Nyonya Cho pun memerintahkan keduanya untuk duduk berdampingan kemudian menatap mereka secara bergantian dengan tatapan tajamnya. Hal itu terang saja membuat Sungmin merasa sangat takut. Bahkan wanita itu hanya dapat menunduk. Siap menerima konsekuensi yang akan Nyonya Cho berikan setelah insiden memalukan ini terjadi bahkan celaka 12 nya disaksikan sendiri oleh Nyonya besar Cho.

Wanita itu pun menghela nafas berat. Nampak jika Nyonya Cho menatap mereka serius kemudian siapa sangka kini malah menunjukkan senyuman tulus namun terkesan menyeramkan untuk mereka berdua.

"Kalian harus segera menikah."

"A-APA?!"

.

.

.

Love Lesson (REMAKE)

Cast : Lee Sungmin (29th), Cho Kyuhyun (19th), Jung Yunho (30th)

Disclaimer : Cerita ini murni saya ambil dari K-Movie "Love Lesson" yang disutradarai oleh Ko Kyung-a, namun disini saya hanya mengubah cast menjadi OTP kita tercinta, Kyuhyun dan Sungmin, dan sedikit tambahan ide dari saya untuk penyesuaIan jalan cerita.

Warning : GS! Sex Activity! Typo's! Tidak sesuai EYD!

.

.

DON'T BE SILENT READERS!

DON'T BASH! DON'T LIKE, DON'T READ!

~Happy Reading~

.

.

.

"Kau tidak mau menikah?"

Nyonya Cho terus saja menatap intens kedua pasangan di depannya secara bergantian. Sungmin hanya bisa diam tanpa kata sembari memainkan ujung bajunya karena mendadak canggung ketika ibu dari kekasihnya itu tidak berhenti menghunusnya dengan pandangan tajam, tak terkecuali Kyuhyun yang duduk disebelahnya.

"Tentu saja aku mau, tapi… apa Eomma benar-benar mengijinkannya?"

Tanya lelaki tampan itu dengan nada yang terselip akan keraguan, namun berhasil membuat Nyonya Cho balik mengerutkan alisnya.

"Kau tidak mau? Kau kira Eomma akan membiarkan aib kalian berdua ini semakin menjadi-jadi?"

"A-aib?"

Ucapan Kyuhyun yang sarat akan penyangkalan itu terang saja membuat Nyonya Cho menjadi sedikit kesal, seolah-olah anak lelakinya itu tidak terima dengan apa yang ia ucapkan barusan.

"Eomma tidak bodoh juga tuli, Kyu. Semua tetangga sudah tahu apa yang sudah kalian lakukan selama ini. Bahkan ada diantara mereka yang memergoki kalian berciuman di lorong apartemen. Tidak tahukah kalian betapa Eomma malu mendengarnya?"

Ucapan sedikit dengan nada bentakan itu terang saja membuat kedua sejoli di depannya itu mendadak terdiam, kali ini benar-benar tidak ingin menyangkal apa yang sudah Nyonya Cho katakan.

"M-maafkan aku Eomma."

Nyonya Cho hanya menghela nafas berat. Ditegakkannya tubuhnya yang semula bersandar dipunggung sofa itu kemudian melipat tangan di dada pertanda wanita itu akan mulai berbicara serius.

"Aku tidak mau tahu. Kalian harus menikah segera. Aku tak ingin lagi mendengar gossip buruk tentang kalian itu masuk ke dalam pendengaran Eomma."

Kyuhyun sontak saja melirik kepada Sungmin yang ternyata sudah lebih dulu menatapnya. Lelaki itu berharap kekasihnya akan mengucapkan apapun itu untuk menyuarakan pendapatnya. Tetapi dilihatnya wanita cantik itu hanya mengulum senyum tipis sehingga membuat Kyuhyun mengalihkan pandangannya kembali kepada sang Ibu yang duduk tepat di depan mereka berdua.

"Apa Eomma menikahkan kami karena terpaksa?"

"Terpaksa atau tidak, yang jelas bulan depan kalian akan segera menikah. Akan Eomma atur pernikahan kalian." Wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya kepada Sungmin sehingga membuat wanita yang lebih muda itu menegakkan pungungnya seraya menunggu apa yang akan diucapkan Nyonya Cho selanjutnya.

"…Dan kau Sungmin, ku harap kau menghubungi orang tua mu segera untuk bertemu dengan keluarga kami secepatnya. Bagimanapun juga pernikahan ini bukan hanya berbicara tentang dua hati yang bersatu, tapi juga bersatunya 2 keluarga."

Sungmin awalnya diam. Ucapan Nyonya Cho memang benar adanya. Mau tidak mau wanita cantik itu mengangguk walau masih terasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya mengingat sampai sekarang pun iya masih tidak akur dengan ibu kandungnya sendiri.

"B-baik Nyonya Cho."

Nyonya Cho pun mengangguk kemudian melirik anak lelakinya yang kali ini hanya diam menunduk. Wanita itu kemudian bangkit dari duduknya sehingga membuat Sungmin dan Kyuhyun sontak saja ikut berdiri tanpa diperintah.

"Kyu, ikut Eomma pulang. Kau tidak boleh lagi menemui Sungmin kecuali urusan pekerjaan dan juga setelah mendapat ijin dari Eomma."

Lelaki tampan itu hanya mengangguk. Kali ini iya memang harus menuruti apa yang ibunya katakan. Dipikirnya ini juga merupakan kebaikan untuk mereka berdua, untuk saat ini.

Sungmin pun mengantarkan kedua orang itu sampai di depan pintu apartemen miliknya. Nyonya Cho sudah lebih dulu berjalan di depan, sehingga Kyuhyun yang berjalan dibelakangnya itu dengan cepat mendekati Sungmin kemudian membisikkan sesuatu kepada wanita itu.

"Walaupun sementara waktu ini kita tidak bisa bertemu, aku akan menghubungimu sebisa dan sesering mungkin. Aku mencintaimu."

Tak lupa secepat kilat lelaki itu mencuri ciuman diatas bibir plump kekasihnya yang dihadiahi oleh tatapan penuh cinta juga dari Sungmin.

"Ara. Cepatlah kembali. Jangan sampai membuat Ibumu marah untuk kesekian kalinya."

Kyuhyun pun mengangguk pasti. Dengan cepat lelaki itu berlari untuk menyusul ibu nya tak lupa melambaikan tangannya kepada Sungmin, meninggalkan wanita cantik itu sendirian sambil ikut melambaikan tangan dan tersenyum manis.

.

.

.

Sungmin tak pernah berpikir bahwa nyonya Cho akan memberikan restu, bahkan memaksanya untuk segera menikah dengan Kyuhyun. Awalnya dia berpikir Nyonya Cho akan marah atau memberikan sumpah serapah kepadanya karena berani melakukan hal tak senonoh dengan anak lelakinya yang nyatanya baru saja menyelesaikan sekolah.

Ketika memikirkan kejadian tadi entah mengapa senyum tulus itu tak pernah lepas dari bibir ranumnya. Sungmin tentu sangat senang dengan hal ini karena ini adalah impiannya dari dulu. Menikah dan membina rumah tangga dengan orang yang sangat ia cintai.

Mulai sekarang sepertinya ia harus segera mempersiapkan diri untuk menjadi calon istri dan menantu yang baik untuk keluarga Cho. Tentu saja ia tak ingin mengecewakan mereka yang sudah mempersilahkan dirinya untuk menjadi bagian keluarga yang cukup terpandang itu, walaupun ucapan Nyonya Cho tadi sedikit terdengar pedas di telinga.

'Tak masalah. Lagipula itu salahku dan Kyuhyun yang sama sekali tidak mengenal waktu untuk bercinta.' Pikir Sungmin sambil menghela nafas lega. Beruntung Nyonya besar itu tidak melempar mereka berdua dengan tempat makan yang ia bawa.

Sungmin baru teringat jika Nyonya Cho memintanya untuk segera menghubungi orang tuanya. Padahal jika dipikir baru tempo hari dia sudah mengusir ibunya dan Sungjin. Untuk bertemu kembali dengan mereka saja sudah membuat Sungmin merasa terbebani, apalagi sampai meminta restu dari ibunya yang sudah ia perlakukan tidak baik selama ini. Jika bukan karena permintaan dari Nyonya Cho, ia tentu saja tak akan mau melakukannya.

'Mau tak mau kau harus melakukannya. Lagi pula setelah berumah tangga nanti, aku tak akan mau lagi berurusan dengan mereka.'

Pikirnya santai, walaupun sebenarnya hatinya tak mungkin berkata demikian. Bagaimana pun juga masih terselip rasa sayang Sungmin untuk ibu nya, walapun ia tidak akan pernah mengucapkannya lewat kata-kata.

Sungmin pikir ia sudah cukup membeberkan alasannya untuk membenci ibunya kepada Kyuhyun kemarin, namun nyatanya masih ada beberapa hal yang masih ia tutupi karena tidak ingin membebani kekasihnya. Mungkin ia akan menceritakan habis semuanya disaat yang tepat.

.

.

.

Ini sudah hari ke tujuh Kyuhyun sibuk dengan aktivitasnya sebagai Soloist, bahkan untuk memegang ponsel pun ia tidak sempat melakukannya karena jadwalnya yang padat juga ia butuh istirahat yang cukup untuk setiap penampilannya. Selama itu juga Kyuhyun tak sama sekali bertemu dengan Sungmin. Walaupun sering menghubungi wanitanya melakukan panggilan video, tapi tetap saja ia ingin bertemu wanita itu secara langsung.

Saat sedang asyik memikirkan sang pujaan hati, tak lama Changmin yang baru saja mendapatkan telepon dari Kantor Agensi mereka sontak menghampiri Kyuhyun tak lupa dengan wajah yang terlihat senang.

"Kyu, aku baru saja mendapat kabar kau akan menjadi Host tetap untuk acara JTBC yang baru, !" Ujarnya dengan penuh semangat sehingga membuat Kyuhyun juga ikut terkejut senang.

"Eoh, benarkah?"

"Tentu saja! Bukankah ini awal yang bagus untuk memulai karirmu sebagai Host?"

Kyuhyun tentu saja mengangguk. Selain bermain drama, dirinya memang sudah lama sekali bercita-cita untuk mengawali karirnya sebagai host.

"Kau benar. Aku hanya terkejut karena tidak menyangka tawaran menjadi Host akan datang padaku."

"Tidak ada yang mungkin di dunia entertainment, Kyu. Mereka pasti sudah melihat keahlian yang kau miliki selama di undang ke berbagai acara ragam, maka dari itu kau diminta untuk menjadi host di acara Music Show itu." Ucap Changmin bangga sambil menepuk pundak sahabatnya.

"Kau benar."

"Jja! Lebih baik kau pulang istirahat. Besok siang kita akan menemui produser , jadi kau bisa beristirahat malam ini."

"Terima kasih, kawan. Tak salah kami memilihmu sebagai managerku. Aku merasa pekerjaanku menjadi lebih ringan berkatmu." Ucap Kyuhyun dengan tersirat akan kebanggan kepada sahabatnya yang selama ini sudah ikut serta bekerja keras untuk menunjang karirnya.

"Tak masalah, Kyu. Aku juga senang dengan pekerjaan ini."

Kyuhyun pun mengangguk senang. Dengan perasaan seperti ini tiba-tiba saja ia terpikirkan untuk ikut membaginya kepada sang pujaan hati yang sudah sangat ia rindukan. Kyuhyun pun berpikir untuk segera menemui sang kekasih bagaimanapun caranya.

"Baiklah, aku akan pergi ke suatu tempat. Kau bisa pulang lebih dulu."

"Tapi?"

Changmin mendadak ragu. Karena selama Kyuhyun mulai dikenal dan memiliki fans yang begitu banyak, ia tidak pernah sekalipun meninggalkan lelaki itu sendiri karena terlalu berbahaya jika Kyuhyun dibiarkan pulang sendirian.

"Tenang saja. Aku akan menutupi identitasku. Pulang lah. Aku tahu kau sama lelahnya denganku."

Changmin hanya mengangguk pasrah. Ia berpikir tak apa-apa lah jika Kyuhyun kali ini ia biarkan sendiri, lagipula lelaki itu pasti bisa berpikir untuk menjaga dirinya dengan baik. "Baiklah, jaga dirimu."

Setelah menepuk pundak Kyuhyun, Changmin mun pergi sambil meregangkan punggungnya yang nampak lelah karena bekerja seharian.

"Istirahatlah dengan baik."

Teriak Kyuhyun saat Changmin baru akan membuka pintu studio. Lelaki tinggi itu hanya balas tersenyum dan melambaikan tangannya tinggi kemudian berlalu meninggalkan Kyuhyun yang benar-benar sendirian disana.

Kyuhyun pun mengeluarkan ponsel yang seharian ini tidak ia pegang karena sibuk dengan aktifitasnya. Ia menatap wallpaper ponselnya yang menunjukkan gambar sang kekasih yang terlihat cantik dengan senyuman manis, diusapnya bagian pipi mulus Sungmin sambil bergumam pelan.

"Apa aku harus menelpon Noona sekarang?"

Setelah berpikir lagi, ia pun melakukan panggilan cepat sembari tidak sabar menunggu suara indah dari sang kekasih. "Yeoboseyeo, Noona?"

"Eoh, Kyu?"

Lelaki itu mengulum senyum setelah mendengar suara indah Sungmin.

"Ne, bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu, kau tahu."

"Aku juga merindukanmu. Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik. Bagaimana dengan Noona?"

"Aku juga."

"Noona?"

"Hm?"

Jeda sesaat. Nampak Kyuhyun sedikit berpikir untuk mengucapkan sesuatu, terbukti lelaki itu menggigit kecil bibirnya tebal miliknya. "Aku ingin bertemu denganmu. Tidak bisakah kita bertemu malam ini?"

"Aku rasa Eomma mu tak akan mengijinkannya, Kyu. Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak bertemu denganku selama Eomma mu selain mendapat persetujuan darinya?"

"Tapi ini sudah 1 minggu. Ini sudah terlalu lama untuk menahan rindu, aku rasa kita harus bertemu malam ini juga." Ujar Kyuhyun bersikeras sampai Sungmin mengira jika kekasihnya itu benar-benar berniat sekali untuk mengingkari janji mereka dengan Nyonya Cho.

"Tapi Eommamu?"

"Eomma tidak akan tahu. Aku masih berada dekat dengan studio, ku rasa kita bisa bertemu di luar apartemen. Hotel mungkin." Ucap Kyuhyun dengan terselip godaan sehingga membuat Sungmin ingin sekali mencubit lelaki itu jika saja mereka sedang duduk berdampingan sekarang.

"Kau ini jangan berbuat macam-macam. Kau tidak ingat jika sekarang jumlah fansmu tidak lah sedikit. Akan berbahaya jika mereka memergokimu saat masuk ke dalam hotel dengan wanita sepertiku."

"Jika begitu aku akan ke apartemenmu saja. Aku janji hanya sebentar. Boleh ya?"

Kyuhyun masih saja bersikeras berharap semoga saja kekasihnya itu kali ini mengiyakan permintaannya.

"Baiklah. Aku tunggu."

Lelaki itu terlonjak senang. Tanpa pikir panjang Kyuhyun pun menarik jaket hoodie nya yang tersampir di sandaran kursi, tak lupa memakai masker dan kacamata hitam dengan cepat.

"Aku segera kesana." Ucapnya cepat setelah mematikan panggilan, tak lupa berlari senang karena akan menemui sang kekasih segera.

Sedangkan Sungmin hanya menggelengkan kepala karena panggilannya diputuskan secara tiba-tiba. Dilihatnya jam telah menunjukkan pukul hampir setengah 10 lebih, terlalu malam untuk bertamu tapi dipikir-pikir tidak ada salahnya jika tamu itu adalah kekasihnya sendiri.

Sembari menunggu kedatangan sang kekasih, wanita cantik itu pun memilih untuk menikmati tontonan malam sambil menikmati kudapan. Hampir setengah jalan variety show malam diputar di televisi miliknya, tak lama muncul lah Kyuhyun dari arah pintu masuk yang kini mulai berjalan ke arahnya.

GREP!

Pelukan hangat dari belakang punggungnya itu sontak saja membuat Sungmin sedikit terkejut. Ditolehkannya ke arah kiri dimana dagu Kyuhyun kini bersandar di pundaknya. Lelaki itu nampak terpejam nyaman sambil sesekali menghirup wangi tubuh Sungmin.

"Kau sudah datang?"

Kyuhyun hanya mengangguk tapi tidak berniat untuk menjawab. Lelaki itu pun memilih untuk melepaskan pelukannya di atas pundak Sungmin kemudian memilih untuk ikut duduk di atas sofa dengan kekasihnya.

Direntangkannya tangannya bersiap untuk menerima pelukan Sungmin, terang saja membuat wanita itu dengan cerianya memeluk Kyuhyun sambil menenggelamkan wajahnya.

"Aku merindukanmu." Ucap Kyuhyun pelan sambil menggesekkan hujung hidungnya di atas rambut Sungmin sehingga tercium aroma wangi Shampoo Sungmin yang sangat dirindukan olehnya.

"Aku juga. Eoh, bajumu basah?" Tanya Sungmin saat merasakan pipinya terasa lembab.

"Di luar hujan. Karena tidak membawa payung aku langsung saja menerobos hujan kesini."

Wanita itu sontak saja menegakkan tubuhnya kemudian memukul dada Kyuhyun dengan gemas. "Bodoh! Nanti kau bisa sakit!"

Lelaki itu hanya terkekeh hingga membuat Sungmin menggelengkan kepalanya. "Duduklah dulu. Aku akan membuatkan coklat panas untukmu."

Kyuhyun hanya membalas ucapan wanita itu dengan senyuman. Sungmin pun segera pergi ke dapur untuk membuat coklat panas untuk Kyuhyun sedangkan lelaki itu hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik Sungmin dari arah ruang tamu.

Tidak sampai 10 menit, wanita itu kembali dengan 2 mug coklat panas di kedua tangannya.

"Minumlah selagi hangat." Ujar Sungmin sambil memberikan mug itu kepada Kyuhyun dan disambut Kyuhyun dengan senang hati pula.

"Gomawo."

Sungmin pun mendudukkan tubuhnya disamping Kyuhyun sambil sesekali menyeruput coklat panas yang juga ia bawa. "Bagaimana kegiatanmu dalam seminggu ini?"

"Lumayan melelahkan. Dan kau tahu Noona? Aku telah ditunjuk pihak JTBC untuk menjadi Host pada acara terbaru mereka . Besok siang aku akan menemui pihak produser bersama dengan Changmin."

"Jinjja? Chukkahae. Aku turut senang mendengarnya."

"Tentu. Jadwalku tentu saja akan semakin padat. Juga sebentar lagi kita akan mempersiapkan pesta pernikahan."

"Kau benar."

"Apa kau sudah menghubungi Eommamu?"

"Eoh?"

Wanita itu tampak terkejut. Diliriknya Kyuhyun sebentar kemudian berdehem pertanda gugup.

"Belum."

"Wae?" Tanya Kyuhyun penasaran.

"Hanya belum saja."

"Apa karena masalah kemarin?"

"…"

Lagi-lagi Sungmin hanya diam. Dielusnya sisi mug yang ia pegang, seperti enggan untuk menjawab pertanyaan Kyuhyun. Lelaki itu masih memperhatikan Sungmin sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Ku pikir lebih baik Noona hilangkan rasa benci itu mulai dari sekarang."

Wanita itu menggeleng. Diletakkannya mug yang ia pegang ke atas meja, kemudian mulai menatap serius Kyuhyun yang ada disampingnya. "Tidak bisa, Kyu. Sangat sulit untuk melakukannya."

"Bukankah kemarin sudah ku katakan bahwa Eomma mu pasti punya alasan dibalik ini semua, aku harap kau bisa menerimanya."

Sungmin sontak berdecih. Dilipatnya tangannya di dada sambil menatap sendu ke arah lantai. "Tentu dia punya alasan. Yang dipikirkannya hanya perasaannya, kembali kepada cinta pertamanya. Tak pernah sekalipun memikirkan perasaanku dan Appa."

"Maksud Noona?"

"Maaf, aku belum menceritakan semuanya kemarin. Tapi ku rasa ini saatnya untuk meberitahukannya kepadamu alasanku membenci Eomma."

Kyuhyun pun mengangguk. Lelaki itu mulai menyamankan tubuhnya sambil menghadap Sungmin, bersiap untuk mendengar cerita dari Sungmin yang memang sudah sangat lama ingin ia ketahui.

"Hiroshi adalah mantan kekasih Eomma ku. Lelaki itu pergi karena memilih untuk memutuskan Eomma karena tahu saat itu Eomma tengah mengandungku. Kehadiranku dulu memang sudah merupakan kecelakaan antara Eomma ku dan Appa yang saat itu sama-sama dalam keadaan mabuk…"

"…Awalnya rumah tangga Eomma dan Appa baik-baik saja. Tapi setelah menginjak dewasa aku baru menyadari bahwa tidak pernah ada cinta Eomma untuk Appaku. Aku sangat mengingat kejadian malam itu, dimana Appa dan Eomma bertengkar hebat karena seorang laki-laki bernama Hiroshi, yang malam itu juga aku tahu sebagai kekasih sekaligus cinta pertama Eomma. Esoknya tanpa menjelaskan apapun Eomma pergi meninggalkanku, Appa dan Sungjin dan memilih untuk kembali ke tanah kelahirannya…"

"Setiap malam aku selalu mendapati Appa ku yang sudah tidak se ceria dulu lagi semenjak ditinggal Eomma, terlebih Sungjin pun ikut menyusul Eomma untuk tinggal di Jepang. Puncaknya adalah ketika aku mendengar Eomma sudah menikah secara diam-diam, tanpa memikirkan perasaan Appa ku yang kala itu tengah sakit dan penyakit jantung itu menyerangnya secara tiba-tiba."

Kyuhyun mulai sadar jika nada bicara kekasihnya itu sudah mulai berubah. Dengan lembut lelaki itu pun menggenggam salah satu tangan Sungmin dan meletakkannya di atas pangkuannya sambil mengelus pelan, seolah-olah memberikan energi positif kepada Sungmin agar wanita cantik itu tetap tegar dan tabah dengan kenyataan pahit yang selama ini ia simpan sendirian.

"Aku tahu Appa sebenarnya sudah sangat mencintai Eommaku, namun cintanya sama sekali tak terbalaskan. Eomma hanya memikirkan perasaannya tanpa memikirkan perasaan Appaku setelah 28 tahun pernikahan mereka."

Sesekali Sungmin menghapus air mata yang sebenarnya tidak ia inginkan. "Aku tidak masalah jika memang hanya Appa ku yang mencintai dia, tapi setidaknya dia harus hadir saat aku menelponnya ratusan kali untuk segera pulang ke Korea sebagai bentuk penghormatan dan perpisahan mereka untuk terakhir kalinya. Dari sini juga aku sudah kecewa dengan Sungjin, kenapa dia tidak memaksa Eomma untuk segera pulang pada hari itu."

Kyuhyun tau jika Sungmin mulai menunjukkan emosi yang berbeda dari sebelumnya. Dihapusnya jejak air mata di pipi mulus Sungmin sambil memberikan tatapan teduhnya.

"Jika memang hal itu mengganjal dipikiranmu, tanyakan itu nanti saat Eomma mu datang. Aku rasa beliau akan dengan senang hati menceritakan alasannya. Daripada bertahun-tahun hal buruk itu selalu menghantui pikiranmu."

Awalnya Sungmin diam. Namun tak berapa lama wanita cantik itu pun mengangguk dan dibalas kekehan dari Kyuhyun.

"Jangan menangis lagi. Ara?" Pinta Kyuhyun sambil mengelus pipi Sungmin dan lagi-lagi dibalas anggukan dari Sungmin.

"Hanya mengelus pipi? Apa kau tidak ingin menenangkanku dengan cara lain… ciuman misalnya?"

Wanita itu mulai mengedipkan matanya kepada Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun sendiri sedikit terkejut dengan ucapan Sungmin. Baru saja ia merasa jika Sungmin sangat tenggelam dalam kisah sedihnya, namun sekarang wanita cantik ini malah kembali menujukkan sisi nakalnya, yang tidak dipungkiri sangat ia rindukan. Mudah sekali wanita itu merubah emosinya secepat membalikkan kertas. Kekasihnya ini memang sangat tidak terduga.

"Tidak." Jawab Kyuhyun cepat berniat untuk menggoda Sungmin, dan ternyata wanita itu percaya dengan ucapannya. Terbukti saat bibir sexy itu mulai mengerucut seolah kesal dengan ucapan Kyuhyun.

"Benarkah?" Tanya Sungmin ketus dan terang saja membuat Kyuhyun terkekeh.

Tanpa memberikan peringatan, lelaki itu langsung menarik Sungmin sehingga wanita itu sontak saja terduduk di atas pangkuannya.

"Kenapa hanya ciuman saat aku bisa memberikanmu kepuasan yang lain." Kali ini Kyuhyun berujar nakal tak lupa dengan tangan kiri yang saat ini dengan cepat meremas pelan butt berisi milik Sungmin.

"Kau nakal, tapi aku suka itu!" Bisik Sungmin sambil mendesis di telinga kiri Kyuhyun yang sukses membuat darah Kyuhyun berdesir.

Lelaki itu hanya terkekeh. Dikecupnya singkat bibir ranum Sungmin sambil menatap kedua matanya dengan tatapan menggoda.

"Aku akan memberikan kepuasan yang tiada tara untukmu malam ini. Ku harap kau jangan menghentikanku walaupun lelah."

"As you wish, honey."

Setelah itu hanya terdengar erangan menggoda dari keduanya di ruang tamu. Sepertinya kegiatan panas ini akan berlanjut hingga fajar tiba.

.

.

.

Pagi yang damai diakhir minggu. Setelah selesai melakukan pekerjaan rumahnya, Sungmin kemudian mengistirahatkan tubuh lelahnya di atas sofa ruang tamu.

Diambilnya ponsel pintarnya kemudian mulai melakukan panggilan luar negeri kepada ibu nya yang seharusnya sudah ia lakukan dari 2 hari yang lalu. Namun baru hari ini ia baru menyempatkan diri untuk mengumpulkan mental dan menetralkan perasannya, itu pun tidak luput dari paksaan dan semangat dari Kyuhyun.

"Yeoboseyo?"

"Bisakah Eomma pulang ke Korea dalam minggu ini?"

"Wae?"

"Ada yang ingin aku bicarakan secara langsung. Bawa Sungjin juga untuk menemanimu."

"Apakah sesuatu yang penting? Kau kira jarak Jepang ke Korea itu dekat? Bahkan aku mengingat kau baru saja mengusir kami dari apartemenmu tempo hari."

Sungmin kali ini tidak berusaha untuk menyanggah ucapan sang ibu karena memang benar kenyataannya seperti itu. "Aku tahu, itu memang kesalahanku. Maaf."

"Apa terjadi sesuatu?"

"Aku akan menikah. Berilah aku restu dan temukan aku dengan keluarga calon suamiku." Ucap Sungmin langsung kepada intinya.

"M-menikah? Kau yakin akan menikah?" Tanya ibunya dengan nada tidak percaya. Menurut Sungmin itu adalah hal yang wajar. Jika Sungmin pun ada di posisi sang ibu, ia juga pasti akan berekspresi demikian.

"Tentu saja, untuk itu datanglah ke Korea. Aku menunggumu."

"Baiklah. Kami akan bersiap. Aku akan mengabarimu nanti ketika akan berangkat."

"Ne."

Tanpa sadar Sungmin tersenyum setelah mendengar jawaban cepat dari ibunya. Bagus lah jika ibunya tidak menanyakan banyak hal seperti yang sudah ia khawatirkan sebelumnya.

.

.

.

"Masuklah."

Ucap Sungmin setelah membukakan pintu untuk Ibu dan adiknya. Tidak menyangka juga jika sang Ibu dan Sungjin akan datang secepat ini setelah ditelpon kemarin.

"Maaf Hiroshi tak bisa datang, mungkin dia akan menyusul saat hari pernikahanmu nanti." Ujar Nyonya Lee sekedar basa-basi dan hanya dibalas anggukan oleh Sungmin.

"Kalian sudah makan? Aku sudah memasak sesuatu, makan lah selagi hangat." Ucap Sungmin sambil menuntun mereka ke meja makan.

"Terima kasih, Noona." Ujar Sungjin setelah sebelumnya meletakkan bawaan mereka ke dalam kamar tamu.

.

.

.

"Belum tidur?" Tanya Nyonya Lee saat melihat anaknya itu nampak melamun di atas kursi makan.

"Ne." Jawab Sungmin setelah sadar dari lamunannya sambil menyesap segelas wine yang ia pegang.

"Wine?" Ucap Nyonya Lee sambil memperhatikan sebotol minuman berwarna pekat itu di atas meja.

"Eomma mau?"

"Tidak, terima kasih." Ujar wanita paruh bawa itu menggeleng, menolak halus tawaran Sungmin karena ia tidak memiliki mood untuk mabuk bersama anaknya.

Nyonya Lee memilih untuk menyeduh segelas teh hangat kemudian menarik kursi dan duduk di samping Sungmin. "Eomma tidak menyangka kau akan segera menikah. Aku tak sabar untuk bertemu dengan calon menantuku."

Sungmin hanya membalas ucapan ibunya dengan senyuman tipis. "Besok kita akan bertemu mereka saat jamuan makan malam."

Wanita yang tak lagi muda itu balas tersenyum. Dengan pelan diusapnya pucuk kepala Sungmin dengan gerakan yang amat lembut sehingga membuat Sungmin seketika terdiam untuk beberapa saat.

"W-wae?" Tanya Sungmin seperti linglung karena setelah sekian lama ia tidak pernah lagi menerima sentuhan lembut dari ibunya. Terkakhir ia ingat hanyalah saat ia baru saja menginjak usia remaja.

Nyonya Lee hanya menggelengkan kepala. Ditatapnya wajah putrinya sambil memperbaiki anak rambut Sungmin dan menyampirkannya ke telinga. "Kau semakin cantik. Putri Eomma semakin cantik."

Sungmin lagi-lagi terdiam. Pancaran matanya yang semula sarat akan emosi itu kali ini sudah mulai terlihat netral hingga Sungmin memberanikan diri untuk balas menatap ibunya.

"Eomma."

"Wae?"

"Tolong jawab pertanyaanku untuk kali ini saja."

"Silahkan." Jawab Nyonya Lee yang kali ini sudah kembali meneggakkan tubuhnya dan bersiap untuk menjawab pertanyaan Sungmin.

"Kenapa saat Appa meninggal, Eomma dan Sungjin tak menghadiri pemakaman Appa?"

"Mianhae." Sesingkat itu.

Sungmin kembali menatap mata sang ibu, berharap agar wanita itu memberikan jawaban yang lebih memuaskan untuknya. "W-wae?"

"Saat itu Hiroshi sedang sakit. Eomma tidak mungkin meninggalkannya dalam keadaan sendirian."

Lagi. Sungmin sontak membuang nafasnya jengah. Ternyata jawaban dari Ibunya memang hanya sebatas cinta antara ia dengan sang pujaan hati saja. "Bagaimana dengan Sungjin?"

"Dia juga menjaga Hiroshi. Hiroshi tidak ingin membiarkan salah satu dari kami pergi meninggalkan Jepang karena dia membenci Appa-mu Sungmin-ah."

"Setidaknya kalian bisa pergi diam-diam."

"Tidak bisa. Ayah tirimu memiliki watak yang keras. Jika kami berusaha untuk melawan maka Eomma akan mendapat surat cerai darinya."

Decihan itu keluar begitu saja dari bibir Sungmin. Wanita itu mulai menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil melipat tangannya di dada pertanda jika ia sudah mulai merasa tidak nyaman dengan percakapannya bersama sang Ibu.

"Eomma takut dengan ancaman seperti itu? Apa tidak ada sama sekali terselip rasa cinta Eomma untuk Appa?"

"Aku sangat menyayangi Appamu. Tapi maaf, aku tidak mencintainya."

"Jika kau tidak ingin menghadiri pemakaman Appa setidaknya paksa Sungjin bertemu Appa untuk terakhir kalinya."

"Tak ada alasan Sungjin untuk menemui Appamu, itu yang dikatakan Hiroshi."

Emosi Sungmin mulai naik. Tanpa sadar wanita itu mulai menaikkan nada bicaranya dan menatap sang ibu dengan tatapan yang terluka. "Omong kosong! Sungjin juga darah daging Appa! Seharusnya dia sadar jika tidak ada Appa, dia tak akan mungkin ada di dunia ini!"

"Sungjin bukan adik kandungmu, dia adalah anakku bersama dengan Hiroshi."

"M-mwo?!"

Kali ini Sungmin benar-benar terkejut. Ia berusaha mencari jawaban dari Ibunya berharap apa yang ia dengar tadi adalah sebuah kesalahan, namun saat diteliti dengan baik yang ia lihat hanyalah sorot mata ibunya yang sarat akan kejujuran.

"Maaf karena tidak memberitahumu dari dulu Sungmin-ah."

"Apakah Appa tahu?"

"Tentu saja."

Ini menyakitkan, batin Sungmin. Seolah-olah ia kini tengah berada dalam posisi sang ayah dan ikut merasakan kenyataan pahit atas penghianatan selama menjalani kehidupan rumah tangga. Dadanya bagai tertusuk jarum setelah mendengar pengakuan ibunya. Bagaimana jika ia berada diposisi sang Ayah? Apakah ia bisa se kuat dan se tegar ini, pikirnya?

"Jadi kau sudah menyakiti perasaan Appa selama itu?"

"Sungmin, maafkan aku."

"Kau sungguh tega."

"Aku tidak bisa menyalahkan jika kau marah. Memang salahku karena sudah menutupinya bertahun-tahun, namun kau juga tidak harus menyalahkan perasaanku kepada Hiroshi."

Kali ini Sungmin benar-benar tertawa. Bukan tertawa bahagia melainkan menertawakan kebodohannya karena sempat terlena hanya dengan usapan tangan sang ibu dan berpikir untuk memaafkan wanita yang telah melahirkannya itu. "Disaat-saat seperti ini kau masih memikirkan perasaanmu? Woah. Kau benar-benar! Aku hanya tidak habis pikir bisa dilahirkan oleh manusia jahat sepertimu."

"Maafkan aku."

Sungmin hanya membalas ucapan ibunya dnegan kibasan tangannya. "Berhentilah mengucapkan maaf. Aku tahu Eomma tidak pernah tulus mengucapkannya."

"…" Wanita paruh baya itu terdiam, tak juga berniat untuk membalas ucapan Sungmin.

Sedangkan Sungmin kini telah bangkit dari duduknya, meninggalkan sang Ibu yang masih terpaku menatap dirinya yang mulai beranjak. "Eomma istirahat lah. Sampai bertemu besok pagi."

"Sungmin?"

Tidak ada jawaban. Wanita itu hanya berlalu meninggalkan sang Ibu yang hanya bisa menatap sendu kearahnya.

.

.

.

Jamuan makan pada malam itu dilakukan di salah satu restoran Jepang yang ada di pusat Kota Seoul. Pembicaraan mengenai pernikahan itu berlangsung dengan santai, bahkan baru 1 jam bertemu dan berkenalan Nyonya Lee dan ibu Kyuhyun sudah terlihat seperti teman lama.

"Jadi kita akan melangsungkan pernikahan mereka bulan depan. Aku rasa pernikahan ini akan dilakukan secara tertutup saja karena untuk melindungi Kyuhyun dari sorotan media. Undanglah beberapa teman dekat kalian." Ucap Tuan Cho sambil menatap ramah calon besan beserta menantu cantiknya.

Kyuhyun dan Sungmin membalas dengan anggukan. Mereka semua saat ini dalam keadaan yang benar-benar bahagia. Tak ada penolakan dari Keluarga Cho untuk menjadikan Sungmin sebagai menantu, seperti yang Sungmin khawatirkan sebelumnya. Sebaliknya Tuan dan Nyonya Cho memperlakukan Sungmin, Ibunya dan Sungjin dengan baik layaknya sudah mengenal mereka begitu lama. Senyum pun tak lepas dari kedua sejoli itu tak terkecuali kedua Nyonya besar Keluarga Cho dan Keluarga Lee.

"Benar. Kalian tidak masalah bukan?" Nyonya Cho berujar ramah sambil menatap Sungmin di depannya. Nampak jika wanita cantik itu mengangguk sopan sambil menundukkan wajahnya pertanda malu.

"Tidak sama sekali Nyonya Cho."

"Jangan panggil aku nyonya. Panggil saja aku eommeonim. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga." Goda Nyonya Cho kepada Sungmin yang tentu saja membuat pipi mulus itu merona merah.

"Y-ye. Eommeonim." Jawab Sungmin malu-malu sehingga menghasilkan kekehan kecil dari anggota kedua keluarga.

.

.

.

Pernikahan itu berlangsung dengan cepat. Setelah acara pemberkatan selesai yang hanya dihadiri oleh beberapa rekan keluarga Cho maupun Keluarga Lee, kini para tamu undangan tengah menikmati jamuan makan di dalam salah venue ballroom hotel ternama yang tentunya digelar tertutup dari awak media.

"Chukkahae." Ucap Kangin senang sambil menepuk bahu Kyuhyun. Senang sekaligus tidak menyangka jika Kyuhyun akan menikahi adik kesayangannya.

"Gomawo, Hyung."

"Kalian ini benar-benar! Kalian berpacaran saja tidak mengatakannya padaku dan sekarang kalian malah menikah? Woa.. luar biasa. Apa kau hamil Sungmin?" Tanya Kangin yang benar-benar penasaran kenapa Sungmin yang terlalu tertutup mengenai masalah percintaannya ini akan menikah secara cepat, dengan lelaki yang tak ia sangka pula.

"Aku harap begitu." Jawab Sungmin yang terdengar menyebalkan itu kepada Kangin yang terang saja membuat lelaki tambun itu sedikit kesal.

"Ya, kau ini!" Bukannya Sungmin yang kena marah, Kangin malah melampiaskan kesalnya kepada Kyuhyun dengan memberikan tepukan yang lumayan keras ke punggung Kyuhyun.

"Mianhae, Hyung." Kekeh Kyuhyun sembari menerima saja pukulan sayang Kangin kepada dirinya.

"Ya…ya… aku memaafkan kalian. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan kalian malam ini. Tapi untuk kedepannya jangan merahasiakan apapun lagi padaku. Arasseo?" Ancam Kangin dan dibalas anggukan oleh kedua sejoli di hadapannya.

"Ne. Kami janji, Hyung." / "Ne, oppa."

Kangin tersentak mendengar panggilan Sungmin untuknya. Ditatapnya wanita yang sudah ia anggap sebagai adik perempuannya sendiri itu kemudian mengelus bahunya dengan lembut.

"Ini adalah pertama kalinya kau memanggilku, Oppa. Dan itu ternyata terdengar sangat manis. Lain kali jangan panggil aku dengan embel-embel 'sshi' lagi, itu malah terdengar seperti kita adalah sesama orang asing."

"Ara. Kangin Oppa." Jawab Sungmin dengan senang hati bahkan Kangin pun terharu dibuatnya.

"Silahkan nikmati jamuannya, hyung."

"Ne. Sekali lagi aku ucapkan selamat untuk pernikahan kalian. Semoga kalian segera diberi momongan." Ucapan diiringi do'a itu Kangin sematkan dengan tulus, kemudian lelaki tambun itu pun berlalu mendatangi kolega yang kebetulan hadir di acara itu.

"Gomawo, Hyung." Gumam Kyuhyun sambil menatap kepergian Kangin, tak menyadari jika ada seorang lelaki yang kini tengah berjalan pelan ke arah mereka.

"Sungmin-ah?"

Panggil lelaki itu sehingga membuat Sungmin dan Kyuhyun menoleh. Keduanya tampak terkejut karena tak menyangka jika Yunho, lelaki yang sudah lama tidak mereka temui kini tengah hadir di dalam pesta pernikahan mereka yang penuh bahagia.

"Oppa?"

"Chukkahae."

Yunho berujar cepat sambil memeluk Sungmin tanpa memperdulikan lagi pengantin pria yang saat ini tengah ia abaikan.

'Kau pikir aku adalah makhluk tak kasat mata?!' Jelas-jelas Kyuhyun berdiri disamping Sungmin, tapi kenapa lelaki jangkung itu tidak menyapanya.

'Apa dia sengaja?' Gerutu Kyuhyun dalam hati sambil menatap tak suka jika istrinya tengah dipeluk erat oleh lelaki lain, terlebih dengan label mantan kekasih.

"Ehem."

Sadar jika Yunho tengah memeluk Sungmin terlalu lama, ia pun segera melepas pelukannya kemudian balas menghampiri lelaki yang kini sudah menjadi suami sang dari mantan sang pujaan hati.

"Chukkahae, Cho. Aku iri padamu yang bisa menikahi wanitaku ini."

"Dia wanitaku sekarang." Koreksi Kyuhyun dengan cepat hingga dibalas dengan senyuman kecut dari wajah tampan Yunho.

"Ara. Maaf Haneul tidak bisa hadir di pernikahan kalian. Dia masih merasa bersalah atas kejadian itu. Namun dia tetap mendoakan kebahagiaan untuk kalian berdua." Kali ini Yunho mengucapkannya dengan tulus.

Sebenarnya jika mengingat kejadian yang telah lalu, ia tentu terlalu malu untuk menampakkan diri di depan mereka berdua. Namun ia sadar kesalahan yang lalu tidak akan pernah bisa terulang kembali. Ia berpikir alangkah lebih baik jika ia mengucapkan kata maaf dan lebih memperbaiki diri dan hubungan pertemanan mereka agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.

"Ne, gwaenchana Oppa. Terima kasih sudah datang." Balas Sungmin tak kalah tulus sehingga Yunho sedikit lega melihatnya. Setidaknya wanita yang pernah disakitinya ini masih memiliki hati untuk sekedar memberikan senyuman indah itu untuknnya.

"Silahkan nikmati jamuannya, Hyung." Ucapan tiba-tiba dari Kyuhyun terang saja membuat Yunho tersentak. Ia baru sadar jika baru saja dirinya terlena akan senyuman Sungmin. Beruntung teguran Kyuhyun dengan cepat menyadarkanya.

"Eoh? Ne. Sampai berjumpa lagi, Min." Pamit Yunho yang lagi-lagi membuat kesal Kyuhyun. Ia rasa jika sedari tadi Yunho memang sengaja mengabaikannya, terbukti saat berpamitan pun hanya sang istri yang ia sapa.

"Ne." Jawab Sungmi sambil melambaikan tangannya kepada Yunho yang mulai hilang ditengah kerumunan tamu undangan. Tak menyadari jika Kyuhyun masih saja memberikan tatapan penuh dendamnya kepada Yunho.

"Semoga kalian berdua tidak bertemu lagi setelah ini." Gerutu Kyuhyun sambil meneguk habis segelas penuh minuman jeruk yang kebetulan ada di atas meja di sebelahnya.

"Aku yakin dia telah berubah. Maafkan saja dia." Saran Sungmin sambil memperbaiki kerah tuxedo suaminya yang terlihat sedikit miring. Tidak bagus bukan jika pengantin terlihat dengan pakaian tidak rapi di tengah pesta pernikahan mereka?

"Sampai berjumpa lagi katanya? Pergi pun tak pamit padaku. Dia kira aku hanya pajangan disini."

"Sudahlah, Kyu. Benar kata Kangin Oppa. Jangan rusak kebahagiaan kita malam ini." Nasehat Sungmin sambil memeluk lengan suaminya untuk sekedar menenangkan.

Tak lama Kyuhyun membuang nafas dan mulai mencoba untuk menghilangkan rasa kesal yang memenuhi pikiran dan hatinya. "Noona benar."

Diliriknya Sungmin yang kini tengah menyandarkan kepala di bahunya. Nampak wanita cantik itu merasa nyaman, seperti seorang kelinci kecil yang tengah mencari kehangatan kepada induknya. Kyuhyun terang saja mengukir senyum manis. Dielusnya pucuk kepala Sungmin kemudian mengecupnya dengan sayang.

"Haruskah aku jangan memanggilmu Noona lagi? Kau kan istriku sekarang."

"Terserah saja. Kau ingin memanggilku apa?"

Lelaki itu nampak berpikir sejenak. Tak lama sebuah nama yang terdengar imut melintas begitu saja di di dalam pikirannya. "Ming? Eottae?"

Sungmin sontak mendongak. Wanita cantik itu pun memberikan senyum manis sembari menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan panggilan yang baru diberikan Kyuhyun untuknya. "Boleh. Itu terdengar manis."

"Semanis dirimu." Kyuhyun berujar sambil meniup tengkuk sang istri sehingga Sungmin sedikit menggeliat dibuatnya.

"Gombal."

Lelaki itu hanya terkekeh. Dipeluknya erat pinggang Sungmin sambil menopangkan dagunya diatas pucuk kepala sang istri. "Kapan acara ini selesai? Aku sudah tidak sabar ingin membawamu ke kamar."

"Sebentar lagi, bersabarlah. Kau berkata-kata seolah aku ini gadis perawan yang siap menyambut malam pertama bersama seorang perjaka sepertimu." Cibir Sungmin namun Kyuhyun merasa tidak terima dengan apa yang ia ucapkan.

"Yak! Apa salahnya? Aku sudah sering mendengar bahwa malam itu terasa berbeda dari yang lain. Kita akan buktikan setelah ini. Siap kan?" Bisik Kyuhyun ditelinga Sungmin dengan tangan yang tanpa istrinya sadari kita tengah berada tepat diatas butt miliknya.

"Tentu saja. U-uh. Jangan coba menggodaku. Kau tidak ingin kan aku telanjang disini sekarang juga?" Lenguh Sungmin saat lelaki itu mulai meremas butt miliknya dengan pelan namun penuh dengan penekanan. Terlebih tangan besar itu sudah akan menjalar kebagian tengah miliknya namun segera Sungmin tahan. Bahaya jika ada yang sadar dengan tingkah mereka. Tidak akan lucu kan jika tamu undangan disuguhnya tontonan tak senonoh gratis dengan mereka berdua sebagai pemain utamanya bukan?

"Baiklah! Aku akan berhenti untuk sekarang. Tapi jangan hentikan aku lagi setelah acara ini berakhir. Bagaimana, sayangku?"

"Arasseo."

Kyuhyun pun memberikan smirk andalannya. Tak sabar ingin membuktikan jika apa yang orang-orang katakan tentang 'Malam Pertama' itu benar adanya.

.

.

"Akhh…akhh…"

Desah Kyuhyun saat memberikan tumbukan kesekian kalinya kepada liang surga Sungmin. Salah satu tangannya kini tengah meremas dada Sungmin, sedangkan tangan satunya bertumpu pada lutut Sungmin yang terlipat.

"Akhh….Kyuhh…." Desah Sungmin saat merasakan jika miliknya dan Kyuhyun berkedut secara bersamaan.

"Aku akan segera…sampai…bersiaplah-… "

"Aaakkkkkhhhh!"

Ini adalah lenguhan panjang terakhir setelah 5 ronde mereka habiskan di malam pertama sebagai suami istri. Bahkan kini jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.

Kyuhyun sudah limbung di samping Sungmin setelah melepaskan miliknya. Nampak sang istri terengah-engah mengatur nafasnya dengan mata terpejam, sedangkan Kyuhyun hanya menyunggingkan senyum tipis sambil menarik tubuh telanjang Sungmin untuk merapat kepelukannya.

"Sudah ku katakan jika malam pertama akan terasa sangat berbeda bukan?" Bisik Kyuhyun sambil mengecup dahi Sungmin yang dibalas wanita itu dengan anggukan lemah.

"Kau benar. Kau sangat liar malam ini. Aku sampai kewalahan untuk mengimbanginya. Permainanmu malam ini yang terbaik." Puji Sungmin sambil mengucap pipi Kyuhyun dengan sayang.

"Aku harap little Cho akan segera tumbuh. Semoga Tuhan memberikan berkat-Nya untuk kita di malam yang special ini."

"Aku pun berharap juga."

'Aamiin.' Kata yang hanya bisa terdengar di dalam hati itu terucap bersamaan. Semoga Tuhan memberikan segera apa yang sepasang sejoli inginkan untuk melengkapi kebahagiaan mereka.

Kyuhyun kini menatap kembali wajah sang istri yang saat ini juga tengah memandang dalam diam kearahnya. "Apa kau lelah? Perlu kah kita lanjut lagi sayang?" Tanya Kyuhyun sambil menggesekkan hidung mancungnya kepada hidung mancung Sungmin, sedangkan wanita cantik itu menggeleng pertanda menolak permintaan Kyuhyun yang paling terakhir ia ucapkan.

"Masih ada hari esok dan seterusnya. Apa kau tidak lelah seharian ini kita hanya berdiri dan hanya sesekali duduk. Bahkan pergelangan kakiku terasa sangat pegal."

Baru kali ini Sungmin menunjukkan sisi manisnya dengan menunjukkan suara yang begitu imut dan menggemaskan. Kyuhyun sendiri pun tak menyangka jika istrinya yang sexy ini juga bisa bertingkah manis seperti barusan.

"Arasseo, arasseo. Kesehatan istriku adalah yang paling utama. Beristirahatlah."

Kyuhyun berujar sambil mengeratkan pelukannya sambil menyamankan agar sang istri bisa terlelap tidur didada hangat miliknya.

"Aku mencintaimu, istriku."

"Aku juga mencintaimu, suamiku."

.

.

.

"Selamat Nyonya Cho Sungmin. Usia kandungan anda sudah memasuki 16 minggu kehamilan."

Ucapan selamat sang Dokter di depan mereka ini terang saja membuat kedua pasangan dihadapannya ini terkejut sekaligus bahagia. 16 minggu kehamilan berarti adalah 4 bulan lamanya.

Jika dipikir, baru bulan kemarin mereka melangsungkan pernikahan. Apabila dipikir dengan seksama, Sungmin sudah mengandung selama 3 bulan ketika ia dan Kyuhyun memutuskan untuk menikah.

Pantas saja ia dan Kyuhyun mengalami peningkatan libido selama sebulan terakhir. Bahkan ia juga baru menyadari jika sebelumnya Kyuhyun lah yang bertingkah layaknya seperti seseorang yang tengah mengidam. Kadang lelaki itu mual, muntah bahkan selera makannya pun ikut berubah.

"Aku akan menjadi seorang ayah." Ucapan penuh arti itu terang saja membuat Sungmin tersentak. Ditolehkannya kepalanya kesamping dan dilihatnya kini Kyuhyun telah lebih dulu menatap haru kearahnya.

Wanita cantik itu balas tersenyum. Tanpa terasa air mata bahagia itu meluncur dengan sendirinya. Dengan sigap lelaki itu pun bangkit dan memeluk erat sang istri. Memberikan kecupan-kecupan manis di dahi, kedua mata, kedua pipi dan bibir ranum Sungmin sembari mengucap syukur akan kebahagiaan yang diberikan kepada mereka sampai detik ini.

"Terima kasih sayangku. Kau telah memberikan kepadaku hadiah terindah yang tiada bandingannya. Terima kasih sudah menjadikanku bukan hanya sebagai seorang suami untuk istrinya. Tapi juga seorang ayah untuk calon buah hatinya. Tak ada kata yang bisa kuucapkan selain terima kasih. Calon ibu untuk anakku. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, Cho Sungmin."

Bisik Kyuhyun lembut dan penuh haru sehingga membuat air mata Sungmin tak berhenti untuk mengalir. Dipeluknya sang suami dengan erat seolah-olah ikut menyalurkan rasa haru dan kebahagiaan untuk mereka berdua.

"Terima kasih juga sayangku. Terima kasih telah membuatku jatuh cinta setiap hari. Terima kasih telah menjadi suami yang baik dan juga selamat telah menjadi calon ayah untuk anak kita. Aku juga sangat mencintaimu. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kita berdua."

.

.

.

"Mungkin ketidaksempurnaan kita yang membuat kita sempurna satu sama lain." –Kyuhyun

"Kamu mungkin memegang tanganku untuk sementara waktu, tapi kamu memegang hatiku untuk selamanya." –Sungmin

.

.

.

THE END

.

.

.

Chapter 13 (Ending) is END!

Halo halo. Salam untuk semuanya. Jika dilihat dari tanggal last update yaitu 18-04-2018 , berarti jika dihitung dari hari ini maka sudah 2 tahun lebih lamanya ff ini saya biarkan percuma.

Hanya ucapan maaf yang bisa aku ucapkan, karena memberikan alasan lain pun sepertinya sudah tidak diperlukan.

Pada akhirnya aku membawa ff ini pada akhir cerita. Apa kalian puas dengan Endingnya? Semoga saja iya xD

Maaf jika selama ini aku telah mengecewakan reader semua karena terlalu lama mengulur ending chapter. 2 tahun itu bukan waktu yang sebentar, tapi sangat singkat bagiku yang seorang mahasiswa semester akhir. Dan bersyukur sekarang aku sudah lulus dengan hasil yang memuaskan, Yeay!

Terima kasih untuk semua reader yang telah setia memberikan review, mem-follow dan mengklik favorit untuk ff ku yang masih penuh akan kekurangan ini.

Sebagai author, aku hanya ingin mengucapkan maaf apabila selama ini author memiliki salah kata untuk reader semuanya.

Semoga kita bisa berteman di real life ya, kalian bisa contact aku :

Wa: 0822-5265-2902

Atau juga bisa follow ig ku : naeganugyu_

Salam cinta dan salam hangat untuk kalian semua, semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan.

Regard,

Mheishiee Taeminnie

.

.

Big Thanks To my Lovely Readers :

Danabeth, Orange Girls, Michiko Haruna, Dimas, asihjoyers, lee hye byung, ovallea, Guest(1), Park RinHyun-Uchiha, ikakyuminss, she3nn0, Deasy674, Han Hee Ra, Frostbee, yesi1106, Guest(2), LiuLee, eunhaeindri137, Anissajoyers, Kyumin, Silent readers and more.