BIG EVENT HUNHAN INDONESIA

.

.

.

PRESENT

.

.

.

Miserable Without You

Rate: M

Genre: Hurt, comfort, romance

Warning: GS (GenderSwitch), typo(s)

.

.

.

Summary:

"Aku akan kembali dan kita akan bermain bersama lagi. aku janji" - Oh Sehun

"Apa kau melupakanku atau kau memang tidak mau bertemu denganku lagi? Argh aku gila karenamu, Oh Sehun" - Xi Luhan

.

.

.

Main Cast:

Oh Sehun

Xi Luhan

Kim Kai

Do Kyungsoo

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Support cast:

Kim Jongdae

Kim Minseok

Kim Joonmyeon

Zhang Yixing

Kris Wu

etc.

.

.

.

Disclaimer: Cerita ini murni dari pikiran saya. Tidak ada unsur penjiplakkan. Semua cast yang berada di dalam cerita ini milik Tuhan

Tidak suka? Jangan lanjut membaca:)

Dilarang keras menjiplak, meniru, mencopy-paste tanpa izin dari saya sebagai penulis

.

.

.

NB: TULISAN DI "BOLD" BERARTI DENGAN BAHASA MANDARIN

.

.

.

Jika cerita kehidupan Luhan sewaktu zaman sekolah dulu bisa dituliskan, maka Luhan bisa saja menjadi penulis terkenal karena bisa mencetak satu buku tebal berisi biografinya. Kehidupan Luhan berubah drastis setelah Sehun meninggalkannya. Teman - teman kecilnya pada menjauh karena Luhan melupakan mereka dan malah bermain dengan Sehun, yang notabenenya seseorang yang baru ia kenali. Sejak saat itu Luhan merasa sendiri. Ia hanya memiliki teman di sekolah yang rata - rata tinggal jauh dari rumah Luhan. Di saat umurnya beranjak 12 tahun, di situlah ia merasa artinya seseorang dalam hidupnya. Apa ini namanya cinta pertama?

Ketika orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Beijing, jujur Luhan sedih. Bagaimana jika Sehun datang ke desanya ketika ia sudah bersenang - senang di Beijing? Apakah Sehun akan berusaha mencarinya?Makan dari itu Luhan menuliskan surat untuk Sehun. Tapi apa yang ia dapatkan? Tidak ada. Sehun bahkan tidak membalas surat - surat yang Luhan kirimkan. Hingga ia beranjak dewasa, Sehun tidak memberikan kabar apapun membuat Luhan khawatir. Ia sering melamun di sekolah sehingga teman - temannya menjauhinya karena Luhan susah bergaul dengan orang. Beruntung kondisinya tidak mempengaruhi prestasi belajarnya. Luhan lulus sekolah tingkat atas dengan nilai yang terbaik di sekolah. Itulah yang membawanya melanjutkan kuliah di Seoul

Luhan memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Seoul dengan beasiswa yang ia terima. Sepertinya pindah negara merupakan ide yang bagus. Luhan memiliki banyak teman ketika pertama kali ia menginjakkan kakinya di universitas Yonsei yang terkenal dengan kualitasnya yang baik. Banyak yang berteman dengan Luhan, selain karena ia tumbuh dengan wajah cantik dan tubuh yang ideal, Luhan berbicara bahasa Korea dengan baik. Banyak yang tidak menyangka bahwa ia keturunan Cina. Tapi di saat keadaan sudah berubah 180 derajat, Luhan masih juga memikirkan Sehun. Bagaimana mencari Sehun di negara ini? Apa ia tinggal di Seoul atau di kota lain? Apa ia sudah debut? Luhan tidak tahu apa - apa dan tidak mau bertanya kepada siapapun

Sampai akhirnya ia kembali bertemu dengan Sehun di rumah sakit tempatnya ia bekerja sekarang. Luhan terkejut bukan main saat Sehun sama sekali tidak mengenalinya. Apa dia bertindak seolah melupakan Luhan atau dia memang tidak menganggap Luhan merupakan bagian dari masa kecilnya? Yang jelas, kini ia harus berusaha sendirian agar Sehun mengenalinya kembali. Luhan tahu bahkan sangat tahu bahwa lelaki bermuka datar itu juga menyimpan perasaan untuknya. Persahabatan antara lelaki dan wanita terjalin karena salah satu dari mereka pasti memiliki perasaan. Itu bukti yang sangat jelas untuk Luhan. Luhan awalnya tidak menyadari perasaan Sehun. Tapi ketika ia melihat Sehun datang menjenguknya setelah ia tidak mengganggu Sehun selama dua hari, disitulah ia merasa Sehun memiliki perasaan terhadapnya. Anggap saja Luhan terlalu percaya diri, tapi itu kenyataan yang terjadi, bukan?

"Apa kau melupakanku atau kau memang tidak mau bertemu denganku lagi? Argh aku gila karenamu, Oh Sehun" Luhan tersadar dari lamunannya dan segera mengacak - acak rambutnya dengan kasar. 3 jam lagi Sehun akan menjemputnya untuk kencan, itulah sebabnya Luhan seharian ini melamun. Ia memikirkan cara agar Sehun mengingatnya.

Tok..tok..tok

Luhan tersentak dari kursinya membuat dirinya hampir terjatuh jika tangannya tidak langsung memegang sudut meja

"Aish! Siapa yang berani mengejutkanku, eoh?" Luhan melepas ikat rambutnya dan segera menyisirnya dengan rapi

"Masuk!" Luhan menyimpan sisirnya di laci meja lalu duduk dengan tenang di belakang meja

"Selamat malam, Dokter Xi. Seseorang ingin bertemu dengan anda" Park Hyeri, suster di bagian administrasi itu memasuki ruangan praktek Luhan

"Atas nama siapa? Setahuku aku tidak memiliki perjanjian dengan siapapun untuk jam sekarang" Luhan menopang dagunya dengan telapak tangannya dan berpikir sejenak

"Dia tidak mau memberitahukan namanya. Ia terus berkata bahwa anda mengenalnya, Dokter Xi" Park Hyeri terus mengembangkan senyuman di bibirnya menunggu jawaban Luhan

"Suruh dia masuk ke ruanganku" Luhan menyandarkan dirinya di kursi. Luhan tidak peduli. Sekalipun orang jahat, banyak orang di rumah sakit ini. Sekali teriak, maka semua langsung berlari ke sumber suara bersama para penjaga rumah sakit

"Baiklah, Dokter Xi. Maaf mengganggu anda" Hyeri membungkuk lalu keluar dari ruangan Luhan

"Siapa yang ingin menemuiku jam segini?" Luhan tampak berpikir. Orang tuanya sangat tidak mungkin. Teman - teman satu universitasnya? Itu kemungkinan yang mungkin terjadi

"Dokter, bagaimana kabarmu?" Sebuah kepala muncul dari pintu ruangan Luhan membuatnya terkejut

"Ya! Kau mengagetkanku!" Ketika orang tersebut masuk ke ruangan Luhan dengan tawa, Luhan malah menatapnya tajam

"Maaf, maaf" orang itu terkekeh lalu duduk di depan Luhan. Ia melepas maskernya lalu mengacak - acak rambutnya yang tadi tertutupi topi

"Kenapa kau datang jam segini, Sehun? Jam 7 masih 3 jam lagi"

"TIdak apa. Tadinya aku ingin melihatmu memeriksa pasien, tapi malah suster di resepsionis itu berkata kau sedang mengambil waktu santaimu seharian. Kenapa kau tidak pergi berjalan - jalan, eoh? Minta waktu bebas, tapi malah di sini tanpa melakukan apapun" Sehun melihat sekelilingnya yang terdapat beberapa poster kesehatan, pernak - pernik lucu sebagai hiasan dan sebuah bingkai foto dengan pemandangan yang indah

"Apa urusanmu, eoh?" Bukannya menjawab, Luhan malah gantian memprotes Sehun

"Aish! Galak sekali! Kau pasti tidak akan mendapat pasangan jika seperti ini" Sehun berdecak malas sambil menatap Luhan. Sekarang mereka saling menatap satu sama lain

"Ngomong - ngomong, jika kau mengajakku pergi, apa fansmu tidak akan mengetahuinya?" Luhan menatap mata Sehun. Sungguh ia sangat merindukan tatapan itu

"Mereka sangat mengerti. Mereka bahkan menyuruhku untuk segera menikah" Sehun terkekeh membuat senyum terukir manis di bibir Luhan

"Kau pasti sangat sibuk sehingga tidak sempat memikirkan hal seperti itu"

"Dan kau masih terlalu muda untuk memikirkannya, benar? Berapa umurmu? Apa kau baru lulus sekolah tingkat atas?" Sehun terkekeh dan ia mendapatkan pukulan di lengannya dari Luhan

"Umurku 24 tahun. Aku memang terlahir untuk memiliki wajah yang selalu awet muda" Luhan tersenyum bangga dan Sehun langsung mencubit pipinya. Jangan lupakan jarak mereka hanya 20 cm. Jika Sehun hilang kendali, ia bisa saja langsung mencium bibir Luhan yang sangat menggoda itu

"Ngomong - ngomong aku harus pulang terlebih dahulu" Luhan berdiri lalu ia meraih tasnya yang berada di meja lain

"Aku akan mengantarmu"

"Aku membawa mobil, Shixun" Luhan tersenyum sambil menyusun isi tasnya

"Ahh benar perkiraanku! Kau berasal dari Cina? Tapi tata bicaramu dalam Korea sangat baik. Ngomong - ngomong darimana kau tahu aku bisa berbahasa Mandarin? Lalu bagaimana kau tahu nama Cinaku? Apa kau memang salah satu fansku?"

"Silahkan cari tahu sendiri, Sehun-ssi" Luhan segera melewati Sehun dan keluar dari ruangannya. Sungguh hatinya sangat hancur, apa dia benar - benar tidak tahu apa - apa tentang Luhan? Luhan yang membantunya belajar bahasa Mandarin. Nama Cinanya juga berasal dari Luhan. Tapi kenapa anak itu bahkan tidak mengingatnya sama sekali?

"Hey! Aku akan mengantarmu!" Sehun segera menyusul Luhan setelah memakai alat penyamarannya

.

.

"Masuklah. Maaf kalau sedikit berantakan, aku sudah tidak pulang beberapa hari ini" Luhan membuka pintu apartemennya lalu berjalan masuk. Ia meletakkan tasnya di sofa setelah itu ia membuat minuman untuk Sehun di dapur

"Ini berantakan? Hey! Kau belum melihat isi dorm kami seperti apa" Sehun menghempaskan tubuhnya ke sofa. Setelah berbaring sejenak, ia menduduki dirinya. Sehun memandang sekelilingnya. Semua berwarna putih, mulai dari sofa yang ia duduki, meja, vas bunga yang berada di atasnya, serta bunga anggrek berwarna putih yang tampak segar berada di vas tersebut

"Wahh! Kau menyukai warna putih, eoh? Semua barang di apartemenmu berwarna putih" Sehun berdecak kagum melihat sekelilingnya

"Hmm, ini minumlah. Aku akan persiapan sebentar" Luhan meletakkan secangkir teh di atas meja

"Terima kasih" Sehun tersenyum lalu segera menyesap teh tersebut. Luhan sudah meninggalkannya untuk persiapan

Sehun berjalan mengelilingi apartemen Luhan. Ia melihat setiap bingkai foto yang menyajikan pemandangan indah. Sehun berhenti sejenak ketika ponselnya berbunyi

"Ne hyung?"

"KAU DIMANA?!" Sehun tersentak kaget dan segera menjauhkan telinganya dari ponselnya

"Ada apa, hyung? Aku berada-"

"AKU TIDAK PEDULI! CEPAT KAU KEMARI DENGAN DOKTER PRIBADI CHANYEOL, DIA SAKIT!" Joonmyeon memutuskan teleponnya secara sepihak

"Sial! Kau bahkan tak memberikan waktu untuk berkencan" Sehun menyimpan ponselnya kembali di saku celananya. Percuma juga ia panik, karena dokter yang dibutuhkan Chanyeol sedang melakukan persiapan di kamarnya. Mana mungkin Sehun menggedor - gedor pintu kamar Luhan menyuruh dokter bermata rusa itu cepat.

Sehun tetap melanjutkan kegiatannya melihat foto - foto Luhan. Banyak foto dimana Luhan memegang sebuah piala, medali, ataupun sertifikat membuat Sehun berdecak kagum

"Apa yang kau lihat, hm?" Luhan keluar dari kamarnya. Ia menggunakan baju terusan berwarna putih dan rambutnya dibiarkan terurai

"Apa kau sudah selesai?" Sehun berjalan cepat ke arah Luhan membuat wanita itu bingung

"Apa alat - alat yang biasa kau pakai ada bersamamu?" Sehun menggenggam tangannya lalu menariknya

"Semuanya aku tinggal di rumah sakit. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Luhan mengikuti Sehun. Ia meraih tasnya di atas sofa lalu memakai flat shoesnya. Ia tahu pasti sesuatu yang buruk terjadi

Sehun tidak menjawab pertanyaan Luhan. Ia menarik wanita itu menuju lift lalu segera sampai di parkiran bawah tanah. Sehun membawanya masuk ke mobilnya lalu mereka segera melesat pergi

"Hyung! Bawa Chanyeol ke rumah sakit sekarang! Dokter pribadi Chanyeol hyung sedang bersamaku dan kami akan ke rumah sakit segera" Sehun memberikan ponselnya kepada Luhan

"Ada apa dengan Chanyeol? Apa sesuatu yang buruk terjadi padanya?" Luhan menatap Sehun penuh khawatir.

"Dia sakit. Sepertinya ia melakukan suatu hal yang berlebihan. Tolong pegang ponselku" Sehun menambah kecepatan mobilnya membelah jalan Seoul yang sebentar lagi akan ramai. Sebelum ia terjebak macet yang akan mempersulit semuanya

Beruntung perjalanan dari apartemen Luhan ke rumah sakit hanya membutuhkan waktu 15 menit. Begitu sampai di rumah sakit, Luhan segera turun dan berlari ke ruangannya untuk mengambil beberapa peralatan dan jasnya

Joonmyeon dan Chanyeol datang sesaat setelah mereka sampai. Chanyeol langsung dilarikan ke UGD. Setelah bertemu dengan dokter yang menangani Chanyeol, Joonmyeon keluar dari UGD itu lalu menghampiri Sehun yang duduk bersandar di ruang tunggu

"Apa yang sebenarnya terjadi hyung?" Sehun membuka suara ketika ia mendengar decitan kursi di sampingnya

"Aku juga tidak tahu. Awalnya aku mengira kalian tidak berada di dorm. Lalu aku mencoba menelpon Chanyeol untuk menanyakan dimana dia dan kau, tapi dering ponselnya terdengar dan aku langsung masuk ke kamarnya. Ternyata Chanyeol di kamar, membungkus dirinya dengan selimut sambil sesekali terbatuk. Lalu, aku memeriksa suhu badannya, dan terkejut saat aku melihatnya menggigil dan suhu badannya juga tinggi. Kau kenapa bisa dengan dokter itu?" Sekarang giliran Joonmyeon yang bertanya

"Aku mengajaknya kencan tadi. Aku berada di apartemennya saat kau menelponku, hyung"

"Ohh, jadi kau sedang tertarik dengan dokter itu, eoh? Tidak apa, dokter itu cantik kok" Suho menyeringai sementara Sehun tersenyum

"Dia wanita penuh kejutan, dan itu membuatku semakin penasaran" Sehun lagi - lagi tersenyum sambil membayangkan sosok Luhan di pikirannya

Joonmyeon tidak menjawab Sehun. Mereka saling diam untuk beberapa waktu menunggu hasil pemeriksaan Chanyeol

Setelah 30 menit berlalu, Luhan bersama Yixing keluar dari ruang UGD. Raut wajahnya mengistyaratkan bahwa sesuatu buruk terjadi membuat Sehun dan Joonmyeon panik

"Sesuatu terjadi, dokter?" Sehun segera berdiri dan menghampiri Luhan

"Sepertinya penyakit amandelnya kambuh. Kami sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah hanya tenggorokan saja yang bermasalah atau ia memiliki penyakit lain. Pasalnya ia juga kesulitan untuk bernafas. Oa harus dirawat untuk beberapa hari di rumah sakit ini. Apa ia melakukan sesuatu yang berlebihan?" Luhan menatap Sehun dan Joonmyeon bergantian

"Mungkin. Karena sebelum aku pergi menemuimu, Chanyeol pergi ke gedung agensi untuk latihan. Sepertinya ia melakukannya terlalu berlebihan" Sehun menjawab

"Hmm, aku bisa menyimpulkan bahwa ia kelelahan. Untuk lebih pasti, mari kita menunggu hasil pemeriksaannya dua hari lagi. Chanyeol sementara ini akan kami pindahkan ke ruang perawatan VVIP mengingat banyaknya fans yang mungkin akan mengetahui hal ini dan langsung berbondong ke rumah sakit untuk menjenguknya. Penjaga rumah sakit ini juga akan membantu, sehingga hanya orang - orang terdekatnya yang bisa masuk. Aku akan pergi menemui Dokter Do Kyungsoo, yang menangani masalah penyakit dalam dan paru - paru untuk meminta bantuannya. Permisi" Luhan tersenyum lalu berjalan meninggalkan Sehun dan Joonmyeon

"Temui aku di Cafe jam 7, Dokter Xi" Sehun tersenyum ketika Luhan mengangkat tangannya ke udara mengisyaratkan 'Oke'

"Kau lihat itu, suster yang bersamanya sangat cantik" mata Joonmyeon terus melihat suster tersebut sampai masuk ke sebuah ruangan

"Ya, ya, terserahmu hyung. Ayo kita ke ruangan Chanyeol"

.

.

"Bagaimana perasaanmu, hyung? Apa merasa lebih baik?" Sehun langsung bertanya ketika Chanyeol membuka matanya

"Dimana ini? Jangan bilang..."

"Kau benar, hyung. Ini di rumah sakit" Sehun menarik kursi lalu duduk di samping tempat tidur Chanyeol

"Lebih baik kita pulang. Bagaimana jika fans tahu?" Chanyeol hendak melepas infusnya tapi tangan Sehun langsung menahannya

"Kau bukan sekedar sakit demam biasa, hyung. Hasil pemeriksaanmu baru keluar dua hari lagi. Bagaimana bisa kau masih memikirkan fans tapi kondisimu melemah seperti ini?" Sehun menjauhkan tangan kiri Chanyeol dari tangan kanannya

"Huh. Dimana Joonmyeon hyung?" Chanyeol membuang mukanya dari tatapan tajam Sehun

"Pergi ke agensi bersama Jaewon hyung. Kurasa sebentar lagi mereka pulang dengan Kai. Sebaiknya kau minum dulu" Sehun memberikan segelas air dari meja nakas kepada Chanyeol

"Jam berapa sekarang?" Chanyeol mencari - cari letak jam dinding tapi ia tidak menemukannya. Ia menatap Sehun yang sedang mencari sesuatu di seluruh saku jaket dan celananya

"Apa yang kau cari?"

"Ponselku. Aku lupa terakhir dimana. Tadi, Joonmyeon hyung bilang ia akan menelponku"

"Aish anak ini! Ponselku juga tidak ada" Chanyeol berdecak malas

"Tunggu..." Sehun terdiam beberapa menit sambil berpikir. Tadi Joonmyeon menelponnya, lalu ia dan Luhan ke rumah sakit, dan...

"Oh! Ponselku bersama dokter itu"

"Luhan maksudmu? Kenapa bisa dengannya?"

"Tadi aku minta tolong untuk memegangnya. Aish! Gimana ini? Mencari dokter itu di rumah sakit seluas ini tidaklah mudah" Sehun mengacak rambutnya kasar lalu ia kembali duduk di kursi

Sehun berpikir begitu juga Chanyeol. Sampai pintu ruangan ini terbuka, mereka tetap sibuk dengan pikirannya masing - masing

"Ya! Kemana ponselmu Oh Sehun?!" Jaewon, manager mereka yang lain memukul bahu Sehun menyadarkannya dari lamunan dan itu membuat Chanyeol juga tersadar

"Hyung, apa kau baik - baik saja? Kau hampir membuatku mati saat beritamu masuk rumah sakit tersebar di internet" Kai langsung menghampiri Chanyeol dan memeluknya

"Secepat itu? Wahh daebak!"

"Aku memberikannya kepada Dokter Xi. Jam berapa sekarang, hyung?"

"Jam 7 kurang lima menit. Ada apa?" Jaewon meletakkan barang - barang keperluan Chanyeol di atas sofa

"Pas. Aku akan pergi menemui Dokter Xi. Sampai jumpa, hyung" Sehun segera keluar dari ruangan Chanyeol

"Apa ada hubungan Sehun dengan doktermu, Chanyeol?" Jaewon bertanya

"Sehun menyukainya" Chanyeol menjawab membuat Jaewon tertawa

"Tak terasa adik kecil kita sudah dewasa" Jawaban Jaewon membuat Kai dan Chanyeol tertawa

.

.

"Maaf aku telat" Sehun segera menarik kursinya lalu duduk di depan Luhan

"Ini baru jam 7, Sehun. Aku yang datang terlalu cepat. Pesanlah sesuatu" Luhan tersenyum lalu menyesap segelas hot chocolate di tangannya

"Aku sudah memesan green tea latte" Sehun tersenyum sambil menatap Luhan

Seleramu tidak pernah berubah, Oh Sehun

"Oh iya, apa kau membawa ponselku?"

"Ahh! Maaf aku lupa mengembalikannya. Ponselmu bunyi berkali - kali tapi aku tidak berani menjawabnya" Luhan merogoh saku jasnya lalu memberikan ponselnya kepada Sehun

"Tidak masalah. Managerku yang menelpon sedari tadi" Sehun membuka ponselnya setelah memasukkan beberapa nomor pin

"Sehun-ah, fansmu sangat banyak di luar cafe" Luhan melihat banyak orang yang bergerombol lewat dinding kaca cafe

"Aku tahu. Lihatlah, mereka sangat cepat menyebarkan berita. Oh Sehun bersama seorang dokter di cafetaria rumah sakit hari ini" Sehun menunjukkan sebuah gambar mereka berdua sambil membaca judul artikel tersebut

"Haruskah kita mengambil selca lalu aku akan mengunggahnya di instagram?" Sepertinya Luhan tidak takut terhadap ribuan fans Sehun

"Bagaimana jika aku saja yang mengunggahnya?" Sehun balik bertanya

"Bagaimana jika kita berdua menggunggahnya lalu saling mengikuti setelahnya?" Luhan menyeringai begitu pula Sehun

"Oke" Sehun segera membuka aplikasi kamera di ponselnya lalu mengangkat tangannya ke udara

"Cheese!"

"Aku akan mengirimkannya lewat kakao. Apa idmu?"

"XiLuhan2004"

"Baiklah. Aku sudah mengirimnya. Aku juga sudah mengunggahnya di instagram dan mengikuti akunmu" Sehun tersenyum sambil menyimpan ponselnya di saku celana

"Kuota internetku sedang habis. Nanti aku akan mengunggahnya. Letak wi-fi rumah sakit sangat jauh dari sini"

"Baiklah. Sebenarnya aku ingin mengajakmu nonton tadi, tapi karena Chanyeol hyung sakit..."

"Tidak apa. Masih ada lain waktu" Luhan tersenyum menenangkan hati Sehun yang penuh rasa bersalah

"Sebentar, seharusnya kau memanggilku dengan oppa. Kenapa kau tidak melakukannya?" Sehun menatap Luhan sedangkan Luhan tertawa

"Benarkah? Aku akan memanggilmu oppa suatu saat nanti"

"Oke. Ngomong - ngomong aku tidak bisa menentukan kapan lagi aku bisa mengajakmu kencan" Sehun menundukkan kepalanya

"Kenapa? Apa jadwalmu sangat padat? Tidak apa, aku mengerti"

"Beberapa hari lagi aku harus ke Jepang untuk mengikuti konser dari agensi. Mungkin setelah aku balik ke sini, aku akan mengajakmu kencan" Sehun tersenyum lalu menyesap green tea lattenya yang baru saja diantar oleh pelayan cafe

"Terserahmu. Semua tergantung dengan waktumu, Sehun"

"Sepertinya jika seseorang memiliki pasangan sepertimu, pasti ia akan sangat menyanyangimu. Kau sangat pengertian terhadap kesibukkan orang lain"

"Kau mencoba menggodaku, Sehun?"

"Menurutmu? Sehun menyeringai

"Sebentar" Luhan merogoh saku jasnya untuk mencari ponselnya yang berbunyi

"Ne, eonni?"

"Ya! Jangan berkencan di depan umum. Kau tahu, sudah banyak berita dengan wajahmu. Sehun juga dengan santainya mengunggah foto selca kalian di instagram lagi. Banyak fans yang berspektulasi kalian berpacaran" Kyungsoo berteriak membuat Luhan meringis. Luhan langsung memberitahu Sehun bahwa dokter bermata belo itu yang menelponnya

"Jadi tujuanmu menelponku hanya untuk ini?"

"Tidak. Pemimpin rumah sakit mengadakan rapat mendadak untuk menentukan siapa yang akan diutus ke Jepang. 15 menit lagi, Luhan"

"Aku mengerti"

"Ngomong - ngomong aku cemburu melihat kalian berkencan di cafe rumah sakit tanpa mengajakku"

"Kai sedang berada di ruangan Chanyeol, eonni. Kau bisa ke sana sesuka hatimu" Luhan tertawa setelah Sehun memberitahunya bahwa Kai juga sedang berada di rumah sakit ini

"Benarkah? Terima kasih Luhan" Kyungsoo berteriak senang lalu memutuskan komunikasi mereka

"Apa tidak masalah jika pertemuan kita sampai di sini? Pemimpin rumah sakit mengadakan rapat mendadak" Luhan menatap Sehun penuh harap

"Tidak apa. Aku akan mengantarmu sampai ke ruanganmu. Aku hanya ingin memastikan kau selamat karena fansku sangat berbahaya" Sehun segera menghabiskan green tea lattenya

"Baiklah"

.

.

"Selamat malam semuanya" seorang lelaki bertubuh tegap masuk dengan beberapa file di tangannya. Orang itu meletakkan file tersebut di atas meja

"Malam, Choi sajangnim" Semua dokter yang bekerja di rumah sakit itu berdiri lalu membungkuk hormat

"Saya minta maaf atas rapat mendadak malam ini. Untuk itu kita langsung ke intinya saja. Rumah sakit kita bekerjasama dengan perusahaan agensi besar di Korea, yaitu SM Enteirtaiment. Agensi tersebut meminta kepada rumah sakit ini untuk mengutus beberapa dokter dan suster untuk konser yang akan mereka lakukan di Jepang empat hari lagi. Para dokter dan suster yang diutus akan pergi ke Jepang 2 hari lagi dan pulang esoknya setelah konser. Konser akan berjalan selama 3 hari. Dokter Xi Luhan saya tunjuk sebagai ketua tim dan anda bisa memilih dokter dan suster yang akan ikut serta" Choi Siwon, pemilik rumah sakit Asan Medical Center ini tersenyum kepada Luhan dan semua dokter bertepuk tangan mendengar keputusan itu

"Maaf, sajangnim. Saya memiliki pasien seorang artis di bawah naungan agensi tersebut. Hasil pemeriksaannya akan keluar dua hari lagi. Jadi, berhubung pasien tersebut di bawah tanggung jawab saya, apa saya boleh pergi sehari sebelum konser dimulai?" Luhan berdiri sambil menatap Siwon yang masih memiliki wajah muda padahal umurnya sudah hampir 40 tahun

"Tentu. Tetapi anggota timmu yang lain harus pergi dua hari sebelum konser untuk mempersiapkan segala sesuatunya di sana"

"Baiklah. Terima kasih, sajangnim" Luhan membungkuk lalu ia duduk kembali

"Sepertinya itu saja pembahasan rapat hari ini. Dokter Xi, secepatnya kau harus memberikan kepadaku nama - nama yang akan ikut bersamamu. Selamat malam semuanya!" Siwon segera menyusun filenya di atas meja lalu membungkuk kepada semua peserta rapat.

"Ne, sajangnim!" Semua dokter menyusun buku mereka lalu keluar dari ruangan rapat satu - persatu

"Siapa yang akan kau pilih, Lu?" Kyungsoo segera menghampiri Luhan yang masih menyusun bukunya

"Tentu saja kau eonni, Yixing, Sooyeong sunbae, Eunji sunbae, dan Jessica sunbae" Luhan mengangkat bukunya lalu mereka berjalan bersama keluar dari ruangan rapat

"Jessica? Apa aku tidak salah dengar?"

"Memangnya kenapa? Dia dokter umum. Kasus kesehatan yang sering muncul sewaktu konser pasti kelelahan, sesak napas, mimisan, pingsan. Dokter umum bisa menanganinya"

"Tidak apa. Kapan kau akan memeriksa Chanyeol?" Kyungsoo bahkan mengikuti Luhan sampai ruangannya

"Sebentar lagi. Apa kau tidak ke ruangannya tadi?" Luhan meletakkan buku - bukunya di atas meja

"Belum. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Ayo kita pergi bersama"

"Ayo!" Luhan mengambil data pemeriksaan Chanyeol lalu keluar dari ruangan dan langsung memberikan kertas tersebut kepada Yixing yang ingin masuk ke ruangan Luhan

"Terima kasih, eonni" Yixing tersenyum lalu bersama Kyungsoo mengikuti Luhan dari belakang

Mereka masuk lift dan Luhan segera menekan tombol lantai 6 yang merupakan tempat kelas - kelas VVIP berada

"Huah!" Mereka terkejut bukan main ketika pintu lift terbuka banyak wanita mengumpul di sana. Mereka mengambil tempat di depan Kelas Silver, kelas dimana Chanyeol dirawat. Kelas itu memiliki 7 ruangan berderet dan untuk bisa masuk ke ruangan itu hanya orang - orang yang sudah terdafar dan para dokter yang memang memiliki pasien di kelas tersebut.

"Bukankah itu dokter yang bertemu dengan Sehun tadi?" Salah seorang dari mereka berteriak dan semua wanita itu langsung melihat ke arah lift

"Gimana ini eonni?" Yixing mundur beberapa langkah hingga ia bersandar di dinding lift

"Tidak apa. Pasti ada penjaga di sini" Luhan mencoba keluar dari lift untuk mencari para penjaga

"Itu mereka!" Luhan terpekik senang sambil melambaikan tangannya kepada 7 orang penjaga yang sedang mengobrol

"Selamat malam dokter. Apa yang bisa kami bantu?" Salah satu dari para penjaga itu berbicara kepada Luhan

"Kami ingin melakukan pemeriksaan kepada pasien kami bernama Park Chanyeol. Ini data pemeriksaannya. Tapi berhubung pasien kami memiliki fans yang cukup banyak, kami tidak bisa masuk" Luhan berbicara sambil memperlihatkan data pemeriksaan Chanyeol kepada penjaga tersebut

"Baiklah. Kami akan membuka jalan untuk Dokter Xi, Dokter Do dan Suster Zhang" Penjaga itu membungkukkan badannya sedangkan teman - temannya sudah membuka jalan untuk mereka

"Dokter tolong jelaskan sesuatu tentang keadaan Chanyeol oppa!"

"Dokter! Apa hubunganmu dengan Sehun?!"

"Dokter! Tolong lakukan yang terbaik untuk Chanyeol kami!"

Teriakkan fans begitu menggema ketika Luhan, Kyungsoo, dan Yixing melewati mereka dan segera masuk ke Kelas Victory lewat pintu kaca yang telah dibuka oleh para suster yang bertugas di sana

"Terima kasih atas bantuan kalian" Luhan membungkuk kepada para penjaga itu begitu pula Kyungsoo dan Yixing. Penjaga itu tersenyum lalu menutup pintu kaca tersebut

"Huh! Beruntung aku mengurungkan niatku untuk pergi tadi" Kyungsoo menghela nafas lega sambil melihat para wanita yang setia menunggu idolanya keluar di luar kelas ini

"Oke, mari kita cari ruangan nomor 614" Luhan berjalan ketika pintu ruangan di sampingnya menunjukkan angka 610

"Ini dia. Aku harap kau tidak menggila, eonni" Luhan menekan bel yang terletak di samping pintu

"Selamat malam. Saya dengan Dokter Xi Luhan dan Dokter Do Kyungsoo ingin melakukan pemeriksaan kepada pasien atas nama Park Chanyeol" Luhan berbicara lewat speaker yang terletak di samping bel. Luhan, Kyungsoo dan juga Yixing segera menempelkan kartu nama mereka di scanner yang telah tersedia agar pasien yang di dalam bisa membaca identitas mereka.

"Aku baru pertama kali masuk ke kelas ini dan sangat merepotkan" Yixing memprotes membuat Luhan tersenyum

"Beginilah menghadapi orang penting" Luhan berdiri di depan pintu menunggu penghuni ruangan ini membuka pintu

"Selamat malam, dokter" Sehun yang membuka pintu langsung tersenyum sambil membungkuk hormat kepada mereka bertiga

"Selamat malam, Sehun-ah" Luhan, Kyungsoo beserta Yixing segera masuk ke ruangan itu. Kyungsoo masih dengan setia berada di belakang Luhan karena gugup. Ia taku tiba - tiba menemukan Kai di ruangan ini

"Dokter Do Kyungsoo? Ahh benar, senang bertemu denganmu"

.

.

.

.

.

TBC

.

.

Gue Comeback(?) Sori loh baru update:")) Makalah dan karya ilmiah gue deadlinenya dua minggu aja, stress guee! Yang bisa baca chapter ini smpe selesai tanpa menguap, kalian luar biasaa! Sumpahh, ide gue lagi buntu jadilah chapt yang seperti ini. Gue ga janji bisa update lebih cepat, tpi keep waiting yaa!^^ Gue tunggu review dari kalian para readerss!:*:* thank youuuu

.

.

*bow*