My Beloved Sensei
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pair: Kakashi Hatake x Sakura Haruno
Rated: T
Warning: Gaje, Ide pasaran, OoC, Ranjau bertebaran, Eyd gak sesuai
Don't Like Don't Read
Happy Reading ^_^
Fic ini aku dedikasikan untuk adekku yang paling bandel a.k.a Cadis E Raizel yang sudah menginspirasi Daisy untuk menulis fic ini, dan selalu mendorong ku untuk tetap menulis serta selalu bisa menjadi tempat sharing saat ide Daisy sudah mentok.
Sakura, kelas dua senior high school, bersahabat dengan Yamanaka Ino dan pemuja cowok tampan macam Sasuke Uchiha. Namun, semuanya berubah saat Kakashi Hatake menjadi guru baru di sekolahnya. Seseorang yang mampu mengalihkan dunianya, bahkan saat Sasuke ada di hadapannya.
My Beloved Sensei Chapter 1
Sakura pov
Namaku Haruno Sakura, kalian cukup memanggilku Sakura-chan atau Saku-chan saja seperti yang lainnya. Aku memiliki surai pink seperti bunga kebanggan Jepang−bunga sakura, mungkin itulah alasan kenapa kedua orang tuaku memberiku nama Sakura. Mataku berwarna hijau jernih, banyak yang mengatakan kalau mataku ini indah, bukannya aku narsis−hanya saja memang kenyataannya seperti itu. Saat ini aku sedang mengenyam pendidikan di Konoha Senior High School, tingkat dua. Aku seperti kebanyakan gadis lainnya, menyukai pemuda tampan seperti Sasuke Uchiha. Pemuda itu benar-benar tampan dan juga cerdas, ya walapun ia sedingin gunung Himalaya, tapi sikapnya itu tak menurunkan level ketampanannya. Aku dan Ino−sahabatku sedari kecil, selalu bersaing untuk mendapatkan perhatian darinya. Kami hanyalah sebagian kecil dari kaum hawa yang memuja ketampanan yang dimilikinya.
Namun, suatu hari sekolah kami kedatangan guru baru yang menggantikan Kurenai-sensei, dan dari sinilah kisahku dimulai dengan seorang lelaki tampan yang akan membuatku memalingkan wajah, bahkan saat seorang Sasuke Uchiha ada di hadapanku.
Sakura Pov End
Suara teriakan dan lengkingan gadis-gadis membahana di dalam ruang olahraga Konoha senior high school, hanya ada satu alasan yang membuat mereka berkumpul di sini, apalagi alasannya kalau bukan pangeran sekolah mereka−Sasuke Uchiha− yang sedang tanding basket antar kelas. Banyak gadis yang rela membolos demi menonton permainan basket pemuda tampan itu. Di antara kerumunan fansgirls Sasuke terdapat Sakura dan Ino, selain untuk menonton permainan basket Sasuke, mereka berdua juga bersaing dengan para fans Sasuke yang lain untuk memberikan minuman berenergi pada pemuda tampan itu.
"Kyaa! Sasuke-kun−" teriak fans Sasuke saat pemuda itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
"Cih!" Sakura mendecih tak suka. Teriakan gadis di sebelah Sakura membuat kupingnya pengang. Ia tidak akan melakukan hal seheboh itu demi menarik perhatian pujaannya itu. Ingat! Ia harus tampil cantik dan elegant di depan sang Uchiha.
"Sasuke-kun!" Kalau yang ini teriakan sahabat pirangnya. Sakura benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya bisa bersahabat dekat dengan gadis secerewet Ino Yamanaka.
"Kecilkan suaramu, Pig!" Teriak Sakura di tengah sorak sorai fans Sasuke Uchiha. Gadis itu menutup telinganya dengan kedua jarinya untuk mengurangi suara keras yang ada di sekelilingnya, "Kau mau membuatku tuli, huh?!"
"Aku tidak bisa, Forehead, Sasuke-kun benar-benar keren" Balas Ino dengan teriakan yang tak kalah kencang.
Sakura lebih memilih melihat gerakan Sasuke saat berusaha mencetak angka, dari pada terus berdebat dengan Ino yang tak akan pernah ada habisnya.
Tak lama berselang permainan pun selesai, Sasuke dan yang lainnya bersiap meninggalkan arena, sebelum kemudian duduk di kursi pemain untuk istirahat sejenak. Pada kesempatan ini biasanya digunakan oleh fans Sasuke untuk memberikan minuman berenergi pada pemuda tampan itu.
Hampir semua gadis berdesakan maju ke depan untuk memberikan minuman yang mereka bawa untuk si bungsu Uchiha, tak terkecuali Sakura dan Ino. Mereka berdua bahkan sudah saling berebut untuk menjadi gadis yang pertama memberikan minuman yang mereka bawa pada Sasuke. Namun, karena saking banyaknya gadis yang berdesakan membuat Sakura jatuh terduduk. Gadis itu menggeram marah, wajahnya bahkan sudah semerah kepiting rebus, namun ini bukan karena ia malu, tapi karena menahan marah.
"Ini semua salahmu, Pig!" Seru Sakura sewot. Gadis itu berusaha berdiri setelah beberapa menit yang lalu jatuh terduduk.
"Hei, kenapa salahku?" Tunjuk Ino pada dirinya sendiri, "Aku tak melakukan apa pun" Ujarnya membela diri.
"Ini semua gara-gara kau!" Seru Sakura kencang, gadis itu bahkan sudah bersiap untuk merusak tatanan rambut pirang Ino.
"Menjauhlah dariku, Forehead! " Ino yang tahu apa yang akan sahabatnya lakukan, memilih berlari menjauh. Ia sudah menata rambutnya susah payah dan Sakura akan merusaknya? Yang benar saja.
Sakura berlari mengejar Ino hingga membuat keributan di sepanjang koridor yang mereka lewati, semua siswa yang melihat tingkah mereka hanya bisa diam dan beberapa ada yang terlihat cuek. Apa yang mereka lakukan bukanlah hal baru, jadi untuk apa diributkan?
"Hosh..Hosh" Sakura menghentikan aksi kejar-kejarannya dengan Ino, ia membutuhkan istirahat untuk kembali berlari. "Sialan kau, Pig" Umpat Sakura.
Gadis pink itu menegakkan badannya dan bersiap kembali berlari untuk mengejar Ino, saat tak sengaja manik emeraldnya melihat sekelebat banyangan seorang lelaki tampan berjalan ke arah ruang kepala sekolah. Sakura mengucek kedua matanya pelan, memastikan apa yang ia lihat adalah benar-benar malaikat bukan manusia.
"Dia manusia, kan? Atau malaikat?" Ujar Sakura pada dirinya sendiri. "Tapi kalau manusia, kenapa bisa setampan itu?" Sakura mengetukan jarinya di dagu, seakan berpikir keras. Gadis itu bahkan sudah melupakan niatnya untuk kembali mengejar Ino.
Ino terengah menghindari Sakura, gadis itu sudah tidak kuat lagi untuk berlari. Ia bahkan sudah pasrah kalau seandainya Sakura merusak tatanan rambutnya. Lima menit menunggu tak ia dapati Sakura di belakangnya, "Apa terjadi sesuatu pada Forehead? Tidak biasanya ia tak mendapatkan ku" Gumam Ino.
Gadis bermanik aquamarine itu memutuskan untuk mencari sahabatnya, ia kembali berjalan ke arah ruangan olahraga. Setelah berjalan selama lebih dari sepuluh menit akhirnya Ino menemukan sahabat pinknya. Namun, yang membuat Ino kaget adalah keadaan Sakura yang seperti seorang idiot, apalagi namanya kalau bukan idiot saat kau melihat ada orang yang berdiri seperti patung di tengah koridor?
"Hei, apa yang terjadi padamu, Forehead? " Ino mengibaskan telapak tangannya di depan wajah sahabat pinknya.
Pandangan matanya masih lurus ke depan tak berkedip sama sekali, "Aku baru saja melihat malaikat, Pig" Ujar Sakura pelan.
Ino menautkan kedua alisnya tak mengerti, 'Memangnya ada malaikat di sekolah?' Pikir gadis pirang itu. Gadis barbie itu menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebelum kemudian membawa−menyeret− Sakura kembali ke kelas mereka.
.
.
.
"Pig! Kembalikan buku tugasku, sekarang!" Ujar Sakura kesal pada gadis barbie yang ada di hadapannya. "Kalau tidak−"
"Kalau tidak, apa yang akan kau lakukan, Forehead?" Balas Ino menjulurkan lidah, tak sedikit pun mengindahkan ancaman sahabatnya.
Selain bersaing untuk mendapatkan perhatian Sasuke, inilah hal yang membuat Sakura jengkel dengan sikap Ino, gadis itu sering kali menjahilinya.
"Pig!" Ujar Sakura kesal, ia sudah tidak tahan untuk membuat rambut sahabatnya berantakan, hal yang sering Sakura lakukan saat sedang marah pada Ino.
Sakura berjalan maju mendekati Ino, sembari menyunggingkan seringai yang bisa membuat bulu kuduk gadis barbie itu merinding seketika.
"Forehead, jangan mendekat!" Ujar Ino sembari melangkah mundur dengan perlahan.
"Kembalikan. Buku. Tugasku, Pig!" Kata Sakura tak main-main. Dengan tetap berjalan mendekati Ino.
Kondisi kelas yang riuh membuat mereka tak menjadi pusat perhatian, mungkin teman sekelas mereka sudah terbiasa dengan hal yang Sakura dan Ino lakukan. Bukan rahasia umum lagi kalau mereka kerap saling menjahili atau pun bertengkar di depan teman sekelas seperti sekarang ini.
Srek
Tiba-tiba pintu kelas di geser, hal tersebut mengalihkan perhatian Sakura dari acara merebut buku tugas yang sempat gadis itu lakukan dengan Ino. Suasana kelas yang sebelumnya ramai mendadak sunyi saat tahu 'Tsunade-sama' lah yang datang.
"Nona Haruno, kembali ke tempat dudukmu." Perintah Tsunade pada salah satu anak didiknya yang terkenal lumayan bandel, namun pintar.
"Hai, Tsunade-sama" Ujar Sakura tersenyum kikuk. Ia berjalan ke tempat duduknya di sebelah Ino.
Ino Yamanaka hanya tersenyum mengejek begitu Sakura duduk di sebelahnya.
'Lihat saja nanti, Pig' Batin Sakura sambil menyeringai, gadis itu bahkan sudah memikirkan hal apa saja yang akan ia lakukan untuk membalas perbuatan sahabatnya
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan guru baru, namanya Kakashi-sensei dan ia akan mengajar mata pelajaran matematika menggantikan tugas Kurenai-sensei hingga masa cutinya habis." Kata Tsunade sambil melirik lelaki yang ada di sebelahnya. "Perkenalkan dirimu, Kakashi-san" Lanjut Tsunade.
Kakashi hanya menganggukan kepalanya singkat, sebelum kemudian memperkenalkan namanya dengan gestur malas, "Saya Kakashi Hatake, saya akan menggantikan tugas mengajar Kurenei-sensei" Ujar lelaki itu tanpa minat, telihat dari matanya yang sayu dan tanggannya yang ia sembunyikan di kantong celananya. Apa benar ia seorang guru?
"Baiklah, selamat mengajar, Kakashi-san" Ucap Tsunade. Sebelum kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kelas. Ia sempat berhenti berjalan dan kembali menatap semua anak didiknya, "Selamat belajar dan jangan cari masalah."
"Hai, sensei" Jawab anak-anak serentak.
"Ini berlaku untuk mu juga, nona Haruno." Kata Tsunade tegas−menatap mata Sakura langsung.
"B-baik, sensei" Jawab Sakura terbata.
Suasana kembali riuh saat Tsunade meninggalkan kelas Sakura, banyak anak-anak yang secara terang-terangan menaruh minat pada sensei baru mereka, terutama para siswi. Siapa yang mampu menolak pesona sang Hatake, mata yang berbeda warna, bekas luka di mata kirinya bahkan tak mengurangi ketampanannya, dagunya yang tegas, serta tahi lalat di dekat dagu yang membuat lelaki itu tampak makin manis. Bahkan seorang Sakura pun tak akan mampu menolak pesona yang ditawarkannya.
"Baiklah, bisa kita mulai pelajarannya?" Tanya Kakashi dengan intonasi datar bahkan terkesan malas. Karena tak ada jawaban apa pun dari anak didiknya, Kakashi memutuskan untuk melanjutkan ucapannya yang memang belum selesai, "Karena ini pertama kalinya saya mengajar, bagaimana kalau kita isi dengan sesi perkenalan?" Ucap Kakashi sembari tersenyum manis. Lelaki itu tidak tahu kalau hal yang ia lakukan membuat semua siswinya tak mengedipkan mata sama sekali, termasuk Sakura yang merupakan pemuja lelaki tampan.
Pandangan mata Sakura tiba-tiba saja kosong, ia tidak tahu apa yang ia lihat benar-benar manusia atau malaikat yang sengaja di turunkan Kami-sama untuk menjadi milik Sakura.
"Forehead, apa yang kau lakukan?" Bisik Ino di telinga sahabat merah jambunya itu.
"Aku? Tentu saja sedang menikmati ciptaan Kami-sama yang paling sempurna, Pig." Jawab Sakura tak acuh. Tangan kirinya menyangga kepalanya, sedangkan iris emeraldnya memandang Kakashi penuh minat−tanpa mengedipkan mata sedikit pun.
"Apa maksudmu?" Tanya Ino penasaran, gadis itu tidak tahu apa yang membuat Sakura seperti seorang idiot dalam waktu singkat. Namun, iris aquamarine miliknya mengikuti arah pandang Sakura, dan gadis itu berjengit kaget saat tahu Kakashi-sensei lah yang sedang Sakura perhatikan.
"Baiklah, kita mulai dari−" Kakashi membuka buku absen yang ada di tangan kirinya dengan mimik wajah serius, jauh dari kesan malas seperti yang pertama kali ia pelihatkan.
"Akira Takeda" Ucap Kakashi, lelaki itu mendongakkan kepalanya memandang ke arah anak didiknya.
Gadis dengan surai coklat dan mata bulat mengangkat tangan saat namanya di panggil, "Saya, sensei" Ucap gadis itu dengan rona merah di pipi pucatnya.
"Apa hobby mu, Takeda-san?" Tanya Kakashi pada muridnya itu.
"Saya suka membaca novel, sensei." Jawab Akira dengan malu-malu.
Kakashi hanya menganggukkan kepalanya singkat, sedangkan Sakura yang melihat tingkah Akira yang malu-malu hanya bisa mendecih tak suka.
Gadis itu mendengus, 'Aku akan mendapatkanmu, sensei' Ikrar Sakura dalam hati.
Nama teman-teman yang disebutkan Kakashi tidak ia dengar sama sekali. Gadis itu kembali menopang dagu dengan tangan kirinya, pandangan matanya fokus pada satu objek yang berdiri di depan kelas. Yang ada dalam pandangannya hanya Kakashi yang sedang tersenyum ke arahnya. Sakura benar-benar telah tenggelam dalam pesona sensei barunya.
"Ino Yamanaka" Ujar Kakashi selanjutnya.
"Saya, sensei" Jawab gadis pirang itu ceria.
"Apa yang kau sukai, Yamanaka-san?"
"Menjahili Forehead, sensei" Seru Ino semangat.
Kakashi hanya menaikkan sebelah alisnya−tak mengerti dengan apa yang siswinya ucapkan. Sedangkan seisi kelas tertawa terbahak-bahak, bersiap menonton adegan selanjutnya yang akan dilakukan oleh sepasang sahabat itu, seperti biasanya.
Sakura yang merasa namanya di sebut, berdiri seketika dan berkacak pinggang, "Apa mau mu, Pig!'
Ino hanya menjulurkan lidahnya−mengejek. Seisi kelas kembali riuh. Sakura yang merasa menjadi bahan tertawaan teman sekelasnya memutuskan duduk kembali meski dengan muka merah dan bibir mengerucut− marah.
Kakashi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah siswa-siswi yang akan ia ajar selama beberapa bulan ke depan.
"Kiba Inuzuka"
"Lee rock"
Hingga tiba pada nama gadis yang nantinya akan menjadi bagian hidupnya, "Sakura Haruno."
"Saya, sensei" Ucap Sakura tersenyum manis, senyum yang biasanya mampu melelehkan pertahanan hati seorang pria. Tak terkecuali Hatake Kakashi. Namun, sebisa mungkin lelaki itu tahan untuk tidak membalas senyuman muridnya itu.
"Apa yang kau sukai, Haruno-san?" Tanya Kakashi sambil memandang emerald Sakura. Hal yang sontak membuat gadis merah jambu itu meronakan wajahnya−malu.
"Aku menyukai sensei" Ujar Sakura, masih belum sadar dari keterpesonaannya pada sensei yang berdiri di depan kelas.
"Ya?" Tanya Kakashi bingung. Lelaki itu merasa mungkin telinganya bermasalah, sehingga ia memutuskan untuk memastikannya lagi. Sedangkan seisi kelas lagi-lagi menjadikan Sakura sebagai bahan tertawaan karena tingkah konyolnya barusan.
"Aku menyukai sensei" Ulang Sakura. Gadis itu merasa tak ada yang salah dengan kata-katanya barusan.
Kakashi hanya bisa menggaruk tengkuknya−canggung, mungkin ia akan membutuhkan banyak stok kesabaran untuk menghadapi tingkah ajaib siswinya itu. Namun, jika kita lihat lebih dekat lagi, terdapat rona samar di pipinya.
.
.
.
Hari berganti hari, dan Sakura masih saja mengejar sensei tampannya itu. Semua hal sudah Sakura lakukan demi mendapat perhatian Kakashi, mulai dari menjadi siswi yang aktiv menjawab soal saat Kakashi mengajar sampai menjadi stalker sang sensei pun sudah ia lakukan. Namun belum ada tanda-tanda Kakashi akan menerima cintanya.
Ingatan Sakura melalang buana, memikirkan apa yang telah ia lakukan kemarin pagi demi mendekati sensei pujaan hatinya. Mengingatnya saja sudah membuat Sakura tersenyum seperti orang gila.
Flashback on
Sakura mengencangkan tali sepatu yang ia kenakan, gadis itu sudah siap untuk jogging minggu ini dengan Kakashi, sensei pujaan hatinya. Kalau kalian bertanya dari mana ia tahu kegiatan Kakashi, jawabannya adalah Iruka-sensei, dengan sedikit alibi dan rayuan sana sini akhirnya Sakura mendapatkan apa yang ia mau. Dan tara! Sekarang ia sudah bersiap menyusul Kakashi ke taman kota Konoha.
Sakura berlari kecil keluar dari rumahnya, ia menutup pagar rumahnya dan tak lupa untuk menguncinya kembali. Gadis pink itu menggosokkan kedua telapak tangannya untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk tulangnya. Kalau bukan demi mengejar cinta Kakashi, Sakura tak akan repot-repot untuk bangun sepagi ini, bergelung dalam selimut terlihat lebih menggoda untuknya. Namun, ia rela melakukan ini semua demi Kakashi.
"Yosh! Aku harus semangat! " Ujar Sakura menyemangati dirinya sendiri.
Gadis itu berhenti berjalan dan bersembunyi di gang kecil yang akan menuju taman kota Konoha, kalau perkiraannya benar maka Kakashi akan muncul sekitar−
Nah kan, apa yang Sakura ucapkan benar-benar terjadi, tepat di hadapannya melintas pria bersurai perak yang sejak beberapa menit lalu ia tunggu. Gadis itu terus menunggu hingga beberapa menit lagi, Sakura tak mau gurunya tahu kalau ia sengaja menunggunya.
Setelah merasa Kakashi sudah berlari menjauh, akhirnya Sakura keluar dari persembunyiannya, gadis itu menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak akan ada yang memergokinya menguntit sensei tampannya itu.
Sakura berlari dengan kecepatan sedang agar bisa lebih cepat bertemu sensei-nya, gadis itu mengeluarkan cermin yang sengaja ia simpan di saku celana trainingnya, ia harus memastikan kalau ia sudah cantik maksimal, benar kan?
"Eh, sensei?" Sapa Sakura. Gadis itu memperlihatkan mimik muka seakan terkejut bertemu dengan Kakashi.
"Hn" Balas Kakashi datar, lelaki itu tak mengurangi kecepatannya berlari.
"Sensei! Tunggu aku!" Teriak Sakura. Kakashi benar-benar berlari meninggalkannya.
'Bukankah jogging itu berlari pelan?' Batin Sakura kesal.
Kakashi menyunggingkan senyum tipis yang ia tutupi dengan punggung tangannya, lelaki itu tak mau Sakura melihatnya dalam keadaan wajah yang di rambati rona tipis.
"Kau menyebalkan, sensei" Seru Sakura saat sudah berlari di samping lelaki itu.
"Dasar lambat" Ejek Kakashi.
Sakura mengabaikan ejekan yang dilayangkan sensei-nya, kalau saja yang mengatakan itu adalah Ino, maka habislah gadis barbie itu di tangannya. Namun karena ini Kakashi, maka Sakura tak membalasnya sama sekali.
"Sensei, kenapa kita bisa kebetulan bertemu di sini ya?" Kata Sakura, yang tentu saja hanya berpura-pura.
Kakashi mengedikkan bahunya−cuek, tak mau ambil pusing. Sakura tidak tahu saja kalau Kakashi sudah menyadari keberadaan gadis pink itu, bahkan sejak Sakura keluar dari rumahnya, hanya saja Kakashi memilih bersembunyi hingga menemukan waktu yang pas untuk keluar dari persembunyian dan berpura-pura jogging sebagaimana mestinya.
Hari minggu pagi ini, mereka habiskan untuk mengobrol hal-hal seputar kehidupan sekolah Sakura, ya meski obrolan itu lebih didominasi oleh celotehan Sakura. Namun, dari sudut hatinya, Kakashi menyukai acara jogging yang mereka berdua lakukan.
Flashback off
Hari senin adalah hari yang paling menyebalkan bagi Sakura dulu, karena ia harus bangun lebih awal untuk mengikuti apel pagi. Tapi itu dulu sebelum mengenal guru tampan yang selalu menjadi bunga tidurnya, karena sekarang hampir setiap hari ia datang lebih awal ke sekolah hanya untuk meletakkan kue buatannya di meja sang guru. Ia harus datang lebih awal kan kalau tidak ingin semua orang tahu?
Sakura bersenandung riang sambil melangkahkan kakinya dengan pelan, ia peluk erat bungkusan kue yang akan ia letakkan secara diam-diam di meja senseinya itu.
Sakura menghentikan langkahnya tiba-tiba, bukan karena ada Kakashi di hadapannya tapi karena ada senpainya yang menyatakan cinta pada sensei pujaannya.
"Aku menyukaimu, m-maukah sensei menjadi kekasihku?" Gadis di hadapan Kakashi mengatakannya dengan terbata dan wajah merah merona.
Kakashi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak tahu apa yang harus ia jawab. Ia tidak menyukai gadis di hadapannya yang jelas-jelas tidak ia kenal, tapi mengatakan hal menyakitkan bukanlah sifatnya.
Sakura mengepalkan telapak tangannya hingga buku jarinya memutih, pemandangan di hadapannya benar-benar merusak moodnya di pagi hari. Dengan bibir menyeringai, Sakura mendekati mereka dan menggandeng lengan Kakashi mesra.
Kakashi terkejut saat ada yang menggandeng lengannya, namun ia tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan Sakura, gadis itu terlalu keras kepala untuk di larang. Sakura sendiri tahu kalau Kakashi enggan di perlakukan demikian, tapi gadis itu sudah tidak perduli, yang ada dalam pikirannya hanya menyelamatkan Kakashi dari senpai yang berusaha merebut pria itu dari genggaman Sakura.
"Kau menggangu milikku, senpai." Ujar Sakura tersenyum sinis.
Gadis yang sempat merona tadi tiba-tiba pucat seketika, ia terkejut saat mendapati kouhainya di depan matanya, "A-apa maksudmu?"
"Apa perlu ku jelaskan hubungan kami padamu, senpai?" Balas Sakura semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Kakashi.
Bukan hanya gadis yang baru saja menyatakan cinta pada Kakashi yang terkejut, lelaki itu lebih terkejut lagi saat mendengar apa yang Sakura ucapkan. Kakashi tahu Sakura menyukainya, tapi apa gadis itu tahu apa yang baru saja ia ucapkan? Demi Kami-sama, Sakura adalah muridnya, apakah pantas guru dan murid menjalin hubungan?
Tanpa mengatakan apapun, gadis yang baru saja patah hati itu berlari dengan air mata berderai, ia tidak menyangka telah di dahului kouhainya itu.
"Nah, sudah selesai kan masalahnya, sensei?" Ujar Sakura enteng sembari mengedipkan sebelah matanya pada Kakashi.
"Hn" Kakashi memutar bola matanya malas, terlampau terbiasa dengan tingkah gadis di sebelahnya. Gadis yang diam-diam berhasil menyelinap masuk ke hatinya.
Tanpa mengatakan apapun Kakashi berjalan meninggalkan Sakura seorang diri, ia memasukkan kedua tangannya dalam kantong celana yang ia kenakan. Sakura yang melihat Kakashi meninggalkannya lagi, hanya bisa tersenyum dan berlari mengejar lelaki pujaannya.
"Tunggu aku, sensei" Teriak Sakura pada lelaki yang dengan seenaknya meninggalkan ia seorang diri.
Kakashi tak menghentikan langkahnya sedikitpun, lelaki itu tahu Sakura pasti akan mengikutinya seperti biasa, hal yang dengan perlahan membuat Kakashi terbiasa meski ia tidak mau mengakuinya. Lelaki itu menyunggingkan senyum tipis saat mendengar langkah kaki Sakura di belakangnya.
"Dasar lambat" Ucap Kakashi saat Sakura sudah berjalan sejajar dengannya.
"Sensei yang terlalu cepat" Balas Sakura sambil mengerucutkan bibirnya.
Kakashi tergelak mendapati tingkah muridnya itu, hingga tanpa sadar lelaki itu mengangkat tangannya dan mengacak surai pink Sakura. Hal kecil yang membuat Sakura meronakan kedua pipi porselennya.
'Aku akan mendapatkanmu, sensei!' Ucap Sakura dalam hati. Ia akan berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan hati senseinya.
T.B.C
RnR
Please?
A/N:
Apa ini?! #tepokjidat
Disaat masih punya banyak utang fic, Daisy malah bikin fic baru?
Omigoott...
Baiklah aku jelaskan sedikit, disini Daisy menggambarkan Kakashi tanpa masker ya, jadi silahkan di bayangkan sendiri seganteng apa Kakashi, sampai bikin Saku memalingkan wajah dari Sasuke.
See you next chapter #melambaigenit