SHIROIYASHA KOUTAN : SHIRUBA YAMI

DISCLAIMER : Masashi Kashimoto© & Ichie Ishibumi©

Semua karakter yang terlibat dalam fiksi penggemar ini milik pengarangnya masing-masing atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

AUTHOR : GORILLA

R-18, M atau Semacamnya.

WARNING : Masih perlu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan penulis senior sekalian.

SUMMARY : Kehidupan Naruto setelah Perang Dunia Shinobi ke-4, tidaklah cocok disebut kehidupan, kehidupan tanpa adanya kematian bukanlah kehidupan.

" Aku hanya mencari sebuah kematian ku."

OPENING MANTEN by Kalafina.

ARC 02 : THE LEGEND.

" Apa maksudnya ini? Bukankah kau adalah Utsuro!" Tanya Kokabiel yang pedangnya berubah warna dan memancarkan aura hitam.

" Aarghhhh…" desis Naruto kemudian menendang perut Kokabiel menggunakan lutut hingga Kokabiel membungkuk dan memuntahkan sedikit darah.

" ughk." Kokabiel terbatuk lalu melesat menuju ke arah kelompok Gremory bermaksud menggunakan salah satu dari kelompok Gremory sebagai sandera.

Jleebb…

Brukk…

Namun saat Kokabiel melesat menuju kelompok Gremory Naruto terlebih dulu menikam punggung Kokabiel hingga menembus dadanya dan menancap di tanah.

" Agh…., Sialan!" bentak Kokabiel yang kesakitan tikaman pedang Naruto.

" Hahahaha, Kokabiel." Tawa Naruto sambil mencengkeram kedua pasang sayap Kokabiel kemudian mencabutnya dengan paksa.

Jrasss….

" Agh…." Kokabiel meraung kesakitan, setelah kedua pasang sayapnya dicabut secara paksa oleh Naruto. Ia dalam kondisi yang masih tertembus pedang dari punggung hingga menembus dada dan menancap di halaman Akademi Kuoh, pasti sangat menyakitkan. Namun tiba-tiba.

Crakk….

Kekkai di Akademi Kuoh retak dan kemudian terlihat cahaya putih terang dan menyilaukan. Cahaya itu turun secara perlahan kemudian mulai berkata.

" Kokabiel…. Kau bertindak melebihi batas, Azazel menyuruh ku untuk menangkap mu. Gremory tindakan Kokabiel tidak ada sangkut pautnya dengan fraksi Malaikat jatuh."

" Hakuryuuko?!" ucap Rias penuh tanda tanya, karena sesosok legendaris tiba-tiba muncul di Akademi Kuoh.

[Aibou, dia adalah rival abadi mu, jangan melawannya dia jauh berada di atas mu.] Draig memperingatkan pemiliknya.

' Dia adalah rival abadi ku? Di saat seperti ini?' Issei tak bisa berbuat banyak ia sangat ingin mengalahkan Kokabiel tapi saat ini Naruto sedang mengamuk tanpa terkendali.

" Agh…. Hakuryuuko, di saat seperti ini…." Kokabiel masih dengan keadaan yang sama ia melirik Hakuryuuko.

" Sungguh menyedihkan kau Kokabiel…. Kau seorang Veteran Great War sekarat di tangan seorang bocah SMA? Di mana harga diri mu sebagai Malaikat Jatuh, hampir mati di tangan bocah SMA?" ejek Vali memanas-manasi Kokabiel.

" Hakuryuuko, jangan kau menghalangi ku membunuh Kokabiel!" desis Naruto melarang Vali menghalanginya untuk membunuh Kokabiel.

" Uzumaki, apa kau Uzumaki? Aku lebih tertarik untuk bertarung dengan mu tetapi Azazel memerintahkan ku untuk membawa Kokabiel dalam keadaan hidup, sangat di sayangkan Kita akan bertarung!" balas Vali mendeklarasikan tantangannya.

Kemudian melesat menuju Naruto yang berdiri di atas punggung Kokabiel kemudian meninju perut Naruto sambil membawanya terbang ke atas lalu menukik menuju tanah.

Duak….

Duar…..

" Kokabiel Kau akan ku kirim ke Gregori." Ucap Vali kemudian mengangkat tangan kanannya berniat mengirim Kokabiel dengan lingkaran sihir. Namun, digagalkan oleh Naruto. Naruto terlebih dahulu menendang punggung Vali dengan keras.

Duak….

Wush….

Blarr…..

Vali terhempas hingga menabrak gedung baru Akademi Kuoh.

" Siapa yang memberi mu izin untuk menghalangi ku Hakuryuu! Tujuan ku hanya membunuh gagak itu kemudian menghancurkan Dunia!" Bentak Naruto yang sedang di kendalikan kegelapannya.

' Menghancurkan Dunia!' batin Kelompok Gremory kecuali Asia yang sedang pingsan dan Xenovia.

Di sisi lain,

" Xenovia, bagaimana keadaan kalian?" suara Laki-laki dewasa muncul dari cahaya lingkaran sihir yang di aliri energi pedang suci Durandal.

" Sensei, Kami baik-baik saja tapi, di sana." Jawab Xenovia sambil menunjuk ke arah Naruto yang sedang melangkah menuju Kokabiel yang sedang kesakitan.

" Tak ku sangka Anak yang berasal dari biji ku membuat masalah di antara masalah yang bahkan bisa membuatnya menjadi Incaran Seluruh Makhluk Mitologi." Gumam Minato pelan namun masih bisa di dengar oleh kelompok Gremory.

' Dia Minato sang Paladin? Salah satu Exorcist Terkuat.' Batin Rias sambil menatap Minato dengan Intens.

" Jangan khawatir Aku akan membawa pulang anak ku dan memberinya pelajaran agar tidak selalu ikut campur dengan urusan orang lain," Ucap Minato kemudian tersenyum tulus.

" Xenovia, aku pinjam Durandal mu itu." Minato kemudian mengangkat Durandal milik Xenovia.

Naruto berniat menebaskan bilah pedangnya pada leher Kokabiel. Namun Vali terlebih dahulu menendang kepala Naruto dengan keras hingga Naruto terhempas dan helm Kesatria yang ia kenakan pecah, dan wajah tampannya dengan iris mata bukan biru safir melainkan berwarna kuning kecoklatan.

Naruto P.O.V.

Mindscane.

Aku ada di mana? Ini berbeda dari yang sebelumnya, batin ku melihat sekeliling ku, sebuah reruntuhan Ziggurat (piramida berundak) di sebuah gurun pasir.

" Akhirnya kau datang juga, aku telah lama menanti kedatangan mu, Raja ku." Suara perempuan mengagetkan ku. Aku pun menolehkan kepala ku dan tampaklah seorang wanita mengenakan cadar berambut merah mengenakan mahkota bunga dan mengenakan pakaian perempuan khas Yunani kuno.

" Aku pelayan-mu Shamhat akan menunjukkan sesuatu pada anda Wahai Raja ku." Balas Wanita tadi sambil mengajak ku masuk ke dalam reruntuhan Ziggurat.

Setelah kami berdua masuk ke dalam aku melihat banyak lukisan di sepanjang dinding yang menggambarkan seorang Raja yang memerintah dengan kejam kemudian muncul sesosok yang digambarkan bertanduk dan liar bertarung dengan sang raja kemudian hasil dari pertarungan berakhir imbang.

Dan terlukis sang Raja dan makhluk buas itu bersahabat dan melakukan petualangan membunuh banteng surgawi kemudian sahabat sang Raja meninggal dan Raja mulai melakukan perjalanan mencari keabadian. Namun saat hampir mendapatkan keabadian itu, keabadian itu di rampas oleh ular yang sedang berganti kulit.

Saat sang Raja gagal mendapatkan keabadiannya ia menyadari dunia ini tak ada yang abadi ia melihat tembok yang tinggi dan besar yang memagari dan melindungi kerajaannya. Kemudian menuliskan kisah heroiknya agar bertahan selama berabad-abad itu juga merupakan sebuah wujud dari sebuah keabadian.

" Apa ini mengisahkan tentang perjalanan ku?" Tanya ku pada Shamhat ketika aku selesai melihat lukisan di sepanjang dinding.

" Tentu, semua yang terlukis di dinding itu adalah sebagian dari kisah kepahlawanan anda. Sudah sampai silahkan masuk Tuan. " Jawab Shamhat seraya mempersilahkan ku memasuki sebuah ruangan.

Ketika aku memasuki ruangan itu aku melihat ruangan dipenuhi Interior serba emas dan merah aku takjub dengan disain interior yang megah dan mewah, di situ juga banyak terdapat berbagai tanaman hias dan beberapa ekor singa berkeliaran.

"Tuan hamba mohon undur diri, ibunda paduka ingin bertemu dengan paduka." Ucap Shamhat kemudian pergi meninggalkan ku sendiri di ruangan ini.

" Anak ku, akhirnya kau datang juga, bagaimana kabar mu?" suara wanita terdengar dari belakang ku dengan cepat aku pun membalikkan badan , ya benar sesosok wanita yang sangat aku rindukan wanita yang melahirkan dan membesarkan ku tentu ia adalah Ibuku Uzumaki Kushina beliau saat ini berada di hadapan ku ini pasti mimpi.

" Ibu kaukah itu?" Tanya ku yang tidak percaya dengan apa yang ada di depan ku ibu ku yang meninggal tujuh tahun yang lalu.

" Tentu aku ibu-mu, apa kau melihatnya? Manusia di zaman ini mereka sangat banyak namun sangat lemah di saat yang sama mereka hanya mementingkan ego mereka. Di sisi lain makhluk selain manusia juga memanfaatkannya menjadikan manusia sebagai budak mereka. Maukah kau sedikit menumpahkan … untukku? Dengan menumpahkannya itu juga akan menjadikan sebuah pertunjukan menarik, di zaman ini tak seperti ketika kau berkuasa dulu." Jawab wanita itu yang mengaku sebagai ibuku. Di samping itu dia menanyakan sesuatu yang membingungkan ku.

" Apa maksudnya pertunjukan? Apa ibu menyuruh ku untuk memusnahkan Iblis, dan Malaikat Jatuh atau semacamnya?" Tanya ku pada ibu.

" Tidak aku hanya ingin kau menghancurkan kehidupan Makhluk dalam setiap Mitologi di dunia dengan begitu dunia akan damai. Bukankah itu yang kau harapkan sebagai Raja? Aku sangat berharap itu wahai Raja ku." jawab Ibuku penuh harap.

" Tidak, siapa kau sebenarnya?! Ibuku adalah seseorang yang sangat menghargai sebuah kehidupan! Dan aku bukanlah Raja!" aku tidak percaya jika ibuku menginginkan ku menghabisi semua makhluk mitologi yang ada di dunia.

" Sepertinya, rencanaku tidak berhasil dengan menyamar sebagai ibumu." Suara berat berasal dari wanita yang mengaku sebagai ibu ku.

" Siapa kau sebenarnya?! Apa tujuan mu!" Tanya ku beraninya dia mengambil perwujudan ibu ku lalu berniat memanfaatkan ku untuk menghapuskan eksistensi Makhluk Mitologi.

Lalu ruangan yang di hiasi dengan emas menghilang kini aku dan dia berada di tengah sebuah gurun pasir dan wanita itu ditutupi aura hitam kemudian muncullah sesosok laki-laki.

" Aku … bergabunglah dengan ku, Uzumaki Naruto! Mari kita rubah dunia yang kejam ini, dunia yang merampas ibumu darimu. Kau adalah satu-satunya eksistensi yang di tolak oleh dunia. Keberadaan mu adalah suatu kesalahan, karena Kau adalah …... Dunia."

" Tidak mungkin kau pasti berbohong, tidak mungkin jika aku adalah …." Jawab ku tak percaya.

Mindscape End.

Naruto P.O.V End.

Vali berniat mengirim Kokabiel yang sekarat menuju Gregori ia akan menyentuh tubuh Kokabiel yang sekarat dengan keempat pasang sayapnya yang telah dipatahkan oleh Naruto. Naruto yang terhempas berniat menyerang Vali namun dengan cepat Minato menahan serangan Naruto dengan pedang Durandal yang ia pinjam dari Xenovia.

" Tak ku sangka Sang Paladin melindungi Gagak yang membunuh istrinya sepuluh tahun silam." Gumam Vali ia mengetahui jika Kokabiel-lah yang membunuh Ibu Naruto di depan mata Naruto. Kemudian Vali pun mengirim Kokabiel dan memasang kuda-kuda jika Naruto menyerangnya secara mendadak.

" Aku tidaklah melindungi gagak itu, aku hanya tak ingin anak ku terlibat dengan urusan Orang Dewasa yang menyebalkan ini!" Balas Minato sambil mengayunkan Durandal dan membuat Naruto melompat mundur.

" Hakuryuuko! Ayah kenapa kalian menghalagi ku untuk membunuh gagak itu?!" Tanya Naruto dengan suara berat.

" Tak masalah setelah membunuh kalian, aku akan membunuh seluruh iblis yang disana kemudian menghancurkan dunia ini!" Naruto mendeklarasikan perlawanan pada Ayah dan Vali kemudian membunuh seluruh anggota keluarga Gremory dan Sitri.

" Tak akan kubiarkan kau membunuh Buchou! [Balance Breaker]" Issei yang terpicu hingga ia dapat memasuki Balance Breaker untuk pertama kalinya tanpa mengorbankan anggota tubuhnya pada Draig. Tubuh Issei kemudian di tutupi oleh Armor berwarna merah marun dengan cepat ia berniat meninju wajah Naruto.

[Boost]

[Boost]

[Boost]

Suara nyaring berasal dari Gauntlet Issei kemudian memukulkan kepalan tangan kirinya ke perut Naruto.

Bugkh….

Dengan cepat Issei memukulkan tangan kanannya ke pipi Naruto tanpa memberi kesempatan pada Naruto untuk membalas. Dalam pikiran Issei jika ia membiarkan Naruto lolos, tentu Naruto akan membunuh semua yang berharga untuknya. Namun sialnya Balance Breaker milik Issei telah mencapai pada batasnya.

Pyarr…..

Armor yang menyelimuti tubuh Issei pecah, melihat kesempatan itu Naruto mengayunkan pedang yang berada di tangan kanannya. Sebelum pedang itu memisahkan kepala dengan tubuh Issei Minato terlebih dahulu menahan pedang Naruto dan menendang perut Issei agar menjauh dari tempat pertarungan. Melihat Issei yang terlempar dengan cekatan Rias dan Akeno menangkap Issei.

" Maaf Sekiryuutei menendang mu. Hakuryuuko terima kasih telah menahan putraku hingga aku tiba kau boleh pergi, sekarang aku akan membereskan kekacauan yang ia buat." Ujar Minato kemudian Aura Suci yang di keluarkan oleh Minato sangat kuat hingga membuat kelompok Gremory sesak nafas.

' Apa ini kekuatan dari sang Paladin?' Tanya semua Iblis yang berada di halaman Akademi Kuoh kecuali Asia yang masih pingsan.

" Aku ingin melihat pertarungan antar Ayah dan Anak ini hingga selesai." Jawab Vali dengan singkat.

Sementara itu Naruto dan Minato masih saling bertukar serangan, Minato berhasil mengimbangi Naruto yang sedang mengakses Roh Pahlawan Class Berserker hingga ia kehilangan kendali. Dengan berdasarkan pengalaman yang Minato dapatkan dari pertarungan-pertarungan yang telah ia lewati selama ia menjadi Exorcist. Sehingga ia dapat mengimbangi Naruto dan pertarungan ini pun masih tetap berlanjut hingga mereka berdua pun kehabisan nafas.

Minato melompat mundur begitu pun dengan Naruto, Naruto bersiap mengeluarkan serangan pamungkasnya dengan mengangkat pedangnya keatas dan aura gelap semakin menyelimutinya. Melihat hal tersebut Minato pun ikut mengangkat Pedang Durandal nya dan Aura suci mulai berkumpul menyelimuti bilah pedang Minato dan kedua Aura itu menjulang tinggi.

Di tempat lain

Pinggir Sungai Kota Kuoh.

" Azazel kau melihat itu? Dua pilar cahaya yang menjulang namun berbeda warna? Bagaimana menurut mu jika dua pedang suci saling bertabrakan?" Tanya Utsuro pada Azazel yang ada di sebelahnya sedang memancing.

" Itu akan memusnahkan seluruh kota beserta isinya dan ini akan menimbulkan masalah pada ketiga kubu, orang gila macam apa yang mengadukan dua pedang suci seperti itu?" balas Azazel pada Utsuro dengan nada panik.

" Mereka adalah Uzumaki Minato dan anak laki-lakinya Uzumaki Naruto. Sepertinya murid mu masih berada di sana melihat pertarungan ayah dan anak itu. Azazel, Minggu depan buatlah pertemuan tiga kubu dan bahaslah rencana kalian untuk ke depannya, suatu kepercayaan akan sulit berjalan jika tanpa ada yang memimpinnya, di samping itu kalian satu-satunya kubu yang paling berpotensi pecahnya Great War seperti yang di harapkan oleh Kokabiel," Ucap Utsuro dengan tenang memberi saran pada Azazel.

" Baiklah Tuan Yatagarasu akan ku lakukan saran anda, akan ku usahakan dalam waktu dekat pertemuan tiga kubu di Akademi Kuoh. Tapi sebelum itu bagaimana dengan Dua pedang suci itu?" Balas Azazel sekaligus bertanya bagaimana dengan pertarungan ayah dan anak yang saat ini ada di Akademi Kuoh, pertarungan yang berpotensi menghapuskan Kota Kuoh beserta isinya.

" Soal itu, tenang saja ada seorang dewi muda akan memulai debutnya di Dunia supranatural ini. Nah Azazel bocah Uzumaki itu sangat menarik bukan? Setelah dia menunjukkan eksistensinya pada dunia, dia menjadi pusat perhatian banyak mitologi yang ingin mengajaknya bergabung setelah ia membuat kekacauan dengan kubu iblis, dan pihak yang berhasil membuat kerja sama dengannya adalah Mitologi Shinto. Aku tak tahu apa rencana bocah itu ke depannya, menurutmu apa rencananya?" Balas Utsuro dengan tenang sekaligus bertanya pada Azazel, tentang apa pendapat Azazel tentang Uzumaki Naruto.

" Ya bocah Uzumaki itu memang menarik, tapi ada yang lebih menarik lagi Ophis sang Naga Ouroboros membentuk kelompok terosis Chaos Brigade yang di dalamnya terdapat beberapa kubu dari segala Makhluk Mitologi, bagaimana menurut anda Tuan Yatagarasu?" ucap Azazel pada Utsuro sekaligus ia bertanya tentang kelompok teroris yang di bentuk oleh Naga Ouroboros.

Akademi Kuoh.

[ Ex-] ucap Naruto aura hitam pekat berkumpul pada bilah pedang Naruto semakin menggila,

" Tak secepat itu Berserker!" ucap Tamamo.

[Izumo ni kami ari shinbi tashikani]

Tiba-tiba disekitar halaman diselimuti aura ungu kemudian seluruh orang yang ada di situ dipendahkan ke gurun yang luas.

" Reality Marble?" Tanya Minato masih dengan kondisi sebelumnya mengankat pedang Durandal.

[Tamashi ni ibuki o sanga suiten ni]

Dum….

Dum

Dum

Dum

Empat buah gerbang kuil jatuh menindih Naruto hingga ia terjatuh melihat itu Minato pun melepaskan tekanan aura pada Durandal nya.

" Berserker siapa yang memberimu izin membunuh kedua adik Raja Iblis saat ini?!" ucap Tamamo mulai menunjukkan dirinya di hadapan semua orang. Tentu saja aura ungu menyelimuti dirinya. Ia eksistensinya di percaya sesosok jahat jadi itu mempengaruhi perwujudan dari kekuatannya.

" Tamamo! Kenapa kau Menghalangi ku?! Tujuan ku adalah menghapuskan seluruh Eksistensi yang ada! Perintah ku adalah mutlak!" balas Naruto dengan arogan.

" Sangat disayangkan Berserker, itu bertentangan dengan tujuan Tuan Naruto, dan tugas ku di sini adalah menghentikan mu!" balas Tamamo kemudian ia melompat tinggi dan melanjutkan mantra sihirnya.

[Amaterasu su ze jizai ni shite misogi no]

Muncul delapan buah lingkaran sihir di belakang Tamamo yang sedang melayang.

[Akashi-mei o Tamamo chinseki shinpo]

Dari lingkaran tadi muncul empat bola api dan empat bola es berukuran yang sangat besar.

[Sora shinku kyoya.]

Keempat bola api dan bola es tadi melesat ke arah Naruto berada secara bergantian, diawali dengan bola api kemudian bola es begitu seterusnya hingga diakhiri dengan bola es.

Duar….

Duar….

Duar….

Duar….

Duar….

Duar….

Duar….

Duar….

" Tamamo-chan, terima kasih." Ucap Naruto lirih sebelum membeku sepenuhnya dan kendali dari Berserker telah hilang.

" Sama-sama Suami ku~" balas Tamamo kemudian ia melangkah mendekati Naruto yang membeku. Dengan perlahan Reality Marble mulai mengilang dan kembali ke halaman Akademi Kuoh.

" Akhir yang membosankan, ku pikir salah satu dari kalian akan terbunuh. Tak ku sangka seekor Rubah mengacaukannya." Gumam Vali kecewa karena akhir dari pertarungan ayah dan anak yang berakhir tanpa ada yang terbunuh.

" Katakan sekali lagi Hakuryuuko! Atau aku akan membunuh mu hingga kau tak akan bisa bereinkarnasi lagi!" desis Tamamo dengan nada yang sangat dingin di barengi aura ungu yang pekat.

" Aku baru mendapatkan pesan dari Azazel bahwa seminggu lagi akan diadakan pertemuan ketiga pemimpin tiga kubu di sini." Vali menyampaikan pesan dari Azazel kemudian ia menghilang dengan cahaya putih.

Kemudian secara perlahan kekkai yang diciptakan oleh Sona dan bidaknya hilang secara perlahan dan Tamamo mencairkan Naruto yang membeku oleh sihirnya.

" Rias kalian baik-baik saja?" Tanya Sona yang baru tiba beserta para bidaknya.

" Kami baik-baik saja." Bukan Rias yang menjawabnya melainkan Akeno, Rias lebih fokus pada Tamamo dia penasaran siapa Tamamo sebenarnya.

" Tamamo Mae! Bisa kau jelaskan siapa kau sebenarnya?" tanya Rias dengan nada dingin, sejak kejadian di mana ia beserta kelompoknya hampir terbunuh oleh Naruto ia melihat Tamamo selalu di samping Naruto ia berspekulasi bila Naruto di kendalikan oleh Tamamo.

" Bukankah akan lebih menarik jika aku memperkenalkan diriku ketika pertemuan tiga kubu? Lagi pula saat ini lihatlah kondisi tunangan ku saat ini." Tamamo berusaha untuk mengelak, Minato tersenyum lalu melangkah menuju ke arah Naruto untuk menggendong Naruto di pundaknya selanjutnya, Minato berjalan menuju para iblis muda yang di situ dan Tamamo berjalan di sampingnya. Melihat itu Kiba mengeluarkan dua buah bilah Pedang Suci Kutukannya dan bersikap waspada.

" Iblis kecil, tak usah bersikap waspada seperti itu jika kau mau aku bisa membunuh mu bahkan dengan tangan kosong. Pertarungan telah usai, bukankah kau putri dari Nona Himejima?" ucap Minato halus diakhiri dengan senyuman.

" Akeno kau mengenalnya?" Tanya Rias pada Akeno ia tak menyangka jika ini bukan pertemuan untuk pertama kalinya bagi Akeno dengan Sang Paladin.

" Waktu aku masih kecil dulu beliau sering berkunjung ke kuil keluarga ku." Jawab Akeno pada pertanyaan Rias.

" Bagaimana keadaan ibu mu?" Tanya Minato pada Akeno.

" Ibunda, beliau sudah …" Jawab Akeno lirih dan menunduk.

" Maaf seharusnya aku tak menanyakannya, jadi kejadian itu benar ya. Maafkan aku tak bisa membantu saat itu, kejadian itu bersamaan dengan tragedi yang menimpa Istriku." Minato meminta maaf atas perkataannya.

" Tidak apa-apa Paman, jadi Dik Naruto dan Karin adalah putra dan putri paman?" Tanya Akeno mencairkan suasana dengan basa-basi, ia sadar dengan melihat kondisi teman-temannya saat ini jika mereka nekat bertarung dengan Minato mereka dalam posisi yang sangat tidak di untungkan.

" Maaf, jika mereka merepotkan kalian, aku tak menyangka anak yang berasal dari testis ku membuat kekacauan seperti ini." Ucap Minato memberi sedikit lelucon kotor.

" Saya seniornya wajar jika kami membimbingnya, lagi pula Dik Naruto tidak merepotkan malah sebaliknya." Balas Akeno sedikit berkeringat jatuh karena tidak menyangka seorang Minato mengatakan testis di depan para gadis SMA.

" Ayahanda bisakah kita bergegas pulang dan merawat Naruto?" Tamamo meminta Minato untuk bergegas pulang dan merawat Naruto.

" Ngomong-ngomong di mana Irina, Xenovia?" Tanya Minato pada Xenovia tentang keberadaan Irina.

" Dia berada di tempat penyembuhan ku, Tuan Minato." Jawab Sona pada pertanyaan Minato tentang keberadaan salah satu utusan Gereja itu.

" Aku titip Irina, Nona Sitri. Xenovia ayo kita pulang kau pasti lelah,dan beristirahatlah. Dan kau Tamamo?" ucap Minato pada Sona kemudian mengajak Xenovia untuk pulang dan mencocokkan nama Tamamo.

" Benar aku Tamamo, menantu Ayahanda." Jawab Tamamo di barengi dengan background pink dengan gelembung berbentuk love.

' Apapun mau mu.' Batin Minato dan tersenyum canggung. Kemudian Minato, Tamamo, Naruto yang di gendong Minato, dan juga Xenovia pulang menuju ke kediaman Uzumaki.

Kediaman Uzumaki.

" Aku pulang." Ucap Minato sambil membuka pintu rumah.

" Selamat datang, Ayah kapan kau kembali? Dan kenapa kalian sangat berantakan seperti ini?" ucap Karin sekaligus bertanya karena pakaian Minato, Xenovia, dan Naruto banyak bagian yang sobek.

" Banyak hal melelahkan hari ini, Karin." Jawab Minato diakhiri dengan senyuman.

Kemudian Minato, Nobume, Karin, Tamamo, dan Xenovia melakukan makan malam bersama, Minato memulai obrolan setelah makan selesai ia bertanya pada Tamamo kenapa mau bertunangan dengan Naruto. Tamamo menjawabnya dengan jujur dengan mengurangi bumbu tentang kejadian perseteruan Naruto dengan Kelompok Gremory, untuk menutupi hal supranatural agar tidak diketahui oleh Karin dan Nobume. Sementara Xenovia hanya tertunduk diam karena ia memikirkan bagaimana ke depannya setelah ia mengetahui hal yang seharusnya tidak ia ketahui, tentang kematian Tuhan yang membuatnya delima. Setelah obrolan itu Nobume dan Karin langsung masuk ke kamar Karin untuk tidur.

" Tamamo-chan, siapa kau sebenarnya?" Tanya Minato dengan nada dan ekspresi serius.

" Ayah, bisa menyebut ku, Megami (Dewi) biasa manusia menyebutku seperti itu." Jawab Tamamo singkat. Mendengar jawaban tersebut Minato diam dan memikirkannya sejenak.

" Apa tujuan mu sebenarnya dengan menikah dengan Naruto?" Tanya Minato ' Jika ia adalah dewi apa mungkin tahu? Siapa Naruto sebenarnya?' batin Minato.

" Seperti yang anda ketahui tentang perseteruan Suami ku dengan kelompok Gremory, ia berpikir jika Ayahanda berada jauh dari Karin-san dan Nobume-san, siapa yang akan melindungi mereka. Jadi ia membuat persetujuan dengan ayah ku agar tempat ini mendapat perlindungan sepenuhnya di bawah Mitologi Shinto." Jawab Tamamo dari sudut pandang politik.

" Tak ku sangka Naruto akan berbuat sejauh ini, jika itu menyangkut keluarga. Mungkin ini juga karena kesalahan ku dulu, hingga aku kehilangan istri ku. Jika saja waktu itu aku melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Naruto mungkin ia masih hidup." Balas Minato lirih ia mengingat kejadian bagaimana tatapan penuh kebencian Naruto saat ia kembali dari misi saat kematian istrinya.

" Ayahanda, tak usah anda pikirkan, yang telah berlalu. Suami ku belajar dari kesalahan anda dan itu bukanlah hal yang buruk. Anda telah melakukan hal yang terbaik untuk keluarga dan itulah yang ingin di contoh oleh putra anda." Balas Tamamo sembari menyemangati Ayah mertuanya.

" Kau benar, Tamamo terima kasih. Xenovia bagaimana dengan mu, setelah ini apa yang akan kau lakukan?" ucap Minato sekaligus bertanya pada Xenovia yang terlihat diam termenung sejak usai makan malam tadi.

" Sama-sama, Ayahanda." Balas Tamamo tersenyum tulus sambil memberekan piring bekas makan malam mereka.

" Aku kehilangan arah tujuan ku Sensei. Mungkin aku akan menjadi Iblis agar aku bisa mendapatkan bayi dari Sekiryuutei. Entah keputusan ku benar atau tidak setelah mendengar parkataan Kokabiel jika Kami-sama telah tiada." Jawab Xenovia lirih, ia ragu akan keputusan yang akan ia ambil. Apakah akan menjadi keputusan yang bijak jika ia menjadi Iblis.

" Xenovia, apapun keputusan mu aku tak akan menghalangi mu tetapi ku harap satu hal, jangan lakukan jika itu akan membuat mu, menyesal kelak. Setelah kau mengetahui hal tersebut maka kau akan diusir dari Vatikan, itu yang ku tahu." Jawab Minato setelah mendengar keputusan Xenovia.

" Sensei, tolong jangan beri tahu Irina tentang ini. Aku tak ingin melihat wajah kekecewaannya tentang Kami-sama telah tiada." Pinta Xenovia pada Minato dengan nada lirih.

" Tentu. Sekarang kau beristirahatlah kau pasti lelah." Perintah Minato pada Xenovia agar beristirahat. Kemudian Xenovia melangkah menuju kamar yang telah ia gunakan selama ada di Kuoh.

" Ayahanda, apakah anda akan ikut menghadiri pertemuan tiga kubu yang akan diadakan Minggu depan? Jika anda tidak keberatan besok lusa anda aku ajak bertemu dengan ayah ku." Tanya Tamamo pada Minato.

" Ide yang bagus, tapi bagaimana dengan Naruto?" Tanya Minato.

" Suami ku dia bilang ia ingin menemui seseorang besok lusa." Jawab Tamamo.

" Ia ingin menemui siapa? Apa kau mengenalnya? Aku tak ingin ia terlibat masalah ini lebih dalam lagi. Kau tahu, Tamamo ketika ia mengacau dengan adik Raja Iblis, kemudian kejadian hari ini yang hampir membunuh salah Jendral Malaikat Jatuh, Hakuryuuko, dan Sekiryuutei." Keluh Minato mengingat masalah yang dilakukan anak laki-lakinya.

" Aku tak tahu detailnya, tak usah di pikirkan Ayahanda. Dia bukan anak kecil lagi, aku ada sake apa anda ingin meminumnya? Untuk melupakan sejenak masalah anda?" Tamamo menawari sake pada Minato sambil mengambil botol sake yang ada di lemari es.

" Ah… ide yang bagus, sudah lama tak ada yang menuangkan sake pada ku." Balas Minato.

" Silahkan." Ucap Tamamo sambil menuangkan sake pada mangkuk kecil. Kemudian hari itu diakhiri oleh Minato dengan meminum sake yang dituangkan oleh menantu perempuannya dengan diselingi sedikit obrolan.

Dua Hari Kemudian.

Bandar Udara Kuoh.

Minato dan Xenovia mengantar keberangkatan Irina menuju ke Vatikan untuk melaporkan misi mencari pedang Excalibur yang hilang.

" Selamat Irina, kau telah berhasil dalam misi mu." Ucap Xenovia lirih dan menunduk.

" Sayangnya bukan kita, yang berhasil, aku kecewa pada mu karena kau telah berkhianat, Xenovia." Balas Irina menangis, ia mengungkapkan kekecewaannya karena sahabatnya membelot dan memilih menjadi seorang iblis di bawah naungan keluarga Gremory.

" Irina, titip salam untuk para tetua di Vatikan untuk sementara hingga pertemuan yang akan diadakan lima hari lagi aku akan tinggal di Jepang." Ucap Minato sambil menyerahkan surat izin ia akan memiliki sedikit kesibukan yang mendadak.

Kediaman Uzumaki.

" Tamamo, aku akan menemuinya. Apa dia akan bergabung dengan rencana ku? Aku tahu rencana ku terdengar mustahil untuk dilakukan." Tanya Naruto pada Tamamo ia ragu akan apa yang akan ia lakukan.

" Kalian memiliki tujuan yang sama mungkin ia akan membantu mu. Semangatlah suami ku." Balas Tamamo sambil merapikan dasi yang di kenakan Naruto. Naruto mengenakan pakai formal berupa kemeja putih di padukan dengan jas berwarna emas.

" Kau benar baik tujuanku maupun tujuannya adalah menyelamatkan umat manusia. Aku mohon pada mu Tamamo apapun yang terjadi kumohon kau selalu bersama ku." Ucap Naruto dengan optimis dengan pancaran semangat yang terpancar dari kedua matanya menyiratkan sebuah keyakinan yang bulat, bahwa ia akan menyelamatkan umat manusia.

" Tentu, aku akan selalu di sisi mu dan mendukungmu." Jawab Tamamo tersenyum tulus dan meyakinkan Naruto.

Di Suatu Tempat.

" Apa kau yakin ia akan bergabung dengan kita?"

" Ia akan bergabung, aku akan pastikan itu. Karena pada dasarnya kita memiliki tujuan yang sama."

" Aku berharap juga seperti itu, dengan bergabungnya dia akan menambah kekuatan kita."

Di Tempat Lain.

" Ini benar-benar jauh dari perkiraan ku! Angin takdir kali ini berhembus dengan kencang!"

" Tapi sangat di sayangkan jika ia tidak bisa mengalahkan kegelapan pada dirinya maka semua penantian ku akan sia-sia."

" Apa anda tidak mau mengajarinya bagaimana cara mengalahkan sisi gelap dirinya?"

" Bukannya aku tak mau tapi kegelapan yang telah tertimbun setiap kali ia bereinkarnasi, itu yang menjadi masalahnya,"

" Kegelapan itu semakin membesar seiring berjalannya waktu itu yang ku khawatirkan. Aku harap akan ada yang membimbingnya, mengalahkan kegelapannya."

To Be Continued.

LESSON 11 :

Vor der Dämmerung ist die dunkelste Zeit

Saya benar-benar minta maaf karena tak bisa update sesuai yang diharapkan karena kesibukan saya dan juga WB. Saya harap para pembaca bisa memaklumi.

Tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih bagi yang membantu dan mendukung berjalannya fiksi penggemar ini, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kebaikan fiksi penggemar ini ke depannya.

Sekian dari saya selamat menikmati tahun baru kalian.