Eternality

Chapter 4. . . .

Sebelumnya. . . . . . . .

Swuush

Duar

Duar

Ophis menahan serangan pukulan dari Naruto. Ophis terseret kebelakang, dengan beringas Naruto mendominasi Ophis, Namun dapat ditahan oleh Ophis setiap pukulan dan tendangan dari Naruto.

Perlahan tapi pasti serangan Naruto tidak seberingas tadi, perlahan senjutsu yang menyelimuti tubuh Naruto menghilang.

Buaah

Kali ini Ophis yang menendang Naruto, hingga terseret dan menabrak tanah. Dan dengan cepat Ophis melompat menuju kearah Naruto dan membentuk sebuah tombak berwarna hitam dari kekuatannya.

Swuus

Jleb

Tepat mengenai Perut Naruto.

"Ohok," darah mengalir dari sudut bibir Naruto.

Naruto mulai membuka matanya. Dan melihat matahari sudah separuh tertutup Oleh bulan.

"Sudah kuduga akan seperti ini." Ucap Naruto.

"ayah, aku merasa ada sebuah lonjakan kekuatan dalam diriku." ucap Hinata.

"Itu karena, bulan menutup Matahari. dan menyerap energi matahari dan energi itu tersalur dalam tubuh kita." Ucap Hikazi.

Jras

Naruto mencabut Tombak Ophis dari perutnya. dan mulai berdiri.

Dan luka diperutnya mulai beregenerasi. walau tidak secepat tadi.

Melihat itu Ophis ingin kembali menghajar Naruto Namun ditahan oleh Hinata.

"Cukup, setelah ini adalah bagianku." sambil membawa pedang Totsuka Hinata maju.

"Hinata. . " ucap Naruto lirih.

Eternality

chapter 4. . . .

Hinata mulai melangkah maju.

"Hinata, kenapa kau melakukan ini semua. Bukankah kita bisa menyudahi semua ini dengan baik baik." ucap Naruto.

"Tidak ada jalan lain lagi Naruto, karena aku adalah hyuuga dan kau adalah Uzumaki. Dan takdir memang sudah menentukan kita untuk berpisah."

"Jadi, bersiaplah Naruto-...kun." ucap Hinata lalu mulai melesat maju menuju kearah Naruto.

Naruto hanya terdiam.

"Hyaah" Hinata menebaskan pedang Totsuka ditangannya kearah Naruto dan mampu dengan mudah dibaca oleh Naruto.

Dan Hinata terus menyerang Naruto.

"Hentikan semua ini, Hinata. Aku tau kau masih mencintaiku, tapi kenapa kau melakukan semua ini." Naruto berhenti menghindar dan menangkap pedang totsuka dengan tangan kirinya.

"Aku tidak akan melawanmu, bahkan sekalipun kau akan membunuhku Hinata." Ucap Naruto dengan menahan rasa sakit ditangannya, yang digunakan untuk menahan pedang totsuka.

"Kalau begitu. Aku akan membunuhmu" Ucap Hinata dengan suara bergetar.

Lalu menarik pedang yang di genggam oleh Naruto. Dan hasilnya kelima jari Naruto harus rela terlepas dari tempatnya.

"Hyaah." teriak Hinata lalu menghunuskan pedang totsuka kearah jantung Naruto. Tapi 3 cm sebelum mengenai jantung Naruto hinata berhenti seluruh tubuhnya bergetar.

"Aku tau hinata, kau tidak akan melakukan itu padaku karena kau masih mencin... Ohok.."
Naruto terbelalak.

"Hi. . hinata, k..kau.?" darah segar mulai mengalir dari sudut bibir Naruto.

"Aku bukanlah Hinata yang kau kenal seperti dulu, aku tidak akan segan untuk membunuh siapapun itu tak terkecuali kau, Naruto." Ucap Hinata.

Naruto tersenyum kecut.

"Begitu ya, jadi aku telah salah menilaimu selama ini hinata."

Perlahan lahan energi senjutsu di tubuh Naruto mulai lenyap, tubuh Naruto perlahan mulai ambruk dan menabrak tubuh Hinata. dengan sisa tenaganya Naruto berusaha berdiri dengan memegang kedua bahu Hinata.

Cough

Naruto muntah darah,

Dengan segenap kekuatannya, Naruto memeluk Hinata.

Sementara Hinata sebisa mungkin menahan tangisannya. tangannya terkepal dengan erat.

"Ketahuilah, Hinata. Aku tidak akan melupakan hal ini. Tidak peduli siapapun dan berapa kalipun kau bereinkarnasi kelak, aku akan membun..nuhnya, pegang ucapanku" ucap Naruto sangat lemah lalu dengan itu tubuh Naruto terjatuh ketanah. Dan dengan itu Hinata sudah tidak mampu lagi menahan tangisanya.

Hiks

Hiks

Air mata membanjiri wajah ayu Hinata, perlahan tubuhnya terduduk lemas.

'maafkan aku Naruto-kun'

2000 tahun kemudian.

Cahaya Bulan purnama menerangi bumi, Disebuah taman bunga Lavender duduk dikursi berwarna putih seorang perempuan berambut biru gelap memiliki kulit putih dan mata amethys, tengah menatap bunga bunga lavender yang tengah bermekaran.

"Hinata sama, ini sudah malam. sebaiknya anda masuk. diluar terlalu dingin, anda bisa masuk angin." ucap seorang dengan ciri ciri identik dengan yang dipanggil Hinata tadi, tapi dia seorang laki laki dan berambut hitam panjang di ikat.

Perlahan Hinata berdiri dan berbicara,

"Entah kenapa Bulan purnama ini terlihat begitu berbeda." jawab Hinata dengan pelan.

"Apa maksud anda, Hinata-sama?." tanya Neji.

"Lihatlah,! bulannya berwarna Merah.." ucapnya.

"Huh." Neji tercekat.

Dan terlihat Bulan purnama berwarna merah darah, dan aura kemerahan terus terkumpul pada Bulan hingga.

Bum

Ledakan Dahsyat terjadi di tengah hutan ,

Dari ledakan itu terlihat sesosok makhluk dengan aura Senjutsu kental yang mengelilinginya.

"Akhirnya, waktu pembalasan telah tiba."

Tap

Tap

Tap

Dan terlihat sosok gagah bersurai Merah panjang tergerai,

"Dan aku tidak akan Ragu Ragu lagi."

,,

Bang Bang

THE END

SEASON II, WILL NEVER UPDATE.! :v

UGH, , , UDAH TAMAT MOGA AJA MANTEP :v

Yang mau Nerusin atau bersedia meremake silahkan. . . ane gk keberatan asal ijin dulu muehe

Sekian Wasalamu'alaikum gaes :v