk memberikannya.

.

.

.

Ketika Sungmin membuka kedua matanya, pria dengan ceceran darah itu sudah tidak lagi berbaring di sampingnya.

Sobekan kemejanya masih ada, masih sama seperti semalam, dengan warna merah darah yang menghiasi kain putih itu.

"Apakah pria itu siluman?"

Sungmin bergumam sendiri, bangkit berdiri lalu meraih mug mungilnya, mengisinya air lalu meneguknya secara perlahan. Kebiasaannya untuk meminum air putih sesudah bangun tidur sama sekali tidak boleh ia hilangkan.

"Oh, kemana perginya dia?" Sungmin mengucek-ngucek matanya lalu menguap kecil.

Apakah ia masih berada disini?, pikirnya, mengedarkan pandangan ke seluruh tokonya.

Namun sosok pria itu tidak ada disana walaupun Sungmin telah mencarinya diseluruh ruangan.

"Pria yang tidak tahu berterima kasih"

Ia sedikit mengumpat, lalu mendudukkan dirinya kasar diatas kursi kecil mungil, kursi yang digunakan untuk mendudukkan pria itu semalam. Kursi yang ia gunakan untuk membalut perut pria itu dengan kain kasa.

Sungmin sama sekali tidak mengharapkan uang pria itu, ia malah akan dengan tegas menolak jika pria itu menyodorkannya uang sebagai bentuk balas budi. Ia benar-benar ikhlas menolong pria itu walaupun ia hampir saja mati sanking takutnya kalau saja bukan pria yang baik. Namun pria itu menghilang tanpa jejak, seperti lenyap, tanpa meninggalkan secarik catatan ataupun ucapan terima kasih. Ayolah, Sungmin hanya butuh untuk dihargai!

Pria itu seperti tokoh dongeng, gumam Sungmin lalu menerawang kearah langit-langit tokonya. Ia masih ingat suara berat pria itu, ada nada mendominasi dalam suaranya. Pria itu menolak dengan keras saat Sungmin ingin memanggil ambulans, membawanya kerumah sakit.

Pria itu malah bersikeras bahwa ia baik-baik saja.

Lalu, apa yang ia lakukan hingga membuat perutnya ditikam seperti itu, dan wajahnya yang begitu babak belur?

Lagi-lagi batin Sungmin berteriak, dan ia memandangi sobekan kemeja milik pria itu. Apakah pria itu ternyata benar orang jahat? Seorang preman? Ataukah ia adalah seorang mafia?

Sungmin meraih kemeja itu lalu melipatnya dengan lembut, mendekap didadanya kemudian memasukkannya kedalam sebaskom air yang sebelumnya telah diisi sabun, menyikatnya lalu kembali merendamnya, membuat darah yang ada dibaju itu hanyut terlarut oleh air.

Gadis iu akhirnya mengangkat kemeja putih milik pria asing itu, mengerutkan kening saat ia mulai menyadari bahwa merek kemeja itu sama persis dengan kemeja putih Donghae yang luar biasa mahalnya. Ingatan itu benar-benar terekam jelas di otaknya saat tunangannya merogoh kocek yang membuat Sungmin mengomelinya seharian penuh. Buat apa buang-buang uang untuk sebuah kemeja yang terlihat tak berbeda dengan kemeja-kemeja diskonan di swalayan?

Sungmin mendesah, memeras kemeja itu lalu memutuskan untuk menjemurnya hingga kering lalu melipatnya serapi mungkin.

Siapa tahu pria itu akan kembali datang menagih kemejanya. Sangat sayang bukan jika kemeja seharga sewa setahun apartemennya itu dilupakan begitu saja?

.

.

.

"Sejauh ini tidak ada seorang gadispun yang datang mencari anda untuk menuntut uang balas budi, Tuan Cho"

Entah berapa kali pria itu mengerutkan dahinya, dan Lee Kangin, si tua pekerja keras itu menyunggingkan senyum tipis miliknya. Atasan mudanya itu menjadi kalang kabut semenjak insiden penculikan itu.

"Bagaimana mungkin" ia merendahkan suaranya, memberi isyarat kepada Kangin agar lelaki tua itu merapatkan pintu ruangannya. "Ini akan mudah jika ia ingin memerasku!"

"Tapi sampai sekarang gadis itu tidak melakukannya" Kangin menaikkan kedua bahunya. "Apakah gadis itu menelepon anda, Tuan Cho?"

"Tidak" Kyuhyun memijit pelipisnya. "Tidak ada panggilan masuk sama sekali dari gadis itu"

"Ia sepertinya ikhlas untuk menolong anda" Kangin terkekeh. "Anda melarikan diri dari penculik agar mereka tidak memeras anda, tapi sekarang anda malah berharap agar gadis toko kue itu yang memeras anda"

"Aku berhutang nyawa" Kyuhyun menghela napas panjang. "Aku rasa aku akan mati kehabisan darah di depan tokonya apabila ia tidak berlari keluar untuk menolongku"

"Anda harus menghampiri kedai rotinya kalau begitu" Kangin tersenyum sangat cerah. "Anda bisa berterima kasih lalu memberikannya uang balas budi!"

"Aku tidak pernah mengucapkan terima kasih dalam hidupku!" Kyuhyun menatap kearah Kangin tajam, sedikit menimbulkan rasa terkejut dalam diri lelaki tua itu. "Aku tidak akan pernah mengucapkan terimakasih untuknya, apalagi berbincang-bincang hangat dengannya di dalam toko itu"

"Lalu bagaimana jika anda menyuruh orang anda untuk memberikan uang padanya secara langsung?"

"Dia akan menolak demi menjaga harga dirinya"

"Bagaimana anda dapat mengetahui dengan jelas bahwa gadis itu akan menolak?"

"Aku mengiriminya pesan dua hari yang lalu. Aku mengatakan padanya persis seperti yang kau usulkan, menyuruh orang untuk datang ke tokonya dan memberikannya uang, lalu gadis itu membalas tidak, dan akan membuang semua uang yang akan kuberi di depan tokonya. Paman Lee, bukankah ini sama saja dengan aku membuang sebagian uangku secara cuma cuma di tengah jalan?"

"Benar, Tuan Cho" suara Kangin terdengar melembut. "Apakah anda tidak mencoba membujuknya melalui via telepon?"

"Dia memblokir nomorku. Aku pernah berinisiatif meneleponnya. Gadis itu seharusnya datang kemari, meminta uang balas budi padaku agar aku tidak merasa bersalah!"

"Jalan satu-satunya adalah anda harus datang ke toko roti itu dan mengucapkan terima kasih, Tuan Cho. Ini adalah jalan terakhir agar anda tidak merasa bersalah. Gadis ini terlihat tidak tertarik dengan uang anda"

"Bukankah aku sudah mengatakan hal ini sebelumnya padamu? Aku tidak pernah mengatakan terimakasih dalam hidupku"

"Mengapa?"

Kangin bertanya sangat datar dan pelan, membuat Kyuhyun tertegun sejenak lalu menyenderkan punggungnya dengan mata yang terpejam.

"Karena aku adalah Cho Kyuhyun" ia membalas. "Keluarga angkatku sama sekali tidak pernah mendidikku untuk mengucapkan kata-kata itu. Tidak ada seorang pun yang pernah mendengar. Apa yang akan terjadi nantinya apabila ucapan terimakasih ku yang pertama kulontarkan untuk seorang gadis pengurus kue? Media-media bajingan itu bisa-bisa membuat gosip bahwa gadis itu adalah wanita gelap simpananku!"

"Anda bisa mengatakan yang sejujurnya kepada media bahwa gadis itu menolong anda…"

"Media tidak boleh mengetahui kejadian penculikkan itu" Kyuhyun berucap dengan tegas dan lantang. "Sama sekali tidak boleh"

"Jika persoalan yang anda hadapi adalah karena anda adalah Cho Kyuhyun…" Kangin menatap kearah bola mata Kyuhyun dalam. "Maka anda tidak boleh menjadi Cho Kyuhyun"

"Berpura-pura menjadi orang lain?" Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya, dan Kangin sedikit mematung melihat wajah atasannya itu sama sekali tidak bersahabat.

"Tidak" Kyuhyun menggeram. "Aku akan mendatangi gadis itu hari ini, memaksanya agar ia mau menerima uang balas budi itu"

"Lalu apa yang akan anda lakukan apabila gadis itu lagi-lagi menolak?"

"Cho Kyuhyun tidak pernah ditolak!"

.

.

.

Gadis itu mendorong sodoran amplop tebal dari Kyuhyun, lalu menatap lelaki itu dengan tatapan sengit yang luar biasa.

Seorang Cho Kyuhyun ditolak untuk pertama kalinya oleh seorang gadis pemanggang kue.

"Saya tidak bisa menerima uang anda, Tuan Cho yang terhormat" Sungmin mendesis kala pria itu bertampang sangat tidak bersahabat. "Bukankah sudah saya katakan berkali-kali sejak Tuan mengirimkan pesan kepada saya tempo hari?"

Gadis ini benar-benar keras kepala! Kyuhyun mendesis dalam hatinya, dadanya sedikit bergemuruh saat lagi-lagi gadis itu menatapnya dengan tatapan jengkel. Lee Sungmin adalah manusia pertama di muka bumi ini yang pernah menolaknya, dan Kyuhyun benar-benar membenci itu. Berani-beraninya gadis ini! Ia memekik lagi dalam hatinya, merasakan rasa panas yang menyelubungi dirinya begitu dahsyat sehingga membuat dirinya tertantang. Toh apa salahnya jika gadis itu menerima uang? Seharusnya, gadis miskin seperti Sungmin harus dengan senang hati menerima tawaran uang kompensasi yang disodorkannya! Apa gadis ini punya maksud lain untuk dirinya? Siapa tahu gadis ini mempunyai pikiran licik yang akan membuat dirinya kesusahan nanti. Pikiran kotor Kyuhyun bermain-main dalam benaknya. Mana ada manusia di dunia ini yang menolak uang yang sekarang ini bertransformasi menjadi Tuhan di era ini?

Waktuku tidak boleh terbuang sia-sia. Kyuhyun berdecak, melirik arloji mahalnya yang masih setia terlingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah habis dua puluh menit ia berdiri di sini, seakan mengemis pada gadis itu agar ia menerima uang yang diberikannya. Tapi sia-sia! Sungmin sama sekali tidak bergeming! Sudah susah payah ia mengatur waktunya yang bukan main padatnya untuk gadis ini. Dan, sudah susah payah pula ia diam-diam menyelinap agar publik tidak pernah tahu bahwa orang seperti dirinya mengunjungi toko kumuh ini, apalagi mengunjungi seorang gadis. Untung saja toko gadis ini kosong, tanpa pelanggan sehingga Kyuhyun dengan mudah segera memblokir jalan masuk toko ini dengan beberapa anak buahnya di depan, memastikan bahwa tidak ada orang asing yang menguping.

"Tidak perlu jual mahal, nona Lee" suara Kyuhyun berubah berat, menahan emosinya yang memuncak. "Cukup ambil saja amplop ini dengan riang, lalu lupakan semua yang terjadi. Hitung-hitung sebagai hadiah tutup mulut agar kejadian beberapa hari lalu tidak menyebar. Jika kurang, tinggal bilang saja, aku tipe orang yang mudah diperas dalam sikon tertentu. Bukankah dengan ini akan menciptakan hubungan yang menyenangkan antara kedua belah pihak?"

"Keluargaku tidak pernah mengajari aku untuk menolong orang dengan imbalan" Sungmin menatap Kyuhyun lagi, masih dengan tatapan yang menantang. "Sebaiknya anda pulang sekarang, Tuan Cho. Ya, dengan senang hati saya akan menutup mulut tentang malam itu, dan anda tidak perlu khawatir kejadian ini akan menyebar. Sekali lagi saya tekankan, saya tidak butuh uang anda dan lupakan masalah ini. Jangan membuat saya menyesal menolong anda waktu itu!"

Kyuhyun membelakkan matanya, dan suara gadis itu berubah lantang dan tegas. Benar-benar mengusirnya dan membuat emosi pria itu tidak terbendung lagi. Tidak, tidak mungkin. Semua membutuhkan uang, semua menghalalkan cara untuk mendapatkan uang. Bagaimana mungkin gadis ini menolak rejeki luar biasa yang sebentar lagi bisa digenggamnya dengan mudah? Begitu besarkah gengsi gadis ini? Atau gadis ini mengancamnya? Tapi Kyuhyun sama sekali tidak menemukan patah perkataan yang bermakna mengancam dari gadis itu. Seakan-akan hanya….

Menyuruh Kyuhyun melupakan semua yang terjadi.

Ekor mata Kyuhyun melebar saat gadis itu memutuskan untuk membalikkan tubuhnya, tertelan kejauhan hingga ia mulai tenggelam diantara perabotan-perabotan toko. Baru saja Kyuhyun akan mengejarnya dan berteriak, namun gadis itu malah datang lagi. Mendekap sebuah kain dalam dadanya dan terus menatap kearah bola mata hitam Kyuhyun dengan berani.

"Kemeja anda" ucapnya singkat, menyodorkan kain putih yang sedari tadi ia dekap itu kearah Kyuhyun. "Ini kemeja yang anda pakai sewaktu anda terluka, ada beberapa bagian yang sobek. Sudah saya jahit dan cuci. Saya kira kedatangan anda kemari untuk menanyakan kemeja ini, namun ternyata saya salah. Saya tahu kemeja ini mahal, sayang jika tidak anda ambil kembali."

Yang Kyuhyun lihat adalah tangan putih ramping Sungmin yang menyodorkan kemeja miliknya, membuat pikiran Kyuhyun menjadi kosong seketika dan beralih menyelami bola mata menantang milik gadis itu.

Ia tidak butuh kemeja itu, buat apa! Ia punya banyak stok persediaan kemeja yang lebih bagus. Lalu ia terbayang saat Sungmin mengambil kemejanya yang penuh darah itu, mencucinya hingga melipatnya. Tak jijikkah gadis itu dengan darah miliknya? Ia sangat yakin darah yang melekat di kemejanya tidak hanya setetes dua tetes. Seharusnya gadis tolol itu membuangnya! geram Kyuhyun dalam hati, namun tangannya malah beralih menggapai kemeja itu dari tangan Sungmin, membuat jari-jari mereka bersentuhan sekilas.

Tubuh Kyuhyun tersetrum, aliran dahsyat menyelimutinya dan membuat perasaan aneh dalam dirinya menyeruak. Seketika tubuhnya membeku.

.

.

.

Kyuhyun sendiri tidak mengetahui sudah berapa lama ia memandangi kemeja miliknya itu seperti orang tolol.

Kemeja putih itu memang tidak semulus awal saat ia memakainya pertama kali. Toh, kemeja itu baru ia pakai di hari sebelum ia diculik. Sudah banyak tambalan di bagian bawah kemeja, dan jika pikiran dan otak Kyuhyun masih waras, tentu saja tanpa pikir panjang akan ia buang kain rongsok itu ke tempat sampah. Mana mungkin bos besar seperti dia mengenakan kemeja tak layak seperti itu?

Namun bau lembut yang ditebarkan oleh kemeja itu sudah memenuhi pikirannya sedari tadi, sama sekali bukan aroma tubuhnya yang biasa.

Itu aroma Lee Sungmin.

"Apa- apaan dia!" Kyuhyun berteriak sendiri, langsung membanting kemeja itu ke sisi kirinya lalu memejamkan matanya. Punggungnya seakan remuk, dan keputusannya untuk membaringkan diri sejenak di ranjang mansionnya benar-benar keputusan paling cemerlang saat ini. Ia tidak bisa berdusta, semenjak kepulangannya atau lebih tepatnya semenjak pengusiran Lee Sungmin, benak Kyuhyun dipenuhi oleh bayang-bayang gadis mungil itu. Seluruh tubuhnya sekarang memanas mengingat sentuhan singkat yang terjadi antara dia dan Sungmin, membuat Kyuhyun mengumpat saat ia mengetahui hasratnya mulai naik ke permukaan. Ditambah dengan aroma lembut gadis itu di kemejanya, libido nya benar-benar naik! Demi Tuhan, ia bahkan hanya bersentuhan jemari dengan gadis itu, tidak sampai semenit pula! Mengapa ia menjadi kacau dan berhasrat seperti ini?

Aku butuh pelampiasan! Erangnya dalam hati. Haruskah ia memanggil model yang sedang naik daun itu sekarang ke apartemennya, menumpahkan hasratnya yang sedari tadi membeludak? Ini yang pertama kali dalam hidupnya, ia senafsu ini!

"Tuan Cho"

Sayup-sayup ketukan pintu kamarnya terdengar, dan segera saja pria itu mendudukkan dirinya ditepi ranjang diiringi suara datarnya yang mempersilakan pengetuk itu untuk masuk. Sepertinya ia masih bisa menahan diri.

"Ada apa?" ucapnya pelan saat Pak Tua Kim berjalan mantap kearah dirinya, membungkukkan badan.

"Saya dapat info mengenai nona Sungmin" ucapnya menunduk dan sengatan listrik itu kini menghantam kepala Kyuhyun saat anak buahnya itu membisikkan nama Sungmin.

"Apa yang kau dapat?"

"Nona Lee Sungmin tidaklah gadis lajang, Tuan Cho. Dari info yang saya dapat dari detektif sewaan kami, nona Lee sudah memiliki tunangan, dan tunangannya adalah pengacara perusahaan kita sendiri, tuan Lee Donghae"

Petir seperti menyambar tubuhnya dan Kyuhyun membelakkan kembali matanya lebar-lebar. Sungmin, gadis itu adalah tunangan dari Lee Donghae, pengacara bermulut manis itu? Kyuhyun mengusap wajahnya kasar, Lee Donghae bukan pria sembarangan!

Mengapa Kyuhyun merasa bahwa pengacara itu menjadi saingan sekarang? Gilakah dia?

Bayangan Donghae yang bergelut mesra dengan Sungmin memenuhi otaknya. Tentu saja hal itu hal wajar yang dilakukan sepasang kekasih namun membuat Kyuhyun menjadi dongkol. Tidak, ini tidak boleh terjadi, sama sekali tidak boleh!

Lee Sungmin harus menjadi miliknya, apapun caranya. Hanya dia yang boleh melakukan apa saja pada Sungmin!

Sekarang ia mulai yakin, ia mulai tertarik dengan gadis penantangnya itu, satu-satunya orang yang pernah menatapnya dengan nyalang di dunia ini.

Apa yang ia inginkan harus bisa dia dapatkan.

"Gadis itu belum mau menerima uang anda?" Kangin menatap teduh kearah Kyuhyun yang menciptakan tanda tanya besar dalam benak pria itu. Mengapa atasannya itu malah menyeringai?

"Dia menolak. Lagi" ucap Kyuhyun malas lalu bersedekap. Kyuhyun tahu, dia berhutang nyawa dengan Sungmin, dan rasa tidak enak karena belum membalas budi masih bersemayam di hatinya. Tapi gadis itu sangat gigih menolak, benar-benar keras kepala. Apa pula yang harus Kyuhyun lakukan?

"Cari tahu apakah toko kue itu sewaan atau bukan!" suara Kyuhyun tiba-tiba berubah menjadi menakutkan, membuat Kangin merinding dan sedikit rasa takut menyelimutinya. "Panggil kembali detektif swasta itu, cari tahu semuanya dan beritahu aku malam ini juga!"

"Ya, Tuan Cho"

.

.

.

Toko kuenya sudah ia tutup sedari tadi, dan Sungmin benar-benar tidak bisa berhenti melayangkan memori siang tadi. Cho Kyuhyun, bos besar itu, mendatangi toko kue mungilnya saat Ryeowook menghantar izin untuk ke rumah sakit karena adiknya yang menikah muda itu melahirkan mendadak.

Jalan menuju toko mungilnya telah diblokir habis-habisan.

Sungmin ingin berteriak mengumpat, namun nyalinya ciut ketika sosok bersetelan jas hitam gaya pengusaha besar itu menatap kearahnya dengan tatapan menilai, menyodorkan amplop yang begitu tebal kearahnya dengan nada penuh penekanan jika ia harus menerimanya. Tentu saja Sungmin menolak mentah-mentah. Ia bukan gadis penggila uang, dan hal itu sudah ditekankan oleh Sungmin berkali-kali saat Cho Kyuhyun yang gila itu menerornya dengan pesan-pesan singkat untuk memberinya uang.

Hanya uangkah yang pria itu pikirkan?

Pria itu berkuasa, dan Sungmin tahu. Sudah lama ia menangkap bahwa Cho Kyuhyun adalah dalang dari semua keluh kesah Donghae yang dilayangkan kepada Sungmin setiap hari, tentang bocah ingusan dari Amerika yang memegang seluruh kendali perusahaan software terbesar itu. Pria sekarat yang ia tolong beberapa hari lalu!

Sungmin lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Tidak boleh ada yang tahu. Rahasia ini harus ia simpan rapat-rapat. Terutama Donghae, tunangannya itu tidak boleh tahu. Sungmin bisa membayangkan betapa khawatirnya Donghae jika mengetahui dirinya terlibat dengan Kyuhyun.

Ia sendiri tidak tahu apakah ia menyesal telah menolong Cho Kyuhyun atau tidak. Seharusnya ia cukup lega bisa menjadi seorang pahlawan kecil, menolong seseorang yang hampir sekarat hingga pria itu bisa berdiri di hadapannya dengan angkuh. Tapi Sungmin sama sekali tidak suka saat pria itu memaksanya menerima uang. Ia tahu, maksud Kyuhyun baik ingin memberikannya imbalan karena menyelamatkan nyawa orang penting seperti sosoknya. Tapi sudah berkali-kali ia jelaskan secara halus alasannya, ia ikhlas menolong pria itu. Namun yang ia dapat malah tatapan Kyuhyun yang merendahkannya, menganggap bahwa dirinya hanya berpura-pura menolak dan berharap mendapat tambahan uang di akhirannya.

Demi Tuhan! Sungmin berteriak dalam hatinya. Dia bukanlah tipe orang seperti itu!

Ia sudah cukup lega saat Kyuhyun terdiam mematung siang tadi, tepat setelah ia mengembalikan kemeja mahal Kyuhyun dan pria itu berbalik tanpa bersuara, memberi isyarat pada anak buahnya untuk meninggalkan Sungmin dan menghilang tenggelam dalam mobil hitam mewahnya yang tak Sungmin ketahui jenis apa mobilnya.

Sungmin bersyukur Kyuhyun menyerah.

Sebenarnya, rasa penasaran masih tergambar jelas dalam hatinya. Apa yang terjadi dengan pria angkuh itu? Mengapa bisa ia mengalami luka parah yang sedemikian dahsyatnya? Sungmin menghela napas. Tentu saja banyak yang menginginkan celakanya Cho Kyuhyun karena persaingan bisnis, dan membuat Sungmin bertanya-tanya apakah Kyuhyun tidak gentar dengan malapetaka yang bisa menghinggapinya kapan saja?

Mungkin jika Sungmin diposisi Kyuhyun, ia tidak akan bisa tertidur nyenyak setiap malamnya.

Jam dinding di tokonya sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan gadis itu memutuskan untuk beranjak. Menggulung diri dalam balutan selimut di apartemen mungilnya seperti merupakan kegiatan yang menyenangkan.

Ia meraih ponselnya, menghebuskan napas berat saat tunangannya yang berada di London itu belum memberikannya secuil kabar hari ini. Padahal, ia benar-benar membutuhkan tawa renyah Donghae dan candaan menggoda dari pria itu sekarang. Tak tahukah Donghae bahwa Sungmin begitu khawatir akan dirinya? Bagaimana kalau terjadi apa-apa di London? Pemikiran kotor itu segera mungkin Sungmin singkirkan.

Apapun alasan Donghae tidak menghubunginya, Sungmin tahu Donghae baik-baik saja.

Ia yakin.

.

.

.

Sungmin terbatuk. Mengapa kedua kelopak matanya terasa berat untuk dibuka? Ditambah, pening menyerang kepalanya sekarang.

Alarm ponselnya sudah berteriak gaduh sedari tadi, namun gadis itu sama sekali belum memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Ia tidak pernah merasakan seletih ini ketika bangun tidur.

Ketukan pelan pintu apartemennya membuat gadis itu terbelak. Dengan tergepoh-gepoh Sungmin melangkahkan kakinya dengan hampir setengah mata yang tertutup. Siapa yang bertamu pagi-pagi begini? Ia tidak pernah menerima tamu sepagi ini seumur hidupnya.

Ketika pintu dibuka, sosok pria yang tak asing baginya tersenyum canggung.

"Tuan Kang!" ucap Sungmin sedikit terkejut. "Ada apa sepagi ini?"

"Selamat pagi" ucap pria gendut itu tertawa gelisah, mengaruk kepalanya meskipun tidak terasa gatal sama sekali. "Apakah aku mengganggu pagimu?"

"Tidak sama sekali" Sungmin tersenyum lembut pada pria yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri ini. Sedikit rasa tidak enak menguar dihatinya. Tuan Kang melihat dirinya dengan piyama lusuh dan rambut bangun tidur yang acak-acakan. Benar-benar tidak sopan! "Silakan masuk, Tuan"

"Terima kasih, Sungmin" ucapnya dengan gugup, melangkahkan kakinya masuk kedalam apartemen sederhana Sungmin. "Aku tidak lama disini"

"Oh, saya baru saja ingin mengganti pakaian saya. Saya merasa tidak sopan"

"Tidak apa, tidak perlu sungkan! Ayo Sungmin, duduklah. Ada hal yang ingin aku bicarakan"

Sungmin mengerutkan dahi lalu mendudukkan dirinya pada sofa lusuh miliknya yang tergeletak rapi di sudut ruangan apartemennya. Tuan Kang, pria itu sedari tadi berusaha mati-matian untuk menahan kegugupan dan rasa bersalahnya. Ya Tuhan, bagaimana bisa ia melakukan hal ini pada gadis sebaik Sungmin? Ia benar-benar menganggap Sungmin sebagai anaknya sendiri!

"Ini masalah toko kuemu" ucapnya dengan hati-hati. Tuan Kang tak berani menatap kearah Sungmin. "Bangunan itu sudah dibeli, Sungmin"

Tubuh Sungmin menegang. Jantungnya berpacu dengan cepat. Apa dia tidak salah dengar? Mimpikah ia? Tidak, tidak boleh! Dia tidak mau kehilangan tokonya!

"Bagaimana bisa?" Suara Sungmin menjadi bergetar. "Saya menyewa bangunan itu untuk dua tahun kedepan!"

"Akupun baru mengetahui kabar itu pagi buta ini, Sungmin!" Tuan Kang mengacak rambutnya. "Kau tahu kan, bukan aku pemilik bangunan itu. Aku hanya sebagai perantara! Pemilik bangunan itu mengubungiku pagi buta tadi, mengatakan bahwa bangunan itu telah dibeli oleh Cho Group, perusahaan software yang besar itu dengan harga sepuluh kali lipat! Lalu aku bisa apa, Sungmin?"

Yang gadis itu lakukan hanya mengepalkan tangannya dan sebisa mungkin menahan getaran dan tetesan air matanya. Rasa benci nya pada Cho Kyuhyun seketika menyeruak ke permukaan. Siapa lagi dalang di balik semua ini jika bukan pria brengsek itu?

Untuk apa Cho Kyuhyun melakukan itu?

.

.

.

.

.

Bersambung ke part 3.

.

.

.

.

.

Catatan Penulis:

Hai semua, sudah berapa lama ya aku vakum dari ffn? Terima kasih telah menyempatkan diri untuk review, favs dan follows nya!

Aku benar-benar disibukkan dengan persiapan mencipta novel yang disponsori oleh salah satu penerbit, jadi benar-benar minta maaf karena jarang update. Naskah The Unwanted inilah yang ingin aku cetak menjadi novel sederhana, dengan tambahan dan perubahan. Aku tahu ff ini rated M, jadi untuk novel yang aku garap, benar-benar dibalik kondisi nya dan tidak menggunakan nama Kyuhyun, Sungmin maupun member suju (padahal aku nyaman banget dengan nama ini). Naskah ini sudah aku sesuaikan dengan dunia ffn, mungkin akan berbanding jauh dengan yang dicetak di novel dari segi gaya bahasa dan culture Negara (karena aku tidak mengangkat latar tempat di Korea untuk novel). Seandainya suatu hari nanti, The Unwanted sudah duduk manis di toko-toko buku, jangan nyesal baca ff ini karena berbeda jauh alur dan segi bahasanya. Hehehehe

Tetap saja kok, ff ini aku buat rated M! *mimisan *

Oh ya, untuk bab sebelumnya, aku benar-benar sadar kalau tidak sesuai dengan EBI [Ejaan Bahasa Indonesia] (yang dahulu EYD- Ejaan Yang Disempurnakan). Maaf ya sekali lagi, aku baru-baru ini belajar mengetahui kosa kata baku. Bab 2 ini sudah lama "ngendep" di file laptop aku setengahnya dari beberapa bulan lalu, yang langsung saja tengah malam tadi kukebut karena gatal rasanya ingin melanjutkan kisah ini. Sekali lagi terima kasih untuk yang sudah review, favs dan follows ya! Semoga kalian terhibur dengan alur ceritaku yang lusuh dan gila ini:)

Q&A

Q. choyoumin: Pas dapet email ff ini "serius comeback? Yeayy" disini yang ditikam itu kyuhyun? Apa marcus dan kyuhyun adalah orang yang sama? Donghae jangan lumpuh dong kesayangankuu

A: Hai, terima kasih ya sudah review! aduh, kalau aku kasih spoiler jadi ga surprise dong. Aku juga gamau Donghae kenapa-kenapa, ganteng-ganteng kok sengsara *nangis * cuma ini semua karena ide gilaku yang sudah lama berputar-putar di otak. Tenang aja, semua udah ada 'pengaturannya' kok hehehe

Q. youlliana: Keren bgt ceritanya. Seperti nya bakalan panjang nih. Update kilat author… Salam kenal.

A: Hai, terima kasih ya sudah review! yup, seperti yang kamu tahu cerita ini bakalan panjang karena konflik nya yang "tidaklah ringan". Maaf ya gabisa update kilat, tetap stay tune! Salam kenal jugaaa

Q. ncisksj: Next… jangan2 guixian tuh yg terluka? why why? ya evil tetep aja evil, 63 wkwkwk…

A: Hai, terima kasih sudah review! Hm, jawaban kamu semuanya ada di bab ini ya. Jadi kangen sebut Kyuhyun pakai guixian *baper *. Pas banget kan Kyuhyun yang jahat sama tokoh cowok pemeran utama di ceritaku ini? Makanya aku seneng banget pakai nama Kyumin:3 63 apaya kok aku gangerti wkwkw

: serem

A: Hai terima kasih sudah review! gak serem kok…serius gak serem….

Q. Baby niz 137: Nugu? Marcus or kyu? Fast updet~

A: Hai terima kasih sudah review! jawaban pertanyaan kamu sudah bisa diketahui di bab ini yaaa

Q. pink137137: marcus itu pasti kyuhyun.. penasaran sama lanjutannya… lanjut ya chingu..

A: Hai terima kasih sudah review! persepsi yang pintar!

Q. danactebh: D tunggu lnjtnnya thor…

A: Hai terima kasih sudah review! pasti.

Q. .vikink: Lanjut kilat pokoknya kilat pake maksaaaaa.

ya ampunn.. penasaran bgt ama lnjutannya…

yg brdarah2 itu kyuhyun, kah?

pndangan prtama, sungmin udh berdesir darahanya?

omegattt

A: Hai terima kasih sudah review! Aduh aku benar-benar minta maaf karena ga fast update seperti ini, harap maklum yaaa. Liat cogan mah gasalah kok darah berdesir, apalagi cogannya Kyuhyun, bawaannya malah pengen ngajakin nikah pas pandangan pertama *penulis sesat *

Q. : Kerenn

lanjt

A: Hai terima kasih sudah review! Terima kasih ya dibilang keren. Ini lanjut!

Q. orange girls: seru… itu haemin pacaran? Kenapa hyuk yg jd kakaknya hae? kirain hyuk nanti yg bkalan sama hae klw min sama kyu hehehe… oo, kyunya dingin banget tp tetep keren hehehe…itu yg ditolong min kyu kah atau orang lain? terus yg tega berbuat jahat sama kyu itu hangeng dan anak buahnya ya gara2 ga suka sama kyu? semoga kyu gpp dan setelah ini hububgan haemin pasti bakalan bermasalah lantaran muncul orang ketiga hehehe… lanjut terus… semangat…

A: Hai terima kasih sudah review! Yaampun seneng deh liat komentar panjang gini * nangis *. Iya, Sungmin dan Donghae pacaran, dan masalah kenapa Donghae dan Eunhyuk kakak-adik, ada kejutan tersendiri hehehe. Jawaban itu siapa udah bisa dilihat di bab ini ya. Oh bukan, itu bukan Hangeng walaupun Hangeng benci sama Kyuhyun. Itu murni orang lain karena memang mau mengeret duit Kyuhyun. Pasti, hubungan haemin ada masalah gara-gara Kyuhyun *lap keringat * kok kesannya Kyuhyun jadi PHO ya….. jahat banget aku bikin Kyuhyun jadi….PHO….orang…..lain….kok….ganteng-ganteng….PHO….

Siap, ini udah lanjut. Terima kasih ya!

Q. rahmaotter: Aigoo kyu kenapa ya. Oo itu awal kyumin ketemu.. update asap ya min

A: Hai terima kasih sudah review! Jawabannya ada di bab 2 ini ya hehehehe. Siap, sudah mulai update.

Q. PumpkinEvil137: SIAPA YG UMIN Tolong

kyukyu kah?

cepetan dong update

semangat

keep healthy

gomawo

A: Hai terima kasih sudah review! jawabannya ada di bab 2 yaaaaa. Ini juga sudah mulai konsisten untuk update, mungkin nantinya ada beberapa kendala tertentu karena aku mau ujian hehehe. Makasih ya

Q. joy04: lanjuuut…ne…

A: Hai terima kasih sudah review! siap!

Q. SuyniaSunKyu137: lanjut dong! semangat ya…ini yang ditolong sungmin kyuhyun kah? terus marcus siapa? nama America kyuhyun? Terus donghae gimana? kyuhyun love at first sight gara gara ditolong ya? lanjutannya gimana?

aduh penasaran… lanjut ya…ditunggu.

SEMANGAT

A: Hai terima kasih sudah review! Yup, yang ditolong Sungmin itu Kyuhyun seperti yang ada di bab 2 in hehehe. Oh itu nanti, tunggu dulu ya di bab 3 dan bab-bab selanjutannya yaaaa

Q. ovallea: itu kyu kah yg terluka

Koq hyuk jd kk nya hae o.o?

ntar pasangan hae sapa?

A: Hai terima kasih sudah review! Iya, itu kyuhyun. Untuk masalah pertanyaan itu (yang aku anggap pertanyaan paling populer yang ditanyakan pembaca saat ini) dilihat kelanjutan cerita ini sampai selesai ya hehehehe. Terima kasih!