Lyra balik ama ff ke 4. BroMily pertama.

WARNING : Feel gagal, bahasa ga tentu, membosankan, poor!Kyu, death chara.

Title: Unless

Author: Lyra25 FB: L Frolight

Cast : Cho Kyuhyun, Park Jungsoo, Lee Donghae, Kim Heechul, Kim Kibum, Shim Changmin, Choi Minho, and Others .

Genre : Family, Hurt-Comfort, maybe Angst

Disclaimer : SuJu milik SMent, membernya punya Tuhan. BabyKyu punya Lyra seorang #Plak!

Rate : T

Enjoy The Story…

UNLESS

.

.

.

Jungsoo terbangun tepat jam 2 malam hari itu. Lagi. Persis seperti hari-hari kemarin. Derit berat pintu utama kembali mengusiknya. Jungsoo kadang heran. Setahunya, eommanya sudah berhenti bekerja sejak Donghae lahir. Lalu untuk apa selama beberapa hari belakangan ibunya sering keluar dan pulang malam? Apa ibunya tidak takut membuat ayahnya marah?

Jungsoo menepuk dahinya. Dia lupa ayahnya sedang di luar kota.

"Eomma…" dia tidak tahu kenapa suaranya terdengar selirih itu.

"Dari mana? Ini sudah malam." Jungsoo mendekat dan mengamati ibunya.

Yeoja itu, nyonya Cho tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. "Bekerja." Dan dia berjalan melewati Jungsoo. Anak itu sedikit mengernyit saat mencium aroma tajam dari ibunya.

"Tapi di luar dingin." Dia bicara lagi.

Lalu menggamit jemari ibunya. Beku. "Eomma bisa sakit." "Adikku juga kedinginan." Dan tangannya beralih mengelus perut buncit ibunya.

"Jangan begini lagi." Nyonya Cho tahu kalimat itu bukan hanya tentang dia yang sering pulang larut malam. Jungsoo juga tahu. Lebih dari tahu tentang setiap pil dan obat yang ibunya sering telan. "Adikku bisa sakit." Anak itu memelas. Lalu pandangan yeoja itu mendingin. Dia kembali melangkah, meninggalkan putra sulungnya di belakang.

"Tidurlah."

"Eomma.."

"Tidur Cho Jungsoo!" Walau tidak membentak, nada tajam itu membungkam Jungsoo. Dia takut melihat punggung ibunya masuk kamar utama. Sudah dua hari yang lalu, Jungsoo akhirnya tahu apa isi berkardus bungkusan di bawah ranjang orang tuanya. Alasan dari setiap gelas-gelas bening dengan bau menyengat di pagi hari.

"Eomma, adikku bisa sakit."

Hanya sepi. Kecuali jika ibunya bisa mendengar suara lirihnya yang memohon. Adiknya belum bisa bicara, Jungsoo hanya takut dia kesakitan dalam perut ibunya. Jungsoo tahu ada yang berbeda pada ibunya belakangan ini. Mungkin dia diam saat mendengar ibunya dan Halmeoni yang terus bertengkar, hanya diam saat dulu mendengar ibunya sempat menolak pada appa untuk menyusui Kibum. Dia pura-pura tidak tahu. Tapi sekarang Jungsoo mulai ketakutan. Saat seminggu lalu ibunya pingsan, uisa Kim berkata adiknya sedang sakit di dalam sana. Jungsoo mulai takut. Ada yang janggal di sini.

"Jangan lukai dia."

Jungsoo hanya takut.

.

.

.

Kyuhyun kembali menguap. Jari-jarinya yang mungil mengusap mata beratnya. "Hyung masih lama?" Tangannya berusaha meraih bantal lalu menumpukan dagu kecilnya di sana.

"Tunggu sebentar ne, saeng? Hyung tinggal menggambar beta-nya." Dari suaranya, Kyuhyun tahu Hyungnya itu masih bertahan di meja belajarnya, tentunya yang dapat dia bayangkan sangat berantakan. Bocah 6 tahun itu kembali menguap lebar.

Bulu mata lentik itu nyaris menyatu tertidur, sebelum-…

Praaang!

Ada benda pecah di ruang tengah. Kyuhyun tersentak kaget dan dadanya sedikit berdenyut nyeri. Suara ayahnya yang berteriak juga terdengar. Kyuhyun tidak menangkap dengan jelas apa yang ayahnya katakan, dia baru saja akan memanggil Jungsoo saat terdengar langkah terburu kearahnya.

"Kyu! Hyung baru saja menemukan lagu Metalica!Lagu ini sangat bagus! Na.. No.. Nop…! Coba dengar!" Lalu telinganya disumpal paksa. Dentuman music yang terlalu keras seketika memenuhi pendengarannya.

Setelahnya Jungsoo terus bicara tanpa henti, seperti kereta api tanpa jeda. Dia terus berceloteh tentang lagu The Beatles, deadline komiknya, betapa cantiknya Ahra noona, hingga nama anjing baru Song Ahjussi, tanpa memberi Kyuhyun kesempatan menyela.

"Hyung cerewet. Kyu mengantuk." Saat akhirnya Jungsoo berhenti berkicau, Kyuhyun langsung merebahkan tubuhnya dan memeluk Jungsoo.

"Eeey, kau kejam sekali Kyunnie!" Jungsoo akhirnya ikut berbaring dan mendekap kepala Kyuhyun di dadanya. Adiknya itu bergumam tidak jelas sebelum akhirnya terdengar nafas teratur. Jungsoo menghela nafas lega dan beralih mengelus dada Kyuhyun. Dia tahu Kyuhyun pasti kaget tadi.

Tok! Tok! Tok! Brug!

"Cho Jungsoo! Di mana anak sialan itu! Berikan dia padaku! Berhenti melindunginya! CHO JUNGSOO!"

Jungsoo tidak bergeming meski pintunya terus didobrak dari luar. Dia hanya mendekap kepala Kyuhyun lebih erat dan menaikkan volume pada headphone yang dipakai Kyuhyun. Lalu kembali beralih mengelus surai halus adiknya itu.

"Tidurlah saeng. Ini hanya mimpi buruk. Semua baik-baik saja…" bisiknya.

"Semua baik-baik saja…"

.

Jungsoo hanya tidak tahu, ipod yang terhubung dengan headphonennya sudah kehabisan daya 13 detik setelah dia menyumbat telinga Kyuhyun. Dia juga tidak tahu, hazel kosong dalam pelukannya kembali meneteskan luka…

.

.

.

.

"Kita semua tahu, Kyuhyun sudah lemah sejak lahir. Tekanan darahnya selalu lemah dan dia kehilangan banyak darah. Aku tidak tahu apa ada ayah sekejam itu."

"Kudengar banyak pecahan kaca yang menusuk tubuhnya. Juga fraktur."

"Kasihan. Dia pasti akan shock nanti. Aku khawatir dengan jantungnya. Aku takut dia akan kembali MI*."

"Karena itu uisa Jung akan menahannya di rumah sakit. Dia juga memanggil psikolog."

"Kuharap dia segera bangun."

"Dia akan mencari kakaknya. Dia akan tahu. Kyuhyunie sudah banyak terluka."

Para ganosha itu hanya bisa terus berdoa, berharap dan berusaha percaya. Kyuhyun sudah seperti bagian dari rumah sakit ini sejak lahir. Mereka sudah sangat sayang pada bocah menggemaskan itu. Yang sekarang terbaring di balik kaca. Tanpa seorang pun yang mendampingi. Kyuhyun terlalu kecil, terlalu bersih untuk dilukai sekejam itu. Mereka tidak tahu sampai batas mana bocah manis itu masih bisa terus tersenyum dalam luka.

Kecuali jika dia memang seorang malaikat yang kehilangan sayap.

.

.

.

.

"Biarkan dia di luar! Aku kecewa padanya."

"Hyung, ini sudah musim dingin. Aku tidak mau ada upacara pemakaman."

"Aku tidak merendamnya di kolam."

"Anak sialan itu bahkan demam hanya karena berjalan di malam hari. Kupikir kau ingat."

.

.

.

.

"Kyuhyun menghilang!"

"Apa peduliku?"

"Temi Tuhan! Dia adikmu, Kibum!"

"Hyung? Kenapa kau membenciku? Kenapa kalian membenciku?"

"Karena kau adalah kau. Karena kelahiranmu. Karena kehadiranmu."

"Lalu apa yang bisa kulakukan? Tolong maafkan aku."

"Tidak ada. Kecuali jika kau mati."

"Apa hanya itu?"

.

Hanya tentang harapan sederhana pada setiap kuncup marigold di musim semi. Tentang bekunya hati dalam pelukan keping-keping salju di musim dingin. Tentang mimpi-mimpi kehangatan yang berbisik pada senafas angin musim panas. Dan tentang akhir sebuah perjuangan daun momiji rapuh di musim gugur. Yang berdiri di akhir penantian. Tentang yang meninggalkan dan ditinggalkan…

.

Kecuali jika aku mati ya?

.

.

.

TBC

MI : Miokard Infark = Serangan jantung

Just prolog. Hanya lanjut kalo ada yang suka. Ini pure family brothership. Suweer .-.V

Ini murni dari otak 2 GB Lyra. Mohon maaf kalo ada kesamaan ato menyinggung, Lyra ga mencoba plagiat, terinspirasi mungkin bisa XD.

Oke, silakan bakar Lyra. Udah lama ilang, sekalinya muncul malah bawa ff baru -_-". Mianhe. Jadi gini, sekarang kan lagi musim lomba. Kebetulan ada beberapa lomba yang Lyra ikuti, dan salah satunya butuh waktu ekstra. Lyra bahkan harus rela ga masuk kelas Cuma buat belajar ampe tengah malam. Jadi, ff terlantar, huweee…

Ini aja ngetiknya sembunyi-sembunyi. Lusa Lyra dikarantina jadi yaaaah… tolong maafkan dan doakan Lyra si pendosa ini.

Terakhir, buat reader The One, Lyra mau nanya. Kibum itu cocoknya jadi Seme apa Uke ya? Kalo Uke, dia bakal jadi saingan Kyu. Sedang kalo Seme, dia bakal manly abis and suka bully Kyu plus protektif. Tolong saran ya. Gumawoo…#BOW

.

At last, Review pliis?

Wajib looh… Yang ga review dosa XD

Lyra