My Busy Yunie

.

.

.

.

.

Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan

Cast : DBSK, Suju, BTS (maybe)

Genre : Drama, Romance, School of Life, Little bit Humor, Yaoi, Angst

Typos, membosankan, alur suka - suka

Rate : M+

.

Warning!

Lupa... Kalo tulisannya "..." pake italic Tandanya mereka lagi ngomong bahasa Jepang ya... Ingat lhoo~~

.

.

.

.

.

.

Terlihat dua sosok manusia berjalan dengan bergandengan tangan, yang satu bahkan membawa beberapa paper bag berisikan belanjaan mereka berdua. Mereka berjalan dengan ceria, sesekali melontarkan lelucon dan membuat keduanya terbahak.

Sampai mereka berhenti di sebuah pagar kayu yang lumayan tinggi, salah satu namja itu melepaskan genggamannya dan tersenyum menatap namja yang satu lagi. Dia membukakan gerbang rumahnya dan menyuruh namja tampan itu masuk terlebih dahulu.

" Jejung, Aku langsung saja ya"

" Tidak pamitan dengan orangtuaku? Mereka pasti menunggumu"

" Hmm... Oke"

Saat mereka mendekat ke arah pintu, pintu rumah Jaejoong terbuka dan menampilkan eommanya yang tersenyum menyambutnya. Tapi senyumnya seakan sedikit dipaksakan.

" Bibi, maaf kami pulang sore sekali"

" Masih pukul lima sore Yuu, ayo masuk dulu" Ucap Mrs. Kim

" Baik"

Jaejoong menggandeng Yuu untuk masuk, Mrs. Kim mengerutkan keningnya melihat kelakuan anaknya yang tidak biasa itu tapi membiarkannya saja.

" Appa sedang ada tamu?" Tanya Jaejoong saat melihat beberapa sepatu yang tidak dia kenal di depan pintu rumahnya

" Ya"

Jaejoong mengangguk mengerti, dia berjalan bersama Yuu diiring oleh eommanya. Mereka bahkan sempat melemparkan candaan satu sama lain sebelum sebuah suara yang familiar menyapa telinganya.

" Jaejoongie"

DEGH

Jaejoong meremas tangan Yuu yang masih digenggamnya, dia hanya berharap suara itu hanya ada dalam mimpinya. Suara lembut yang dia tahu adalah milik...

" Jung ahjumma" Lirih Jaejoong menatap tamu yang ada di dalam ruang tamu keluarga Kim

" Baby ah~~"

Mrs. Jung yang tidak bisa menahan rindunya langsung berlari menghampiri Jaejoong dan memeluknya dengan erat tapi Jaejoong tetap menggenggam tangan Yuu dan tidak melepaskannya.

" Eomma sangat merindukanmu" Ucap Mrs. Jung

Namja yang dipeluk oelh Mrs. Jung itu memejamkan matanya dan perasaan lega mengalir dalam dirinya, dia tidak menyangka bahwa Mrs. Jung datang dan kembali memanggilnya dengan hangat. Tapi tunggu, dengan siapa Mrs. Jung datang kemari?

Jaejoong perlahan membuka matanya dan melihat seorang namja paruh baya tersenyum teduh padanya, Mr. Jung. Yang tidak berubah banyak selama tiga tahun tidak bertemu dengannya. Dan...

.

.

.

.

.

.

~ Sekuel B (END) ~

.

.

.

.

.

.

.

DEGH

DEGH
DEGH

DEGH

Debaran Jaejoong menggila namun masih terselip rasa sakit di setiap debaran itu. Disamping Mr. Jung duduk namja yang sudah menyakitinya berkali – kali tiga tahun yang lalu. Namja itu tidak berubah, masih menggunakan kacamata tebal dan kemeja terlewat rapinya.

Jaejoong bisa melihat bagaimana tatapan tajam yang dilayangkan namja itu pada Jaejoong hingga Jaejoong membatu tapi sedetik kemudian dia tersadar saat genggaman tangannya menguat dan merenggang. Yuu baru saja menyadarkan Jaejoong dari lamunannya barusan.

" Eomma sangat merindukanmu baby" Ucap Mrs. Jung kemudian mengecup pipi Jaejoong dan dibalas dengan sebuah senyuman oleh Jaejoong

Mrs. Jung mundur untuk menepuk pelan pundak Jaejoong namun kemudian matanya menangkap tangan Jaejoong yang sedang bergenggaman dengan Yuu, dia melirik namja yang berdiri di samping Jaejoong dan langsung mengingat bahwa Yuu adalah sahabat Jaejoong tapi... Mrs. Jung jadi ragu saat melihat genggaman erat Jaejoong pada Yuu.

" Kemarilah Joongie" Ajak Mr. Kim

" Ne appa"

Jaejoong hendak beranjak namun seseorang menarik tangannya, Jaejoong sempat lupa jika dia tengah menggenggam tangan Yuu.

" Aku akan pulang" Ucap Yuu dengan lembut

" Tapi Yuu-"

" Ini masalah keluarga Jejung ah, aku tidak berhak berada disini"

" Kau keluargaku"

" Hey tidak apa"

" Kalau begitu aku antar ke depan"

" Ya"

Yuu melepaskan genggaman tangan Jaejoong darinya, menaruh beberapa paper bag belanjaan Jaejoong disana dan segera menghampiri Mrs. Kim untuk berpamitan dan memeluknya kemudian beralih menuju appa Jaejoong dan membungkukkan tubuhnya dengan sopan.

Dia juga menyapa keluarga Jung walaupun hanya sebentar kemudian berjalan menuju Jaejoong yang sudah mengambil kunci motor Yuu. Jaejoong mengantar Yuu sampai depan motornya.

" Selesaikanlah dengan baik ya" Ucap Yuu

" Hum" Jaejoong menganggukkan kepalanya

" Boleh aku memelukmu?"

" Kau selalu melakukannya tanpa perlu izinku Yuu"

GREPP

Yuu memeluk erat Jaejoong setelahnya.

" Terima kasih atas semuanya Yuu" Ucap Jaejoong dengan lirih

" Hum? Aku yang berterima kasih atas jawabanmu, aku cukup lega mendengarnya"

" Kau membuatku menjadi orang jahat"

" Kau selalu menjadi malaikat dimataku Jejung"

" Maaf ya Yuu"

" Hey tidak apa – apa"

Yuu melepaskan pelukannya dan menatap mata Jaejoong.

" Aku sangat menayayangimu Yuu" Ucap Jaejoong dengan sendu

" Aku juga, kau sahabatku"

" Ya, kau akan selalu menjadi sahabatku yang terbaik" Lirih Jaejoong dengan mata yang mulai berkata – kaca

" Jangan menangis karena kau tahu aku sangat membenci airmatamu"

" Hum" Jaejoong menganggukkan kepalanya

Tidak tahan dengan sikap menggemaskan Jaejoong, Yuu maju untuk mengecup kening namja yang sudah menolak cintanya.

Ya...

Jaejoong menolaknya, meski kelebihan Yuu banyak sekali tapi satu yang tidak dimiliki. Rasa cinta. Jaejoong tidak memiliki hal itu untuk Yuu dan Yuu menerimanya dengan lapang dada.

Jaejoong memejamkan matanya saat bibir Yuu menyentuh keningnya untuk kedua kalinya secara berturut – turut sejak kemarin malam.

" EHEM!"

Suara deheman itu membuat Jaejoong beranjak dari jangkauan Yuu, sedikit gugup karena dia merasa seperti ketahuan selingkuh padahal mereka tidak ada hubungan apa – apa.

" Aku pulang" Pamit Yuu

" Hati – hati"

" Ya"

Yuu menaiki motornya, sedikit melirik tajam namja yang mengganggu acara berduaannya dengan Jaejoong kemudian berlalu dari rumah Jaejoong. Setelah Yuu menghilang dari pandangannya dia membalikkan tubuhnya dan tentu saja Yunho ada dihadapannya.

" Jadi... Kalian bersama?"

Jaejoong bersumpah mendengar nada kecewa dan sedih saat Yunho bertanya hal itu walaupun dia menutupinya dengan baik.

" Menurutmu?"

" Oh... Tidak masalah"

" Hah?"

Setelahnya Yunho masuk ke dalam rumah Jaejoong diiringi tatapan tidak percaya dari Jaejoong. Selama tiga tahun kenapa Yunho jadi menyebalkan seperti itu?

" Cupu sialan" Umpat jaejoong dengan pelan kemudian masuk ke dalam rumahnya

.

.

.

.

" Jadi, apa hubunganmu dengannya?"

Pertanyaan itu langsung terlontar saat Jaejoong baru saja duduk diantara kedua orangtuanya, menatap Yunho dengan bingung tapi sedetik kemudian menampilkan senyumnya.

" Itu urusanku, tidak ada urusannya denganmu" Jawab Jaejoong dengan datar

" Walaupun ada hubungannya tidak masalah untukku. Ahjumma, ahjusshi... Mengenai kedatanganku dan orangtuaku kemari adalah untuk melamar Jaejoong" Ucap Yunho dengan nada datar

" Hah?!"

Orangtua Jaejoong tentu kaget dengan perkataan Yunho, melamar? Sedangkan orangtua Yunho hanya tersenyum maklum melihat sahabatnya kaget. Jaejoong? Masih menatap datar kearah Yunho.

" Aku tidak ingin pertunangan karena kami sudah ditunangkan tiga tahun lalu bukan? Aku ingin menikahinya" Ucap Yunho menatap Jaejoong yang masih diam menatapnya

" Setelah semua yang terjadi kau pikir kami akan menyerahkan Jaejoongie kami padamu?" Tanya Mrs. Kim dengan datar

" Ya, aku mencintainya hingga detik ini jantungku menggila untuknya. Tiga tahun lalu, semua adalah kesalahan terbesarku dan aku tidak akan melakukan kesalahan itu lagi karena aku tidak mau kehilangan Jaejoong untuk kedua kalinya, rasanya menyakitkan. Bahkan untuk bernafas pun aku merasa tidak sanggup karena selalu mengingat Jaejoong disetiap helaan nafasku" Ucapan Yunho kini melembut, menatap Jaejoong dengan teduh

"..."

" Maafkan kesalahanku, aku mencintaimu. Aku menepati janjiku untuk bertemu denganmu hari ini. Tepat tiga tahun seperti yang kau inginkan. Hatiku sudah terikat denganmu dan jangan mencoba untuk menolakku karena aku bisa mati jika melanjutkan hidup tanpamu"

TES

TES

TES

TES

Airmata Jaejoong mengalir, dia menghapusnya dengan cepat dan mengalihkan pandangan kearah eommanya. Sang eomma memeluknya dari samping dan mengusap punggung Jaejoong agar anaknya merasa nyaman.

" Maki aku, hina aku kalau perlu pukul aku sampai kau merasa puas tapi jangan tinggalkan aku lagi Jaejoong... Cukup hukumanmu selama tiga tahun ini tanpa aku tahu kabar apapun tentangmu. Aku sungguh tidak sanggup" Lirih Yunho

" Hiks... Eomma... Hiks..."

" Eomma disini baby, tidak akan meninggalkanmu" Ucap Mrs. Kim dengan lembut kemudian menatap Yunho " Kami akan tinggalkan kalian berdua, tapi jika Jaejoong menolak jangan paksa dia. Dia berhak bahagia dengan atau tanpa dirimu" Lanjutnya dengan nada penuh penekanan pada Yunho

Yunho menganggukkan kepalanya, Mrs. Kim mencoba melepaskan pelukan erat Jaejoong dari tubuhnya kemudian menangkup wajah anak tersayangnya itu.

" Apapun keputusanmu, eomma akan senang karena kau pasti akan bahagia nantinya"

CUP

Mrs. Kim mengecup puncak kepala sang anak kemudian meminta suami dan sahabatnya untuk mengikutinya, meninggalkan Jaejoong dengan Yunho berdua saja.

Tanpa ragu Yunho menghampiri Jaejoong dan duduk disamping namja yang masih menundukkan kepalanya, suara isak tangis Jaejoong juga masih terdengar karena dia masih belum bisa menghentikan airmatanya itu.

" Hey... Kau mau kan memaafkanku?" Tanya Yunho dengan lembut

Jaejoong menggelengkan kepalanya.

" Kenapa? Masih marah denganku?"

"..."

" Jaejoong ah..."

Yunho menyentuh pundak Jaejoong dan perlahan mengangkat wajah Jaejoong agar menatapnya, walaupun menangis wajah cantik Jaejoong tetap terlihat bahkan sekarang terlihat lebih dewasa. Yunho menyukainya.

" Kau cantik bahkan disaat kau menangis seperti ini" Ucap Jaejoong dengan lirih

" Hiks... Jauhkan tanganmu!"

Jaejoong hendak mencoba menepis tangan Yunho yang memegangi dagunya namun terhenti saat melihat beberapa luka pada pergelangan tangan bagian dalam milik Yunho.

" Kau... Tanganmu..."

Sontak Yunho melepaskan tangannya dari dagu Jaejoong dan tersenyum kaku.

" Kau tidak melakukan tindakan bodoh saat aku pergi kan?" Tanya Jaejoong dengan pandangan menusuk

" Menurutmu?" Yunho bertanya balik dengan nada yang terdengar lirih

" Kau... Melakukannya" Jawab Jaejoong

" Aku pikir itu adalah jalan yang terbaik karena aku sudah dibenci olehmu, hidupku hancur setelah menyadari apa yang aku lakukan padamu. Sampai Changmin yang jengah memukulku dan menyadarkanku, dia dan dua sahabatnya membantuku untuk bangkit dan yah... Jujur saja aku malu bertemu denganmu setelah apa yang aku lakukan padamu tapi aku juga tidak bisa melepaskanmu begitu saja"

Diam adalah yang dilakukan oleh Jaejoong, bersyukur keluarganya juga Yuu ada di sampingnya untuk mendukung keputusannya untuk menjalani kehidupan, dia tidak tahu bagaimana Yunho menjalani kehidupannya sampai terbilang mengenaskan seperti itu. Yunho pasti sangat menderita.

" Lalu kau pikir, kalau kau mati aku harus bagaimana? Menyusulmu!" Pekik Jaejoong

" Aku pikir kau sudah bahagia dengan seseorang jadi untuk apa lagi aku hidup"

" Kau bodoh! Kau harusnya berpikir bagaimana bisa rasa cintaku sepuluh tahun aku jaga menghilang begitu saja! Dasar pabbo! Huwaaaa!"

PLAKK!

Jaejoong memang menangis tapi tangannya naik untuk memukul kepala Yunho dengan keras sampai namja itu berteriak kesakitan. Tapi kemudian Jaejoong kembali memukulnya dengan kencang kearah tubuh Yunho, berkali – kali. Salahkan Yunho yang mengizinkannya untuk memukulnya juga...

" Cupu sialan! Brengsek! Sok sibuk!"

Memakinya...

Yunho menerima saja semua umpatan dan pukulan yang diberikan Jaejoong padanya, dia pantas mendapatkannya. Bahkan jika Jaejoong berniat membunuhnya Yunho akan menyerahkan dirinya dengan suka rela asal Jaejoong yang melakukannya. #eaaa~~ Trus Jaemma sama siapa? Cho? Mimpi!

Pukulan itu terhenti dan Jaejoong mencengkram erat kemeja bagian depan Yunho, matanya masih menatap Yunho dengan tajam sedangkan Yunho memberikan sebuah senyuman lembut untuk Jaejoong, mencoba meredam kemarahan Jaejoong walaupun namja di depannya masih diam.

" Maafkan aku, aku sungguh mencintaimu"

Tangan Yunho naik untuk menyentuh pipi Jaejoong dan menangkupnya, rasa menggelitik nan menyenangkan langsung menyerang keduanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka saling merindukan, terlihat dari bagaimana keduanya saling tatap.

" Aku..." Yunho mendekatkan wajahnya " Merindukanmu, sungguh"

Hidung mereka sudah menempel dan mata mereka saling bertatapan tidak ingin mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Dan tidak lama sebuah benda kenyal menyentuh bibir Jaejoong, itu adalah bibir Yunho.

Saling menempel selama beberapa detik sampai akhirnya Yunho mengambil inisitif untuk bergerak, dia mengulum bibir bawah Jaejoong dan menghisapnya hingga membuat Jaejoong tersentak dan sadar jika dia tidak sedang bermimpi sekarang. Airmatanya kembali mengalir namun kali ini airmata kebahagiaan yang keluar dari matanya.

Dia mulai memejamkan matanya dan mengikuti arahan Yunho, menyerahkan dirinya untuk yang kedua kalinya pada Yunho dan dia berdoa semoga ini yang terakhir untuknya. Berharap Yunho akan memberikan kebahagiaan dikemudian hari dan tidak membuatnya kecewa lagi.

Sementara itu dari jauh dua pasang suami istri mengintip apa yang dilakukan oleh Yunho dan Jaejoong, siapa lagi kalau bukan orangtua Jaejoong dan orangtua Yunho.

" Lihatkan... Mereka saja baikkan, ayolah maafkan kami juga" Aegyo Mrs. Jung pada Mrs. Kim

Memang kejadian tiga tahun lalu membuat Mrs. Kim enggan bertemu dengan Mrs. Jung dengan berbagai alasan. Sedangkan suami mereka tetap berteman baik dan saling bertukar kabar.

" Hah..."

" Ne ne ne? Oke? Kita akan jadi keluarga sebentar lagi~~" Rayu Mrs. Jung

" Arasseo, tapi jika anakmu menyakiti Jaejoong lagi, jangan harap ada kata maaf dariku"

" Iyaaa"

Mrs. Jung memeluk erat sahabatnya itu dan Mrs. Kim membalas pelukannya, mereka senang juga akhirnya masalah keluarga mereka terselesaikan.

.

.

.

- ENAM BULAN KEMUDIAN -

.

.

BUUGHHH!

SREETTT

BRAAAKKK

" CK! YAK! Berani – beraninya kau memukul wajahku!"

" Kita sedang bertanding jika kau ingat"

" Brengsek"

" Aduh... Wajah cantikmu tidak sebanding dengan mulutmu yang kasar"

" Grrrrrr"

Itu Jaejoong yang menggeram marah dalam pertandingan final dengan lawannya yang merupakan mahasiswa dari universitas lain. Lawannya itu baru saja memukul wajah Jaejoong dan itu berakibat fatal karena dua hari lagi adalah hari penting baginya.

TAP

BRUGHH

Dengan kekuatannya Jaejoong maju dan menyerang lawannya tanpa ampun serta membantingnya hingga wasit segera masuk ke dalam arena dan memisahkan Jaejoong dari lawannya yang sudah tidak berdaya.

" Hoh? Apa? Mau merebut piala yang sudah menjadi milikku? Mimpi saja kau!" Pekik Jaejoong dengan bahasa Jepangnya yang sangat lancar " Aku tidak akan membiarkan piala itu jatuh pada universitas manapun!"

" Ck..."

Namja yang terbaring tidak berdaya itu berdecak dan mau tidak mau mengakui kekalahannya pada namja yang terlihat cantik namun aslinya bengis nan galak itu. Dan akhirnya Jaejoong kembali meraih piala bergilir yang dia dapatkan tahun lalu.

" Hyuungg~~~"

Jaejoong yang baru saja turun dari panggung dan bersalaman dengan semua teman klubnya langsung menoleh, tersenyum kemudian meringis karena pinggir bibirnya terasa sakit karena luka dari pertandingan tadi.

" Kau terluka" Dengan sigap dia mengeluarkan peralatannya

" Kau bukan managerku lagi Kyunie ah~ Kita beda univertas, beda negara malah" Ucap Jaejoong

" Hehehehe, kebiasaan" Ucap Kyuhyun namun dia tetap mengobati luka Jaejoong

" Mana hyungmu?" Tanya Jaejoong pada Changmin yang berdiri di samping Kyuhyun

" Meetingnya baru selesai setengah jam yang lalu, dia dalam perjalanan kemari bersama appa"

" Hyungmu itu benar – benar cupu sok sibuk! Menyebalkan!"

" Cupu begitu dia akan menikah denganmu dua hari lagi dan kau malah membuat luka diujung bibirmu"

" Menyebalkan!"

Menikah? Dua hari lagi?

Ya, begitu keputusan yang disepakati oleh Yunho dan Jaejoong akhirnya. Yunho pun sangat sulit merayu Jaejoong saat itu karena Jaejoong awalnya menolak menikah dengannya dan masih membutuhkan waktu untuk menerima Yunho kembali dalam kehidupannya. Tapi akhirnya Jaejoong menerima rencana pernikahan Yunho.

" Jejung!"

Kali ini Jaejoong menoleh ke arah lain, Yuu sahabatnya tengah berlari menghampirinya sembari membawa buket bunga berwarna – warni yang sangat indah.

" Kau melewatkan pertandinganku" Ucap Jaejoong setengah merajuk

" Maaf, kau tahu kan?"

" Iya, kau menyerahkan tugas akhirmu pada dosen"

" Itu kau tahu, selamat ya" Ucap Yuu kemudian mengulurkan buket bunga yang dipegangnya pada Jaejoong

" Terima kasih" Jaejoong menerimanya dengan senang hati kemudian menarik Yuu dan memeluknya dengan erat

" Kenapa kau? Aku bisa dibunuh Yunho san kalau dia melihat kita berpelukan"

" Tidak peduli"

Changmin dan Kyuhyun tersenyum melihat Jaejoong yang memeluk Yuu dengan erat. Mereka tahu Jaejoong sudah menolak Yuu dan menjadikan Yuu sebagai sahabat terbaiknya.

" EHEM"

Mendengar deheman tidak bersahabat itu membuat Yuu melepaskan pelukan Jaejoong, mereka tahu itu adalah suara Yunho dan benar saja namja itu tengah memperhatikan Yuu dan Jaejoong dengan pandangan menusuknya. Yunho masih tetap cupu hanya saja lebih posesif terhadap Jaejoong dan tidak suka miliknya disentuh oleh siapapun.

" Hyung sudah datang" Ucap Jaejoong dengan ceria

" Jaejoongie... Selamat ya"

Itu suara dari Mr. Jung yang datang dari belakang Jaejoong dan langsung memeluk Jaejoong sebentar dan mengusap lembut rambut Jaejoong.

" Terima kasih Jung appa" Ucap jaejoong dengan sopan

" Kenapa kau diam Yun? Tidak mengucapkan selamat pada Joongie?"

" Biasa appa... Dia sedang cemburu dengan Yuu yang ku peluk" Jawab Jaejoong

" Aigo~~ Kau harus ingat Yuu adalah sahabat Jaejoongie, Yun" Ucap Mr. Jung

" Mereka berpelukan" Jawab Yunho dengan datar

" Memang sahabat tidak boleh saling peluk? Kyunie juga sering memeluk Junsu hyung"

" Sudah ah, posesif sekali" Ucap Jaejoong kemudian menghampiri Yunho dan mengecup bibir Yunho sekilas

Yunho menghembuskan nafasnya dan mencoba melupakan kejadian yang baru saja terjadi, dia menggandeng Jaejoong.

" Aku mau makan dulu" Ucap Jaejoong

" Oke"

" Yuu, ikut dengan kami ya" Ajak Jaejoong

" Baiklah" Ucap Yuu

Mereka menghabiskan sisa siang itu dengan memakan makanan yang dibayar oleh Mr. Jung, mereka memakan makanan khas Jepang dengan Yuu sebagai pemandunya.

" Ngomong – ngomong, Junsu kapan ya kemari?" Tanya Jaejoong

" Besok bersama Yoochun hyung" Jawab Kyuhyun

" Jadi... Dia menunggu pekerjaan Yoochun hyung?"

" Mereka berdua benar – benar sibuk, Junsu hyung dengan tugas kuliahnya dan Yoochun hyung dengan pekerjaan yang ditinggalkan Yunho hyung untuknya di Korea. Mereka baru bisa berangkat besok siang"

" Aku heran dengan mereka berdua yang benar – benar sibuk, bagaimana bisa mengatur jadwal kencan?" Tanya Jaejoong

" Aku juga bingung, yang pasti mereka bisa mengaturnya"

Ya...

Banyak yang terjadi sampai Jaejoong sendiri kaget mendapati Junsu berpacaran dengan Yoochun karena Junsu menolong Yoochun yang dijambret. Setelah itu mereka dekat dan Yoochun mengejar Junsu. Berkali – kali ditolak akhirnya Junsu menerima Yoochun dengan terpaksa (awalnya) tapi kemudian namja gempal itu menerima Yoochun dengan sepenuh hatinya.

Oke kembali lagi kepada mereka yang sudah menghabiskan makan siang dan berbincang ringan. Jaejoong melirik ke arah Yunho yang mengobrol dengan appanya, bicara bisnis. Dia menghela nafas, dua hari lagi mereka akan menikah tapi masiiiiiihhhhh saja mengurusi perusahaan. Sebal~

" Kenapa?" Tanya Yunho yang melihat Jaejoong menghela nafas

" Tidak"

" Oke"

Sedikit tidak peka memang tapi posesifnyaaaaaa minta ampun, Jaejoong menggerutu dalam hati, mau – manya dia menerima lamaran Yunho waktu itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Hupfh~"

" Ya ampun, kau terus – terusan menghela nafas Jaejoongie hyung... Ada apa?" Tanya Kyuhyun

" Gugup"

" Eoh? Pastilah, ini kan hari pernikahanmu dengan Yunho hyung" Jawab Junsu dengan santai

" Yak! Kenapa mengingatkannya lagi eoh!"

" Habis seru melihat kau gugup" Ucap Junsu dengan santai dan diangguki oleh Changmin dan Kyuhyun

CEKLEK

" Jejung"

" Yuu!"

Jaejoong segera menghampiri Yuu yang baru saja masuk ke dalam ruang tunggu untuknya itu. Yuu tampil tampan dengan tuksedo berwarna hitam dengan kemeja putih di dalamnya membuat Kyuhyun dan Junsu terkagum – kagum melihatnya dan decakan jengah dari Changmin.

" Selamat ya" Ucap Yuu dengan tulus

" Aku gugup"

" Apa yang kau gugupkan?"

" Tidak tahu"

" Apa kau pernah gugup dalam pertandingan?"

" Tidak"

" Anggap saja kau sedang ada di pertandingan final taekwondo sedunia Jejung, dan Yunho adalah lawanmu. Jadi apa kau masih gugup jika seperti itu?"

Jaejoong menggelengkan kepalanya, dia akan menganggap hari ini adalah pertandingan pentingnya dan Yunho akan menjadi lawan terberatnya. Dia akan mengalahkan Yunho dengan kata – kata manis yang sudah diaturnya. Dia tidak akan kalah.

" Bagus, seperti itu terus ya. Aku akan ke ruang Yunho san dulu"

" Oke"

Namja kelewat tampan itu keluar dari dalam ruangan, Kyuhyun dan Junsu yang melihatnya mendesah kecewa dan Jaejoong melihat hal itu.

" Kenapa kalian?" Tanya Jaejoong bingung

" Yuu benar – benar mengangumkan" Ucap Junsu

" Iya"

" Yak! Kalian ini! Ingat kalian sudah memiliki kekasih!" Pekik Changmin yang merasa cemburu

" Duh, sudah berapa tahun sih kita pacaran dan kau masih saja cemburuan begini?" Goda Kyuhyun

" Itu karena aku mencintaimu, bodoh"

" Iya... Aku milikmu kok Chwang, tidak ada yang lain"

CUP

Kyuhyun mengecup bibir Changmin sekilas dan membuat Jaejoong berdecak, masih saja sempat pamer kemesraan.

CEKLEK

" Jaejoongie baby, sudah waktunya"

DEGH

Itu suara appanya, Jaejoong langsung saja menoleh dan memeluk sang appa. Mr. Kim mengelus punggung sang anak karena tahu anaknya itu sedang gugup.

" Appa akan ada di sampingmu baby, selalu ada untukmu. Jangan gugup oke? Semua sudah menunggu"

" Ne"

Jaejoong melepaskan pelukannya dari sang appa dan menganggukkan kepalanya dengan semangat. Kemudian menggandeng sang appa keluar ruangan setelah sebelumnya mengajak teman – temannya untuk menuju altar bersama.

" Huh..."

Jaejoong menarik nafas dan mengeluarkannya dengan perlahan, mencoba untuk tidak gugup dan itu sedikit membuatnya lega.

" Tenang saja ya?"

" Ne appa, aku sedang mencoba tenang kok"

" Bagus"

Mereka berdua tengah menunggu pintu dibuka, sang appa menampilkan senyum bangga pintu itu terbuka setelah beberapa saat. Jaejoong mencoba fokus menatap lurus dan mereka berdua berjalan berdampingan.

Jaejoong bisa melihat Yunho berdiri di dekat meja pemberkatan, namja itu tampil menawan dengan tuksedonya serta potongan rambut yang baru. Juga... Jaejoong membulatkan matanya saat dia tidak melihat kacamata tutup botol pada wajah Yunho.

Kenapa namja cupu kesayangannya itu melepas atribut kecupuannya? Siapa yang berani melakukannya? Aduh, lihat semua para tamu jadi terpesona dengan tampilan Yunho yang sekarang dan Jaejoong tidak terima!

" Appa serahkan putra kesayangan appa padamu, jaga dia dan jangan pernah membuatnya bersedih"

Selagi Jaejoong sibuk dengan pemikirannya, ternyata dia sudah sampai dekat meja pemberkatan dan sang appa tengah menyerahkan tangannya pada Yunho.

" Aku akan berusaha agar Jaejoong terus bahagia bersamaku, aboji" Ucap Yunho kemudian dia mengulurkan tangannya

Mr. Jung memberikan tangan Jaejoong yang tadi dia genggam pada Yunho, kemudian berjalan menuju istri dan orangtua Yunho yang duduk dibarisan paling depan. Jaejoong menghela nafasnya mencoba untuk rileks saat Yunho membawanya ke depan sang pendeta yang menunggu mereka dengan sebuah senyum teduh.

" Aku, Jung Yunho. Menerima Kim Jaejoong sebagai bagian dari hidupku, aku akan berusaha keras untuk membahagiakannya, terus bersamanya dalam bahagia dan masa sulit. Tidak akan membiarkannya menangis kecuali itu adalah airmata kebahagiaan, akan selalu mencintainya, tidak akan menyembunyikan apapun darinya dan terus bersama sampai maut memisahkan kami" Ucap Yunho sembari menatap mata Jaejoong

" Kim Jaejoong, silahkan"

" Aku, Kim Jaejoong. Menerima Yunho sebagai pasanganku, akan selalu mencintainya dan selalu bersama dalam senang maupun duka. Menjadi sandarannya saat dia membutuhkannya dan selalu ada untuknya terus bersama sampai maut memisahkan kami"

" Sekarang kalian resmi menjadi pasangan, silahkan Yunho sshi mencium Jaejoong sshi"

BLUSH

Jaejoong lupa acara yang satu ini, membayangkan dia mencium Yunho di depan semua orang membuatnya malu apalagi melakukannya sungguhan?

GREPP

Namja terbilang cantik itu terkesiap saat Yunho menarik pinggangnya hingga mereka berdempetan, matanya mengerjap dan menatap mata tajam Yunho dengan penuh kekaguman.

" Aku mencintaimu" Ucap Yunho dengan amat sangat lembut

" Aku juga hyung"

CUP

Usai Jaejoong mengucapkan kata cintanya, Yunho langsung mencium Jaejoong dan mengulum bibir bawah namja itu, tadinya karena malu Jaejoong ingin mendorong Yunho. Tapi setelah merasakan bibir Yunho, Jaejoong tidak jadi melepakannya. Yah... Walalupun dia harus merasakan sedikit nyeri karena luka dipertandingan dua hari lalu pada bibirnya tapi dia ingin Yunho terus menciumnya.

" Mereka tidak bisa melanjutkannya di hotel ya?" Tanya Kyuhyun saat melihat Jaejoong dengan santainya menaikkan kedua kakinya pada tubuh Yunho dan terus mencium Yunho tanpa ampun

" Eomma bisa hentikan kelakukan mesum mereka? Kyunie-ku masih polos" Ucap Changmin pada eommanya

" Nanti dulu Min, abadikan dulu momen mesum mereka" Jawab Mrs. Jung

" Astaga!" Changmin menepuk keningnya dengan kencang tapi kemudian mengalihkan wajah Kyuhyun agar menatapnya saja

.

.

.

.

.

.

WARNING!

WARNING!

.

.

.

.

.

.

Usai acara melelahkan itu, Yunho mengajak Jaejoong menuju kamar hotel yang sudah dia sewa untuk beberapa hari ke depan sebelum pergi bulan madu ke Paris, Belanda, Rusia dan Yunani selama dua bulan. Bulan madu yang waw yaa~

Jaejoong memang meminta hal itu sebagai syarat pada Yunho jika namja itu memang ingin menikahinya. Sebenarnya itu hanya akal – akalan Jaejoong saja karena Jaejoong belum mau menikah, Jaejoong pikir Yunho tidak akan meninggalkan perusahaan untuk jangwa waktu yang lama tapi Yunho mengiyakan keinginan Jaejoong dan akhirnya pernikahan mereka pun terjadi.

Ya sudahlah, Jaejoong pasrah saja menikah dengan Yunho diusainya yang terbilang muda, dia bahkan masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas Jepang. Dosennya saja tadi datang untuk mengucapkan selamat karena sudah melangkahinya yang belum juga menikah. Ughh~~

Saat ini Jaejoong tengah duduk bersandar pada kepala tempat tidur sembari memainkan ponselnya, membalas beberapa pesan dari sahabatnya sembari menunggu Yunho keluar dari kamar mandi. Ada yang ingin Jaejoong bahas dengan Yunho.

CEKLEK

Pintu kamar mandi terbuka, Jaejoong langsung saja mendongakkan kepalanya tapi dia malah mengutuk dirinya sendiri saat melihat Yunho hanya melilitkan handuk dipinggang dan sebuah handuk kecil terlampir pada leher namja itu.

GLUP

Jaejoong menelan ludahnya dengan susah payah melihat pemandangan itu, Yunho membenarkan kacamatanya dan menatap bingung ke arah Jaejoong yang menatapnya dengan ngg... Lapar?

" Kenapa Boo?"

Satu lagi hal yang baru dari Yunho, namja itu memanggil Jaejoong dengan Boo, panggilan sayang katanya...

" An-aniya" Jaejoong kembali sibuk dengan ponselnya

Yunho menggelengkan kepalanya, dia menghapiri Jaejoong dengan sebuah senyuman eh, seringaian dan mengambil ponsel Jaejoong sampai namja itu tersentak kaget.

" Yak! Kembalikan ponselku hyung!" Pekik Jaejoong

" Tidak ada ponsel malam ini"

CUP!

Tolong selamatkan jantung Jaejoong malam ini! Dia tentu saja tersentak kaget saat wajahnya berhadapan langsung dengan wajah Yunho sangat berdekatan.

" Kenapa malah sibuk dengan ponsel eoh?"

Yunho kemudian melempar ponsel Jaejoong dengan asal dan untungnya Jaejoong tahu bahwa ponselnya mendarat dengan mulus dipinggir tempat tidur. Awas saja kalau ponselnya jatuh! Dia tidak akan terima! Karena banyak fotonya di dalam ponsel itu! Huwee~~

" Hy-hyung, menjauh" Ucap Jaejoong seraya mendorong dada Yunho untuk menjauh darinya

" Kalau hyung tidak mau?"

SREETTT

GREPP

" Kyaa!"

Jaejoong langsung membekap mulutnya yang baru saja berteriak kencang karena Yunho baru saja menyibak selimut yang dipakainya dan tangan Yunho meremas pahanya setelah menaikkan sedikit kemeja putih polos yang kebesaran dipakai oleh Jaejoong.

Ya, baik eomma dari Yunho ataupun Jaejoong memaksanya untuk memakai kemeja kebesaran itu. Gunanya? Katanya untuk menggoda Yunho tapi jaejoong sebenarnya tidak mau melakukan 'itu' agar cepat punya anak.

Tapi Jaejoong menolak untuk memiliki anak karena dia ingin berkuliah dulu, ingin membuat piala bergilir kompetisi taekwondo itu menjadi miliknya selama dia masih berkuliah. Aduhh... Lalu... Walaupun dia sangat menyukai anak – anak dia sangat tidak telaten mengurus anak kecil!

" Hyu-hyung mau apa eoh?" Tanya Jaejoong dengan gugup

" Menurutmu?" Yunho bertanya balik, wajahnya sekarang tengah berada di leher Jaejoong dan mengendusinya

" Hyung... Aku tidak bisa melakukannya sekarang... Please"

" Kenapa?" Tanya Yunho setelah menjauhkan kepalanya dari leher Jaejoong dan menatap bingung ke arah pasangannya itu

" Aku belum siap memiliki anak, aku masih mau kuliah, mempertahankan gelar juara taekwondo-ku, aku juga tidak telaten mengurus anak hyung. Aku masih dua puluh satu tahun"

" Kalau kau mau kita bisa pakai pengaman Jae..."

" Benarkah?" Mata Jaejoong berubah menjadi berbinar

" Iya, tapi hyung tidak mau"

" Lalu? Nghhh!"

Ucapan Jaejoong terpotong karena Yunho mengulum bibir bawahnya dengan kuat, mendorong Jaejoong untuk berbaring dan tangannya tidak tinggal diam karena sekarang jari – jari Yunho tengah sibuk membuka kancing kemeja yang Jaejoong kenakan.

" Hyungghh! Nghhh! Andweee!"

Jaejoong dengan sekuat tenaga menahan tubuh Yunho, mengambil nafas sebanyak – banyaknya dan menatap tajam Yunho.

" Hyung~~~" Rengek Jaejoong

" Iya, hyung akan menunda soal anak Jaejoongie"

" Ba-bagaimana caranya kalau hyung saja tidak pakai pengaman!"

" Kau akan tahu nanti"

" Mwo? Ughhh... Ngghhhh"

Ucapan Jaejoong kembali terpotong karena Yunho maju untuk menghisap kulit leher Jaejoong hingga namja yang ada dikungkungannya itu mendesar resah. Percuma juga mendorong Yunho menjauh toh Yunho selalu bisa melumpuhkan semua sarafnya karena semua yang ada dalam dirinya mengingkan Yunho.

" Ahh~~"

Jaejoong mendesah dengan kencang saat Yunho menghisap nipple-nya dan mengukung Jaejoong dengan tubuhnya.

" Hyungghh!" Jaejoong meremas helaian rambut Yunho, mencoba menghentikan kegiatan Yunho namun Yunho seakan tidak peduli dan tetap menghisap nipple Jaejoong dengan semangat

Perjalanan bibir Yunho tidak berhenti pada nipple Jaejoong, dia terus mengecup tubuh Jaejoong sampai bibirnya menggigit boxer yang digunakan oleh Jaejoong. Perlahan tapi pasti Yunho menurunkan boxer itu dan menatap lapar ke arah Jaejoong.

" Hyu-hyung" Yunho mencoba menarik boxer-nya namun Jaejoong menahannya

Dia memberikan sebuah senyuman lembut pada Jaejoong dan menurunkan perlahan boxer yang mengganggu itu. Kini Jaejoong tidak memakai apapun kecuali kemeja putihnya yang dibiarkan tidak dikancingkan.

CUP

Yunho menundukkan kepalanya agar bisa mencium Jaejoong dan menghisap pelan bibir bawah Jaejoong yang menggemaskan itu. Jaejoong perlahan mulai bergerak dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Yunho. Sedangkan tangan Yunho kembali bermain pada dada Jaejoong dan memberikan sentuhan yang membuat Jaejoong semakin sensitif.

" Ugghhh~~ A-aahhh!"

Desahan itu makin mengeras saat tangan Yunho bermain nakal pada junior miliknya, namja yang tengah mengukungnya itu menaik turunkan tangannya, menggoda milik Jaejoong agar semakin bangun dan berhasil karena namja itu semakin mendesah tidak karuan dan terus memanggil namanya dengan merdu.

" Hyuungg! Nghh!"

Jaejoong terengah saat inti dalam tubuhnya keluar, rasa lelahlah yang pertama dia rasakan namun kemudian tubuhnya kembali tegang dan tersentak saat Yunho tidak menjauhkan tangannya, malah mengurut juniornya dengan kencang.

" Hyuungg! A-aahh~~ Nghhh~~~"

" Wajahmu menggemaskan Boo, selalu"

" Mhhhmmmm~~"

Tangan Jaejoong akhirnya bergerak turun, tidak mau kalah dengan tangan Yunho yang bekerja keras di bawah sana, dengan tangan gemetar paska klimaks pertamanya Jaejoong membuka handuk Yunho dan melemparnya dengan asal.

Tangan kanan Jaejoong mengusap punggung Yunho dengan menggoda kemudian turun untuk menyentuh milik Yunho. Matanya terbelalak, kaget dengan bentuk yang disentuh oleh tangannya sedangkan bibirnya terus diserang oleh Yunho tanpa ampun.

'Tuhan, selamatkan aku malam ini! Milik Yunho hyung besar sekali dan aku pasti tidak akan sanggup'

Tapi doa hanyalah doa karena nafsu Yunho makin diubun – ubun apa lagi saat Jaejoong menggoda miliknya dengan mengelus. Padahal gerakan mengelus Jaejoong itu untuk memeriksa sebesar apa milik Yunho. Hahahahaha! Rasain jaemma!

Yunho melepaskan ciumannya dan memberikan sebuah kecupan singkat sebelum membuka kedua kaki Jaejoong dengan lebar dan duduk diantara kedua kaki Jaejoong itu. Yunho menyentuh cairan Jaejoong yang tadi keluar dan mengenai perutnya kemudian jarinya menyentuh hole menggoda milik Jaejoong.

" Ssshhhhh~"

Jaejoong berdesis saat merasakan jari Yunho mengusap holenya dengan pelan, dia menutup matanya dan kedua tangannya meremas sprei putih yang ada di bawahnya.

" Buka matamu Boo"

Jaejoong menggelengkan kepalanya.

" Buka matamu dan lihat aku, aku tidak akan menyakitimu"

Perlahan Jaejoong membuka matanya dan dia langsung terpaku pada mata tajam Yunho yang malam ini tidak menggunakan kacamata tebal kebanggaannya. Jaejoong senang, selama ini hanya beberapa orang yang sadar bagaimana bentuk mata Yunho dan Jaejoong adalah salah satunya yang beruntung.

" Shhh"

Jaejoong menggigit bibir bawahnya saat dia merasakan tambahan jari di dalam hole-nya. Rasanya aneh dan tidak nyaman.

" Jangan gigit bibirmu, aku tidak tahan melihatnya Boo"

" Nghh!"

Saat Yunho memasukkan jari ketiganya Jaejoong terlihat kesakitan dan Yunho tidak tahan untuk mencium bibir Jaejoong yang sedikit bengkak untuk mengalihkan rasa sakit yang diterima oleh Jaejoong.

" Nghh~~"

Yunho sadar dia menemukan titik dimana Jaejoong bisa mengalihkan rasa sakitnya menjadi rasa nikmat, dia menggerakkan jarinya secara terus menerus mengenai tempat itu.

" Aahhhh~~"

Jaejoong meremas rambut Yunho dengan kencang sedangkan Yunho memainkan lidahnya pada leher Jaejoong, membiarkan namja yang berada dalam kungkungannya melakukan apapun yang dia mau asal bisa mengurangi rasa sakitnya.

" Yu-yun... Hyunggieee.. Ak-aku..."

Menderngar suara Jaejoong yang terbata malah membuat nafsu Yunho meningkat, dengan cepat dia menggerakkan tangannya dan dia bisa mendengarkan desahan penuh kenikmatan Jaejoong untuk kedua kalinya malam ini.

Yunho menjauhkan wajahnya dan mengecupi wajah Jaejoong, jarinya bergerak perlahan di dalam hole Jaejoong, dia tidak membiarkan Jaejoong untuk beristirahat barang sedetikpun.

" Hyungg~~" Desah Jaejoong dengan mata tertutup

" Hmmm?"

" Ahh.. Ahhh..."

" Kau menggemaskan"

" Ugh?"

Jaejoong membuka matanya saat dia tidak merasakan jari – jari lentik Yunho ada dalam hole-nya, dia melihat Yunho berlutut di atara kedua kakinya yang terbuka dengan lebar dan Jaejoong tahu ini sudah waktunya.

Perlahan Yunho melebarkan kemudian menaikkan kaki kiri Jaejoong dan menahannya dipundak Yunho. Semakin Yunho menurunkan tubuhnya semakin Jaejoong merasakan sebuah benda tumpul mendesak masuk ke dalam hole-nya.

Jaejoong meringis merasakan sakitnya, benda tumpul itu ukurannya jauh beda dengan ketiga jari Yunho dan rasanya menyakitkan saat benda itu perlahan berusaha masuk ke dalam tubuhnya.

" Akkkhh!"

" Tenanglah Boo"

Untuk menenangkan Jaejoong, Yunho menunduk dan memberikan ciuman bertubi – tubi untuk mengalihkan rasa sakit yang akan Jaejoong rasakan.

" MMHHHMM!"

Mata Jaejoong terpejam sangat erat, dia bahkan menangis saat merasakan benda tumpul yang tidak lain adalah kejantanan milik Yunho masuk ke dalam hole-nya. Yunho menghentikan ciumannya dan menatap Jaejoong dengan rasa sedih.

" Maafkan aku Boo, aku tidak tahu kalau rasanya sangat menyakitkan" Lirih Yunho

Jaejoong yang sedang merasakan sakit hanya menggelengkan kepalanya, mau bagaimana lagi? Tubuhnya seakan terbelah saat ini dan Jaejoong yakin kukunya yang mencakar punggung Yunho pasti meninggalkan banyak luka cakaran nantinya.

" Hey... Apa aku menyakitimu lagi? Ini sangat menyakitkan? Mau ku hentikan?" Tanya Yunho

" Ti-tidak hyung... Tidak apa – apa, tapi biarkan seperti ini sebentar, rasanya tubuhku seakan terbelah"

" Ya sayang"

Yunho menghapus airmata Jaejoong yang keluar dan terus mengucapkan maaf karena sudah melukainya, Jaejoong menikmati sentuhan lembut yang diberika oleh Yunho sampai akhirnya dia meminta Yunho untuk bergerak dengan perlahan.

" Akkhhh"

Sakit itu masih terasa bahkan setelah hampir dua menit Yunho menggerakkan tubuhnya, dia harus meminta saran Junsu agar selanjutnya dia tidak merasakan sakit terlalu lama saat bercinta. Atau mungkin Kyuhyun? Hmm~~

" Mhhmm... Ahh~~ Hyung! Ahhhh"

" Shhhh"

Yunho mendesis saat merasakan hole Jaejoong menjepit miliknya namun Yunho juga tahu bahwa dia sudah menemukan titik itu lagi, titik dimana Jaejoong tidak merasakan sakit saat Yunho menggerakkan tubuhnya. Jadi dengan semangat Yunho menyentuh titik itu dan membuat Jaejoong mendesah kencang dibawah kungkungannya.

" Hyungg~ Ahhh~~~ Nghhhh~~"

" Joongie ahh, Boo..."

" Hyuungghhiee~ Sedikit lagihh"

" Sabar Boo... Aku belum.."

Ciuman tidak terhindari karena Yunho menunduk dan menciumnya dengan ganas, tidak membiarkan sedetik pun untuk Jaejoong beristirahat. Belum lagi tangan Yunho bekerja keras untuk memuaskan Jaejoong juga, tangan kanannya berada di junior Jaejoong dan bergerak untuk memuaskan Jaejoong.

" AAAHHHH! YUUNNIEE!"

Shhh~

Yunho memelankan gerakannya sembari melihat wajah Jaejoong sehabis pelepasan untuk ketiga kalinya, ada rasa berbeda saat melihatnya masuk dan keluar dari hole Jaejoong, dia bahkan bisa melihat cairan berwarna merah keluar pada hole Jaejoong, tanda jika Jaejoong masih tersegel selama ini.

Yunho bangga Jaejoong bisa menjaga diri dari pergaulan bebas dan menjadi orang pertama dan terakhir untuk Jaejoong.

" Hyuungg~~" Jaejoong merengek, tubuhnya lelah tapi Yunho masih saja bergerak walaupun tidak cepat seperti sebelumnya

" Hmm?"

" Lelah"

Yunho menarik Jaejoong sampai namja itu ada dipangkuannya sekarang, kedua tangan Jaejoong bertumpu pada pundak Yunho dan matanya terpejam saat merasakan milik Yunho masuk lebih dalam.

" Nghh..."

" Bergeraklah Boo"

" Lelah"

" Hey... Kau atlet taekwondo masa lelah seperti ini?"

" Uh..."

Akhirnya Jaejoong bergerak naik dan turun karena tidak rela diledek oleh Yunho. Sampai dia merasa lelah dan tidak sanggup barulah Yunho membearingkan Jaejoong kembali dan dia bergerak untuk memuaskan Jaejoong.

" Ngghh... Yuniehh... Hyunggiieee~~"

" Shhhhh..."

" Aahhh~~ Annghhhh..."

Yunho mendekatkan wajahnya pada leher Jaejoong saat sesuatu hendak keluar dari tubuh intinya. Dia menggigit keras leher Jaejoong saat merasakan sesuatu keluar dari tubuh intinya dan membuat Jaejoong terasa penuh.

" Mhhmmm... Hyuunggiieee... Ahhh..."

Dan Jaejoong pun kembali klimaks, cairannya mengenai tubuh polos mereka namun mereka tidak merasa jijik. Yunho kemudian mencium pelan bibir Jaejoong dengan tubuhnya masih sedikit bergerak untuk mengeluarkan semua cairannya kedalam tubuh Jaejoong. Jaejoong sih menerima saja perlakuan lembut Yunho, sampai akhirnya namja tampan itu melepaskan pelukannya dan berucap lirih.

" Terima kasih... Aku sangat mencintaimu Joongie"

" Nadohh..."

Setelahnya mata Jaejoong terpejam, tubuhnya lelah luar biasa. Mereka pun tertidur, saling mendekap agar tetap hangat terutama Yunho yang memeluk Jaejoong dengan erat. Sebelum matanya benar – benar terpejam Yunho berharap jika nantinya Jaejoong akan terus bersamanya apapun yang terjadi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

- ENAM BULAN KEMUDIAN -

.

.

" Terima kasih keluargaku yang mendukungku selama ini dan suamiku hahahahahaha... Aku menang lagi untuk yang ketiga kalinya"

Itu suara bahagia Jaejoong yang berdiri dipodium paling atas karena dia meraih juara pertama untuk ketiga kalinya, Jaejoong juga tidak menyangka bahwa dia akan menangmengingat dua minggu ini dia merasakan sakit dan mual.

Jaejoong merasakan tubuhnya cepat lelah akhir – akhir ini tapi untungnya dia bisa berusaha sebaik mungkin hingga menjadi juara kembali tahun ini.

" Kau sudah menikah? Cepat sekali ya?" Tanya si pembawa acara

" Ya, hahahaha... Aku juga tidak menyangka akan menikah secepat ini"

" Dimana suamimu?"

" Sedang dalam perjalanan kemari, sedang meeting tadi"

" Wah... Orang sibuk"

" Sangat"

" Apa kau masih akan mempertahankan gelar ditahun depan?"

" Ya, tahun depan adalah tahun terakhir aku berkuliah jadi, aku sangat menginginkan gelar juara itu sebagai hadiah kelulusan hahahaha"

" Semoga keinginanmu tercapai ya"

" Pasti!"

" Baiklah kalau begitu, sekali lagi selamat untuk Kim Jaejoong ah bukan! Jung Jaejoong yang telah memenangkan pertandingan hari ini!"

Riuh tepuk tangan memenuhi lapangan indoor itu, semua bertepuk tangan meriah untuk Jaejoong yang kini melambai – lambaikan tangannya sampai dia merasa perutnya terasa melilit. Dia langsung memegangi perutnya.

Rasanya semakin menyakitkan bagi Jaejoong bahkan bernafas saja susah dan orangtua Jaejoong yang sedang berjalan menghampiri Jaejoong bisa melihat raut wajah Jaejoong yang menjadi pucat, Mrs. Kim panik. Jaejoong mendengar suara eommanya memanggil dirinya hanya saja tiba – tiba pandangannya mengabur dan tidak lama tubuhnya terasa ringan dan pandangannya menggelap.

Brughhh!

" Jaejooonggg!"

" Jejuuungg!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yunho berlari ke dalam rumah sakit dengan panik, dia mencari ruang tempat Jaejoong dirawat, saat dia dalam perjalanan menuju tempat pertandingan, ibu mertuanya menelepon jika Jaejoong dibawa ke rumah sakit. Tentu saja dia panik dan langsung memutar arah mobilnya.

Untuk setahun ini Yunho memang bekerja di peruhaan Jung cabang Jepang karena tidak mau berjauhan dengan Jaejoong. Niatnya setelah Jaejoong lulus, Yunho akan membawa Jaejoong ke Korea untuk menetap sedangkan orangtua Jaejoong tetap di Jepang karena appanya bekerja di sana.

CEKLEK

" Hosh... Hoshhh... Joongie?"

Yunho yang sudah menemukan kamar rawat Jaejoong langsung masuk dan tangannya bertumpu pada lutut sembari mengambil nafas dengan rakus.

" Tenang Yun, Joongie baru saja sadar"

Yunho menegakkan tubuhnya, dia melihat Jaejoong duduk menatapnya dengan sendu. Yunho langsung menghampirinya dan memeluk Jaejoong dengan erat.

" Kau tidak apa – apa? Mana yang sakit?" Tanya Yunho, nadanya benar – benar khawatir

" Aku baik – baik saja, mereka saja yang berlebihan. Bahkan menginfusku"

" Eomma? Apa yang terjadi? Bukannya Jaejoong baik – baik saja?" Tanya Yunho pada ibu mertuanya karena keadaan Jaejoong sebelum bertanding memang sedang fit

" Eomma juga tidak tahu, untunglah ada Yuu yang berhasil menangkap Jaejoong sebelum tumbang dan menggendongnya tadi" Jawab Mrs. Kim

" Terima kasih, sungguh" Yunho beralih pada Yuu yang duduk bersama kedua orangtua Jaejoong

" Bukan masalah, tugasku untuk melindungi sahabatku" Jawab Yuu dan Yunho tersenyum mendengarnya

" Kami sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter" Ucap Mrs. Kim

" Hum, aku harap bukan penyakit yang berat" Gumam Yunho

Yunho mengecup kening Jaejoong dan memeluknya kembali, rasanya rindu walaupun mereka bertemu tadi pagi.

" Kau membuatku khawatir Boo" Ucap Yunho

" Maaf"

" Aku merasa gagal menjadi suami kalau begini caranya"

" Kau tidak salah kok, mungkin aku yang latihannya berlebihan"

CEKLEK

Seorang namja paruh baya masuk sembari membawa sebuah kertas, menyapa semua yang ada di sana kemudian menatap tajam ke arah Yunho dan Jaejoong.

" Kau suaminya?" Tanya sang dokter

" Ya" Jawab Yunho

" Kau gila?!"

" Hah?" Yunho menatap dokter itu tidak mengerti

" Membiarkan istrimu untuk ikut bertanding taekwondo sementara dia hamil satu bulan?!"

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Empat detik...

Lima de-

" HAH?!"

" NANI?!"

Sang dokter menutup telinganya karena kaget kemudian menatap semua orang yang menunjukkan wajah kaget padanya.

" Kalian tidak tahu?"

Semua yang ada di ruangan menggelengkan kepalanya.

" Astaga... Tuan Jung Jaejoong tengah hamil satu bulan, untung bayinya kuat sehingga bisa bertahan. Selamat kalau begitu" Ucap si dokter kemudian tersenyum

Yunho bergerak kaku ke arah Jaejoong, dia senang. Sungguh. Hatinya berbunga – bunga setelah tadi merasa kaget. Tapi... Dia sudah melanggar janjinya pada Jaejoong dan itu membuatnya takut saat ini. Sementara Jaejoong menatap kosong tapi kemudian menatap kearah Yunho.

" Boo... Maaf?"

BRUUGHH

" Akkhhh!"

" Jejung!"

" KIM JAEJOONG!"

Yunho meringis karena baru saja Jaejoong memukul rahangnya dengan keras hingga terjatuh dari tempat tidur Jaejoong yang tadi diduduki oleh Yunho. Dengan segera Yuu dan orangtua Jaejoong menghampiri Yunho dan membantunya berdiri kemudian menatap Jaejoong yang kini matanya berkaca – kaca.

" Hyung bilang hyung tidak akan menghamiliku sampai aku lulus kuliah huuuwweeeee! Bagaimana pertandinganku tahun depan? Bagaimana kuliahku! Hiks... Hiks... Aku benci Yunho hyung! Huuuwwaaaaaaaa!"

Tangisan itu langsung menggelegar, membuat panik semua orang yang ada di sana apalagi Yunho yang walaupun sakit dia tetap merasa bersalah karena semua ini adalah salahnya.

" Boo... Baby... Maafkan hyung..."

" Jangan mendekat! Huwwwaaaaa~~~ Yuuuuuu"

Yuu menengguk ludahnya dengan susah payah, dia kemudian melirik Yunho karena merasa tidak enak jika dia menghampiri Jaejoong sekarang.

" Yuuuu! Hiks... Hikss..."

Yunho menganggukkan kepalanya, memberikan izin pada Yuu untuk mendekati istrinya yang menangis parah itu. Akhirnya Yuu mendekat dan membuat semua orang membelelalakkan matanya termasuk sang dokter saat Jaejoong memeluk Yuu dan menangis kencang didada Yuu.

" Je-jejung..." Ucap Yuu gugup, hei... Dia tidak mau Yunho salah paham terhadapnya

" Dia jahat, dia yang berjanji tapi dia yang ingkar. Aku benci Yuu hiks..."

" Hey, jangan sedih. Nanti baby ikut sedih juga" Ucap Yuu dengan lembut

" Jahaaaaattt~~ Aku masih mau kuliah dan memenangkan pertandingan"

" Iya tahu, kau masih bisa kuliah dan memenangkan pertandingan kok. Pasti bisa, apa yang tidak bisa kau lalukan? Coba jawab aku?"

" Hiks..."

" Kau sejak dulu selalu menjadi juara taekwondo, menang marathon yang diadakan kota dua tahun lalu, menang bersepeda melawanku, bahkan mendapatkan cinta pertamamu juga bukan?"

" Ta-tapi..."

" Shhh... Kasihan suamimu yang kau pukul. Pasti menyakitkan, dia pasti tidak sengaja juga membuatmu hamil"

" Dia pasti sengaja karena kami melakukannya hampir setiap malam"

" Tapi kau sering bercerita kalau kau minta tambah juga akhirnya" Ucap Yuu dengan nada malas " Sekarang kau menyalahkan suamimu padahal kau juga turut andil karena minta tambah"

BLUSH

Bukan hanya wajah Jaejoong yang berubah menjadi merah padam, tapi semua yang mendengarnya terlebih Yunho yang tidak menyangka bahwa Jaejoong bercerita tentang masalah ranjang mereka. Sahabat sih... Tapi harus ya Jaejoong bercerita seperti itu pada Yuu yang bahkan belum menikah?!

" Jadi... Berhentilah marah, lepaskan pelukanmu sebelum suamimu salah paham" Ucap Yuu dengan lembut dengan tangannya mengusap puncak kepala Jaejoong

" Hiks..." Jaejoong perlahan melepaskan pelukannya dan memukul lengan Yuu " Kenapa kau malah membuka aibku" Jaejoong mengerucutkan bibirnya

" Maaf, sudah jangan menangis"

Yuu perlahan membalikkan tubuhnya, tersenyum pada Yunho dan meminta namja itu untuk maju dan menggantikannya untuk memberikan Jaejoong rasa nyaman. Yunho tentu saja langsung maju dan memeluk Jaejoong dengan erat, mulutnya tidak berhenti untuk meminta maaf pada Jaejoong terus menerus.

" Maaf juga sudah memukul hyung, sakit?" Tanya Jaejoong

" Tidak apa"

" Mumpung ada dokter, sekalian saja di periksa hyung"

" Iya, aku tidak apa – apa"

Yunho mengecup dahi Jaejoong.

" Aku senang sungguh, aku akan menjadi appa. Terima kasih, aku akan berusaha mengurangi kegiatan kantorku untuk menjagamu"

" Jangan! Nanti aku tidak bisa memanggil hyung cupu sok sibuk lagi..."

" Aigo... Aku mencintaimu"

" Aku juga"

" Terima kasih sudah menerimaku dan memberikanku hal – hal indah secara terus menerus"

" Humm..."

Jaejoong memeluk Yunho dengan erat, dia selalu senang berada dalam dekapan suaminya karena terasa nyaman dan aman. Dan lagi Yunho adalah cinta pertama... Si cupu sok sibuk yang berhasil dia dapatkan seutuhnya.

Mereka berpelukan, membiarkan orang – orang yang ada diruangan itu menatap iri pada mereka. Biarkan saja, toh mereka memang berhak bahagia setelah sebelumnya menerima banyak cobaan, kan?

.

.

.

~ END ~

.

.

.

End yaaa~~~

Finally... Yuuhhhuuuuuuu~~ Utang lunas lagi satu! #TeriakPakeToa

Eaa... kali ini ga sampe karatan kan?

.

Special Thanks :

.

dalnim17 (udah dijemput, end pula), elite. Minority. 1111 (ke watty sana kalo susah di ffn. Cho mana tega misahin Jaemma sama Yunpa kkkk~), kokocare (udah tuh, plus nc), L (pasti, cho juga ga tega misahin YunJae), danatebh (sip deh), Park RinHyun-Uchiha (wkwkwkw, hadiah na ganti dah, ciuman sama sandal jepitnya Cho aja gmn?), riii-ka (sip deh), aleina8 (iyaa), ruixi1 (iya, sama Yunpa tuh), TyaWuryWK (yunpa kok, ga sama Yuu hohohoho), LittleOoh (udah dilanjut sampe end tuh), hunhanchoice (iya, udah nih. Lunas yaa~), ForChanBaek614 (iya dong, Yunpa pasti akhirnya sama Jaemma hahahaha),

.

Buat yang udah follow, fav dan para SiDer.

.

Sekali lagi makasih banyak #bow

.

Ini anti klimaks ga sih?

Bukannya klimaks nya Jaemma yang uhh ahhh uhh ahhh yaa~~

kasih Cho saran boleh lah tapi yang membangun ya?

.

Makasih banget buat kalian yang udah rela – relain baca sampe kesel nungguin update an Cho yang super duper lama tapi akhirnya kelar juga...

.

BTW~~~~

HAPPYYYY B-DAY SELINGKUHAN CHO YANG MANIS KAYAK CHO!

MAKIN GEMBUL N SEKSEEHHH YAA, BIAR CHO BIKIN NC NYA MAKIN MANTAP!

.

.

.

Oke, sekian dari Cho!

Jangan bosen baca ff Cho ya?

See u next ff?

Chuuu~~~~

.

.

.

.

.

.

Sabtu, 3 Februari 2018