Warmth

.

.

.

.

.

Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan

Cast : DBSK, Super Junior, BTS (maybe)

Genre : Drama, Slice of Life, Romance, hurt/Comfort, Yaoi

Rate :T

Alur suka - suka, typos, ga suka? Tutup aja, hehehe...

.

.

.

.

.

Pagi menjelang dengan cepat, Changmin dan Kyuhyun langsung beranjak menuju stasiun untuk pulang ke Seoul.

" Tapi Chwang, apa kita bisa mempercayai ucapan Boa sshi?" Tanya Kyuhyun dalam perjalanan

" Aku tidak tahu, tapi ucapannya benar – benar meyakinkan" Jawab Changmin

" Ayo cari bukti lagi Chwang, aku tidak mau kita salah langkah"

" Ya"

" Eunhyukie tadi pagi bertanya kemana kita pergi sampai tidak menjawab pesannya" Ucap Kyuhyun tiba – tiba teringat sahabatnya yang mengirimkan pesan tadi pagi

" Masa? Aku belum melihat ponselku"

Changmin merogoh tas ranselnya untuk mencari ponselnya dan tidak lama dia menemukan benda hitam kesayangannya itu. Memang ada beberapa pesan masuk ke dalam ke dalam ponselnya, termasuk milik Eunhyuk yang sepertinya sedang merajuk karena pesannya tidak kunjung dibalas sejak semalam.

" Kim halmoni?" Changmin mengerutkan keningnya saat melihat sebuah nama terpampang pada layar ponselnya

" Apa?" Kyuhyun melihat apa yang Changmin lihat dan seketika mereka terdiam guna mencerna gambar yang dikirimkan Kim halmoni pada mereka

Sebuah benda berbentuk segi panjang berwarna merah muda bercampur toska, dengan beberapa hiasan vintage disudut benda itu, sebuah undangan. Lebih tepatnya undangan pernikahan yang akan digelar satu bulan lagi.

' Kim Jaejoong & Jung Jessica'

.

.

.

.

.

.

~ Chapter 8 ~

.

.

.

.

.

.

" Apa yang akan kau lakukan Min? Satu bulan lagi"

Kyuhyun bergumam lirih saat mereka tiba di apartemen Changmin, Changmin tidak beristirahat namun mencari sesuatu di dalam ponselnya.

" Kau sedang apa ?" Tanya Kyuhyun

" Mencari kontak psikiater yang paling bagus"

" Kau tidak perlu melakukannya Chwang ah"

" Huh?" Changmin menatap bingung ke arah Kyuhyun

" Kim halmoni bisa saja melacak dengan cepat nantinya. Aku punya saudara dan dia psikiater yang bisa kita percaya"

" Lalu? Kau sudah menghubunginya?"

" Iya, aku sudah bercerita lewat pesan dan dia tertarik untuk membantu. Nanti malam dia akan datang"

" Kemari?"

" Kau mau bertemu di luar saja?"

" Tidak, di sini saja"

" Baiklah"

Kyuhyun kemudian bangkit dan mengambil tasnya, Changmin yang bingung menatapnya. Sejujurnya dia tidak mau ditinggal Kyuhyun disaat seperti ini, rasanya sepi jika Kyuhyun tidak ada disampingnya.

" Kau mau kemana?" Tanya Changmin

" Pulang, mengambil beberapa pakaian dan buku. Aku mungkin akan tinggal di sini sebulan ke depan. Aku tidak mungkin meninggalkanmu disaat seperti ini"

GREPP

Changmin memeluk erat Kyuhyun yang entah kenapa tahu kegelisahannya, bersyukurlah dia mendapatkan Kyuhyun dalam hidupnya yang membosankan ini.

" Terima kasih, aku ikut kalau begitu" Ucap Changmin

" Mau apa?"

" Rindu Cho eomma dan adikmu"

" Huh!" Kyuhyun mencebilkan bibirnya

CUP

Sebuah kecupan Kyuhyun dapatkan dari Changmin pada bibirnya dan perlahan membuatnya merona. Dia memeluk pelan pundak Changmin dengan wajah setengah merajuk tapi kemudian memeluk Changmin kembali.

Dua jam kemudian mereka tiba di rumah keluarga Kyuhyun, saat memasuki ruang keluarga mereka kaget mendapati seseorang tengah duduk memangku Taehyung, adik Kyuhyun.

" Hyungieeee~~~"

" H-ha-hai Taehyungie"

" Aku kangen!"

Taehyung turun dari pangkuan orang itu dan berlari menuju sang kakak, memeluk sang kakak dengan erat dan mendaratkan ciuman pada kedua pipi gembul Kyuhyun.

" Changmin ah, annyeong. Kau kemana saja dengan Kyunie kenapa eo-eomma tidak bisa menemukanmu? Kau juga tidak menjawab pesan eomma"

Ya, orang yang tadi memangku Taehyung adalah Kim Jaejoong, eomma dari Changmin. Namja paruh baya itu berjalan mendekati Changmin dan menangkup wajah Changmin. Changmin sendiri menampakkan raut wajah datar pada sang eomma.

" Aku pikir kalian bisa bicara di taman belakang" Ucap Mrs. Cho melihat interaksi Changmin dan eommanya

" Ayo Min, eomma ingin bicara" Ajak Mrs. Kim pada Changmin

Changmin sedikit melirik Kyuhyun dan dia melihat Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Akhirnya Changmin pergi mengikuti sang eomma ke taman belakang keluarga Cho. Mereka duduk berdampingan di satu kursi panjang.

" Kau kemana saja berdua eoh? Liburan bersama Kyunie?" Tanya Mrs. Kim dengan ramah

" Kau bohong"

" Ne? Apa maksudmu?" Tanya Mrs. Kim dengan bingung, terselip nada kecewa karena Changmin tidak memanggilnya dengan eomma

" Kau bilang kau mencintainya, tapi kenapa... Kenapa sebulan lagi kau menikah dengan orang lain?" Tanya Changmin dengan pandangan menusuk, suaranya datar menahan tangis

" Changmin..."

" Aku tahu apa yang terjadi antara kau dan dia. Kau masih mencintainya begitupun dengan dia, kalian bisa bersama lagi"

" Bersama? Itu kata yang mustahil untuk kami Changmin ah"

" Kenapa mustahil?"

" Eomma sudah tidak memiliki kepercayaan lagi padanya"

" Kepercayaan apa yang kau bicarakan? Apa karena dia tidur dengan yeoja lain kau tidak percaya lagi padanya?"

" Kau-"

" Aku tahu itu, tapi kenapa kau tidak percaya dengan penjelasannya?"

" Tapi buktinya..."

" Bukti itu bisa saja tidak valid, bisa saja dia dijebak. Dia juga sudah menjelaskannya padamu bukan? Kenapa tidak percaya?"

" Setelah semua yang aku lalui dengannya menurutmu bagaimana eomma bisa percaya?" Tanya Mrs. Kim dengan lirih, matanya menatap Changmin dengan sendu

" Kenapa tidak mencari kebenarannya?"

" Karena kebenarannya memang dia tidur dengan orang lain Min, appamu tidur dengan yeoja dibelakang eomma!" Pekik Mrs. Kim

Dia berteriak kencang di depan anaknya dan tentu saja airmata yang sejak tadi ditahannya keluar. Kenangan menyakitkan itu menyeruak di dalam otaknya dan membuatnya kembali merasa sakit.

" Memang kau pikir bagaimana eomma bisa melewati hidup penuh tekanan selain demi dirimu?"

" Demi diriku? Tapi kalian tidak merawatku, aku merawat diriku sendiri sejak usiaku lima belas tahun. Kalian berdua hanya sibuk menghindar dan mengambil jalan bercerai untuk kebahagiaan kalian tanpa melihat bagaimana aku" Ucap Changmin dengan datar

" Ch-changmin..."

" Kalian membuangku"

" Eomma tidak-"

" Itu menurutmu tapi sejak usia lima belas tahun itu yang aku rasakan"

" Maafkan eomma, eomma mau kau ikut saja dengan eomma"

" Lalu kau hanya akan sibuk dengan urusanmu. Maaf aku tidak bisa, sekarang ada Kyuhyun dalam hidupku. Aku tidak butuh kalian berdua lagi dalam hidupku"

" Changmin ah!"

" Jika kau masih mencintainya, begitupun dengannya yang masih mencintaimu. Cari saja kebenarannya"

" Kebenaran apa yang kau maksud Min?"

" Apa kau tidak curiga pada kemungkinan dia dijebak?"

" Siapa yang akan menjebaknya?"

" Kau bisa pikirkan itu"

" Tapi-"

" Foto bisa saja dipalsukan, tapi kepercayaan tidak bisa dipalsukan. Jika kau percaya padanya, batalkan acara pernikahanmu"

" Kenapa harus aku yang percaya? Kenapa bukan dia yang berusaha?"

" Percayalah dia juga sedang berusaha" Lirih Changmin " Sudah saatnya aku pulang" Lanjutnya kemudian berdiri tapi sang eomma menahannya

" Eomma antar"

" Tidak usah, aku naik mobil Kyunie. Dia akan tinggal bersamaku beberapa waktu ini. Jangan mengikutiku karena aku tidak suka kalian tahu tempat tinggalku yang sekarang"

" Min..."

" Permisi"

Changmin menyentak tangan sang eomma kemudian berjalan meninggalkan Mrs. Kim yang duduk dengan kepala tertunduk. Menyesali apa yang barusan terjadi, terutama saat tadi dia membentak anak tersayangnya. Anaknya yang merasa terbuang karena sikapnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TOK TOK TOK

TOK TOK

" Masuk"

Seseorang baru saja mengetuk pintu kerja Yunho dan namja itu menyuruh masuk siapapun yang barusan mengetuk pintu ruang kerjanya.

" Tuan"

" Ada apa?" Tanya Yunho pada sang asisten

" Ada yang ingin bertemu"

" Bukankah aku sudah meminta untuk tidak menerima tamu selama satu minggu ini?" Yunho mengerutkan keningnya, Yunho yakin asistennya memiliki ingatan yang sangat tajam

" Tapi dia mendesak untuk bertemu"

" Siapa?"

" Mrs. Kim"

" Ne?"

SRETT

Pintu perlahan terbuka, asisten Yunho itu menyingkirkan tubuhnya agar namja yang ada di belakangnya terlihat. Yunho sedikit membulatkan matanya namun tetap tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya saat melihat sang mantan istri ada di depan pintu.

Asisten Yunho itu menyingkir dan membiarkan mantas istri sang bos masuk, Jaejoong menatap datar ke arah Yunho sembari melangkah masuk ke dalam ruang kerja namja itu.

" Duduklah" Ucap Yunho dengan datar, meminta Jaejoong untuk duduk berhadapan dengannya

" Ya"

Lima menit berlalu tanpa ada yang berucap di antara mereka tapi mereka saling tatap. Jaejoong masih memikirkan apa yang harus dikatakan, begitu juga Yunho. Sampai pintu ruang kerja Yunho terbuka dan asistennya membawa dua buah kopi.

" Untuk kalian"

Asistennya menaruh dua gelas kopi di atas meja, Jaejoong tersenyum tipis.

" Kau masih ingat apa yang ku suka, terima kasih" Ucap Jaejoong tulus

" Tentu saja, Tuan Yunho menyuruh saya untuk selalu mengingatnya. Permisi" Ucap sang asisten dengan lembut kemudian meninggalkan ruang kerja Yunho

" Jadi... Ada apa?" Tanya Yunho setelah menyesap sedikit americano di hadapannya

" Apa... Kau benar... Tidak melakukannya?" Tanya Jaejoong dengan nada datar

Yunho tentu tahu ke arah mana pertanyaan Jaejoong, kilasan balik kejadian dimana dia bangun ditemani seorang yeoja yang merupakan karyawannya masuk ke dalam otaknya.

" Katakan padaku"

" Jika aku berkata tidak melakukannya apa kau akan percaya? Jika aku mengatakan aku tidak melakukannya apa keadaan akan berubah? Jika aku mengatakan tidak melakukannya apa kau akan menghentikan pernikahanmu dengan yeoja itu?"

DEGH

Jaejoong tersentak mendengar nada datar Yunho, dia bisa melihat Yunho sedikit menggeram dan mengatupkan giginya dengan kencang tanda jika Yunho tengah marah tapi sedang ditahan.

" Jawab aku, apa kau akan percaya padaku jika sekarang aku mengatakan aku tidak melakukannya?" Lanjut Yunho

" Kau tidak meyakinkanku saat itu"

" Karena saat itu kau sedang terpuruk dan terhasut. Jika aku menjelaskannya tetap saja kau tidak akan percaya" Jelas Yunho

" Terhasut?"

" Kau tahu bagaimana keluargamu merencanakan apapun untuk memisahkan kita dan dia melakukannya"

" Ma-maksudku eommaku yang melakukannya? Kau masih menuduh eommaku?" Tanya Jaejoong dengan tatapan tidak percaya

" Aku tidak tahu, aku juga tidak berkata eommamu bukan?"

" Tapi dulu kau selalu berkata bahwa eommaku yang menjebakmu"

" Berkata seperti apapun tentang eommamu kau tetap tidak bisa mempercayaiku bukan?"

Jaejoong menggeleng, tentu saja dia tidak percaya bahwa sang eomma yang menjebak Yunho. Kedua orangtuanya memang tidak pernah setuju hubungannya dengan Yunho tapi tidak mungkin sampai menjebak Yunho seperti itu bukan?

" Baik sekarang aku katakan sesuatu tentang eommamu" Ucap Yunho, dia melipat tangannya di dada dan menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya

"..."

" Dia... Memandang rendah padaku setiap kali kita berkunjung ke sana bersama Changmin. Menyindirku saat kau tidak disampingku dan bahkan berdoa agar kita cepat berpisah di depanku. Dia, eommamu yang selalu kau percaya itu menyuruh orang itu membuatku seakan tidur dengan yeoja dan memberikannya foto penuh kebohongan itu padamu. Eommamu menghasut dirimu yang sedang terpuruk unruk bercerai denganku dan sekarang dia menghasutmu untuk menikahi Jessica dan kau melakukannya bukan?"

"..."

" Pada akhirnya kau hanya akan percaya padanya dan melakukan semua yang diinginkannya. Kau yang sekarang tidak lebih dari boneka yang eommamu inginkan, terdengar cukup jahat tapi itu adalah kennyataannya"

Tes

Jaejoong memejamkan matanya saat sang mantan suami membicarakan hal buruk tentang eommanya, selama ini Jaejoong memang tahu keluarganya terlebih eommanta memang tidak setuju pernikahannya dengan Yunho. Eommanya menentang habis – habisan pernikahannya dulu.

Tapi Jaejoong meyakinkan semuanya sampai dimana dia mengalami titik jenuh, hanya ada eommanya disampingnya, menyemangatinya dan... Mungkin memberikan jalan untuk mengakhiri hubungannya dengan Yunho.

" Jangan pernah mengeluarkan airmata di depanku"

Jaejoong perlahan membuka matanya, walaupun buram Jaejoong tahu Yunho tengah menatapnya dengan teduh.

" Kau sejak dulu selalu tahu, aku tidak suka melihat kau menangis dan itu berlaku sampai detik ini"

Sedikit tersentak dengan ucapan Yunho, Jaejoong segera menghapus airmatanya yang mengalir, dia sangat tahu bahwa Yunho tidak menyukai dirinya menangis karena itu sama saja menyakiti hati Yunho.

" Sekarang pergilah, raih kebahagiaan yang eommamu selama ini inginkan" Ucap Yunho dengan lembut

Ada perasaan tercubit saat Jaejoong mendengar ucapan Yunho, rasa tidak rela menyelimutinya. Bodoh saja jika Jaejoong tidak menyadari perasaan itu, perasaan tidak rela saat Yunho malah menyuruhnya menikah dengan orang lain.

" Kau bodoh" Lirih Jaejoong

" Dan si bodoh ini mencintaimu, mengingkanmu bahagia tanpa ada airmata lagi"

" Yun..."

" Ingatlah janji kita sebelum menandatangai surat laknat itu, Boo..."

Bagaimana Jaejoong tidak menangis lagi mendengar suara lirih sarat akan keputusasaan yang dikeluarkan dari mulut Yunho. Dia tidak akan kuat mendengar suara Yunho yang seperti itu, ingin rasanya memeluk Yunho tapi dia sadar bahwa dia bukan siapa – siapa bagi Yunho.

" Kau akan tersenyum bahagia setelah berpisah, lupakan aku dan raihlah kebahagiaanmu" Ucap Yunho dengan nada yang dibuat lembut, sulit mengatakan hal itu terlebih pada seseorang yang masih dicintainya

" Tapi... Hiks... Tapi kau tidak berjanji seperti itu!"

" Itu karena kebahagiaanku sudah pergi dan untuk sekarang aku akan fokus pada Changmin karena dia merasa seperti terbuang. Aku akan menjadi appa yang bisa dia banggakan sehingga dia larut dalam kasih sayang yang aku berikan. Tidak usah khawatirkan aku"

Jaejoong makin terisak, mana bisa dia membiarkan Yunho bertahan sendirian seperti ini! Dia juga masih punya hati tahu! Apalagi Yunho berkata tentang Changmin, hal itu membuatnya tersindir karena dia merasa belum menjadi eomma yang baik bagi anak kesayangannya itu.

Sedangkan Yunho yang melihat Jaejoong terisak kencang, tangannya meremas pegangan kursinya dengan erat. Ingin memeluk dan mendekap erat namja yang dicintainya namun dia tidak bergerak, terlalu sakit jika harus memeluk Jaejoong. Sudah cukup dia menyakiti Jaejoong selama ini dan sekarang saatnya Jaejoong bahagia.

" Hentikan tangismu, aku tidak bisa lagi memelukmu seperti dulu" Lirih Yunho

" Hiks... Hiks..."

" Kau akan menjadi kepala keluarga... Dan seorang kepala keluarga harus tegar menghadapi masalahnya"

" Aku tidak mau... Hiks... Aku tidak mau"

" Kita sudah mengambil keputusan bersama Jaejoong ah, ini yang kau pilih. Kau bilang kau akan bahagia jika aku melepaskanmu dan aku sudah melakukan hal terberat dalam hidupku"

" Hiks... Aku terbiasa menangis dalam pelukanmu! Aku tidak mengerti bagaimana bisa aku menghentikan airmata sialan ini tanpa pelukanmu!"

Sudah! Yunho tidak tahan lagi!

Dengan segera dia bangkit dari tempat duduknya, menarik Jaejoong berdiri dan memeluk erat namja yang terisak itu. Membiarkan semua perasaan mereka bercampur aduk bersama, tanpa tahu tiga orang mendengarkan percakapan mereka dari luar dengan mata berkaca – kaca, bahkan salah satunya sudah menangis.

" Ayo Kyu, kita pergi" Ucap Changmin dengan lembut

" Hum" Kyuhyun mengangguk dalam pelukan Changmin

" Tolong jaga mereka untukku" Ucap Changmin pada asisten appanya

" Selalu"

" Jangan bilang kami ada di sini"

" Ya tuan muda"

" Permisi"

" Tuan..."

" Ya?"

" Satu yang harus tuan tahu adalah kedua orangtua anda sangat menyayangi anda. Bahkan mereka menaruh foto anda dalam ruang kerja mereka dan berbicara dengan foto anda seakan anda ada di hadapan mereka"

" Terima kasih"

Sesuai rencana, besok paginya Changmin dan Kyuhyun membawa sepupu Kyuhyun yang merupakan psikiater ke rumah Boa untuk bertemu dengan Ahra, Joo Won namanya. Dia akan tinggal bersama dua yeoja itu selama proses penyembuhan Ahra.

" Sepertinya sangat parah, aku tidak yakin bisa disembuhkan dengan cepat tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatnya membaik" Ucap Joo Won

" Tolong sembuhkan dia saja, jika hyung tidak yakin bisa menyembuhkannya dalam sebulan tidak apa – apa. Pastikan saja dia membaik" Ucap Changmin dan tentu itu membuat kaget Kyuhyun dan Boa

" Min..." Panggil Kyu

" Aku tahu ini sudah terlalu terlambat Kyu, eomma dan appaku... Mereka pasti menjalani ini semua dengan sulit. Untuk kesembuhan Ahra sshi anggap saja sebagai tanggung jawabku terhadap apa yang sudah terjadi padanya" Ucap Changmin dengan tulus

" Tidak apa – apa melihat eommamu menikah dengan orang lain?" Tanya Boa

" Aku tidak suka sebenarnya, tapi yah... Keputusan ada pada mereka" Ucap Changmin

" Terima kasih sudah mau bertanggung jawab terhadap Ahra walaupun ini bukan salahmu, aku harap dia membaik dan bisa membantumu secepatnya Changmin" Ucap Boa dengan tulus

" Terima kasih" Ucap Changmin

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Aku tidak percaya kau mengucapkan hal itu tadi siang pada Boa noona" Ucap Kyuhyun, dia dalam dekapan Changmin

Setelah perjalanan yang melelahkan mereka beristirahat setelah membersihkan diri dan Kyuhyun langsung masuk ke dalam dekapan Changmin. Obrolan sebelum tidur adalah hal yang tidak bisa mereka lewatkan karena sedikitnya bisa mengurangi beban mereka.

" Ya, aku juga tidak percaya hal itu keluar dari mulutku. Besok kita kuliah, aku yakin Eunhyuk dan Donghae merindukan kita" Ucap Changmin

" Eunhyuk bahkan meneleponmu terus menurus tapi kau tidak mengangkatnya"

" Agar mereka penasaran dan makin merindukanku"

PLAKK

" Awhhh! Kyu~~"

" Jadi kau mau selingkuh dengan Eunhyuk!"

" Hahahahahaha, tentu tidak! Hanya saja aku suka sekali mengerjainya karena setelahnya aku akan mendapatkan perhatian dari kedua orang itu"

Kyuhyun terdiam, Changmin melakukan hal itu untuk mendapatkan perhatian karena dia tidak pernah mendapatkan perharian yang cukup dari kedua orangtuanya bukan?

" Sekarang aku ada untukmu, aku akan memperhatikanmu selalu"

" Terima kasih"

Changmin mengeratkan pelukannya pada Kyuhyun, membuat namja itu merasa nyaman dan akhirnya kedua namja itu terlelap.

Besoknya, tentu saja Eunhyuk menghampiri Changmin dengan tatapan khawatir bersama Donghae di yang berjalan santai di belakangnya. Changmin menjelaskan bahwa dia tidak apa – apa namun Eunhyuk kembali bertanya tentang pernikahan eomma Changmin.

" Itu keputusan mereka, biarkan saja" Ucap Changmin dengan santai

" Kau tidak apa – apa?"

" Tentu, asal ada kalian disisiku"

" Ya, kami akan selalu ada untukmu"

" Changmin!"

Suara teriakkan itu membuat mereka berempat menoleh, Siwon menghampiri mereka dan tersenyum lebar.

" Apa hyung?" Tanya Changmin

" Kemana saja kau?" Siwon bertanya balik

" Cuti sebentar"

" Ada hal gawat"

" Apa?" Changmin mengerutkan keningnya

" Ayo kita berkumpul di ruang klub. Anggota lain sudah berkumpul" Ajak Siwon

" Oke"

Changmin, Kyuhyun dan Eunhyuk pergi mengikuti Siwon sedangkan Donghae pergi karena dia ada kelas dan juga karena dia bukan anggota klub. Changmin dan Kyuhyun duduk berdampingan di dalam ruang klub sedangkan Eunhyuk duduk bersama dengan Seungri.

" Jadi ada apa?" Tanya Seungri

" Begini kawan – kawan sekalian" Siwon menghembuskan nafasnya " Panti yang ada di Jeju akan digusur"

" MWO?!"

" Kenapa?" Tanya Changmin

" Dari yang aku dengar ada yang akan membeli lahannya dan menjadikannya taman hiburan" Jawab Siwon

Changmin menggeram marah, panti jompo yang ada di Jeju adalah tempat favoritnya karena disana dia mendapatkan kasih sayang berlimpah yang tidak dia dapatkan dari kedua orangtuanya. Bagaimana bisa hal ini terjadi?

" Hyung... Lalu mereka akan dipindahkan?" Tanya Changmin

" Aku tidak tahu Min, mereka tidak mendapatkan dana apapun untuk pindah"

" Tapi..."

" Mereka hanya akan mendapatkan uang hasil penjualan tanah tanpa ada bantuan sedikitpun dari pemerintah daerah karena aku dengar mereka memihak pada si pembeli"

" Aku akan mencari tahu siapa yang membeli tanah itu" Ucap Changmin dengan nada kesal

" Min, itu juga yang ingin aku bicarakan"

" Maksud hyung?" Tanya Changmin tidak mengerti

" Cepat atau lambat semua yang ada di sini akan mengetahui hal ini. Jadi maafkan aku jika aku berkata terang – terangan seperti ini di depanmu"

" Katakan saja" Ucap Changmin dengan datar, entah kenapa perasaannya tidak enak

" Dia adalah Kim Jung Woo"

DEGH

Dua puluh delapan pasang mata langsung menoleh dan menatap ke arah Changmin, siapa yang tidak mengenal Kim Jung Woo. Meski sudah tidak resmi ada di pemerintahan banyak orang yang masih mengenalnya, dia adalah ayah dari Kim Jaejoong, kakek Changmin.

" Ap-apa?" Changmin menatap Siwon tidak percaya

" Aku dapat data ini dari pengelola panti, aku ingin kau mencari tahu kebenarannya Min"

" Arasseo, aku akan mencari tahu semua ini"

.

.

.

.

.

.

" Gila! Ini semua gila!"

Eunhyuk mengaduk kasar jus jeruk yang ada di hadapannya, usai kuliah mereka berempat memutuskan untuk pergi ke kafe milik orangtua Donghae dan mengambil tempat yang terpojok agar bisa memiliki privasi.

" Maaf Changmin tapi harabojimu benar – benar gila!" Ucap Eunhyuk

Sedangkan Changmin sedang menempelkan ponselnya pada pada telinga, dia tengah mencoba menelepon seseorang. Tapi sudah dua kali orang itu belum mengangkat panggilan telepon darinya.

" Belum diangkat juga?" Tanya Kyuhyun dan Changmin menggelengkan kepalanya

" Yeobosseo"

Sebelum Changmin menyerah, seseorang berbicara pada sambungan ponselnya. Changmin langsung menyambutnya.

" Ahjumma" Panggil Changmin

" Ya Changmin kenapa? Maaf ahjumma tadi sedang ada pekerjaan"

" Tidak apa – apa, tapi Yuri ahjumma... Boleh aku bertanya sesuatu?"

" Ya?"

" Apa... Kim haraboji benar membeli tanah di Jeju?"

" Changmin..."

" Dan menggusur sebuah panti jompo? Katakan saja yang sejujurnya ahjumma atau aku akan sangat marah"

" Hah... Maaf Changmin, itu memang benar"

" Kenapa harus dilahan itu?"

" Kim ahjusshi bilang itu adalah tempat yang strategis untuk bisnisnya"

" Tapi bisa di tempat lain yang lebih strategis bukan?"

" Aku sudah menyarankannya tapi dia tetap bersikeras ingin membangun taman hiburan disana, maafkan ahjumma"

" Terima kasih infonya ahjumma"

" Changmin, kau... baik – baik saja bukan?"

" Kapan aku bisa baik – baik saja ahjumma?"

" Maaf"

" Bukan salahmu, aku tutup. Annyeong"

PIK

" Jadi benar?" Tanya Eunhyuk tidak sabar

" Ya"

" Apa yang bisa kita perbuat Min?" Tanya Kyuhyun

Butuh beberapa detik bagi Changmin untuk berpikir kemudian dia melirik ponselnya, apa dia harus melakukannya? Meminta bantuannya?

" Min"

Kyuhyun menyentuh tangan Changmin yang dingin di atas meja, namja itu tengah gugup akan sesuatu dan Kyuhyun tahu apa yang terjadi.

" Kau memerlukannya" Ucap Kyuhyun dengan lembut

Akhirnya Changmin menelepon orang yang tidak dia harapkan, tapi satu – satunya cara adalah dengan meneleponnya. Dengan kondisi Changmin yang serba kekurangan dalam hal koneksi dia tidak bisa melakukan apapun saat ini.

" Changmin? Ada apa?"

Suara di sebrang sana terdengar gugup atau khawatir, mungkin bingung kenapa Changmin meneleponnya.

" Jika... Jika kau ingin menjadi orangtua yang berguna, batalkan siapaun yang membeli tanah di atas bangunan panti jompo yang sering aku datangi"

" Hah?"

" Lakukan bukan hanya untukku tapi banyak orang"

" Apa maksudmu?"

" Aku akan mengirimkan detailnya ke alamat emailmu"

PIK

" Hah? Seperti itu meminta bantuan pada appamu?" Kyuhyun menaikkan salah satu alisnya

" Eoh? Tadi kau menelepon Jung ahjusshi?"

Changmin menganggukkan kepalanya, ya... Dia baru saja menelepon appanya dan berbicara to the point, tidak salah bukan?"

" Kau minta bantuan atau memaksanya sih?" Tanya Eunhyuk

" Tidak tahu"

Changmin membuka notebook-nya, memeriksa data mana yang dia akan kirimkan kepada sang appa dan langsung mengirimakn semua data setelah semuanya lengkap.

" Aku harap appamu bisa membantu" Ucap Eunhyuk

Changmin mengangguk.

TING!

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Changmin.

' From : Jung Yunho

Appa akan mencobanya, panti itu sangat penting bagi ya?'

'To : Jung Yunho

Ya karena dari sana aku mendapatkan kasih sayang yang aku inginkan'

.

.

.

.

.

.

.

.

" Ini tidak akan mudah" Ucap Yunho dengan wajah frustasi, di depannya sang asisten baru saja membacakan hasil penyelidikannya

" Tuan, tapi..."

" Aku tahu, aku tidak akan menyerah karena ini permintaan Changmin"

" Hmm.. Kalau saya boleh beri saran, kenapa tidak meminta bantuan Jaejoong sshi?"

" Jika appanya sudah melakukan maka Jaejoong pun akan sulit merayunya"

" Anda pernah mencobanya?"

" Ya, dan lima orang suruhannya pernah menghajarku tanpa Jaejoong ketahui setelah aku berkata ingin menikahi Jaejoong"

" Waw"

" Ya... Tapi kali ini aku tidak akan kalah"

' To : My Lovely Boo

Appamu akan menggusur panti tempat favorit Changmin di Jeju. Changmin memintaku untuk mengurusnya agar penggusuran itu batal'

'From : My Lovely Boo

Appaku melakukan hal itu? Kenapa Changmin meminta tolong padamu?'

' To : My Lovely Boo

Karena saat ini hanya aku yang bisa dia andalkan'

'From : My Lovely Boo

Aku akan mencari tahu'

.

.

.

.

Sementara itu, Jaejoong sedang makan malam dengan keluarganya dan keluarga Jessica, berbicara hal tidak penting yang membuat Jaejoong muak.

" Dan Jessica sshi, aku harap kau belajar memasak karena aku suka masakan rumah" Ucap Jaejoong dengan datar

" Pa-pasti Jaejoong oppa"

" Dan untuk urusan rumah, aku hanya minta satu asisten rumah tangga. Sisanya kau harus urus" Lanjut Jaejoong

" Ha?"

" Apa kau tidak keterlaluan Jaejoong ah? Rumah yang appamu berikan itu sangat besar, masa kau hanya memberikan satu asisten rumah tangga untuk Jessica? Lagipula, dia kan wanita karir. Akan jarang di rumah" Ucap Mrs. Kim

" Sesibuk apapun aku diluar rumah, aku selalu pastikan keluargaku makan masakan rumah" Ucap Jaejoong 'terlebih dulu saat kami masih harmonis, aku tidak akan membiarkan Yunho dan Changmin makan sembarangan' Lanjut jaejoong dalam hati

" Ak-aku akan usahakan oppa" Ucap Jessica sedikit ragu

Hell yeah~

Bagaimana nasib kuku – kuku indahnya jika harus mengerjakan semua pekerjaan rumah yang biasanya para asisten rumah tangga di rumahnya yang mengerjakan? Aduh... Bisa kasar telapak tangannya nanti!

" Jessica, anak kami pasti bisa melakukannya" Ucap Mrs. Jung, eomma dari Jessica

" Baguslah" Ucap Jaejoong dengan datar

Sudah malas sekali dia meladeni semua ucapan orang – orang di depannya, Jaejoong hanya berbasa – basi malam ini. Inginnya sih Jessica langsung membatalkan pernikahan dengannya tapi yeoja itu bersikukuh ingin menikah dengannya. Cinta lama yang tidak bisa dia dapatkan harus didapat sekarang, mungkin itu motonya.

Oh ya,

Jaejoong hampir lupa satu hal...

" Appa" Panggil Jaejoong

" Ya?"

" Apa benar appa membeli tanah di Jeju?"

Pertanyaan Jaejoong membuat sang appa dan sepupunya Yuri yang duduk di sebelah eommanya menghentikan makannya. Mereka menatap Jaejoong dengan pandangan yang berbeda, Yuri kemudian berdehem dan kembali makan sedangkan Mr. Kim mengangguk.

" Untuk apa?" Tanya Jaejoong

" Membuat taman bermain" Jawab Mr. Kim

" Tidak bisa ditanah yang lain?"

" Kenapa memang?"

" Bukannya tanah yang appa akan jual ada pemukiman warna dan sebuah panti jompo?"

" Memang itu urusan appa? Appa sudah memberikan uang kompensasi yang pantas untuk mereka"

Jaejoong terdiam, ayahnya kembali menjadi pribadi yang angkuh dan itu akan sulit bagi Jaejoong untuk berbicara lebih lanjut tentang hal ini.

" Kenapa kau mengurusinya? Lagipula dari mana kau tahu hal ini?" Tanya Mr. Kim, dia menatap tajam anaknya

Jaejoong tersentak, tidak mungkin dia berkata bahwa dia tahu hal ini dari mantan suaminya. Yang ada perang dunia ke tiga akan terjadi di restoran ini.

" Aku memberitahukannya pada Jaejoong, maafkan aku jika lancang ahjusshi"

Itu adalah suara Yuri yang membuat Jaejoong melirik kearah sepupunya, Jaejoong menghembuskan nafasnya dengan lega karena sang sepupu membantunya.

" Saat Yuri berkata appa membeli tanah di Jeju, aku ingin bahwa ada satu panti jompo yang sering Changmin kunjungi" Ucap Jaejoong

" Kenapa dia pergi kesana?"

" Kegiatan klub"

" Apa dia masih masuk di dalam klub bodoh itu?"

" Klub yang Changmin ikuti tidak bodoh karena klub itu yang membuatnya kuat sampai sekarang tanpa ada dukungan keluarga yang seharusnya ada untuknya sejak dulu. Dia belajar mandiri dari sana, belajar bersosialisasi, membantu sesama" Jawab Jaejoong dengan datar, dia tidak suka jika orang lain mengatakan kegiatan yang diikuti Changmin adalah hal bodoh

" Dia bisa saja kemari untuk merawat kami, kan"

" Appa cemburu karena Changmin lebih perhatian dengan orang lain makanya membeli tahan itu?"

" Tentu saja tidak, appa bahkan tidak tahu jika ada panti jompo di tanah itu"

Jaejoong diam menatap appanya dengan datar, kemudian dia melanjutkan makan malam yang tertunda karena pembicaraan mereka barusan.

.

.

.

.

.

Dua minggu terlewati dengan cepat tapi Changmin belum mendapatkan kabar apapun dari appanya tentang tanah yang ada di Jeju. Changmin sendiri jadi merasa tidak enak jika masuk ke ruang klub walaupun semua tidak menyalahkan Changmin dalam hal ini. Sementara itu Joo Won tetap mengabari perkembangan Ahra yang semakin membaik walaupun traumanya akan datang jika dia melihat orang banyak.

Akhirnya Changmin yang gemas datang ke perusahaan appanya bersama dengan Kyuhyun, saat dia tidak melihat asisten sang appa di tempatnya Changmin dengan lancang membuka pintu ruang sang appa.

CEKLEK

" Eoh? Changmin? Masuklah" Ucap Mr. Jung, disebelahnya ada Namjoon sang asisten berdiri dengan tegap

Langkah Changmin terhenti saat melihat orang yang duduk di hadapan appanya, dia adalah Kim Jaejoong.

" Kalian... Berkumpul?" Tanya Changmin bingung

" Ya, eommamu baru saja datang untuk membantu menghentikan proses penggusuran di pulau Jeju"

" Oh..."

" Duduklah, Namjoon... Ambilkan kursi untuk mereka"

" Baik tuan"

Setelah Namjoon mengambilkan kursi untuk Changmin dan Kyuhyun mereka duduk berhadapan dengan Mr. Jung yang kini memperhatikan notebook-nya.

" Bagaimana? Kenapa belum ada kabar baik tentang tanah itu?" Tanya Changmin dengan datar

" Perusahaan appa mencoba untuk membeli kembali tanah itu bahkan sepuluh kali lipat dari harga yang dibeli Kim Jung Woo sshi tapi dia tetap tidak mau menjualnya"

" Lalu?"

" Satu – satunya cara adalah... Appa membeli sebuah bangunan baru untuk panti jompo itu dan memindahkan mereka ke sana" Jawab Mr. Jung

" Pindah?" Changmin menaikkan salah satu alisnya

" Ya, appa sudah membeli sebuah bangunan dan meminta persetujuan pihak pengelola panti untuk pemindahan ini dan mereka setuju"

" Jadi... Mereka akan tetap pindah..."

" Ya, tappi appa mencarikan yang terbaik untuk mereka. Sebuah bangunan dengan pemandangan laut"

Changmin terdiam, harabojinya benar – benar tidak berperasaan. Memangnya mau sebesar apa sih taman hiburan yang akan dibangunnya?!

" Maaf, eomma tidak tahu jika harabojimu melakukan hal ini" Ucap Mrs. Kim

" Hum, tak apa"

" Minggu depan kami akan melakukan pemindahan ke gedung yang baru"

" Aku akan pergi ke sana dengan beberapa teman klubku untuk membantu proses pindah" Ucap Changmin

" Tempat itu sangat berharga ya sampai kau seperti ini?"

" Tentu, halmoni dan haraboji disana yang menjadi orangtuaku" Jawab Changmin datar

Setelah menjawab hal itu, ruang kerja Mr. Jung menjadi sepi. Canggung sebenarnya. Changmin sendiri merasa tidak peduli karena itu memang kenyataannya sedangkan kedua orangtuanya saling lirik.

" Baiklah, aku akan berangkat ke sana minggu sore bersama yang lain" Changmin berdiri dari duduknya dan menarik Kyuhyun " Permisi"

TAP

TAP

TAP

CEKLEK

" Kau sungguh tidak ada sopannya Min" Ucap Kyuhyun saat mereka sudah ada di dalam mobil

" Persetan dengan sopan satun pada mereka"

" Bagaimanapun mereka orangtua kandungmu Min"

" Hum, aku tahu kok"

Kyuhyun mengarahkan Changmin agar menatapnya.

" Perlakukan mereka dengan baik jika kau ingin diperlakukan baik oleh anakmu kelak, aku takut kau kena karma"

" Hahahaha, iya Kyunie. Ayo jalan, aku lapar"

" Oke"

Sementara itu diruangan Mr. Jung...

" Aku akan ikut membantu ke sana" Ucap Jaejoong

" Kau hanya akan membuat Changmin merasa canggung nantinya"

" Kenapa?"

" Kau adalah anak yang menggusur tempat itu"

Jaejoong terdiam mendengarnya.

" Bagaimana persiapan pernikahanmu?"

Jaejoong tersentak, dia menatap Yunho dengan gugup.

" La-lancar" Jawab Jaejoong

" Baguslah, jika sudah tidak ada yang kau sampaikan lagi lebih baik kau pergi. Kau sibuk bukan?"

" Ng... Ya... Aku masih ada pekerjaan setelah ini"

" Baiklah. Namjoon tolong antar Jaejoong keluar" Ucap Yunho tanpa mengalihkan matanya dari layar komputer

" Tuan?"

" Kau dengar perintahku barusan bukan?"

" Ah... Iya, aku akan segera keluar. Maaf mengganggu pekerjaanmu" Ucap Jaejoong kemudian bangkit dari duduknya

Yunho menghembuskan nafasnya lelah kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Memperlihatkan dia baik – baik saja walaupun sebenarnya tidak adalah hal terberat yang Yunho lakukan. Mencoba ikhlas dan tegar menerima keputusan Jaejoong adalah hal terberat yang dia jalani kali ini.

CEKLEK

Yunho membuka matanya beberapa detik kemudian kembali memejamkannya karena tahu bahwa asistennya yang masuk ke dalam ruangannya.

" Kenapa tuan seperti itu?" Tanya Namjoon

" Seperti apa?"

" Terkesan datar pada tuan Jaejoong"

" Aku harus melakukannya, aku tidak mau lemah dihadapannya dan berakhir aku meminta dia untuk kembali padaku"

" Kenapa tidak?"

" Karena dia tidak akan bahagia denganku"

" Tuan..."

" Sudah jangan mellow, urus pemindahan panti itu"

" Saya mengerti"

.

.

.

.

.

.

.

.

Drrtt... Drrrrtttt...

Ponsel Changmin bergetar saat dia baru saja masuk ke dalam flatnya, dia melihat id pemanggil dan segera menerimanya.

" Ya noona?"

" Aku bawa kabar baik untukmu"

" Ya?"

" Psikiater yang kau bawa itu sungguh terbaik! Ahra mulai sadar, jika seperti ini terus kami bisa bersaksi bahwa Mrs. Kim melakukan hal keji padanya dulu, juga... Hal yang dilakukannya pada orangtuamu"

" Noona... Tolong fokus pada kesembuhan Ahra, jangan paksa dia untuk mengingat apa yang terjadi padanya terlalu cepat aku takut itu berbahaya untuknya" Ucap Changmin, dia menghempaskan dirinya di sofa diikuti Kyuhyun

" Kau sungguh baik Changmin ah"

" Tidak noona"

" Kami akan berusaha semampu kami dan menjadi saksi adalah hal yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikanmu"

" Noona"

" Aku tutup ya, Joo Won memanggil"

" Oke"

Pik

" Kenapa?" Tanya Kyuhyun

" Aku harap keadaan membaik"

" Aku juga"

Kyuhyun merebahkan kepalanya pada bahu Changmin, memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa lelahnya dan mereka tertidur di atas sofa itu.

.

.

.

.

.

.

Tidak terasa seminggu berlalu dan sekarang Changmin juga beberapa anggota klub pergi ke Jeju untuk membantu proses pemindahan panti. Bisa Changmin lihat beberapa papan pengumuman ada di sana, memberitahukan bahwa proses pembangunan taman bermain akan segera dilakukan.

Changmin meminta maaf pada para penghuni panti karena tapi mereka mengerti karena ini semua tidak ada hubungannya dengan Changmin.

" Min" Panggil Kyuhyun

Saat ini mereka tengah beristirahat di taman belakang panti, appa Changmin benar – benar memberikan yang terbaik untuk panti ini. Mereka duduk di atas ayunan sembari menatap pemandangan di depannya, bahkan ada Mrs. Kim disana, eomma dari Changmin.

Seorang Kim Jaejoong datang? Ya... Awalnya Changmin juga kaget dengan kedatangan eommanya tapi setelahnya dia membiarkan saja setelah eommanya menunduk untuk meminta maaf karena dia juga tidak tahu keluarganya membeli tanah ini.

" Hmm?"

" Aku memikirkan sesuatu"

" Apa?"

" Ini mengganggu pikiranku"

" Katakan saja"

" Apa... Harabojimu... Melakukan hal ini untuk mengalihkan fokus kita"

" Apa maksudmu?"

" Kenapa dia membeli tanah di sebulan sebelum eommamu menikah?"

"..."

" Aku rasa dia tahu bahwa kita akan menggagalkan acara pernikahan eommamu sehingga dia melakukan semua ini, ta-tapi ini hanya dugaanku saja Min"

Changmin terdiam, mencoba mencerna ucapan Kyuhyun. Mungkin ini hanya dugaan Kyuhyun, tapi kenapa Changmin merasa ini benar adanya? Selama hampir tiga minggu ini bahkan dia tidak memikirkan pernikahan eommanya, fokus pada panti juga kesembuhan Ahra...

" Min..."

" Aku rasa kau benar Kyu"

.

.

.

~ TBC ~

.

.

.

Annyeong lagi?

Cho come back di hari ini, otte?

.

Special Thanks :

.

cici fu (sipoo), Jejukocherys (ga kompleks kok, chap depan juga kyk na udah kelar nih ff hahahaha), chochosnow (baca ulang kalo lupa kkkk~ changkyu na nanti lagi ya, masalahnya dulu dikelarin), chwangkyuwoozi (sip deh, udah cho update nih walaupun pas – pas an isinya hahaha), elite. Minority. 1111 (kalo Cho punya suami kayak Yunpa pasti langsung kena talak bebeb mimin lah), ParkRinHyun-Uchiha (boleh lahh~~), ruixi1 (iya nih, masih stuck), melani. s. khadijah (nado hwaiting!), LittleOoh (sip deh sip), kimRyan2124 (belom an, Jaemma masih jadi boneka cantik di rumah Cho hohohoh, Cho juga ga mau lama – lama kok T^T), kurojiaer (iya, lebih serem dari mba kunti kan?)

.

Buat yang udah follow, fav, para Guest dan Sider.

.

Maaaacciiihhhhhhh #bow

.

Dihari yang masih berbahagia ini Cho pengen banget ketjup bibir merah delima Jaemmaaaaaaaa #DiGamparBeruang.

Hahahahahaha

Jaemma loph u ya, restu in Cho sama bebeb Mimin tersayang!

.

See u next chap?

Chuu~~

.

.

.

.

.

Minggu, 4 Februari 2018