Author : Widya Permana

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : Romance

Summary : Demi membantu Ino membalaskan dendamnya, Hinata mempermalukan Naruto dengan menjadikannya budak selama 1 bulan

Ini cerita pertama saya, maaf kalau ide pasaran dan banyak kata-kata gaje dan tidak sesuai EYD

Setelah bulan dan bintang mengisi malam yang sunyi, membuat setiap manusia terlelap dengan kesejukkannya. kini tiba saatnya sang matahari menggeser keberadaan bulan untuk menemani langit yang akan menjadi awal bagi setiap manusia bangkit dari lelapnya dan memulai kehidupan seperti biasanya.

Pagi itu burung berkicau dengan merdunyanya disebuah kediaman megah bergaya tradisional-modern khas Jepang, rumah itu luas ada sekitar 10 ruangan didalam rumah itu, 5 kamar tidur beserta kamar mandi didalamnya, ruang tamu, ruang keluarga, ruang tv, ruang makan dan dapur. Disebelah barat rumah ada gedung luas yang terpisah. itu adalah sebuah dojo untuk latihan bela diri khusus setiap anggota keluarga didalam rumah ini, di depan rumah juga terdapat halaman yang luas diisi dengan beberapa tanaman hias dan air mancur dengan bambu yang menahan airnya yang menimbulkan bunyi "tok" jika bambu sudah terpenuhi oleh air.

Semakin ke pagar depan rumah terlihat papan nama bertuliskan " Hyuuga". Ya itulah nama keluarga pemilik rumah megah ini, setiap anggota keluarga selalu bangun pagi sekitar jam 05.30 untuk memulai aktivitas paginya. sang kepala keluarga, Hyuuga Hiashi selalu menegaskan kepada setiap anggota keluarganya untuk membiasakan diri bangun pagi. Sekitar pukul 6.30 para anggota keluarga sudah berkumpul diruang makan dengan meja oval panjang dengan 6 kursi yang telah terisi oleh 5 orang anggota keluarga satu kursi dibiarkan kosong. untuk menikmati sarapan pagi bersama.

"ne onee-chan, nanti jam 5 sore antarkan aku ke mall yah" ucap gadis dengan wajah manis ditambah rambut coklat sebahu yang memakai seragam sekolah konoha junior high school terlihat dari bet diseragamnya.

"memang hanabi mau beli apa?" kini gadis yang dipanggil onee-chan itu menjawab panggilan adiknya, ia seorang gadis cantik bemata ungu pucat seperti batu permata amesty dengan ditambah pipi tembem yang makin menambah kesan manis padanya, kulitnya putih mulus, tubuhnya ramping. Ia mengenakan seragam konoha international high school

"mau beli sepatu, hehe" gadis yang dipanggil hanabi itu nyengir kepada kakaknya

"beli sepatu mulu, yang lama saja belum kau habiskan hanabi" kali ini seorang laki-laki berwajah tampan dengan eksperesi stoic andalannya berujar kepada hanabi yang juga adiknya, laki-laki itu memakai seragam sekolah bertuliskan konoha international high school

"memangnya sepatu itu makanan harus dihabiskan" hanabi mengerucutkan bibirnya kesal

"hanabi, hinata, dan neji, jangan berbicara kalau sedang makan" kali ini sang kepala keluarga berujar menginstruksikan kepada ke 3 anaknya untuk menghormati sarapan pagi ini, wajah garang dan tegas sang ayah sepertinya membuat ketiga anaknya sedikit takut buktinya mereka serentak menundukkan kepala dan menggumamkan kata "maaf otou-sama" bersamaan. Sedangkan sang ibu hyuuga hikari hanya tersenyum memandang suami serta ketiga anak tercintanya itu.

Setelah sarapan pagi selesai ketiga anak dari hyuuga hiashi itu bergegas menuju sekolah mereka masing-masing, hanabi masih kelas 2 smp, sedangkan neji kelas 3 sma, dan hinata kelas 1 sma.

Hinata pov.

Seperti biasa aku menuju sekolah dengan naik mobil neji-nisan kami mengantarkan hanabi dulu, setelah itu baru menuju sekolah kami berdua Konoha International High School. Kami sampai dengan selamat di Konoha International High School, aku bergegas membuka pintu mobil dan berjalan menuju loker sepatu untuk mengganti sepatuku, setelah selesai aku berjalan santai dikoridor menuju kelas 1a

Aku Hinata Hyuuga, gadis remaja yang selalu hidup penuh dengan aturan dari keluargaku, Keluarga Hyuuga memang dikenal dengan aturan dan tradisi yang ketat, ayah melarangku untuk keluar bersama teman sepulang sekolah, seperti nonton, karoke dan lainnya, aku harus memilih teman yah meski pada kenyataannya aku tidak punya banyak teman, aku harus selalu belajar tidak boleh ada nilai pelajaran yang kecil dan itu terbukti aku menjadi juara umum untuk kelas 1, dan yang paling penting aku tidak boleh pacaran, yah karna ayah bilang aku sudah memiliki calon suami pilihannya, hal itu yang sangat memuakkan bagiku.

Aku gadis yang cukup penurut, itu kalau dirumah. aku gadis yang agak susah bersosialisasi, murid lain disekolahku selalu mengatai aku si culun hyuuga, aku mengerti kenapa mereka mengataiku begitu terlihat jelas dari penampilanku yang tidak modis. baju seragam yang kebesaran, itu untuk menutupi sesuatu yang besar di salah satu bagian tubuhku. Yah, aku memiliki ukuran oppai yang lebih besar dibanding teman-teman yang lain, baju yang besar menguntungkanku sehingga tidak ada yang menyadari ukuran dadaku.

Rok yang 5 cm dibawah lutut, aku memang tidak terlalu suka mengekspos pahaku yang putih mulus yang selalu kurawat, juga rambut yang di kepang dua, yah itu karna aku malas menata-nata rambutku.

Aku memang gadis yang dikenal pendiam, kutubuku, dan lemah. itu menurut pandangan mereka di sekolah. tanpa mereka ketahui, aku berbeda, di luar lingkungan sekolah dan keluargaku, aku membuka jatidiriku yang sebenarnya. Aku suka berkumpul dengan salah satu geng jalanan namanya "Rokkie" berbagai aktivitas memacu adrenaline aku lakukan bersama teman-temanku disana. Hanya satu orang sahabat yang mengetahui aku sepenuhnya melebihi keluargaku. Dia adalah...

"Hinataaaaaaaa" lengkingan keras nan cempreng itu, tanpa menoleh pun aku tau siapa dia yahh dia sahabat yang aku maksud tadi

"tidak bisakah kau tidak berteriak memanggil namaku seperti itu, nona Ino Yamanaka" hahh aku menghela nafas sejenak, lama-lama aku bisa tuli mendengar suara cemprengnya itu

"hhmmm kau marah padaku hinata?" sekarang dia memandangku dengan mata membesar dan berkaca-kaca dengan tangan yang disedekapkan didepan dada seperti kucing yang minta makan, imutnyaaa.

"mana bisa aku marah kalau tampangmu menyebalkan seperti itu inoo" aku melanjutkan jalanku dikoridor menuju kelas 1a, disusul ino yang berjalan disampingku

"hehehe, menyebalkan kau bilang, dasar tsundere bilang saja imut"

Aku mendengus sebal mendengar kata sahabatku itu. tsundere katanya, yang benar saja. Yah hilang sudah malu, tutur kata sopan, juga sikap anggunku kalau sudah bersamanya. Aku akan lepas menunjukkan sikapku yang sebenarnya

Hinata pov end

Ino dan hinata pun memasuki kelas, seluruh penghuni kelaspun menoleh kepada kedatangan mereka, kedatangan Ino tepatnya. Ino adalah gadis yang charming, cantik dan modis. rambut pirang panjang nya ia ikat ponytail. Ino termasuk siswi populer banyak yang sudah menyatakan cinta kepadanya, tapi Ino selalu menolak mereka semua.

Hinata duduk di baris ketiga pinggir dekat jendela, sedangkan ino duduk di depannya.

"hinata?" ino membalikkan badannya untuk menghadap hinata

"ada apa Ino?" hinata menopang dagunya dengan tangan kanan, memandang heran ino didepannya

"aku, a a aku" ino bicara tergagap dengan wajah yang merona,

"kenapa kau berekspesi malu-malu begitu, seperti kau mau menyatakan cinta kepadaku saja, kalau itu benar maka aku menolak, aku masih normal" hinata menatap ino dengan pandangan risih

"ikhh, siapa juga yang mau denganmu, hell aku juga masih normal" ino mengerucutkan bibirnya kesal, menghilangkan eksperi malu-malunya tadi

"ya ya, jadi katakan saja apa itu?"

" aku mau... menyatakan... cinta...pada Na Na Naruto Senpai" muka ino sempurna memerah bak kepiting rebus

"heeehhhh" hinata memekik seketika hampir berteriak

"sttt pelankan suaramu"

"Naruto Senpai? Siapa dia?" hinata bertanya dengan tampang polosnya

"apaaa, kau tidak tau Hinata?" hinata pun menggelengkan kepalanya

"Dasar kau kuper sekali,"

"jadi siapa dia"

"dia adalah Naruto Namikaze kelas 2a, dia siswa populer, wajahnya tampan dengan mata biru yang indah, ahhh melayang rasanya kalau memandang matanya, kulitnya berwarna tan eksotis, tubuhnya atletis, aku pernah tak sengaja melihatnya bertenjang dada saat latihan basket" ino memandang atap kelas dengan tatapan memuja dan berbinar membanyangkan wajah orang yang dibicarakannya

"heiii berhentilah berkhayal ino, lanjutkan ceritamu" Hinata pun menghentikan lamunan Ino

"eh oh iya, ehem. dia itu kapten klub basket, dia juga cukup berprestasi di bidang akademik, dan dia itu anak dari Minato Namikaze pengusaha kaya dan terkenal di Jepang, dan Ibunya Kushina Namikaze seorang model dan aktris yang terkenal sebelum menikah dengan Minato Namikaze tentunya. Dan yang lebih penting lagi Hinata, dia ... belum punya pacar" Ino sangat antusias menceritakan Naruto itu

"oh begitu" ucap Hinata singkat

" oh saja? Dasar cuek"

"tapi aku belum pernah melihatnya"

"tentu saja kau inikan jarang ke kantin, ataupun lapangan basket, padahal soal basket kau masternya, hehe"

"itu kalau diluar, jadi kapan kau akan menyatakan perasaanmu?"

"hhmm mungkin sepulang sekolah, tapiii kalau aku ditolak bagaimana" pandangan Ino kini meredup

"hei, mana ada yang akan menolakmu, kau itu kan cantik, manis, baik, ceria, hanya orang bodoh yang menolakmu, bersemangatlah" hinata tersenyum berusaha menyemangati sahabatnya itu

"hinata kau memang sahabatku"


Bel tanda pelajaranpun dimulai, pelajaran sudah memasuki jam ke dua beralih dari kelas hinata menuju lapangan basket indoor di konoha international high school terlihat 5 orang siswa sedang latihan basket, mereka bermain dengan hebat

"hoii Naruto oper kepadaku" teriak seorang pemuda dengan rambut jabrik coklatnya ada tato segitiga dikedua pipinya

"yooo tangkap kiba" pemuda yang dipanggil Naruto pun melemparkan bola basket itu kepada rekan satu timnya

Kiba pun mendribble bola sampai pada tiang ring ia melompat bersiap memasukkan bola ke dalam ring sebelum tangan kekar menepis bola dan merebut bola ditangannya

"hei hei hei, kurang ajar kau gaara" kiba terlihat kesal bolanya berhasil diambil oleh pemuda bersurai merah dengan wajah menawan itu sedangkan gaara sendirinya hanya menyeringai senang melihat teman satu timnya itu kesal

Gaara mendrible bola dan berlari menuju ring lawan, gaara dihadang oleh Naruto dan ia pun mengoper bola kepada pemuda berwajah oriental dengan rambut yang dikuncir tinggi bak buah nanas yang mengangkat tangannya

Hup bola pun sampai kepada tangan pemuda itu

"nice catch shikamaru" gaara tersenyum senang melihat operannya berhasil

"mendokusai na" shikamaru dengan cepat berlari mendrible bola meski dengan wajah yang malas-malasan

Ia dihadang kiba dan dengan cepat mengoper bola nya kepada pemuda tampan berambut raven dengan mata oniksnya yang tajam, ia menangkap operan dan berlari menuju ring

Sang pemuda raven tersebut dihadang Naruto "hehe kita berhadapan lagi sasuke-teme" Naruto menyeringai kepada rival abadinya itu. kini Naruto dan Sasuke saling berhadapan, sasuke berusaha mempertahankan bola sedangkan Naruto berusaha merebutnya, beberapa kali Sasuke mengecoh naruto dengan crosscovernya mendrible bola dari tangan kiri ke tangan kanan, tapi sepertinya naruto sang kapten tim basket tidak mudah dikecoh

Tak berapa lama pertandingan sengit perebutan bola itu berlangsung naruto dengan lincahnya berhasil mengambil bola dari tangan sasuke, naruto dengan cepat memutari sasuke dan berbalik arah menuju ring lawan. Sasuke berdecih sebal karna kalah oleh rival abadinya

Naruto dengan cepat terus mendribble bola, shikamaru dan gaara berusaha menghadangnya, tapi naruto berhasil melewati mereka satu meter jarak antara naruto dan ring dan naruto melompat tinggi ia melakukan teknik slam dunk dan bola pun berhasil memasuki ring. Tawa puas penuh kemenangan pun memenuhi wajah tampan sang pangeran sekolah tersebut

"kyyaaaaaaaaa naruto senpai kereenn" para siswi yang sedari tadi melihat latihan naruto dan timnya berteriak histeris menyaksikan aksi naruto

Latihanpun selesai. Naruto, kiba, dan gaara duduk dibangku pemain samping lapangan untuk mengelap keringat yang membanjiri wajah mereka, sedangkan sasuke dan shikamaru harus membelikan minuman untuk mereka

Trriiiiinggg ... bel istirahat pun berbunyi, para murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Dikoridor sekolah terlihat ino yang sedang menarik-narik lengan hinata mengajak paksa hinata untuk mengikutinya, sedangkan hinata hanya mendengus sebal mengingat waktu bersantainya di perpustakaan harus terganggu karna ino memaksanya menuju lapangan basket. Kini mereka berdua telah sampai dilapangan indoor itu, mereka duduk di tribun penonton,

"hinata lihatlah, itu naruto senpai yang duduk di kursi paling kanan, yang rambutnya pirang jabrik" ino menunjuk naruto dengan ekor matanya tidak enak kan kalau ia harus menunjuk langsung dengan tangannya takutnya menarik perhatian

"ohh yang sedang mengelap mukanya dengan handuk itu" ucap hinata yang ikut melihat arah pandang ino dimana ia melihat pemuda berambut kuning sedang me lap wajahnya sedangkan keempat temannya bersenda gurau tak jauh dari tempat naruto duduk

"yaa, kyaa dia tampan sekali dengan keringat dibadannya" ino berteriak kecil melihat sang arjuna di matanya itu, sedangkan hinata hanya menghela nafas melihat tingkah kasmaran tingkat tinggi temannya itu

"orang berkeringat kok dibilang ganteng, orang berkeringat itu bau ino"

"dasar kau ini jones sejati"

"apa kau bilang..." muncul perempatan siku di kening gadis indigo itu kesal karna dikatai jones, jomblo ngenes

"ehehehe" ino hanya tertawa kikuk melihat ekspresi kesal temannya itu

"baiklah hinata, aku akan menemui naruto senpai dan mengajaknya pulang sekolah ke gedung belakang sekolah untuk menyatakan cintaku"

"baiklah kalau begitu, aku akan menemanimu nanti, tentunya aku akan bersembunyi"

"ya ya kau memang pengertian hinata-chan " Ino memeluk erat sahabat karibnya itu

" i ino se sesak" hinata mengap-mengap saking sesaknya pelukan maut ino

"hai hai" ino pun melepaskan pelukannya


Bel pulang sekolah pun berbunyi, ino berhasil mengajak naruto menuju gedung belakang sekolah

Angin berhembus mengiringi suasana sunyi diantara kedua insan yang saling berhadapan itu, Ino hanya menundukkan wajah meronanya sambil meremas pelan rok biru kotak-kotaknya

Sedangkan naruto hanya berdiri santai sambil memasukan kedua tangannya di saku celananya, sambil sesekali ia menghela nafas lelah harus berapa lama ia menunggu gadis pirang dihadapannya ini bicara

"heii, sampai kapan aku harus menunggumu bicara" akhirnya ia pun angkat bicara

"a ah go gomen, aku ingin mengatakan sesuatu senpai"

"apa?"

"aku me me menyukai senpai, sudah lama pertama kali aku melihatmu aku langsung jatuh cinta kepadamu" ino sama sekali tak berani menatap wajah naruto ia benar-benar menunduk dengan wajah yang sudah memerah. ini adalah pertama kalinya dalam hidup ino ia menyatakan perasaan terhadap seorang lelaki

Hening beberapa saat, ino benar-benar gugup mendengar jawaban dari naruto

"hhmmm tapi aku sama sekali tidak tertarik kepadamu" naruto berucap dengan santainya

Sedangkan ... jleb jleb jleb... hati ino bagai tertusuk pedang berkali-kali ia pun mendongkakkan kepalanya melihat naruto yang hanya berekspresi datar, bahkan kata maaf pun tidak diucapkan oleh naruto sebagai penolakan halus terhadapnya, tapi nyatanya benar-benar, kata-kata yang menyakitkan tanpa perasaan yang terlontar dari mulut sang pangeran itu.

"yang mau kau ucapkan sudah selesai kan? Kalau begitu aku pergi dulu kau membuang banyak waktuku" naruto tanpa rasa bersalah dengan santai melenggang pergi meninggalkan ino yang masih terpaku dengan mata yang berkaca-kaca

Hinata yang bersembunyi di balik tembok hanya dapat melihat tanpa mendengar apa yang ino dan naruto bicarakan, tapi hinata melihat Naruto yang meninggalkan ino sendirian, hinata pun bergegas menghampiri ino, hinata kaget melihat ino yang menangis dengan mengusap kasar matanya. Hinata pun memeluk ino mencoba membuat sahabatnya lebih baik, beberapa menit terlewati setelah isakan kencang dari ino yang berangsur-angsur berhenti

" hinata, aku ... merasa dipermalukan, dia menolakku dengan mengatakan dia sama sekali tidak tertarik kepadaku bahkan dia tidak meminta maaf kepadaku atas penolakannya itu" hinata hanya diam dengan sesekali mengelus punggung ino

"aku jadi kesal dan marah kepadanya, ... hinata... bantulah aku untuk membalas dendam kepadanya" ino melepas pelukan hinata dan memandang hinata dengan mata yang penuh kilat amarah dan semangat

"eh"

inilah yang ditakutkan hinata, ino adalah gadis manis yang baik tapi kalau seseorang memancing emosinya dan membuatnya benar-benar marah maka gadis baik itu akan berubah menjadi penyihir yang licik

"ya hinata, aku membutuhkan bantuanmu, karna dengan kemampuanmu kau bisa mempermalukannya" ino benar-benar semangat sekarang, matanya berkilat-kilat penuh tekad membara. Hinata hanya bisa melongo melihatnya tidak mengerti dengan jalan fikiran ino

"ayo hinata kita buat dia bertekuk lutut dihadapanmu" ino memengang kedua tangan hinata dengan tangannya

"eh"

lagi-lagi hinata benar-benar tidak mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya...

tbc