Chapter Title: The Only Exception Is You

Cast(s): Huang Zitao, Wu Yifan

Pairing(s): Tao/Kris ( TaoRis / Kristao )

Rated: PG-13

Warning: Yaoi,

Genre: Romance, Drama, Angst/Comfort


WARNING: So much fluff of TaoXing in this chapter, because you know, Im a sucker for TaoxAll. Kalau pada kurang suka dengan interaksi Tao dan Yixing mungkin bisa skip skip aja bacanya. Lol. :3


Yixing bukanlah orang yang rumit. Hanya saja, pekerjaannya menuntutnya untuk menguraikan begitu banyak hal-hal yang sangat rumit. Yaitu, jadwal pemotretan dan interview seorang Huang Zitao. Ya. Sebagai seorang rookies yang diinginkan oleh hampir semua media dan unit, Zitao memiliki jadwal yang begitu padat dan rumit. Tapi Yixing sanggup menguraikannya dan membuatnya menjadi lebih ringkas. Ia memang cenderung memilih mengerjakan semua hal dengan cara yang cepat dan praktis. Karena itulah Ia percaya diri Ia adalah orang yang terbaik untuk melakukan hal ini.

Terlebih Ia telah bersama dengan Zitao selama hampir seumur hidupnya. Ia mengenal Zitao luar dan dalam. Ia tahu cara mengatasi Zitao ketika sifat moody-nya kambuh, dan tahu cara menenangkan Zitao ketika insecurenya muncul. Ia juga tahu cara menjaga hati bocah kesayangannya itu agar tidak patah hati hingga sekarang.

Yixing menghela nafas panjang. Matanya mengikuti gerak gerik Tao yang sedang berbicara dengan Yifan sebelum pemotretan. Yixing tahu langkah jeniusnya kali inipun akan membuat Zitao bahagia. Tapi kini, dia sedikit menyesal dengan langkah jenius terakhirnya. Karena sekarang Tao akan semakin berharap dengan Yifan.

"Tao! Kris! Ayo berkumpul! Kita akan segera mulai!" Jongin berteriak dari area pemotretan.

Yixing melihat ke arah model kesayangannya itu dan kembali menghela nafas panjang.

Ya, sudahlah. Apapun yang terjadi Ia akan ada di sisi Tao. Semoga bocah itu tidak akan terluka terlalu dalam, batin Yixing sambil melangkah mendekati area pemotretan.

Manajer memang harus selalu berada di dekat modelnya. Ada beberapa orang yang harus berada dekat dengan set pemotretan ketika pemotretan sedang berlangsung. Model, fotografer, kru bawaan fotografer, direktur gaya, make up artist, stylist, pemilik agency—biasanya ketika model tersebut baru pertama kali melakukan pemotretan—dan manajer para model. Namun, karena ini bukan pemotretan pertama Tao, pemilik agency-nya memang tidak berada di sana.

Biasanya, sebagai manajer yang baik, fungsi Yixing ada di sana adalah untuk mengawasi kinerja Tao dan memastikan pemotretan berjalan tepat waktu untuk mengejar jadwal setelahnya. Tapi kali ini, Yixing menatap set pemotretan dengan intens untuk menangkap gerak gerik Tao yang lain dari pada biasanya.

Untunglah, model kesayangannya itu ternyata bisa bersikap profesional. Yixing sedikit lega melihatnya. Mereka menyelesaikan sesi pemotretan dengan sangat baik.

Setelah sedikit review singkat, Yixing segera menarik Zitao dan membungkuk kepada semua orang di ruangan untuk berpamitan karena mereka harus segera mengejar jadwal yang berikutnya.

Di mobil, beberapa kali Yixing menoleh ke arah Zitao untuk melihat apa yang dilakukannya. Tapi model muda itu terlihat biasa-biasa saja. Ini justru membuat Yixing merasa janggal. Yixing menggelengkan kepalanya pelan. Semua memang berakhir dengan simple. Tapi Yixing merasa semua kerumitan, justru baru akan dimulai sekarang.

Dan Yixing benar. Ia benci dirinya.

Setengah jalan mereka menuju ke jadwal selanjutnya, Zitao memecah keheningan di antara mereka.

"Ge, Yifan-ge mengajakku berkencan." Ujar Zitao dengan nada sedikit bersemangat, sambil melihat ke luar jendela mobil.

Yixing pun menolehkan wajahnya ke belakang, mengamati wajah Zitao, dan ketika dilihatnya bahwa Zitao tidak berbohon, Ia mengeluarkan erangan tertahan. Ia sangat benci dirinya, terutama karena dia selalu benar. Kenapa dia selalu benar di saat seperti ini.

Yifan, good. Zitao, pemotretan dengan Yifan, good. Yifan, mengajak Zitao kencan, not good. At all!

Yixing membalikkan badannya kembali menghadap ke depan dan menggenggam karet kemudi mobil dengan genggaman yang kuat lalu menatap Zitao lewat spion tengah.

"B-benarkah begitu? *gulp* Apa katanya?" Tanya Yixing ragu-ragu. Ia bertanya sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak Ia sukai di kepalanya.

"Katanya, aku lucu. Dan manis. Dan ..." Zitao terhenti.

Yixing semakin tegang. "Dan...?"

"Dan,... Ia berkata kami berdua harus jalan kapan-kapan." Tuntas Zitao polos. Matanya terfokus ke satu titik di dekat kakinya, dan ada rona merah di pipinya. Yixing mengerang dalam hati. Bocah ini sudah berharap terlalu jauh.

"I-itu saja?" Yixing bertanya lagi.

Zitao memiringkan kepalanya menatap Yixing heran, lalu memberi jawaban dengan menganggukan kepalanya.

Saat melihat anggukan itu, diam-diam di dalam hatinya, Yixing menghela nafas lega sebesar-besarnya. Ia pun memasang wajah netralnya yang terbaik lalu berkata, "Zitao, sayang, itu bukan mengajak. Tapi anjuran. Jangan terlalu berharap orang seperti Yifan akan datang ke rumahmu besok dan menagih janjinya untuk jalan-jalan berdua."

Yixing memberi model kesayangannya itu senyuman terbaiknya. Tapi sang model justru malah melihat ke arah Yixing dengan ekspresi yang tidak terbaca, dan memalingkan wajahnya melihat ke luar jendela lagi. Yixing dapat melihat perubahan ekspresi di wajah modelnya itu. Zitao sedih, dan kali ini, Yixing penyebabnya.

Dasar bodoh, sekarang malah Ia membuat bocah itu bersedih, Yixing mengumpat dalam hatinya.

Sesampainya di jadwal selanjutnya, Zitao membuka pintu van lalu keluar tanpa suara. Ia pun menyelesaikan jadwalnya hari itu tanpa banyak berkata-kata. Dan ini bukan ketenangan yang Yixing inginkan. Beberapa kali Ia ingin mengajak modelnya berbicara di tempat tapi Zitao selalu berhasil menghindar sebelum omongan beralih jauh dari urusan pekerjaan. Hari itu Zitao benar-benar sukses mengasingkan, dan membuat Yixing frustasi.

Yixing membanting tasnya ke sofa ketika mereka sampai di rumah karena Zitao langsung berjalan masuk ke kamarnya dan sama sekali tidak melihatnya sedikitpun.

Ia pun menghempaskan dirinya di tempat duduk dan mengerang frustasi, menyenderkan kepalanya ke senderan sofa dan menutup mukanya menggunakan dua tangan. Hari ini seharusnya jadi hari yang baik buatnya dan Zitao. Seharusnya setelah Zitao akhirnya bisa berfoto dengan Yifan, Ia berniat mengajak model kesayangannya itu makan di restoran berkelas sebagai penghargaan karena Zitao telah melakukan tugasnya hari ini dengan baik.

Tapi hanya karena satu kalimat. Satu kalimat saja. Zitao tiba-tiba bersikap aneh dan menutup dirinya pada Yixing. Sekarang Yixing benar-benar bingung apa yang membuat bocah itu melakukan hal ini.

Yixing benar-benar benci hal yang rumit dan tidak sesuai dengan rencananya. Ia selalu semua hal yang berjalan dengan rapih dan simple. Bukan hal memusingkan seperti ini. Ia hanya bisa berharap besok, model kesayangannya itu sudah mau berbicara lagi padanya.

++K++R++I++S++T++A++O++K++R++I++S++T++A++O++

Yixing tidak tahu kapan Ia tertidur. Yang jelas ketika Ia bangun, Ia merasa ada sesuatu di atas pangkuannya. Ia membuka matanya dengan kaget, lalu agak rileks kembali setelah melihat ternyata itu hanya Zitao. Bocah yang sebenarnya lebih tinggi darinya itu, tidur di pangkuannya dengan kaki terlipat ke luar di masing-masing sisi paha Yixing dengan manis dan menyenderkan kepalanya manja di bawah ceruk leher Yixing.

Berusaha tidak membangunkan sang model, Yixing bergerak perlahan. Namun, Zitao memang sangat sensitif ketika tidur sehingga ketika Yixing berusaha untuk menggesernya ke sofa, Ia terbangun dengan mata sayu dan menguap.

Lucunya, pikir Yixing.

"Sudah bangun?"

Zitao mengangguk.

"May I know why you sleep on my lap?"

Zitao mengangguk lagi.

Makhluk di pangkuannya ini begitu lucu, Yixing hampir melupakan bagaimana si model menjauhinya sepanjang sore.

"Tapi sebelumnya, bisa beritahu aku kenapa kau menghindariku sepanjang sore di pemotretan ke tiga?"

Zitao tertunduk. Lalu melihat Yixing takut-takut kemudian mengangguk pelan.

"Jadi?"

"A-aku tidak mau gege marah."

Yixing mengerutkan alisnya. "Marah?"

Zitao mengangguk lagi. "Gege selalu mengingatkan aku untuk tidak berharap. T-tapi..."

"Tapi,...?"

"Tapi aku rasa, pemotretan kemarin justru membuatku jatuh cinta pada Yifan lebih jauh."

Sampai di titik ini, Yixing tidak berani berkomentar apa-apa. Ia membiarkan Zitao bercerita.

"Aku tahu seharusnya aku tidak berharap. Dan aku benar-benar bimbang terutama setelah gege berkata seperti itu kemarin. Aku sangat berharap, dan aku sangat menyukainya. Tapi aku tidak mau berharap karena aku tahu aku pasti akan kecewa. Dan aku akan membuat gege sedih karena aku tidak mendengarkan omonganmu. Aku bingung harus berbuat apa. Aku tidak siap kalau gege bilang aku harus melupakannya. Karena aku sangat sayang Yixing-ge, kalau gege benar-benar menyuruhku melupakannya, aku pasti akan dengan sekuat tenaga melupakannya, tapi aku juga yakin pasti tidak bisa melakukannya walau bagaimanapun berusahanya. Aku ingin bilang kalau aku benar-benar menyukainya, tapi aku tidak mau gege memikirkan ini untukku. Aku tidak mau gege..." Zitao terhenti dari ocehannya ketika Yixing mendekatkan wajahnya kepada Zitao mengecup bibir Zitao lembut.

Zitao membelalakkan matanya dan seluruh tubuhnya menjadi kaku.

Ketika Yixing melepaskan ciuman dan menarik tubuhnya sedikit menjauh, Ia menatap mata Yixing dengan kaget.

"A-apa yang gege lakukan?" tanyanya polos sekalipun Ia tahu dengan pasti apa yang barusan terjadi.

"Menciummu." Yixing menjawab dengan jawaban yang, menurut Zitao, kelewat tenang.

Pria yang sedikit lebih tua dari Zitao itupun tersenyum dan bertanya, "Kau tidak menyukainya? Apa kau membenci gege sekarang?"

Zitao terdiam mendengar pertanyaan Yixing. Karena yang mengejutkan, Zitao sama sekali tidak marah atau jijik. Ia lebih merasa kaget tapi Ia tidak membencinya. Ciuman dari Yixing sangat lembut. Sambil mengingat sentuhan bibir Yixing, Zitao tersipu dan menggelengkan kepalanya.

Ia menyenderkan kepalanya lagi di dada lebar Yixing, lalu bergumam, "Kenapa gege menciumku? Apa gege menyukaiku?"

Yixing tertawa mendengar pertanyaan yang polos itu.

"Gege menyukai Zitao. Sangat menyukai Zitao. Tapi bukan suka yang seperti itu. Barusan aku mencium adik laki-lakiku."

Zitao cemberut.

"Kenapa cemberut?"

"Tidak apa-apa. Jadi kenapa mencium?" Tanya Zitao lagi.

"Apa Zitao menyukaiku?" Yixing balik bertanya.

"Iya, suka!"

"Kalau Yifan?"

"Suka! Suka bangeett!" teriak bocah yang lebih muda itu, dengan nada yang kekanak-kanakan.

"Umurmu sekarang berapa, Tao?"

"19 tahun."

"Apa kamu sudah besar?"

Zitao mengangguk dengan semangat.

Yixing pun tersenyum dan membelai rambut model kesayangannya dengan penuh sayang.

"Gege minta maaf kalau kata-kataku kemarin membuatmu resah. Semua itu gege katakan agar Tao tidak berharap terlalu jauh. Tapi Tao harus tahu, bahwa gege sepenuhnya mengerti kalau perasaan itu tidak bisa dikendalikan oleh akal sehat kita. Mungkin, gege juga sedikit terobsesi untuk melindungi senyumanmu sehingga tanpa sadar gege malah jadi orang jahat yang mengambil senyumanmu sore ini. Maafkan gege ya, Tao?" Yixing melingkarkan kedua tangannya ke belakang pinggang Zitao.

Zitao menggeleng dan menatap mata Yixing. "Gege enggak salah. Gege enggak jahat. Tao hanya benar-benar pusing dengan perasaan Tao sendiri. Gege, jangan suruh Tao buat memilih. Tao benar benar menyukai Yifan-err,..Kris-gege. Aku tahu mungkin aku akan sakit hati ke depannya karena berani untuk berharap lebih jauh dari yang selama ini hanya aku impikan. Tapi Tao mau gege melihat saja. Karena diwaktu Tao benar-benar terluka nanti, Tao butuh gege—yang baik dan sayang sama Tao—untuk menemani Tao nanti. Mungkin kita bisa nonton DVD bareng, dan aku bisa nangis keras-keras di pangkuan gege seperti ini, boleh?" Zitao menanyakan pertanyaan terakhirnya dengan memiringkan kepalanya menatap lebih dalam lagi, ke mata Yixing.

Yixing terkekeh. "Boleh. Tapi Taotao harus janji sama gege untuk tetap berhati-hati. Oke?"

Tanpa menunggu jawaban sang model, Yixing lalu bergerak mendekati wajah Zitao dan mengecup pinggiran bibir imut model muda itu. Sang model masih sedikit terkejut dengan kontak mesra dari manajernya yang tidak biasa, tapi kemudian ia mengangguk dan tertawa kecil sambil berusaha menyembunyikan pipi merahnya di bahu Yixing yang hanya bisa tertawa gemas melihat kelakuan modelnya itu.

Sembari masih bersender manja di bahu Yixing, Zitao memelintir ujung kerah Yixing.

"Gege,..."

"Hm?"

"Menurut gege dia benar-benar akan mengajakku berkencan tidak?" Gumamnya di atas kain sweater bahu Yixing.

Yixing menghela nafasnya lesu. "Sejujurnya, aku berpikir dia bisa saja muncul di depan rumah kita besok pagi. Tapi, tidak pernah ada jaminan kalau dia akan benar-benar menyukaimu hanya dengan tindakan seperti itu. Karena Ia juga melakukan hal itu, ke semua wanita yang dikencani untuk kemudian dicampakannya." Ia menjawab dengan sedih.

Zitao menggenggam kain di area lengan Yixing sedikit erat.

"Sekalipun aku tahu aku akan dicampakkan, sekalipun tahu aku akan sakit hati,... Tapi aku tetap ingin berkencan dengannya, aku ingin tahu dirinya dari dekat. Aku bodoh ya, ge?"

Yixing tersenyum lalu menggeleng.

"Kau tidak bodoh, baby. Itu artinya perasaanmu tulus. Sudah, ini sudah benar-benar malam. Istirahatlah. Atau kau mau kita tidur seperti ini?" Yixing memberi Zitao cengiran nakal yang di luar karakternya. Zitao mengernyitkan alisnya. Beberapa detik kemudian Ia menyadari posisi mereka masih sama seperti tadi. Tadi memang tidak apa-apa karena Zitao benar-benar sangat bingung sekali. Tapi sekarang setelah suasana hatinya lebih tenang, terlebih lagi mengingat bagaimana Yixing mencium bibirnya, Zitao merasa lebih sadar dengan situasi ini. Ia pun melompat berdiri dari pangkuan Yixing.

"A-aku... Engh... T-tao... umh... Aku pergi tidur dulu ya, g-gege! Bye!" Lalu tanpa menunggu jawaban, Ia pun segera berlari ke kamarnya. Sambil melakukan usaha yang sia-sia untuk menyembunyikan kulit sawo matangnya yang berubah menjadi kemerahan karena malu.

Yixing melihat seluruh adegan itu dan tertawa tergelak sambil menggelengkan kepalanya. Yixing memang membenci hal yang rumit. Zitao adalah anak yang rumit. But Zitao, is the only exception.

.

.

.


Author's Note: ENG ING ENGGG! Cie cieee Tao! The only exception. Deuhhh matilah gue ketahuan banget ya I worship the baby panda. LOL. Ama semua kudu banget di princess-in. LOL. BOMAT BOMAT BOMAT!

Btw, pada nonton konser Tao? KEREN! HUHU! KEJAM! LELAH HATI HAYATI STANNING MAKHLUK BEGITU YA TUHAAN! :'(((

Okay, kalau dari bahasa, sepertinya masih kaku ya guys. Ya, sabar-sabar aja ya ama daku. Semoga semakin ke depan semakin improve lagi. Butuh Rate and Reviewnya juga mungkin ya kalau boleh! Pfft, review story boleh, nge-beta-in juga boleh. *sobs* Mungkin kalau mau ngasi masukan mengenai penggunaan kata-kata bisa langsung di bagian Review atau di Message ya. Apapun itu bantuannya akan sangatttt dihargai. :')

Maaf kalau memakan waktu lama, tadinya kemarin sudah mau post, tapi ternyata karena satu dan lain hal jadi terlambat. Anggap saja ini hadiah di Hari Kenaikan Yesus. :"

Semoga suka dengan update-annya!