My Beloved Sensei

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pair: Kakashi Hatake x Sakura Haruno

Rated: T

Warning: Gaje, Ide pasaran, OoC, Ranjau bertebaran, Eyd gak sesuai

Don't Like Don't Read

Happy Reading ^_^


Sakura, kelas dua senior high school, bersahabat dengan Yamanaka Ino dan pemuja cowok tampan macam Sasuke Uchiha. Namun, semuanya berubah saat Kakashi Hatake menjadi guru baru di sekolahnya. Seseorang yang mampu mengalihkan dunianya, bahkan saat Sasuke ada di hadapannya.


My Beloved Sensei Chapter 2

"Kya! Sasuke-kun! Teriak gadis-gadis─termasuk Ino Yamanaka, saat sosok pangeran sekolah mereka melintasi koridor kelas Sakura.

Sakura sedang asik menjilati lolipop yang ada di tangannya saat Sasuke melintasi di hadapannya, "Berisik, Pig."

"Ada apa dengan mu, Forehead?" Ino memalingkan wajah menghadap Sakura, "Biasanya kau yang paling semangat."

Sakura menaikkan sebelah alisnya─tidak mengerti, gadis itu mengedikkan dagunya ke arah fansgirls Sasuke, "Memangnya aku seperti itu?"

Ino menepuk dahinya sendiri, gadis itu bingung dengan apa yang terjadi pada sahabatnya. Biasanya, sahabat merah jambunya itu yang paling antusias saat Sasuke melewati mereka berdua. Tapi sekarang, jangan kan berteriak menoleh pun tak mau.

"Sensei!" Teriak Sakura saat iris emeraldnya melihat Kakashi dari kejauhan. Pria itu baru saja tiba di sekolah.

Tanpa berkata satu patah kata pun, Sakura berlari ke arah sensei pujaannya dan meninggalkan Ino yang masih bengong dengan apa yang baru saja Sakura lakukan.

Dengan perlahan, gadis itu mengatur nafasnya yang masih memburu. Ia harus sering jogging mulai sekarang kalau tidak ingin kehabisan napas saat mengejar senseinya itu.

Kakashi menghembuskan nafas lelah, lagi-lagi paginya yang damai diganggu oleh gadis merah jambu yang selalu mengikutinya kemana pun ia pergi.

"Sensei, Saku bawakan buku ini ya?" Gadis itu menawarkan diri untuk membawa beberapa buku pelajaran yang ada di tangan Kakashi. Tanpa menunggu persetujuan dari pemiliknya, Sakura sudah lebih dulu mengambilnya dengan paksa.

Kakashi kembali mendesah─pasrah, mungkin stok kesabarannya akan habis kalau ia tetap berada dalam jangkauan muridnya itu.

Mereka berdua berjalan ke ruang guru dengan pelan, sesekali diiringi dengan celotehan Sakura tentang kejahilan sahabat pirangnya, tentang kucingnya yang suka mencakar dan berakhir tentang perasaanya pada Kakashi.

"Sensei, belum memiliki kekasih, 'kan?" Tanya Sakura untuk yang kesekian kalinya.

"Hn, " Jawab Kakashi tak acuh.

"Baguslah, karena aku yang akan menjadi kekasih sensei," Balas Sakura sambil menganggukkan kepala, seakan apa yang ia ucapkan adalah hal yang paling benar.

Uhuk!

Kakashi terbatuk dengan tidak elitnya. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Sakura ternyata sungguh-sungguh menyukainya.

"Jangan pikirkan itu, belajarlah dengan benar, kalau kau bisa juara satu di kelasmu─" Kakashi mengambil napas sejenak dan menghembuskannya secara perlahan, "aku akan mempertimbangkan permintaanmu untuk mejadi─ukh─kekasihku, " Kata Kakashi panjang lebar.

Sakura menghentikan langkahnya seketika, gadis itu beralih memandang senseinya dengan mata berkaca-kaca, "Benarkah?"

Lelaki itu mengusap tengkuknya─canggung, sepertinya ia menyesali apa yang baru saja ia ucapkan, "Tentu saja."

"Baiklah, " Seru Sakura semangat, "aku akan menjadi juara satu di kelasku semester ini, kalau aku berhasil melakukannya, sensei harus menjadi pacarku, " Ucap gadis itu berapi-api.

Kakashi tersenyum tipis, sebelum kemudian mengacak surai pink Sakura gemas "Aku menunggu."

Kemudian, mereka kembali melanjutkan langkah yang sempat tertunda, tapi tetap diselingi celotehan Sakura seperti yang sudah-sudah, namun kali ini gadis itu membahas hal apa saja yang akan mereka lakukan kalau sudah menjadi sepasang kekasih. Yang hanya ditanggapi dengan senyum tipis oleh guru yang berjalan disampingnya.

.

.

.

"Pig!" Sakura berseru kencang, tak mengindahkan pandangan bertanya yang dilayangkan teman-teman sekelasnya. Gadis itu berlari ke arah meja yang di tempatinya dan duduk di sebelah Ino dengan tergesa.

"Sensei akan mempertimbangkanku menjadi kekasihnya, tapi ada syaratnya─" Sakura menghentikan kata-katanya, tiba-tiba saja wajahnya terlihat murung "kalau aku bisa menjadi juara satu di kelas ini."

Ino Yamanaka membulatkan kedua matanya─terkejut. Yang benar saja! Menjadi juara kelas berarti mengalahkan Nara Shikamaru, 'kan? Itu sama saja kau harus menguras lautan, hal yang tidak akan pernah mungkin terjadi, selama masih ada Shikamaru di kelas mereka.

"Kau gila, Forehead?" Seru Ino memecah keheningan yang beberapa saat lalu membelenggu mereka.

"Bagaimana ini, Pig!" Sakura berseru kencang dan sesekali menjambaki surai pinknya frustasi.

"Mana ku tahu, " Balas Ino sembari mengedikkan bahunya. Bukannya ia tak mau membantu sahabatnya, tapi apa yang akan Sakura lakukan adalah hal yang sia-sia. Sahabatnya itu memang tergolong murid yang lumayan pintar, namun kalau harus menjadi juara kelas dan mengalahkan Shikamaru, itu hal yang sangat, sangat tidak mungkin.

"Kau harus membantuku, Pig, " Sakura memegang lengan Ino erat dan menggoyangkannya ke depan dan ke belakang berulang kali.

"Hentikan, Forehead!"

"Bagaimana ini, bagaimana ini?" Sakura melepaskan cengkeraman tangannya pada Ino dan kembali menatik-narik surai pinknya sendiri. Ia benar-benar sudah gila saat menyanggupi syarat yang di ajukan senseinya itu. Gadis itu melupakan fakta bahwa ada Shimaru di kelasnya, siswa termalas tapi memiliki IQ 200. Ia benar-benar sudah gila.

"Aku punya ide, " Ino menjentikkan jarinya, seakan mendapatkan solusi yang paling baik untuk permasalahan yang sedang di alami sahabatnya.

"Apa?" Tanya Sakura antusias.

"Tentu saja kau harus belajar, Forehead, " Jawab Ino tanpa beban.

Sakura mengerucutkan bibirnya─kesal, "Itu tidak lucu, Pig."

Ino tergelak mendapati respons yang di berikan sahabat pinknya, ia sampai memegangi perutnya sendiri. Sebelum kemudian menegakkan badannya dan memasang raut serius, "Bagaimana kalau kau minta bantuan Sasuke-kun untuk mengajarimu? Ia juara umum kedua, 'kan?"

"Kenapa tidak Shikamaru saja?" Balas Sakura.

"Kau bercanda?" Ujar Ino meremehkan, "sepanjang pelajaran saja dia tidur, bagaimana ia mau mengajarimu, dasar bodoh, " Ejek Ino.

"Aku tidak bodoh, " Bela Sakura.

"Ya, ya terserah kau saja, " Balas Ino cuek.

"Apa tidak ada orang lain, Pig?" Mata Sakura berkaca-kaca, sepertinya langit mendung sudah menghiasi pelupuk matanya.

Ino mengusap dagunya─seakan benar-benar berpikir keras, "Bagaimana kalau Itachi-senpai?" Saran Ino─setelah mencoba berpikir beberapa menit. "Dia pasti juga cerdas seperti Shikamaru, lagi pula ia tampan, " Ujar Ino dengan mata berbinar.

"Kau ingin aku berkelahi dengan Konan-senpai, huh?!" Balas Sakura gemas.

Ino menganggukan kepalanya singkat, "Benar juga ya, Konan-senpai kan kekasih Itachi-senpai."

"Lalu, siapa lagi, Pig?" Sakura bertanya lirih.

"Sasori-senpai?" Saran Ino sembari menjentikkan jarinya.

"Kau gila? Kau ingin aku menjadi bulan-bulanan Deidara-senpai?" Sungut Sakura kesal.

"Kau benar, " Ino meringis seakan membenarkan. "Lalu siapa lagi ya?" Lanjut gadis barbie itu.

"Gaara?" Saran Ino─lagi.

Sakura terdiam sebentar sebelum kemudian berkata tanpa semangat, "Kalau kau ingin membunuhku, katakan saja, Pig, jangan mengumpankanku pada Panda merah itu."

Ino mendesah pasrah, "Kalau begitu hanya Sasuke saja harapanmu, Forehead."

Gadis merah jambu itu hanya mengangguk lemah, sebelum kemudian menelungkupkan kepalanya di atas meja.

.

.

.

Sakura melongokkan kepalanya ke dalam kelas Sasuke, kelasnya tenang sekali, berbeda dengan kelas Sakura yang riuh saat tidak ada guru.

"Sakura-chan, " Sapa seseorang yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik gadis musim semi itu.

"Kau mengagetkanku, baka!" Upat gadis itu pada seseorang yang dengan seenak jidatnya menepuk pundaknya dari belakang.

"Gomen, Sakura-chan, " Ujar Naruto sembari tersenyum canggung. "Apa yang kau lakukan di sini, Sakura-chan?" Tanya lelaki pirang itu penasaran.

"Apa Sasuke-kun ada?"

"Sasuke-teme ya?" Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal, seakan mengingat dimana terakhir kali ia bertemu dengan sahabat karibnya itu.

Sakura mengganggukkan kepalanya mengiyakan, "Jadi?"

"Kau mencariku?" Tanya seseorang dengan suara datar. Tubuhnya bersandar pada tembok kelas, sedangkan kedua tangannya ia masukkan ke dalam kantong celana yang ia kenakan. 'Benar-benar cool' itu yang ada dalam pikiran Sakura dulu, sebelum bertemu dengan Kakashi tentu saja.

"Benar."

"Ada apa?" Tanya Sasuke, tanpa mengubah wajah datarnya.

"Aku ingin kau mengajariku belajar, " Ujar gadis musim semi itu sembari memandang lekat ke arah Sasuke.

Pemuda es tersebut hanya mengerutkan dahinya─tak mengerti, untuk apa gadis merah jambu dihadapannya meminta dirinya mengajari gadis itu belajar?

"Aku tidak punya waktu untuk melakukannya, " Balas Sasuke cuek. Tak mengindahkan sama sekali ekspresi gadis di hadapannya yang sudah cemberut dan bersiap untuk menangis.

"Sasuke-kun, kau harus membantuku, onegai─" Ucap Sakura dengan pandangan mata memelas seperti seekor kucing yang dibuang.

"Aku sibuk, " Ulang pemuda tampan itu─lagi, tanpa melihat ke arah Sakura sama sekali.

"Sasuke-kun" Gadis itu masih berusaha keras membujuk pemuda tampan yang sempat menjadi pujaannya dulu—sebelum kehadiran Kakashi tentunya. Bahkan kedua tangannya sudah mengatup di depan dadanya—memohon.

Sasuke hanya menaikkan sebelah alisnya tak peduli dengan apa yang gadis di depannya lakukan. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Sasuke meninggalkan Sakura bersama Naruto. Pemuda stoik itu lebih memilih kembali ke bangkunya daripada melihat gadis itu lebih lama lagi.

Sakura mengerucutkan bibirnya, ia gagal membujuk Sasuke, itu artinya ia juga akan gagal mendapatkan hati Kakashi. Namun, bukan Sakura namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

.

.

.

Sakura menundukkan kepalanya, sesekali kaki jenjangnya menendang kerikil yang ada di depan sepatunya, bibir mungilnya pun turut andil mengeluarkan gumaman tak jelas sedari gadis itu keluar dari gerbang sekolahnya. Tak sengaja iris emeraldnya melihat sekelabat bayangan Sasuke yang berhenti di sebuah kedai ramen bersama sahabat kuningnya, siapa lagi kalau bukan Naruto Uzumaki.

Dengan semangat empat lima, gadis itu menghampiri mereka dan tanpa sungkan ikut duduk di meja mereka.

"Hai, Sasuke-kun, " Gadis merah jambu itu tersenyum manis kepada Sasuke, yang hanya di balas decihan tak suka dari pemuda raven tersebut. Ia tahu Sasuke tak menyukai kehadirannya diantara mereka, tapi siapa yang perduli?

"Hai, baka Naruto, " Tak lupa gadis itu menyapa sahabat sang raven, ia harus berbuat baik pada sahabatnya kan kalau ingin Sasuke membantunya?

"Hai, Sakuya-chan, " Balas Naruto dengan mulut penuh ramen. Sedikit menjijikan memang, tapi untuk saat ini Sakura tak perduli, ia membutuhkan Sasuke, ingat!

"Habiskan makananmu dulu, Dobe, " Ujar Sasuke pedas.

"Paman, aku mau ramennya satu ya, " Teriak Sakura dari mejanya.

"Sasuke-kun, kau harus membantuku belajar, aku harus mengalahkan Shikamaru semester ini, jadi—bantu aku ya, onegai─" Sakura kembali mengeluarkan puppy eyesnya untuk membujuk Sasuke, hal yang biasanya mempan pada ayah atau ibunya.

"Ck, sudah ku bilang kalau aku sibuk, " Yang sayangnya puppy eyes yang gadis itu miliki tidak mempan untuk seorang pemuda datar tanpa ekspresi macam Sasuke Uchiha.

"Kalau kau membantuku, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi, tidak akan mengikutimu lagi, aku juga tidak akan─ " Ucap Sakura sembari tetap mengunyah ramen yang ada di hadapannya.

Yang hanya dibalas tatapan datar dari pemuda bersurai raven tersebut, bahkan Sasuke dengan cueknya kembali memakan ramen yang ada di hadapannya—tak mengindahkan apa yang gadis pink itu katakan.

"Temui aku di perpustakaan setiap jam istirahat, " Potong Sasuke. Akhirnya pemuda emo itu mengatakan hal yang memang ingin Sakura dengar.

"Sungguh?" Kata Sakura memastikan lagi.

"Apa kau tuli?" Balas Sasuke datar.

"Huh, " Dengus Sakura tak suka.

.

.

.

Suasana perpustakaan yang tenang membuat Sakura dapat belajar dengan baik, gadis itu benar-benar berusaha berkonsentrasi mengerjakan soal yang ada di hadapannya, meski sesekali dahi lebarnya mengernyit. Berbeda dengan Sakura, Sasuke menumpukan kepalanya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya membolak-balik buku paket yang sedang pemuda itu baca. Bisik-bisik di sekeliling mereka tidak pemuda itu gubris, hal yang sudah biasa Sasuke alami.

"Bagaimana cara mengerjakan ini, Sasuke-kun?" Tanya Sakura sembari menyodorkan kertas soal yang beberapa saat lalu menjadi fokusnya.

Tanpa berkata, Sasuke mengambil alih kertas soal yang sedang dikerjakan Sakura dan mulai mencoret-coret rumus matematika disebelah soal tersebut.

"Dengarkan baik-baik, " Sasuke menjelaskan apa yang sudah ia tulis pada Sakura. Sesekali iris onyxnya mencuri pandang ke arah Sakura, gadis pertama yang bisa duduk dengan tenang di sebelahnya.

Gadis itu memperhatikannya dengan saksama, ia tidak ingin perjuangannya membujuk Sasuke berakhir dengan hasil yang tidak sesuai, ia harus mengalahkan Shikamaru kalau ingin mendapatkan Kakashi. Bahkan iris emeraldnya tak menyadari keberadaan Kakashi di sudut lain perpustakaan.

Kakashi meremas gemas majalah sekolah yang sedang ia baca, mata heterokrom miliknya memandang tajam ke arah sepasang siswa dan siswi yang sedang belajar bersama. Lelaki dewasa itu tidak mau mengakui kalau ia cemburu dengan kedekatan Sakura dan Sasuke, tapi hatinya terasa panas saat kembali mengingat hal yang ia lihat.

"Kau akan merusak majalah itu, Kakashi, " Ujar Asuma sembari menghembuskan asap rokok yang sedang ia hisap. Guru itu bahkan tidak peduli dengan larangan untuk tidak merokok di perpustakaan, bahkan di depan murid-muridnya.

Lelaki bersurai perak itu menaikkan sebelah alisnya, sebelum kemudian memperhatikan majalah yang ada di tangannya yang sudah tak berbentuk.

"Kalau kau cemburu, hampiri saja, tidak perlu kau merusak majalah tak bersalah itu, " Ujar Asuma enteng.

"Aku tidak cemburu, " Bantah Kakashi.

Asuma terkekeh ringan, "Terserah kau saja."

Mulut Kakashi memang membantah apa yang ia ucapkan, tetapi matanya tak pernah lepas sedikit pun dari gadis bersurai pink yang selalu mengganggu tidurnya.

"Kalau yang ini?" Tanya Sakura─lagi. Sebenarnya emerald miliknya sudah mulai merasakan pandangan Kakashi, karenanya dengan sengaja gadis itu mendekati Sasuke, ia ingin melihat bagaimana reaksi senseinya itu.

"Aku tahu kau mampu mengerjakannya, " Ujar Sasuke tersenyum tipis, sangat tipis.

Sakura tertawa ringan, "Aku hanya ingin memastikan sesuatu, " Kembali, matanya melirik ke arah Kakashi. Dan gadis itu tersenyum makin lebar saat melihat senseinya itu membanting majalah dan meninggalkan perpustakaan tanpa melihat ke arahnya.

"Kau sengaja?" Tanya Sasuke tanpa melihat ke arah Sakura.

"Ya, hanya ingin memastikan saja, " Jawab Sakura sembari mengedikkan bahunya─cuek.

.

.

.

Kakashi mengacak surai peraknya frustasi, sudah dua minggu ini Sakura tidak mengikutinya lagi, lelaki itu hanya bisa bertemu dengan Sakura saat ia mengajar di kelasnya. Pernah beberapa kali mereka berpapasan di koridor atau pun di tempat lain, tapi tak sedikit pun Sakura menyapanya, gadis itu enggan memandangnya dan berakhir dengan berjalan tanpa menengok ke arahnya sedikit pun. Dan Kakashi sudah tidak tahan lagi sekarang, ingin rasanya lelaki itu menarik Sakura ke dalam pelukannya dan memenjarakan gadis itu di rumahnya, agar tak mengacuhkan lelaki itu lagi.

"Haruno, kita harus bicara, " Kakashi menahan lengan Sakura saat gadis itu hendak ke luar dari kelasnya untuk pulang.

Sakura diam saja, tak membalas sama sekali. Bahkan memandang Kakashi pun tidak mau, ia memalingkan wajahnya ke samping, kemana pun asal bukan iris heterokrom senseinya─gadis itu tak akan pernah sanggup keluar dari pesona senseinya kalau sudah terjebak dalam keindahan iris yang dimiliki lelaki pujaannya.

"Kita hentikan saja semua ini, " Kakashi membuka suaranya saat tidak di dapati sepatah kata pun dari mulut Sakura.

"Apa yang mau kita hentikan?" Tanya Sakura bingung, ia benar-benar tidak tahu apa yang senseinya ucapkan.

"Kesepakatan bodoh yang kila lakukan!" Seru Kakashi kencang.

"Apa maksud sensei?" Jawab gadis itu terkejut. "Aku sudah mempertaruhkan semuanya demi sensei, aku belajar siang malam tanpa tidur, aku bahkan meminta bantuan Sasuke untuk mengajariku, " Teriak Sakura, "dan sekarang─sensei ingin membatalkannya?"

Kakashi sudah tidak tahan mendengarkan celotehan gadis itu, hingga ia memutuskan untuk membungkam bibir gadis itu dengan bibir miliknya.

"Apa yang─" Sakura mengusap bibir yang baru saja di cium Kakashi dengan jari-jarinya. Wajahnya sudah merona malu, ia tidak tahu sudah semerah apa wajahnya sekarang.

Kakashi memandang Sakura dalam, kedua lengannya menarik gadis itu dalam dekapan hangat. Tangannya mengusap surai pink Sakura lembut, sedangkan gadis yang berada di pelukan lelaki itu hanya mendengarkan dalam diam. Sakura hanya terlalu terkejut dengan sikap Kakashi.

"Jangan teruskan lagi, " Ucap Kakashi tepat di samping telinga gadis itu.

"Apa maksud sensei?" Lirih Sakura.

"Jangan belajar lagi dengan Sasuke, jangan dekat-dekat lagi dengannya atau pun dengan lelaki manapun─" Kakashi menghentikan ucapannya sejenak, lelaki itu mengecup puncak kepala gadisnya sekilas, "─aku tidak suka."

"Sensei cemburu?" Balas gadis itu, masih dalam pelukan Kakashi. Tetapi ia dongakkan kepalanya untuk memandang langsung lelaki yang sudah beberapa minggu ini mengganggu tidurnya.

"Menurutmu?" Jawab Kakashi─balas menatap Sakura.

"Ya, " Gadis itu menganggukan kepalanya dalam pelukan Kakashi, "Apa sekarang sensei sudah menyukaiku?"

"Tidak, " Balas Kakashi tegas.

Mendengar hal itu sontak membuat Sakura meradang, ia lepaskan pelukan Kakashi dengan tergesa. Emeraldnya bahkan sudah di genangi dengan air mata yang siap tumpah kapan saja.

"Dengarkan aku dulu, Cherry, " Lelaki itu kembali membawa Sakura dalam dekapannya, tak sedikit pun ia biarkan gadis itu melepaskan diri lagi, "Aku tidak menyukaimu, tetapi aku mencintaimu, " Ucap Kakashi tegas dengan diiringi senyuman manis di bibirnya.

Gadis pink itu menitikkan air matanya─terharu, Sakura balas memeluk lelaki yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya.

"Aku mencintaimu, jadi jangan pernah lagi mengabaikanku, " Ucap Kakashi.

Gadis itu tak dapat mengatakan apa pun, yang dapat ia lakukan hanya mengangguk dengan diringi air mata yang tak hentinya mengalir. Perjuangan yang ia lakukan selama ini tidak sia-sia, akhirnya kini ia dapatkan hati sensei pujaannya─sepenuhnya.

Mereka tidak tahu apa yang mereka hadapi setelah ini, namun apa pun yang akan menghadang mereka ke depannya, mereka akan dengan senang hati melewatinya bersama.

FIN

A/N:

Bagaimana? Apa endingnya terkesan di paksakan? Ide ku udah mentok di situ, huhuhu #nagisguling-guling

Terima kasih yang udah fav dan/ atau follow, thanks juga yang udah baca dan juga review :)

Dewie867 :

seru~~~ lanjut author~san.
ceritanya kayaknya seru hwa...penasaran

Ini udah di lanjut, semoga gak mengecewakan ya, terutama endingnya

Cadis E Raizel:

Dek, review kamu panjang banget. Aku cantumin jawabannya ja ya :D

Mata kamu gak salah lihat kok #melet

So pasti ganteng dong, suami ku gitu lho.. :P

Kaka emang sengaja bikin Saku agak centil kok dek, Cuma tenang aja, kaka gak sekejam itu buat bikin Saku jadi "Bitch"

Ini udah ngaku kan Kakashi nya?

Ah, typo lagi #nangis#garuk-garukaspal

Hatake 54:

Update cepat kilat Senpai

Ini udah update ya..

phihatake01:

kyaaaaaa...author-san bikin fic kakasaku lagi...
masalah utang fic gak usah dipusingin thor#gayanyakayamaubantungelunasinutangficaja# yg penting tiap fic rajin2 diupdate ya...mmm kakashi tanpa masker ya...bukan ganteng lg thor tp guaaaanteng tingkat dewa...semangat thor...rajin2 update yaaaaaa...

Huhuhu, iya emang, padahal utang fic masih banyak #pusing#pegangkepala

Kalau udah selesai di ketik pasti aku update kok

Taskia Hatake46 :

Lanjut!
saya suka fic Guru dan Murid
tapi yg bikin saya heran, saya udah baca banyak fic KakaSaku setiap cerita tentang sekolah, pasti hampir semua Kakashi bakalan jadi Guru Matematika *?*
menurut senpai tuh kenapa yah?
Naluri seorang Author kah *cieelaah*
hahaha gak usah di bawa serius senpai yg di atas ,
saya tunggu loh kelanjutan fic ini,,
Btw ini 15 maret. jadi
- Happy KakaSaku Fanday –

Ini udah dilanjut ya, semoga tidak mengecewakan.

Entahlah, tadinya aku bikin Kakashi jadi guru bahasa inggris, tapi pas mau di update malah aku ganti jadi guru matematika.

Arisha Hatake:

Nah, karena aku terpaksa 'break my rules' cuma buat baca fic ini, jadi.. semangat terus ya buat ngelanjutin ceritanya.
kakashi tanpa masker itu ibarat 'fallen angel'
malem2 baca beginian alamat ngga bisa tidur ini mah
wkwkwk

Huwaaa.. Maafkan aku, senpai, aku gak ngapa-ngapain kok

Aku setuju sama senpai

Pokoknya resiko ditanggung sendiri ya, senpai..

ririsakura:

bagus banget ceritanya keren db
aku paling suka cerita yg kayak gini. cerita cinta terlarang antara guru dan murid #ceilahh
ok lanjutin terus ya
ganbatte!

Terimakasih

Aku juga suka, apalagi maincharanya KakaSaku

Ini udah dilanjut ya..

Intan:

Next chap

Ini udah dilanjut ya..

sjxjs:

sebenernya aku ssavers. tapi aku juga suka kok kalo saku sama yg lain apa lg yg emg tampan juga hahaha aku sakura centric juga soalnya. cepet di lanjut yaa.. aku suka cerita ringan kaya gini.. semangaatt!

Kalau aku malah gak suka Saku sama cowok lain selain Kakashi, aku bukan Saku-cent, tapi aku suka pair ini.. suka banget malah..

Ini udah dilanjut, semoga gak mengecewakan..