Naruto © Masashi Kishimoto

Rated T

Pairing :NaruHina

Genre :Humor, Romance

Warning : AU, Typo, OOC, dan teman-teman lainnya, semoga bisa dimengerti.

OoOoOoOoOoOoO


Chapter 3 : Belajar sama-sama


Perkiraannya seratus persen benar. Tidak meleset dan sangat tepat. Gabungan antara belajar kelompok, Sasuke, Naruto di tambah dia ternyata menghasilkan sepasang laki-laki yang tengah asyik tertawa di kamar tidur, dan dirinya yang hanya jadi pemeran tambahan di sini alias nyamuk pengganggu alias Setan cantik yang numpang nyempil di tengah-tengah mereka.

Ingin Hinata berkata kasar-

"Kau sudah mengerti sekarang kan, Dobe?"

"Woho! Kau memang jenius Teme! Kalau begitu kau sekalian saja buatkan bagianku ini, oke?!"

"Dalam mimpimu!"

"Ahaha!"

Yah, yah, dia di cuekin. Please-lah Hinata masih ada di ruangan ini! Duduk menghadap kedua pemuda itu! Dia cukup pintar kok, Naruto kan bisa menanyakan soal yang super sulit itu padanya! Kenapa harus Sasuke?!

Itu lagi, pakai acara panggil nama sayang segala! Biar termasuk mengumpat juga tapi Hinata malah menganggap hal itu romantis.

Sejak pukul sepuluh pagi Hinata dan Naruto datang ke rumah Sasuke yang tergolong cukup ah sangat besar maksudnya. Beda sekali dengan rumah mereka berdua, datang-datang mereka sudah di sambut beberapa maid penuh senyum yang mengisyaratkan keduanya untuk langsung ke kamar Sasuke.

Lebar kamar yang menyerupai ruangan VIP hotel berkelas sedikit membuat Hinata ternganga cantik, beda lagi dengan Naruto pemuda itu Nampak biasa saja masuk ke kamar Sasuke. Seolah sang Uzumaki sudah sering datang ke sini.

Mencurigakan-

Fix dua jam Hinata di cuekin, kedua pemuda itu asik sendiri, membiarkannya mengerjakan tugas kelompok bagiannya, tawa keras Naruto yang dominan dan ejekan yang keluar dari bibir sang Uchiha membuat kepala Hinata mendidih.

Yawla, dia kesal minta ampun!

Tidak tahan lagi, gadis itu beranjak dari posisinya. Berdiri dengan cepat dan memandang cemberut kedua makhluk tidak peka di depannya.

"Aku mau ke toilet!" berujar kesal, berharap Naruto peduli.

Eh ternyata-

"Oke, hati-hati awas tersesat~" pemuda pirang itu kini malah asyik dengan tugas kelompok bagiannya, seolah semangatnya terpompa gara-gara Sasuke mengajarinya tadi.

Shit! Kenapa Hinata mendadak kesal seperti ini?! Dengan bibir mengerucut, gadis itu reflek mengambil bantal sofa kecil tak jauh darinya, dan tanpa babibu langsung melemparkan benda itu ke arah Naruto.

Membuat pemuda yang sedang menulis itu mengaduh dan mendongakkan wajah menatapnya.
"Kau ini kenapa Hinata?!" berujar bingung.

Hinata mendengus, "Tidak sengaja, sudah aku mau keluar!" tidak ada kata maaf, Hinata langsung keluar dari kamar Sasuke. Ya sudah kalau tidak mau di ganggu lebih baik dia keluar saja dari kamar itu! Biar saja mereka berdua! Biar bisa ciuman terus anu-anuan sampai punya anak sekalian!

Otaknya mendadak geser ke samping-

.

.

.

.

.

.

"Tahu begini lebih baik aku kerjakan tugas kelompoknya sendiri, biar saja mereka berdua. Dasar teman tidak peka! Enak-enakan ketawa di saat sahabatnya sendiri tidak di ajak bicara! Awas saja kau rubah kuning, aku tidak akan mengijinkan kau menginap lagi di kamarku!" mendumel terus-terusan. Hinata bukannya ke toilet, dia malah melenggang ke arah taman. Setelah bertanya di mana tempat itu berada pada maid, akhirnya dia bisa menenangkan diri di sini.

Duduk di sebuah kursi ayunan kayu yang cukup besar. Mengangkat kedua kaki dan menekuknya, memeluk lututnya kuat. Pandangan Lavender itu menatap ke arah rimbun tanaman penuh bunga di depannya.

Indah sih indah, tapi dia sedang galau sekarang jadi bunga itu tidak akan memperbaiki moodnya.

Sejak beberapa hari lalu, Hinata terus saja berpikir aneh. Perasaan tidak rela mulai menjalari hatinya. Dia bingung sendiri, padahal dulu dia biasa-biasa saja jika berada di dekat Naruto, dan sekarang-

Perasaan aneh itu perlahan menghantuinya. Hinata lama-lama sedikit tidak rela saat Sasuke menyentuh Naruto atau kebalikannya. Pasca Naruto merangkul Sasuke di café beberapa hari lalu membuat perasaannya kesal lagi.

Rangkul-rangkulan, saling ketawa, saling lempar ejekan, terus..terus tadi mereka bahkan tidak menganggapnya ada.

Ya, mau bagaimana lagi. Dari awal Hinata bersahabat dengan Naruto di antara mereka berdua pasti salah satunya akan merasakan sesuatu entah itu perasaan senang, sedih atau rasa lain yang sedikit menjurus ke arah suka, dan di lihat dari orientasi Naruto yang menyimpang, sekarang malah Hinata yang kena batunya.

Salahnya dia juga yang ingin tetap bertahan menjadi sahabat Naruto di saat dirinya tahu kalau Naruto tidak akan pernah tertarik dengan yang namanya perempuan. Hinata ingin menganggap Naruto itu seperti sahabatnya yang lain, Sakura, Ino atau Tenten, dimana dia bisa bebas bersama pemuda itu tanpa ada perasaan lebih.

Tapi bagaimana dong sekarang?!

"Ugh, Rubah pirang bodoh." Kesal, sekaligus nyeri di bagian dada saat pemuda pirang itu mencuekinya selama dua jam. Naruto yang lebih focus pada Sasuke, di bandingkan dirinya. Hinata langsung menundukkan wajahnya, menyembunyikan raut kesalnya di antara lututnya yang tertekuk.

Mengumpati Naruto berkali-kali-

Ah rasanya dia ingin menangis. Siapa sangka kalau efek pemuda itu mencuekinya bisa sebesar ini. Hinata kira dia hanya akan sekedar kesal lalu berpikir masa bodoh.

"Kalau begini aku tidak mau berkelompok denganmu," sifat keras kepalanya melunak, berganti dengan suara lemah.

"Berduaan saja di sana, kalian pasti tidak peduli aku kembali lagi atau tidak,"

"Bodoh, Rubah pirang, kucing jahil, rambut durian jelek, kulit hangus, orang aneh!"

.

.

.

.

.

.

.

Oke dia sudah puas mengejek Naruto tadi. Setelah pikirannya kembali normal, dengan perasaan sedikit lega Hinata kembali ke kamar Sasuke. Setidaknya dia harus menyelesaikan tugas kelompoknya lalu pulang tanpa beban.

Peduli setan dengan Naruto! Pokoknya dia tidak peduli! Mau mereka ketawa persis orang gila, gegulingan di lantai, pukul-pukulan, ejek-ejekan pakai bahasa alien juga dia tidak peduli!

Kembali dengan langkah berani nan gagah,

Tangannya bergerak membuka kenop pintu, dengan gerak slowmotion membuka pintu berwarna coklat itu-

Kedua manic Lavender itu langsung di sambut dengan pemandangan dua pemuda yang saling tindih.

ASTAGA! COBAAN APA LAGI INI!

Sasuke menindih tubuh Naruto, kedua pemuda itu saling pandang dan tepat saat pintu terbuka mereka reflek menoleh ke arah Hinata.

"Uwaa Sadako!" Naruto langsung mendorong tubuh Sasuke, kedua pemuda itu langsung terlihat kelabakan.

Tenang, tenang, Hinata harus tenang!

"Kalian mesra-mesraannya nanti saja kalau aku sudah pulang," mengeluarkan suara datarnya, gadis itu dengan wajah flat segera duduk ke tempatnya. Mengindahkan perkataan Naruto dan Sasuke yang bilang kalau itu hanya salah paham.

Hmmm!

Hinata hanya diam sepanjang waktu kerja kelompok-

.

.

.

.

.

.

.

"Aku pulang sekarang." Berhasil menyelesaikan tugas bagiannya. Hinata menyerahkan flashdisknya pada Sasuke. "Data tugasku ada di sana, nanti kau kan yang buat PPT nya, besok Naruto yang bawa laptop. Aku yang jadi moderatornya, sudah selesai kan?" mengambil tasnya.

"Sadako! Aku belum selesai, tunggu sebentar ya. Sedikit lagi selesai."

Hinata tidak peduli dengan ucapan Naruto, "Aku pulang sendiri saja. Nanti Sasuke yang mengantarmu pulang, Tuan Uke!"

"Hah?! Tuan Uke apaan?!"

Setelah berteman dengan Naruto bertahun-tahun Hinata sudah tahu tentang sebutan-sebutan terlarang itu, setelah di cekoki bermacam-macam ilmu dari Sakura dan Ino yang ternyata suka dengan hal-hal berbau Humu.

"Sadako!"

Blam!

Menutup pintu dengan keras, Hinata melangkahkan kakinya menuruni tangga dengan cepat. Berlari keluar dari kediaman besar itu.

Ketenangan yang ia keluarkan di kamar Sasuke tadi langsung pecah.

Mengabaikan semua hal, dirinya berlari kencang.

Kenapa kejadiannya jadi serius seperti ini?! Dia kira ini hanya fanfic HUMOR dengan bumbu ROMANCE! Tidak ada kamus sedih-sedihan, atau galau untuk Hinata. Tidak ada dalam skenarionya!

Terus-

Terus kenapa-

Kenapa Hinata malah nangis?!

Hiatus setahun kayaknya buat authornya ini jadi agak lupa sama jalan ceritanya sendiri! Kan sekarang Hinata yang kena batunya!

LAGI!

Complete?


A/N :


Aku Balik bentar ke sini :D Mumpung lagi semangat buat lanjut Fanfic ringan. Maaf lama menunggu ya :D