Gay or Straight?

.

.

.

Main Pair: Park Chanyeol x Byun Baekhyun

Length: One Shot

Rate: T

Genre: Romance, Fluffy(?)

Disclaimer: All the casts aren't mine but the story's originally mine.

Warning: BoyxBoy, Shou-ai, OOC, typo(s)

.

.

Park Chanyeol dan Byun Baekhyun adalah sahabat sejak kecil. Mereka memiliki banyak sekali perbedaan salah satunya adalah; Chanyeol seorang biseksual sedangkan Baekhyun tidak mengetahui orientasi seksualnya dan Chanyeol berniat untuk membantu Baekhyun mengetahui orientasi seksualnya. Bagaimana caranya?

.

.

HAPPY READING

.

.

.

Jari-jari lentik milik seorang pemuda mungil dan manis itu bergerak dengan cepat untuk membuat goresan-goresan di sebuah buku sketsa miliknya. Keningnya mengernyit ketika mendengar penjelasan yang diberikan oleh salah seorang pegawai yang saat ini duduk dihadapannya. Tapi, setelah itu pria itu menganggukan kepalanya dan mendongakan kepalanya lalu menatap ke arah pegawainya.

"Baiklah kalau begitu–"

Ucapan pemuda mungil itu terhenti ketika pintu ruangannya dibuka oleh seseorang secara tiba-tiba tanpa mengetuk terlebih dulu. Pemuda mungil itu melirik sekilas sebelum akhirnya dia kembali memusatkan perhatiannya pada pegawainya dan mengacuhkan sosok tinggi yang saat ini berdiri dihadapannya.

"YA! Byun Baekhyun!"

Pemuda mungil yang dipanggil Baekhyun itu hanya diam lalu menghela napasnya sebentar.

"Aku akan melihat contoh bahan yang kau rekomendasikan itu. Besok semuanya harus ada di atas mejaku, oke?"

"Baik bos. Apa ada lagi?"

"Ya, tolong bawakan aku latte dan cappucino"

Sosok tadi tersenyum lalu mengangguk dan berjalan pergi dari ruangan milik Baekhyun. Kini ruangan itu hanya terisi oleh Baekhyun dan sosok yang masuk ke sana secara tiba-tiba. Baekhyun melepaskan kacamata dengan frame coklat kesayangannya lalu menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya. Pandangan hazelnya menatap sosok tinggi yang masih berdiri di depannya dan menatap tajam ke arahnya.

"Jadi, ada masalah apa kau sehingga datang ke sini Park Chanyeol?"

Sosok tinggi bernama Chanyeol tadi mendengus lalu mendudukan dirinya di kursi yang ada di sana. Pandangannya masih menatap tajam ke arah Baekhyun yang hanya menatapnya santai. Sama sekali tidak terintimidasi oleh tatapan tajam yang diberikan oleh Chanyeol.

"Apa kalau aku datang ke sini tandanya aku sedang memiliki masalah?" tanya Chanyeol.

Baekhyun menganggukan kepalanya santai. Apalagi yang dilakukan sosok sahabatnya itu di ruangannya pada saat jam kerja begini kalau pria itu tidak memiliki masalah?

"Ya! Baekhyunnie aku tidak seburuk itu!"

Baekhyun mengangkat kedua bahunya santai sedangkan Chanyeol hanya berdecak melihat tingkah sahabatnya itu. Ketika Chanyeol ingin bersuara sebuah ketukan terdengar dan Baekhyun menyuruh sosok itu untuk masuk. Seorang pemuda berjalan masuk lalu meletakan secangkir latte dan cappucino di atas meja kerja Baekhyun lalu setelahnya pemuda itu berjalan keluar ruangan.

"Jadi, Chanyeol? Tidak mungkin kan seorang CEO sepertimu datang ke butik-ku kalau kau tidak memiliki urusan apapun denganku?" tanya Baekhyun setelah menyesap lattenya.

"Aku punya urusan denganmu. Tapi, aku ke sini bukan untuk menceritakan masalahku. Lagipula aku tidak memiliki masalah apapun!"

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya tapi setelahnya dia hanya diam saja menunggu sahabat tingginya itu menyampaikan urusan yang dikatakan olehnya itu. Padahal seingat Baekhyun mereka tidak memiliki urusan apapun.

"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"

"Mengatakan apa?"

"Kalau kau sudah kembali dari Milan!"

"Apa itu penting?" tanya Baekhyun dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Astaga! Tentu saja Baek! Kau berada di Milan selama dua minggu dan kau tidak mengatakan kalau kau sudah kembali dari Milan tadi pagi!"

"Memangnya kalau aku mengatakannya padamu kau mau apa?"

"Aku sahabatmu! Tentu saja aku harus mengetahuinya karena aku khawatir denganmu!"

Baekhyun hanya mengangguk-anggukan kepalanya santai dan menyesap lagi lattenya. Sedangkan Chanyeol mengacak rambut hitamnya karena kesal dengan tingkah sahabatnya yang sangat cuek itu. Padahal kalau Chanyeol akan melakukan perjalanan bisnis keluar kota, Chanyeol akan mengatakannya pada Baekhyun tapi kenapa Baekhyun sama sekali tidak pernah mengatakan apapun pada Chanyeol? Dua minggu lalu saja, Chanyeol tau kalau Baekhyun pergi ke Milan dari asistennya Baekhyun – Minseok – dan Chanyeol tau kalau Baekhyun sudah pulang dari Milan dari kekasih sahabatnya yang lain yang juga menjadi sekertarisnya di kantor.

"Kenapa kau mengatakan pada Luhan sedangkan padaku tidak?"

"Aku memiliki urusan dengan Luhan nanti malam. Lagipula aku memberitaunya untuk menkonfirmasi pertemuan kami nanti malam"

"Kenapa kau mau bertemu dengan Luhan malam-malam? Memangnya kau punya urusan apa dengannya?" tanya Chanyeol dengan mata memincing.

Baekhyun memutar bola matanya malas ketika melihat tingkah sahabatnya itu. "Jangan berlebihan. Kami hanya akan membahas masalah pekerjaan saja"

"Tapi Baek, setidaknya kau kabari aku kalau kau memang berniat untuk pergi keluar kota atau keluar negeri"

"Ya, aku akan melakukannya lain kali"

Chanyeol mendesah lelah. Beberapa bulan lalu, Baekhyun pergi ke Singapura untuk mengurus salah satu cabang butiknya yang ada disana selama tiga minggu dan pria itu tidak mengabari Chanyeol sama sekali sehingga Chanyeol marah padanya dan Baekhyun mengatakan kalau dia akan pergi keluar kota atau keluar negeri lagi maka dia akan mengabari Chanyeol, tapi mana buktinya? Dua minggu lalu saja pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun.

"Jadi, kau kemari benar-benar tidak memiliki masalah?" tanya Baekhyun lagi.

Dan Chanyeol hanya mendengus lalu menyesap cappucinonya.

.

.

Byun Baekhyun dan Park Chanyeol. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil bahkan rumah mereka juga bersebelahan yang membuat kedua orang ini sangat dekat. Mereka selalu berada di satu sekolah yang sama dan sesekali keduanya akan berada di kelas yang sama dan kalau mereka sudah satu kelas maka otomatis mereka juga akan duduk bersebelahan. Saking dekatnya, mereka bahkan sudah menganggap kedua orang tua masing-masing seperti orang tua mereka sendiri. Meskipun begitu, mereka memiliki sifat yang berbeda seratus delapan puluh derajat. Kalau Baekhyun adalah sosok yang pendiam maka Chanyeol adalah sosok yang cerewet, kalau Baekhyun adalah sosok yang mudah diatur maka Chanyeol adalah sosok yang sulit diatur, kalau Baekhyun adalah sosok yang rajin maka Chanyeol adalah sosok yang malas, kalau Baekhyun adalah sosok yang cuek dengan sekitarnya maka Chanyeol adalah sosok yang peduli dengan sekitarnya. Meskipun begitu, keduanya sama sekali tidak masalah dengan sifat masing-masing yang berbeda itu. Tapi, ada sebuah perbedaan yang membuat Baekhyun kadang jengkel dengan Chanyeol.

Park Chanyeol adalah seorang playboy.

Sejak dulu Chanyeol suka sekali memainkan hati wanita ataupun pria manis – Chanyeol adalah biseksual – dan sebenarnya Baekhyun sama sekali tidak masalah kalau Chanyeol menceritakan masalahnya dengan kekasih-kekasih nya, yang menjadi masalah adalah kalau mantan-mantannya Chanyeol menghubunginya agar bisa membantu mereka kembali pada Chanyeol bahkan ada beberapa diantara mereka yang menyalahkan Baekhyun kalau Baekhyun-lah penyebab kandasnya hubungan mereka padahal Baekhyun tidak pernah melakukan apapun.

Sebenarnya Chanyeol berubah menjadi brengsek sejak dia duduk di bangku kuliah. Saat itu Baekhyun memutuskan untuk kuliah di sekolah mode di Paris sedangkan Chanyeol mengambil jurusan bisnis dan kuliah di Korea. Chanyeol saat itu sempat protes dan meminta Baekhyun untuk kuliah saja di Seoul karena Chanyeol sama sekali tidak bisa berpisah terlalu lama dengan sahabat mungilnya itu tapi saat itu Baekhyun bilang kalau dia tidak akan lama di Paris dan Baekhyun akan menghubungi Chanyeol sesering mungkin. Pada awalnya, mereka memang lumayan sering berkomunikasi tapi karena Baekhyun memiliki banyak kesibukan Baekhyun jadi jarang menghubungi Chanyeol, selain itu perbedaan waktu juga menjadi salah satu penyebab sulitnya mereka untuk berkomunikasi. Sejak saat itu, Chanyeol bergaul dengan teman kuliahnya yang sama brengsek nya dengannya. Chanyeol sering pergi ke club malam, minum-minuman keras, dan menjalin hubungan main-main dengan pria dan wanita. Bahkan Chanyeol sering bolos kelas dan hal ini membuat ibunya sangat kesal dengan perubahan Chanyeol yang negatif.

Ibunya sempat mengancam kalau Chanyeol tidak akan boleh menghadiri acara wisuda Baekhyun kalau dia masih belum bisa merubah sikapnya, tapi Chanyeol pikir Baekhyun lulus nya masih lama dan dia akan berubah nanti pada saat akan menjelang semester akhir. Sayangnya, Chanyeol lupa bahwa Baekhyun adalah sosok yang rajin dan juga jenius. Sahabatnya itu lulus terlebih dulu dan dengan kejamnya ibu-nya tidak memberi tau bahwa Baekhyun sudah lulus kuliah. Alhasil Chanyeol merajuk karena tidak datang ke acara wisuda Baekhyun dan pria itu baru berhenti merajuk saat Baekhyun kembali ke Korea dan membujuknya.

"Padahal aku berniat untuk menetap di Paris selama satu tahun atau lebih untuk mengembangkan bisnis ku" ucap Baekhyun saat dia memasuki kamar Chanyeol untuk membujuk sahabat besarnya itu.

Oh ya, Baekhyun merintis usahanya dalam menjual pakaian dan sepatu hasil desainnya sendiri lewat online sejak dia masih dibangku kuliah. Setelah lulus, dia berencana untuk membuka sebuah butik di Paris tapi ketika mendengar bahwa sahabatnya merajuk karena tidak datang ke acara wisudanya Baekhyun pun memutuskan untuk pulang dan memulai usahanya di Seoul. Baekhyun yang saat itu kurang mengerti tentang bisnis pun bertanya kepada Chanyeol karena Chanyeol kuliah di jurusan bisnis tapi Chanyeol yang selalu bolos kelas kebingungan karena dia sama sekali tidak mengetahui apapun. Sejak saat itu, Chanyeol pun rajin masuk kelas dan tidak membolos lagi walaupun kebiasaannya yang suka minum dan bermain hati dengan pria dan wanita tidak bisa dihentikan. Sampai sekarang.

"Baekhyunnie"

Baekhyun yang sedang membaca majalah fashion di ruang tengah, segera menolehkan kepalanya dan melihat Chanyeol yang berjalan dengan lesu ke arahnya. Pria tinggi itu mendudukan dirinya di sebelah Baekhyun lalu memeluk pinggang ramping Baekhyun dan menyandarkan kepalanya di bahu Baekhyun. Baekhyun yang bingung dengan tingkah sahabatnya hanya mengernyit dan menatap dengan bingung.

"Ada apa denganmu?"

"Ibuku Baek" rengek Chanyeol.

"Ada apa dengan Heechul eomma?"

"Dia menyuruhku untuk menikah" ucap Chanyeol.

"Ya sudah menikah saja sana" ucap Baekhyun datar.

Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap sahabatnya yang sangat cuek itu dengan tatapan datar. Dia disuruh menikah dan dengan santainya Baekhyun menyuruhnya menikah? Memangnya menikah itu sama seperti memilih baju? Chanyeol mendesah kesal lalu melepaskan pelukannya pada pinggang Baekhyun. Baekhyun yang tau kalau sahabatnya itu merajuk, menutup majalah yang sedang dibacanya dan meletakannya di atas meja lalu menarik kepala Chanyeol untuk bersandar lagi di bahunya.

"Baiklah, maafkan aku. Jadi, kenapa Heechul eomma memintamu untuk segera menikah?" tanya Baekhyun.

"Katanya agar aku tidak bermain-main lagi dalam menjalin hubungan"

Baekhyun menganggukan kepalanya mengerti. "Kurasa kau memang harus menikah Yeol"

"Ya! Byun Baekhyun!"

Chanyeol kembali mendesah kesal. Padahal tadi dia sudah senang karena Baekhyun memanjakannya tapi kenapa Baekhyun yang cuek dan menyebalkan kembali?

"Lalu apa masalahnya? Bukannya kau punya banyak kekasih?"

"Mereka hanya kekasihku bukan berarti calon pendamping hidupku Baek"

Baekhyun mengangkat bahunya tidak peduli. Apa bedanya pikir Baekhyun.

"Lagipula sudah hampir satu bulan ini aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun" ucap Chanyeol.

Baekhyun yang mendengarnya segera menolehkan kepalanya dengan cepat. Pria itu lalu menangkup wajah Chanyeol dengan kedua tangannya dan matanya memincing tajam.

"Ada apa Baek?"

Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, Baekhyun malah mendekatkan keningnya dan kening Chanyeol yang entah kenapa malah membuat pria tinggi itu agak salah tingkah. Setelah kening mereka menempel selama beberapa saat, Baekhyun menjauhkan lagi wajah keduanya.

"Ada apa denganmu Yeol? Suhu tubuhmu normal-normal saja"

'Jadi, dia mengecek suhu tubuhku'

"Ya! Aish kau pikir aku sakit hah?!" seru Chanyeol kesal sambil mencubit pipi Baekhyun.

Baekhyun mengerucutkan bibirnya dengan imut lalu mengusap pipi yang tadi di cubit Chanyeol. Melihat wajah Baekhyun yang sangat jarang dia tunjukan itu membuat Chanyeol malah semakin gemas dengan Baekhyun.

"Habisnya kan tumben sekali kau tidak menjalin hubungan dengan siapapun selama satu bulan. Biasanya kau tidak tahan kalau tidak punya kekasih" ucap Baekhyun masih dengan bibirnya yang mengerucut itu.

"Entahlah aku hanya malas saja" ucap Chanyeol sambil mengangkat bahunya.

"Tunggu. Kenapa kita jadi membahas ini? Seharusnya kan kita mencari cara agar eomma tidak menyuruhku menikah lagi"

Mereka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya Chanyeol menolehkan kepalanya ke arah Baekhyun. Baekhyun yang merasa kalau Chanyeol sudah mendapatkan solusi juga ikut menatap Chanyeol.

"Baek, kita kan seumuran tapi kenapa eomma hanya menyuruhku untuk menikah? Kenapa kau juga tidak disuruh untuk menikah?"

Baekhyun mendesah malas. Dia pikir Chanyeol sudah menemukan solusi eh ternyata dia malah menanyakan hal yang Baekhyun yakin Chanyeol juga mengetahui jawabannya.

"Pertama, aku bukanlah seorang playboy yang suka memainkan hati seseorang sepertimu. Kedua, aku bahkan tidak tau orientasi seksual-ku jadi bagaimana aku bisa menikah?" ucap Baekhyun.

Chanyeol menepuk dahinya lalu meringis. Ya, ini juga salah satu perbedaan antara Baekhyun dan Chanyeol. Kalau Chanyeol adalah biseksual maka Baekhyun tidak tau orientasi seksualnya karena dia bilang dia sama sekali tidak pernah tertarik dengan siapapun. Kalaupun tertarik, Baekhyun hanya merasa kagum saja tidak lebih.

"Bagaimana kalau kita mencari tau saja orientasi seksualmu itu Baek?"

"Untuk apa? Nanti juga aku tau sendiri"

Chanyeol berdecak. "Aku tidak mau menikah kalau kau juga tidak menikah. Aku ingin kita menikah pada tanggal yang sama! Kalau bisa tempatnya juga sama saja!"

Baekhyun memutar bola matanya malas ketika mendengar ucapan Chanyeol yang menurutnya sangat konyol itu.

"Ayolah Baek! Kita selalu melakukan segala hal bersama-sama dan aku ingin kita juga menikah bersama-sama. Tapi, kita harus mengetahui orientasi seksual-mu dulu. Aku akan membantumu, bagaimana?" ucap Chanyeol semangat.

"Bagaimana caranya?" tanya Baekhyun dengan kening mengernyit.

"Jadilah kekasihku!" ucap Chanyeol dengan tegas.

Baekhyun semakin mengernyitkan keningnya sebelum akhirnya dia menggelengkan kepalanya lalu menyentil dahi Chanyeol dengan keras. Apa-apaan idenya itu? Apa tidak ada yang lebih buruk lagi?

"Jangan konyol. Itu adalah hal yang tidak mungkin kulakukan"

"Kenapa tidak?"

"Aku memiliki alasan untuk tidak melakukan hal itu"

"Sebutkan alasanmu!"

Mata sipit Baekhyun memincing. "Kau yakin?"

Chanyeol mengangguk dengan tegas.

"Pertama, aku tidak tertarik denganmu. Kedua, aku dan kau hanyalah sahabat. Ketiga, kalau aku memang seorang gay aku tidak akan mungkin menjadi kekasihmu. Keempat, kau itu genit. Kelima, kau–"

"Ya! Ya! Cukup Baek! Astaga kenapa banyak sekali?!"

Baekhyun hanya diam sambil menatap datar ke arah Chanyeol. Chanyeol yang ditatap begitu hanya menghela napasnya.

"Ayolah ini hanya untuk mengetahui apakah orientasi seksual-mu. Lagipula kalau kau gay kau pasti tidak akan jijik dengan-ku dan kalau kau straight kau pasti akan langsung merasa risih dengan sikap-sikap ku"

"Dengarkan hal ini Park Chanyeol. Kita sudah berteman sejak kita duduk di bangku sekolah dasar dan bagaimana mungkin aku akan jijik dengan sikap-sikap mu kalau aku sudah terbiasa dengan sikap-sikapmu? Aku bahkan merasa biasa saja saat kau melakukan skinship dengan-ku"

Chanyeol terdiam. Benar juga apa yang dikatakan oleh Baekhyun. Chanyeol itu sejak dulu sangat manja kepada Baekhyun dan sikapnya semakin manja ketika pria itu kembali dari Paris. Tapi, Chanyeol tidak akan rela kalau Baekhyun mengetes orientasi seksual-nya dengan orang lain.

"Ayolah Baek! Ya? Ya? Ya? Kalau kau mau menjadi kekasihku aku tidak akan genit dengan yang lain dan aku bersumpah bahwa aku akan setia padamu" rengek Chanyeol.

Baekhyun menghela napasnya pasrah. Menurutnya, untuk apa Chanyeol bertanya apakah Baekhyun ingin menjadi kekasihnya atau tidak kalau pada akhirnya Baekhyun dipaksa menjadi kekasihnya?

"Terserah kau saja"

.

.

Baekhyun menyesap lattenya sebelum akhirnya dia menunjukan beberapa desain baju pengantin pada kliennya yang kini sedang menatap antusias pada desain Baekhyun.

"Aku suka yang ini. Bagaimana menurutmu?" tanya wanita itu.

"Menurut saya, Anda akan cocok dengan pakaian yang Anda pilih itu. Pakaiannya tidak terlalu terbuka dan juga tidak terlalu glamour seperti yang Anda minta" ucap Baekhyun.

Wanita itu menganggukan kepalanya setuju. "Kalau begitu aku pilih yang ini"

"Baiklah kalau begitu. Besok Anda bisa datang ke butik saya yang berada di Gangnam dan Anda bisa langsung bertemu dengan saya atau dengan asisten saya – Minseok – untuk mengukur tubuh Anda"

Wanita tadi mengangguk. "Baiklah. Sebelum ke sana aku akan menghubungimu terlebih dahulu"

PLAK

Kedua orang yang sedang berdiskusi itu segera menolehkan kepala mereka ketika mendengar suara tamparan yang keras. Mereka melihat seorang wanita tinggi sedang berdiri dan menampar pria yang sedang duduk dihadapannya itu. Bukan hanya mereka saja, tapi beberapa pengunjung yang lain juga melihat adegan drama itu. Baekhyun masih menatap ke arah mereka sebelum akhirnya dia kembali memusatkan perhatiannya pada kliennya yang berbicara dengannya.

"Baekhyun-ssi, maaf tapi aku harus pergi lebih dulu karena harus mengurus masalah undangan"

"Ya tentu, tidak masalah Jihyun-ssi"

Wanita bernama Jihyun tadi tersenyum sebelum akhirnya dia melangkahkan kakinya keluar dari cafe itu. Baekhyun yang melihat Jihyun sudah keluar cafe segera membereskan desain-desainnya dan kembali menatap ke arah tadi dan mendengus.

"Si bodoh itu tidak bisa apa kalau tidak membuat masalah sedikit saja" gumam Baekhyun.

Baekhyun melangkahkan kakinya ke arah meja milik pasangan yang tadi bertengkar dan kini hanya tersisa sang pria saja. Entah kemana sang wanita tinggi tadi mungkin saja dia sudah pergi setelah menampar pipi pria ini. Baekhyun mendudukan dirinya di depan pria itu membuat pria yang menunduk tadi segera mendongak dan menatap Baekhyun dengan pandangan berbinar.

"Bagaimana rasanya ditampar didepan umum, Park?"

Pria tadi terkejut ketika mendengar ucapan Baekhyun sebelum akhirnya dia hanya mendengus dan mengusap pipinya yang masih berwarna merah. Bagaimana Baekhyun bisa tau? Apa dia sudah berada disini sejak tadi?

"Bagaimana kau bisa berada di sini Baek? Ini bahkan sudah lewat jam makan siang"

"Aku baru saja bertemu dengan seorang klien. Kau sendiri apa yang kau lakukan disini? Berpacaran dengan kekasihmu di jam kantor begini?" tanya Baekhyun sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak berpacaran! Lagipula kau kekasihku!" protes Chanyeol.

Baekhyun diam dan tidak berkomentar apapun tapi Chanyeol tau kalau Baekhyun saat ini sedang menunggu penjelasan mengapa Chanyeol bisa berada disini. Ditampar pula. Chanyeol menghela napasnya.

"Dia bilang dia ingin bertemu denganku untuk yang terakhir kalinya dan aku menyetujui hal itu karena kupikir toh hanya pertemuan biasa. Tapi, dia malah berkata dia ingin kembali denganku dan tentu saja aku menolaknya karena aku sudah berpacaran denganmu tapi dia terus memaksa dan mengatakan bahwa dia tidak masalah kalau menjadi yang kedua dan aku tentu saja menolaknya" jelas Chanyeol.

"Apa dia menamparmu hanya karena kau menolaknya?"

"Setelah aku menolaknya dia malah bilang kenapa dia tidak bisa menjadi yang kedua padahal ketika aku berpacaran dengannya aku memiliki kekasih yang lain selain dirinya setelah itu dia berdiri dan menamparku lalu pergi begitu saja"

Baekhyun menganggukan kepalanya. Tapi, dia sama sekali tidak bisa mengingat siapa orang yang menampar Chanyeol tadi karena selain membelakanginya wanita yang diselingkuhi oleh Chanyeol itu banyak. Jadi, Baekhyun sama sekali tidak bisa mengingat seluruhnya sekalipun dia jenius.

"Apa pipimu masih terasa sakit?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya seperti anak kecil membuat Baekhyun tertawa kecil. Terkadang Chanyeol sering membuat Baekhyun gemas dengan tingkahnya itu.

"Kalau begitu sebaiknya kau segera kembali ke kantor Tuan Park. Aku yakin Sehun pasti sedang kewalahan sekarang"

"Aku tidak mau kembali ke kantor kalau kau tidak ikut" rengek Chanyeol.

"Jangan konyol. Aku juga harus bekerja"

"Kau bisa menggambar desain-desain itu diruanganku Baek. Ayolah"

Baekhyun kembali menghela napasnya sebelum akhirnya dia mengangguk dan Chanyeol tersenyum lebar.

.

.

Baekhyun dan Chanyeol melangkahkan kaki mereka memasuki kantor milik keluarga Park sambil bergandengan tangan. Sebenarnya Baekhyun sudah menolaknya tapi Chanyeol terus memaksa dan akhirnya dia mengalah. Beberapa karyawan tampak membungkukan badan mereka ketika keduanya lewat. Mereka sama sekali tidak terkejut ketika Chanyeol dan Baekhyun bergandengan tangan seperti itu karena mereka tau keduanya sudah bersahabat sejak kecil bahkan Chanyeol pernah merangkul pundak Baekhyun ketika Baekhyun berkunjung ke kantornya.

"Lama tak jumpa Baek" sapa Sehun ketika keduanya sudah berada di depan ruangan Chanyeol.

"Ya, kapan terakhir kali kita bertemu? Beberapa bulan lalu ya?" ucap Baekhyun sambil tersenyum.

Sehun menganggukan kepalanya sebelum akhirnya matanya memincing melihat Chanyeol dan Baekhyun yang bergandengan tangan. Yah, sebenarnya dia sudah biasa melihat skinship keduanya karena dulu mereka satu sekolah, tapi Sehun heran karena Baekhyun mau melakukan skinship di depan umum.

"Ngomong-ngomong, tumben kau datang ke kantor Baek. Biasanya Chanyeol yang pergi ke butikmu"

"Memangnya kenapa kalau dia datang ke kantor hah? Apa salah dia mengunjungi kekasihnya sendiri?" tanya Chanyeol.

Sehun yang mendengar ucapan Chanyeol menganga. Kekasih? Siapa kekasihnya Baekhyun?

Sebelum Sehun sempat bertanya apa-apa, Chanyeol malah mengatakan jangan masuk ke ruangannya kalau bukan untuk membahas hal penting dan setelahnya dia dan Baekhyun memasuki ruangan Chanyeol dan meninggalkan Sehun yang masih berdiri di depan pintu sambil menganga.

"Mereka berpacaran? Tidak mungkin" gumamnya.

.

Chanyeol meletakan dengan kasar dokumen yang sejak tadi dia baca. Mata bulatnya menatap ke arah Baekhyun yang kini duduk disofa yang mengarah kepadanya dan menatapnya dengan tajam. Sejak satu jam yang lalu mereka memasuki ruangan Chanyeol, Baekhyun hanya menatap Chanyeol dengan tajam dan diam saja ketika Chanyeol bertanya padanya.

"Baiklah Baek aku menyerah. Aku tidak bisa diacuhkan begini olehmu, katakan apa salahku?"

Baekhyun masih diam.

Chanyeol bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Baekhyun. Mata sipit Baekhyun mengikuti pergerakannya dan Chanyeol bisa menangkap bahwa mata itu kini agak bingung ketika Chanyeol berlutut di hadapan Baekhyun dan menggenggam kedua tangannya dengan lembut.

"Katakan padaku Baek. Apa kesalahanku?" tanya Chanyeol dengan lembut.

Baekhyun masih diam sebelum akhirnya dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak bisa menatap tajam ke arah Chanyeol yang bersikap lembut dan menatapnya lembut seperti itu. Baekhyun mendengus. Dasar penggoda ulung!

"Kenapa kau mengatakan hal seperti tadi?"

Chanyeol terdiam sebentar mencoba mencerna maksud perkataan Baekhyun sebelum akhirnya dia memahami bahwa maksud Baekhyun adalah perkataannya dengan Sehun tadi di depan pintu. Chanyeol tersenyum dan menatap Baekhyun.

"Memangnya kenapa? Toh kau memang kekasihku"

"Bukan begitu. Sehun pasti sangat terkejut sekali tadi lagipula kita berpacaran hanya untuk mengetahui orientasi seksual-ku saja"

Tatapan Chanyeol yang lembut kini berubah menjadi tajam ketika Baekhyun mengatakan bahwa mereka berpacaran hanya untuk mengetahui orientasi seksualnya saja.

"Jangan berkata begitu. Kalau kau memang pada akhirnya jatuh pada pesonaku aku akan menikahimu Baek. Aku tidak akan meninggalkanmu, kau tau kan aku sudah berjanji tidak akan genit pada siapapun dan juga bersumpah bahwa aku akan tetap setia? Aku benar-benar serius denganmu Byun Baekhyun" ucap Chanyeol dengan tegas.

Dan sadar atau tidak sebuah semburat berwarna merah muda muncul dipipi Baekhyun.

.

.

"Kau serius Park Chanyeol?" tanya Sehun.

Chanyeol mengangguk sebelum akhirnya dia menyesap cappucinonya. Satu jam yang lalu Baekhyun dijemput oleh Minseok karena mereka harus bertemu dengan klien lain dan ketika mengetahui kalau Baekhyun sudah pergi, Sehun langsung masuk ke ruangan Chanyeol dan menanyakan hal ini pada sahabatnya itu.

"Ck. Yang benar saja kau mengatakan bahwa kau ingin mengetahui orientasi seksual Baekhyun? Apa susahnya dengan menyatakan perasaanmu langsung padanya?"

"Tidak bisa. Aku tidak ingin hubunganku dengannya menjadi canggung kalau dia tau perasaanku yang sebenarnya padanya lagipula selama dia menjadi kekasihku aku akan membuatnya jatuh cinta padaku secara perlahan" ucap Chanyeol dengan yakin.

Sehun mendesah lelah. Sehun dan Chanyeol sudah saling kenal ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama saat itu Chanyeol yang sudah mengerti tentang cinta – Chanyeol puber dengan cepat – mengatakan pada Sehun bahwa Chanyeol menyukai Baekhyun dan Sehun bilang untuk menyatakan perasaannya itu pada Baekhyun saja, tapi Chanyeol menolak karena dia takut hubungannya dengan Baekhyun akan menjadi canggung.

Hal ini-lah yang menjadi alasan kenapa Chanyeol sangat manja kepada Baekhyun dan sangat protektif kepada sahabat mungilnya itu. Ketika tau Baekhyun sekolah diluar negeri saja, Chanyeol protes karena dia tidak ingin Baekhyun pergi jauh darinya tapi karena dia tau mimpi Baekhyun adalah menjadi desainer terkenal maka Chanyeol mengalah. Ketika Baekhyun pergi, Chanyeol memainkan hati wanita ataupun pria sebagai pelampiasan rasa rindunya pada Baekhyun. Dia bisa gila karena di pikirannya hanya ada Baekhyun saja, oleh karena itu Chanyeol menjalin hubungan dengan siapapun namun perasaan Chanyeol kepada Baekhyun sama sekali tidak berubah.

Chanyeol pikir dia akan kembali menjadi biasa saja ketika Baekhyun kembali dari Paris, tapi ternyata keinginan untuk memiliki sahabat mungilnya malah semakin besar, oleh karena itu kebiasaannya untuk menjalin hubungan dengan siapapun tidak pernah berubah sekalipun Baekhyun berkata bahwa dia jengkel dengan sikap Chanyeol yang satu itu. Tapi, sejak satu bulan lalu ketika Chanyeol diacuhkan oleh Baekhyun yang sibuk dengan pekerjaannya Chanyeol sama sekali tidak bisa menjalin hubungan dengan siapapun karena dipikirannya hanya ada Baekhyun, Baekhyun, dan Baekhyun.

Lalu beberapa hari lalu, eomma-nya menelpon dengan berkata pada Chanyeol untuk berhenti menjalin hubungan dengan siapapun dan menikah secepatnya. Chanyeol yang pusing lalu menceritakan masalahnya dengan Baekhyun dan malah mengeluarkan alasan-alasan konyol agar Baekhyun mau menjadi kekasihnya. Sekonyol apapun permintaannya, Chanyeol tau kalau Baekhyun pasti akan menurutinya dan Chanyeol berjanji akan membuat Baekhyun jatuh ke dalam pesonanya sehingga dia bisa memiliki Baekhyun selamanya.

"Bagaimana kalau Baekhyun ternyata straight?" tanya Sehun setelah mereka terdiam beberapa saat.

"Satu hal yang harus kau ketahui Oh Sehun. Tidak ada seorangpun yang bisa menolak pesonaku dan aku yakin kalau Byun Baekhyun akan jatuh ke dalam pelukanku"

Sehun berdecak. "Dasar pemaksa"

.

.

Baekhyun merapihkan rambutnya lalu menyemprotkan minyak wangi ke beberapa bagian tubuhnya. Mata sipitnya menatap penampilannya pada cermin sebentar sebelum akhirnya dia melangkahkan kakinya untuk turun ke lantai satu.

Ini adalah malam Minggu, lalu rencananya dia dan Chanyeol ingin menonton film istilah lainnya mereka ingin berkencan. Sudah sekitar dua minggu mereka menjalin hubungan dan bisa dibilang ini merupakan kencan pertama mereka walaupun selama dua minggu itu mereka terkadang selalu makan siang bersama kalau sempat.

TING TONG

Baekhyun melangkahkan kakinya ke arah pintu lalu membukanya dan melihat Chanyeol berdiri di hadapannya dengan senyuman manisnya. Baekhyun terdiam sambil meneliti penampilan Chanyeol. Pria tinggi itu mengenakan kemeja hitam polos sehingga tubuh atletisnya agak terbentuk dengan lengan yang digulung hingga siku, lalu dia juga mengenakan sebuah jeans hitam dan sepatu hitam.

"Apa kau berniat untuk menghadiri acara pemakaman?" komentar Baekhyun.

"Ya! Apa begitu caramu mengomentari penampilan kekasihmu?" protes Chanyeol.

Baekhyun memutar bola matanya malas sebelum akhirnya dia menutup pintu rumahnya lalu menguncinya. Ketika dia menolehkan kepalanya ke arah Chanyeol, pria itu kini berdiri dengan sebuket bunga tulip merah digenggamannya. Dimana dia tadi meletakan bunga itu?

"Untukmu, malaikatku" ucap Chanyeol lembut lalu membawa tangan Baekhyun ke bibirnya dan mengecupnya dengan lembut.

"Te-terima kasih Yeol" ucap Baekhyun dengan terbata. Dia benar-benar terkejut dengan tingkah Chanyeol yang sangat romantis ini.

Chanyeol tersenyum ketika dia menyadari sebuah semburat merah muda di pipi putih Baekhyun. Chanyeol lalu menggandeng tangan Baekhyun dan membuka pintu mobilnya lalu menyuruh pria mungil itu untuk masuk.

"Kau tidak perlu melakukan ini Yeol"

Chanyeol tersenyum lagi. "Ketika kau adalah sahabatku aku tidak perlu melakukan itu. Tapi Baek, kau kini adalah kekasihku dan aku harus memperlakukanmu dengan spesial"

.

.

"Ya ampun Byun Baekhyun!"

Baekhyun tersentak ketika mendengar asisten sekaligus sahabatnya itu berteriak dengan kencang. Mata sipitnya melihat bahwa Minseok saat ini sedang menatapnya dengan kesal. Uh, apa Baekhyun melamun ketika Minseok sedang menjelaskan sesuatu?

"Ya, kau melamun. Ada apa denganmu Baek? Sejak tadi kau tersenyum sambil menatap cincin– ASTAGA TUNGGU DULU! CINCIN?! KAU DAPAT CINCIN DARI SIAPA?!"

Baekhyun mendengus sambil mengusap telinganya yang terasa berdengung ketika mendengar teriakan Minseok. Apa Minseok tidak bisa berkata dengan pelan? Baekhyun kan tidak tuli!

"Aish iya iya aku akan mengatakannya padamu. Tapi, jangan berteriak lagi"

Minseok mengangguk semangat sebelum akhirnya dia memusatkan perhatiannya pada Baekhyun yang sedang bercerita, bahkan pria berpipi chubby itu lupa bahwa mereka saat ini sedang membahas masalah pekerjaan. Ketika Baekhyun selesai bercerita, Minseok langsung tersenyum lebar dan menatap Baekhyun dengan pandangan menggoda.

"Sudah kuduga kalian akan berakhir dengan menjadi sepasang kekasih"

Baekhyun hanya tersenyum tipis.

"Tapi Baek, bagaimana Chanyeol bisa memberikan cincin padamu?"

Baekhyun menggigit bibirnya sebelum akhirnya sebuah semburat merah muda muncul di kedua pipi putihnya ketika kejadian malam Minggu kemarin kembali berputar di otaknya.

.

Baekhyun melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil Chanyeol ketika pria tinggi itu membukakan pintu mobil untuknya. Baekhyun tersenyum dan mengatakan terima kasih pada pria itu. Keduanya lalu berjalan hingga mereka berhenti di depan pintu rumah Baekhyun. Baekhyun menekan tombol password rumahnya dan ketika dia ingin masuk ke dalam sebuah lengan menahannya membuatnya berbalik.

"Ada apa Yeol?"

"Baek, terima kasih untuk malam ini"

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya. "Bukankah kau sudah mengatakannya berkali-kali?"

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal sama sekali tanda dia sangat gugup. Seumur hidupnya ini adalah pertama kalinya pria tinggi itu merasa gugup di hadapan sahabat mungilnya. Melihat tingkah Chanyeol yang gugup, Baekhyun kini menatap Chanyeol dengan intens.

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku?"

Chanyeol meringis. Setelah itu pria tinggi itu meraih tangan kiri Baekhyun dengan tangan kanannya, lalu tangan kirinya merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah. Baekhyun terdiam sambil menatap Chanyeol dengan bingung. Chanyeol hanya diam lalu membuka kotak tersebut dan mata Baekhyun membelalak ketika dia melihat dua buah cincin di dalam kotak beludru tersebut.

"Chanyeol?"

"Saat ini aku memang tidak ingin melamarmu Baek. Aku tau kau mungkin masih bingung dengan perasaanmu sendiri tapi aku hanya ingin kau tau bahwa aku sama sekali tidak bermain-main dalam hubungan ini. Aku serius menjalani hubungan denganmu Baek, karena aku mencintaimu sejak dulu" ucap Chanyeol tegas sambil menatap ke dalam mata Baekhyun.

Baekhyun terdiam mendengar ucapan Chanyeol. Jantungnya berdetak dengan kencang dan Baekhyun benar-benar takut kalau Chanyeol akan mendengar suara jantungnya yang sangat keras itu. Baekhyun menggigit bibir bawahnya tanda pria mungil itu sedang gugup. Chanyeol yang melihat tingkah Baekhyun yang menurutnya menggemaskan itu lalu melanjutkan perkataannya.

"Kalau kau juga menganggap hubungan ini dengan serius pakai cincin yang berada di sebelah kanan, tapi kalau kau tidak menganggap hubungan ini dengan serius tutup kotaknya Baek"

Baekhyun menatap kotak cincin yang ada ditangan Chanyeol sebelum akhirnya pandangannya beralih ke arah mata Chanyeol. Mata hazel Baekhyun menatap dengan intens bola mata hitam Chanyeol dan pria mungil itu bisa melihat kesungguhan dan juga ketulusan di dalam mata Chanyeol. Baekhyun menutup matanya lalu menghela napas sebelum akhirnya dia menatap Chanyeol dengan pandangan malu-malu.

"Aku tidak ingin memakai cincin ini sendiri. Jadi, maukah kau memakaikannya untukku Yeol?"

Chanyeol terdiam dengan mulut yang terbuka lebar. Apa dia tidak salah dengar? Apa barusan Baekhyun memintanya untuk memakaikan cincin ini padanya? Jantung Chanyeol rasanya ingin meledak karena Baekhyun terlihat berkali-kali lipat lebih manis ketika menatapnya dengan pandangan malu-malu.

Chanyeol lalu memakaikan cincin pada jari Baekhyun sebelum akhirnya Baekhyun melakukan hal yang sama pada jari Chanyeol. Chanyeol tersenyum lebar sebelum akhirnya dia mencium dahi Baekhyun dengan lembut.

"Terima kasih Baek"

.

"Ya Tuhan! Baekhyun-ah! Dia manis sekali!" seru Minseok ketika Baekhyun mengakhiri ceritanya.

Sebelum Baekhyun sempat membalas perkataan Minseok, seseorang masuk ke dalam ruangan Baekhyun yang pintunya belum ditutup oleh Minseok ketika dia masuk tadi.

"Siapa yang manis, Minseok-ah?"

Minseok yang mendengar suara bass di belakangnya segera menoleh dan melihat Park Chanyeol berjalan masuk ke dalam ruangan masih lengkap dengan pakaian kerjanya membuat pria tinggi itu terlihat lebih tampan. Minseok menatap Baekhyun dengan pandangan menggoda ketika matanya melihat cincin yang melingkar di jari Chanyeol. Baekhyun melotot ketika Minseok menatapnya seperti itu dan setelahnya Minseok terkekeh kecil.

"Kenapa kau ingin tau sekali?" tanya Baekhyun datar.

"Ya ampun Baek, apakah aku bertanya padamu?"

Baekhyun mendengus ketika mendengar jawaban Chanyeol membuat pria tinggi itu tertawa ketika melihat tingkah Baekhyun. Minseok yang merasa bahwa dirinya mengganggu, segera membereskan kertas-kertas yang ada diatas meja Baekhyun dan berjalan keluar ruangan.

"Aku akan menelponmu nanti malam untuk membahas masalah yang tadi Baek, oke?"

Baekhyun yang melihat Minseok sudah keluar ruangan hanya menganggukan kepalanya. Karena dia bercerita tentang masalahnya dengan Chanyeol tadi, Baekhyun dan Minseok tidak jadi membahas tentang produk-produk terbaru yang rencananya akan rilis bulan depan.

Chanyeol mendudukan dirinya di kursi tempat Minseok duduk lalu dia menatap Baekhyun sambil menyangga kepalanya dengan kedua tangannya yang dia tumpukan di atas meja. Baekhyun yang ditatap oleh Chanyeol hanya diam sambil mengangkat sebelah alisnya tanda dia bingung.

"Apa yang kau lakukan?"

"Memandangimu"

Baekhyun menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya dia mendengus. "Maksudku, kenapa kau ada disini Yeol. Kenapa kau tidak ada dikantormu?"

Chanyeol menganggukan kepalanya ketika mendengar penjelasan Baekhyun.

"Makanya kalau bicara itu yang jelas Baek biar aku tidak salah paham. Memangnya kenapa kalau aku ada disini? Aku kan merindukan kekasihku yang manis ini" goda Chanyeol.

Baekhyun memutar bola matanya malas dan Chanyeol kembali tertawa.

"Ini sudah waktunya pulang Baek. Kau mau menginap di butik memangnya?"

Baekhyun mengernyitkan keningnya sebelum akhirnya dia melihat jam dinding yang ada di ruangannya dan sudah menunjukan waktu pukul tujuh malam. Baekhyun meringis sebentar, sebelum akhirnya dia membereskan beberapa sketsa yang ada diatas mejanya dan memasukannya ke dalam map.

"Ayo Yeol"

.

.

Chanyeol menyandarkan tubuhnya ke sofa yang ada diruangannya. Matanya terlihat lelah dan pria tinggi itu benar-benar malas untuk mengerjakan pekerjaannya. Tentu saja dia malas karena dia tidak memiliki semangat apapun sejak dua hari lalu.

"Astaga kenapa kau santai-santai begini?" ucap Sehun ketika dia memasuki ruangan Chanyeol dan mendapati pria itu yang sedang duduk di sofa bukannya mengerjakan pekerjaannya.

Chanyeol hanya mendesah lelah dan tidak berniat untuk menyahuti ucapan Sehun. Sehun yang paham kalau bos sekaligus sahabatnya itu sedang galau ikut-ikutan mendesah. Selalu seperti ini. Setidaknya selama dua bulan sekali atau tepatnya ketika butik Baekhyun akan meluncurkan produk-produk baru Chanyeol pasti akan menjadi seperti ini. Memangnya apa hubungannya antara Baekhyun yang meluncurkan produk baru dengan Chanyeol yang galau? Oh, tentu saja ada. Setiap butik Baekhyun meluncurkan produk baru itu tandanya pria mungil itu akan menjadi lebih sibuk dari biasanya dan itu tandanya dia akan mengacuhkan Chanyeol padahal Chanyeol itu paling tidak bisa diacuhkan oleh Baekhyun.

"Telpon saja Yeol"

Chanyeol menggelengkan kepalanya ketika mendengar usul Sehun. Dia tidak mungkin menelpon Baekhyun sekarang karena dia benar-benar tau pria mungilnya itu sedang sibuk-sibuknya dan Chanyeol tidak ingin mengganggu kekasih mungilnya itu.

"Daripada kau seperti ini dan menyusahkanku lebih baik kau telpon saja. Apa salahnya menelpon beberapa menit?"

Ketika Chanyeol ingin menggelengkan kepalanya lagi, ponsel yang dia letakan di atas meja berbunyi dan dengan cepat pria itu langsung bangkit dan mengambil ponselnya. Mata bulatnya berbinar ketika mengetahui siapa yang menghubunginya.

Park Baekhyunnie.

Chanyeol tersenyum lebar sebelum akhirnya dia menekan tombol hijau dan memanggil nama Baekhyun dengan semangat. Sedangkan Sehun yang mengetahui hal ini hanya menggelengkan kepalanya.

"Dasar pasangan baru"

.

.

Baekhyun menghela napasnya lelah ketika sambungan telponnya terputus. Baru saja dia mendapatkan kabar dari manajer yang menangani salah satu cabang butiknya di Singapura dan mengatakan bahwa ada beberapa masalah di butik dan Baekhyun harus menanganinya langsung.

"Padahal kupikir aku bisa beristirahat setelah ini" gumamnya.

Sudah sekitar dua minggu sejak produk terbarunya dirilis dan Baekhyun benar-benar lega karena dia sudah bisa bersantai sejak beberapa hari lalu. Bahkan kemarin, dia dan Chanyeol sempat makan malam romantis berdua. Ngomong-ngomong soal Chanyeol, Baekhyun sepertinya sudah benar-benar jatuh ke dalam pesona sahabatnya itu. Chanyeol benar-benar membuktikan bahwa dia tidak genit dan juga setia kepada Baekhyun dan Baekhyun percaya kalau sahabatnya yang kini menjadi kekasihnya itu sudah benar-benar berubah dan serius untuk menjalin hubungan dengannya.

"Baek, jadi kapan kau akan ke cabang yang ada di Singapura?" tanya Minseok sambil memasuki ruangan Baekhyun.

"Kurasa besok aku akan berangkat ke sana. Aku minta tolong padamu untuk mengurus butik ini ya?" pinta Baekhyun.

"Tentu saja Baek. Kau ingin aku memesankan tiket untukmu?"

Baekhyun menganggukan kepalanya. "Ya, tolong ya"

Minseok kembali mengangguk sebelum akhirnya dia menatap pria mungil di hadapannya. "Jangan lupa untuk memberitau Chanyeol tentang hal ini Baek. Aku tidak ingin dia menjadi khawatir sama seperti saat kau pergi ke Milan waktu itu"

"Tentu. Dia baru akan kembali nanti malam dari Busan dan dia bilang dia ingin menginap di apartemen Sehun jadi aku akan ke kantornya lebih dulu sebelum pergi ke bandara"

Minseok menganggukan kepalanya ketika mendengar penjelasan Baekhyun.

.

Baekhyun melangkahkan kakinya memasuki gedung kantor kekasihnya dengan santai. Beberapa pegawai membungkukan badan ke arahnya yang hanya dibalas dengan anggukan dan senyuman kecil dari pria itu. Baekhyun berjalan ke arah lift yang akan membawanya ke lantai 27 tempat ruangan Chanyeol berada.

"Si bodoh itu pasti akan merajuk kalau aku memberi taunya dengan mendadak begini" gumam Baekhyun sambil membayangkan wajah Chanyeol yang merajuk padanya.

TING

Baekhyun melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift dan dia sempat berpapasan dengan Sehun yang sepertinya baru kembali dari toilet. Pria tinggi itu agak terkejut ketika melihat Baekhyun di kantor Chanyeol pada saat jam kerja.

"Baek? Apa yang kau lakukan disini?"

"Apa Chanyeol ada diruangannya? Aku ingin menemuinya sebentar sebelum aku pergi ke Singapura"

"Singapura? Kenapa kau mau pergi ke sana?"

"Ada beberapa masalah di sana dan aku berencana untuk menangani masalah itu secara langsung"

Sehun menganggukan kepalanya mengerti. "Baiklah, kebetulan aku juga ingin ke ruangan Chanyeol kita pergi bersama saja Baek tapi aku harus mengambil dokumen dulu"

Baekhyun menganggukan kepalanya sebelum akhirnya dia berjalan lebih dulu ke arah ruangan Chanyeol. Sehun menyuruh Baekhyun untuk langsung masuk saja sedangkan pria itu memasuki ruangannya dulu untuk mengambil dokumen.

Ketika Baekhyun ingin memasuki ruangan Chanyeol, pria itu melihat bahwa pintu ruangan Chanyeol tidak sepenuhnya tertutup ada celah yang lumayan besar sehingga Baekhyun bisa melihat dengan jelas ke dalam ruangan Chanyeol.

"Chan-"

Ucapan Baekhyun terhenti ketika mata hazelnya menatap Chanyeol yang saat ini sedang berpelukan dengan seorang wanita yang Baekhyun tidak tau siapa itu. Dadanya terasa sesak ketika melihat pemandangan dihadapannya dan tanpa dia sadari pelupuk matanya sudah dipenuhi dengan air mata.

"Baek? Kenapa kau diam saja dan tidak masuk?" tanya Sehun ketika melihat kekasih bosnya itu hanya diam di depan pintu.

Baekhyun membalikan tubuhnya ke arah Sehun bersamaan dengan air mata yang lolos dari matanya membuat Sehun terkejut melihat Baekhyun yang menangis.

"Ada apa–"

Ucapan Sehun terhenti karena Baekhyun sudah berbalik dan melangkahkan kakinya pergi dari sana. Kening Sehun mengernyit sebelum akhirnya dia membuka pintu ruangan Chanyeol dan matanya membelalak ketika melihat Chanyeol dan seorang wanita yang tidak dia kenal sedang berpelukan.

"ASTAGA PARK CHANYEOL! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?!"

Chanyeol yang mendengar teriakan Sehun segera melepaskan tangannya pada pinggang wanita itu dan menatap Sehun dengan pandangan terkejut. Sehun melangkahkan kakinya ke arah Chanyeol dan menatap tajam pria itu.

"Kupikir kau sudah berubah Park Chanyeol!" ucap Sehun tajam.

"Apa maksudmu?"

"Kupikir kau sudah tidak bermain-main lagi dengan yang lain"

"Apa? Aku memang tidak"

Sehun diam dan hanya menatap Chanyeol dan wanita yang sedari tadi diam sambil menunduk. Pandangan Sehun menajam ketika samar-samar dia melihat wajah wanita itu memerah. Chanyeol yang melihat pandangan tajam Sehun segera menggelengkan kepalanya.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Yuri-ssi terpleset dan aku hanya menangkap tubuhnya saja tidak lebih" jelas Chanyeol.

Sehun masih diam. Chanyeol mendesah lelah.

"Aku bersumpah Oh Sehun bahwa aku hanya mencintai Baekhyun dan aku setia kepadanya!" seru Chanyeol.

Sehun mendesah sebelum akhirnya mengangguk. Tapi setelahnya, pria tinggi itu langsung panik ketika dia ingat bahwa bukan hanya dia saja yang melihat kejadian ini. Tapi, Baekhyun juga!

"Astaga astaga astaga!" serunya panik.

"Ada apa lagi?"

"Ini gawat Yeol! Ini benar-benar gawat!" pria itu kini berjalan mondar-mandir di hadapan Chanyeol membuat pria yang lebih tinggi menjadi pusing dan menahan tubuh Sehun.

"Diamlah bodoh! Aku pusing melihatnya. Ada apa denganmu sebenarnya?"

"Baekhyun tadi datang ke sini dan dia melihat kau dan Yuri-ssi sedang berpelukan dan dia menangis lalu pergi dari sini"

Mata Chanyeol membulat ketika telinga perinya menangkap kata 'Baekhyun', 'kau dan Yuri-ssi berpelukan', dan 'dia menangis'. Tangannya mencengkram dengan erat bahu Sehun dan matanya tampak panik dan khawatir.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi bodoh?! Dimana dia sekarang?!"

"Err...Yeol. Dia bilang bahwa dia ingin pergi ke Singapura sekarang" ucap Sehun pelan.

Tanpa mendengar ucapan Sehun lagi, Chanyeol langsung berlari keluar dari ruangannya dan berusaha mengejar Baekhyun ke bandara.

.

.

Baekhyun menyesap lattenya sambil menatap ke arah menara Eiffel yang malam ini terlihat sangat indah. Baekhyun merapatkan mantelnya karena angin berhembus lumayan kencang.

Sudah dua bulan ini, Baekhyun sama sekali tidak kembali ke Korea. Setelah dia pergi dari kantor Chanyeol, pria mungil ini segera mengganti tujuannya yang tadinya ingin pergi ke Singapura menjadi ke New York dan meminta asistennya untuk mengurus masalah butiknya yang ada di SIngapura. Alasannya adalah karena Sehun pasti akan memberi tau Chanyeol kalau dia akan pergi ke Singapura dan pria mungil ini belum siap untuk bertemu dengan Chanyeol. Satu minggu setelahnya, Baekhyun baru pergi ke Singapura untuk memantau perkembangan butiknya yang sudah stabil dan setelahnya dia pergi keliling Eropa karena tidak ingin pulang ke Korea.

"Kapan kau akan pulang Baek?"

"Entahlah. Aku masih betah di Paris" ucap Baekhyun pada Minseok melalui telpon.

"Kau tau Baek keadaan Chanyeol–"

"Bisakah kita tidak membahasnya? Aku menelponmu untuk menanyakan masalah pekerjaan"

Di sebrang sana Minseok menghela napasnya lelah mendengar ucapan Baekhyun yang keras kepala.

"Baiklah, aku akan mengirimkan laporannya padamu lewat e-mail sekarang"

"Terima kasih"

Baekhyun menutup telponnya sebelum akhirnya dia menyesap lagi lattenya. Manik hazelnya kini terlihat sendu. Sejujurnya dia sangat merindukan Chanyeol, tapi dia benar-benar merasa sakit hati karena pria itu ternyata malah memeluk wanita lain dan melanggar janjinya untuk tidak genit pada siapapun dan akan setia padanya. Baekhyun menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya dia mendengar notifikasi ponselnya berbunyi yang menandakan sebuah e-mail masuk.

Baekhyun bangkit dari duduknya lalu berjalan dengan pandangan fokus ke layar ponselnya. Manik hazelnya terlihat serius ketika membaca laporan tentang butiknya yang dikirimkan oleh Minseok. Namun, langkah pria itu terhenti ketika dia melihat sepasang sepatu berwarna hitam berdiri tepat di hadapannya lalu dengan kepala yang masih menunduk Baekhyun melangkahkan kakinya ke kiri tapi sepasang sepatu itu ikut melangkah ke kiri dan ketika dia melangkah ke kanan, sepasang sepatu itu mengikutinya.

Baekhyun mendengus kesal lalu mendongakan kepalanya dan ingin memarahi sosok yang terus menerus menghalangi jalannya tapi napasnya malah tercekat dan matanya membelalak karena terkejut.

"Cha-Chanyeol?" bisiknya lirih.

Sepasang lengan kokoh melingkar dengan sempurna di pinggang ramping Baekhyun dengan erat. Kepala Chanyeol di letakan di antara ceruk leher Baekhyun yang sampai saat ini masih terdiam karena terkejut.

"Kau salah paham Baek" bisik Chanyeol.

Baekhyun mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu?"

"Demi Tuhan Baek aku dan wanita itu tidak ada hubungan apa-apa. Kau salah paham! Dia saat itu terpleset dan aku hanya mencoba menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Kau tau Baek aku memang sering melakukan hubungan bermain-main tapi aku bukanlah seseorang yang suka melanggar janji apalagi sumpahku sendiri. Aku berjanji dan bersumpah bahwa aku tidak akan genit dengan siapapun dan aku akan setia padamu dan sampai sekarang aku masih berpegang teguh dengan ucapanku"

Baekhyun terdiam ketika mendengar penjelasan Chanyeol. Tubuhnya menegang ketika dia merasakan tubuh Chanyeol bergetar dipelukannya dan dia merasakan bahwa ceruk lehernya terasa basah karena Chanyeol menangis.

"Chanyeol..."

"Demi Tuhan Baek aku benar-benar frustasi ketika aku sama sekali tidak bisa menemukanmu di Singapura. Bahkan Minseok sempat tidak mengetahui lokasimu dan aku benar-benar panik saat itu. Selama dua bulan ini, aku bahkan tidak fokus bekerja dan hanya berusaha untuk menemukan lokasimu karena diotak-ku hanya ada kau, kau, kau, dan kau!" ucap Chanyeol dengan suara serak.

"Chanyeol, maafkan aku" ucap Baekhyun pelan sambil menepuk-nepuk bahu Chanyeol.

Chanyeol segera melepaskan pelukannya dan menatap Baekhyun dengan pandangan bingung.

"Kenapa kau yang meminta maaf? Aku yang salah Baek"

Baekhyun menggelengkan kepalanya.

"Tidak Yeol. Kalau aku mau mendengarkan penjelasanmu kau pasti tidak akan seperti ini"

Tangan Baekhyun terulur untuk menyentuh wajah Chanyeol. Dia mengusap-ngusap pipi Chanyeol yang lebih tirus dari sebelumnya membuat Chanyeol memejamkan matanya dan menikmati sentuhan Baekhyun di wajahnya. Jari-jari lentik Baekhyun juga mengusap kantung mata Chanyeol yang tebal dan itu membuat Baekhyun merasa bersalah kepada Chanyeol.

"Kembalilah padaku Baek" ucap Chanyeol lirih.

"Kembali padamu?"

Chanyeol mengangguk. "Ya, jadilah kekasihku lagi"

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Chanyeol dengan pandangan bingung.

"Memangnya siapa yang memutuskan hubungan?"

Chanyeol terdiam.

"Hah?"

Baekhyun tertawa kecil melihat reaksi Chanyeol yang menurutnya sangat lucu itu.

"Aku tidak pernah mengatakan putus Yeol. Tunggu, apa kau yang memutuskan hubungan kita?" tanya Baekhyun dengan wajah serius yang dia buat-buat. Mendengar ucapan Baekhyun, Chanyeol langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak! Aku tidak akan mungkin melakukannya! Melepasmu sama saja dengan bunuh diri"

Baekhyun kembali tertawa.

"Astaga aku hanya bercanda. Kenapa kau menjadi semakin bodoh Yeol?"

Chanyeol menghela napasnya lega. Dia sama sekali tidak marah ketika Baekhyun mengatainya bodoh, pria tinggi itu malah tersenyum ketika melihat Baekhyun yang saat ini sedang tertawa hingga matanya menjadi berbentuk bulan sabit. Baekhyun sangat mempesona.

Chanyeol mendekatkan wajah keduanya sehingga kening keduanya menempel. Baekhyun segera menghentikan tawanya dan menatap Chanyeol dengan terkejut. Chanyeol terkekeh sebelum akhirnya dia kembali mendekatkan wajah keduanya hingga hidung keduanya menempel.

"Aku mencintaimu Baek"

Baekhyun merona sebelum akhirnya dia menjawab dengan pelan.

"Aku juga Yeol"

Chanyeol terkejut. Ya, walaupun selama ini mereka menjalani hubungan yang cukup serius tapi inilah pertama kalinya Baekhyun membalas pernyataan cintanya dan Chanyeol benar-benar sangat senang saat ini. Chanyeol tersenyum lebar lalu kembali mendekatkan wajahnya sehingga bibir keduanya menempel. Keduanya menyalurkan rasa cinta dan juga rindu tanpa ada nafsu didalamnya.

Chanyeol menjauhkan wajahnya dan dia tersenyum ketika melihat wajah Baekhyun yang merona hingga ke telinga. Baekhyun yang ditatap oleh Chanyeol hanya menoleh ke arah lain karena salah tingkah. Chanyeol tertawa melihat tingkah Baekhyun yang menggemaskan sebelum akhirnya dia menarik Baekhyun ke pelukannya dan mengecup pelipis Baekhyun berkali-kali.

"Jangan pergi lagi Baek"

Baekhyun menggelengkan kepalanya.

"Tidak akan Yeol"

.

.

.

THE END

.

.

.

Notes: Ini ff pertama yang aku post di akun ini. Maaf kalau ceritanya aneh atau plot-nya yang terlalu kecepetan. Rencananya, pengen bikin ini sebagai ff one shot yang berlanjut (kalau dapat ide). Gimana?

Mind to review?