Hai. Ini fanfic pertama saya, jadi maaf kalau ceritanya jelek atau absurd.
Happy reading :D
Judul : Masih Sama Seperti Dulu
Cast : Sehun, Chanyeol dan lainnya
Pairing : ChanHun
Rate : M
Genre : romance, drama,
Warn of typo(s) and YAOI. DLDR*
"APA?!" Teriak seseorang dari balik telepon dengan heboh.
Sehun mengangguk. "Iya. Aku juga tidak terlalu yakin betul, tetapi sekilas itu terlihat seperti Chanyeol-hyung."
Hening beberapa saat sampai Sehun memutuskan untuk mengakhiri percakapan mereka di telepon.
"Ah, baiklah. Kalau begitu hyung, paman memanggilku. Aku harus ke sana. Nanti akan kuhubungi lagi." Ucap Sehun seraya menutup teleponnya dengan hyung-nya, Luhan.
"Ne, ada apa paman?" Tanya Sehun ketika sudah berada di depan pamannya yang sedang bertelepon pula.
"Iya, keponakanku akan menjemputmu. Tunggu saja." Ucap pamannya dengan orang di seberang telepon.
"Sehun," Panggil paman Sehun yang bernama Lee Kwang Soo. "Nak, bisa paman minta tolong padamu?"
Sehun mengangguk dan tersenyum.
"Bagus." Angguk Kwang Soo. "Paman memiliki teman yang baru saja meninggal. Dia menitipkan anaknya kepada Paman sampai anaknya lulus kuliah. Nah, sekarang dia sedang perjalanan kemari. Kau bisa jemput dia di terminal?"
Penjelasan dari sang paman membuat Sehun tak sanggup menolak, pasalnya dia juga dititipkan oleh orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan kepada paman Kwang Soo. "Sama sepertiku ya, paman?"
Sehun mengenakan hoodie-nya dan tidak lupa masker pula. Mengambil beberapa lembar uang dan pergi setelah mencium tangan pamannya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja karena di samping menghemat biaya dia juga harus berolah raga. Sehun merasa dia lebih berat sekarang.
Kira-kira dua jam lebih Sehun menunggu di terminal bus. Ia tak juga menemukan orang yang dimaksudkan oleh pamannya. Menurut paman Kwang Soo, ia adalah pemuda tinggi dengan kacamata, jaket hitam, koper abu-abu dan topi doraemon.
Tidak banyak yang mengenakan pakaian seperti itu. apalagi topi doraemon. Siapa pemuda berumur kira-kira dua puluh tahun mengenakan topi doraemon? Sehun tersenyum sendiri hingga ia menyadari jika teleponnya berdering.
"Halo, ada apa, paman?" kata Sehun.
"Sehun, apa kau masih di terminal?"
"Ne, memangnya kenapa?"
"Anak teman paman sudah sampai di rumah. Kau pulang saja sekarang."
Sehun menghentakkan kakinya kesal dan memasukkan ponselnya kedalam saku dengan sembarangan. Di hari libur seperti saat ini, ia sebetulnya ingin pergi berlibur dengan teman atau yang lain, tetapi dengan siapa ia akan pergi? Luhan-hyung? Baekhyun-hyung?.
Sehun mengeluarkan kembali ponselnya dan mengirim pesan kepada pamannya yang berisikan.
Paman, aku tidak bisa langsung pulang. Aku akan ke rumah Luhan-hyung. Maaf paman. Aku janji akan pulang sebelum sore.
Sehun berjalan riang menuju rumah Luhan. Ada banyak yang ingin ia ceritakan kepada Luhan. Mulai dari kekesalannya hari ini sampai kejadian ketika ia bertemu dengan Chanyeol-hyung, mantan pacarnya dua tahun lalu.
Sehun sudah sampai di rumah Luhan. Tidak ada orang di rumahnya selain Luhan dan pembantunya yang juga tidak terlalu peduli dengan percakapan antara Luhan dengan Sehun.
"Hyung, bagaimana ini?!" Sehun merengek-rengek di samping Luhan. "Aku ingat dia lagi, hyung."
"Tapi kalian sudah tidak bertemu hampir dua tahun. apa mungkin kau masih saja mencintai dia?" Luhan mencubit hidung Sehun.
"Tapi, hyung." Sehun memutar tubuhnya dan membelakangi Luhan. "Selama dua tahun itu aku juga masih saja memikirkan dia. Hyung tahu, bukan, kalau dia itu cinta pertamaku. Mana mungkin aku bisa semudah itu melupakannya?"
"Nah, terus sekarang kau berharap dia ke Korea untuk mencarimu?" Luhan beranjak dari kursinya dan mengambil minuman.
Sehun hanya menggeleng dan memajukan bibirnya. "Sama sekali tidak. Tapi kalau memang benar, aku malah lebih senang."
Sehun dan Luhan terus saja bercerita dan tidak ingat waktu hingga Lee Kwang Soo menelpon Sehun dan menyuruhnya segera pulang karena hari yang sudah semakin gelap.
Sehun sangat panik ketika dia sudah berada di depan pintu. Ia bingung akan mengatakan apa nanti jika pamannya menanyakan tentang janjinya yang akan segera pulang sebelum hari sore. Dia mengetuk-ngetuk dahinya dan sesekali memukulnya, hukuman karena dia sangat ceroboh.
"Paman?" panggil Sehun ketika sudah benar-benar masuk. Dari posisinya berdiri ia dapat melihat pamannya dan satu orang lagi sedang makan malam di meja makan dengan bercakap-cakap pula dan sesekali mereka tertawa.
"Ah, itu keponakan paman." Lee Kwang Soo berdiri dan menunjuk Sehun yang masih memasang senyum bodoh di depan pintu. "Ayo kemarilah."
Sehun berjalan menuju meja makan. Masker juga hoodie-nya sudah lepas dari tubuhnya. Sehun hanya menunduk saja tidak berani melihat langsung mata pamannya.
"Nah, Sehun. Ayo kita makan malam bersama." Ajak pamannya dengan nada suara yang lembut—tidak marah.
Sehun terkejut akan sikap paman Kwang Soo yang tidak marah sama sekali terhadap dirinya. Dia mendongakkan kepala dan—DEG!
Serasa otak sehun berhenti bekerja dan jantungnya berhenti memompa darah. Dia merasa sangat-sangat terkejut ketika mengetahui jika orang yang dimaksudkan pamannya itu ada seorang Park Chanyeol. itu artinya, Chanyeol akan tinggal bersamanya dan mereka akan bertemu setiap hari. Oh Tuhan, kenapa harus mendadak seperti ini, batin Sehun dalam hatinya.
Wajah Sehun memerah sekaligus memanas seketika. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Berpura-pura tidak kenal dan berkenalan lagi atau menjelaskan bagaimana dia bisa mengenal Park Chanyeol kepada pamannya. Ah, tidak mungkin. Sehun tidak mungkin menjelaskan kepada pamannya jika ia sudah kenal dengan Chanyeol dan mengatakan pula jika mereka sudah pernah berpacaran.
Chanyeol tersenyum dengan gayanya yang khas.
Sehun membalas senyuman itu dan mengulurkan tangan "Aku Sehun."
Chanyeol tampak mengangkat sebelah alisnya dan menjabat tangan Sehun dengan ragu. "Chanyeol."
Makan malam terasa canggung sekali bagi Sehun juga Chanyeol. Sehun hanya memotong setengah dari daging panggang yang ada di piringnya lalu menyuapkannya ke dalam mulutnya. Sesekali ia mencuri lihat orang di hadapannya yang tidak lain adalah Park Chanyeol. Pandangannya dengan Chanyeol juga tidak jarang saling bertemu dan menyebabkan salah satu diantaranya terlihat sangat malu.
"Aku kira aku sudah kenyang." Sehun menjauhkan piringnya yang masih ada beberapa suap lagi dan segera mengambil gelas susu lalu meminumnya. Ia beranjak dari meja makan tanpa berbicara apapun.
"Sehun, tunggu." Paman Kwang Soo menarik pergelangan tangan Sehun. "Kamar tamu belum sempat di bersihkan. Tidak masalah kalau kau harus berbagi kamar dengan Chanyeol, bukan?"
Sehun mengangguk ragu, ia dapat melihat Chanyeol tersenyum dari sudut matanya.
"Uh, paman. Aku kira aku juga sudah kenyang. Aku akan beristirahat saja." Chanyeol meneguk air putih di depannya dan berdiri lalu merangkul Sehun dan menyeretnya untuk pergi.
Sehun hanya diam, terasa seperti seluruh anggota tubuhnya tidak bisa menuruti kata hatinya. Seperti bahkan otaknya pun tak dapat memerintahkan anggota tubuhnya yang lain. Hingga cukup jauh dan mereka sudah sampai di depan pintu kamar Sehun, Sehun baru bisa tersadar dan mendorong Chanyeol untuk menjauh.
"Aduh, kenapa?" Chanyeol bertanya dengan mata membelalak.
"Kita baru saja berkenalan dan kau sudah merangkulku? Dasar mesum." Sehun membuka kenop pintu dan masuk. "Aku mau berbagi kamar denganmu tapi itu bukan artinya kau bisa seenaknya atau kau tidak bisa mengira jika aku baik padamu."
Chanyeol hanya meringis saja dan menyeruak masuk sebelum Sehun memintanya. "Terserah kau mau berkata apa."
Sehun menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju lemari kemudian dia mengambil pakaian dan berjalan menuju kamar mandi kecil di kamarnya. Sehun menghentikkan langkahnya ketika dia melihat Chanyeol tersenyum-senyum sambil memperhatikan dirinya.
"Kenapa kau?" Protes Sehun dengan wajah sejudes mungkin.
"Aniyo" Chenyeol menggeleng. "Hanya saja kau menggunakan toilet untuk berganti pakaian. Padahal aku juga tidak keberatan jika kau menggantinya di sini."
Sehun hanya menutar bola matanya malas. Dia tidak peduli dengan apa yang Chanyeol katakan.
"Sehun," Chanyeol menarik tangan putih milik Sehun. "Kenapa kau tidak mengatakan jika kita saling kenal?"
Sehun menepis tangan Chanyeol. "Aku tidak tahu jika orang yang dimaksudkan paman adalah dirimu." Sehun berjalan menjauh dan Chanyeol kembali menariknya. "Apa lagi?"
DEG!
Chanyeol memeluk Sehun dan memenjara bibir Sehun dengan miliknya. Ciuman yang awalnya hanya biasa itu kini berubah menjadi ciuman panas. Sehun berusaha menarik tubuhnya dan mendorong Chanyeol untuk melepas tautan diantara mereka, namun Chanyeol terus mempertahankan dan tidak memberi ampun kepada Sehun hingga lidahnya dapat masuk ke mulut Sehun yang hangat. Ingat apa yang terakhir Sehun konsumsi adalah susu, Chanyeol terus menjilat bibir Sehun, menggigitnya, mengulumnya, dan tidak berhenti hingga Sehun mendorong tubuh itu dengan sangat keras.
"Apa.. Apa… yang… bar…baru saja… kau lakukan, huh?" Sehun menginjak kaki Chanyeol hingga si pemilik mengaduh kesakitan.
"Seperti yang dulu," Chanyeol terkekeh menatap punggung Sehun yang menjauh darinya dan masuk ke toilet.
Tidak beberapa lama, Sehun keluar dari kamar mandi. Dia merasakan sakit di bibirnya karena ulah Chanyeol. memang ada sedikit luka di bibir Sehun karena tadi Sehun menarik paksa bibirnya yang sedang Chanyeol gigiti.
"Apa kau marah, Sehun?" tanya Chanyeol ketika Sehun berbaring di sampingnya dan menutup tubuhnya dengan selimut tanpa melihat Chanyeol sedikit pun.
Tidak ada jawaban.
Chanyeol ikut membaringkan tubuh di samping Sehun. Sehun belum terlelap. Chanyeol melingkari tubuh Sehun dengan tangannya dari dalam selimut. Ia menggenggam tangan Sehun dan sesekali menggelitikinya. Sehun tidak bereaksi apapun selain mencoba melepaskan diri dari Chanyeol.
"Aku minta maaf, Sehun." Ucap Chanyeol pelan di telinga Sehun lalu mengecupnya singkat.
"Kau tidak ingin mengatakan apapun?" Tambah Chanyeol ketika Sehun tidak menjawab apapun..
Cukup lama sampai Chanyeol mengira jika Sehun sudah benar-benar tidur, akhirnya Sehun mengatakan sesuatu.
"Hyung," ucap Sehun lirih dari balik selimut.
Chanyeol terperanjat dan membulatkan mata seketika.
"Kumohon, jangan seperti ini. Selama dua tahun ini aku berusaha melupakanmu dan aku tak ingin jika semua usahaku sia-sia."
Chanyeol melepaskan tangannya yang melingkari tubuh Sehun. Dia duduk dan menatap tubuh Sehun yang meringkuk di sampingnya.
"Iya, kau benar. Aku memang salah. Tapi kita bisa berteman, bukan?" Chanyeol kembali berbaring di samping Sehun dan menatap wajah itu sendu.
Sehun mengangguk dan duduk. "Aku tidak bisa tidur denganmu, hyung."
Chanyeol ikut duduk dengan wajah bertanya-tanya. "Kenapa?"
Sehun memutar bola matanya dan mengambil satu bantal. "Kau pasti akan meminta lebih dari sekedar tidur bersama, hyung."
Chanyeol berdiri dan memeluk tubuh Sehun dari belakang. Dia mengecup pipi Sehun dan menelusurinya hingga ke leher jenjang Sehun.
"Kau selalu tahu apa yang aku fikirkan, sayang." Chanyeol tersenyum dan Sehun hanya mencoba melepaskan diri dari penjara Chanyeol.
"Sudahlah, hyung. Aku ingin tidur." Sehun menggeliat melepaskan tangan Chanyeol yang memenjara tubuhnya. Sementara Chanyeol semakin ingin menggodanya.
"Hanya malam ini saja." Chanyeol terus menciumi leher Sehun.
"Tidak bisa, hyung." Sehun berhasil lepas dari penjara tangan Chanyeol.
Chanyeol memandang Sehun bak anak anjing yang lucu dan perlu untuk di asuh. Sehun tidak menampilkan ekspresi apapun selain wajah datarnya. Chanyeol terus memasang wajah memelas dan apa daya Sehun hanya berbalik dan membuka kenop pintu bertujuan untuk keluar.
Tetapi, tiba-tiba Sehun berbalik dan mengecup singkat bibir Chanyeol yang membuat pemiliknya melongo dan menarik Sehun untuk berbaring di bawahnya.
"Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu, Sehun." Chanyeol menyeringai dan menarik tubuh Sehun lalu menindihnya.
TBC / END
Ini cuman cerita abal-abal dari otak mesum saya (ngaku tapi asli malu banget). Tapi saya masih berkenan buat lanjut kok kalau review ramai. Jadi yang suka, review ya….. pay-pay.