HOW DARE YOU

Disclaimer : Masashi Khisimoto

By : HatsuKris

Pair : Naruto x Sasuke

Warning : BL (Yaoi), OOC, OC

DON'T LIKE DON'T READ!

.

.

Fanfik ini sudah pernah posting di facebook sebelumnya

Diposting ulang di ffn bagi yg belum membaca atau ingin membaca ulang fanfik ini.

Happy Reading for Hatsuki-san ^^

.

.

Chapter 1

Malam itu sebuah pesta kolam diadakan di sebuah rumah mewah di komplek perumahan elit. Tamu-tamu yang datang merupakan orang-orang kaya yang suka menghambur-hamburkan uang.

Sasuke, pemuda bartender itu, mengamati para tamu sementara ia tersenyum dan membagikan minuman kepada tamu yang ada di depan barnya. Ia memang sengaja meminta agar ditugaskan untuk menjadi bartender di acara itu pada bosnya. Bukan karena ia suka dengan acara orang-orang borjuis itu, malah sebaliknya ia sangat membenci acara-acara pamer harta seperti ini. Sasuke pun berasal dari keluarga yang tidak jauh berbeda dengan mereka, tapi jelas kalau ia dibesarkan dengan cara yang berbeda. Buktinya, kenapa ia dibiarkan bermain-main sebagai bartender kalau ia bisa membeli bar-nya sekalian?

Sasuke mengalihkan pandangannya, tepat ketika seorang lelaki muncul di ambang pintu. Sorakan senang terdengar di beberapa tempat, dan beberapa perempuan langsung

melemparkan diri ke arah lelaki yang baru datang itu. Sasuke memperhatikan dengan muak saat lelaki itu dihadiahi ciuman di pipi oleh lima perempuan sekaligus. Itu dia tipe yang paling Sasuke benci. Lelaki seperti itu seharusnya diberi pelajaran agar tidak besar kepala. Tapi, bukan tugas Sasuke untuk menghukum lelaki itu. Sasuke pun kembali pada pekerjaannya menuangkan minuman. Lelaki yang sejak tadi diamati Sasuke kini bergabung bersama teman-temannya di sebuah meja sudut di pinggiran kolam renang. Dia duduk dan langsung diapit oleh dua gadis di kedua sisinya. Membuatnya mendapatkan sorakan iri dari teman-temannya.

"Kau itu harusnya berbagi pada kami, Naruto," kata salah satu dari tiga lelaki yang duduk di sana. Yahiko namanya.

Alis lelaki yang dipanggil Naruto itu terangkat. "Aku kenapa?" tanyanya.

Yahiko mendengus dan melempari Naruto dengan kulit kacang. "Jangan sombong kau!"

Naruto tertawa dan menerima segelas minuman dari lelaki lainnya yang duduk di sana. Kris namanya. Kris adalah lelaki bertubuh proporsional, dengan rambut hitam kelam, juga mata berwarna senada dengan rambutnya. Kris adalah playboy sejati.

Sebelas dua belas dengan Yahiko. Yahiko adalah lelaki dengan tinggi 190cm, juga dengan senyum memikat yang selalu membuat gadis-gadis berguguran bagai kelopak bunga di kakinya.

Laki-laki terakhir dalam kelompok itu adalah Shikamaru. Shikamaru sendiri merupakan lelaki yang jauh lebih kalem disbanding ketiga temannya. Ia bicara jika ingin, dan tidak banyak berulah. Walaupun, wajah tampannya jelas sebanding dengan teman-temannya. Ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya. Wow, dia dan teman-temannya adalah tangkapan paling diminati di sana.

"Sudahlah, nikmati saja pestanya," kata salah satu gadis yang merangkul lengan Naruto. Sakura namanya.

"Benar. Naruto-kun kan sudah lama tidak bergabung dalam pesta seperti ini," kata gadis yang satunya, Shion.

"Tidak datang ke pesta yang diadakan Sarah, maksudnya?" cetus Kris. Kris langsung dihadiahi dengan sambitan kain oleh Shion, membuat yang lainnya tertawa.

Naruto mengedarkan tatapannya ke sekeliling kolam renang yang ramai itu. lalu matanya jatuh pada seorang bartender yang sedang meracik minuman. Naruto menelengkan kepalanya dan mengamati pemuda itu dengan sedikit rasa ketertarikan. Tanpa ia sadari ia terdiam saat Yahiko melemparkan pertanyaan padanya. Alhasil, seluruh mata teman-temannya mengarah padanya.

"Apa sih, yang kau lihat sampai sebegitunya?" tanya Yahiko jengkel.

"Siapa dia?" tanya Naruto sambil mengedikkan kepalanya ke arah meja bar di bagian lain kolam renang itu. Yahiko, Kris, dan Shikamaru mengikuti arah yang ditunjuk oleh Naruti.

Tak diduga, Shikamaru lah yang menjawab pertanyaan itu.

"Itu Sasuke. Dia seorang bartender dari Raven's. Lebih tepatnya salah satu bartender terbaik yang ada di Raven's."

"Kenapa kau bisa tau namanya?" tanya Naruto.

Shikamaru angkat bahu. "Sepupuku pernah memakai jasanya beberapa bulan lalu," sahutnya.

Kris tiba-tiba menjentikkan jarinya, menarik perhatian ketiga temannya. "Aku punya ide cemerlang," katanya.

"Apa?" tanya Yahiko.

"Kalian mau berpartisipasi tidak?" tanya Kris.

"Siapa yang mau berpartisipasi pada permainan yang tidak jelas begitu?!" sahut Shikamaru.

"Oke, oke, aku sebutkan permainannya," kata Kris mengalah. "Gamenya adalah… siapa yang berhasil mencium Bartender manis itu, dia mendapatkan hadiah liburan tiga hari dua malam di pulau pribadi keluargaku," kata Kris.

"Liburan?" ulang Yahiko.

"Tiga hari dua malam di pulau pribadi?" ulang Naruto.

"Yap!" sahut Kris.

Sejenak tak ada yang menyanggupinya, mereka malah mengamati Sasuke yang sedang mencampurkan minuman kemudian menuangkannya ke dalam sebuah gelas.

Lalu Naruto berdiri. Membuat lima pasang mata menatapnya. Naruto melemparkan senyum menawannya. Senyum yang sanggup meluluhkan gunung es sekalipun.

"Simpan tiketnya untukku," kata Naruto saat ia beranjak ke arah bar.

"Menurut kalian dia akan berhasil atau tidak?" tanya Kris.

"Taruhan yang kau ajukan itu tidak adil!" keluh Sakura.

"Kenapa tidak?" tanya Yahiko.

"Iya, habisnya Naruto-kun jadi harus mencium pemuda tak jelas itu kan?!" sahut Sakura jengkel.

"Benar! Untung sekali pemuda bartender itu! aku juga mau dicium oleh Naruto!" timpal Shion.

"Ciuman yang dihargai liburan berkelas di kepulauan pribadi keluarga Winder maksudmu?" kata Shikamaru.

"Sama saja kan!?" sahut Sakura dan Shion.

Kelimanya lalu mengamati saat Naruto berjalan santai ke arah bar.

Naruto berjalan perlahan dan membalas setiap senyum yang diberikan padanya. Meski begitu, matanya tak pernah lepas dari menatap Sasuke.

Ketika ia lewat di depan sebuah meja, tangannya ditarik oleh seorang gadis berambut merah yang berpakaian minim. Dialah Sarah, pencetus pesta malam itu. Gadis itu menarik tangan Naruto agar lelaki itu duduk di sebelahnya.

"Naruto-kun, gabung denganku yuk?" katanya menggoda.

"Sorry, aku sedang dalam misi," kata Naruto dan melemparkan seulas senyum simpul kepada Sarah, lalu dengan licin melepaskan tangannya dari cengkraman Sarah. Sarah tampak jengkel, tapi membiarkan Naruto pergi.

Naruto kembali melanjutkan langkahnya dan berhenti sejenak di salah satu meja. Ia melemparkan senyum menawannya kepada seorang gadis yang duduk di meja itu lalu membisikkan sesuatu ke telinga gadis itu. gadis itu kemudian melepaskan salah satu cincin di tangannya dan menyerahkannya pada Naruto. Naruto pun kembali melanjutkan langkahnya dan duduk di depan meja bar. Naruto menatap Sasuke hingga pemuda itu berpaling ke arahnya. Lalu, Naruto memberikan seulas senyum memikat yang sudah dilatihnya dengan sangat baik. Akan tetapi Sasuke hanya menatapnya datar dan menuangkan minuman ke dalam gelas yang diambil Naruto.

"Jam berapa shifmu berakhir?" tanya Naruto.

Sasuke melirik Naruto sekilas.

"Memangnya kenapa?" tanya Sasuke tak acuh. Ia meletakkan minuman di hadapan Naruto dan melanjutkan membuat minuman lainnya. Naruto meraih minuman itu dan meminumnya hingga tinggal setengahnya, lalu meletakkannya kembali ke atas meja. Naruto meraih ke dalam sakunya dan dengan senyum penuh percaya diri ia menatap Sasuke.

Sasuke mau tak mau membalas tatapan Naruto. Mata pemuda itu membelalak saat melihat Naruto menjatuhkan cincin itu ke dalam gelas minumannya.

Naruto pun berdiri. Sasuke menatap Naruto dengan heran bercampur muak. Akan tetapi ia merasa penasaran dan mencondongkan tubuhnya untuk melihat cincin yang bersemayam di dasar gelas. Pada saat itulah Naruto menarik lengan Sasuke dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi pemuda itu.

Sasuke tersentak dan mundur. Ia menatap tak percaya ke arah Naruto yang tengah tersenyum congkak ke arahnya. Naruto berbalik kembali ke tempat teman-temannya yang sudah bersorak.

Sasuke merasa marah saat menyadari dirinya tengah dijadikan bahan taruhan oleh orang-orang kaya itu. Sasuke lalu meninggalkan meja minuman dan melangkah cepat ke arah Naruto.

Setelah berada tepat di belakang Naruto, Sasuke menarik bahu lelaki itu hingga menghadap ke arahnya. Lalu, dengan sebuah ayunan kepalan tangan ditinjunya pipi Naruto.

Keheningan menyusul pukulan keras Sasuke. Hanya musik yang meningkahi suasana yang tiba-tiba senyap itu. Setelah melemparkan tatapan benci ke arah Naruto yang menatap kaget ke arahnya, Sasuke berbalik dan meninggalkan pesta itu. Yahiko, Kris, dan juga Shikamaru langsung menghampiri Naruto dan berkerumun di sekitar lelaki itu. Yahiko menepuk bahu Naruto.

"Kau tidak apa-apa, Naruto?" tanya Yahiko hati-hati. Naruto menepiskan tangan Yahiko dan langsung pergi meninggalkan teman-temannya.

"Jadi, hasilnya bagaimana?" tanya Shikamaru memecahkan kebisuan itu.

"Entahlah. Aku rela saja membiarkan Naruto mengambil hadiahnya," kata Kris.

Ketiganya lalu memutuskan untuk pulang. Buat apa lama-lama di pesta itu kalau pemimpin mereka saja sudah pergi duluan? Maka mereka pun berpencar untuk mencari kesenangan di tempat-tempat hiburan pilihan mereka sendiri.