Judul : Finding Daeul

Cast : Kim Jongdae, Kim Minseok, Daeul and other

Rate : T

Author : Chen21ina

Chapter 5

.

.

Minseok menatap pantulan dirinya di cermin, entah sudah yang keberapa kali Minseok membuang nafasnya dan setiap itu pula ia malantunkan doa di dalam hati.

Jika boleh jujur Minseok merasa takut, ia tak berani menatap masa depan yang kini ada di hadapannya, kehidupan yang tak pernah ia bayangkan sebbelumnya.

"Ini bunga nya " Minseok tersadar dari lamunannya sendiri ketika Kyungsoo datang, sebuket bunga yang kini ada di genggamannya semakin menambah kadar kegelisahan Minseok.

"Gwenchana ?" tanya Kyungsoo khawatir, selama mengenal Minseok ia belum pernah melihat wanita yang selalu di panggil eomma oleh adik-adiknya ini pucat.

"Aku gugup" ujar Minseok jujur, bagaimana mungkib Minseok tidak merasa gugup jika kurang dari satu jam ke depan ia akan secara resmi menjadi Nyonya Kim, menjadi ibu dari Daeul dan menjadi ibu resmi untuk Jongmin,Haowen juga Kyungsoo.

"Aku yakin eomma bisa melewati ini " ucapan Kyungsoo tersebut sukses membuat Minseok terdiam.

"Kau memanggilku apa ?" tanya Minseok memastikan

"Eomma , eomma . Aku bolehkan memanggilmu begitu"

Grep

Minseok tidak tahu kenapa namun kini ia memeluk Kyungsoo erat. Jongdae membuktikan kata-katanya dengan mengadopsi Jongmin,Haowen dan juga Kyungsoo kini mereka telah tinggal di Seoul bahkan Jongdae pun turut membawa Minseok. Dan di luar dugaan orang tua Jongdae menyambutdengan penuh suka cita rencana putranya tersebut. Bahkan Jaejoong sang eomma lah yang paling bersemangat menjadikan Minseok menantunya.

"Kau sudah siap ?" Minseok maupun Kyungsoo menoleh ketika Yunho ayah Jongdae datang, laki-laki yang masih terlihat gagah di usianya yang sudah melebihi setengah abad inilah yang akan membawa Minseok ke altar.

"Eomma gugup haraboji" ungkap Kyungsoo membuat Minseok menunduk malu.

"Tidak apa-apa Minseok-ah, ada appa yang akan menemanimu nanti" ujar Yunho menenangkan dan entah mengapa perasaan Minseok kini menjadi lebih tenang.

.

.

Jongdae tak kalah gugupnya dengan Minseok, walaupun ini bukanlah pernikahan pertamanya namun tak dapat di pungkiri jantung Jongdae berdegup melewati batas normal sekarang.

Ruangan mendadak hening, Kyungsoo yang pertama kali muncul dari arah pintu dengan gaun putih selutut ia tampak cantik. Di belakangnya Minseok mengikuti dengan di gandeng oleh Yunho decakan kagum terdengar jelas dari beberapa tamu undangan yang datang Minseok yang sehari-hari tampil tanpa make up mampu membuat orang-orang terpesona.

Tak lupa pekikan tertahan terdengar saat Daeul, Jongmin, dan Haowen berjalan di belakang Minseok, dengan tuxedo yang membuat ketiganya tampak menggemaskan. Trio Kim ini seolah-olah menjadi pengawal untuk sang eomma.

Jongdae sendiri dibuat tak dapat berkata-kata Minseok sungguh tampil bagai putri. Minseok sudah berdiri sejajar dengan Jongdae, rona merah di pipi Minseok jelas terlihat dan itu menambah kadar kecantikannya.

Janji setia telah diucapkan, doa dari orang terdekat pun tak habis berdatangan membuat senyum bahagia dari wajah Minseok juga Jongdae seakan tak pernah luntur.

Pesta telah usai dan Minseok kini kembali menatap pantulan dirinya di cermin, ia masih menggunakan gaun pengantin. Minseok tidak pernah terbayangkan akan menikah dengan Jongdae bahkan ia langsung di berikan anugrah dengan hadirnya tiga orang putra dan satu putri dalam keluarga kecilnya, kehidupan Minseok tidak akan lagi sama mulai hari esok.

Grep

Minseok tersentak, lama dengan pemikirannya sendiri hingga ia tidak sadar jika Jongdae sudah masuk kamar bahkan kini memeluknya dari belakang.

"Kau belum berganti pakaian ?" tanya Jongdae sementara Minseok hanya menggeleng sebagai jawaban, sedikit malu karena Jongdae telah memakai piyama sedangkan dirinya masih mengenakan gaun .

"Aku akan menggantinya" ucap Minseok.

"Aku bantu" jawab Jongdae cepat, awalnya Minseok mengernyit tak mengerti dirinya hanya akan pergi ke toilet lalu mengganti pakaian tanpa di bantu pun Minseok bisa sendiri. Tapi tak lama bulu kuduk Minseok berdiri seiring dengan gerakan tangan Jongdae yang tengah membuka resleting belakang gaun Minseok.

"Jong-dae" ucap Minseok terbata namun Jongdae hanya bergumam sebagai jawaban.

Jongdae menahan nafasnya sendiri, ketika punggung mulus Minseok sudah terekspose dihadapannya. Awalnya Jongdae hanya ingin membantu Minseok, ia tahu jika wanita yang kini berstatus sebagai istrinya tersebut sudah sangat lelah jadi Jongdae berinisiatif untuk membantu tapi sepertinya ia telah salah. Karena kini justru sesuatu di dalam diri Jongdae berteriak minta di bebaskan.

Minseok merasa ada yang aneh, karena setelah resletingnya terbuka tidak ada pergerakan lain. Minseok membalikan tubuhnya dan dahinya kembali mengernyit saat mendapati Jongdae justru sedang melamun.

"Gwenchana ?" tanya Minseok khawatir. Jongdae kemudian hanya menatap Minseok dalam.

"Min, apa kau lelah ?" tanya Jongdae.

"Iya lumayan, tamu yang datang cukup banyak. Ada apa ?"

"Apa kau bisa bertahan sebentar saja ?" tanya Jongdae lagi.

"Maksudmu ?" tanya Minseok tak mengerti. Dan Jongdae bingung sendiri bagaimana cara mengungkapkannya.

Jongdae melangkah perlahan mendekati Minseok, masih dengan gerakan perlahan ia mencoba untuk mempersatukan kedua indra pengecap mereka. Jongdae dapat merasakan keterkejutan Minseok namun wanita itu diam membiarkan Jongdae melakukan apa yang ia mau. Tak butuh waktu lama hingga Jongdae dapat tersenyum di sela-sela kegiatannya karena Minseok mulai membalas perlakuannya bahkan kini lengan Minseok telah bertengger manis di pundak Jongdae menyebabkan gaun yang Minseok kenakan terjatuh bebas di lantai. Dan sialnya Jongdae membuka mata saat gaun itu terjatuh.

Sekali lagi Jongdae menahan mati-matian hasratnya ia masih ingat jika tubuh Minseok lelah setelah seharian menyalami tamu. Jongdae tidak akan bermain kasar apalagi hingga memaksakan keinginannya.

Dan malam ini menjadi malam yang panjang untuk kedua insan yang kini telah berstatus resmi.

.

.

.

"Pantaaaaiiiiiiiiiii"

"Woooaaahhh berenangggggg"

Minseok dan Jongdae tersenyum melihat tingkah anak-anaknya yang sangat bersemangat. Jongdae sengaja membawa keluarga kecilnya ke villa milik keluarganya kebetulan villa ini sangat dekat dengan pantai sehingga liburan ini Jongdae manfaatkan sekaligus untuk liburan keluarga.

"Eomma ayoo kemari kita berenangggg " teriak Haowen dan senyum Minseok semakin mengembang melihat wajah bersemangat Haowen mengingat putranya yang satu itu cukup sulit tertawa lepas tidak seperti Jongmin dan Daeul.

Jongdae tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya apalagi melihat tawa Daeul yang begitu lepas, selama ini ia selalu mementingkan pekerjaan diatas segalanya hingga kerap kali Jongdae lupa bahwa masih ada malaikat kecil sumber kebahagiaan Jongdae.

"Aaawwwww" Jongdae menoleh cepat saat mendengar suara Kyungsoo berteriak.

"Ada apa Soo" tanya Jongdae, kini ia tengah berjongkok di hadapan Kyungsoo. Gadis yang kini menjabat sebagai putri tertuanya menahan sakit karena kaki kiri kyungsoo tersandung karang dan membuatnya berdarah.

"Apppooo " rintih Kyungsoo.

"Ayo naik" Kyungsoo mengernyit tak mengerti dengan perkataan Jongdae

"Appa akan menggendong mu hingga ke tepi pantai" jelas Jongdae lagi.

"Tidak perlu appa, aku bisa berjalan sendiri" tolak Kyungsoo halus, ia sebenarnya masih merasa sakit namun ia pun malu jika harus di gendong oleh Jongdae.

"Kau meragukan kekuatan appa ? Jangankan hanya menggendongmu bahkan sekaligus menggendong eomma serta adikmu appa kuat" keras Jongdae sepertinya laki-laki ini salah paham.

"Bukan begitu appa tapi-" mulut Kyungsoo diam, ia tak berani melanjutkan kata-katanya saat melihat tatapan tajam dari sang ayah. Memilih menyerah akhirnya Kyungsoo menurut ia kini sudah berada di punggung Jongdae, awalnya memang Kyungsoo merasa malu di usianya yang sudah besar rasanya sangat memalukan jika ia harus di gendong oleh sang ayah namun hati kecil Kyungsoo berteriak senang. Selama ini ia memang selalu memimpikan berada dalam gendongan appa atau pun eomma nya dan hari ini Jongdae mewujudkan mimpi tersebut.

Minseok tak lama ikut duduk di pinggir pantai dengan kotak p3k. Dengan teliti Minseok mengobati luka pada kaki Kyungsoo. Sementara Jongdae kembali ke pantai untuk memanggil ketiga jagoannya agar bermain di pinggiran pantai saja.

"Naaahhh sudah selesai, lain kali hati-hati ya. Eomma tidak ingin melihatmu terluka lagi " ujar Minseok.

Grep

Kyungsoo memeluk Minseok erat dan Minseok dengan penuh kelembutan membelai perlahan surai putri tertuanya.

"Eomma gomawo" ucap Kyungsoo tulus.

"Ne cheonma sayang"

"Saranghae eomma, appa. Neomu saranghae"

.

.

Jongdae memilih masuk sebentar kedalam villa guna mengambil minuman. Anak-anaknya ini bagai tak memilki rasa lelah mereka terus saja asik bermain entah sudah berapa permainan yang dimainkan. Tiga jagoan kecilnya bagai memiliki dunia mereka sendiri jika sudah bermain.

Jongdae tersenyum saat sepasang tangan mungil melingkari pinggangnya tanpa berbalik pun ia tahu siapa pemilik tangan tersebut.

"Gomawo" ujar Minseok si pemilik tangan yang kini tengah memeluk Jongdae.

"Terimakasih untuk segala yang telah kau berikan" lanjutnya.

"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu" balas Jongdae namun Minseok menggeleng.

"Aku pernah merasakan indahnya keluarga sampai aku dibuang oleh orang tua ku sendiri, sejak itu tak pernah sedikitpun terpikirkan di otak ku untuk kembali merasakan kehangatan sebuah keluarga, hingga kita bertemu dan kau memberikan semuanya. Kehangatan keluarga, kebahagiaan aku sungguh berterima kasih" ucap Minseok " Jongdae-ya apa aku sudah pernah mengatakan ini padamu ?" lanjutnya.

"Apa ?" tanya Jongdae.

"Saranghae Kim Jongdae, aku mencintaimu" ucap Minseok tulus dan Jongdae tidak bisa untuk tak berbalik sekarang. Dilihatnya wajah cantik sang istri mata itu tak menunjukan sedikitpun kebohongan hanya ada ketulusan disana membuat hati Jongdae diliputi rasa syukur.

"Nado saranghae Minseok-ah, Nado" jawab Jongdae kembali ia membawa Minseok dalam kecupan penuh kelembutan. Namun sayang Jongdae selalu sulit mengontrol diri jika sudah seperti ini ia semakin berbuat lebih tatkala Minseok menerima segala perlakuannya

"Eommmaaaaaaaaaa" Minseok yang pertama kali tersadar ketika suara Haowen menyapa indra pendengarannya.

"Jongdae hentikan" ujar Minseok cepat ia tak ingin putra kecilnya melihat adegan yang belum boleh ia lihat.

"Tapi Min-" jawab Jongdae penuh rasa frustasi yang sialnya tak dapat Minseok abaikan.

Sret

Minseok menarik cepat Jongdae hingga keduanya memasuki kamar mandi yang terletak di dapur .

"Eomma eodiga ?" Minseok menaruh telunjuknya di depan mulut agar Jongdae tak bersuara. Itu justru terlihat lucu di mata Jongdae, ia seakan sedang bermain petak umpet sekarang

"Kenapa tidak ada ? Yasudahlah main lagi saja"

Minseok menghela nafas saat suara Haowen sudah tidak terdengar itu berarti putranya telah kembali bermain. Namun Minseok kini harus menelan ludahnya sendiri karena Jongdae tengah melihatnya dengan tatapan yang wanita itu tahu benar apa artinya.

"Kita lanjutkan yang tadi " ujar Jongdae dan dengan cepat ia melakukan apa yang ia mau bahkan Minseok pun tak sempat protes.

.

.

Makan malam dengan pemandangan pantai adalah hal terindah yang pernah Minseok lihat. Ditambah dengan senyum bahagia dari orang-orang tercintanya membuat malam seorang Kim Minseok terlihat lebih sempurna.

"Eomma tadi kemana ?" tanya Haowen di sela-sela makan malam mereka.

"Tadi eomma sedang bersih-bersih " jawab Minseok.

"Lalu kenapa eomma tak menjawab Haowen ?" tanya Haowen lagi.

"Sayang kau mau tambah dagingnya ?" Ujar Jongdae mencoba mengalihkan perhatian "di usia mu sekarang kau harus banyak makan daging agar kuat" lanjutnya.

"Benarkah ?" bukan Haowen yang bertanya namun Jongmin terlihat sangat tertarik dengab bahasan ini.

"Appa Jongmin mau daging yang banyaaakkk agar Jongmin kuat"

" Daeul juga mauuuu"

"Yaakkk itu semua punya hyung!"

Minseok terkekeh geli melihat tingkah ketiga putranya dan perhatian Minseok kini jatuh pada Kyungsoo.

"Soo bagaimana kaki mu ? " tanya Minseok

"Tidak apa-apa eomma, sudah tak terasa sakit"

"Leher eomma kenapa ?" Minseok menoleh saat mendengar pertanyaan dari putra terkecilnya.

"Leher eomma merah, eomma sakit ?" dan kini Jongmin ikut bertanya membuat Minseok kebingungan sementara Jongdae si pelaku utama justru tengah menahan tawa membuat Minseok mendelik.

"Tadi eomma di gigit monster nyamuk yang sangat besar makanya jadi merah begini " ujar Minseok kikuk.

"Dasar Monster menyebalkan ! Berani sekali dia menggigit eomma nya Daeul " seru Daeul marah namun terlihat sangat lucu di mata Minseok.

.

.

Minseok merebahkan tubuhnya yang terasa lelah seharian bermain bersama anak dan juga suaminya membuat tubuh wanita itu serasa akan remuk. Tidur terasa menjadi kegiatan yang paling Minseok dambakan saat ini namun sayang baru saja matanya tertutup Minseok harus menahan geli karena tangan nakal sang suami justru kini tengah bermain di tubuh Minseok.

"Jongdae-ya aku mengantuk" ucap Minseok parau.

"Tapi aku belum mengantuk Min " jawab Jongdae membuat Minseok mendengus.

Tok

Tok

Tok

Jongdae dan Minseok kompak melihat kearah pintu, siapa yang malam-malam begini mengetuk pintu .

Jongdae melangkah untuk membuka pintu dan alangkah terkejutnya ia ketika nenemukan keempat anaknya sudah berdiri disana.

Dan penampilan Daeul-lah yang paling menarik perhatian karena kini putra bungsunya memakai topeng iron man di tengah malam.

"Malam ini Daeul akan menjaga eomma" ujar Daeul penuh semangat.

"Menjaga eomma ?" Kini Minseok ikut berdiri di depan pintu, mata Daeul berbinar senang saat menemukan sosok yang ingin ia lindungi, tanpa malu apalagi canggung Daeul merentangkan kedua tangannya meminta untuk di gendong .

"Memangnya eomma kenapa sampai harus di jaga ?" tanya Jongdae penasaran ia masih tidak mengerti dengan situasi yang kini ia hadapi

"Haiissshh appa ini bagaimana, tadi sore kan eomma di gigit oleh Monster sampai leher eomma merah! Jika nanti saat eomma tidur monsternya datang lagi bagaimana ?" Aahh sekarang Jongdae mengerti.

"Memangnya Daeul berani melawan monster ?" lanjut Jongdae.

"Beraniii ! Lihatlah Daeul sudah pakai topeng iron man monsternya pasti takut. Jika belum takut juga kan ada Jongmin serta Haowen hyung" ujar Daeul penuh semangat.

"Sudahlah sekarang kalian semua lebih baik tidur di Kamar eomma ya" ujar Minseok, Jongdae menoleh cepat merasa tak setuju dengan ucapan istrinya ini.

"Horrreeee tidur bersama eomma dan appa !"

"Kyungsoo" panggil Minseok ketika putri sulungnya mulai melangkah mundur.

"Aku tidur di kamar saja eomma" jawabnya

"Kita semua akan tidur bersama masa kau di kamar di kamar sendiri. Ayo kemari "

Kyungsoo memilih untuk menurut lagipula seumur hidup ia belum penah merasakan tidur bersama-sama seperti ini.

.

.

Minseok tersenyum memandangi satu persatu wajah buah hatinya yang telah terlelap. Rasa kantuk yang tadi ia rasakan menguap entah kemana. Walaupun Kyungsoo,Haowen,Jongmin dan Daeul tidak terlahir dari rahimnya tapi demi tuhan Minseok menyayangi mereka dengan sepenuh hati. Minseok memperhatikan lama wajah putra dan putri nya sambil memegangi perutnya yang masih rata setiap pergerakan Minseok tak luput dari penglihatan Jongdae bahkan laki-laki bisa mengetahui jika istrinya kini tengah memikirkan sesuatu.

Jongdae beranjak perlahan dari sisi tempat tidur menuju ke sisi satunya tempat dimana Minseok berbaring.

Sret

Minseok tersentak saat sebuah tangan kekar memeluk perutnya namun kemudian senyumnya mengembang saat menyadari Jongdae-lah pelakunya

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Jongdae.

"Aniyaa, aku hanya berpikir betapa tuhan menyayangiku dengan memberikan empat orang malaikat sekaligus" ujar Minseok.

"Jongdae-ya apakah aku boleh menjadi pribadi yang serakah? Kali ini saja" lanjut Minseok.

"Maksudmu ?"

"Aku menyayangi mereka sepenuh hatiku, tapi akupun ingin merasakan memiliki anak yang ku kandung dan lahirkan sendiri. Bukan berarti aku tidak bersyukur tapi bolehkan ?" Minseok bertanya lagi kini ia membalikan tubuhnya sehingga berhadapan dengan Jongdae.

"Tentu saja boleh " jawab Jongdae menenangkan.

"Hmm Min karena anak-anak tidur disini bagaimana jika kita pindah ke kamar sebelah ?" ajak Jongdae. "Bukankah kau ingin memiliki anak mu sendiri " lanjutnya dan Minseok dapat merasakan aura mengancam sepertinya ia tak akan bisa beristirahat dalam waktu cepat.

"Ayo "

"Astaga Kim !"

.

.

.

End

I'm back !

Finding daeul tamat hehehehe

Maaf jika mengecewakan atau tidak sesuai dengan ekspetasi. Dan untuk yang minta adegan 19+ maaf lagi saya belum bisa buatkan sebagai gantinya di chap ini banyak ambigunya hhee kalian yang kemarin chat ke saya pasti langsung pada konek !

Hohohoho.

Terimakasih buat readernim yang selama ini sudah mensuport 'Finding Daeul' ..

Big thanks to :

Kim Hyomi, initial D 0326, nur991fah, chioedailelf, chennie, hannachan42, iqshof, kim youngzie, chenmin ex-ochy, arkunakim, Anya, syahdae21, thunderlight21,wowshichun.

Dan saya sudah buat ff pengganti dengan judul 'Thunder Snow' bisa langsung cek di bio ..

Okaiiii sekian cuap-cuapnya

See you in next story byeolies ~