Disclmaer

Saya tidak mengakui kepemilikan Naruto, Highschool DxD, Rakudai Kishi no Eyutan, dan Anime/Manga/Light Novel lainnya karena saya hanya meminjam Char mereka yang kawai-kawai.

The Last Namikaze

Genre: Action, Adeventure, Bishoujo, Demon, Ecchi, Fantasy, Harem, Romance

Raiting: M

Warning:

Gaje, Abal, Typo, OOC, OC GodlikeNaru!, DevilNaru!, HaremNaru!, MultiCharAnime!

.

Summary: Naruto merupakan Iblis terakhir dengan darah Namikaze mengalir dalam tubuhnya. Dengan kemampuan yang diwariskan Ayahnya serta kemampuan yang dia dapat karena latihan extrimenya, Naruto bertekat akan menemukan mereka, pembunuh dari Ayah, dan penyebab Ibunya terbunuh.

.

Chapter 1

.

Pemuda bersurai blonde, dengan iris saffir, memakai jaket hitam dibiarkan terbuka yang menampilkan kausnya berwarna putih, dan diperkirakan mempunyai usia 20 Tahun, berjalan santai dipadatnya penduduk yang tengah berlalu lalang. "Apa tidak ada hal yang menarik?" Batinnya. Naruto, lebih tepatnya Naruto Namikaze, menatap bosan sekitar. Baginya siang hari merupakan waktu yang paling membosankan, karena disiang hari tidak akan pernah ada mahluk sejenisnya yang keluar secara sembarangan.

Berbicara soal Mahluk, Naruto memang Manusia, tapi dalam dirinya juga mengalir darah Iblis yang diwariskan Ayahnya, Minato Namikaze, Iblis berdarah murni dengan kemampuan yang sudah tidak perlu diragukan lagi, serta Pahlawan di Underwrold yang mampu bersaing imbang dengan 3 Iblis berkelas Maou yang memiliki darah Lucifer, dan juga satu-satunya Iblis yang menolak untuk jabatan tertinggi di Underworld, Satan. Dan Minato lebih memilih hidup damai di Dunia Manusia, dengan wanita yang merupakan seorang manusia, tapi sangat dia cintai, Kushina Uzumaki, yang sudah pasti kini menjadi Kushina Namikaze.

Tapi kehidupan damai itu berlangsung hingga 5 tahun, sebelum mereka datang, dan membunuh Minato. Bukannya Minato Iblis dengan kemampuan terkuat? Itu memang benar tapi dia mati karena melindunggi Naruto, dan Kushina, putra satu-satunya, dan Istrinya yang sangat dia cintai. Dan itu membawa depresi yang sangat berat bagi Kushina, hingga Kushina meninggal Dunia karena depresi itu.

Naruto menyalahkan semuanya pada mereka, mengambil kehidupan damai mereka, membunuh Ayahnya, dan membuat Ibunya depresi hingga meninggal. Seandainya dia memiliki informasi tentang kelompok yang membunuh Ayahnya, dia akan datangi seorang diri, tidak peduli sebanyak apapun mereka, Naruto tetap akan menyerang mereka, dan juga dia sama sekali tidak peduli menang atau kalah.

Tapi itu hanya angan-angan saja. Selama 15 Tahun lebih ini, dia sama sekali tidak menemukan informasi tentang kelompok yang membunuh Ayahnya, bahkan Keempat Maou, sahabat dari Ayahnya yang juga membantunya sama sekali tidak menemukan informasi tentang kelompok yang menyerang Naruto dan keluarganya. Tapi bukan berarti dia akan menyerah begitu saja, bahkan bila harus mencari sampai ribuan Tahun akan dia lakukan, demi kedua orang tuanya apapun akan dia lakukan.

"Huh…" Naruto mengehal nafas pelan, mengingat semua dendam yang menyelimuti hatinya. "Sebaiknya aku menenangkan diriku dulu." Naruto adalah orang yang tidak akan bias focus jika sudah memikirkan dendamnya itu. Dirinya berjalan kedaerah perbatasan antara kota dan pegunungan, yang merupakan sebuah hutan dengan pagar pembatas mengelilinginya.

Pria bersurai blonde itu sama sekali tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang memandangnya heran, karena tidak biasanya ada orang yang memasuki daerah perbatasan, tanpa mobil atau apapun untuk melindungi dirinya, karena rumor berdebar diwarga sekitar, kalau disana terdapat hewan buas.

"Tempat yang bagus untuk menenangkan diri." Batin Naruto terus berjalan. Langkah kakinya berhenti disebuah pohon yang sangat besar, merebahkan dirinya, punggungnya dia sandarkan pada batang Pohon itu. "Istirahat sebentar disini rasanya tidak masalah, berjalan sepanjang hari membuat tubuh ku pegal-pegal." Naruto memejamkan kedua mata saffirnya, dan perlahan-lahan tapi pasti pria blonde itu segera memasuki alam mimpinya.

The Last Namikaze…

Mata saffirnya perlahan terbuka, melihat hal disekitarnya, atap dengan warna hijau, serta kayu-kayu disekitarnya. "Dimana ini?" Dia yakin kalau dirinya tadi masih tidur dihutan tanpa bangun sedikitpun. "Apa aku diculik? Tapi rasanya tidak mungkin." Naruto tau pemikirannya itu mustahil, karena dirinya bisa merasakan hawa niat jahat dari seseorang, bahkan ketika dia tidur sekalipun. Lalu kenapa dia ada disini? Jawaban yang pasti menurut Naruto 'Orang yang membawanya sama sekali tidak memiliki niat jahat' dia sangat yakin untuk hal itu, karena dari itu dia tidak membuka matanya sewaktu dia dipindahkan.

"Tapi siapa yang membawa ku kemari?" Itulah yang menjadi pertanyaan dibenak Pria blonde itu. Bangun dari posisi tidurnya, Naruto duduk diatas futon, yang dirasakan sangat tipis, bahkan dingin lantai dapat dia rasakan. Mata saffirnya melihat sekitar, cat hijau tanpa dekorasi warna lainnya, itu yang Naruto dilihat dibalik matanya. "Benar-benar tempat yang aneh." Batin Naruto.

Srek!

Pintu tempat ruangan Naruto berada terbuka, menampilkan beberapa sosok anak kecil yang tersenyum senang padanya. "Tohka-Nee-chan, Nii-chan blonde itu sudah bangun!" Teriak salah satu anak kecil, yang memiliki rambut coklat dengan sebuah kaus putih membalut tubuhnya.

Salah satu anak kecil yang Naruto pastikan merupkan seorang perempuan berlari mendekatinya. "Ne ne, kenapa Nii-chan tidur didalam hutan tadi?" Tanyanya polos.

Bibirnya tersenyum, rasanya sudah lama sekali dia tidak berbincang dengan seorang anak kecil. "Nii-chan terlalu lelah untuk kembali melakukan perjalanan Ojou-san. Ngomong-ngomong dimana ini? Dan siapa dirimu, Oujou-san?" Tanya Naruto lembut.

"Nama ku, Kana. Dan ini ada di Panti Asuhan Wakaba." Gadis kecil bernama Kana itu tersenyum senang pada Naruto.

"Kana-chan kah? Nama yang bagus." Tangan berkulit tannya dengan lembut menghusap puncak kepala Kana. "Tapi siapa yang membawa ku kemari? Tapi rasanya tidak mungkin kalian." Naruto menatap heran Kana, dan anak kecil lainnya.

"Tohka-Nee-chan. Tohka-Nee-chan, yang membawa Nii-chan kemari. Dan Tohka-Nee-chan juga merupakan Sister disini. Dia adalah Perempuan yang sangat baik, cantik, pintar, keren, pokoknya Tohka-Nee-chan itu Sister terbaik yang pernah ada." Jawab salah satu anak kecil laki-laki yang berada didekat Naruto.

"Heh?" Naruto tersenyum. "Sepertinya aku harus berterimakasih, pada orang yang kalian panggil Tohka-Nee-chan itu." Balas Naruto lembut.

"Akhirnya kau bangun juga." Naruto berserta anak kecil lainnya mengalihkan pandangan mereka kesumber suara. Takjub, ya itulah yang Naruto rasakan pada perempuan yang kini memakai kemeja putih, dengan celemek pink.

Memiliki seurai coklat diikat dua kebawah, memiliki iris coklat, dengan kacamata bulat besar terpasang indah diwajahnya, bibir ranumnya memakai lipstick pink tipis, ditambah dengan wajahnya yang sangat manis. Mata saffirnya sama sekali tidak bisa berpaling dari sosok gadis itu.

"Ahh, Tohka-Nee-chan." Kana berlari kearah Perempuan yang dia panggil Tohka itu, dan memeluk kaki dari perempuan itu. Kana mengangkat kepalanya, menatap wajah Sister yang dia peluk, yang juga menatapnya lembut. "Ne ne, Tohka-Nee-chan, Nii-chan itu sangat ramah lho, dia juga tampan, tidak seperti laki-laki lain yang sering datang kemari." Ujar Kana senang.

Sister itu menurunkan tingginya, mencoba menyamai tinggi Kana, dengan berjongkok. "Baguslah kalau kau, dan yang lainnya senang Kana." Ujarnya lembut, dengan mengelus lembut puncak kepala Kana.

Tersadar dari lamunannya, Naruto tersenyum. "Aku tidak menyangka ada seorang Sister secantik dirimu." Ujar Naruto lembut.

Siter itu mengalihkan pandangannya pada Naruto, dan tersenyum tipis. "Apakah itu sebuah ajakan lamaran? Tapi maaf saja jika seperti itu aku menolaknya, karena sudah 10 pria lebih melamar ku tapi aku tolak mereka semua." Balasnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Hahaha." Naruto tertawa gugup dengan menggaruk kepala belakang secara tidak sadar. "Rasanya aku seperti mendapatkan pukulan yang sangat besar jika aku benar-benar melamar mu." Ujar Naruto. "Tapi sebelum itu siapa nama mu, Oujo-san? Mereka memanggil mu Tohka-Nee-chan." Tanya Naruto.

"Seperti yang mereka katakana, nama ku Tohka, lebh tepatnya Toudo Tohka. Dan sepertinya kau sama sekali belum menggenalkan diri mu, mengingat Kana masih memanggil mu, Nii-chan." Balas Tohka tersenyum.

"Naruto Namikaze." Naruto tersenyum. "Senang berkenalan dengan mu, Tohka-chan." Ujar Naruto.

Tohka tersenyum lembut. "Sama halnya dengan ku, Namikze-kun." Tohka membuka matanya yang terpejam sesaat. "Tapi rasanya kau kemari seperti berniat melamar ku jika memanggil ku seperti itu, Namikaze-kun." Ujar Tohka.

"Huh…." Naruto mengehela nafas pelan. "Jika aku memang berniat melamar mu, aku tidak akan berbasa-basi, Tohka-chan. Aku seseorang yang tidak suka basa-basi, dan keformalitasan. Jadi kau bisa memanggil ku, Naruto." Balas Naruto tenang.

"Souka. Baiklah kalau itu mau mu, Naruto-san." Balas Tohka tersenyum.

Naruto tersenyum. "Tapi sepertinya melamar mu bukan ide yang buruk. Kau mempunyai wajah yang anggun, sifat ke-ibuan, lembut, penyayang, terlebih lagi kau sanggat ramah. Aku jadi ingin mendengar suara indah mu ketika diatas ran-"

"Lanjutkan ucapan mu, akan aku potong kepala mu, Naruto-san." Dengan menodongkan sebuah pisau dileher Naruto.

"Hiiii." Anak-anak disekitar Naruto, dan juga Kana, berdegik ngeri melihat Tohka yang sudah memasuki mode menyeramkan bagi mereka.

"Dia bersunguh-sunguh." Naruto berkeringat dingin. Dia menarik kata-katanya kembali kalau Tohka seseorang yang lembut.

"Aku tidak akan membiarkan mu mengotori pikiran anak-anak disini, Naruto-san." Lanjut Tohka.

Masih berkeringat dingin, tapi tidak lama dia kembali tenang, dan tersenyum. "Aku mengerti Tohka-chan. Ternyata kau memang seorang Ibu yang baik untuk mereka, sampai aku mengatakan hal seperti itu saja, kau akan memotong kepala ku." Balas Naruto tenang, walaupun masih menetskan keringat dingin dari dahinya.

"Tentu saja. Aku tidak ingin anak-anak disini menjadi sampah masyarakat kedepannya." Balas Tohka. Menjauhkan pisau yang dia pegang dari leher Naruto, Tohka berdiri dari posisi jongkoknya "Ikutlah keruang makan Naruto-san. Mumpung kau berada disini, sebaiknya kau ikut kami untuk makan malam." Ujar Tohka tenang.

Naruto memiringkan kepalanya. "Makan malam?" Dirinya sama sekali tidak mengerti, dia masih ingat dengan jelas kalau dia tidur saat Matahari masih berada dipuncaknya, dan Sister didepannya mengatakan Makan malam? Atau memang ada gangguan dipendengarannya, tapi sepertinya itu tidak mungkin, dia Iblis, hal itu mustahil untuk dirinya.

Gadis bersurai coklat yang sudah berdiri didepan pintu ruangan Naruto berada, kembali mengalihkan pandangannya, pada pria bersurai blonde yang menatapnya bingung. "Ya benar makan malam. Ada yang salah dengan itu? Sekarang sudah pukul 08.00 malam. Memang kau pikir apa namanya kalau bukan makan malam?" Balas Tohka tenang.

"Tapi…. tadi aku masih ingat dengan jelas kalau aku tdiur Matahari masih berada dipuncak. Dan kau mengatakan makan malam. Itu mustahil, aku tidak pernah tidur selama itu." Balas Naruto.

"Huh…." Tohka menghela nafas. "Itulah akibatnya jika kau kekurangan istirahat Naruto-san. Aku tau kau seorang pengembara. Kau tidur di hutan tadi hanya untuk istirahat, benar bukan?" Naruto mengangguk singkat. "Itulah jawabannya. Selama ini, kau tidak pernah tidur ditempat yang aman. Kau selalu tidur dengan keadaan waspada itulah yang membuat mu tidak pernah tidur dengan waktu lama." Lanjut Tohka, yang kembali menatap kedepan. "Makan malam. Kau mau ikut, atau tidak? Kalau kau mau kau bisa ikut kami, dan kalau kau tidak mau kau bisa disini, tapi aku tidak akan membiarkan mu pergi begitu saja, Naruto-san. Aku memaksa mu untuk menginap disini, karena hari sudah begitu malam untuk melakukan perjalanan." Ujar Tohka tenang.

Naruto memjamkan kedua mata tenang. "Sepertinya tidak ada pilihan lain." Naruto berdiri dari posisi duduknya. "Aku akan ikut kalian makan malam, mengingat hari ini aku juga belum memakan apapun." Lanjut Naruto tersenyum.

Tohka melirik Naruto sekilas, lalu tersenyum tipis. "Kalau begitu kau bisa ikuti aku, Naruto-san." Balas Tohka yang berjalan lebih dulu, dengan Kana disampingnya, dan Naruto dibelakangnya, serta beberapa anak kecil lainnya dibelakang Naruto.

..The Last Namikaze…

"Ah…. Kenyangnya." Naruto mengelus pelan perutnya. Membuka mata saffirnya yang terpejam, Naruto tersenyum menatap punggung Tohka, yang sedang mencuci piring kotor bekas mereka. "Aku tidak percaya, selain cantik, ramah, dan mempunyai sifat seorang ibu, ternyata kau juga pintar memasak, Tohka-chan." Ujar Naruto.

"Kau terlalu banyak memuji, Naruto-san." Balas Tohka tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari tumpukan piring kotor didepannya.

"Naruto-Nii-chan…." Naruto mengalihkan pandangannya pada Kana. "….Tohka-Nee-chan juga pintar lho. Bahkan saat sebelum lulus, dia selalu mendapatkan nilai sempurna untuk semua mata pelajaran." Lanjut Kana tersenyum senag.

"Ehhh benarkah?" Kana mengangguk. "Sungguh tidak bisa dipercaya." Naruto kembali menatap punggung Tohka. "Kau benar-benar sosok Ibu yang sangat sempurna Tohka-chan." Puji Naruto, dengan senyum tipis.

Tohka memejamkan matanya. "Aku tidak sesempurna yang kau kira. Seperti tadi yang aku lakukan, aku mempunyai sifat buruk. Aku akan langsung marah ketika seseorang melakukan hal buruk pada anak-anak disini, bahkan hanya dengan mengatakan hal yang tidak baik untuk mereka." Balas Tohka tenang.

"Itu hal yang wajar untuk Orang Tua, Tohka-chan." Naruto mengalihkan pandangannya pada Kana. "Kalau kau mengizinkan ku untuk membantu mu mengurus mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan, karena aku tidak suka dengan seseorang yang mendidik anak kecil dengan tidak benar." Naruto tersenum. "Dan yang kau lakukan itu sangatlah benar, Tohka-chan." Lanjut Naruto.

"Jaa, kalau begitu, kenapa Tohka-Nee-chan, dan Naruto-Nii-chan tidak menikah saja. Aku yakin yang lainnya juga setuju?" Ujar Kana.

"NANI?" Naruto dan Tohka terkejut bukan main dengan lontaran kalimat Kana.

"A—a-apa yang kau katakana Kana. Menikah tidak semudah itu dilakukan. Dan dari mana kau belajar kata-kata itu?" Tanya Tohka gugup, dengan menatap Kana, yang tersenyum padanya.

"Ya-yang dikatakan, Tohka-chan benar, Kana-chan. Pernikahan tidak semudah itu dilakukan, terlebih lagi umur ku masih 20 Tahun." Naruto tidak kalah terkejutnya dengan Tohka. Anak kecil didepannya sudah mengerti tentang pernikahan? Bahkan Naruto yakin, umur anak perempuan didepannya belum mencapai 10 Tahun.

"Tapi bukannya, Tohka-Nee-chan pernah bilang akan melakukan apa saja agar kami senang. Dan kami senang kalau kalian menikah." Kana menatap anak-anak lainnya yang sedang berkumpul. "Bukan begitu, Minna?" Tanya Kana.

"Ya. Kami sangat setuju, Tohka-Nee, Naruto-Nii."

"Buatkan kami Otouto yang sangat manis. Aku sangat ingin Otouto perempuan."

"Aku laki-laki."

"Aku keduanya."

"He-hey kalian tau apa yang kalian katakan itu tidak pantas untuk seusia kalian." Wajah Naruto yang biasanya tenang, dan tersenyum tipis kini merona. Bahkan untuk pertama kalinya dalam hidup Naruto merona karena digoda oleh anak-anak yang umurnya belum genap 10 Tahun.

"Le-lebih baik kalian tidur. Sekarang sudah jam 09.00 Malam." Tohka yang sudah tidak kuat digoda oleh anak-anak yang diasuh, dia suruh untuk tidur, dan satu hal yang pasti, dia tidak mau, Naruto melihat wajah meronanya, hal itu sangat memalukan baginya.

"Ehhh, tapi-kan kita jarang-jarang dapat melihat Tohka-Nee-chan memerah, bahkan digoda oleh seorang pria tampanpun Tohka-Nee-chan tidak pernah memerah." Kana menatap Tohka dengan pandangan memelas.

"Tidur sekarang, atau kalian tidak akan mendapatkan sarapan besok." Ujar Tohka kesal.

"Tsundere." Batin Naruto, menatap Tohka.

"Ha'I, Ha'i." Balas Kana malas, dan yang lainnya, segera berdiri untuk kekamar mereka masing-masing. "Ahh iya jangan lupa, Tohka-Nee-chan kalau teriak jangan keras-keras, nanti kami bangun lho, dan Naruto-Nii-chan, Tohka-Nee-chan masih perawan lho, jadi jangan keras-keras ya."

"KANA!" Teriak Tohka kesal, dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Oyasumi." Ujar Kana tersenyum senang, karena berhasil menggoda Sisternya yang selalu berwajah tenang, dan segera pergi dari ruang makan, sebelum menerima amukan dari Tohka.

"Anak-anak itu, dari mana mereka belajar tentang itu." Tohka tidak habis pikir, dari mana anak-anak yang diasuh belajar tentang hubungan seksual, dan siapapun yang mengajarkan itu, Tohka tidak akan mengampuni mereka.

"Aku setuju dengan mu, Tohka-chan. Mereka masih terlalu kecil untuk mengerti hal itu." Naruto berdiri dari kursinya. "Tapi jika kau mau aku tidak akan menolaknya." Ujar Naruto tersenyum menatap Tohka.

"Berhentilah bercanda Naruto-san. Kuping ku sudah panas mendengar hal seperti itu hari ini. Dan harus kau tau, aku orang yang sangat benci pada laki-laki mesum." Ujar Tohka yang sudah kembali keekspresi tenangnya.

"Dan jika laki-laki tidak mesum, maka kau tidak akan pernah mendapatkan kepuasan seksual, dan keturunan. Kau harus tau itu Tohka-chan. Aku yakin kau mengerti hal itu bukan?" Naruto melangkah mendekat kearah Tohka, yang masih menatapnya tenang.

"Itu hanya akan terjadi jika aku sudah menikah." Tohka memejamkan matanya sesaat. "Lebih baik kau tidur, Naruto-san, bukankah besok kau akan melanjutkan perjalanan mu?" Lanjut Tohka.

"Ya. Tapi sebelum itu ada hal yang ingin aku tanyakan." Ujar Naruto.

"Apa itu?" Tanya Tohka.

"Kenapa kau membawa ku kemari? Aku yakin kau mempunyai alasan bukan? Dari sifat mu aku tau kau bukan orang yang mudah membawa seseorang yang tidak kau kenal kedalam rumah mu sendiri." Balas Naruto tenang, tapi tersimpan rasa penasaran yang besar.

"Tidak ada alasan khusus . Dan aku tidak bisa begitu saja bercerita pada mu, Naruto-san." Jawab Tohka. "Aku akan tidur lebih dulu, jika kau ingin tidur, kau bisa gunakan kamar yang tadi kau gunakan." Lanjut Tohka yang segera berjalan meninggalkan Naruto yang hanya diam ditempat.

"Tidak ada alsan khusus kah?" Memejamkan matanya sesaat, Naruto berjalan meninggalkan ruang makan. "Tidak lama lagi, aku yakin kau akan menjawab pertanyaan ku, Tohka-chan." Batin Naruto tenang.

XxX

Bulan kini memancarkan sinar yang sangat indah, tapi sosok yang terkena sinar bulan tidak tampak begitu indah. Sosok Minotaur membawa Kampak yang sangat besar bewarna hitam, dengan mata berwarna merah, menatap sosok yang merupakan sosok gadis membawa sebuah Katana ditangannya.

"Aku tidak percaya kau datang sendiri kemari. Padahal aku baru berniat untuk pergi ke tempat Manusia-Manusia itu berkumpul." Sosok Minotaur itu menatap sang gadis dengan senyum meremehkan.

"Hal itu tidak akan pernah aku biarkan, Akuma-san." Sang gadis, sosok yang dikenal sebagai Toudo Tohka, Sister Panti Asuhan Wakaba, menatap tenang Minotaur didepannya. "Dan sampai kapanpun aku tidak akan memberikan mahluk-mahluk seperti kalian mendekati tempat anak-anak ku berada." Lanjut Tohka.

"Hahahaha, kalau begitu….." Minatour itu mengangkat Kampaknya tinggi. "….berisaplah untuk mandi darah, Gadis kecil." Lanjutnya dengan mengayunkan Kampak tersebut pada Tohka.

Sedikit mengeser tuuhnya, Kampak yang berayun kearahnya meleset "Ya aku akan bermandi darah, tapi itu darah mu, Akuma-san." Tohka melompat keudara, melepas Katana-nya yang masih terbungkus oleh sarung Katana, Tohka mengayunkan Katana-nya diudara, dan sebuah sabit petir tercipta, yang mengarah pada leher Minotaur tersebut.

Minotur itu menahan serangan Tohka dengan Kampaknya. Tapi Minotaur itu sama sekali tidak bisa melakukan serangan balasan, dan harus bertahan terus menerus, karena gadis yang kini menjadi lawannya, terus mengayunkan Katana-nya diudara, yang menciptakan Petir mengarah padanya.

Duar!DuarDuar!

Tidak ada henti-hentinya, Tohka tanpa menunjukan tanda-tanda kelelahan terus mengayunkan Katana-nya. Kembali memasukan Katana-nya kedalam sarung Katana, Tohka menatap tenang kumpulan asap yang menghilang perlahan-lahan dan menampilkan sosok Minotaur yang sudah menadaptkan luka dimana-mana.

"Apa hanya itu kemampuan mu, Ningen ? Kalau begitu bersiaplah mati." Minotaur itu berlari kearah Tohka dengan mencoba mengayunkan Kampaknya.

"Mati? Sepertinya untuk mu, Akuma-san." Tohka menurunkan tingginya, memasang kuda-kuda berpedangnya. Battojutsu, teknik Kenjutsu yang bertunjuan untuk membunuh lawan dalam satu serangan, itulah kemampuan berpedang Tohka.

Craz!

Hanya kurang dari 5cm tempat Tohka berdiri, Minotaur tersebut berhenti. Diam ditempat tanpa mengelurkan suara apapun, Tohka kembali memasukan Katana-nya kedalam sarung, dan tidak lama, kepala dari Minotaur tersebut lepas dari tempatnya. "Mahluk sejenis kalian tidak akan pernah bias mengalahkan ku." Guman Tohka tenang.

Plok!Plok!Plok!

Tohka mengalihkan pandangannya kearah lain dengan pandangan terkejut, karena dia sama sekali tidak merasakan hawa kediaran sosok lain selain Minotaur yang baru saja dia kalahkan. "Siapa kau?" Tanya Tohka menatap asal suara.

"Aku? Bukannya seharusnya kau mengenali ku dari suara ku, Tohka-chan." Tohka terkejut bukan main, sosok yang berdiri didepannya, adalah Naruto Namikaze, sosok laki-laki yang baru saja dia kenal. "Jadi ini alsan mu membawa ku ketempat mu? Agar aku tidak diserang oleh Iblis-Iblis liar. Itu asalan yang cukup masuk akal." Lanjut Naruto tenang.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Tohka yang masih terkejut.

"Sama seperti mu. Aku berniat membasmi Iblis liar disini, tapi tidak aku duga ternyata aku mendapatkan tonton yang sangat menarik. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup ku melihat Manusia dapat menggunakan Narukami." Naruto berjalan mendekat kearah Tohka. "Tidak hanya dapat menggunakan Narukami, tapi kau menggunakan Battojutsu, teknik Kenjutsu yang sangat berbahaya. Itu hal yang sangat luar biasa, Tohka-chan." Lanjut Naruto tersenyum.

"Kau tau Narukami?"

"Tentu saja. Katana ciptaan Masamune, seorang pria terkenal diera Meiji yang dikenal sebagai sosok pembuat Katana dan Swordsman terhebat. Entah itu benar atau tidak, tapi sepertinya itu hal yang benar, karena kau baru saja menunjukannya, Narukami, Katana terakhir ciptaan Masamune, yang merupakan Katana terkuat ciptaan Masamune, karena kekuatan dari Narukami bersal dari Sihir Thunder Dragon yang disegel di Katana tersebut. Apa aku benar, Tohka-chan?" Balas Naruto tenang.

"Ya. Masamune adalah Kakek buyut ku, dan aku juga keturunan terakhir dari Masamune." Tohka memejamkan matanya sesaat. "Siapa kau sebenarnya Naruto-san?" Tanya Tohka tenang. "Aku tau kau bukan orang sembarangan, mengingat kau dapat menyembunyikan hawa kehadiran mu hingga sama sekali tidak dapat dirasakan." Lanjut Tohka.

"Sebelum kau menanyakan itu, sepertinya masih ada satu Iblis liar lagi yang berkeliaran disini." Naruto memejamkan matanya, dan tidak lama sosok bertubuh Manusia besar, berkepala Kuda, dengan membawa tongkat berjalan kearah Naruto.

"Jadi kau dapat merasakan ku?" Tanya sosok itu.

"Sejak awal. Bahkan sebelum aku datang kemari aku sudah tau kau bersembunyi disana." Iblis liar tersebut, dan juga Tohka terkejut, bahkan sangat terkejut, karena dalam hitungan detik Naruto sudah berada didepan sosok itu. "Jarak mu kurang dari 5 meter dari tempat aku berdiri, itu bukanlah hal yang harus diterkejutkan." Naruto memukul pelan tubuh Iblis liar itu.

"Apa hanya itup uku- Akhhhhh!"

Tohka terkejut bukan main, Perut Iblis liar yang dipukul Naruto berlubang karena tinju Naruto yang menghasilkan sebuah cahaya menembus tubuh Iblis liar tersebut. "Pertahanan tubuh mu itu kurang. Bahkan dengan serangan yang seharus tidak dapat melukai Minotaur tadi, dengan mudah membuat tubuh mu berlubang." Guman Naruto.

Kembali menatap Tohka setelah Iblis liar tersebut jatuh ketanah, Naruto tersenyum. "Jadi apa yang ingin kau tanyakan, Tohka-chan? Aku yakin kau memiliki banyak pertanyaan untuk ku." Ujar Naruto menatap Tohka tenang dengan senyumannya.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Tohka dengan tatapan mengeras.

"Naruto Namikaze, bukannya kau sudah tau itu?" Balas Naruto tenang.

"Bukan itu yang aku maksud. Melainkan….."

"Apa ras mu? Aku tau kau akan menanyakan itu Tohka-chan. Manusia setengah Iblis itulah ras ku Tohka-chan." Naruto berjalan tenang kearah Tohka. "Aku tidak punya tempat dimanapun. Sebagai sosok Manusia aku ditolak karena darah Iblis mengalir dalam tubuhku. Dan sebagai Iblis aku dibuang karena hanya setengah matang. Aku yakin kau menganggap aku menjijikan, Tohka-chan, dan aku tidak dapat menyalahkan itu." Naruto berjalan melewati Tohka. "Sampaikan salamku untuk Kana-chan dan yang lainnya. Aku berjanji aku tidak akan menganggu kalian lagi." Bisik Naruto yang berhenti sejenak dibelakang Tohka.

"Matte…." Tohka dengan cepat menangkap pergelangan Naruto sebelum pria blonde itu benar-benar menghilang dengan lingkaran Sihir.

"Ada apa Tohka-chan?" Naruto mengalihkan pandangannya kebelakang, tanpa ada niat untuk menghilangkan lingkaran Sihir yang berada dibawah kakinya.

"….masih banyak yang ingin aku tanyakan. Aku ingin kita bicara di Panti." Lanjut Tohka menatap langsung kedua mata Naruto.

"Huh…." Naruto menghela nafas pelan. "Aku sudah katakan Tohka-chan. Aku adalah Mahluk menjijikan aku tidak pantas berada didekat Manusia se-"

Plak!

Dengan keras Tohka menampar pipi Naruto. "Hentikan itu semua Naruto-san. Kau mengatakan itu semua itu hanya untuk melarikan diri dari kenyataan. Aku sangat kecewa pada mu, Naruto-san." Tohka menatap Naruto tajam.

"Apa maksud mu?" Tanya Naruto dengan memegangi pipinya yang memerah karena tamparan dari gadis berkacamata didepannya.

"Kau tidak ingin menjadi Manusia setengah Iblis, karena dengan dua darah yang mengalir dalam tubuh mu itu kau sama sekali tidak dianggap. Dan kau mencoba melarikan diri dari kenyataan kalau itulah dirimu." Balas Tohka keras.

"Huh…. Aku tidak pernah berfikir kalau aku melarikan diri. Aku menerima kenyataan bahwa aku adalah Manusia setengah Iblis, karena dari itu aku mencoba menjauh dari kalian yang benar-benar seorang Manusia atau Iblis." Ujar Naruto tidak mau kalah.

"Itulah yang namanya melarikan diri Naruto-san. Kau tidak pernah bersama mereka karena kau tidak mau dianggap menjijikan maka dari itu kau menjauh. Kalau kau menerima kenyataan aku yakin kau tidak akan pergi ketika aku mengetahui kau Manusia setengah Manusia." Bentak Tohka keras.

"Ya terserah mu Tohka-chan. Aku memang melarikan diri karena tidak mau dianggap menjijikan. Lalu apa yang harus aku lakukan? Membunuh mereka yang mengatakan aku menjijikan? Mana mungkin aku melakukannya. Mungkin ada beberapa yang bisa, tapi tidak semua termasuk diri mu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa membunuh mu. Kau adalah Gadis yang sangat baik, bahkan terhadap diri ku tanpa mengetahui asal-usul ku." Balas Naruto keras.

"Kalau begitu, Nikahi aku." Ujar Tohka keras.

"Huh? A-apa kau bilang?" Naruto menatap terkejut Tohka.

"Ni-ka-hi a-ku." Balas Tohka menekankan kalimatnya.

"Ma-matte…" Naruto melangkah mundur. "I-itu tidak mungkin Tohka-chan. Kau bahkan tidak menyukai ku. Dan aku juga baru mengenal mu, mana mungkin kita bisa menikah." Balas Naruto terkejut.

"Bukannya kau ingin tau bagaimana caranya agar kau tidak melarikan diri dari ku setelah aku tau kau Manusia setengah Iblis. Jadi nikahi aku, aku yakin kau tidak melarikan dari hubungan yang sudah sakral seperti itu." Balas Tohka tenang.

"Apa kau menyukai ku?" Tanya Naruto.

"Tidak sama sekali." Jawab Tohka tanpa dosa.

"Lalu untuk apa kau meminta aku menikahi mu?" Tanya Naruto.

"Bukannya tadi sudah aku katakana supaya kau tidak melarikan diri dari ku." Jawab Tohka.

"Hubungan untuk menikah tidak semudah itu Tohka-chan." Naruto menghilangkan lingkaran Sihir diawah kakinya. Memegang tangan kanan Tohka, Naruto menariknya kuat.

Cup!

Tohka terbelak, Naruto menciumnya tepat dibibir tiba-tiba. Melepas ciumannya, Naruto menatap Tohka dengan senyum. "Kalau kau ingin menjadi istri ku, kau harus benar-benar menyukai ku Tohka-chan. Menikahi mu bukanlah hal yang sulit. Tapi membuat mu menyukai ku itulah yang sulit untuk ku lakukan."

Tohka menghusap bibirnya dengan wajah memerah bagaikan tomat. "Ka-kau harus bertanggung jawab Naruto-san. Ni-nikahi aku. Aku tidak peduli apa aku suka pada mu atau tidak." Ujar Tohka terbata.

"Kita lakukan itu setelah semua masalah ku selesai." Naruto mengelus puncak kepala Tohka pelan. "Arigatou Tohka-chan." Dengan lembut Naruto mencium kening Tohka yang tentu membuat rona merah dipipi Tohka semakin jelas terlihat. Menjauhkan wajahnya, Naruto mundur satu langkah kebelakang. "Tohka-chan apa kau mau menjadi Quen ku?" Tanya Naruto serius.

Wajah mereno Tohka hilang seketika mendengar nada serius terlontar dari bibir Naruto. "Quen? Apa maksud mu?" Tanya Tohka tidak mengerti.

"Evil Piece. Sebuah sisitem yang dibuat untuk merengkarnasi Orang yang sudah meninggal atau belum dari Ras apapun menjadi Iblis. Dan system itu mengikuti system Catur, serta hanya orang yang merengkarnasi mereka, atau orang yang memegang Bidak King satu jenis dengan mereka yang harus mereka patuhi, dan jika mereka melawan bahkan sampai membunuh King mereka, mereka akan menjadi Iblis liar." Jawab Naruto tenang.

"Jadi intinya kau ingin aku menjadi Iblis bawahan mu?" Tanya Tohka.

Naruto menggeleng. "Iie, aku ingin kau menjadi keluarga ku. Dengan menjadi Quen ku, aku tidak menjauh dari mu. Aku berani menjamin itu. Lagi pula aku butuh bantuan mu untuk menyelesaikan masalah ku, Tohka-chan." Jawab Naruto tenang.

"Seandainya kau tidak punya tanggung jawab untuk menikahi ku, aku akan menolak tawaran mu Naruto-san." Tohka tersenyum. "Ha'i. aku menerimanya, Naruto-san." Ujar Tohka tenang. Tapi tidak lama Tohka mengembungkan kedua pipinya. "Tapi kau harus menepati janji mu, bawha kau tidak akan pernah menjauh lagi dari ku." Lanjut Tohka.

"Ha'i. Tentu saja, Tohka-chan." Balas Naruto tersenyum.

.

To Be Continued

.

AKhirnya fic pertama saya jadi juga.

Oke disini saya akan jelaskan, kalau di Chapter 1 ini char DxD belum keluar, tapi tenang di Chapter 2 akan keluar kok dan untuk siapa kalian bias lihat di Chapter selanjutnya, dan untuk masalah Pairing adalah Harem, tapi tidak semudah Harem kebanyakan yang maen asal terima aja Naruto membangun Harem.

Harem Naruto akan memperebutkan Naruto, dan yang jelas Charnya tidak hanya dari Naruto dan DxD, tapi dari Anime lain, seperti Rakudai Kishi, Gasuken Toshi Asterik, SAO, dll.

Toudo Tohka, kalau sudah nonton dengan Rakudai Kishi pasti tidak asing dengan Char yang satu ini, yang menurut saya Char cewek terkuat yang pernah ada, karena kemampuannya tidak jauh berbeda dengan Akeno Himejima, bahkan lebih dari itu, untuk Profile Tohka akan saya berikan dibawah, lalu profile Naruto akan menyusul, karena saya belum mau menjelaskan kekuatan dari Char Utama itu. Akan terasa membosankan jika kalaian sudah mengetahuinya, intinya Naruto Overpower, tapi tidak sekuat Sirzech, mungkin sekelas dengan Sairog, atau Grayfia, hanya itu yang dapat saya sampaikan.

Satu lagi, disini saya membuat Tohka sedikit OOC. Saya menambahkan sifat Tsundere, dan sifat tidak mau kalah dari wanita Naruto yang lainnya pada Tohka, tapi sifat aslinya tidak hilang, keibuan, ramah, dan tenang ketika bertarung.

.

Profile Tohka

Nama: Toudo Tohka
Age: 19 Tahun
Race: Devil, Human (Former)
Affiliations: Naruto Perage, Panti Asuhan Wakaba
Bidak: Quen
Rank: Low-Class Devil
Equipment: Narukami (Magic Sword)
Power & Ability:
- Demonic Power: Seperti Iblis pada umumnya, Tohka mampu menciptakan lingkaran SIhir, dan melakukan penyembuhan pada sesame Iblis.
- Battojutsu: Kemampuan berpedang dengan tujuan membunuh lawan dengan sekali serangan, yang berawal dari pedang masih didalam sarung.
- Thunder Manipulation: Tohka mampu memanipulasi petir didalam tubuhnya, Narukami, dan petir alam, ketika dia menggunakan Narukami.
- Trackless Step: Kemampuan mengagetkan lawan dengan menyembunyikan hawa kehadirannya hingga titik nol pada lawan, tapi hanya dapat dilakukan sesaat, serta hanya dapat dilakukan pada satu orang, yang bertujuan membuat lawan tidak focus.
- Reverse Sight: Tohka mampu merasakan aliran listrik didalam tubuh lawannya. Kemampuan itu bertujuan untuk membaca aliran listrik yang dialirkan ke otak lawannya, lalu dialirkan pada tubuh, sehingga trick, atau gerakan apapun dapat di abaca sebelum terjadi, atau lebih tepatnya seperti dapat membaca 120 detik masa depan sebelum terjadi.
- Shinpu Jinrai: Tohka mampu bergerak bagaikan petir ketika petir Narukami menyatu dengannya.
- Raikiri: Teknik Battojutsu yang digabungkan dengan Shinpu Jinrai, lalu menyerang lawan menyerang lawan dengan tegangan listrik super tinggi entah itu dari alam, atau Narukami.
- Raima: Teknik tingkat lanjut dari Raikiri, teknik yang hamper sama seperti Raikir, tapi karena kejeniusan Tohka, Tohka mampu menyatukan kemampuan Narukami dengan Demonic Power dalam tubuhnya, sehingga menciptakan Devil Thunder (Raima)

.

Cukup sekian yang dapat saya berikan tentang Profile Tohka. Mohon Reviewnya.

.