Naruto adalah milik Masashi Kishimoto-sensei

Satui buruk berawal dari ocehan Sakura Haruno yang bertemu dengan Sasuke Uchiha. Membiarkanku dengan perut yang belum terisi. Dan Sasuke Uchiha? Siapa yang tidak kenal pria karismatik, tampan, dan kaya serta pria single berkualitas nomer wahid? Oh yeah semua cewek satu kampus menjadikan bungsu Uchiha itu sebagai incaran. Termasuk Sakura Haruno ini.

Aku dan Sakura adalah teman semenjak awal masuk Universitas Konoha ini. Kami sebenarnya sedang mengadakan rapat untuk liburan weekend ini. Bukan berfoya dengan berbelanja gila-gilaan, hanya nonton bioskop atau nongkrong di cafe dengan wi-fi gratis. Hal biasa.

"Jadi kenapa?" tanyaku akhirnya, agak ngeri melihat Sakura terus tersenyum seperti itu.

"Sasuke." Ucap Sakura dengan wajah yang merona.

"Ya?" tanyaku lagi, memilih menyimpan ponsel yang sejak tadi kupakai untuk berkomunikasi dengan kakakku.

"Aku bertemu Sasuke di Ramen Ichiraku!"

Jadi intinya Sakura bertemu Sasuke, dan pria dingin itu melirik Sakura sekilas. Sakura menyapa dan Sasuke hanya mengangguk lalu pergi.

"Dia mengangguk dan menanggapi sapaanku!"

Oke Sakura tampak histeris dan itu semakin menakutkan.

"Kau tidak tahu berartinya itu Hinata! Biasanya Sasuke akan mengabaikan sapaan siapa pun! Tapi dia... Kyaaa..."

Ini menggelikan, sungguh. Cukup untuk hari ini. Sebaiknya aku pulang sebelum larut. Tidak ada gunanya melanjutkan rencana weekend itu untuk saat ini.

###

Aku pulang dengan bus umum, untung saja bus masih ada. Kulirik alroji milikku, sudah lewat makan malam, tentu saja. Gadis pink itu pergi ke Ichiraku tapi tidak membungkuskan ramen untukku. Terima kasih Sasuke Uchiha, kini perutku mulai terasa perih.

Kubuka pintu kulkas, dan hanya menemukan lagsana sisa sarapanku tadi pagi. Ini lebih baik, sudah empat hari aku hanya makan mie, dan baru hari ini aku makan makanan yang layak.

Aku memperhatikan rumah mungilku yang terasa sepi dan kosong. Dapur ini sepertinya perlu sentuhan baru, juga sebaiknya aku memelihara ikan untuk menemaniku, atau anjing? Kucing? Ah anjing dan kucing cukup merepotkan. Semenjak Neji menikah dan Hanabi kuliah di luar negeri, aku kesepian. Rumah kecil ini kami beli dari sisa uang yang dimiliki ayah setelah perusahaannya bangkrut. Agak menyedihkan, tapi tak apa. Kami masih bisa bertahan.

Suara peringatan microwave membuyarkan lamunanku, dan aroma lagsana yang enak membuat perutku semakin terasa perih. Aku benar-benar kelaparan.

Selesai aku makan, aku mengecek email takut-takut kak Neji mengirim pesan. Tidak ada email dari Neji, tapi ada satu email dari Ayame, teman satu kerja part time di lestoran. Besok aku harus masuk lebih awal, karena adik pemilik lestoran akan datang untuk pengecekan.

Melelahkan, kadang aku sering berkhayal kalau aku akan kembali ke masa di mana marga Hyuuga cukup dikenal. Aku akan hidup seperti putri, makan apa pun yang kumau, bermalas-malasan di atas tempat tidur, berbelanja banyak barang mewah, dan tentu saja aku tidak perlu pusing memikirkan hidupku yang malang akibat finansial.

Yak cukup sudah mengkhayalnya, aku harus tidur cukup malam ini. Semoga besok akan menjadi hari yang baik lalu aku mendapatkan promosi. Semoga Kamisama memberikanku keajaiban, cukup dengan bonus tambahan bulan ini supaya aku bisa membeli sepatu baru.

###

Kamisama, entah apa yang Engkau inginkan dari gadis malang sepertiku. Bagaimana mungkin ini terjadi di hari baikku? Sudah cukup kemarin dengan Sakura Haruno, kenapa malah ada si rambut duren itu di sini?!

"Ah, kau Hinata bukan?"

Oh ayolah! Kenapa aku harus bertemu denganmu?

Aku mengangguk, dengan buku memo yang masih kupegang. Pena yang pegang sepertinya akan patah karena genggamanku.

"Aku tak menyangka kalau kau bekerja di sini. Di perusahaan milik Kakakku eh?"

Sikapnya tidak berubah setelah sekian lama, masih sombong, menyebalkan dan tampan. Bahkan wajahnya kini terlihat lebih menawan dengan rambut cepaknya. Oh kau sangat tahu bagaimana cara memperlihatkan daya tarikmu. Minus dengan kesombongan Namikaze itu. Oh Hinata yang malang, bagaimana mungkin pria menyebalkan ini jadi cinta pertamamu?

Kurasa aku buta oleh kacamata minus parahku, dan baru bisa melihat dengan baik setelah operasi laser itu. Terima kasih Ayah, kau sempat memperbaiki mataku, jadi kacamata minus itu tak lagi menghalangi pengelihatanku.

"Selamat malam tuan Namikaze, lama tak bertemu."

Rasanya perutku sangat mual, dan wajahku kesemutan. Ternyata sesulit ini ya berbicara dengan mantan kekasih. Sekarang aku mengerti kenapa banyak pasangan yang tidak bisa akur dengan mantannya. Oke guys aku mengerti perasaan kalian.

Naruto tersenyum, memperhatikan aku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Menaik turunkan wajahnya berulang kali. Aku semakin cantik bukan?

"Kau jadi lebih cantik."

Sudah kuduga. Aku sangat tahu kalau aku cantik, bagaimana pun aku cukup populer di Universitas. Kupikir begitu. Bisa disamakan dengan Ino Yamanaka sang gadis idola kampus, tapi aku contoh klasik dan Ino contoh gadis barat dia seperti barbie hidup.

"Terima kasih, jadi mau pesan apa Tuan?"

Aku tidak bisa berlama-lama bicara dengan pria kuning ini, semua pelayan lain mulai melihatku dan berbisik-bisik.

"Bagaimana bila aku memesanmu malam ini?" Naruto tersenyum sinis, memperlihatkan sisi buruknya.

What the hell?

Kamisama, aku sudah siap untuk menusuk orang biadab ini meski hanya dengan seujung pulpen.

"Kau seharusnya tidak mengganggu kekasih dari sahabatmu sendiri Dobe."

Aku memalingkan wajah dan mulutku ternganga, ada Sasuke Uchiha di sini. Dan tunggu? Kekasih? Sejak kapan pria bak puncak gunung es ini menjadi kekasihku?

Sasuke langsung menarikku ke pelukannya. Oh Kamisama, hal buruk apa yang akan menimpaku?! Aku terlalu baik untuk menjadi bahan bully fans garis keras Uchiha Sasuke dan mati dalam keadaan perawan? Aku masih ingin menikah dan punya anak.

"Kau? Dengan Hyuuga?"

Kurasakan Sasuke mengangguk pelan.

"Sebaiknya kau kembali ke pengunjung yang lain Hinata."

Bulu kudukku meremang, Sasuke mengelus rambutku pelan.

Setelah pelukan terlepas, Sasuke tersenyum. Dewa, apakah aku telah melihat hal yang terlarang?

"Kembalilah." Ucap Sasuke lagi.

Wajahku rasanya merah padam, tidak mengerti kenapa. Yang pasti ini membuatku salah tingkah dan kebingungan. Hinata Hyuuga, ke mana otak jenius penerima beasiswamu pergi?

"Te-terima kasih U-Uchi-" Dewa! Aku gagap! Bagus Hinata, kini kau terlihat sangat memalukan di depan mantan kekasih brengsekmu.

"Sasuke, kau masih belum terbiasa Hime?"

Mataku rasanya terus berputar. Mungkin sebentar lagi aku akan jatuh pingsan. Demi Dewa dan segala kuasanya, apa yang terjadi di sini?! Uchiha Sasuke? Namikaze Naruto? Aku ingin membenturkan kepalaku ke tembok terdekat saat ini juga. Ini adalah khayalan paling tidak masuk akal yang pernah dibuat otak imajinasiku! Atau aku bermimpi? Kuharap ini benar-benar hanya mimpi.

"Hime, kau sakit?"

Tidak! Tidak! Bagaimana Uchiha Sasuke bisa OOC begini? Kemana si pangeran es yang terkenal itu? Apa Sasuke punya saudara kembar yang terpisah?

"A-aku baik-baik saja! Aku akan kembali bekerja."

Aku tidak lagi melihat Sasuke bahkan melirik Naruto. Aku memilih menunduk dan berlari kecil kembali ke dapur. Mengabaikan bisikan para pelayan tukang gosip, pandangan pengunjung, dan pandangan-pandangan lain.

Aku segera mengambil segelas air dan meneguknya hingga tandas.

"Jadi ada hubungan apa antara kau dan adikku?"

Aku segera berbalik dan mendapati Karin Uzumaki yang berdiri menjulang dengan tangan terlipat di depan dada.

Dewa, apa hari ini aku akan dipecat?

Tbc

Yeahhh,, selesai! Maaf karena baik Hinata, Sasuke, dan Naruto OOC. Tapi kuharap kalian semua suka. Oh ya, bagaimana menurut kalian? Lanjut or delete? Haha... Belakangan banyak ffn yang gak di update karena hilang feel nya. Diterima saran atas masalah ini. Sankyuu :3