ALL ABOUT US
HYUGA HINATA
UCHIHA SASUKE
HURT/COMFORT
ROMANCE
.
.
.
Chapter 1
Suara bell sekolah menggema diseluruh koridor penjuru sekolah.
Semua siswa keluar dari kelas masing-masing, ketika mendengar bell istirahat terdengar digendang telinga, mereka mengatakan bahwa 'jika bell sudah terdengar, itu adalah lantunan malaikat yang sementara, dan jika bell pulang adalah lantunan malaikat yang sesungguhnya' entahlah! Para murid selalu mengharapkan bunyi kedua bell tersebut, dibandingkan harus mendengar bell mulai pelajaran.
Tengoklah pada beberapa tempat zona nyaman , salah satunya koridor sekolah, taman, atap sekolah, dan yang paling terakhir adalah kantin sekolah tempat yang paling sering di kunjungi para siswa-siswi sehingga tempat itu selalu ramai, ada pengecualian saat jam pelajaran, akan tetapi banyak saja siswa-siswi nakal dengan pura-pura minta ijin ke kamar kecil, tetapi malah mampir kekantin, ayo jujurlah semua yang merasakan bangku sekolahan pasti pernah melakukan hal itu!
Perpustakaan 'Katakan tidak untuk tempat satu itu' mungkin yang pernah menginjakan kaki ketempat seperti kuburan itu, hanya paksaan karena ada beberapa tugas yang mengharuskan mengambil dari sumber buku panduan. Lupakan tempat yang bisa dibilang seperti kuburan itu, dan lihatlah ada beberapa siswa-siswi populer yang kini sedang berkumpul hanya untuk bersantai sambil menunggu lonceng kematian alias bell tanda masuk terdengar, begitulah mereka berspekulasi.
"Hahahhah..."
Tawa seorang laki-laki yang memakai seragam sekolah tingkat atas yang sedang duduk dibangku kayu panjang berada di koridor menuju kantin, dan kini di duduki oleh para siswa untuk sekedar nongkrong.
"Naruto kau memang handal jika urusan menggoda perempuan"
Setelah menertawai sahabatnya itu, laki-laki bermarga Inuzuka itu malah meledeknya.
"Tentu, Kau lihat gadis itu"
Naruto menunjukan jarinya pada gadis berambut pendek yang sedang memegang minuman ditangannya.
"Dia bisa kudapatkan dengan satu kali kedipan"
Ucap Naruto dengan kepercayaan dirinya.
"Kau mau mati ditangan kekasih mu Naruto-kun"
Gadis yang bermarga Yamanaka itu menimpali obrolan kedua sahabatnya yang sedari tadi berisik sedang menggoda adik kelasnya yang lewat.
"Asal kau tidak comel, Shion-chan tidak akan membunuh ku"
Naruto melirik sinis kearah Ino yang kerap kali comel kepada kekasihnya.
"Dobe, kau takut pada pacar mu"
Sasuke yang sedari tadi sibuk mengajari pelajaran fisika pada sahabatanya Uzumaki Karin kini ikutan nimbrung dengan obrolah sahabat hebohnya.
"Kau tau sediri teme, Shion sering menghajarku jika aku macam-macam"
Sasuke tertawa khas laki-laki saat melihat wajah menderitanya Naruto, beberapa siswi yang lewat terpesona saat melihat pemuda ganteng disekolahnya itu tertawa.
"Wo..woo.. ada apa ini?"
Tiba-tiba Gaara dan Shikamaru datang membuat semakin ramai lah tempat itu.
"Darimana saja kalian"
Tanya Karin yang sedari tadi diam disebelah Sasuke.
"Biasa ada sedikit problem, betul kan Gaara"
Jawab Shikamaru lalu duduk dibangku kosong yang kebetulan dekat dengan Kiba yang sedari tadi sudah duduk.
"Ya. Betul"
Gaara memetikan Gitarnya yang sedari tadi ia bawa, lalu koridor itu semakin rame saat Gaara mulai menyanyikan lagu.
Dari beberapa jarak terlihat gadis berambut indigo turun dari tangga, dan akan menuju kearah kantin yang otomatis harus melewati tempat para siswa-siswi populer yang kini sedang bergurau, matanya melirik kearah siswa-siswi yang dikenalinya, dan tiba-tiba dadanya terasa sesak, ia mematung dengan pandangan dingin khas gadis itu yang selalu menunjukan foker face setiap harinya, Hinata memutarkan tubuhnya , ia membatalkan niatnya untuk menuju kantin saat melihat kekasihnya Uchiha Sasuke tengah beradegan romantis dengan gadis lain.
"Woy Sas jika Hinata ada disini, mungkin dia akan meminta putus"
Ledek Shikamaru yang tengah memperhatikan sahabatanya Sasuke sedang meniup debu yang berada dimata Karin.
"Kau lihat , aku sedang menolongnya bukan berbuat macam-macam"
Jawab Sasuke ketus dengan ucapan Shikamaru.
"Tapi kalian serasi sekali jika jadi pasangan kekasih"
Ino yang dari dulu ingin menjodohkan Sasuke dan Karin terlihat antusias.
"Apaan sih Ino"
Ucap Karin malu-malu, jauh dalam hatinya ia merasa bahagia karena ia memang memendam rasa pada sahabatnya itu, apa lagi Sasuke kerap kali perhatian padanya membuat ia semakin kegirangan.
"Keh, aku mau masuk kelas saja"
Sasuke berdiri dan meninggalkan mereka, Gaara dan Naruto serta Kiba tidak tahu menahu karena sedang asik menyanyikan lagu dipandu Gaara bersama Gitarnya.
Beberapa jam terlewati, kini bell pulang terdengar dan para murid bersorak bahagia dengan gerakan cepat mereka memasukan buku-bukunya kedalam tas meraka masing-masing.
"Baiklah pembelajaran sudah selesai, dan saya berharap kalian mengumpulkan tugas kimia nya tepat waktu"
Ucap Shizune salah satu guru kimia yang baru saja beres mengajar di kelas Hinata.
"Sampai ketemu minggu depan"
Shizune melangkah meninggalkan kelas itu, disusul para murid untu keluar sedangkan Hinata memakai tas ranselnya lalu berjalan keluar kelas bersama Tenten teman sebangkunya, saat sudah diujung pintu tiba-tiba pipi Hinata serasa dikecup seseorang.
Cupp
Kecupan dari sang pemuda Uchiha bungsu yang merupakan kekasihnya Hinata memamerkan adegan romantisnya didepan teman kelas Hinata yang sebagian belum keluar.
"Ciieee, Hinata jangan memamerkan adegan romantis didepan kami dong"
Tenten yang kebetulan dibelakang Hinata bersemu merah saat melihat adegan romantis itu.
Lalu dijawab senyuman saja oleh Hinata.
"Kalau kalian mau, cari pacar saja "
Ucap Sasuke sambil memberikan helm motor yang biasa digunakan Hinata.
"Ah tidak tau tempat saja kau"
Shikamaru yang sekelas dengan Hinata ia belum keluar karena harus terhalangi sahabatnya yang sedang beradegan romantis didepan pintu.
"Sas, ingar pertandingan futsal jam 4"
Ucap Shikamaru mengingatkan takutnya Sasuke malah asik pacaran.
"Oke tenang saja"
Sasuke merangkul pundak Hinata yang sedari tadi hanya diam, entah Sasuke yang tidak peka ia tidak menyadari perubahan Hinata yang hanya diam dibanding biasanya.
"Woy Sas jam 4 awas lupa"
Saat diparkiran Naruto mengingatkan Sasuke saat melihat pemuda itu bersama Hinata, lalu ia memakai helmnya saat sedang menumpangi motor nya dan dibelakang joknya sudah ada Shion yang hanya tersenyum.
"Bawel kau dobe"
"Yasudah, aku duluaan ya"
Motor mahal Naruto melesat pergi kearah gerbang sekolah , Sasuke yang kini sedang menaiki motornya yang berada diparkiran ia memundurkan motornya yang berhimpitan dengan motor milik siswa lainnya.
"Sasuke-kun"
Hinata yang sedang memakai sweater peachnya terhenti ketika ada suara perempuan memanggil nama kekasihnya.
Sasuke yang sudah memakai helm nya hanya terlihat mata dan hidung nya saja serta anak rambut yang beberapa keluar, ia melirik ke arah Karin yang kini menatap nya gelisah.
"Ada apa Karin"
Tanya Sasuke yang suara terendam helm mahalnya, Hinata hanya diam di belakang Karin sambil memperhatikan mereka.
"Sasuke-kun bisa bantu aku"
Karin menatap harap pada mata onyx pemuda didepannya yang sebagian wajah tertutup helm akan tetapi aura kegantengannya tidak memudar.
"Memang ada apa"
"Tolong anterkan aku ke rumah sakit, ayah ku masuk Rumah Sakit baru saja, dan disini tidak ada taksi kau tau itukan , hanya ada bus dan harus menunggu setengah jam lagi"
Sasuke tampak berpikir, lalu ia melirik kearah Hinata yang tengah terdiam sambil memegang helm.
"Hinata mendekatlah"
Sasuke yang masih berada diatas motor mahalnya menyuruh Hinata mendekat.
"Ada apa Sasuke-kun"
Hinata menatap kearah manik Sasuke yang sedang menatapnya ragu.
"Kau bisa pulang sendiri"
Ucap Sasuke selembut mungkin agar Hinata tidak merasa tersinggung.
"Tentu, kau antarkan saja Karin-san"
Dan lagi-lagi Hinata menahan kecewanya saat Sasuke begitu mementingkan Karin, padahal Hinata tahu sekali Karin hanya membual, gadis berambut maroon itu selalu saja mencari perhatian Sasuke agar selalu bersamanya, dan soal alesan Karin tadi ia sudah mencurigainya bahwa ini hanya lah drama, karena setau Hinata tinggal menaiki bus jalur kearah jalan pertigaan disana sudah ada taksi yang lewat.
Tanpa basa basi Hinata mending segara pergi meninggalkan tempat itu, akan tetapi Sasuke mencekal pergelangan tangannya lalu memeluknya sebentar.
"Hati-hati"
Ucap Sasuke lembut, lalu melepaskan pelukannya.
Hinata berjalan meninggalkan mereka, dan kini Karinlah yang menumpangi jok belakang motor Sasuke, saat motor Sasuke melewati Hinata ia membunyikan klakson motornya pertanda duluan, dan Hinata melihat samar-samar bahwa Karin tengah menyeringgai kearahnya.
.
.
.
Lapangan futsal kini telah ramai dengan beberapa pemuda yang baru saja melakukan olah raga sepak bola yang merupakan hoby para laki-laki.
"Kyaaa Sasuke"
Beberapa gadis yang kini tengah melihat pertandingan sepak bola terus berteriak, rata-rata para gadis itu adalah dari sekolah yang sama dengan Sasuke, dan meski ada beberapa gadis lain yang turut serta mendukung sekolahan dari tim lawan, dan lagi-lagi mereka berdecak kagum kearah Sasuke karena pesona Uchihanya yang siap akan melelehkan setiap para perempuan.
"Sasuke kan milik ku"
Ucap perempuan yang kini memakai pakaian serba pink itu membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa aneh.
"Terserahlah Sasuke pasti akan tertarik padaku"
Kawanan disebelahnya tidak terima dengan ucapan gadis berpakaian serba pink itu.
1 jam berlalu pertandingan pun selesai, dan dimenangkan oleh kelompok kawanan Sasuke.
"Aku kalah telak sehingga tendangan terakhir dari Gaara membuat ku salah fokus"
Ucap salah satu tim lawan sambil memberikan jabatan kepada tim Sasuke.
"Hahha,oke minggu depan kita bertanding lagi"
Ucap Naruto, kepada Rock Lee pemuda yang dijadikan ketua di tim lawan.
"Siap, siap.. atur saja waktunya"
Khas laki-laki selalu siap saat akan melakukan olah raga yang satu ini.
.
.
.
Minggu sore Hinata mengantar Tenten belanja ke departement store, dan kini Hinata berjalan sambil bercanda gurau, sambil meminum minumannya disampingnya ada Tenten dengan setumpuk belanjaan.
"Hinata-chan, kita ke sana yuk?"
Tenten menunjukan jarinya kearah kedai ramen yang tengah ramai oleh beberapa pengunjung.
"Hmm,, baiklah aku rasa perutku sudah mulai lapar"
Jawab Hinata sambil mengelus-ngelus perutnya yang minta diisi.
Mereka berjalan kearah kedai ramen yang berada disebrang jalan, disana terlihat remaja laki-laki dan perempuan yang tengah asik bercanda gurau, lalu ada juga yang sedang berpacaran, Tenten mencubit lengan Hinata saat melihat pemuda tampan tengah mengobrol.
"Hinata disini banyak laki-laki ganteng yak"
Bisik Tenten, yang sedari tadi membicarakan pemuda tampan yang melewat kearahnya.
Hinta dan Tenten memasuki kedai itu , lalu menduduki meja kosong yang dekat dengan jendela, Tenten menyimpan barangnya.
"Kau ingin apa Hinata-chan biar aku yang pesan"
Tawar Tenten, pada sahabatnya itu.
"Aku ingin satu ramen tanpa jamur, dan minumannya ice lemon tea"
Jawab Hinata, dan di jawab anggukan oleh Tenten, Hinata membuka ponselnya berharap Sasuke akan menghubunginya akan tetapi nihil ponselnya tidak ada satu pemberitahuan pun, Hinata mendesah kecewa lalu ia memasukan kembali ponselnya kedalam tas slempengnya, lalu ia berdiri menuju ketoilet.
"Sasuke-kun boleh aku mencoba makanan mu"
Pinta Karin yang sedari tadi berada disamping Sasuke
"Tentu saja"
Jawab Sasuke, melihat Karin memakai sumpit Sasuke berniat menyuapinya karena makanan Sasuke adalah sop kuah.
"Biar aku suapi saja"
Kata Sasuke sambil menyuapi Karin, Shikamaru kembali melihat malas pada sahabatnya yang terlalu baik pada perempuan bernama Karin yang jelas-jelas ia menyukai Sasuke dilihat dari matanya pun.
Saat menyuapi Karin kuah itu Karin tiba-tiba terbatuk membuat Kuah yang berada di mulutnya sedikit keluar dengan refleks Sasuke menyusutnya memakai ibu jarinya.
Hinata yang akan ketoilet celingukan mencari tempat dan pandangan matanya melihat kearah kawanan Sasuke yang sedang makan, Naruto menunduk membawa makanan yang jauh dan retina mata Hinata melihat jelas apa yang kini tengah dilakukan oleh kekasihnya bersama gadis yang sama membuat Hinata semakin berdenyut nyeri di ulu hati nya.
"Ekhemmm"
Shikamaru yang sudah melihat Hinata memberikan kode keras pada Sasuke yang masih belum sadar ada kekasihnya.
Gaara yang tengah menimati makanan nya terhenti saat melihat Hinata, dengan pandangan kearah Sasuke yang tengah seperti bermesraan bersama Karin.
"Tuh kan Sasuke dan Karin memang cocok"
Ino yang memang belum menyadari kehadiran Hinata, ia seperti biasa asal ngomong.
Merasa tidak enak, Hinata ditatap Shikamaru dan Gaara Hinata mencoba tidak pergi dan malah menyapa mereka.
"Hai"
Dunia seolah berhenti, Sasuke langsung melepaskan tangannya di sudut bibir Karin.
"Eh, Hinata-chan sejak kapan disini"
Ino yang baru saja mendengar sapaan Hinata merasa bersalah dengan ucapannya, meskipun kerap kali ia merasa bodo amat karena Hinata tidak akrab dengannya.
"Baru saja"
Jawab Hinata bohong yang jelas-jelas sudah diketahui oleh Shikamaru dan Gaara.
Sasuke bangkit dari duduknya dan menghampiri Hinata, dan membawa gadis itu dari sana.
"Bisa aku jelaskan"
Bisik Sasuke sambil membawa Hinata kearah Tenten yang sedang duduk.
"Tenten bisa tinggalkan kami berdua disana ada Naruto dan lainnya kau bisa bergabung dulu"
Tenten yang melihat ketegangan diwajah Sasuke hanya mengangguk setuju.
"Hinata"
Panggil Sasuke sambil menatapnya dengan bersalah.
"Ada apa Sasuke-kun, kenapa membawa ku kemari"
Tanya Hinata pura-pura tidak tahu dengan maksud Sasuke.
"Kau pasti melihatnya kan?"
Tanya Sasuke sambil menggenggam tangan Hinata lalu menciumnya.
"Memang apa yang aku lihat"
Jawab Hinata, sedikit ada aura dingin yang terpancar dari mukanya.
"Aku hanya membantu Karin , sungguh kau tau kan kita hanya bersahabat"
Ucap Sasuke, masih sambil menciumi tangan Hinata dengan lembut.
"Oh"
Ada jeda sebentar , Sasuke terus menggenggam tangan Hinata yang berada didedapan bibirnya untuk ia cium.
"Memang kenapa, kau pikir aku akan cemburu hm"
Hinata pasrah saja saat Sasuke terus menggenggam tangannya dan terus ia kecup.
"Ayo kita pergi dari sini"
"Aku lapar Sasuke-kun"
"Kita makan diluar saja"
Sasuke terus menatap mata bulan Hinata berharap ia menyetujui ajakannya.
"Tapi Tenten.-"
Sasuke terlanjur berdiri dan menarik Hinata dengan lembut, saat diparkiran Sasuke memakaikan helmnya kekepala Hinata. Lalu menaiki motornya bersamaan dengan Hinata dibelakangnya. Motor itu melaju kencang Hinata memegang erat di pinggang Sasuke.
Mereka sampai di sebuah tempat, lalu Sasuke menggandeng tangan Hinata dan membawanya keatap gedung salah satu restoran disana. Banyak orang disana yang merupak orang yang sedang berpacaran mereka memegang pada pinggiran batas aman diatas gedung sambil melihat lampu-lampu yang berkelap-kelip, dan yang paling indah adalah Tokyo Tower yang memancarkan lampu yang semakin indah ditengah gelapnya sang malam.
Restoran disana sengaja menjadikan atapnya untuk di jadikan tempat romantis sambil melihat Tokyo Tower.
Sasuke memeluk Hinata dari belakang, menyimpan dagunya di pundaknya lalu tanpa permisi ia menyingkirkan rambut Hinata sehingga semakin terekpose leher putih Hinata, Sasuke menciumi leher Hinata bibirnya menyusuri dari bahu keleher dan sampai ia mencium lama pipi kanan Hinata.
"Sasuke-kun"
Panggil Hinata tanpa merasa usik dengan bibir Sasuke yang masih saja menciuminya.
"Hn"
Sasuke membalikan tubuh Hinata agar berhadapan dengannya, ditatapnya mata bulan Hinata dengan tatapan penuh cinta.
Jarak mereka begitu dekat, napas Sasuke pun terasa hangat kepermukaan wajah Hinata.
"Bagaimana kalau suatu waktu kau bosan padaku"
Tanya Hinta tanpa mengalihkan pandangan matanya dari mata onyx Sasuke.
"Itu tidak akan terjadi"
Jawab Sasuke sambil lebih sedikit memajukan kepalanya sehingga Hidung mancung Sasuke bergesekan dengan Hidung mancung Hinata.
"Bagaimana kalau ada perempuan lain yang lebih cantik menyukaimu"
Tanya Hinata kembali, Sasuke masih tidak bergeming dengan posisinya.
"Bukankah setiap perempuan yang melihatku akan jatuh cinta padaku hm"
Saat Hinata akan menjawab Sasuke dengan lebih dulu mengunci bibir Hinata dengan bibirnya memangutnya dengan lembut menyesap rasa manis yang selalu ia rasakan saat memagut perempuan dambaannya ini.
"Jangan membicarakan hal lain ketika kita sedang bersama, I Love You"
Sasuke berbisik setelah melepaskan pagutannya, lalu ia mencium lembut kening Hinata.
.
.
.
Tokyo International Senior School , kedatangan murid baru pindahan dari New York , seorang gadis yang bernama Sakura Haruno, kehadirannya membuat seluruh penjuru sekolah heboh apalagi para siswa laki-laki.
Sasuke yang sedang berada diatap sekolah bersama Hinata tidak tahu menahu dengan kedatangan siswi baru itu, yang Sasuke tahu ia berduaan dengan gadisnya dan menyesap bibir manisnya selama ia bisa. Beberapa saat Sasuke melepaskan pagutannya saat merasakan Hinata butuh pasokan udara, lalu mengusap benang saliva yang berada disudut bibir Hinata dengan ibu jarinya.
"Ayo kita kekelas"
Ajak Sasuke, lalu Hinata mengganguk pertanda menyetujui dengan ajakan Sasuke.
Sasuke menggenggam tangan Hinata sepanjang jalan dan mengantarkan Hinata kedepan kelasnya.
"Aku ke kelas dulu ya, nanti pulang aku jemput"
"Tidak usah kau tunggu saja di parkiran"
"Hm kalau aku tidak mau"
Sasuke mengedip nakal kearah Hinata.
"Terserah sajalah"
Hinata yang selalu biasa saja saat digoda oleh Sasuke hanya bisa 'terserah'
Sasuke berjalan kearah kelasnya sambil tersenyum-senyum dan bibirnya yang ia gigit berharap jejak manis mulut Hinata masih menempel dibibirnya, namun akan saat berbelok ia malah menabrak seorang perempuan bersurai pink membuat buku-buku yang ia bawa berjatuhan.
"Kau tid- " ucap Sasuke terpotong saat ia melihat wajah gadis itu.
"Sakura"
Gadis itu tersenyum kearah Sasuke yang tengah terbengong.
"Sasuke-kun kau masih ingat padaku kan"
Sakura memeluk Sasuke yang kini diam , dan detak jantungnya berdebar saat pelukan Sakura menghangatkan tubuhnya kembali, ia mengingat betul bahwa gadis ini adalah cinta pertamanya, yang tega meninggalkannya ke negeri yang berbeda, membuat Sasuke merasakan frustasi saat mantan kekasihnya ini meminta putus.
"Kau, ini benar kau"
Sasuke melepaskan pelukannya, namun malah dihadiahi ciuman manis di pipinya.
"Iya ini memang aku"
Sakura tersenyum, entah apa yang dipikiran Sasuke ia malah mengelus lembut pipi tirus Sakura. Karin menghentikan perjalanannya saat melihat Sasuke dengan gadis yang diyakininya Sakura mantan kekasihnya saat SMP.
"Apa saingan ku harus bertambah lagi setelah gadis Hyuga sialan, kenapa si Haruno harus kembali"
Gumam Karin sambil meremas detak jantungnya yang kian berdetak nyeri.
.
.
.
Hinata menatap sebal kearah ponselnya, kenapa Sasuke tidak membalas pesannya juga, ia berjalan kearah kelas Sasuke dan disana ada hanya Naruto dan Kiba yang sedang mengobrol.
"Hinata-chan, masuk saja"
Naruto berteriak saat melihat Hinata yang berada di dekat pintu.
"Apa kau melihat Sasuke"
Tanya Hinata to the point , ia memang tidaklah akrab dengan teman-teman Sasuke terkecuali Shikamaru yang memang sekelas dengannya.
"Bukan kah Sasuke sudah pulang yah"
Jawab Kiba, yang keheranan melihat Hinata mencari Sasuke.
"Pulang, benarkah?"
Hinata mengereyitkan dahinya, lalu Naruto teringat bahwa Sasuke sedari tadi terus saja bersama gadis Haruno yang menurut desas sesus nya adalah mantan pacar Sasuke.
"Apa jangan-jangan dia pulang bersama dengan mantan pacarnya itu?"
Ucap Naruto dengan kepolosannya, membuat Hinata semakin bingung dan dasar Naruto dan Kiba adalah orang-orang blak-blakkan ia malah berspekulasi tanpa meyembunyikan rahasia.
"Iya kau benar, Sakura Haruno itu ya"
Timpal Kiba membuat Hinata semakin menunjukan ketidak mengertiaanya, pasalnya ia belum pernah mendengar nama Sakura disekolah, Tapi astaga ia melupakan sesuatu bahwa ada murid baru pindahan New York seingatnya.
"Terima kasih , Naruto-kun, Kiba-kun akau pamit pulang duluan"
Dengan rasa sesak di hati, Hinata berjalan pergi meninggalkan mereka. Mereka berdua melihat Hinata pergi tanpa rasa berdosa.
"Naruto sepertinya kita melakukan kesalahan besar"
Ucap Kiba , dan Naruto yang baru saja sadar berteriak histeris.
"Hey bodoh, Hinata kan pacar Sasuke"
"Aduh matilah kita dobe"
"Mulut mu sama saja seperti Ino, eghh "
Kiba yang kesal meninggalkan Naruto.
"Woy tunggu dulu kau juga sama-sama comel bodoh"
Naruto berlari menyamai langkah Kiba
"Habislah kita"
Gumam Kiba. Sambil mengacak rambutnya gusar.
.
.
.
Hinata baru saja akan membuka gerbangnya, namun harus terhenti saat ada media sosial yang masuk diponselnya. Ditatapnya dengan dingin saat sebuah gambar kekasihnya dicium oleh gadis yang berambut pink.
Hinata memasukan lagi ponselnya, hatinya yang sedang tidak karuan membuat Hinata selalu menjadi pribadi yang dingin dan tak banyak bicara.
Hinata menatap jendela kamarnya, ia tidak akan pernah menangisi hal seperti ini ia selalu berjanji pada dirinya sendiri agar tidak akan pernah menangis jika sudah berkomitmen memulai hubungan berpacaran, karena saat pacaran pasti selalu ada masalah, tetapi air mata itu tetap jatuh juga, sebagai mana keras pun Hinata menahan ia tetap manusia biasa yang kerap kali hatinya tersakiti pasti air matalah yang akan selalu menemani.
Dilain tempat Sasuke memandang Sakura yang kini tengah tidur di sebelah bahunya, setelah selesai menonton bersama di apartement Sakura, ia malah tertidur dibahunya.
"Kenapa kau datang disaat seseorang bersamaku"
Sasuke mencium lembut kening Sakura, lalu ia menggendong Sakura untuk dibawa kekamar milik Sakura.
To be continued
Saya update bawa judul baru, hmmm sebenarnya saya tidak percaya diri saat akan mempublish cerita ini, sungguh! Otak saya masih saja berani untuk membuat beberapa cerita khayalan ku.
Saya minta maaf sebesar-besarnya pada fanfiction SHE , saya baru memakai ffn, saya lupa tidak mengeditnya sehingga membuat beberapa pembaca jadi pusing membacanya.
Tapi saya akan terus berkarya , meskipun terus melakukan kesalahan mungkin lambat laun ff yang saya buat bisa menyamai penulis lihai lainnya.
Soal cerita, alur/plot yang mungkin membuat para pembaca kecewa setelah membacanya saya kembali meminta maaf karena kerap kali saat menulis otak saya buntu.
Tolong selalu membantu saya dalam kritikannya.