.Happy Read.

Ost op: Bull's Eye (Nano)

¤Uchida Tokugawa¤

-Present-

.Naruto belong's Masashi Kishimoto.

Naruto © Kishimoto M.

Summary:

Tahukah bahwa dulu sekali ketika zaman manusia belum diciptakan dan bumi masih dihuni oleh mahluk ciptaan tuhan seperti Malaikat dan masih belum ada Iblis karena mereka tercipta akibat ingkarnya mereka untuk bersujud kepada Adam.

Dan cerita ini menceritakan tentang suatu rahasia terbesar yang hanya diketahui oleh beberapa kalangan saja seperti Michael dan Tuhan itu saja, yaitu tentang jalinan Kasih seorang Malaikat baik hati dan disegani oleh para Malaikat lainya yang dimasa depanya akan menjadi Iblis atau lebih dikenal bernama Lucifer dengan Seorang Malaikat Bersurai pirang yang kecantikanya sangat luar biasa dan lebih dikenal dengan panggilan Gabriel.

Mereka berdua menjalin kasih dengan perasaan suka satu sama lain namun dilakukan secara sembunyi sembunyi entah karena apa namun sebenarnya perilaku mereka berdua ini sudah diketahui oleh Kami-sama dan Michael akan tetapi Michael yang ingin menasehati Lucifer dan Gabriel harus bungkam ketika melihat Kami-sama tersenyum kearahnya sambil menggeleng pelan yang akhirnya membuat Michael membiarkan hubungan Lucifer dan Gabriel terus terjalin sampai suatu kejadian dikedepanya membuat dirinya terpisah jauh dengan sang pujaan hati.

Yaitu kejadian dimana Kami-sama menciptakan Mahluk baru yaitu Adam atau lebih dikenal dengan sebutan Manusia/Ningen dan Kami-sama menyuruh semua mahluk yang pernah ia ciptakan untuk bersujud dihadapan Adam dan tentu saja para Malaikat mematuhi perintahnya namun ada satu Malaikat yang masih berdiri tegap sambil menatap sang Adam rendah dan membuat dirinya ditatap kaget oleh para Malaikat lainya yaitu sang Malaikat Lucifer yang masih berdiri tegap sambil menatap sang Adam rendah.

"Lucifer? Kenapa kau masih berdiri? Bukankah dirimu dan yang lainya sudah kusuruh untuk menunduk hormat kepada Adam?" Tanya Kami-sama pelan dan hanya dibalas kekehan pelan oleh sang Lucifer.

"Kheh? Yang benar saja Ayah?! Kami tercipta lebih dulu dan terbuat dari cahaya harus menunduk hormat kepada Mahluk yang terbuat dari tanah ini? Aku tidak mau menurutinya Ayah!" Ucap Lucifer lantang dan sekali lagi membuat dirinya ditatap shock oleh Malaikat lainya dan membuat Michael yang berada tidak jauh dari tempat Lucifer emosi.

"Cukup Lucifer! Aku sudah muak dengan omong kosongmu! Kau berani melanggar perintah Ayah kali ini! Bahkan aku membiarkanmu menjalin Kasi-!"

"Michael cukup"

Perkataan Michael terputus dan dirinya langsung bungkam ketika mndengar suara Kami-sama yang memotong ucapanya dan kemudian Kami-sama mengalihkan pandanganya kearah Lucifer yang juga tersentak karena rahasia dirinya sudah diketahui oleh Michael dan Kami-sama.

"Lucifer kau kuhukum untuk pergi dari surga dan menempati underworld" Ucap Kami-sama yang membuat hampir seluruh Malaikat disana kaget karena Lucifer yang dikenal dengan ketulusan hatinya serta kebaikanya kepada mereka akan diusir dari Heaven bahkan salah satu Malaikat disana ada yang menangis yaitu Malaikat bersurai pirang atau Gabriel yang menangis karena akan berpisah dengan Lucifer.

Lucifer yang mendengar perkataan Kalimat Kami-sama atau Ayahnya barusan hanya melebarkan matanya kaget kemudian menunduk menutupi ekspresi wajahnya dengan surainya.

"Kheh? Beginikah akhirnya? Menyedihkan untuk Malaikat sepertiku" Desis Lucifer pelan yang tidak dapat didengar oleh Malaikat lainya namun dapat didengar oleh Kami-sama, Kemudian Lucifer mulai membalikan tubuhnya dari hadapan Kami-sama dan melangkah menjauh namun sebelum langkah ketiga dirinya kembali dikagetkan karena sayapnya yang berwarna seputih kapas sekarang mulai berubah warna menjadi hitam gelap.

"Apa yang terjadi?" Ucap Lucifer sambil menoleh menatap Kami-sama.

"Kesucianmu telah ternodai Lucifer dan oleh sebab itu sayapmu berubah dan juga sekarang kau bukanlah seorang malaikat melainkan seorang Raja iblis Lucifer"Jelas Kami-sama yang membuat Lucifer kembali tersentak kaget untuk kesekian kalinya.

"Kesucian kah? Huh persetan dengan itu semua" Desis Lucifer yang diakhir kalimatnya dirinya menatap Kami-sama dengan seringai, "Yah tidak apalah, mungkin ditempat baruku nanti aku bisa membuat kerajaan dan hidup damai dengan sesukaku" Ucap Lucifer kemudian kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Heaven, namun dibarisan depan Malaikat yang masih memperhatikan kejadian yang sedang terjadi ini atau lebih tepatnya disamping Michael ada seorang Malaikat wanita yaitu Gabriel yang ingin mengejar Lucifer ingin mengatakan sesuatu namun harus dirinya tunda karena ia tak ingin melanggar perintah Kami-sama namun ketika melihat Kami-sama mengangguk pelan itu sudah membuat dirinya mengerti bahwa Ayah mengizinkanya untuk mengejar Lucifer.

Kemudian dengan cepat Gabriel bangkit dari duduknya dan mengejar Lucifer serta mengabaikan tatapan bingung dari Malaikat lainya karena belum mengetahui hubungan Lucifer dan Gabriel.

Tap!

Tap!

"Lucifer!"

Lucifer menghentikan langkahnya ketika mendengar suara wanita dari arah belakangnya dan juga dirinya sangat mengenal suara wanita ini, wanita yang mengisi kekosongan hatinya dan wanita yang membuatnya tersenyum disaat sedih.

"Gabriel?" Ucap Lucifer pelan sambil menolehkan kepalanya kesamping menatap Gabriel yang menatapnya dengan mata yang berair bertanda sehabis menangis.

"K-kenapa kau melakukan semua hal ini Lucifer?" Tanya Gabriel sambil melangkah pelan kearah Lucifer yang terdiam.

"Entahlah Gabriel semua ini kulakukan karena hati kecilku mengatakan hal yang kulakukan ini benar dan tidak ada hal lain" Jawab Lucifer datar sambil membalikan tubuhnya menghadap Gabriel yang terkejut mendengar perkataanya barusan.

"Kau akan meninggalkanku disini seorang diri Lucifer?" Desis Gabriel pelan yang membuat Lucifer memandanya dengan pandangan sulit diartikan dan juga sebenarnya dirinya berat untuk meninggalkan kekasihnya ini tapi mau bagaimana lagi, sekarang dirinya sudah dikutuk oleh Kami-sama menjadi mahluk yang bernama Iblis serta diusir dari surga dan dirinya tidak mau perlakuan terhadap dirinya ini akan dirasakan oleh Gabriel nanti karena nekat ikut bersamanya dan jika hal itu sampai terjadi maka akan membuat sang Lucifer ini menyesal, oleh karena itu hal terbaik adalah membuat Gabriel berada tetap disurga.

"Itu adalah pilihan terbaik Gabriel, Kumohon jangan melakukan hal yang akan membuat dirimu menjadi sepertiku dikedepanya" Ucap Lucifer sambil tersenyum kecil kearah Gabriel.

Grep!

"Baka!"

Lucifer hanya terdiam ketika merasakan sebuah pelukan erat dan teriakan dari Gabriel, kemudian dengan perlahan Lucifer membalas pelukan Gabriel dan mengelus surai pirangnya dengan lembut.

"Berjanjilah kepadaku untuk selalu tersenyum dan tidak berbuat hal aneh" Bisik Lucifer sambil tertawa pelan membuat Gabriel yang mendengarnya menggembungkan pipinya karena kesal, memang dirinya ceroboh dalam melakukan sesuatu namun jika Lucifer yang mengatakanya itu membuat sisi feminimnya keluar entah karena apa.

"Mou~ Aku tidak pernah membuat hal aneh Lucifer!" Rengek Gabriel dalam pelukan Lucifer sambil mendongak menatap wajah Lucifer yang sedang tertawa pelan dan entah mengapa wajah tampan Lucifer ini selalu saja membuatnya merona entah sudah keberapa kali.

"Haha baiklah jika itu menurutmu Gabriel" Ucap Lucifer sambil melepaskan pelukanya dan menyentil ujung hidung Gabriel pelan, " Nah saatnya Aku pergi" Sambung Lucifer pelan sambil tersenyum kecil dan kembali membuat ekspresi Gabriel yang tadi ceria menjadi sendu.

"Berjanjilah untuk bertanggung jawab terhadap perasaan ini Lucifer" Ucap Gabriel sambil memeluk Lucifer erat, sedangkan Lucifer hanya diam tidak membalas perkataan Gabriel namun hanya tersenyum kecil, kemudian melepaskan pelukan Gabriel terhadapnya dan mulai melangkah menjauh.

"Sayonara Gabriel" Bisik Lucifer pelan dan hanya meninggalkan Gabriel seorang diri ditempat itu dengan beberapa bulu hitam sayap Lucifer yang melayang turun dengan perlahan.

"Lucifer" Ucap Gabriel sendu seorang diri.

Dan mulai saat itu kehidupan surga kembali tenang dan juga mahluk Kami-sama yang bernama Adam itu diberi tempat oleh Kami-sama dibumi dan beberapa diantara mereka diberi berkah oleh dirinya yaitu sebuah artefak suci 'Secret Gear' yang bahkan beberapa diantaranya bisa membunuh Tuhan itu sendiri, tidak masuk akal memang mendengar ciptaan Tuhan dapat membunuh Tuhan itu sendiri namun apa daya jika memang itu benar faktanya dan semakin lama mulai dari satu tahun, ratusan tahun, ribuan tahun sampai akhirnya kaum Adam berjumlah banyak dan mereka saling berperang dibumi memperebutkan kekuasaan,harta,tahta dan kekuatan serta mereka menggunakan kekuatan berkah tuhan dengan cara yang salah yaitu untuk membunuh sesama jenis mereka dan hal itu membuat salah satu Malaikat bersurai pirang yang sekarang berdiri diatas sebuah bukit memandang perang yang terjadi dihadapanya itu dengan pandangan datar dan dirinya bisa berdiri dibumi sekarang karena diutus oleh Kami-sama untuk meredakan perang yang terjadi dibumi.

"Jadi inikah yang kau maksud dengan cara tidak mau bersujud dihadapan Adam, Lucifer?" Ucap Malaikat pirang tersebut pelan sambil melihat perang yang semakin memanas dihadapanya ini.

"Michael! Ayo cepat kita kesana kurasa akan semakin banyak korban" Ucap sosok Malaikat yang berada dibelakang Malaikat pirang yang bernama Michael tersebut.

"Tentu Sariel" Balas Michael kemudian merentangkan sayapnya dan terbang kearah medan perang diikuti oleh Sariel yang berada dibelakangnya.

Perang terus terjadi dibumi itu antar pengguna artefak suci tuhan atau Secret Gear semakin memanas dan mengundang kaum Iblis yang dipimpin oleh Lucifer untuk ikut serta kedalam perang tersebut tanpa sepengetahuan Lucifer itu sendiri dan kenapa mereka tidak memberitahu Raja mereka perihal keikut sertaan Iblis kedalam perang tersebut karena Raja mereka sang Lucifer mencintai kedamaian dan membenci peperangan sangat keterbalikan image Lucifer yang dikenal oleh kaum Adam yang menggambarkan bahwa Lucifer adalah sang pembawa kesengsaraan dan kehancuran yang membuat Lucifer tersenyum kecil ketika mendengar rumor yang tersebar didunia Adam tersebut dan akhirnya Perang tersebut semakin panas dan membesar karena keikut sertaan kaum Iblis dan kaum Malaikat jatuh.

Malaikat jatuh memang belum tersebar luas rumornya karena baru beberapa waktu yang lalu kaum mereka tercipta dan Malaikat jatuh tercipta karena sang Malaikat yang dikenal dengan nama Azazel sekaligus Malaikat pertama yang jatuh (Datenshi) karena hal sepele yaitu mengintip Gabriel yang sedang Mandi namun jika Lucifer masih menyandang gelar Malaikatnya hal tersebut bisa menjadi besar, kejatuhan Azazel ini bahkan membuat sang Kami-sama geleng geleng kepala dan Azazel yang hanya menyengir tidak berdosa yang akhirnya Azazel diusir dari surga seperti halnya Lucifer dan disuruh menempati bagian utara Underworld sedangkan Dibagian timur adalah kediaman Lucifer, Beberapa ratus tahun kemudian mulai banyak Malaikat yang jatuh dengan berbagai macam hal yang berbeda beda dan mulai menempati Underworld bersama pemimpin mereka yaitu Azazel dan akhirnya jumlah mereka yang masih berjumlah ratusan berbeda jauh dengan jumlah Iblis yang berjumlah ribuan ikut serta dalam perang tersebut.

Perang antar Ras itu tidak bisa dihindarkan kembali banyak yang berguguran antara pihak Iblis maupun Adam/Manusia dan Datenshi sampai akhirnya turunya kaum Malaikat yang diutus Kami-sama untuk meredakan perang tersebut malah semakin membuat perang semakin memanas karena kedatangan fraksi baru dan mau tidak mau akhirnya Kaum Malaikat ikut serta kedalam perang yang membuat Korban semakin banyak dimasing masing pihak dan ditengah panasnya perang yang sedang terjadi itu turunlah Dua ekor Naga Merah dan putih yang kemudian menggunakan area perang sebagai arena bertarung kedua Naga tersebut dan tidak lama kedua naga itu bertarung muncul kembali Tiga buah robekan dimensi yang mengeluarkan Naga dalam legenda yang ditakuti oleh para Malaikat karena diramalkan bisa membunuh tuhan itu sendiri yaitu Great red,Ophis /Ourobos Dragon dan Apoclypse Dragon atau lebih dikenal dengan nama Trihexa/666 dalam Kitab mereka, yang Akhirnya kelima Naga itu mengamuk dan membuat mau tidak mau Manusia,Malaikat jatuh, Iblis dan Malaikat beraliansi untuk menghentikan amukan Naga, namun akhirnya aliansi tersebut terdesak dan hampir kalah yang akhirnya sang Kami-sama meninggalkan singgahsananya dan turun keBumi untuk menghentikan perang berkepanjangan tersebut dengan caranya.

Dengan turunya Ayah mereka atau Kami-sama memang berhasil membuat kemajuan dengan kalahnya dua Naga merah dan putih atau yang mereka kenal dengan nama Draig dan Albion namun kalahnya kedua Naga tersebut bukan berarti mereka akan menang melawan Tiga Naga selanjutnya dan ketika aliansi yang dibantu oleh Kami-sama melawan Great red , Ophis serta Apoclpyse Dragon mereka semua Kalah telak dan hanya menyisakan Kami-sama, Michael dan juga Azazel yang masih bertahan dari ganasnya serangan ketig Naga penghancur tersebut.

"Ayah bagaimana ini? Kekuatan kedua mahluk tersebut semakin berbahaya" Ucap Michael dengan kondisi yang bisa dikatakan kurang baik begitu pula dengan kondisi Azazel.

"Meskipun aku telah jatuh, prinsip dan keteguhan hati ini masih tetap seperti halnya dulu" Desis Azazel pelan dan tidak mereka sadari sang Apoclypse Dragon telah membuat lingkaran sihir raksasa yang diarahkan ke Ayah mereka dan kemudian menembakan sebuah energi ungu pekat kearah Kami-sama.

"Ayah awas!" Jerit Michael ketika melihat Trihexa menembakan sebuah energi dalam skala besar kearah Kami-sama yang memunggunginya.

Blaar!

"A-ayah" Ucap Michale terbata ketika melihat serangan Naga tersebut dengan telak mengenai Kami-sama.

"Ayah kau ini ceroboh sekali, jika aku terlambat bagaimana nasib ayah nanti?"

Michael kenal dengan suara sosok yang masih tertutupi debu ini namun ia masih ragu dengan suara ini, apakah ini suara ia namun ketika dirinya melihat sosok yang berdiri dihadapan Kami-sama yang memblok serangan Trihexa beberapa saat yang lalu semua keraguannya hilang digantikan oleh sebuah senyuman kecil ketika melihat sosok pria bersurai pirang seperti dirinya namun bedanya jika dirinya bersurai pirang lurus sedangkan sosok yang menyelamatkan Kami-sama mempunyai surai pirang Spike serta dua buah sayap hitam membentang lebar dipunggungnya.

"Kau lama Lucifer" Ucap Michael pelan.

"Kheh! Gomenne Ayah aku tidak mengetahui bahwa kaumku telah ikut berperang disini" Ucap Lucifer meminta maaf kepada Kami-sama yang hanya tersenyum kecil, namun sebenarnya dirinya juga kaget karena kaumnya ikut serta dalam perang ini tanpa sepengatahuan dirinya dan dirinya akan mencari siapa dalang dari ikutnya kaumnya kedalam perang ini seusai masalah yang mereka hadapi ini usai.

Groaaar!

"Ayah mari kita selesaikan ini" Ucap Lucifer pelan dan kemudian melesat maju sambil membuat sebuah lingkaran sihir raksasa diatas kepalanya dan menembakan energi kemerahan atau lebih dikenal dimasa mendatang dengan Nama Power of Distruction kearah Ourobos Dragon dan dikuti oleh Michael, Azazel dan juga Kami-sama.

Perang tersebut semakin besar karena ikutnya Lucifer yang membantu Kami-sama untuk mengembalikan ketiga naga tersebut keasalnya dan sedikit membuahkan hasil ketika Ophis atau yang lebih dikenal dengan nama Ourobos Dragon mundur sehabis ditaklukan oleh Lucifer dengan memanggil Samael agar memakan energinya dan juga mundurnya Sang Great red kembali kedalam celah dimensi karena kalah melawan Kami-sama dan tersisalah Sang penghancur atau 666/Trihexa yang menatap ganas kearah Lucifer dan juga Kami-sama sedangkan Michael dan Azazel telah Lucifer pindahkan ketempat yang aman karena terluka ketika membantu dirinya juga Kami-sama melawan Ourobos dan Great Red beberapa saat yang lalu.

"Ayah biarkan aku yang melawanya dan juga sebagai hukumanku yang membangkang kepadamu waktu itu" Ucap Lucifer sambil menatap Trihexa tajam.

Tap!

Lucifer menolehkan kepalanya ketika merasakan sebuah tepukan halus dibahunya dan ketika menoleh ia dapat melihat Kami-sama atau yang ia panggil Ayah itu sedang tersenyum kecil.

"Sudah kuduga bahwa memang hatimu tidak pernah berubah dan sangat suci seperti halnya Malaikat Lucifer" Ucap Kami-sama pelan.

"Kekuatan Ayah sudah terkuras untuk menyegel Draig dan Albion kedalam Artefak suci, jadi mustahil untuk Ayah mengalahkan Mahluk itu" Ucap Lucifer Tegas dan dirinya dari seumur hidupnya mulai dari Heaven sampai Underworld baru kali pertamanya ia berbicara tegas layaknya sebuah perintah kepada Kami-sama.

"Kau akan mengerti suatu saat nanti Lucifer mengapa aku melakukan ini" Jelas Kami-sama dan kemudian mulai bersiap melawan Trihexa serta Lucifer yang terdiam ketika mendengar kalimat Kami-sama barusan.

Dan perang tersebut akhirnya terus berlanjut sampai akhirnya Kami-sama dan Lucifer berhasil mengalahkan Trihexa dengan meyegelnya diujung dunia namun harus dibayar mahal dengan tewasnya sang pencipta atau Kami-sama yang sekarang melebur menjadi cahaya dihadapan Lucifer yang menatapnya datar namun tidak ada yang mengetahui bahwa jauh dilubuk hati terdalamnya sekarang dirinya sedang menjerit sedih karena ditinggal oleh penciptanya.

"Aku percaya bahwa Ayah tidak benar benar tewas karena kau adalah sang pencipta" Desis Lucifer pelan dan tidak menyadari bahwa Michael serta Azazel yang sudah membaik keadaannya mendekat kearahnya.

Tap!

Tap!

"Lucifer!"

Lucifer mengalihkan pandanganya ketika mendengar suara teriakan yang memanggilnya dari arah belakang dan ketika dirinya menoleh ia dapat melihat Michael serta Azazel yang mendekat kearahnya.

"Perang sudah usai" Ucap Lucifer pelan ketika mengerti apa yang akan dikatan Michael selanjutnya dan perkataan Lucifer barusan membuat Michael tersenyum kecil.

"Syukurlah dan kalau begitu dimana Ayah? Ku yakin Ayah pasti kelelahan sehabis menyegel Draig juga Albion dan harus melawan Trihexa" Ucap Michael bertanya tentang kebaradaan Kami-sama dan Lucifer hanya diam sambil mengalihkan pandanganya kearah lain sebagai respon atas pertanyaan Michael barusan.

"Lucifer? Dimana Ayah?" Tanya Michael sekali namun hanya respon sama yang dikeluarkan Lucifer dan hal tersebut membuat Michael bungkam karena dirinya tidak bodoh dan mengerti maksud dari respon yang Lucifer keluarkan barusan dan akhirnya dengan ekspresi yang tertutupi oleh poni pirangnya dirinya berkata pelan.

"Begitukah" Desis Michael pelan dengan Ekspresi yang tertutupi surai pirangnya tidak jauh berbeda dengan ekpresi Azazel ketika menyadari maksud Lucifer, Sedangkan Lucifer hanya diam sambil menatap datar kearah tanah tandus bekas peperangan yang tidak pernah usai ini dan dirinya semakin yakin bahwa keputusanya dahulu untuk tidak bersujud dihadapan Adam adalah benar ketika ia melihat siapa dalang dalam perang berkepanjangan ini.

Dan mulai sejak saat itu setiap fraksi melakukan genjatan senjata dan perang yang berkepanjangan itu dikenal dengan nama Great war namun sehabis perang tersebut Lucifer menghilang entah kemana tanpa meninggal jejak sedikitpun dan hanya meninggalkan secarik kertas dengan tulisan 'Aku percaya dan tidak akan berubah' yang membuat Michael tersenyum kecil ketika membaca tulisan tersebut.

Mulai saat itu kehidupan mulai normal kembali dibumi maupun diunderworld dan juga untuk underworld sekarang telah disi oleh para petinggi baru untuk kaum Iblis yaitu Sirzech Lucifer, Serafal Sitri, Ajuka Astaroth dan beberapa lainya (Author lupa nama Mou lainya :v) sedangkan untuk pihak Tenshi serta Datenshi tetap dipegang Oleh Michael dan Azazel sebagai petinggi.

Dan sekarang terlihatlah Michael yang sedang duduk disebuah singgah sana yang seharusnya adalah singgahsana Kami-sama yang ia gantikan posisinya karena Kami-sama telah tewas dan rumor itu hanya ia, Azazel serta Lucifer yang mengetahuinya sampai saat ini, dirinya sedikit tersenyum ketika membaca sebuah tulisan dari secarik kertas yang ia pegang saat ini, sebuah kertas yang bertuliskan 'Aku percaya dan tidak akan berubah' yang ditinggalkan Lucifer sebelum ia menghilang entah kemana.

"Kurasa kau adalah Malaikat yang sesungguhnya meskipun Sayapmu telah menghitam Lucifer" Ucap Michael pelan sambil memegang secarik kertas yang Lucifer tinggalkan sebelum dirinya menghilang tanpa jejak.

.

.

.

.

.

.Lucifer.

Warning: Abal" , geje, typo,alur kecepatan, dll.

Chapter I

(First)

.

.

.

.10.000 years after wars.

Tokyo '07,00'

Kring!

Kring!

Suara alarm jam yang berbunyi dan memasuki pendengaran sosok pemuda bersurai pirang yang masih terlelap sekarang diatas ranjang dengan nyenyak namun tidur pemuda tersebut tidak bertahan lama karena suara jam yang berbunyi itu semakin nyaring dan akhirnya mau tidak mau pemuda tersebut membuka kedua matanya dengan malas.

"Ugh! Sudah pagi ternyata" Desis pemuda tersebut sambil bangkit dari tidurnya kemudian melangkah menuju kamar mandi yang berada tidak jauh dari tempatnya tertidur.

Tidak sampai tiga puluh menit akhirnya Pemuda tersebut telah selesai berisap dibuktikan dengan tubuh pemuda tersebut yang dibalut kemeja putih dan bawahan celana panjang hitam khas seperti pekerja kantoran, kemudian dengan pelan pemuda tersebut melangkah menuju pintu dan keluar namun tak lupa menutupnya kembali.

Pemuda itu sekarang sudah berada disebuah sekolah atau Academy yang dibagian halamannya tertulis Kuoh Academy yang menjelaskan bahwa pemuda tersebut bekerja sebagai guru atau staf disekolah tersebut, kemudian dengan menarik nafas dalam pemuda tersebut memandang sekali lagi dengan mantap kearah sekolah tersebut.

"Siapkan mental untuk meraih kesuksessan"Ucap Pemuda tersebut sambil melangkah memasuki sekolah dan tidak sampai satu menit memasuki sekolah itu dirinya dapat mendengar bisik bisik dari para siswa maupun siswi yang membicarakanya entah tentang apa namun Pemuda tersebut hanya diam tidak menggubris bisik bisik siswa siswi dan terus melanjutkan langkahnya menuju ruang guru.

Teng!

Tong!

Suara lonceng yang menandakan masuk sekolah dan dimulainya pejaran dibuktika oleh siswa yang tadinya bersantai mulai berlarian kekelasnya masing masing dan juga terlihatlah pemuda yang tadi pagi menjadi bahan bisikan itu sekarang sedang berjalan kemudian berhenti didepan sebuah kelas bertuliskan 'XII A' dan membuka pintu kelas tersebut.

"Ohayou"

"Ohayou Naruto-Sensei!"

Begitulah suara yang dikeluarkan seluruh siswa/siswi kelas 'XIi A' ketika mendengar pintu kelas terbuka dan menampakan Sensei mereka yang bernama Naruto tersebut.

Sedangkan Naruto hanya tersenyum sebagai balasan atas ucapan seluruh murid disana dan dirinya mulai melangkah kearah meja yang terletak diujung ruangan atau bisa disebut meja guru, sesampainya Naruto mulai mengeluarkan sebuah buku berukuran tebal dari dalam tasnya yang terdapat tulisan judul dibagian depanya 'Fisika' dan hal itu menjelaskan bahwa Naruto mengajarkan ilmu Fisika disekolah tersebut.

"Baiklah untuk pelajaran pertama mari kalian buka dari buku paket Fisika halaman 123 dan kalian baca serta pahami apa itu Kalor dan jika sudah maka kerjakan Essay A sampai C kemudian kumpulkan" Ucap Datar sambil memandang seluruh murid yang berada dikelas tersebut.

"Ha'i Sensei"

Hanya itu balasan yang dikeluarkan oleh seluruh penghuni kelas saat mendengar perintah Naruto barusan namun sebenarnya ada beberapa siswi yang malah bergosip ria tentang Sensei mereka ini dibagian belakang namun Naruto hanya diam membiarkanya, toh masa depan mereka berada ditangan mereka sendiri bukan ditanganya jadi jika mereka ingin menentukan jalan hidup mereka sendiri Naruto tidak bisa mengganggu gugatnya.

"Sensei selalu bagitu ya? Padahal ia tampan namun sifatnya yang cuek itu semakin membuatnya keren"

"Aku malah membayangkan jika Sensei sedang tersenyum"

"Kuharap Sensei akan jadi suamiku suatu hari nanti"

Begitulah suara gosipan yang dibicarakan secara pelan oleh beberapa siswi dibagian bangku belakang dan Naruto hanya menatap kegiatan para siswi tersebut dalam diam kemudian kembali membaca buku fisika yang ada dihadapanya itu dalam diam.

Teng!

Teng!

Tong!

Suara lonceng bell yang menandakan bahwa sekolah akademi Kuoh telah memasuki waktu istirahat dimana sekarang Naruto dapat melihat seluruh siswa berlalu kesana kemari dengan tujuan yang berbeda beda seperti ada yang kekantin untuk mengisi perut yang kosong, pergi ketaman untuk menenangkan pikiran, menuju perpustakaan untuk membaca sambil diselingi kegiatan lainya dan mengintip?

Naruto sempat sweatdrope ketika melihat tiga orang siswa yang mempunyai kegiatan anti mainstream dari yang lainya menurut Naruto yaitu mengintip klub kendo yang sedang berganti pakaian namun salah seorang dari ketiga siswa itu membuat kesalahan dengan menjatuhkan suatu benda yang menghasilkan suara alhasil mereka bertiga tertangkap basah sedang mengintip dan akhirnya babak belur dihajar masa oleh kerumunan klub kendo yang membuat Naruto geleng geleng melihatnya.

"Mungkin aku akan keatap untuk menenangkan diri" Ucap Naruto pelan kemudian mulai melangkah menuju atap sekolah guna menenangkan diri.

Cklek!

Suara pintu atap sekolah yang dibuka oleh seseorang yaitu Naruto yang sekarang sedang melangkah memasuki bagian atap sekolah mendekati sebuah kursi panjang yang terletak didekat pagar pembatas dan ketika sudah sampai kemudian Naruto tiduran diatas kursi tersebut sambil memandang langit kuoh yang berwarna biru dengan jumlah awan yang tidak terlalu banyak serta tidak memperdulikan sinar matahari yang terasa panas.

"Aku rindu padamu" Ucap Naruto pelan entah kepada siapa sambil memandang langit yang cerah tersebut, dan kemudian dirinya kembali terdiam menikmati belaian angin yang menerpa kulit tanya dengan halus.

Cklek!

Suara pintu yang terbuka menampakan seorang siswi bersurai hitam dengan gaya potongan rambut model bob dan menggunakan kacamata sedang memandang Naruto yang sepertinya hanya diam tidak merespon kedatanganya dan tetap memandang langit dalam diam.

"Sudah kuduga kalau Sensei akan berada disini" Ucap Siswi tersebut sambil melangkah mendekati Naruto dan kemudian mengambil tempat duduk disamping Naruto yang masih tiduran, sedangkan Naruto yang merasa diajak ngomong oleh siswi disampingnya ini hanya meliriknya sekilas kemudian kembali memandang langit.

"Dan juga sudah kuduga bahwa kau selalu kesini menemuiku Sona" Ucap Naruto pelan sambil melirik sekilas kearah wanita yang bernama Sona tersebut.

"Entahlah Sensei, aku selalu kesini hampir setiap harinya karena insting mungkin dan juga aku heran apakah Sensei tidak bosan hampir setiap hari tiduran disini sambil memandang langit?" Ucap Sona pelan yang juga ikut memandang langit Kuoh dengan tenang seperti Naruto.

"Bosan?" Ucap Naruto pelan mengulang perkataan Sona beberapa saat yang lalu, kemudian Naruto kembali merilekskan tubuhnya dibangku yang ia tiduri tersebut, "Sepertinya tidak" Sambung Naruto pelan.

Sona yang mengingat bahwa dirinya ada tugas yang masih belum ia bereskan sebagai Ketua Osis akhirnya bangkit dari duduknya dan memandang Naruto yang masih tiduran dengan santainya.

"Sensei aku kembali dulu ya" Pamit Sona yang hanya dibalas Naruto dengan lambaian tangan.

"Jaa Sensei, terimakasih untuk waktu bersama Sensei" Ucap Sona kemudian berlalu pergi dari hadapan Naruto yang hanya diam.

"Sitri dan Gremory" Bisik Naruto pelan sambil diam memandang langit namun tidak sampai beberapa detik kemudian Ekspresi Naruto yang tadinya kalem langsung menjadi mimik datar ketuka melihat dua buah robekan dimensi yang tercipta dihadapanya dan juga dirinya sudah mengetahui siapa mahluk yang akan muncul sehabis ini karena kedua mahluk tersebut sudah mengganggu hidupnya lama sekali.

Bruk!

"Minggir kau! Dasar baka Red!"

"Kau saja yang minggir dasar dada rata!"

Dan sepertinya perkataan yang dipanggil Baka Red ini sukses membungkam lawan bicaranya yang sekarang sedang menatapnya shock dengan menunjuk nunjuk wajah Baka Red menggunakan jari telunjuknya.

"K-kau! Apa yang kau katakan hah baka! Ini sedang dalam masa pertumbuhan tau!" Balas sosok yang dipanggil dada rata itu sengit dan hanya dibalas senyuman ejekan oleh Baka Red.

Sedangkan Naruto yang melihat adegan absrud dihadapanya ini dan sudah terjadi puluhan bahkan ratusan kali bagaikan kaset yang rusak ini hanya menghela nafas pelan kemudian dirinya menatap kedua gadis yang sedang bertengkar dihadapanya ini.

"Apalagi sekarang Red?Ophis?" Ucap Naruto pelan yang membuat pertengkaran diantara kedua gadis tersebut buyar dan memandang Naruto.

"Tidak ada Lucifer-kun, kami hanya kangen kepadamu" jelas Ophis ceria sedangkat wanita yang bernama Red dan berada disamping Ophis itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Naruto barusan.

"Sudah kubilang bahwa namaku yang sekarang adalah Naruto" Jelas Naruto atau yang lebih akrab dipanggil Lucifer itu dengan nada datar.

"Tehee~" Hanya juluran lidah yang dutunjukan Ophis ketika mendengar perkataan Naruto barusan, namun dirinya langsung melompat kearah Naruto dan merangkulnya mesra bahkan tindakanya kali ini mendapat delikan tajam dari Red yang sepertinya cemburu.

"Nee~ Naruto-kun" Desis Ophis manja ditelinga Naruto yang hanya diam tidak bereaksi apa apa terhadap tingkah Ophis barusan dan Ophis yang melihat Naruto meliriknya kemudian kembali membisikan kalimat yang membuat ekspresi Naruto semakin datar karena perkataan ini sudah didengarnya berulang kali dari Ophis atau Naga yang dirinya lawan ketika Great war dulu.

"Bisakah kau kembalikan kekuatanku yang kau segel didalam tubuh Samael? Nee Naruto-kun?" Bisik Ophis dengan nada memohon namun jawaban yang Naruto berikan pun sama seperti jawaban yang dulu ia keluarkan ketika mendengar permintaan Ophis barusan.

"Belum waktunya Ophis, kau akan mengerti suatu saat nanti" Ucap Naruto pelan yang membuat Ophis menggembungkan pipinya karena gagal lagi untuk membujuk Naruto sedangkan Red atau Great Red yang melihat kegagalan Ophis hanya tertawa kecil.

"Mou~ sampai kapan aku harus menunggu Naruto-kun? Ini sudah berlalu sangat lama sejak kejadian waktu itu dan aku sudah berubah" Ambek Ophis sambil memainkan kedua jari telunjuknya dan membuat Naruto menghela nafas melihatnya.

"Siapa suruh kau dan si Red mengacau waktu itu" Tanya Naruto pelan yang membuat Red maupun Ophis bungkam.

"I-itu karena kami tertarik dengan berbagai macam aura yang mereka keluarkan ketika berperang Naruto-kun" Jawab Ophis terbata karena dirinya merasa terpojok akan pertanyaan yang Naruto lontarkan barusan.

Teng!

Teng!

Tong!

Naruto segera bangkit dari acara tiduranya ketika mendengar suara lonceng sekolah yang berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah usai,kemudian dirinya melangkah menuju pintu keluar namun sebelum itu ia menatap kearah Ophis dan juga Red yang juga sedang menatapnya.

Puk!

"Belum saatnya Ophis dan juga kekuatanmu yang tersisa sekarang sudah cukup untuk melindungi dirimu dan juga sebenarnya aku sering tidak percaya melihat sifat kalian berdua sekarang yang bertolak belakang ketika saat Great war dulu namun aku percaya bahwa ayah menciptakan mahluknya dengan tujuan yang berbeda dan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun, jadi berjuanglah Red,Ophis" Ucap Naruto sambil mengelus pucuk kepala Ophis dan Red kemudian berlalu pergi meninggalkan kedua Naga penghancur tersebut dalam diam.

"Kurasa benar apa yang dikatakan Lucifer-kun" Ucap Red sambil memasuki robekan dimensi yang ia buat.

"Yah~ kurasa benar" Balas Ophis pelan yang juga sedang melakukan hal yang sama seperti Red yaitu membuka Robekan dimensi.

Sore harinya selepas dari aktivitas mengajarnya Naruto sekarang sedang berjalan dalam diam hingga dirinya melewati daerah sungai yang terletak dipinggiran kuoh dan juga dirinya melihat seorang pria berjambul priang yang sedang asik memancing meskipun tidak pernah mendapatkan ikan seekorpun dan kenapa ia bisa tahu karena memang dirinya bersahabat dengan pria tersebut atau lebih tepatnya pria tersebut tahu siapa sosok Naruto sebenarnya karena pertemuan yang tidak terduga beberapa tahun silam, kemudian dengan langkah pelan Naruto menghampiri pria tersebut.

"Yo! Azazel" Panggil Naruto pelan yang membuat Azazel mengalihkan pandanganya kearah sumber suara dan dirinya dapat melihat pemuda bersurai pirang yang menjadi sahabatnya ini sedang mendekat kearahnya sambil melambaikan tangan.

"Naruto, kemarilah dan duduklah" Balas pria yang bernama Azazel tersebut sambil tersenyum dan mempersilahkan Naruto duduk disampingnya.

"Bagaimana kabarmu Naruto?" Ucap Azazel ketika melihat Naruto yang sudah duduk disampingnya dan hanya dibalas anggukan oleh Naruto pertanda baik.

"Kudengar bahwa Kokabiel sudah memberontak? Apakah itu benar Azazel?" Tanya Naruto dengan suara datar membuat Azazel yang mendengarnya hanya tertawa pelan.

"Benar seperti dugaanmu Naruto, namun aku sudah menyuruh Vali untuk membereskanya, jadi tenang saja" Jelas Azazel sambil tertawa pelan.

"Vali? Sang pemegang Albion kah?" Ucap Naruto yang sepertinya pernah mendengar nama Vali dari Ophis dan juga Red sedangkan Azazel yang mendengar pertanyaan Naruto barusan hanya mengangguk.

"Benar, Vali adalah salah satu pemegang Longinus Albion" Ucap Azazel menjelaskan salah satu muridnya itu kepada Naruto yang hanya diam sambil mendengarkan perkataan Azazel barusan.

"Baiklah jika begitu aku akan kembali kerumah" Ucap Naruto sambil bangkit dari duduknya kemudian mulai melangkah menjauh dari Azazel.

"Oi, secepat itukah kau akan pergi? Temani aku sebentar saja Naruto" Ucap Azazel dengan nada yang dibuat buat.

"Aku masih normal Azazel, jaane" Balas Naruto sambil berlalu pergi meninggalkan Azazel yang terdiam mencerna perkataan Naruto barusan dan ketika dirinya sadar akan perkataan Naruto barusan.

"Sialan kau Naruto!" Teriak Azazel kesal kepada Naruto yang sudah hilang entah kemana meninggalkan dirinya seorang diri, kemudian dirinya kembali melanjutkan aktivitas memancingnya kembali sambil tersenyum kecil entah karena apa.

"Memang dia tidak berubah dan aku penasaran bagaimana reaksi Michael serta Gabriel ketika melihat sosoknya nanti" Ucap Azazel pelan dan juga sebenarnya dirinya masih menyembunyikan berita dirinya bertemu Naruto atau Lucifer kepada Michael dan Gabriel karena permintaan Naruto itu sendiri yang melarangnya untuk menyebarkan berita tersebut entah karena apa.

Malam harinya dikota kouh atau lebih tepatnya diakademi Kuoh sekarang telah tertutupi oleh sebuah kubah transparan yang menutupi seluruh sekolah tersebut dan didalam kubah tersebut dapat terlihat beberapa mahluk yang memiliki sayap kelelawar atau lebih dikenal dengan istilah iblis sedang dalam keadaan terpojok karena melawan sosok mahluk bersayap gagak atau juga lebih dikenal dengan istilah Datenshi yang sekarang sedang membuat sebuah partikel cahaya raksasa dihadapanya dan sukses membuat para Iblis disana menatapnya takut.

"Beginikah kekuatan kalian? Menyedihkan" Ucap Datenshi tersebut remeh dan tidak ia ketahui bahwa ada kehadiran sosok lain yang menyaksikan kejadian tersebut dalam diam dari atas atap sekolah dan ciri sosok tersebut mempunyai surai pirang spike yang ketika dirinya melihat Datenshi tersebut melemparkan partikel cahayanya kearah sekumpulan Iblis yang merasa bahwa mereka akan musnah saat itu kemudian sosoknya melompat terjun kearah sekumpulan Iblis tersebut.

"Cih Kokabiel sialan!" Desis pemuda bersurai coklat yang sedang dalam kondisi terluka parah itu sambil menatap nanar kearah partikel cahaya atau yang lebih ia kenal dengan nama Lightspear itu mengarah kepada dirinya dan juga teman temanya yang lain.

"Inikah akhirnya?" Desis wanita bersurai merah yang juga berada disamping pemuda yang sedang terluka parah tersebut.

"Hahaha Matilah dan perang akan menjadi pilihan terakhirnya!" Tawa Kokabeil sambil melemparkan Lightspear raksasanya.

Wussh!

Blaaar!

Semua Iblis disana menutup matanya ketika merasakan bahwa kematian mereka akan segera tiba karena memang sejak dari awal mereka tahu melawan Datenshi sekelas Kokabeil yang rumornya adalah Malaikat perang dulunya sebelum jatuh membuat mereka yang belum terlalu terlatih kesusahan dan akhirnya kalah telak, namun rasa sakit yang mereka tunggu dari lightspear Kokabeil tidak pernah tiba dan akhirnya salah satu Iblis yang ada disana membuka kedua matanya dan dirinya dapat melihat bahwa ada sosok yang telah melindungi mereka semua yaitu seorang Pria bersurai pirang jabrik dengan kedua sayap gagak yang sama persis seperti milik Kokabiel membentang lebar dan juga sosok yang sangat mereka kenali karena sosok tersebut adalah Sensei mereka.

"Kalian tidak apa?" Tanya sosok yang menyelamatkan kelompok Iblis tersebut datar namun sebenarnya dalam hatinya ia sedang kesal karena keterlambatan pemegang Albion untuk menghentikan amukan Kokabeil ini, sedangkan para Iblis disana hanya shock melihat siapa yang menyelamatkan mereka.

"N-naruto Sensei!" jerit semua Iblis disana Kaget dan Kokabeil yang melihat serangannya digagalkan seseorang yang masih tertutupi debu itu kemudian menggeram kesal.

"Cih! Siapa kau brengsek!" Hardik Kokabeil sambil menatap tajam kearah Naruto yang masih tertutupi oleh debu dan Naruto yang mendengar teriakan Kokabeil barusan hanya menatapnya datar.

"Hisashiburi Kokabeil tidak kusangka kau menjadi seperti ini" Ucap Naruto pelan yang membuat Kokabeil terdiam karena sepertinya mengenal suara siapa ini dulu namun entah mengapa dirinya susah sekali mengingat siapa pemilik suara ini san ketika debu yang menghalangi Naruto mulai menipis Kokabeilpun melebarkan matanya karena tau bahkan sangat hapal siapa sosok yang menggagalkan seranganya beberapa saat yang lalu itu dan tergagap ia berbicara kearah Naruto.

"L-lucifer!"

¤TBC¤

Apakah jelek? Dan juga sumarry yang terlalu panjang ya '-').

Dan juga jika ada yang salah dalam fic ini Readers bisa memberi saran kepada Uchida kok ^^

.Dont Like Dont Read.

END OST: WIND (Akeboshi)

.THANKS FOR READ FIC UCHIDA.

.Lucifer Belong's Uchida Tokugawa.

.Keep calm and read fic Uchida tokugawa.

-SAYONARA-