Erina and Souma are Together

summary: Erina dan Souma pacaran. mereka menjalin hubungan rahasia, pokoknya tidak boleh diketahui oleh pihak sekolah terutama Azami. Warning: M for hard lemon, Incest, Typo, Author ingusan. =u=

Disclamer: bukan gue.

Fanfic ini dibuat semata-mata untuk memberikan hiburan untuk kalian, bukan bermaksud untuk apalah namanya itu. Rating saat ini masih T, jadi masih aman dibaca anak cupu dan polos #digampar masa.


~~o0o~~

Tootsuki, sekolah yang memasak ternama di jepang itu memiliki cerita tersendiri. Disebuah kelas teori, tidak ada seorangpun yang tahu ada hubungan apa diatara dua sosok yang duduk bersebelahan itu, tidak ada yang tahu tentang mereka. Yang orang tahu, mereka tampak bermusuhan dan memiliki kecurigaan tersendiri.

Gadis jelita yang memiliki iris cantik bewarna ungu terang yang menatap tak suka kearah pemuda disebelahnya, sesekali ia mengendus sombong dan mengibas rambut berwarna pirang madunya.

Pemuda yang terkena ralem alias rambut lempar itu hanya memasang tampang bodoh amat, tak peduli dengan sekelilingnya terutama gadis itu, ia masih sibuk membaca buku resep yang baru dibelinya.

"Aku tidak tahu sejarahnya, tapi mereka emang udah kayak gitu dari awal.."

"Mereka tampak saling kenal satu sama lain, tapi ngak akrab lantaran Erina-sama selalu menolak kehadiran si Yukihira itu.."

"Bukankah itu aneh?!" komentar demi komentar bermunculan, Nakiri Erina dan Yukihira Souma, telah menjadi tranding topik di Tootsuki.

~o0o~

Erina mendaratkan bokongnya keatas bangku yang disediakan diatas atap gedung sekolah itu kesal, sesekali ia menghela nafas dan memijit pelipisnya penat.

"Souma-kun, tidak bisakah mereka berhenti menggosipkan kita?! Aku lelah menghadapi mereka.." keluhnya lalu menyandarkan kepalanya kepundak pemuda bersurai merah dan bermanik emas yang dari tadi duduk disana, ia sesekali memainkan rambut pirangnya bosan.

"Bodoh amat, kalau kau tampak peduli begitu, nanti mereka malah mendesakmu terus dan mereka juga akan mengetahui tentang kita.." tukas Souma dan menggenggam erat tangan Erina yang lentik dan kurus, Erina memejamkan matanya dan tersenyum puas.

"Kau benar.. kalau begitu, biarkan aku bersandar di bahumu lebih lama.." ujarnya dengan nada lembut, Souma hanya tersenyum dan mengusap kepala gadis itu lembut.

Mereka akrab? Sangat. Mereka sepasang kekasih? Tepat sekali. Sudah 1bulan sejak Azami, ayah Erina datang kesekolah ini. Banyak hal yang terjadi, sampai Erina meluluhkan hatinya yang sedingin es setelah Souma menyentuh hatinya.

"Souma-kun, maaf kalau aku telah salah menilaimu dulu.."

~~o0o~~

2minggu yang lalu, Souma yang sangat ingin Erina mengakuinya sebagai koki pun akhirnya diizinkan Erina untuk memasak lagi. Tentu saja Souma lansung senang dan dengan niat memasak masakan lezat untuk Erina.

"Yukihira-kun, aku tahu kau adalah anak Saiba Joichirou. Tapi, jangan mencemarkan nama baiknya sebagai koki dengan menyajikanku masakan kelas B mu itu.." ujar Erina ketus lalu melipat tangan didada, Souma hanya tersenyum lebar.

"Tidak akan. Walau kau belum menceritakan tentang hubungan ayahku denganmu, tapi aku tetaplah anaknya dan tentu saja aku akan bertindak profesional sepertinya. Jadi Erina-sama, duduk manis ya.. Komennya setelah masakanku jadi.." jelasnya sambil terus memasak. Erina hanya terdiam dan mengendus kecil, didalam hatinya yang terdalam, ia ingin sekali menendang bokong milik cowok brengsek itu.

"Nah! Hidangan selesai!" seru Souma dengan gaya sok kerennya dan meletakkan sebuah kotak bekal dimeja. Erina mengerinyit alis, bento? Erina sampai teringat bahwa beberapa waktu lalu Souma pernah mengalahkan sepupunya dengan tema bento pada saat pemilihan musim gugur kemarin. Lalu hubungannya dengan ini apa coba?! Jangan katakan ini bento kelas B lagi.

Erina membuka kotak tersebut dan... dugaannya benar. Melihat desain bento emak-emak dimana ada sosis berbentuk cumi, nasi goreng, dadar gulung dan ayam katsu disusun komplit disana. Erina mengerinyit alis, ini bento terlampau laknat.

"Jangan main-main woi! Aku bilang jangan memberiku hidangan kelas B! Yukihira-kun begok!" bentak Erina lalu memukul-mukul meja stres, Souma hanya tertawa.

"Kan aku sudah bilang.. cicipi dulu baru komentar.." tukasnya simpel, Erina hanya berkedut alis lalu mengambil potongan sosis dengan sumpit dan memakannya. Erina sejenak terdiam, lidah dewanya mencoba memberikan sinyal keotaknya tentang data dari makanan yang ia makan. Biasa. Rasanya biasa saja, loh? Kok bisa?

Erina mencoba mencicipi nasi, telur dan ayamnya. Dan hasilnya sama, rasanya tidak lebih dan tidak kurang dari kata Biasa saja.

"Kau main-main denganku ya?! Rasanya biasa saja-" Erina terdiam sejenak, saat lidahnya merespon sesuatu yang aneh. Ia merasakan bumbu manis yang menghangatkan perasaannya, seperti dibelai seseorang. Kali ini bukan malaikat Souma yang hentong, tapi sosok seseorang yang sangat Erina rindukan.

"Aku sengaja membuatnya sederhana, aku mendapatkan ide ini dari Tadokoro.. Yah, dia memang tipe wanita yang baik.." ujar Souma sambil menggosok hidungnya. Erina tidak bisa berkata-kata, ia terpaku akan rasa yang terus bernostalgia dilidahnya.

"Yukihira-kun..." Erina mencoba berkata tapi parau, Souma hanya mengerut alisnya yang terbelah heran. Erina mengepal erat tangannya, perlahan air matanya mulai berjatuhan dari kelopak matanya. Souma jadi terkaget, namun memilih diam karena ia tahu bahwa Erina akan menangis.

"Hiks.. Kenapa kau membuat makanan seperti ini?! Aku jadi merindukan ibuku.." ujarnya sambil berusaha menahan tangis. Souma pun meraih punggungnya dan menyandarkan gadis itu didadanya.

"Saking dewanya, kau sampai lupa kalau masakan paling enak itu adalah masakan ibumu. Kakekmu pernah bicara padaku bahwa ibumu sudah tidak ada, makanya aku ingin kau sadar kalau masakan manapun tidak akan ada yang mengalahkan kelezatan masakannya. Yah, walaupun aku sendiri juga sama denganmu, aku juga telah kehilangan ibuku, akulah yang lebih mengerti perasaanmu saat ini.." hibur Souma sambil menepuk-nepuk pucuk kepala gadis rapuh itu. Erina merah padam, jantungnya berdegup kencang seiring perasaan nyaman menyelimuti tubuhnya.

"Enak.." sepatah kata keluar dari bibir manisnya. Souma terkejut dan menatap Erina heran.

"Masakanmu.. benar-benar.. Enak.." ucapnya lalu menyeka mukanya dengan lengan bajunya. Souma tersenyum lebar, ia membuka ikat kepalanya.

"Ini tidak seberapa!" serunya sok keren, iapun membereskan peralatannya dan bersenandung ria.

Erina terdiam, ia menatap Souma dalam, perasaannya tentang Souma kini berubah. Rasa jijik, benci dan eneg akan 'eraeraera' telah sirna dan berganti dengan rasa ingin dipeluk, ingin dibelai dan ingin diperhatikan seperti tadi. Erina meneguk liur, walau memilih untuk menyembunyikannya dulu, tapi Erina merasa akan ada jarak nantinya. Ia pun berlari mengejar Souma dan memeluk punggungnya yang lebar, ia dapat merasakan kenyaman itu lagi.

"Oi Nakiri.. Apa yang kau lakukan?!" ujar Souma dengan rona merah dipipinya. Erina hanya diam, tidak lebih tepatnya menegang. Dia tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.

"Hey, boleh aku pinjam tubuhmu sebentar?! Entah kenapa aku sangat nyaman seperti ini.." ucap Erina dengan rona merah yang menjalar diwajahnya sampai telinga, gobloknya aku pikirnya. Souma melepaskan tangan Erina yang melingkari tubuhnya, ia meraih dagu Erina dan mengecup jidad gadis itu sekilas. Erina sampai tidak berkutik.

"Hey, bagaimana kalau aku menjadi milikmu, dengan begitu kau bisa meminjam tubuh ini lebih lama.." ujarnya lalu tersenyum, Erina sangat terkejut dan memilin-milin bajunya.

"M-maksudmu apa?!" sahutnya malu, Souma hanya menyengir.

"Masa kamu ngak tahu, Erina-chan?!" tukasnya. Erina dibuat cemberut dan mengendus jutek olehnya, lalu Souma tertawa lepas.

"Baiklah! Kau akan menjadi milikku, dengan syarat tidak boleh ketahuan oleh orang-orang. Tapi sebelum itu-" Erina masih malu-malu, ia meletakkan jari telunjuknya dibibir dan sedikit memelas.

"Cium aku... disini.." ucapnya. Souma terbelalak kaget, setan apa yang merasuki tubuh gadis itu yang dulunya jijik sekarang 'ehem' terhadapnya. Souma mengangguk, ia mendekatkan wajahnya kearah Erina yang tegang sendiri. Saat akan mendarat, tiba-tiba...

"Erina-sama! Aku datang mengantarkan barang yang kau inginkan itu!" seru Arato Hisako, mantan sekretaris Erina datang tiba-tiba dan merusak suasana. Erina kaget dan amit-amit lansung menampar Yukihira Souma spontan.

"Apa yang kau lakukan Begok!"

"Are!"

~~o0o~~

"Pokoknya waktu itu kamu gagal menciumku! Jadi aku belum menjadi milikku!" tiba-tiba Erina meneggakkan kepalanya dan lansung protes, Souma pun hanya memanyunkan bibir.

"Kau sendiri yang menamparku.." tukasnya lalu menghela nafas. Erina jadi makin kesal, bukannya mengakui malah menimpal, dasar ngak peka.

"Erina, pejamkan matamu sebentar.." pinta Souma lalu hendak meraih wajahnya. Erina terkaget, jangan ia mau ciuman sekarang, Erina boro-boro menimpal.

"Tunggu! jangan disini.." tukasnya, tapi Souma tidak mau kalah.

"Tidak, harus disini.." Erina terdiam, dan akhirnya menuruti. Erina dapat merasakan nafas teratur Souma saat mendekati wajahnya. Souma menyentuh kulit dibawah kelopak mata gadis itu dan mengambil sesuatu disana.

"Yak! Bulu matamu jatuh nih.." ucapnya merasa tidak berdosa karena sudah mengPHPkan tuan putri Tootsuki ini, Erina shock berat! Ia pun memukul kepala bodoh itu kesal.

"Dasar ngak peka!"


TBC

Oke! Yang mau cerita ini berlanjut, silahkan ketik req(spasi)ch2 kirim ke alamat review dibawah ini #digampar se kampung.

Jejaknya lontong'-')/