Yuuma-nanny

Chapter 4

Disclamer: Ansatsu Kyoushitsu milik Yuusei Matsui, dan cerita absurd ini milik saya~

Cast: Asano Gakushuu, Asano Gakuhou, Akabane Karma, Isogai Yuuma.

Sibling!Gakushuu & Karma.

Warning: aneh, ooc, ooc, ooc, ooc, bahasa non baku, tidak sesuai EYD, lebay, miss typo, dll.

NB: keterangan umur.

Gakuhou: 32 tahun

Yuuma: 20 tahun

Gakushuu: 7 tahun

Karma: 5 tahun

Tertarik? Silahkan review :D

Tidak Tertarik? Silahkan klik tombol 'Back'

Tertarik, tapi gak mau review? Silahkan 'Fav' XD

Tidak tertarik tapi mau review ? Ampun jangan Flame DX

Reader and Silent Reader, welcome :D

Enjoy Reading Minna :D

.

.

.

.

.

.

"Yuuma! Ayo Yuuma cepaat!" tangan mungil bocah atraktif menarik tangan kirinya.

"Iya, iya. Jangan ditarik-tarik Karma."

"Dedek Karma!" si kepala merah dan raven menoleh kompak pada kepala oren kecil.

"Chuu!" Karma berlari penuh semangat kearah sang kakak.

Yuuma menghela nafas melihat adegan selanjutnya. Si Asano paling bontot ditarik-tarik sang kakak untuk dimasukkan kedalam troli.

"Papa! Masukin Karma kesini!" rengek Gakushuu."Biar dedek nggak kecapekan."

Sang ayah melirik putra bungsunya."Karma-kun mau naik ini?" si kepala merah mengangguk semangat.

Gakuhou menghela nafas."Ingat Shuu-kun, jaga adikmu."

"Iya Papa."

.

.

.

Karma duduk manis di dalam troli kecil, sang kakak mendorong dibelakang. Untuk saat ini dua setan kecil itu tenang dan akur, Yuuma jadi adem. Biasanya kalau ke supermarket pasti ada ada saja tingkah dua setan kecil itu.

"Shuu, Karu harus makan brokoli ya. Lihat brokolinya terlihat sangat enak!" Yuuma memamerkan dua tangkup brokoli hijau segar.

"Tidak enaak!"

Yuuma menghela nafas, dia tetap memasukkan brokoli kedalam troli miliknya.

"Yuuma, Karma nggak mau brokoli!"

"Iya, aku juga tidak suka brokoli, nanti brokolinya bisa tumbuh didalam perut!" Gakushuu menimpali ucapan adiknya.

"Eh? Siapa yang bilang seperti itu?"

Kedua bocah itu saling berpandangan, lalu mengangguk."Papa yang bilang!" jawab mereka kompak.

Yuuma melirik duda ganteng yang lagi senyum ganteng diantara rak jeruk dan apel."Gakuhou-san anda tidak boleh mengatakan hal itu." Desah Yuuma jengkel, dengan suara pelan.

"Yuuma mau stlobeli buat cake!" si bungsu menunjuk-nunjuk kearah pak-pak kecil buah merah berbintik itu. Si pengasuh sedikit banyak bersyukur karena Karma Cuma bisa nunjuk nggak lari-larian kesana kemari. Ingatkan dia untuk membeli satu bungkus snack bonus untuk Gakushuu.

"Karu mau cake?"

Si kepala merah mengangguk semangat."Cake stlobeli tingkat 3!" bilangnya tiga tapi jarinya lima, mungkin Karma lupa.

"Aku juga mau," celetuk Gakushuu."Tapi pake buah berry."

"Shuu, mau berry!"

"Nggak boleh, ini buat kue." Gakushuu nggak jadi menaruh kotak-kotak berrynya di troli yang ditumpangi Karma."Yuuma titip," si pengasuh hanya mengangguk kecil.

"Kalian mau sayur apalagi?" Tanya Yuuma, kedua kakak beradik itu Cuma menggeleng. Yah seharusnya dia tau, kedua setan kecil kepunyaan Yang Mulia Gakuhou ini tidak ada yang suka sayur. Tapi tenang Yuuma selalu berinovasi agar kebutuhan majikan kecilnya selalu terpenuhi.

"Bagaimana dengan paprika? Atau pak choi? Sawi, wortel, kol ungu, bit, lobak." Dan semua sayur itu masuk kedalam troli."Hampir lupa, ubi~" si pucuk berbinar, uuh~ ubi-ubi ini terlihat berkelas.

"Iyada!" sahut Karma dan Gakushuu kompak.

"Ok, ayo kita pindah tempat." Setelah mengecek keperluan buah dan sayur yang dirasa cukup mereka pindah ke bagian ikan, daging dan telur.

"Yuuma! Itu apa?" Karma menunjuk antusias pada ikan besar yang ada di akuarium.

"Itu ikan dedek Karma." Jawab Gakushuu.

"Woooh Ikan! Tako-sensei mau ikan!"

"Itu ikan buat dimakan Karma." Yuuma facepalm, dan kembali memasukkan satu pack telur ke dalam troli.

Mendadak Karma berhenti berceloteh. Mata mercurynya menatap lekat pada mahkluk berkaki delapan diantara serutan es berhias lemon.

"Ta..tako-sensei."mata bulat itu mulai berkaca-kaca.

Gakushuu melihat kearah sang adik."Yuuma, Karma mau nangis lagi~"

Si raven yang asyik milih daging menepuk jidatnya, tersadar akan sesuatu.

"Shuu, kan sudah aku bilang jangan ajak Karu kesini." Setelah memilih dan memilah beberapa daging, Yuuma bergegas menghampiri keduanya.

Karma mencicit kecil tentang mama papa Tako-sensei, atau pelukan hangat untuk Tako-sensei. Bibir kecilnya mengerucut lucu, disaat biasa Yuuma mungkin akan gemas.

"Karu," Yuuma berjongkok dan menengadah."Yuuma dengar ada pahlawan super yang bersembunyi didalam kotak sereal~"

Mata mercury itu berbinar meski sedikit basah, Yuuma menyeringai kecil. Huuft untung dia sering menemani si kecil Karma menonton acara favoritnya."Apa mobilnya juga di kotak sereal?" Yuuma mengangguk, senyum persuasinya belum hilang.

"Shuu dengal kan? Ayo kesana!" sang kakak menghela nafas.

.

.

.

Akhirnya sesi belanja mingguan selesai sudah. Bisa dibilang tak terlalu heboh karena Karma Cuma anteng di troli. Nggak kayak biasanya lari-lari, minta gendong papanya, ngrusuhin mbak-mbak SPG, mau nyicip semua sampel yang ada di display. Untung bocahnya unyu, terus papanya ganteng, terus kakaknya cool, udah semuanya maklum, eh.

"Tak biasanya belanja kalian cepat." Ujar Gakuhou sambil menyetir.

Yuuma tertawa canggung."Ntahlah Gakuhou-san." Sambil membenarkan letak duduk Gakushuu. Ah, sepertinya sang kakak kelelahan sampai ketiduran di mobil. Biasanya Karma juga tidur di mobil tapi mainan barunya lebih asyik.

.

.

.

Gakushuu masih tertidur lelap bahkan saat sudah sampai di rumah. Karma juga ikut tertidur ditengah perjalanan. Dan berakhir dengan Yuuma menggendong Karma dan Gakuhou menggendong Gakushuu. Gakuhou rasa ini momen yang paling indah. Sayang dia hanya sekali menikmati moment ini dengan mendiang sang istri sebelum jatuh sakit.

"Yuuma."

"Ya, Gakuhou-san?" Yuuma menoleh sebentar sebelum membenarkan letak bantal Karma.

"Aku ingin membicarakan sesuatu, setelah kau selesai mengurusi mereka berdua. Datanglah ke ruang bacaku, oh jangan lupa the earl grey."

"Baik, segera Gakuhou-san." Gakuhou mengangguk kecil sebelum pergi.

.

.

.

Tok tok tok

"Permisi, Gakuhou-san."

"Masuklah Yuuma."

Sang babysitter merangkap PRT berjalan pelan menuju tempat duduk sang majikan. Kenapa auranya berat sekali? Apa Yuuma akan dipecat? Tapi kenapa? Seingatnya dia tidak melakukan hal buruk, sehingga menciderai kepercayaan tuannya ini. Anak-anaknya pun lengket pada Yuuma terutama Gakushuu, yang jutek-jutek minta diperhatiin.

Setelah mendaratkan cangkir dan snack kecil dengan selamat diatas meja mungil disamping sofa single yang kini diduduki oleh Gakuhou, Yuuma menghela nafas kecil. Untung tangannya tidak bergetar gara-gara pikirannya yang macam-macam. Si raven menunduk.

"Duduklah Yuuma, buatlah dirimu nyaman."

"Baik, Gakuhou-san." Yuuma mendudukkan pantatnya di sofa panjang yang berhadapan dengan pemilik rumah.

"Sebenarnya aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Kau tidak keberatan mendengarkannya bukan?"

Yuuma reflek menggelengkan kepalanya.

Tersenyum kecil."Bagaimana menurutmu jika aku mulai terang-terangan mendekati orang yang aku kagumi?"

O-oh, jadi ini sesi curhat? Yuuma cengo. Tapi dia harus professional karena dia sudah menyetujuinya tadi.

"Eum, sebelumnya saya merasa tak pantas untuk memberi saran Gakuhou-san mengingat saya belum pernah mengalaminya." Yuuma menunduk kecil, tuh kan dia jadi malu sendiri. Yuuma mah sejak masa pubertas hingga sekarang boro-boro mikir cinta. Dia hanya menaruh keluarganya pada skala prioritas utama. Jika dia memiliki kekasih maka waktu kerjanya pasti juga akan dibagi untuk jalan-jalan dengan kekasihnya. Dan itu terhitung pemborosan.

Tanpa Yuuma sadari Gakuhou tersenyum penuh makna."Katakan pendapatmu secara rasional saja, Yuuma. Aku tak perlu pendapat pakar cinta."

Si raven mendongak, sedikit menggaruk pipinya yang tak gatal."Kalau menurut saya, mungkin dekati orang itu dengan pelan Gakuhou-san, agar orang itu tidak kaget mungkin." Jawabnya ragu.

"Baiklah jika itu menurutmu."

E-eh?

"Ada hal lain lagi yang membuatku bimbang sebenarnya."

"Apa itu Gakuhou-san?"

Gakuhou menarik cangkir tehnya dan menyesap minuman hangat beraroma khas itu. Bermaksud memberi jeda klasikal."Bagaimana caraku menjelaskan pada anak-anak jika aku ingin menikahi seorang lelaki."

Ohok!

Yuuma tak tahu harus merespon bagaimana.

"Jangan berpikiran macam-macam Yuuma. Aku bukan seorang pecinta sesama jenis. Aku yakin hanya merasakannya pada sosok itu seorang."

Si raven membuang nafas lega.

"Dan juga aku menghormati mendiang istriku. Karena hanya dia satu-satunya wanita untukku dan tak ada wanita lain. Jadi menurutku mencari pendamping hidup laki-laki bukan masalah, bagaimana menurutmu Yuuma?"

Boleh Yuuma nangis? Dia antara terharu dan pengen nabok majikannya. Kesetiaan pada sang istri patut diapresiasi, tapi seksualitasnya jadi belok perlu dibenahi.

"Saya tidak bisa memberi saran apa-apa Gakuhou-san. Hanya saja jika hal tersebut dapat mengurangi rasa kesepian anda, saya rasa tidak ada salahnya."

"Aku suka jawabanmu."

Yuuma tersenyum malu.

"Tapi bagaimana cara menjelaskannya pada Gakushuu dan Karma?"

"Seiring berjalannya waktu atau intensitas kedekatan calon anda dengan anak-anak dapat berpengaruh Gakuhou-san."

Gakuhou mengangguk. Yuuma jadi penasaran siapa orangnya. Perasaan selama dia bekerja disini, tuannya ini tidak pernah membawa orang atau pemuda untuk singgah kemari.

"Baiklah, istirahatlah."

.

.

.

.

.

.

Setelah kejadian mistis yang dialami oleh Yuuma, membuat si babysitter makin sayang dengan anak asuhnya. Ingat dengan anak asuhnya, bukan dengan bapaknya, catat itu. Yuuma masih terlalu muda untuk memikirkan kebahagiaan si duda muda. Lagipula usia mereka terpaut lebih dari sepuluh tahun. Yuuma belum siap mental mengurus anak, belum siap mengurus suami aaaa dia belum siap melayani si duda ganteng berkantong tebal.

Ya Tuhan! Kenapa pikirannya melayang jauh. Lagipula Gakuhou sepertinya sudah mendapat calon yang ia harapkan. Mungkin sebentar lagi Yuuma akan didepak dari rumah ini. Dan tidak bisa mengurus dua setan kecil. Mata Yuuma terasa panas, apa yang kau pikirkan Yuuma?!

Ok fokus Yuuma. Hari ini dia harus menyiapkan banyak hal. Karena Karma dan Gakushuu minta dibuatkan cake special tingkat tiga. Katanya sih untuk merayakan setengah tahun Yuuma jadi babysitter mereka. Tapi kok yang repot malah Yuuma, dasar.

Siapkan bahan-bahan dan mulai memasak.

"Yuuma! Yuuma!" si kecil Karma berlari memasuki dapur setelah berganti pakaian.

"Hm?"

"Apa cakenya sudah jadi?"

"Belum Karma, aku baru saja mau membuatnya."

"Karma mau bantu!"

"Baiklah." Yuuma tersenyum manis.

.

.

.

"Tadaima." Suara kecil yang terdengar lelah. Ah pasti itu Gakushuu.

"Okaeri Shuu!" Karma yang kala itu sedang menonton TV melesat ke depan. Yuuma mengikutinya dari belakang.

"Hiro-nii!"

"Yo Karma, kau sudah tidak cadel lagi sekarang~"

Eh suara siapa itu?

"Ojamashimasu~ mana pengasuhmu?"

"Yuuma!"

"Hai, aku datang Karma."

Yuuma berhadapan dengan pemuda yang kira-kira satu umur dengannya. Berambut jingga terang dengan aksen jingga gelap dibagian depan, tak lupa poni belah tengah.

"Kau pasti pengasuh Gakushuu dan Karma. Perkenalkan aku Maehara Hiroto." Maehara tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya.

"Isogai Yuuma, salam kenal Maehara-san."

"Jangan beri aku aksen "san" aku tidak jauh lebih tua darimu, Maehara saja, ok?"

Si raven mengangguk dan tersenyum kikuk.

"Yuuma aku lelah." Gakushuu menatapnya dengan mata sayu.

Sang babysitter tersenyum maklum."Kau boleh tidur siang setelah mencuci kaki dan tanganmu, Gakushuu. Ayo aku antar."

"Biarkan aku saja Isogai, kau temani saja Karma."

Yuuma sedikit kaget saat tiba-tiba Gakushuu sudah berada digendongan orang yang bernama Maehara Hiroto tersebut. Dalam hati kecilnya Yuuma merasa sedikit kesal, jarang-jarangkan Gakushuu menjadi manja didepannya.

"Karma, tidur siang juga ya." Pinta Yuuma pada Karma.

"Oke!"

Siapa sebenarnya Maehara Hiroto ini? Jangan-jangan dia seperti ibu dari Karma dan Gakushuu kemarin? Mendadak bulu roma Yuuma berdiri. Tidak-tidak, jangan pikirkan itu lagi. Atau jangan-jangan dia orang yang dibicarakan Gakuhou pada sore itu di ruang baca?

Orang yang menjadi calon Gakuhou, pemuda yang akan mendampingi Gakuhou. Ke-kenapa dadanya sesak.

.

.

.

To Be Continue

Narin: Haaaiii saya update, dan makin kesini makin gaje, maafkan saya. Dan perkenalkan mantan asisten saya yg balik lagi jadi asisten saya B!

B: salam kenal, semoga Bakauthor tidak merusuh di FAKI. Terima kasih bagi yg sudah mensupport bakauthor. Semoga FF yg ini bisa kelar.

Narin: Yosh! Saya ucapkan terima kasih bagi yg sudah mereview yg tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Review lagi yaaa~ see ya next chapter~

Sign,

Narin & B