NOT INTENDED by EXObubz (livejournal)
Indo Trans
DISCLAIMER
I don't own anything, except the translation. Story belongs to EXObubz and the original story is here
exobubz dot livejournal dot com / 2329 dot html
(spasi dihilangkan, dot diganti titik)
.
WARNING
Yaoi, Boy x Boy, Typo (s) etc.
Cast : Chanyeol, Baekhyun and others.
.
Forward
Demi menyelesaikan perseteruan tiga generasi sebelumnya, Baekhyun diharuskan untuk menikahi seseorang dari keluarga musuhnya. Baekhyun menentangnya secara diam diam, memutuskan untuk kabur dari rumah, tepatnya dua hari sebelum pertemuan resmi dengan calom suami dan keluarganya. Baekhyun kabur hanya dengan berbekalkan dompet dengan beberapa uang dan kartu tanda pengenal di dalamnya. Baekhyun berpikir jika dia berkeliaran di jalanan maka kesempatan untuk ditemukan lebih besar – dengan koneksi dari temannya- Baekhyun berakhir menjadi maid di salah satu villa megah pinggiran pantai yang dimiliki oleh anak satu-satunya keluarga Park yang keji, Park Chanyeol.
.
Catatan Aresss
Aku mencoba mentranslate salah satu fanfic dari salah satu author favoritku, yaitu EXObubz. Aku sudah mendapat ijin untuk translate fanfic ini darinya langsung. Kalian pasti tidak asing denganya, karna yaa dia yang menulis fanfic fenomenal "10080", aku tahu kalian sudah mengingatnya sekarang ^^
Ini cerita tentunya chanbaek maincastnya, suka banget sama cara author nim menggambarkan karakter Baekhyun di sini, Sassy Baekhyun, aku suka banget . , ceritanya udah komplit, jika kalian penasaran kalian boleh baca fic aslinya, buka saja link di atas yaa ^^
So aku akan mencoba translate fanfic ini dengan bahasa yang sesantai mungkin dan disesuaikan agar kalian tetap menangkep maksudnya, tapi inti isinya tetap sesuai dengan aslinya yang sangat sangat bagus. So, please enjoy… ^^
.
Chapter 1 - Unprepared
.
Kabar mengenai Byun Baekhyun yang akan menikah dengan anak dari keluarga musuhnya yang bertujuan untuk memperoleh perdamaian atas perseteruan antara keluarganya dan keluarga musuh yang sudah berlangsung selama tiga generasi telah diketahui oleh seisi rumah besar Baekhyun, termasuk Baekhyun sendiri. Dia sudah mengetahuinya sejak satu bulan yang lalu, jika rencana pernikahan ini memang dimaksudkan untuknya. Pada awalnya, Baekhyun berencana untuk mengorbankan dirinya demi mengkhiri perseteruan. Akan tetapi, pada menit menit terakhir, tepatnya dua hari sebelum pertemuan antara keluarganya dan keluarga calon suaminya.
'Fuck This!'
Baekhun mengerutu dan memutuskan untuk kabur dari rumah dan kehidupan mewahnya.
Baekhyun berpikir bahwa sangat bodoh jika dia benar-benar melakukan pernikahan itu, mengikuti tradisi kolot yang tidak masuk akal, Baekhyun tidak ingin mengingatnya lagi. Baekhyun berpikir salah satu cara agar dia bisa kembali ke rumah yaitu jika keluarganya sudah menyelesaikan perseteruan itu dengan cara diplomasi dibandingkan dengan mengorbankan kehidupan anak lelakinya.
Ketika Baekhyun kabur dari rumah, dia berhenti di jalanan sesaat. Dia tidak tahu akan pergi kemana, jadi dia berakhir dengan mengelilingi Seoul pada malam hari dan menginap di hotel mewah. Sampai suatu pagi hari dia baru sadar, seharusnya dia tidak menggunaan kartu kredit sama sekali jika dia tidak ingin diseret kembali ke rumah dan dipaksa untuk menikahi orang asing. Baekhyun memutuskan menggunakan kereta, membayar dengan uang tunai, mengunjungi Kai yang tinggal di pinggiran Seoul.
Kai menerima Baekhyun dengan terbuka pada awalnya karena dia mengetahui Baekhyum memang membutuhkan tempat tinggal, akan tetapi setelah melewati satu minggu setengah, Kai sudah tidak tahan dengan kemalasan Baekhyun, Baekhyun tidak melakukan apapun selain bernapas. Kai menyadari jika dia tidak dapat menghidupi temanya yang tinggal bersama dengan penghasilannya yang tidak tetap. Jadi, dengan berat hati Kai berniat menceritakan kondisi sebenarnya pada Baekhyun.
"Pagi Baek" sapa Kai sesaat Baekhyun keluar dari kamar - kamar Kai, yang sudah direlakanya.
"Tidurmu nyenyak?"
Baekhyun menjawab dengan gumaman, membawa tanganya mengusap dadanya yang dingin. Matanya yang layu menatap meja dapur.
"Ramen?" tanyanya ragu.
"Ya, sepanjang hari, setiap hari" Kai mengganguk, tersenyum.
"Makan ramen setiap hari" Baekhyun menggerutu. Dia menguap, memutar plastic wrap yang menutupi ramen.
"Kenapa tidak memasak yang lain?
"Aku memang selalu seperti ini, kau tahu sendiri masalah keuanganku Baek" keluh Kai, meletakan mug kopi dari tangnya. Kai bersandar di salah satu meja dapur.
"Kita perlu bicara"
Baekhyun mengangguk dengan malas, masih mengantuk. Dia mengambil salah satu kursi di bawah meja, membuat sedikit decitan saat memindahkanya.
"Kau harus mecari pekerjaan" ucap Kai langsung.
"Setidaknya, kau harus lebih mandiri, atau kau bisa pulang…."
"Aku tidak akan pulang!" sergah baekhyun cepat sambil memelototkan matanya.
"Oke oke. Aku mengerti. Aku hanya mencoba mencari jalan keluar. Penghasilanku tidak dapat mencukupi kebutuhan kita berdua, Baek" Kai mengangkat alisnya dan meletakan tangan di depan Baekhyun. Gerakan memutar sumpit pada mangkuk ramen Baekhyun berhenti dan terjadi keheningan diantara mereka.
"Maaf" Baekhyun menatap Kai.
"Aku tidak tahu harus pergi kemana lagi Kai. Setiap tempat yang ada dalam benakku pasti tempat yang sudah diketahui orang tuaku. Tempatmu adalah satu-satunya yang tidak akan diketahui mereka."
"Aku mengerti. Hey dengarlah Baek. Hanya karena aku memberitahumu untuk mencari pekerjaan…."
"Maksudmu menyuruhku untuk pergi" Baekhyun membernarkan, Kai menggeleng.
"Kurang lebihnya seperti itu, tapi dengan tujuan yang baik" Kai berkomentar.
"Baiklah, hanya karena aku membawamu pada situasi seperti ini bukan berarti aku meninggalkanmu untuk menghadapi kejamnya dunia bagi pengangguran single sepertimu, Baek."
"Katakalah, bagaimana kau mengeluarku dari lubang sialan yang sudah menelanku ini" Ucap Baekhyun, menggerakan bola matanya dan melanjutkan untuk memakan ramenya lagi.
"Aku mengantar catering untuk pesta beberapa hari yang lalu saat aku memikirnya masalah ini." Kai memulai solusinya. Perhatian baekhyn sudah tertuju padanya, walaupun Baekhyun berpura-pura untuk terlihat bosan dan tidak tertarik.
"Aku mendengar beberapa maid wanita bergosip di pesta itu, kau tahu Baek? Mereka mebicarakan mengenai lowongan untuk bekerja di salah satu keluarga, aku tebak keluarga yang cukup penting -"
"- bagaimana jika yang mereka maksud itu keluargaku, Kai?" sela Baekhyun.
"Sialan! Apa kau sengaja mengirim ku kembali ke rumahku sendiri?"
"Tidak" Kai tertawa. "Aku bersumpah Baek, aku tidak akan melakukanya! Hey… dengarkan penjelasanku sampai selesai,oke?"
Baekhyun mengangguk ragu, Kai melanjutkan lagi.
"Jadi, dengan mebawa piring perak yang hanya diperuntukan untuk orang kaya, aku lebih mendekat. Mereka saling bertukar informasi dan aku -" Kai berhenti sesaat untuk mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kertas yang kusut, dan menunjukanya pada Baekhyun
"- mendapatkan alamat keluarga itu"
"Kau bergabung dan menanyakan langsung informasi ini pada mereka?" Tanya Baekhyun, dengan suara melengking.
"No!" Keluh Kai. "Aku hanya mendengar dan menghafalnya.
"You're fucking me right now, Kai"
"Pertama, aku tertarik dan Kedua, aku memiliki ingatan yang baik. Aku dengan cepat menghafal tentang lima juta permintaan sialan saat pesta berlangsung"
Baekhyun menggigit bibirnya, sedikit ragu.
"Berikan padaku"
Kai menurut dan langsung melipat kertas sehingga dapat dileparkan tanpa jatuh di tengah perjalanan. Baekhyun membuka lipatan kertas itu. Ketika dia melihat alamatnya, dia menatap Kai kaget.
"Ini jalan menuju pantai"
"Apa aku lupa memberitahumu?"
"Sepertinya,kau memang benar-benar ingin aku segera pergi dari sini" Gerutu Baekhyun tanpa perasaan. Tapi, Baekhyun benar-benar memikirkan ini setelahnya. Jika dia pergi dari tempat Kai dan berkerja pada salah satu keluarga yang sangat jauh dari keluarganya berada, maka kesempatan untuk menemukanya akan sangat kecil.
"Kai" Panggil Baekhyun.
"Apa kau pikir aku memiliki kemampuan untuk menjadi maid seperti yang disyaratkan?"
"Kemampuan apa?"
"Memasak?"
"Apa kau bisa memasak?" Tanya Kai sambil menatap Baekhyun.
"Sedang, ya setidaknya bisa membuatku tetap hidup." Baekhyun mengangguk, walaupun matanya masih tetap tertuju pada kertas di tanganya.
"Bagaimana dengan bersih-bersih?" Tanya kai.
Baekhyun meletakan kertas dan menatap kai.
"Apakah kau melihat apartemenmu berantakan saat ini?"
Kai mamainkan lidahnya dan mengarahkanya menuju Baekhyun.
"Then, itu membuktikan kau bisa bersih-bersih, Baek !" Kai tertawa.
Kai meletkan lenganya di meja dan mengistirahatkan dagu di atasnya.
"Apa yang harus dilakukan seorang maid?" Ucap baekhyun pelan.
"Maid akan mengatakan 'baik, Tuan' atau 'tidak, Tuan'" Jawab Kai.
"Bukan style ku" ucapnya sebelum menggulung kertas tersebut.
"Anyway, aku akan tetap mengeceknya. Walaupun aku dan seluruh dunia tahu tentunya kecuali kau, kebanyakan maid itu diperuntukan untuk wanita Kai, bukan -" Baekhyun menunjuk tangan ke bagian selatan tubuhnya"- untuk pria".
"Tetap saja itu suatu pekerjaan, Baek" sergah kai, mengambil kopinya lagi dan melangkahkan kakinya untuk bergabung di meja makan dengan Baekhyun.
"Kau harus tetap mencobanya"
"Baiklah, aku akan mencobanya. Aku harap mereka tidak keberatan menerima maid yang memiliki penis" Ejek Baekhyun sambil memainkan sumpit pada makananya.
.
.
Oh Fuck my soul!
Rutuk Baekhyun pada dirinya sendiri setelah matanya melihat sebelas wanita tepat berada di luar pada alamat yang Kai berikan. Dengan santai, Baekhyun berjalan dan menempatkan dirinya di ujung barisan dari para wanita tersebut berdasarkan dugaanya, Baekhyun merapikan Hoodie yang dia kenakan dan menaikan celananya, walaupun ia tahu tidak akan berpengaruh karena Baekhyun menggunakan skinny jeans.
Ketika Baekhyun mencoba untuk kembali duduk tenang, beberapa wanita menatapkan bahkan beberapa diantaranya ada yang masih remaja. Baekhyun hanya membalas dengan senyuman dan melambaikan tanganya seakan dia memang mempunyai alasan yang kuat kenapa dia berada di sana untuk melamar pekerjaan yang sama dengan mengalihkan pandanganya sesaat untuk menatap setelan yang para wanita kenakan : heels, rok, dan tentunya dengan pakaian atasan yang sesuai. Baekhyun membandingkan dengan apa yang ia kenakan, salah satu pakaian yang benar-benar miliknya hanyalah celana jeansnya. Tidak akan yang ada yang bisa menebak background keluarganya jika dilihat dari apa yang dikenakanya.
Baekhyun menyadari jika barisan didepanya satu demi satu berkurang. Para wanita itu akan dipanggil dan masuk ke dalam bangunan itu sekitar lima atau sepuluh menit sebelum keluar kembali. Kebanyakan dari mereka keluar dengan penampilan yang buruk dengan keaadan kecewa dan tidak puas. Baekhyun datang paling akhir, jadi dia juga akan dipanggil paling akhir, tidak ada satupun yang datang setelahnya.
Ketika waktunya tiba, Baekhyun memasuki bangunan tersebut dan hal pertama yang ia dapatkan yaitu pemandangan pasir pantai dan lautan. Baekhyun berpikir kenapa keluarganya tidak memiliki pantai pribadi seperti itu. Baekhyun mengerutkan dahinya saat dirinya diarahkan menuju ruangan tempat interview sebenarnya. Saat dia memasuki ruangan tersebut, perasaan menyenangkan dari pemandangan indah diluarnya menghilang seketika, saat ia tepat dihadapkan dengan seorang wanita yang Baekhyun tebak sebagai pengujinya.
"Duduklah" suruhnya pada baekhyun lewat kacamata yang ia kenakan.
Baekhyun membeku beberapa saat karena keangkuhanya, tapi dengan cepat menghilangkanya dan menggantinya dengan memberikan senyuman pada wanita didepanya dan duduk pada satu satunya kursi yang kosong di ruangan itu. Wanita itu menjulurkan tanganya, Baekhyun tidak mengerti apa yang diinginkan wanita itu. Baekhyun menebak jika wanita itu menginkan jabatan tangan, tapi ketika baekhyun akan mengankat tanganya untuk menjabat balik, wanita itu menarik tanganya.
"Bukan tanganmu, yang aku inginkan Resume mu!"
"Resume?"
Wanita itu menatap Baekhyun , dan melepaskan kacamata yang ia kenakan.
"Kau ingin mengatakan jika kau tidak membawa resume tentang pekerjaan yang sudah pernah kau lakukan yang ditulis dengan nama dan nomer kontak yang memberimu rekomendasi untuk pekerjaan ini?" tanyanya mengintimidasi, sedikit menyangsikan dengan apa yang dilihatnya.
Baekhyun tidak sepenuhnya terintimidasi dengan pertanyaan yang wanita itu lontarkan. Dia sudah terbiasa dengan orang seperti itu, tapi dia akan berbohong jika dia mengatakan bahwa dia tidak membeci orang orang seperti itu.
"uh.. tidak"
Wanita itu menatap Baekhyun tajam.
"Apa kau tahu pekerjaan yang akan kau lamar atau kau hanya sekedar bermain-main disni? Hey, kita tidak membuka tempat fitness, jika pekerjaan itu yang kau maksud. Kita sedang mencari seorang maid, bukan pelatih gym"
Aku seperti pelatih… What?
"Aku memang melamar untuk pekerjaan ini, yang kau sebut sebagai 'maid' ," ucap Baekhyun.
"dan aku yakin jika alamat yang aku tuju benar, kecuali jika temanku salah dengar, tapi aku meragukanya. Aku tidak mempunyai resume, tapi aku cukup tahu banyak mengenai apa pekerjaan yang harus dilakukan oleh maid"
"Aku yakin anak muda yang masih dipengaruhi banyak hormon sepertimu pasti mengetahuinya" ejek perempuan itu.
"Apa kau memiliki kemampuan yang maid miliki? Karena kau terlihat tidak memiliknya sama sekali"
"Ouch" ucap baekhyun, menatap perempuan itu dengan pandangan berpura-pura terluka. Tingkah laku Baekhyun saat interview sangat tidak baik, seakan akan dia tidak benar mencoba untuk mendapat pekerjaan ini.
"Setidaknya aku bisa memasak dan bersih-bersih"
"Hal lainya?"
"Apa lagi yang akan maid lakukan? Hey, aku pria yang sehat. Aku bernapas. Aku bisa hidup. Aku juga bisa menjadi teman yang baik jika seorang wanita tua sepertimu membutuhkan seorang yang dapat memantau kegiatan hari-harimu seperti saat memakan sarapan" giliran Baekhyun mengejek.
Raut muka wanita di depanya nampak kosong dan tidak tehibur.
"Baiklah…. Kau sangat sarkastik. Kau bahkan tidak tahu jika aku seorang pengacara yang berpotensi" ucap wanita itu dengan melambaikan jarinya di udara.
"Aku tahu, tapi bagiku itu tidak ada kaitanya sama sekali dengan pekerjaan ini" koreksi Baekhyun.
"Oke, aku tahu yang kau maksud" Wanita itu mengeluh dan meletakan kembali kacamatanya.
"Cukup untuk wawancarnya hari ini"
Baekhyun menyeringai, menganggukan kepalanya dan segera berdiri dari kursi.
"cukup cepat juga. Sangat menyenangkan. Aku tidak akan menemuimu lagi" ucapnya pada wanita didepanya, dan membalikan badanya dan berjalan menuju pintu keluar.
"Aku harap kau tidak benar-benar mengatakanya. Aku ingin melihat wajah sarkastikmu lagi di sini malam nanti dengan semua barang-barangmu. Semua pelayan akan tinggal di rumah ini. Kau akan mendapatkan makanan di sini, dan kau tidak diharuskan memakai seragam karena pekerjaanmu sedikit berbeda" Ucap wanita itu sebelum Baehyun menggapai gagang pintu.
Baekhyun berutar kembali.
"Sorry, nyonya. Apa kau menerimaku setelah interview bodoh dengan hinaanmu terhadapku?"
Wanita itu mengangguk.
"Kau pria -"
"Ya, sangat jelas-" Baekhyun menjawab pasti, menatap bagian bawahnya.
"Jadi kau tidak akan bisa hamil" tambah wanita itu.
"Ya, pasti"
"dan tentunya kau tidak akan memiliki perasaan apapun terhadap anak dari atasanmu, seperti yang dimiliki wanita wanita yang sebelumnya"
"Waw, terima kasih. Aku akan berusaha untuk tidak memiliki perasaan pada pria yang kau sebutkan" Baekhyun menyeringai.
" Aku akan segera kembali nyonya. Aku tidak akan kembali dengan barang-barangku, karena aku memang tidak memiliki apapun sekarang – homeless-"
"Homeless?" wanita itu kaget.
"Ya kau benar, aku bahkan tidak memiliki pakaian ataupun hal lainya"
Wanita itu menggerutu dan mengusap wajahnya.
"Oke, oke kembalilah setelah menyesaikan semua urusanmu. Salah satu dari pelayan akan membawamu untuk membeli beberapa pakaian yang pantas digunakan dalam rumah ini"
Baekhyun menggigit lidahnya, sebenarnya dia akan mengatakan tentang keadaan keluarganya yang sebnernya memiliki kondisi keuangan yang sangat baik, bahkan mampu untuk membayar semua belanjaannya.
"Jadi, dimana ruangan yang akan aku tempati" Tanya Baekhyun sebelum dia pergi.
"Tepat di seberang ruanganya"
"Ruangan siapa?"
"Park Chanyeol, yang mulai sekarang akan menjadi prioritas utamamu"
.
To Continued
.
Yes, bagaimana translate chapter pertama ini? Mind to review? ^^
Perlu dilanjutkah?
Ditunggu yaaa respon kalian ^^